You are on page 1of 4

NURSING SKILL PROCEDURE

ARTERIAL PUNGSI DALAM PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH


Penanggung Jawab Semester Mata Kuliah A. : Ns. Ariyani Pradana Dewi, S. Kep. Ns. Mushlihuddin, S. Kep. : V (Lima) : Sistem Kardiovaskuler II

Learning Outcome Mahasiswa mampu melakukan tindakan arterial pungsi dalam pengambilan spesimen darah arteri dengan memperhatikan konsep legal dan etik. Definisi dan Tujuan Pengambilan darah arteri adalah prosedur yang dilakukan dengan cara mengambil darah arteri yang bertujuan untuk melakukan analisa terhadap gas darah (status asam basa) dan keadekuatan ventilasi serta oksigenasi seseorang. Sampel darah arteri yang diambil berasal dari arteri perifer, seperti : arteri radialis, arteri brachialis atau sepanjang jalur arteri perifer. Pemeriksaan pH darah arteri digunakan untuk mengukur konsentrasi ion hidrogen. Penurunan terhadap nilai pH akan menunjukkan bahwa seseorang mengalami asidosis, sedangkan peningkatan terhadap nilai pH akan menunjukkan kondisi alkalosis (Potter & Perry, 2005). Faktor Penting Beberapa faktor penting yang perlu dipertimbangkan dalam melakukan prosedur pengambilan spesimen darah vena adalah sebagai berikut : - Identifikasi pasien terhadap kondisi-kondisi khusus. - Beberapa pemeriksaan mengharuskan pasien untuk berpuasa beberapa saat sebelum dilakukan pengambilan spesimen darah (diskusikan sebelumnya dengan laboran). - Penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan pH darah: sodium bikarbonat - Kegagalan untuk mengeluarkan semua udara dari spuit akan menyebabkan nilai PaCO2 yang rendah dan nilai PaO2 meningkat. - Penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan PaCO2 : aldosterone, ethacrynic acid, hydrocortisone, metolazone, prednisone, sodium bicarbonate, thiazides. - Penggunaan obat-obatan yang dapat menurunkan PaCO2 : acetazolamide, dimercaprol, methicillin sodium, nitrofurantoin, tetracycline, triamterene. - Penggunaan obat-obatan yang dapat meningkatkan HCO3 : alkaline salts, diuretics. - Penggunaan obat-obatan yang dapat menurunkan HCO3: acid salts. - Saturasi oksigen dipengaruhi oteh tekanan parsial oksigen dalam darah, suhu tubuh, pH darah, dan struktur hemoglobin. Indikasi Pada pasien yang perlu dilakukan studi hematologi terhadap gas darah, untuk beberapa kondisi sebagai berikut : Identifikasi keadekuatan respirasi, metabolik dan asam basa, dengan atau tanpa kompensasi fisiologi dengan melihat nilai pH dan CO2. Pengukuran terhadap tekanan parsial gas yang berperan dalam oksigenasi dan ventilasi.

B.

C.

D.

E. Nursing Skill Procedure No Procedure A. Fase Pra Interaksi - Persiapan Pasien 1. Perhatikan indikasi dilakukannya

Rational

tindakan

Referensi Taylor, C., etc. (2008). Fundamentals of nursing : the art and the science of nursing care . 6th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik . Ed. 4. Jakarta : EGC

arterial puncture. 2. Cek permintaan dokter terhadap tujuan dilakukannya tindakan. 3. Hubungi pihak laboratorium untuk memberitahukan bahwa spesimen darah akan dikirim untuk melihat hasil AGD. 4. Siapkan alat. - Persiapan Alat 1. Sabun 2. Tissue 3. Handscoon 4. 5. 6. 7. 8. Perlak dan Pengalas Handuk kecil Nierbeken Spuit 3cc Heparin

Handscoon mengurangi resiko terpapar virus dan bakteri lain yang mungkin ditularkan.

Heparin mencegah koagulasi sample darah arteri.

9. Povidine Iodine 10. Alcohol 11. Alcohol Swab 12. Lidocain Spray atau injeksi

Mengurangi nyeri lokal jika dibutuhkan lebih dari satu usaha untuk mengurangi nyeri tersebut dan mengurangi resiko terjadinya spasme arteri.

13. Kaca mata dan masker 14. Label untuk syringe 15. Kantong Plastik berisi es batu B. Fase Orientasi 1. Gunakan komunikasi terapeutik. Ucapkan salam dan perkenalkan diri.

Mengurangi metabolisme oksigen sampel.

Membina trust antara pasien-perawat, menunjukkan sikap terbuka perawat untuk menerima kondisi dan menghargai pasien. Mengindentifikasi pasien memastikan bahwa pasien yang menjalani prosedur adalah pasien yang benar dan mendapatkan tindakan yang sesuai dengan kondisi pasien. Identifikasi pasien juga dapat mencegah hiperventilasi akibat ansietas yang menimbulkan perubahan sementara pada gas darah. Penjelasan yang adekuat dapat menurunkan tingkat kecemasan dan mispersepsi pada pasien maupun keluarganya. Kesepakatan berkaitan dengan kesediaan pasien untuk berkomunikasi dan bekerjasama selama dilaksanakan proses tindakan keperawatan.

2. Identifikasi pasien.

3. Jelaskan tujuan dilakukannya pengambilan spesimen darah arteri dan prosedur pelaksanaannya kepada pasien dan keluarganya. 4. Kontrak waktu dan tempat

5. Jaga privasi pasien Referensi Taylor, C., etc. (2008). Fundamentals of nursing : the art and the science of nursing care . 6th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik . Ed. 4. Jakarta : EGC

6. Cuci tangan

Menjaga kebersihan tangan dapat mengurangi transmisi mikroorganisme dan mengurangi resiko infeksi nosokomial. Mempermudah perawat dan lebih mengefektifkan waktu serta mengurangi resiko kontaminasi dan kecelakaan. Teknik aseptik sangat penting dalam mencegah penyebaran mikroorganisme. Heparin di dalam jarum mencegah pembekuan sampel darah. Kelebihan heparin di dalam spuit dapat mempengaruhi nilai pH sampel darah. Obat-obatan jenis ini dapat mempengaruhi hasil AGD, oleh karena itu perlu didokumentasikan.

7. Dekatkan alat

C.

Fase Kerja 1. Pertahankan teknik aseptic ketika membuka kemasan. Bilas spuit 3cc dengan sedikit heparin dan kemudian kosongkan spuit. Biarkan heparin membasahi spuit dan jarum

2. Tanyakan kepada pasien tentang penggunaan aspirin atau antikoagulan.

3. Gunakan sarung tangan bersih 4. Palpasi arteri radialis Arteri radialis dipilih karena arteri ini memiliki sirkulasi kolateral, tidak berhubungan dengan vena yang besar dan terdapat pada daerah permukaan tubuh. Menentukan perfusi kolateral yang adekuat ke tangan. Memindahkan darah sebanyak mungkin ke tangan. Menghambat aliran darah arteri ke tangan.

5. Lakukan Allens Test

a. Minta pasien untuk mengepalkan tangan dengan kuat. b. Berikan tekanan langsung pada arteri radialis dan arteri ulnaris. c. Minta pasien untuk membuka dan mengepalkan tangannya beberapa kali. d. Lepaskan tekanan dari arteri ulnaris, observasi warna jari, ibu jari dan telapak tangan.

Jari dan tangan yang pucat mengindikasikan berkurangnya aliran darah arteri. Warna kemerahan yang kembali dalam waktu < 15 detik mengindikasikan bahwa Allens Test positif, begitu pula sebaliknya. Jika hasil Allens Test negatif maka hindari melakukan pungsi di area tersebut. Mempertahankan arteri radialis berada pada posisi superfisial.

6. Hiperekstensikan pergelangan tangan pasien diatas gulungan handuk. 7. Palpasi lokasi arteri radialis yang akan dilakukan arterial pungsi. 8. Lakukan desinfeksi area yang akan di insersi dengan gerakan sirkular menggunakan povidine iodine kemudian diusap dengan menggunakan

Referensi Taylor, C., etc. (2008). Fundamentals of nursing : the art and the science of nursing care . 6th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik . Ed. 4. Jakarta : EGC

kapas alkohol. 9. Berikan anastesi lokal. Lidocain spray ataupun lidocain injeksi yang biasanya diinjeksikan secara subkutan. 10. Insersikan needle dengan membentuk sudut antara 450 - 900 11. Biarkan darah mengisi spuit dengan sendirinya. Ambil darah sejumlah yang dibutuhkan (2-5cc) Hindari untuk melakukan aspirasi. 12. Cabut needle dengan meletakkan kapas alkohol / alcohol swab pada area insersi. 13. Berikan penekanan untuk homeostasis. 14. Segera tutup needle dengan gabus dan masukkan kedalam plastik es. Beri label. 15. Tutup area insersi dengan kapas alkohol dan plester. D. Fase Terminasi 1. Jelaskan pada klien bahwa prosedur telah selesai dilakukan. 2. Tanyakan kepada klien tentang adanya nyeri atau ketidaknyamanan berhubungan dengan tindakan yang dilakukan. 3. Lakukan kontrak pertemuan selanjutnya untuk mengobservasi klien. 4. Akhiri dengan salam terapeutik. Dokumentasi - Dokumentasikan dalam catatan keperawatan dan respon klien terhadap tindakan yang telah dilakukan. Nyeri dapat komplikasi. mengindikasikan adanya

Observasi 30 menit pertama dan setelah itu observasi tiap 1 jam.

E.

Dokumentasi yang lengkap membantu memberikan data klien terhadap respon dilakukannya terapi.

Referensi Taylor, C., etc. (2008). Fundamentals of nursing : the art and the science of nursing care . 6th Ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins Potter, P. A., & Perry, A. G. (2005). Buku ajar fundamental keperawatan : konsep, proses, dan praktik . Ed. 4. Jakarta : EGC

You might also like