You are on page 1of 3

UPACARA GAREBEG DI KESULTANAN YOGYAKARTA MENCERMINKAN KONSISTENSI SIKAP RELIGIUS DAN MENGHARGAI NILAI-NILAI BUDAYA BANGSA Garebeg adalah

salah satu upacara kerajaan yang sampai sekarang masih dilestarikan oleh Kraton Kesultanan Yogyakarta. Di dalam upacara garebeg banyak terangkum unsur-unsur kebudayaan lama Nusantara, seperti religi, bahasa dan adat istiadat. Dalam upacara garebeg ini pula dapat disaksikan wujud dari gagasangagasan dan alam pikiran religius leluhur. Berbagai ungkapan simbolis dalam gerebeg sesungguhnya banyak mengandung nilai-nilai sosial budaya yang sudah terbukti sangat berman aat untuk menjaga keseimbangan, keselarasan kehidupan masyarakat dari masa ke masa. !pacara gerebeg ini erat sekali kaitannya dengan sejarah perkembangan dan kehidupan beragama di tanah air serta sejarah kerajaankerajaan "awa #slam. Pengertian Garebeg dan Jeni Garebeg Dalam bahasa "awa, kata garebeg, gerbeg atau grebeg, bermakna$ suara angin menderu. %edangkan hanggarebeg, mengandung makna mengiring raja, pembesar atau pengantin garebeg di Kesultanan Yogyakarta dan di Kesunan %urakarta mempunyai makna khusus, yakni upacara kerajaan yang diselenggarakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi &uhammad %'(, merayakan #dul itri dan #dul adha. )enyelenggaraan upacara gerebeg diadakan tiga kali dalam setiap tahun, yaitu dalam bentuk upacara$ *+. Gerebeg &aulud, -+. Garebeg )uasa.%yawal, /+. Garebeg Besar. Ketiga macam upacara garebeg tersebut sudah dilaksanakan oleh %ultan sejak tahun *012. 'pabila bertepatan dengan tahun Dai 3setiap delapan tahun+, diselenggarakan Gerebeg &ulud Dai. *. Garebeg &ulud. Garebeg &ulud diselenggarakan untuk memperingati hari kelahiran Nabi &uhammad %'( yang bertepatan de4ngan tanggal *5abiulawal. Bulan ini disebut juga bulan &ulud. 6leh sebab itu garebeg yang diselenggarakan dalam rangka hari kelahiran Nabi &uhammad %'( itu disebut Gerebeg &ulud. 7ujuan merayakan dan memperingati hari lahir Nabi, selain untuk menghormati kehadirannya di dunia ini juga untuk memetik suritauladan dari kehidupan 5asullulah. 7radisi tersebut sudah dimulai sejak jaman Kesultanan Demak. -. Garebeg )uasa.%yawal. !pacara ini disebut Gerebeg )uasa karena diselenggarakan untuk menghormati bulan suci 5amadhan. Dalam bulan suci itulah umat #slam diwajibkan untuk memenuhi rukun #slam yang keempat, yaitu berpuasa sebulan penuh. Disamping itu Garebeg puasa juga dimaksudkan untuk menghormati malam kemuliaan atau &alam 8ailatul 9adar yang diperkirakan terjadi antara tanggal -* bulan 5amadhan sampai -: bulan 5amadhan.

/. Garebeg Besar. !pacara garebeg Besar dimaksudkan sebagai upacara untuk merayakan hari raya #duladha yang terjadi di bulan ;ulhijah. #duladha disebut al<ied kabir yang berarti besar atau perayaan besar. 6leh sebab itu garebeg yang diselenggarakan juga disebut Garebeg Besar. %elain itu garebeg ini dimaksudkan juga untuk merayakan umat #slam yang baru saja kembali dari menunaikan ibadah haji di 7anah %uci. )ada kesempatan ini %ultan menyerahkan sejumlah hewan.ternak untuk kurban. Tempat Upacara Garebeg 5angkaian upacara biasanya dipusatkan di dua tempat, yaitu di 7ratag %itihinggil dan di Kompleks &esjid Besar. 7ratag %itihinggil adalah sebuah bangunan luas berbentuk segi empat memanjang dengan tiang-tiang tinggi tanpa dinding. Dahulu 7ratag %itihinggil beratapkan anyaman bambu dengan tiang-tiang bambu. %emasa pemerintahan %ultan =amengku Buwono >###, tiang-tiang bambu diganti dengan tiang besi dan atapnya diganti dengan atap seng. 'mbang pintu depan &esjid Besar dipergunakan untuk upacara penerimaan sesaji selamatan negeri dan tempat untuk menyambut %ultan setiap kali berkunjung ke &esjid Besar. %erambi &esjid Besar merupakan tempat kegiatan tempat kegiatan %ultan pada upacara religius yang disebut pasowanan mulud setiap kali ada Garebeg &ulud dan Garebeg &ulud Dai. Di tempat ini dibacakan riwayat hidup 5asulullah oleh Kyai Kanjeng )engulu. A!at U"a#ara dan Ke!eng$a"ann%a )ada waktu berlangsung upacara garebeg, salah satu kelengkapan upacara yang selalu diserbu oleh masyarakat adalah gunungan. Gunungan merupakan salah satu wujud sesaji selamatan 3sajen wilu-jengan-"w+ yang khusus dibuat pada setiap upacara garebeg. Gunungan terbuat dari berbagai jenis bahan makanan seperti nasi tumpeng, kacang panjang, wajik, telur asin, cabe merah, kelapa muda, pisang dan berbagai bahan makanan lainnya yang ditata sedemikian rupa sehingga menyerupai kerucut atau gunungan. 7erdapat enam macam gunungan yang melengkapi upacara gare4beg, yakni Gunungan 8anang, Gunungan (adon, Gunungan Gepak, Gunungan )awuhan, Gunungan Darat dan Gunungan Kutug.Bromo. &asing-masing gunungan mempunyai bentuk dan ungsi.maksud ter-tentu. %etiap gunungan ditempatkan di atas nampan besar berukuran - ? *.- meter, diusung oleh sekitar *2 orang. )erangkat lain adalah gamelan beserta Gendhing-gendhing yang khusus dipertunjukkan hanya pada upacara garebeg. Nama gamelan tersebut adalah Kyai Gunturmadu dan Kyai Nogowilogo. %elain itu masih pula terdapat benda-benda upacara yang dapat digolongkan pada Benda !pacara Kerajaan, Benda !pacara

%ultan dan )usaka-pusaka Kerajaan. %emua benda-benda tersebut dipertunjukkan kepada masyarakat terkadang dalam bentuk pameran dalam 'cara %ekaten. !nsur lain yang tak kalah menariknya bagi masyarakat dan wisatawan dalam setiap acara garebeg adalah dengan diadakannya prosesi yang melibatkan )rajurit Keraton dan )olowijo @ebolan. )rajurit Keraton adalah angkatan bersenjata yang dimiliki oleh Kraton, lengkap dengan pakaian tradisionalnya. &ereka dikenal dengan berbagai sebutan menurut kesatuannya, seperti Kesatuan %umoatmojo, Ketanggung, )atangpuluh, (irobrojo, "ogyakarta, Nyutro, Daeng, "ager, )rawirotomo, &antrijero dan %urokarso. )olowijo atau @ebolan adalah kelompok yang terdiri dari orang-orang cacad tubuh atau mempunyai kelainan isik yang dipelihara oleh Keraton. Dalam perarahan garebeg, mereka ditempatkan beberapa langkah di belakang )utra &ahkota dan di depan para pembawa benda-benda upacara. )olowijo @ebolan ini merupakan lambang hidup dan kebajikan %ultan bahwa para kawula kerajaan yang cacad tubuhpun mendapat naungan kasih sayang %ultan dan mereka pun dapat mengabdikan dirinya kepada kerajaan Demikianlah gambaran tentang upacara garebeg, tentang maksud dan tujuan dan berbagai kelengkapannya, yang telah membuktikan adanya konsistensi sikap relegius dan rasa menghargai nilai-nilai sosial budaya warisan nenek moyang yang sampai sekarang masih tetap berlangsung di Yogyakarta.

You might also like