You are on page 1of 36

Bab 3: Proses Dan Variabel Proses

50



Proses Dan Variabel Proses


The crucial variable in the process of turning knowledge into value is
creativity. John Kao

Variabel yang sangat menentukan dalam proses merubah ilmu pengetahuan
menjadi sesuatu yang bernilai adalah kreatifitas. John Kao

Proses merupakan suatu operasi atau serangkaian operasi yang menyebabkan terjadinya
perubahan kimia atau perubahan fisika terhadap suatu zat atau campuran zat sehingga tujuan
yang diinginkan tercapai. Bahan/zat/material yang masuk ke dalam proses tersebut disebut
Masukan (Input) atau Umpan, sedangkan yang keluar disebut Keluaran/Luaran (Output)
atau Produk
Sering sekali proses-proses tersebut terdiri dari banyak tahap, dimana untuk setiap tahap
dijalankan di dalam suatu unit proses, dan pada setiap unit proses terdiri dari serangkaian
aliran umpan dan keluaran.
Sebagai seorang insinyur teknik kimia, saudara akan terlibat dalam mendisain (merancang)
atau mengoperasikan (menjalankan) suatu proses. Aktifitas rancangan termasuk
memformulasikan diagram-alir (flowsheet) atau tata letak (layout) proses serta spesifikasi
masing-masing unit proses (seperti reaktor, alat pemisah, alat penukar panas) dan variabel
operasi (temperatur, laju alir, tekanan, dll), sedangkan operasi merupakan aktifitas
menjalankan proses dari ke hari ke hari. Proses dan peralatan harus dapat memproduksi
produk dengan laju yang ditentukan dan spesifikasi yang diharapkan. Selain itu, saudara juga
akan bertanggung jawab menjaga keekonomisan proses dengan cara melakukan penghematan
penggunaan bahan baku atau energi. Ketika proses tidak berfungsi sebagaimana mestinya
Bab 3
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
51

maka anda harus mencari dan memecahkan permasalahannya (troubleshooting). Kondisi
pasar kadang-kadang menghendaki laju produksi yang lebih besar dari laju yang dapat
dipenuhi oleh peralatan yang ada sehingga usaha-usaha untuk meminimalkan hambatan ini
perlu dilakukan. Kadang-kadang bisa juga terjadi sebaliknya, dimana laju produksi perlu
diturunkan sehingga perlu dipikirkan apakah biaya produksi mencukupi untuk produksi yang
rendah tersebut.
Hubungan antara seluruh aktifitas dan fungsi yang dijabarkan di atas adalah aliran proses
yang menghubungkan antar unit proses sehingga membentuk diagram alir. Pelaksanaan
fungsi tersebut memerlukan pengetahuan terhadap jumlah, komposisi, dan kondisi aliran
proses dan material di dalam unit proses. Anda harus mampu menghitung informasi tersebut
untuk unit-unit yang ada atau menghitung informasi tersebut untuk unit-unit yang akan di
disain. Pada Bab 3 ini, metoda-metoda untuk menghitung variabel-variabel yang terlibat
pada unit operasi dan proses akan dipaparkan.

3.1 Tujuan Pembelajaran
Setelah menyelesaikan bab ini, saudara diharapkan mampu melakukan hal-hal tersebut beriku
ini.
1. Menjelaskan dalam bahasa anda sendiri mengenai (a) perbedaan antara densitas dan
spesifik grafiti; (b) makna dari gram-mol, lb-mol, mol dank mol; (c) metoda
pengukuran temparatur dan tekanan; (d) makna istilah tekanan absolute dan tekanan
pengukuran; (e) mengapa tekanan atmosferik tidak selalu harus 1 atm.
2. Menghitung densitas fluida atau padalan dalam gr/cm
3
atau kg/m
3
atau lb
m
/ft
3
bila
diketahui spesifik grafiti dari zat yang akan dihiytung tersebut, dan sebaliknya.
3. Menghitung kuantitas massa (atau laju alir massa), volume (laju alir volume), mol (laju
alir molar) bila kuantitas mol suatu spesies diketahui dan densitas serta berat molekul
spesies tersebut diketahui.
4. Menghitung komposisi campuran dalam fraksi mol bila komposisi campuran diketahui
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
52

dalam fraksi massa, dan sebaliknya.
5. Menentukan berat molekul rata-rata campuran dari komposisi massa atau molar
campuran.
6. Mengkonversikan tekanan yang dinyatakan dengan head fluida menjadi tekanan
ekwivalen yang dinyatakan dalam gaya per satuan luas, atau sebaliknya.
7. Mengkonversikan bacaan manometer ujung terbuka, ujung tertutup dan manometer
differensial menjadi perbedaan tekanan
8. Menkonversikan temperatur antara satu satuan ke satuan lainnya yang dinyatakan
dalam K,
o
C,
o
F, dan
o
R.

3.2 Massa Dan Volume
Densitas suatu bahan/zat/material adalah massa per satuan volume (kg/m
3
, gr/cm
3
, lbm/ft
3
).
Volume spesifik suatu bahan/zat/material adalah volume yang ditempati oleh satu satuan
massa zat, sehingga merupakan kebalikan dari densitas.
Densitas padatan murni dan cairan biasanya tidak tergantung pada tekanan dan sedikit
bervariasi terhadap temperatur. Densitas air misalnya meningkat dari 0,999868 gr/cm
3
pada
0
o
C menjadi 1,00000 gr/cm
3
pada 3,98
o
C, dan kemudian menurun menjadi 0,999868 gr/cm
3

pada 100
o
C. Densitas berbagai senyawa murni, larutan, dan campuran dapat merujuk kepada
referensi standar seperti Chemical Engineers Handbook oleh Perry. Pada buku ini anda juga
dapat mendapatkan metoda untuk mengestimasi densitas gas dan campuran cairan.
Densitas suatu zat dapat digunakan sebagai faktor konversi untuk menghubungkan massa dan
volume suatu zat. Misalnya densitas carbon tetrakhlorida 1,595 gr/cm
3
, jika volumenya 20
cm
3
maka massa CCl
4:

3
3
20,0 cm 1,595 gr
=31,9 gr
cm

Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
53

dan volume CCl
4
yang memiliki massa 6,20 lbm adalah
3
3 m
m
6,20 lb 454 gr 1 cm
=1760 cm
lb 1,595 gr

Spesifik Grafiti suatu zat adalah rasio densitas suatu zat, terhadap desitas zat referensi
ref

pada kondisi tertentu, yang dinyatakan dengan persamaan 3.1.
SG = /
ref
[3-1]
Referensi yang paling sering digunakan adalah air pada 4
o
C yang memiliki densitas sebagai
berikut:
H
2
O
(l)
(4
o
C) = 1,000 gr/cm
3
= 1000 kg/m
3

= 62,34 lb
m
/ft
3

Perlu dicatat bahwa densitas cairan atau padatan dalam gr/cm
3
nilainya sama dengan spesifik
grafiti dari zat tersebut.
Jika data yang diberikan adalah spesifik grafiti suatu zat, maka nilai spesifik grafiti tersebut
dikalikan dengan densitas referensi (pada satuan tertentu) untuk mendapatkan densitas zat
pada satuan yang sama. Misalnya, jika spesifik grafiti cairan 2,00 maka densitasnya 2,00 x
10
3
gr/cm
3
atau 125 lbm/ft
3
. Spesifik grafiti untuk sejumlah senyawa dapat dilihat pada
Chemical Engineers Handbook. Satuan densitas khusus, seperti derajad Baume (
o
Be),
derajad API (
o
API) dan derajad Twaddell (
o
Tw) kadang-kadang dipakai, terutama pada
industri perminyakan. Defenisi dan faktor konversi untuk satuan-satuan ini dapat anda rujuk
ke Chemical Engineers Handbook.
Contoh 3.1;
Tentukan densitas air raksa (merkuri) dalam lbm/ft
3
dari tabel spesifik grafiti, dan tentukan
juga volume dalam ft
3
yang ditempati oleh 215 kg merkuri.
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
54

Dari Chemical Engineers Handbook, edisi ketujuh oleh Green (editor) pada halaman 2-19,
diperoleh spesifik grafiti merkuri pada 20
o
C = 13.546, sehingga:

m m
Hg 3 3
lb lb
(13,546) 62,43 845,7
ft ft

| |
= =
|
\


3
3 m
m
1 lb 215 kg 1 ft
V= =0,560 ft
0,0454 845,7 lb

3.3 Laju Alir
3.3.1 Laju Alir Massa dan Volumetris
Sebagian proses melibatkan pemindahan bahan dari satu tempat ke tempat lain, kadang-
kadang antara satu unit proses ke unit proses yang lain dan kadang-kadang antara satu
fasilitas produksi ke tempat penyimpanan. Banyaknya atau jumlah material/bahan/zat itu
dipindahkan melalui suatu alur proses per satuan waktu disebut laju alir bahan tersebut.
Laju alir dari suatu aliran proses dapat dinyatakan dalam laju alir massa (massa/waktu) atau
laju alir volumetris (volume/waktu). Misalkan suatu fluida (gas atau cair) mengalir di
dalam pipa yang ditunjukkan pada Gambar 3.1 di bawah ini, dimana bagian yang terarsir
menunjukkan luas penampang yang tegak lurus terhadap arah aliran.

Gambar 3.1 Laju alir fluida di dalam pipa

Jika laju alir massa fluida = m (kg/det), maka berarti setiap detik sebanyak m kg fluida
melewati luas penampang tersebut. Jika laju alir volumentris fluida yang melawati luas
penampang tersebut sebesar V

(m
3
/det), maka berarti untuk setiap detik ada sebanyak V meter
kubik fluida yang melewati penampang tersebut. Massa dan volume berhubungan satu sama
lain melalui densitas fluida, menurut persamaan 3.2.


Jadi, densitas fluida dapat digunakan untuk mengkonversikan laju alir volumetris suatu aliran
proses menjadi laju alir massa pada aliran tersebut, demikian juga sebaliknya.

3.3.2 Pengukuran Laju Alir
Flowmeter merupakan alat yang dipasang pada suatu aliran p
bacaan laju alir secara terus menerus. Ada dua jenis flowmeter yang sering digunakan,
rotameter dan orifis meter, seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini. Buku
Chemical Engineers Handbook memuat sejumlah alat penguk
(a) (b)
Gambar 3.2

Rotameter (sebelah kiri gambar di atas) terdiri dari tabung vertikal yang didalamnya terdapat
sebuah pelampung. Semakin besar laju alir semakin tinggi pelampung di dalam tabung.
Yang disebelah kanan, orifis meter terdiri dari sebuah plat penghambat yang memiliki lubang
yang jauh lebih kecil dari diameter pipa untuk melewatkan fluida. Fluida mengalami
kehilangan tekanan (berkurang) dari bagian hulu orifis ke bagian hilir; kehilangan tekanan ini
(dapat diukur dengan sejumlah alat seperti manometer differensial) bervariasi atas dasar laju
alir. Semakin besar laju alir akan semakin besar perbedaan tekanan.
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
= =

m m
V V

i, densitas fluida dapat digunakan untuk mengkonversikan laju alir volumetris suatu aliran
proses menjadi laju alir massa pada aliran tersebut, demikian juga sebaliknya.

Flowmeter merupakan alat yang dipasang pada suatu aliran proses agar dapat memberikan
bacaan laju alir secara terus menerus. Ada dua jenis flowmeter yang sering digunakan,
rotameter dan orifis meter, seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini. Buku
Chemical Engineers Handbook memuat sejumlah alat pengukur laju alir.


(a) (b)

Gambar 3.2 (a) Rotameter (b) Orifis meter
Rotameter (sebelah kiri gambar di atas) terdiri dari tabung vertikal yang didalamnya terdapat
Semakin besar laju alir semakin tinggi pelampung di dalam tabung.
Yang disebelah kanan, orifis meter terdiri dari sebuah plat penghambat yang memiliki lubang
yang jauh lebih kecil dari diameter pipa untuk melewatkan fluida. Fluida mengalami
ekanan (berkurang) dari bagian hulu orifis ke bagian hilir; kehilangan tekanan ini
(dapat diukur dengan sejumlah alat seperti manometer differensial) bervariasi atas dasar laju
alir. Semakin besar laju alir akan semakin besar perbedaan tekanan.
an Variabel Proses
55
[3-2]
i, densitas fluida dapat digunakan untuk mengkonversikan laju alir volumetris suatu aliran
proses menjadi laju alir massa pada aliran tersebut, demikian juga sebaliknya.
roses agar dapat memberikan
bacaan laju alir secara terus menerus. Ada dua jenis flowmeter yang sering digunakan,
rotameter dan orifis meter, seperti yang ditunjukan pada gambar di bawah ini. Buku

Rotameter (sebelah kiri gambar di atas) terdiri dari tabung vertikal yang didalamnya terdapat
Semakin besar laju alir semakin tinggi pelampung di dalam tabung.
Yang disebelah kanan, orifis meter terdiri dari sebuah plat penghambat yang memiliki lubang
yang jauh lebih kecil dari diameter pipa untuk melewatkan fluida. Fluida mengalami
ekanan (berkurang) dari bagian hulu orifis ke bagian hilir; kehilangan tekanan ini
(dapat diukur dengan sejumlah alat seperti manometer differensial) bervariasi atas dasar laju
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
56

3.4 Komposisi Kimia
Sebagian besar bahan yang dijumpai di alam dan di dalam sistem proses kimia merupakan
campuran berbagai unsur/senyawa. Sifat-sifat fisika campuran sangat tergantung pada
komposisi campuran. Pada bagian ini kita akan mengkaji berbagai cara menyatakan komposisi
campuran.

3.4.1 Mol dan Berat Molekul
Berat molekul suatu senyawa merupakan jumlah berat atom dari unsur-unsur yang
membentuk molekul senyawa tersebut. Atom oksigen (O) misalnya, memiliki berat atom 16,
sehingga molekul oksigen O
2
mempunyai berat molekul 32.
Gram-mol (g-mol, atau mol dalam satuan SI) dari suatu spesies (unsur atau senyawa) adalah
banyaknya spesies tersebut yang massanya dalam gram sama dengan berat molekulnya. Kg-
mol atau kmol, lb-mol, ton-mol, dll mempunyai defenisi yang sama. Karbon monoksida (CO),
misalnya, mempunyai berat molekul 28; 1 mol CO berarti sama dengan 28 gr, 1 lb-mol CO
sama dengan 28 lb
m
, 1 ton-mol sama dengan 28 ton, dsb.
Jika berat molekul suatu zat M, maka berarti zat tersebut memiliki M kg/kmol, M g/mol, dan M
lbm/lb-mol. Berat molekul oleh karenanya dapat digunakan sebagai faktor konversi yang
menghubungkan massa dengan jumlah mol suatu zat. Sebagai contoh,
34 kg amonia (BM NH
3
= 17) sebanding dengan:
3 3
3
3
34 kg NH 1 kmol NH
= 2,0 kmol NH
17 kg NH

4 lb-mol amonia sebanding dengan
3 m 3
m 3
3
4,0 lb-mol NH 17 lb NH
= 68 lb NH
1 lb-mol NH

Perlu dicatat bahwa 1 mol spesies terdiri dari 6.023 x 10
23
molekul spesies tersebut. Angka ini
disebut juga dengan Bilangan Avogadro
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
57

Contoh 3.2; konversi antara massa dan mol
Hitunglah jumlah mol atau massa dari senyawa atau atom yang disebut berikut ini di dalam 100
gr CO
2
(BM = 44,01) ; (1) mol CO
2
, (2) lb-mol CO
2
; (3) mol C; (4) mol O; (5) mol O
2
; (6) gr
O; (7) gr O
2
; (8) jumlah molekul CO
2

Penyelesaian:
1.
2 2
2
2
100 g CO 1 mol CO
= 2,273 mol CO
44,01 g CO

2.
-3 2
2
2,273 mol CO 1 lb-mol
= 5,011 x 10 lb-mol CO
453,6 mol


Setiap molekul CO
2
terdiri dari 1 molekul C dan 1 molekul O
2
atau 2 molekul O, oleh karena
itu 1 mol CO
2
terdiri dari 1 mol C dan 1 mol O
2
atau 2 mol O. Jadi
3.
2
2
2,273 mol CO 1 mol C
= 2,273 mol C
1 mol CO

4.
2
2
2,273 mol CO 2 mol O
= 4,546 mol O
1 mol CO

5.
2 2
2
2
2,273 mol CO 1 mol O
= 2,273 mol O
1 mol CO

6.
4,546 mol O 16,0 gr O
= 72,7 gr O
1 mol O

7.
2 2
2
2
2,273 mol O 32,0 gr O
= 72,7 gr O
1 mol O



8.
23
24 2
2
2,273 mol CO 6,02 x 10 molekul
= 1,37 x 10 molekul
1 mol CO

Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
58

Berat molekul suatu spesies dapat digunakan untuk menghubungkan laju alir massa suatu aliran
kontinu dengan laju alir molar. Contohnya, jika karbon dioksida (CO
2
, BM = 44) mengalir
melalui sebuah pipa dengan laju alir massa 100 kg/jam, maka laju alir molar CO
2
:
2 2 2
2
100 kg CO 1 kmol CO kmol CO
= 2,27
jam 44 kg CO jam

Jika aliran keluar dari suatu reaktor mengandung CO
2
dengan laju 850 lb-mol/menit, maka laju
alir massanya adalah:
2 m 2 m 2
2
850 lb-mol CO 44 lb CO lb CO
= 37,4
menit 1 lb-mol CO menit


3.4.2 Fraksi massa, fraksi mol dan berat molekul rata-rata
Aliran proses jarang sekali yang terdiri dari hanya satu zat, biasanya merupakan campuran
cairan atau gas, atau larutan yang terdiri dari satu atau lebih zat terlarut di dalam cairan pelarut.
Istilah-istilah berikut digunakan untuk menyatakan komposisi campuran zat-zat, dimana di
dalamnya ada spesies A.
Fraksi massa species A:

m
A
m
lb A massa spesies A kg A gr A
x
total massa kg total gr total lb total
| |
=
|
\
atau atau
Fraksi mol spesies A:

A
mol A kmol A mol A lb-mol A
y
total mol kmol mol lb-mol
| |
=
|
\
atau atau
Persen massa A = 100x
A
: persen mol A = 100y
A
Contoh 3.3; Konversi menggunakan Fraksi massa dan fraksi mol
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
59

Suatu larutan terdiri dari 15% (massa) zat A (x
A
= 0,15) dan 20% mol zat B (y
B
= 0,20)
1. Hitung massa zat A dalam 175 kg larutan
175 kg larutan 0,15 kg A
26 kg A
kg larutan
=
2. Hitung laju alir massa A di dalam aliran larutan yang mengalir dengan laju 53 lbm/jam
m m m
m
53 lb larutan 0,15 lb A lb A
8,0
jam lb larutan jam
=
(Jika pada satuan massa atau molar tidak disebutkan nama spesies, seperti 53 lbm/h, 53
lbm/jam, maka itu berarti menunjukkan laju alir campuran total atau larutan, bukan
menunjukkan komponen tertentu)

3. Hitunglah laju alir molar zat B di dalam aliran yang mengalir dengan laju 1000
mol/menit
1000 mol larutan 0,20 mol B mol B
200
menit mol larutan menit
=


4. Tentukan laju alir total larutan jika laju alir molar zat B = 28 kmol/detik
28 kmol B 1 kmol larutan kmol larutan
140
detik 0,20 kmol B detik
=

5. Tentukan massa larutan jika di dalamnya terdapat 300 lbm zat A
m m
m
m
300 lb A 1 lb larutan
= 200 lb larutan
0,15 lb A


Serangkaian fraksi massa dapat dikonversikan ke dalam fraksi mol dengan cara:
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
60

1. membuat dasar perhitungan terhadap massa campuran, misalnya 100 kg atau 100 lbm
2. memanfaatkan fraksi massa yang diketahui untuk menghitung massa setiap komponen
di dalam kuantitas dasar, dan mengkonversikan massa ini ke dalam mol
3. menentukan rasio mol setiap komponen terhadap jumlah mol total
Cara yang sama dapat digunakan untuk mengkonversikan fraksi mol menjadi fraksi massa,
perbedaannya hanya terletak pada jumlah mol total (misalnya 100 mol atau 100 lb-mol)
yang diambil sebagai dasar perhitungan.
Contoh 3.4; Konversi komposisi massa menjadi komposisi molar
Suatu campuran gas mempunya komposisi massa sebagai berikut:
O
2
16 % (x
O2
= 0,16 gr O
2
/gr total)
CO 4,0 %
CO
2
17 %
N
2
63 %
Tentukan komposisi molarnya.
Penyelesaian: Dasar Perhitungan 100 gr campuran
Penyelesaian akan lebih mudah jika dibuat dalam tabulasi seperti di bawah ini.
Komponen
i
Fraksi
massa
x
i
(gr i/gr
tot.)
Massa (gr)
m
i
= x
i
m
total

Berat
Molekul
M
i
(g/mol)
Mol
n
i
= m
i
/ M
i
Fraksi Mol
y
i
= n
i
/ n
total

O
2

CO
CO
2

N
2
0,16
0,04
0,17
0,63
16
4
17
63
32
28
44
28
0,500
0,143
0,386
2,250
0,150
0,044
0,120
0,690
Total 1,00 100 3,279 1,000

Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
61

Massa suatu spesies di dalam campuran adalah hasil perkalian antara fraksi massa spesies
tersebut dengan massa total (dalam hal ini 100 gr, yang ditetapkan sebagai dasar perhitungan).
Jumlah mol spesies adalah massa spesies tersebut dibagi dengan berat molekul spesies tersebut.
Fraksi mol spesies adalah jumlah mol spesies tersebut dibagi dengan jumlah mol total.
Berat molekul rata-rata suatu campuran M (kg/kmol; lb
m
/lbmol, dsb), adalah rasio massa suatu
sampel dalam campuran (m
i
) terhadap jumlah mol seluruh species (n
i
) di dalam sampel. Jika y
i

merupakan fraksi mol komponen i di dalam campuran dan M
i
adalah berat molekul masing-
masing komponen, maka berat molekul rata-rata dinyatakan dengan persamaan 3.3

1 1 2 1
. . .
i i
seluruh
komponen
M y M y M y M = + + =

[3-3]
Jika x
i
fraksi massa komponen i maka

1 2
1 2
1
. . .
i
seluruh
i
komponen
x x x
M M M M
= + + =

[3-4]
Contoh 3.5; Perhitungan berat molekul rata-rata.
Hitunglah berat molekul rata-rata udara:
1. dari komposisi molarnya dimana N
2
79% dan O
2
21%, dan
2. dari komposisi massanya dimana N
2
76,7% dan O
2
23,3%
Penyelesaian:
1) 79 , 0 y
2
N
= 21 , 0 y
2
O
=

2 2 2 2
N N O O
M = y M + y M
2 2 2 2
0,79 kmol N 28 kg N 0,21 kmol O 32 kg O
= +
kmol kmol kmol kmol


Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
62

m
lb kg gr
29 29 29
kmol lb mole mol
| |
= = =
|
\

2) Dengan cara lain, menggunakan persamaan 3.4.

2 2
2 2
0,767 gr N /gr 0,233 gr O /gr 1 mol
0,035
28 gr N /mol 32 gr O /mol g M
= + =
Sehingga diperoleh:
M 29 gr/mol =
Perlu diingat bahwa udara mengandung sejumlah kecil karbon dioksida, argon, dan gas-gas lain
yang diabaikan dalam perhitungan ini karena tidak secara signifikan mempengaruhi nilai M
hitung.

3.4.3 Konsentrasi
Konsentrasi massa suatu komponen di dalam campuran atau larutan adalah massa komponen
tersebut per satuan volume campuran (gr/cm
3
, lb
m
/ft
3
, kg/m
3
, ). Konsentrasi Molar suatu
komponen adalah jumlah mol komponen per satuan volume campuran (kmol/m
3
, lb-
mol/ft
3
,). Molaritas suatu larutan adalah nilai konsentrasi molar zat terlarut yang
dinyatakan dalam gr-mol zat terlarut/liter larutan (misalnya, larutan 2 molar A berarti larutan
ini mengandung 2 mol A/liter larutan).
Konsentrasi suatu zat di dalam campuran atau larutan dapat digunakan sebagai faktor konversi
untuk menghubungkan massa (atau mol) suatu komponen terhadap volume, atau
menghubungkan laju alir massa (atau molar) suatu komponen di dalam aliran kontinu terhadap
laju alir volumetris total. Sebagai contoh tinjaulah 0,02 molar larutan NaOH (yang artinya
larutan ini mengandung 0,02 mol NaOH/L), maka di dalam 5 L larutan ini mengandung,

5 L 0,02 mol NaOH
0,01 mol NaOH
L
=
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
63

Jika pada suatu aliran, larutan ini mengalir dengan laju 2 L/menit, maka laju alir molar NaOH
adalah
2 L 0,02 mol NaOH mol NaOH
= 0,04
menit L menit

Contoh 3.6; Konversi antara laju alir massa, molar dan volumetrik suatu larutan
Larutan asam sulfat encer 0,50 mol mengalir ke dalam sebuah unit proses dengan laju 1,25
m
3
/menit. Spesifik grafiti larutan tersebut 1,03. Hitunglah; 1) konsentrasi massa H
2
SO
4
dalam
kg/m
3
; 2) laju alir massa H
2
SO
4
dalam kg/detik, dan 3) fraksi massa H
2
SO
4

Penyelesaian:
1.
2 4
3
2 4 2 4
H SO 3 3 3
2 4
3
kg H SO 0,50 mol H SO gr 1 kg 10 L
C = 98
m L mol 10 gr 1 m
kg H SO
49
m
| |
|
\
=

2.
2 4
3
2 4 2 4
H SO 3
2 4
kg H SO 49 kg H SO 1,25 m 1 menit
m =
detik menit m 60 detik
kg H SO
1,0
detik
| |
|
\
=



3. Fraksi massa H
2
SO
4
sama dengan rasio laju alir massa H
2
SO
4
terhadap laju alir massa
total. Laju alir massa total dapat dihitung dari laju alir volumetris total dan densitas
larutan.
Dari persamaan 3.1, dapat ditentukan densitas larutan,

larutan 3 3
1000 kg kg
(1,03) 1030
m m
| |
= =
|
\

Laju alir massa H
2
SO
4

Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
64

2 4
3
H SO 3
kg 1, 25 m larutan 1030 kg 1 menit kg
m 21,46
detik menit m larutan 60 detik detik
| |
= =
|
\

Sehingga fraksi massa H
2
SO
4


2 4
2 4
H SO
2 4 2 4
H SO
larutan
m
1,0 kg H SO /s kg H SO
x = = = 0,048
m 21,46 kg larutan/s kg larutan



3.4.4 Bagian per juta (parts per million) dan bagian per milyar (part per billion)
Satuan part per million (ppm) dan part per billion (ppb) digunakan untuk menyatakan
konsentrasi trace species (spesies dalam jumlah cukup kecil) dalam campuran gas atau cairan.
Defenisi satuan ini dapat didasarkan pada rasio massa (biasanya untuk cairan) atau rasio mol
(biasanya untuk gas), dan jumlah bagian (gram, mol) spesies yang ada dalam satu juta atau satu
milyar bagian (gram, mol) campuran. Jika y
i
adalah fraksi komponen i, maka menurut defenisi
bagian per juta dan bagian per milyar dapat dinyatakan dengan persamaan 3.5 dan 3.6.
6
10
i i
ppm y x = [3-5]
9
10
i i
ppb y x = [3-6]

Sebagai contoh, misalkan udara di sekitar pembangkit tenaga listrik mengandung 15 ppm SO
2
.
Jika diassumsikan bahwa dasar molar yang digunakan (kebiasaan untuk gas), maka pernyataan
ini mempunyai arti bahwa untuk setiap 1.000.000 mol udara terkadung 15 mol SO
2
, atau
dengan kata lain fraksi mol SO
2
di dalam udara adalah 15 x 10
-6
. Satuan-satuan seperti ppm
dan ppb semakin umum akhir-akhir ini dikarenakan perhatian masyarakat yang semakin
meningkat terhadap potensi bahaya yang dapat ditimbulkan oleh spesies polutan dalam jumlah
kecil kepada lingkungan.


Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
65

3.5 Tekanan
3.5.1 Tekanan Fluida dan Head Hidrostatik
Tekanan adalah rasio gaya terhadap luas dimana gaya tersebut bekerja. Oleh karena itu, satuan
tekanan merupakan satuan gaya dibagi dengan satuan luas (N/m
2
, dyne/cm
2
, lb
f
/in
2
atau psi).
Dalam sistem SI, tekanan mempunyai satuan N/m
2
, disebut pascal (Pa). Tinjaulah suatu fluida
(gas atau cairan) yang terkurung pada tangki tertutup atau mengalir melalui sebuah pipa dan
sebuah lubang dengan luas A dibuat pada dinding tangki, seperti ditunjukkan pada Gambar 3.3
Tekanan fluida dapat didefenisikan sebagai rasio F/A, dimana F adalah gaya minimum yang
diberikan kepada lubang untuk menahan air agar tidak keluar dari lubang.


(a)



(b)
Gambar 3.3 Tekanan fluida di dalam (a) tangki (b) pipa
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
66


Gambar 3.4 Tekanan fluida pada dasar tangki
Disini kita harus memperkenalkan defenisi tambahan terhadap tekanan fluida guna menjelaskan
konsep tekanan atmosfir dan memaparkan metoda umum untuk mengukur tekanan fluida di
dalam tangki dan pipa. Tinjaulah kolom vertikal yang berisi fluida dengan tinggi h (m) dan
mempunyai luas penampang yang seragam A (m
2
). Misalkan fluida tersebut mempunyai
densitas (kg/m
3
). Pada permukaan kolom bekerja tekanan P
0
(N/m
2
), seperti ditunjukkan
pada Gambar 3.4 Tekanan fluida P pada dasar kolom disebut dengan tekanan hidrostatik
fluida. Hidro berarti air, sedangkan statik bermakna diam (tak bergerak). Tekanan fluida yang
diam bervariasi terhadap ketinggian fluida tersebut. Anda bisa merasakannya, ketika ada
menyelam di dalam air, seperti di kolam renang misalnya, semakin dalam anda menyelam
semakin besar tekanan yang diberikan oleh air terhadap anda, sehingga menimbulkan rasa sakit
pada telinga anda. Dari Gambar 3.4 dengan membuat neraca gaya sederhana, tekanan
hidrostatis dapat dinyatakan dengan persamaan 3.7.
0
P P gh = + [3-7]


Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
67

Karena luas penampang A tidak muncul pada persamaan 3.7, ini berarti rumus tersebut dapat
digunakan untuk menghitung tekanan fluida baik dalam kolom kecil maupun besar.
Selain dinyatakan dalam satuan gaya per satuan luas, tekanan dapat juga dinyatakan sebagai
head (ketinggian) fluida tertentu, yaitu, tinggi hipotetikal kolom fluida yang memberikan
tekanan tertentu di dasar kolom dengan kondisi tekanan permukaan sama dengan nol. Sehingga
kita dapat mengatakan bahwa tekanan 14,7 psi sama dengan tekanan (head) air 33.9 ft (33.9 ft
H
2
O) atau 76 cm air raksa (76 cm Hg). Ekuivalensi antara tekanan P (gaya/luas) dan head P
h

(tinggi fluida) diberikan pada persamaan 3.8, dengan menetapkan P
0
= 0.
( )
fluida h
gaya
P g P head fluida
luas

| |
=
|
\
[3-8]
Contoh 3.7; perhitungan kedalaman danau jika tekanan dua kali tekanan atmosfir
Hitunglah kedalaman dari permukaan danau dalam meter dimana tekanannya sama dengan dua
kali tekanan atmosfir.
Penyelesaian:
Tekanan pada permukaan danau sama dengan tekanan atmosfir (P
0
). Pada kedalaman h
tekanannya (P) sama dengan dua kali tekanan atmosfir. Jika densitas air danau = 1000 kg/m
3
,
tekanan atmosfir, P
0
= 101 325 Pa (101 325 kg/m.det
2
) dan percepatan grafitasi, g = 9,81 m/
det
2
, maka dengan menggunakan persamaan 3.7 diperoleh:
3 2
2
(2 x 101.325) - 101.325 kg m det 101.325
h = m
m.det 1.000 kg 9,81 m 9810
= 10,3 m
=


Contoh 3.8; Perhitungan Tekanan sebagai Head (ketinggian) Fluida
Nyatakan tekanan 2,00 x 10
5
Pa dalam mm Hg

Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
68

Penyelesaian:
Anggap bahwa g = 9,81 m/det
2
dan densitas air raksa 13,6 x 1000 kg/m
3

Menggunakan persamaan 3.8, diperoleh

g
h
H
P
P
g
=
5 3 2 2 3
3
2
2,00 x 10 N m det 1 kg.m/det 10 mm
h = = 1,50 x 10 mm Hg
m 13.600 kg 9,81 m N m


Hubungan antara tekanan pada dasar kolom fluida yang mempunyai ketinggian h dengan
tekanan pada permukaan akan lebih mudah jika tekanan dinyatakan dalam ketinggian fluida
tertentu. Jika kolomnya air raksa, maka tekanan pada dasar kolom air raksa dapat dinyatakan
dengan persamaan3.9.

0
(mm Hg) (mm Hg) (mm Hg)
h
P P h = + [3-9]
Kita bisa saja menggunakan satuan panjang lain atau spesies kimia lain, selain Hg. Tabel 2.3
pada Bab 2, memuat nilai-nilai tekanan yang dinyatakan dalam satuan gaya/luas dan head air
raksa serta head air. Menggunakan tabel ini, konversi 20 psi ke cm Hg.

20 psi 76,0 cm Hg
= 103 cm Hg
14,696 psi


3.5.2 Tekanan Atmosfir, Tekanan Absolut dan Tekanan Pengukuran (gauge pressure)
Tekanan atmosfir dapat dianggap sebagai tekanan di dasar kolom fluida udara yang diukur
pada permukaan laut. Tekanan atmosfir pada permukaan laut, 760 mm Hg, digunakan sebagai
tekanan standar 1 atmosfir. Tekanan fluida yang kita bicarakan ini merupakan tekanan absolut,
tekanan nol menunjukkan kondisi vakum sempurna. Sejumlah alat pengukur tekanan
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
69

memberikan tekanan pengukuran (gauge) fluida, atau tekanan relatif terhadap tekanan atmosfir.
Hubungan antara tekanan absolut dan tekanan pengukuran dinyatakan dengan persamaan 3.10.
absolut gauge atmosfir
P P P = + [3-10]
Dalam satuan British (Amerika), singkatan psia dan psig digunakan untuk menyatakan tekanan
absolut dan tekanan pengukuran. Jika tekanan pengukuran lebih kecil dari tekanan atmosfir,
hal itu menunjukkan situasi tekanan vakum.

3.5.3 Pengukuran Tekanan Fluida
Secara umum alat pengukuran tekanan atas dasar metodanya dapat diklasifikasikan menjadi:
- metoda element elastis tabung Bourdon atau diaphragma
- metoda kolom cair manometer
- metoda elektrik strain gauge, piezoresistive transducers, dll

Gambar 3.5 Bourdon Gauge
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
70

Disini kita akan bahas berkenaan dengan Bourdon gauge dan manometer. Bordon gauge terdiri
atas tabung berlubang berbentuk huruf C dimana salah satu ujungnya tertutup sementara ujung
yang lain terbuka. Lubang yang terbuka dihubungkan dengan fluida yang akan diukur
tekanannya. Peningkatan tekanan fluida akan menyebabkan tabung bergerak ke atas sehingga
penunjuk yang melekat pada tabung berputar. Alat ini ditunjukkan pada Gambar 3.5 Bourdon
gauge digunakan untuk mengukur tekanan fluida mulai dari tekanan vakum sempurna sampai
7000 atm
Pengukuran tekanan di bawah 3 atm akan lebih akurat dilakukan dengan manometer.
Manometer terdiri atas tabung berbentuk U yang di dalamnya diisi dengan fluida yang
densitinya telah diketahui. Jika kedua ujung tabung dihubungkan kepada tekanan yang
berbeda, maka permukaan fluida pada tekanan tinggi akan turun dan sebaliknya permukaan
fluida pada tekanan rendah akan naik. Perbedaan tekanan dapat dihitung dari perbedaan tinggi
permukaan fluida yang diukur pada tabung.

Gambar 3.6 Cara pemasangan Manometer
Berbagai cara pemasangan manometer ditunjukkan pada Gambar 3.6, dimana pada setiap
diagram P
1
>P
2
. Gambar 3.6a menunjukkan manometer ujung-terbuka, dimana satu ujung
dihubungkan dengan fluida yang akan diukur tekanannya, sedangkan ujung yang satu lagi
terbuka ke atmosfir. Gambar 3.6b menunjukkan manometer differensial, yang digunakan untuk
mengukur tekanan antara dua titik pada aliran proses. Gambar 3.6c menunjukkan manometer
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
71

ujung tertutup, dimana salah satu ujungnya tertutup dengan tekanan mendekati vakum. Jika
salah satu ujung terbukanya dihubungkan dengan tekanan atmosfir, maka manometer seperti ini
disebut barometer.

Gambar 3.7 Variabel Manometer
Rumus yang menghubungkan antara perbedaan tekanan P
1
P
2
terhadap perbedaan ketinggian
fluida pada manometer didasarkan pada prinsip-prinsip bahwa tekanan fluida harus sama di
setiap dua titik yang memiliki tinggi yang sama di dalam fluida statis. Sehingga, tekanan pada
permukaan fluida rendah akan sama pada tabung sebelah kiri dan kanan (lihat Gambar 3.7).
Secara umum persamaan neraca tekanan pada titik (a) dan (b) pada Gambar 3.7 untuk
manometer umum dapat ditulis seperti pada persamaan 3.11.
1 1 2 2 f
P gd P gd gh + = + + [3-11]
Pada manometer differensial, fluida 1 sama dengan fluida 2, sehingga
1
=
2
= . Persamaan
umum untuk manometer mengikuti persamaan 3.12.
1 2
( )
f
P P gh = [3-12]
Jika salah satu fluida 1 atau 2 adalah gas pada tekanan sedang (misalnya, salah satu ujung
terbuka ke atmosfir), densitas fluida ini 100 sampai 1000 kali lebih rendah dari densitas fluida
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
72

manometer, maka suku gd pada persamaan di atas dapat diabaikan. Jika kedua fluidanya
adalah gas maka persamaannya mengikuti persamaan 3.13.

1 2 f
P P gh =

[3-13]
Jika kedua P
1
dan P
2
dinyatakan sebagai ketinggian (head) fluida manometer, maka
persamaannya berubah seperti persamaan 3.14.

1 2
P P h = [3-14]
Kalau P
2
adalah tekanan atmosfir, maka tekanan pengukuran pada titik 1 adalah perbedaan
ketinggian fluida manometer.
Contoh 3.9
1. Sebuah manometer differensial digunakan mengukur penurunan tekanan antara dua titik
di dalam aliran proses berupa aliran air. Spesifik grafiti fluida manometer 1,05. Hasil
pengukuran tinggi cairan di dalam tabung ditunjukkan pada gambar di bawah ini.
Tentukanlah penurunan tekanan antara titik 1 dan 2 dalam dyne/cm
2
.

2. Tekanan gas yang dihisap melalui pipa menggunakan pompa vakum diukur dengan
manometer air raksa ujung terbuka. Pembacaan menunjukkan 2 in. Berapakah tekanan
pengukuran (gauge) gas dalam inci air raksa? Berapakah tekanan absolutnya jika P
atm
= 30
in Hg
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
73


Penyelesaian:
1. h = (382 - 374) mm = 8 mm. Dengan persamaan 3.12,
P
1
- P
2
= (f - )gh
3 2 2
2
(1,05 - 1,00) gr 980,7 cm 1 dyne 8 mm 1 cm
cm det 1 gr.cm/det 10 mm
dyne
40
cm
=
=

2. Dari persamaan 3.14, dapat diubah menjadi:
1
2 in Hg
atm gauge
P P P = =
Sehingga,
P
1
= P
atm
+ P
gauge
= (30 - 2) in.Hg = 28 in Hg

3.6 Temperatur
Temperatur suatu zat/material/bahan dalam keadaan padat, cair atau gas merupakan suatu
pengukuran energi kinetik rata-rata yang dimiliki oleh molekul zat/bahan/material tersebut.
Karena energi kinetik ini tidak dapat diukur secara langsung, maka temperatur ditentukan
secara tidak langsung dengan mengukur sifat-sifat fisika zat yang nilainya tergantung kepada
temperatur. Sifat-sifat dan alat pengukur temperatur yang seperti itu termasuk tahanan listrik
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
74

konduktor (thermometer tahanan), voltase pada sambungan dua logam berbeda (termokopel),
emisi radiasi spektra (pyrometer) dan volume massa tetap fluida (termometer).
Skala temperatur dapat didefenisikan menurut sifat-sifat fisik ini, atau menurut kejadian fisika,
seperti pembekuan dan pendidihan yang terjadi pada temperatur tetap. Daripada menggunakan
sifat-sifat dan kejadian fisika yang diutarakan di atas, akan lebih mudah menggunakan skala
numerik temparatur. Skala temperatur dapat dibuat dengan, misalnya mengatur bahwa nilai 0
sama dengan titik beku air dan 100 sama dengan titik didih air pada 1 atm. Skala temperatur
seperti inilah yang paling sering dijumpai sekarang ini.
Skala Celsius (Centigrade): Titik beku (T
f
) ditetapkan 0
o
C dan titik didih (T
b
) ditetapkan nilai
100
o
C
Nol absolut (secara teoritis merupakan temperatur terendah yang ada di alam), pada skala
Celsius nilainya adalah -273,15
o
C.
Skala Fahrenheit : T
f
ditetapkan dengan nilai 32
o
F, dan T
b
diberikan nilai 212
o
F. Nol absolut
berada pada nilai -459.67
o
F pada skala ini.
Skala Kelvin dan Rankine didefenisikan sedemikian rupa sehingga nol absolut mempunya nilai
0 dan ukuran satu derajadnya sama seperti satu derajad pada skala Celsius ( skala Kelvin) atau
satu derajad pada skala Fahrenheit (skala Rankine).
Hubungan berikut yang ditunjukkan pada persamaan 3.15 sampai 3.18 dapat digunakan untuk
mengkonversikan temperatur yang dinyatakan dalam satu jenis skala ke jenis skala yang lain.

( ) ( ) 273,15
o
T K T C = +

[3-15]
( ) ( ) 459, 67
o o
T R T F = + [3-16]
( ) 1, 8 ( )
o
T R T K = [3-17]
( ) 1, 8 ( ) 32
o o
T F T C = + [3-18]
Persamaan seperti di atas selalu mempunyai bentuk persamaan garis lurus (y = ax + b). Jika
(
o
A) dan (
o
B) merupakan dua satuan temperatur yang berbeda, untuk menurunkan persamaan
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
75

untuk T (
o
B) sebagai fungsi T(
o
A), maka kita harus mengetahui ekwivalensi nilai pada setiap
skala dari dua temperatur tersebut, katakanlah T
1
dan T
2
. Kemudian:
1. Tuliskan T (
o
B) = a T(
o
A) + b
2. Substitusikan T
1
(
o
B) dan T
1
(
o
A) ke dalam persamaan di atas sekarang kita punya satu
persamaan untuk dua variablel yang tidak diketahui ( a dan b). Substitusi T
2
(
o
B) dan
T
2
(
o
A) untuk mendapatkan persamaan kedua, dan kemudian hitung nilai a dan b.

Contoh 3.10;
Turunkan persamaan T(
o
F) sebagai fungsi dari T (
o
C). Gunakan T
1
= 0
o
C (32
o
F) dan T
2
= 100
o
C (212
o
F)
T(
o
F) = aT(
o
C) + b
Substitusi T
1
: 32 = (a)(0) + b diperoleh b = 32
Substitusi T
2
: 212 = (a)(100) + 32 diperoleh a = 1,8
Kemudian masukkan nilai a dan b mengikuti langkah satu dan diperoleh
T(
o
F) = 1,8 T (
o
C) + 32
Satu (1) derajad dapat berarti satu temperatur atau satu interval temperatur, sehingga bisa
membuat kita bingung. Contohnya, tinjaulah interval temperatur dari 0
o
C sampai 5
o
C. Pada
interval tersebut terdapat 9 derajad Fahrenheit dan 9 derajad Rankine, dan hanya 5 derajad
Celsius dan 5 Kelvin. Setiap interval 1 derajad Celsius atau Kelvin memuat 1,8 derajad
Fahrenheit atau Rankine, sehingga diperoleh faktor konversi seperti pada persamaan 3.19.
1, 8 1, 8 1 1
, , ,
1 1 1 1
o o o o
o o
F R F C
C K R K
[3-19]




T (
o
C) 0


T (
o
F) 273

Catatan: Faktor konversi di atas merujuk kepada interval temperatur, bukan temperatur.
Contohnya, untuk mendapatkan angka derajad Celsius antara 32
mengatakan bahwa:
o o
C= = 100 F
Tetapi untuk mendapatkan temperatur Celsius yang sebanding dengan 32
gunakan persamaan 3.18.
T(
o
Jangan lakukan perhitungan misalnya seperti dibawah ini,

Temperatur
T C =
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
1 2 3 4 5


274 275 276 277 278
Catatan: Faktor konversi di atas merujuk kepada interval temperatur, bukan temperatur.
Contohnya, untuk mendapatkan angka derajad Celsius antara 32
o
F dan 212
o
F, saudara
o o
o o
o
(212-32) F 1 C
C= = 100 F
1,8 F

Tetapi untuk mendapatkan temperatur Celsius yang sebanding dengan 32
o
F) = 1,8 T(
o
C) + 32
Jangan lakukan perhitungan misalnya seperti dibawah ini,

Temperatur
Interval Temperatur
( )
o o
o
o
32 F 1 C
T C =
1,8 F

Proses Dan Variabel Proses
76

Catatan: Faktor konversi di atas merujuk kepada interval temperatur, bukan temperatur.
F, saudara dapat
Tetapi untuk mendapatkan temperatur Celsius yang sebanding dengan 32
o
F, anda harus
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
77

Contoh 3.11; Konversi temperatur.
Tinjaulah interval dari 20
o
F sampai 80
o
F,
1. Hitunglah temperatur equivalent dalam
o
C dan interval antara keduanya
2. Hitunglah secara langsung interval dalam
o
C antara kedua temperatur tersebut.
Penyelesaian:
1. Dari persamaan 3.18, diperoleh

1,8
32 F) T(
C) T(
o
o

=
C 6,7 C
1,8
32 20
F) (20 T
0
0
o
1
= |

\
|
=
C 6,6 2 C
1,8
32 80
F) (80 T
0
0
o
2
= |

\
|
=

o o
2 1
T - T = 26,6 - (-6,7) C = 33,3 C
2. Dari persamaan 3.19, diperoleh
o o o o
o o
o o
T ( F) 1 C (80-20) F 1 C
T ( C)= = 33,3 C
1,8 F 1,8 F

=
Contoh 3.12; konversi temperatur dan kehomogenan dimensi.
Kapasitas panas amonia, didefenisikan sebagai panas yang diperlukan untuk menaikkan
temperatur satu satuan massa amonia sebesar 1
o
, untuk rentang temperatur terbatas diberikan
dengan persamaan:
F) T( 10 x 2,29 0,487
F . lb
Btu
C
o 4
o
m
p

+ =
|
|

\
|

Tentukan persamaan untuk C
p
dalam J/(g.
o
C) sebagai fungsi T (
o
C)
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
78

o
F dalam satuan C
p
merujuk kepada interval, sedangkan pada T adalah temperatur. Perhitungan
sebaiknya dilakukan dalam dua tahap:
1. Substitusi untuk T (
o
F) dan sederhanakan persamaannya.
-4 o
p o
m
-4 o
Btu
C = 0,487 + 2,29 x 10 1,8T ( C)+32
lb . F
=0,487 + 4,12 x 10 T ( C)
| |
(
|

\

2. Konversikan interval tremperatur yang diinginkan,

o
-4 o m
p o o o -4
m
1 lb J Btu 1,8 F 1 J
C = 0,494 + 4,12 x 10 ( C)
gr. C lb F 1,0 C 9,486 x 10 Btu 454 gr
| |
|
\

Sehingga diperoleh,
C) T( 10 x 1,72 2,06
C g.
J
C
o 3
o
p

+ =
|
|

\
|


3.6 Rangkuman
Pada bab ini telah dijelaskan bagaimana jumlah bahan, laju alir, komposisi, tekanan dan
temperatur ditentukan melalui pengukuran langsung atau dihitung dari data-data sifat fisika.
Dalam bab ini juga telah dipaparkan metoda untuk mengkonversi berbagai variabel. Secara
umum dapat diringkaskan topik-topik yang diuraikan dalam bab ini sebagai berikut.
- Densitas suatu zat merupakan rasio antara massa terhadap volume zat tersebut. Jadi
jika, densitas suatu cairan pada 4
o
C adalah 0,98 gr/cm
3
, maka berarti pada temperatur 4
o
C setiap 1 cm
3
cairan tersebut memiliki massa 0,98 gr. Dengan demikian, densitas
dapat juga digunakan sebagai faktor konversi antara massa dan volume atau laju alir
massa dan laju alir volumetris.
- Spesifik grafiti suatu zat merupakan rasio density zat tersebut dengan densitas zat
referensi (biasanya air pada 4
o
C). Densitas suatu zat merupakan perkalian antara
spesifik grafiti dengan densitas referensi dalam satuan yang diinginkan.
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
79

- Berat molekul suatu senyawa merupakan jumlah berat atom dari unsur-unsur yang
membentuk molekul senyawa tersebut.
- Gram-mol atau mol suatu senyawa adalah berat molekul senyawa tersebut dalam gram.
Hal yang sama juga berlaku untuk pound mol atau lb-mol yang berarti berat molekul
senyawa tersebut dalam lb. Sehingga 1 mol H
2
O atau 1 lb-mol H
2
O mempunyai massa
18 gram atau 18 lb. Berat molekul air dengan sendirinya dapat dinyatakan dengan 18
gr/mol, 18 lb/lb-mol, dll, dan dapat dipakai untuk menkonversikan massa menjadi mol
atau laju alir massa menjadi laju alir molar, dan sebaliknya.
- Fraksi massa suatu komponen di dalam campuran merupakan rasio massa komponen
tersebut terhadap total massa campuran. Fraksi mol juga didefenisikan sama, yaitu rasio
mol komponen tertentu terhadap total mol campuran.
- Berat molekul rata-rata suatu campuran merupakan rasio total massa terhadap total mol
seluruh spesies.
- Konsentrasi suatu komponen di dalam campuran merupakan rasio massa atau mol
komponen tersebut terhadap total volume campuran. Molaritas suatu komponen di
dalam larutan adalah konsentrasi komponen tersebut dinyatakan dalam mol/L
- Tekanan pada sebuah titik di dalam fluida (gas atau cairan) adalah gaya per satuan luas
yang ditempati fluida pada bidang permukaan yang melewati titik tersebut. Satuan
tekanan fluida dalam sistem SI adalah N/m
2
, dyne/cm
2
dalam sistem CGS dan lb
f
/ft
2
atau lb
f
/in
2
dalam sistem Amerika.
- Atmosfir bumi dapat diandaikan sebagai sebuah kolom fluida dimana tekanan pada
puncak kolom sama dengan nol. Tekanan fluida pada bagian dasar kolom adalah
tekanan atmosfir atau tekanan barometrik, P
atm
. Sekalipun tekanan atmosfir bervariasi
atas dasar ketinggian dan kondisi cuaca, nilai tekanan atmosfir pada permukaan laut
selalu mendekati 1,01325 x 10
5
N/m
2
(=14,696 lb
f
/in
2
= 760 mm Hg). Tekanan ini
dinyatakan sebagai 1 atmosfir.
- Tekanan absolut fluida adalah tekanan relatif terhadap tekanan vakum sempurna (P =
0). Tekanan pengukuran adalah relatif terhadap tekanan atmosfir: P
gauge
= P
abs
- P
atm
.
Bacaan tekanan yang dihasilkan oleh alat ukur seperti Bourdon gauge dan manometer
adalah tekanan pengukuran.
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
80

- Ada 4 skala temperatur yang sering digunakan yaitu Celsius (
o
C), Fahrenheit (
o
F) dan
temperatur absolut Kelvin (K) dan Rankine (
o
R). Temperatur yang dinyatakan dalam
salah satu skala dapat dikonversikan dengan menggunakan persamaan 3-18. Perlu
diingat bahwa terdapat perbedaan yang mendasar antara temperatur dengan rentang
(interval) temperatur. Misalnya, temperatur 10
o
C sama dengan temperatur 10
o
F, tetapi
interval temperature 10
o
C sama dengan interval temparatur 18
o
F. Interval 1
o
C atau 1
K sama dengan 1,8
o
F atau
o
R.

2.10 Latihan
1. Lakukan perhitungan persoalan berikut tanpa menggunakan kalkulator
a). Perkirankanlah maassa air yang ada di dalam kolam renang berukuran standar
olimpiade
b). Kilang minyak balongan memasok sekitar 80 % kebutuhan besin bagi kota Jakarta.
Bensin tersebut dialirkan melalui jaringan pipa berukuran 16 in sepanjang 210 km.
c). Pada tahun 2009, turnamen tinju amatir tingkat Asia dilaksanakan di Zhuhai, Cina.
Hampir seluruh pentinju diinapkan pada sebuah hotel. Sebanyak 12 petinju kelas
super berat (super heavyweight) secara bersamaan masuk ke dalam elevator yang
akan membawa mereka ke lantai 8. Di dalam elevator tertulis Beban Maximum
1000 kg. Apakah menurut anda, ke 12 petinju tersebut dapat diangkut oleh elevator
tersebut secara bersamaan. Berikan penjelasan sdr.
2. Hitunglah densitas material berikut dalam lb
m
/ft
3
dan volume spesifik dalam cm
3
/gr
a). Suatu cairan dengan densitas 995 kg/m
3
.
b). Suatu padatan dengan spesifik gravity 5,7.
c). Suatu cairan dengan spesifik grafiti
3. Spesifik grafiti bensin premium kira-kira 0,7.
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
81

a). Tentukan massa 50 liter bensin premium dalam kg.
b). Laju alir massa bensin premium yang keluar dari tangki kilang minyak adalah 1150
kg/menit. Tentukan laju alir volumetris bensin premium dalam liter/detik.
c). Perkirakan berapa laju alir massa (lb
m
/menit) yang dikeluarkan oleh pompa untuk
bensin premium yang diuraikan pada poin b).
d). Minyak tanah yang memiliki spesifik grafiti 0,82 ingin dicampur dengan bensin
premium sehingga membentuk suatu campuran dengan spesifik grafiti 0,78.
Tentukan rasio volumetris (volume bensin premium/volume minyak tanah) dua
senyawa tersebut di dalam campuran. Anggap bahwa percampuran tersebut tidak
merubah volume, artinya V
campuran
= V
bensin prem
+ V
minyak tanah
.
4. Harga bensin premium di Indonesia pada akhir tahun 2009 adalah Rp.4500,- sementara nilai
tukar saat itu berkisar 1 US $ = Rp10.300,-. Berapa banyak uang yang harus anda
keluarkan dalam US $ jika anda ingin mengisi bensin premium sebanyak 60 kg ke dalam
mobil anda di Indonesia, jika bensin premium memiliki spesifik grafiti 0,7. Pada periode
yang sama harga bensin premium di Amerika Serikat adalah US $ 2,56 per gallon,
berapakah uang yang harus anda keluarkan dalam US $ dan dalam Rupiah jika anda ingin
membeli bensin premium sebanyak 60 kg di Amerika Serikat.
5. Di dalam sebuah tabung terdapat sebanyak 15 kmol benzena (C
6
H
6
). Tentukan:
a). kg C
6
H
6
; b). mol C
6
H
6;
c). mol atom C; d). mol atom H; e). gr C: f). gr H; g)
banyaknya molekul C
6
H
6
.
6. Sebuah pompa torak memiliki piston tunggal dengan diameter 15 cm dan panjang
gerakan piston 15 cm. Jika setiap menit piston membuat sebanyak 16 gerakan, berapakah
laju pemompaan dalam L/menit dan gallon/menit.
7. Pipa yang keluar dari sebuah unit pengolahan air minum kota (PAM) berukuran 12 in.
Sebanyak 2,7 juta gallon air per air mengalir melalui pipa tersebut guna memenuhi
kebutuhan air bagi penduduk kota. Jika air mengalir secara penuh di dalam pipa tersebut,
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
82

berapakah kecepatan aliran air dalam m/det dan berapakah laju alir massa air dalam
kg/det?
8. Cairan toluen mengalir melalui sebuah pipa dengan laju 175 m3/jam.
a). Berapakah laju alir massa aliran ini dalam kg/menit
b). Beralapakah laju molar aliran ini dalam mol/detik
9. Di dalam campuran metanol dan metil asetat terdapat 15% massa metanol.
a). Tentukan mol metanol dalam 200 kg campuran
b). Jika laju alir metyl asetat di dalam campuran adalah 100 lb-mol/jam, berapakah laju
alir campuran dalam lb
m
/jam.
10. Sebanyak 25 lb gas yang terdiri dari 30% CO
2
, 40% N
2
, dan 30 % O
2
atas dasar massa
ditempatkan di dalam tabung silinder yang bervolume 200 ft
3
. Berapakah
a). berat molekul rata-rata campuran gas tersebut.
b). densitas gas dalam lb/ft
3
.
11. Suatu campuran gas terdiri dari 10,5% CO
2
, 13,0% Cl
2
, 12,7% N
2
dan sisanya hidrogen
(seluruh persentase atas dasar mol). Berat molekul CO
2
= 44,01; Cl
2
= 70,90; N
2
= 28,01;
H
2
= 2,02.
a). berapakah berat molekul rata-rata campuran gas tersebut.
b). Tentukan komposisi gas dalam fraksi massa.
12. Umpan ke reaktor sintesa amonia terdiri dari 25% mol nitrogen dan sisa nya hidrogen.
Laju alir umpan 3000 kg/jam. Tentukan laju alir nitrogen ke dalam reaktor dalam kg/jam
(saran: hitung dulu berat molekul rata-rata campuran).
13 Lakukanlah konversi tekanan berikut ini, anggap tekanan atmosfir 1 atm. Jika tidak
dinyatakan maka tekanan yang tertulis adalah tekanan absolut.
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
83

a). 2600 mm Hg menjadi psi
b). 275 ft H2O menjadi kPa
c). 3,0 atm menjadi N/cm
2
.
d). 280 cm Hg menjadi dyne/m
2
.
e). 20 cm Hg vakum menjadi atm (absolut)
f). 25,0 psig menjadi mm Hg (gauge)
g). 25,0 psig menjadi mm Hg (absolut)
h). 325 mm Hg menjadi mm Hg gauge
i). 35,0 psi menjadi cm carbon tetrachlorida
j). 24 psi menjadi kN/m
2
.
k). 10 m Hg menjadi Pa.
14. Tekanan pengukuran (gauge) pada sebuah tangki pada suatu hari terbaca 50 psig ketika
tekanan barometrik 1 atm. Berapakan tekanan absolut pada tangki tersebut.
15. Untuk menghemat biaya konstruksi, bangunan-bangunan modern biasanya memiliki atap
datar. Akan tetapi, pada musim hujan air hujan dapat menggenangi atap sehingga
menambah beban berat bagi gedung. Jika pada hujan deras, setinggi 25 cm air hujan
dapat terakumulasi pada atap gedung yang berukuran 10 m x 10 m, tentukan
a). Pertambahan berat yang harus ditanggung oleh gedung
b). Gaya air pada atap dalam psi.
16. Sebuah manometer menggunakan minyak tanah dengan sepsifik grafiti 0,82 sebagai
fluidanya. Jika pada perbedaan ketinggian fluida dalam manometer minyak tanah ini
terbaca 5 in, berapakah mm bacaan tersebut jika fluidanya air raksa.
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
84

17. Thermometer air raksa, merupakan alat ukur temperatur yang ditemukan oleh Daniel
Gabriel Fahrenheit yang terdiri dari sebuah tabung kaca berisi air raksa. Seorang Inuit
yang tinggal di Yukon, Kanada juga menggunakan thermometer jenis ini di dalam
rumahnya. Ketika seorang tamu dari Toronto datang ke rumahnya dan bertanya berapa
temperature saat ini, sambil melihat ke thermometer yang tergantung di dinding
rumahnya, dia menjawab -40
o
C. Menurut anda apakah dia memberikan jawaban dengan
benar atau berbohong. Berikan penjelasan saudara.
18. Konversikan temperatur pada bagian a dan b; dan rentang temperatur pada bagian c dan d.
a). T = 85
o
F ke dalam
o
R,
o
C, K
b). T = -10
o
C ke dalam
o
R,
o
F, K
c). T = 85
o
C ke dalam
o
R,
o
F, K
d). T = 150
o
C ke dalam
o
F,
o
C, K
19. Skala temperatur Celcius jelas berbeda dengan skala temperatur Fahrenheit. Titik didih
air pada skala Celcius adalah 100
o
, sementara pada skala Fahrenheit 212
o
. Titik beku air
pada skala Celcius adalah 0
o
, sedangkan pada skala Fahrenheit 32
o
. Dari sini terlihat
jelas, bahwa setiap kenaikan 1
o
pada skala Celcius akan terjadi kenaikan 1,8
o
pada skala
Fahrenheit. Dengan kondisi seperti ini, pada temperatur berapakah. Pada suhu berapa
skala Celcius dan skala Fahrenheit mempunyai nilai yang sama? Tunjukkan perhitungan
sdr.
20. Lakukanlah pencarian informasi melalui internet atau perpustakaan dan uraikan metoda
pengukuran temperatur yang ada saat ini. Uraian sdr harus mencakup alat yang
digunakan, bagaimana mekanisme pengukurannya dan karaktersitik penggunaan metoda
tersebut.
2.11 Glosarium
Bordon gauge : sebuah tabung berbentu C yang digunakan untuk mengukur tekanan
pada aliran fluida.
Bab 3: Proses Dan Variabel Proses
85

Manometer : suatu alat yang terdiri dari tabung berbentuk U yang berisi fludia cair
yang dapat digunakan untuk mengukur tekanan.
Termokopel : sensor untuk mengukur temperatur yang terdiri dari dua logam berbeda
yang dihubungkan satu sama lain pada bagian ujung pengukuran.
Pyrometer : suatu alat ukur temperatur melalui radiasi panas sehingga tidak
berkontak langsung dengan media yang akan diukur, biasanya alat ini digunakan untuk
mengukur temperatur yang lebih besar dari 600
o
C.

Daftar Pustaka
Perry, R.H. and Green, D.W. (1997), Perry's Chemical Engineers' Handbook, 7th Edition,
McGraw-Hill, New York.

Felder, R.M dan Rousseau, R.W. (2005) Elementary Principles of Chemical Processes, 3rd
Edition. John Wiley and Son, Inc. USA

Himmelblau, D.M dan James Riggs, B. (2004) Basic Principles and Calculations in Chemical
Engineering, 7
th
Edition, Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.USA

Wikibooks (2010) Introduction to Chemical Engineering Processes.
http://en.wikibooks.org/wiki/Introduction_to_Chemical_Engineering_Processes. Diakses
11 Maret 2010.

You might also like