You are on page 1of 14

Thermal Conductivity

Anindya Aulia Pratiwi 1006704474

Departemen Metalurgi dan Material Fakultas Teknik Universitas Indonesia

Thermal Conductivity - Thermal Diffusivity Chart


Konduktifitas Panas ()
Sifat material yang mengatur aliran panas yang melalui material pada saat kondisi setimbang (J/mK)

Difusifitas Panas (a)


Sifat material yang mengatur aliran panas yang bersifat sementara (m2/s)

=
Keterangan: densitas (kg/m3) Cp : panas spesifik (J/kg K) : volumetris panas spesifik 3 106 /3

(1)

Thermal Conductivity - Thermal Diffusivity Chart

Thermal Conductivity - Thermal Diffusivity Chart


Material solid Cp dan Cv diasumsikan memiliki nilai yang sama

= 3 x 106 a

(2)

Terdapat material yang memiliki volumetris panas spesifik yang lebih rendah dari rata-rata. Sehingga terlihat adanya penyimpangan pada grafik. Contoh: intan. Material solid yang memiliki porositas seperti foam, batu api dan kayu yang berdensitas rendah juga menunjukkan adanya penyimpangan. Densitas rendah Material mengandung atom yang lebih sedikit dalam satu satuan volume dan volume struktur ( ) rata-ratanya rendah Walaupun konduktifitas rendah, difusifitas panasnya tidak terlalu rendah (tdk dpt mentransfer panas dgn jumlah banyak, tp dpt mencapai keadaan setimbang dgn cepat) Sangat penting dalam mendisain material.

Thermal Conductivity - Thermal Diffusivity Chart


Transfer panas pada material logam mulia seperti tembaga, perak, dan aluminium terjadi melalui elektron. Nilai konduktifitas dapat diketahui dari: 1 (3) = 3
Keterangan: Cl : elektron panas spesifik per satuan volume : velositas elektron (2x105 m/s) l : mean free path elektron (biasanya 10-7 m pada logam mulia)

Pada material keramik dan polimer, transfer panas tidak dapat dilakukan melalui elektron tetapi melalui phonon (vibrasi kisi pada panjang gelombang yang pendek). Nilai konduktifitas dapat diketahui dari: = 3
1

(4)

Keterangan: Cl : elektron panas spesifik per satuan volume c : kecepatan gelombang elastis (sekitar 103 m/s) : volumetris panas spesifik

Thermal Conductivity - Thermal Diffusivity Chart


Jika struktur kristalnya sempurna dan temperaturnya dibawah temperatur Debye, seperti pada intan ketika temperatur kamar, maka konduktifitas phonon akan tinggi. Ini adalah alasan mengapa material single crystal seperti intan, silikon karbida, dan alumina memiliki konduktifitas yang tingginya hampir setinggi tembaga. Konduktifitas yang rendah pada gelas terjadi dikarenakan struktur amorf yang tidak beraturan dan panjang karakteristik dari ikatan molekul juga menentukan mean free path. Polimer memiliki konduktifitas yang rendah dikarenakan panjang gelombang elastisnya rendah dan mean free path pada struktur yang tidak tersusun teratur juga rendah. Konduktifitas panas terendah terlihat pada material yang memiliki porositas seperti batu api, foam, dan cork yang dikarenakan konduktivitasnya terbatasi oleh gas.

Thermal Expansion Thermal Conductivity Chart


Hampir semua material solid berekspansi ketika dipanaskan. Ikatan antara sepasang atom akan seperti linear elastic spring ketika perpindahan atom relatif kecil. Namun, ketika lebih besar, maka spring akan menjadi non-linear. Kebanyakan ikatan akan menjadi lebih kaku ketika atom bersama dan menjadi lebih fleksibel ketika atomnya terpisah menyebabkan terjadinya anharmonis (tidak selaras).

Getaran panas dari atom, bahkan pada temperatur kamar menyebabkan perubahan yang besar ketika temperatur naik, anharmonisitas dari ikatan akan membuat atom terpisah dan meningkatkan jarak diantara atom tersebut. Efeknya dapat diukur dengan menggunakan linear koefisien ekspansi: 1 (5) =

Thermal Expansion Thermal Conductivity Chart

Thermal Expansion Thermal Conductivity Chart


Dari grafik terlihat bahwa polimer memiliki nilai yang besar, 10 kali lebih besar dibandingkan logam dan 100 kali lebih besar dibanding keramik dikarenakan ikatan van-der-walls polimer sangatlah anharmonis.

Intan, silikon, dan silika memiliki ikatan kovalen dimana anharmonisnya rendah (hampir linear-elastic bahkan pada regangan yang besar) koefisien ekspansinya rendah.
Komposit, walaupun memiliki matriks polimer, juga dapat memiliki nilai yang rendah bila serat penguatnya (biasanya karbon) berekspansi walau dengan jumlah yang sedikit. Pada grafik terlihat garis /, jumlahnya penting dalam mendisain terhadap distrosi panas.

Thermal Expansion Modulus Chart


Tegangan panas tegangan yang muncul ketika material dipanaskan atau didinginkan namun tidak menyebabkan material membesar ataupun menyusut. Tegangan panas tergantung pada koefisien ekspansi () dari material dan modulus (E). Suatu pengembangan dari teori ekspansi panas menghasilkan suatu hubungan: (6) = 3
Keterangan: : konstanta Gruneisen (nilainya berkisar antara 0,4 4, untuk solid nilainya mendekati 1). : nilainya hampir konstan, sehingga dari persamaan didapatkan nilai proporsional terhadap 1/E.

Thermal Expansion Modulus Chart

Thermal Expansion Modulus Chart


Intan modulus paling tinggi dan salah satu dari material dgn koefisien ekspansi terendah Elastomer modulus terendah dan memiliki ekpansi terbesar. Beberapa material dengan nomor koordinasi rendah seperti silika dan beberapa struktur diamond-cubic dan zinc-blende dapat menyerap energi terutama pada garis diagonal nilai sangat kecil (bahkan negatif) dan koefisien ekspansi rendah. Invar menyusut ketika sifat ferromagnetisnya menghilang dikarenakan adanya pemanasan melalui temperatur Curie dan melebihi rentang temperaturnya. Selain itu, juga terlihat adanya ekspansi mendekati nol yang akan berguna pada alat-alat presisi dan segel gelas-logam. Modulus dari material berskala sesuai dengan nilai titik lelehnya (Tm)

Keterangan: K: konstanta Boltzmann : volume per atom dalam suatu struktur

100

(7)

Thermal Expansion Modulus Chart


Dengan mensubstitusikan rumus 7 dengan rumus 2 didapatkan: = 100

(8)

Nilai koefisien ekspansi bervariasi, berkebalikan dengan titik leleh atau dengan regangan panas sebelum meleleh (untuk semua solid), bergantung hanya pada dan nilainya konstan. Rumus 7 dan 8 adalah contoh dari hubungan sifat-sifat yang berguna untuk memperkirakan dan mengecek sifat-sifat material. Ketika ekspansi panas atau penyusutan material itu terhambat tegangan panas akan muncul jika cukup besar akan menyebabkan yielding, patah, ataupun buckling.

Thermal Expansion Modulus Chart


Harus dibedakan antara tegangan panas yang disebabkan oleh hambatan eksternal dan yang muncul tanpa adanya hambatan eksternal yang disebabkan oleh gradien temperatur pada material. Pada grafik, garis diagonal E tegangan yang disebabkan oleh perubahan temperatur sebesar 10C dalam sistem terhambat atau tegangan per 0C yang disebabkan adanya perubahan tiba-tiba dari temperatur permukaan dalam sistem yang tidak terhambat, yang ditunjukkan dengan: =
Keterangan: C : 1 untuk hambatan aksial C : (1 ) untuk hambatan biaksial atau normal quenching C : (1 2) untuk hambatan triaksial : Poissons ratio.

(9)

Tegangan ini besar, umumnya 1 Mpa/K yang dapat menyebabkan material mengalami yield, retak, pecah, atau melengkung ketika tiba-tiba dipanaskan atau didinginkan.

You might also like