You are on page 1of 20

PETUNJUK PRAKTIKUM

KIMIA ORGANIK
JURUSAN BIOLOGI

Penyusun : Ika Oktavianawati, SSi, MSc 198010012003122001

LABORATORIUM KIMIA ORGANIK JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS JEMBER
2013

KATA PENGANTAR

Pemahaman kajian ilmu eksakta tidak hanya dapat dilakukan melalui pembelajaran dalam kelas, studi pustaka, dan berdiskusi saja. Salah satu kegiatan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan pemahaman suatu teori ilmiah adalah dengan melalui praktikum di laboratorium. Pada saat ini fungsi praktikum tidak hanya sebagai sarana pembuktian suatu teori saja, namun juga dapat digunakan sebagai wadah untuk mengembangkan softskill atau keterampilan mahasiswa untuk bekerja di laboratorium. Dalam jangka panjang, kegiatan ini akan memberikan manfaat dalam konsep berpikir dan skill mahasiswa dalam mengembangkan ilmu pengetahuan (misal berupa penelitian dalam skripsi tugas akhir). Praktikum Kimia Organik untuk Jurusan Biologi ini menekankan pada peningkatan softskill atau keterampilan mahasiswa dalam konsep dan pengembangan prosedural ekstraksi dan isolasi senyawa bahan alam, yang meliputi ekstraksi padat-cair menggunakan soxhlet, isolasi eugenol dari minyak cengkeh yang berprinsip kerja ekstraksi cair-cair, hidrodistilasi minyak atsiri, dan isolasi pigmen (karotenoid) menggunakan teknik kromatografi kolom gravitasi. Mahasiswa dituntut memahami konsep kerja ekstraksi atau pemisahan senyawa bahan alam tersebut serta pengidentifikasian sederhana dari produk yang dihasilkan. Petunjuk praktikum ini merupakan hasil perubahan dari petunjuk praktikum Kimia Organik untuk jurusan Biologi edisi sebelumnya (2005). Dua topik praktikum yang dipertahankan ada dalam acara praktikum kali ini adalah ekstraksi padat-cair dan isolasi eugenol. Sedangkan dua topik praktikum lainnya, hidrodistilasi minyak atsiri dan isolasi pigmen, merupakan mata acara praktikum baru yang dirancang terkait erat dengan kegiatan pengembangan ilmu di Jurusan Biologi, yaitu isolasi senyawa aktif dalam bahan alam. Akhirnya diucapkan selamat berpraktikum, hati-hatilah dalam menangani atau menggunakan setiap bahan kimia yang digunakan pada praktikum. Bacalah petunjuk praktikum dengan teliti dan carilah informasi pendukung mengenai berbagai hal terkait dengan setiap percobaan yang akan dilakukan.

Jember, Maret 2013

Koordinator Praktikum Kimia Organik Untuk Jurusan Biologi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................... i DAFTAR ISI................................................................................................................................................. ii TATA TERTIB ............................................................................................................................................ iii FORMAT LAPORAN .................................................................................................................................. v PENILAIAN ................................................................................................................................................ ix PERCOBAAN I. ISOLASI EUGENOL ....................................................................................................... 1 PERCOBAAN II. EKSTRAKSI PADAT - CAIR ........................................................................................ 3 PERCOBAAN III. DISTILASI MINYAK ATSIRI ..................................................................................... 5 PERCOBAAN IV. EKSTRAKSI PIGMEN DAN ANALISA TLC-NYA .................................................. 7 PERCOBAAN V. EKSTRAKSI KAFEIN ................................................................................................... 9

ii

TATA TERTIB PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK

Petunjuk persiapan dan pelaksanaan bekerja aman di Laboratorium Kimia Organik. 1. Praktikan harus sudah mempersiapkan apa yang akan dilakukan pada saat praktikum (mengetahui: tujuan percobaan, cara kerja percobaan, sifat bahan, alat yang akan digunakan, dan data yang akan diharapkan diperoleh) dalam bentuk jurnal (beserta laporan sementara). 2. Praktikan telah mempersiapkan botol gelas dan bertutup sebagai tempat sampel, dan kain lap (atau tisu). 3. Praktikan hadir tepat pada waktunya ( 10 menit sebelum praktikum dimulai). Praktikan yang hadir lebih dari 10 menit dari waktu yang telah ditentukan (Selasa, jam 10.40 wib) maka tidak diperkenankan untuk mengikuti praktikum Kimia Organik. 4. Praktikan masuk ke dalam laboratorium harus sudah mengenakan jas praktikum dan mengenakan sepatu. Apabila diperlukan, praktikan dapat menggunakan personal protective equipment seperti masker atau sarung tangan. 5. Praktikum dilakukan secara berkelompok. 6. Selama percobaan dilakukan, praktikan harus mengamati dengan cermat percobaannya dan mencatat hasil yang diperoleh, seperti berat/volume hasil, warna, bau, endapan, dan sebagainya. Hasil percobaan tersebut dicatat dalam laporan sementara yang saat praktikum selesai nanti wajib ditandatangani oleh asisten atau dosen jaga praktikum. 7. Selama praktikum, praktikan wajib menjaga ketenangan, ketertiban dan keteraturan serta memperhatikan dan melaksanakan prinsip-prinsip Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Laboratorium (K3). 8. Praktikan wajib menjaga kebersihan laboratorium (alat-alat gelas, meja dan lain-lain) serta merapikan kembali meja kerja. 9. Praktikan dilarang mengenakan sandal, makan/minum, merokok, membawa barangbarang yang tidak diperlukan untuk kepentingan praktikum, atau bersendagurau selama praktikum. 10. Selain laporan sementara, praktikan wajib membuat laporan akhir kelompok dengan format yang telah ditentukan dan dikumpulkan kepada asisten sebelum percobaan berikutnya.

iii

11. Hal-hal lain yang belum diatur pada ketentuan diatas dan diperlukan untuk kemanan dan keselamatan serta kelancaran praktikum Kimia Organik, akan diatur kemudian. 12. Apabila praktikan melanggar atau tidak mentaati ketentuan yang telah disepakati diatas maka yang bersangkutan dapat dikeluarkan dari laboratorium Kimia Organik dan tidak diperkenankan untuk melanjutkan dan mengulang praktikum, dan dinyatakan gagal.

Jember, Maret 2013 Koordinator Praktikum Kimia Organik Untuk Jurusan Biologi

iv

FORMAT LAPORAN

Laporan Sementara (Jurnal) berisi: Laporan sementara ini dibawa dan dikumpul pada asisten saat sebelum masuk ruang laboratorium. Sesuai dengan file form Praktikum KO Bio, ketik informasi yang ada dalam poinpoin tersebut, selain poin waktu dan data (dan) perhitungannya yang dapat ditulis tangan dan dimintakan paraf asisten (dipojok kanan atas) saat praktikum telah selesai.

Judul Percobaan Tujuan Percobaan Latar Belakang Prinsip Kerja Alat

Bahan Cara Kerja Waktu yang dibutuhkan Data dan Perhitungan

Laporan Akhir Praktikum Berisi seluruh content form Laporan Praktikum (template tersedia dibawah ini, untuk file atau softcopy terkait dengan form Laporan Praktikum tersebut dapat diperoleh di koordinator kelas). Laporan akhir praktikum mandiri dan kelompok memiliki format yang sama.

Gunakan template dan guideline berikut dalam mempersiapkan proposal praktikum kimia organik. Jangan mengganti style dan ukuran huruf untuk lembar-lembar berikut ini. Gunakan kertas ukuran A4 70 gsm. Laporan akhir kelompok dikumpulkan paling lambat dua minggu setelah praktikum berakhir.

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ORGANIK Judul Tujuan Percobaan Latar Belakang Jelaskan mengapa anda melakukan percobaan tersebut (misal: kandungan lemak/minyak atsiri/pigmen dalam sumber (sampel) tersebut berlimpah dan manfaatnya tinggi dalam industri! Munculkan citation (sumber referensi) anda juga. Prinsip Kerja Tuliskan prinsip kerja yang digunakan dalam percobaan ini (misal jelaskan prinsip metode ekstraksi padat-cair menggunakan soxhlet)! Ingat, prinsip kerja bukan cara kerja (prosedur)! Alat Sebutkan peralatan yang akan anda gunakan dalam mengekstrak dan mengidentifikasi senyawa tersebut! Bahan Sebutkan bahan-bahan kimia yang akan anda gunakan dalam mengekstrak senyawa tersebut (sertakan dalam lampiran, MSDS masing-masing bahan kimia tersebut)! Cara Kerja Jelaskan prosedur kerja yang akan anda lakukan dalam mengekstrak dan mengidentifikasi senyawa tersebut, meliputi: Skema kerja (singkat dan jelas) Prosedur kerja dalam bentuk kalimat. : : Sebutkan tujuan dilakukannya percobaan ini.

Jika ada perubahan prosedur kerja yang anda lakukan (tidak sesuai dengan lembar petunjuk praktikum), maka cantumkan prosedur kerja yang anda gunakan bersama kelompok anda tersebut.

vi

Waktu yang dibutuhkan Sebutkan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan percobaan tersebut (breakdown dalam bentuk waktu-waktu kegiatan)! Data dan Perhitungan Sebutkan data yang muncul dari percobaan tersebut diikuti dengan perhitungannya, misal berat produk teoritis dan rendemen. Data Percobaan: Berat hasil Bentuk Hasil Jelaskan secara singkat hasil percobaan meliputi proses ekstraksi (misal waktu yang dibutuhkan untuk variasi lama refluks dan distilasi) dan identifikasi senyawa ekstrak. Sertakan foto atau gambar yang terkait dengan percobaan ekstraksi ini (misal sketsa alat dan foto proses dan produk ekstrak). Pembahasan Hasil Bahaslah proses atau prosedur kerja dan hasil percobaan anda serta bandingkan dengan literatur yang ada mengenai teori prinsip kerja metode ekstraksi tersebut. Hubungkan tentang penggunaan (fungsi) berbagai bahan kimia dan reaksi sintesis yang terjadi. Modifikasi kesalahan yang terjadi dilaboratorium dengan dasar teori yang sesuai. Jangan lupa cite referensi jika mencuplik statement dari literatur lainnya. Kesimpulan Sebutkan kesimpulan dari percobaan tersebut. Referensi Sebutkan sumber literatur atau jurnal yang anda gunakan sebagai dasar metode kerja dan pembahasan hasil yang anda gunakan dalam percobaan tersebut! Saran Sebutkan saran terkait jika ada perbaikan yang seharusnya dilakukan untuk percobaan ini selanjutnya. Misal eksplorasi penggunaan suhu yang lebih tinggi untuk merefluks. : .. gram : Warna : Bau : . Volume hasil : ...gram

vii

Nama Praktikan Sebutkan nama-nama praktikan yang terlibat dalam percobaan ini!

Praktikum memiliki proporsi nilai 30% dari total nilai akhir mata kuliah Kimia Organik. Lakukan praktikum dan buat laporan sebaik mungkin dengan kerjasama kelompok yang solid.

viii

PENILAIAN

Nilai akhir praktikum terdiri dari : a. b. c. d. Nilai jurnal Aktivitas Praktikum Nilai laporan praktikum kelompok Nilai responsi : 15 % : 25 % : 30 % : 30 %

Nilai Huruf Mutu : A B C D E : NA 80 : 79 NA 60 : 59 NA 50 : 50 NA 40 : 40 NA

ix

PERCOBAAN I. ISOLASI EUGENOL

Tujuan Percobaan: 1. Mempelajari teknik pemisahan cara kimia (cair-cair). 2. Mempelajari teknik isolasi eugenol dari minyak cengkeh.

Tinjauan Pustaka Ekstraksi merupakan proses fisik (pemisahan) dimana suatu senyawa (atau campuran senyawa) ditransfer dari satu fasa ke fasa lainnya. Pada dasarnya terdapat dua macam ekstraksi yaitu ektraksi cair-cair, dan ekstraksi padat-cair. Ekstraksi cair-cair merupakan operasi dasar yang harus dikuasai dalam kegiatan laboratorium Kimia Organik. Dengan menggunakan ekstraksi cair-cair, kita dapat mengisolasi senyawa tunggal dari suatu campuran. Proses fisik yang mendasari ektraksi caircair tersebut adalah partisi pelarut-pelarut, atau distribusi solute diantara sepasang pelarut. Sehingga jenis ekstraksi yang selektif dapat dilakukan dengan cara pemilihan pelarut dengan polaritas yang tepat. Senyawa non polar, seperti lemak, wax, terpen,dan beberapa steroid dapat diekstrak dengan pelarut non polar, seperti petroleum eter. Metanol, pelarut dengan polaritas medium keatas, direkomendasikan untuk mengekstrak pigmen, alkaloid, tannin, flavonoid, dan senyawa polar lainnya. Sedangkan air mampu mengekstrak senyawa yang sangat polar seperti garam, gula berBM rendah, dan protein. Ekstraksi sejumlah senyawa terkait dapat juga dilakukan dengan menggunakan kombinasi pelarut atau dilakukan secara bertahap, misal dari polar ke non polar. Proses ekstraksi cair-cair tersebut dilakukan dalam corong pisah, yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

Eugenol merupakan komponen utama dalam minyak cengkeh, yang dapat berasal dari daun, tangkai, dan bunga pohon cengkeh. Komponen utama minyak daun cengkeh adalah eugenol (80-90%) dan kariofilen (10%). Adanya gugus hidroksi menjadikan eugenol sebagai senyawa fenolik yang bersifat asam dan mudah dipisahkan dari senyawa non fenolik. Yaitu dengan cara ekstraksi cair-cair dengan menggunakan pelarut aktif.
1

Prosedur Kerja: 1. Masukkan 25 gram minyak cengkeh kedalam beaker glass. Tambahkan 25 mL larutan NaOH 10%, kemudian diaduk sampai homogen. 2. Tambahkan 10 mL dietileter kemudian pindahkan kedalam corong pisah, dikocok kuat-kuat dan diamkan selama 10 menit sampai terbentuk dua lapisan. Fasa polar (anorganik), yang berada dilapisan bawah, dipisahkan dan ditampung dalam beaker glass. 3. Fasa non polar (organik), yang berada dilapisan atas, ditambahkan 10 mL larutan NaOH 10% dikocok kuat-kuat, lalu didiamkan sampai terbentuk dua lapisan. Fasa polar (anorganik) dipisahkan dan digabung dengan fasa polar sebelumnya (poin 2). 4. Tambahkan HCl 25% tetes demi tetes kedalam fasa polar (bagian bawah) sampai terbentuk gumpalan-gumpalan coklat atau mempunyai pH 3 (tes menggunakan lakmus biru). 5. Pindahkan dalam corong pisah, lalu ditambahkan dietileter 10 mL. Dikocok kuatkuat, kemudian didiamkan selama 10 menit sampai terbentuk dua lapisan. Fasa organik ditampung dalam beaker glass. 6. Uapkan pelarut dietileter yang terdapat dalam fasa organik tersebut, dalam lemari asam menggunakan penangas air (suhu air 50C). Residu yang diperoleh ditambahkan sejumlah kecil kristal MgSO4. Lalu dekantasi residu yang mengandung eugenol tersebut. Timbang berat eugenol dan ukur volumenya juga menggunakan gelas ukur. Hitung rendemen/kadar eugenol dalam minyak cengkeh tersebut. 7. Uji positif akan adanya eugenol dalam residu yang diperoleh adalah terbentuknya warna ungu jika ditambahkan larutan FeCl3.

Bahan Diskusi 1. Tuliskan reaksi yang terjadi dalam ekstraksi dan isolasi eugenol dari minyak cengkeh tersebut! 2. Gambar struktur senyawa dari eugenol! 3. Jelaskan mengapa pada ekstraksi yang pertama, fasa polar larutanny bersifat basa? 4. Apa fungsi penambahan NaOH dan HCl pada percobaan ini?

PERCOBAAN II. EKSTRAKSI PADAT - CAIR

Tujuan Percobaan: Mempelajari teknik pemisahan senyawa dari padatan dengan cara ekstraksi.

Tinjauan Pustaka Komponen senyawa dalam bahan alam, seperti jaringan tanaman dan hewan, memiliki range polaritas yang lebar. Ekstraksi menggunakan pelarut dengan polaritas yang tepat dapat meningkatkan rendemen hasil ekstraksi. Sehingga pelarut non polar, seperti petroleum eter, direkomendasikan untuk mengekstrak material non polar juga, seperti lemak atau minyak. Terdapat dua teknik utama dalam ekstraksi padat cair yaitu sistem batch dan continous. Pada sistem batch, sampel padatan dicampur dengan pelarut tertentu pada jangka waktu tertentu. Pada saat ini dapat diterapkan suatu temperatur pemanasan tertentu untuk meningkatkan kinetika ekstraksi sehingga rendemen hasil menjadi tinggi. Sistem batch ini sangat berguna jika sampel kaya akan komponen senyawa yang ingin diekstrak. Namun jika komponen yang diinginkan tersebut hanya sedikit larut dalam pelarut ekstraksi, atau terdapat dalam jumlah yang sedikit, atau hasil ekstraksi penting untuk diperhatikan, maka sistem batch menjadi sangat tidak efisien. Ekstraksi menggunakan Soxhlet merupakan suatu bentuk ekstraksi continous. Ekstraktor soxhlet, yang pertama kali digunakan pada tahun 1879, merupakan alat yang mampu memisahkan sejumlah kecil hingga ratusan gram sampel dengan recovery mendekati 100%. Pelarut ekstraksi ditempatkan dalam labu alas bulat diatas mantel pemanas, dan panas yang tersedia tersebut akan menguapkan pelarut. Pelarut yang melewati tabung penghubung akan terkondensasi pada permukaan kondensor, lalu turun kembali kedalam extraction chamber. Chamber tersebut berisi sampel yang telah dimasukkan kedalam thimble berpori (misal kertas saring). Ekstraksi terjadi saat pelarut kontak dengan sampel. Larutan akan berakumulasi didalam chamber hingga volume tertentu, lalu pelarut akan turun kembali ke dalam labu sambil membawa senyawa yang telah terekstrak. Sistem operasi ini terjadi secara berkesinambungan selama beberapa waktu (jam). Jika senyawa yang ingin diisolasi merupakan senyawa termolabil, ekstraksi menggunakan Soxhlet akan menyebabkan dekomposisi karena larutan akan dididihkan terus menerus. Pada kasus ini, pelarut dengan titik didih rendah sangatlah direkomendasikan.

Gambar berikut menunjukkan komponen dasar dari set up peralatan soxhlet:

Prosedur Kerja: 1. Timbang 5 gram daging buah kemiri (atau sampel lainnya) dan digerus dalam mortar sampai lembut. Bungkus sampel dengan kertas saring dan ujung atas dan bawah ditutup dengan kapas bebas lemak. Masukkan sampel kedalam alat soxhlet. 2. Masukkan petroleum eter (PE) sebanyak 60% dari volume labu alas bulat dan lakukan ekstraksi selama 1 jam. 3. Ekstrak yang diperoleh ditambah dengan natrium sulfat anhidrous/magnesium sulfat anhidrous. Pisahkan larutan ekstrak yang diperoleh dengan cara dekantasi. 4. Kemudian selanjutnya uapkan pelarut PE yang masih terdapat dalam ekstrak dengan cara pemanasan dalam penangas air. 5. Timbang residu yang diperoleh dari pemanasan larutan ekstrak tadi. Hitung rendemen hasil dari percobaan ini. Catat juga warna dan bau yang dihasilkan.

Bahan Diskusi 1. Bagaimana peran wadah sampel berpori (thimble) dalam ekstraktor soxhlet? 2. Bagaimana caranya untuk menentukan bahwa ekstraksi menggunakan Soxhlet tersebut sudah dianggap selesai? 3. Apa fungsi penambahan sodium sulfat dalam percobaan ini? 4. Apa sarat pelarut yang baik untuk ekstraksi?

PERCOBAAN III. DISTILASI MINYAK ATSIRI

Tujuan Percobaan: 1. Mempelajari teknik pemisahan senyawa berdasarkan perbedaan titik didih. 2. Mempelajari metode ekstraksi minyak atsiri menggunakan prinsip hidrodistilasi.

Tinjauan Pustaka Distilasi merupakan salah satu teknik pemisahan berdasarkan perbedaan titik didih. Teknik distilasi sering digunakan untuk memisahkan senyawa volatil dari senyawa non volatil. Semua uap panas yang dihasilkan akan langsung masuk dalam kondensor yang dingin, dan mengkondensasikan uap panas nya. Pada percobaan ini akan dilaksanakan isolasi minyak atsiri dari berbagai macam spesies menggunakan teknik hidrodistilasi minyak atsiri. Minyak atsiri terdapat dalam seluruh bagian tanaman, namun umumnya dalam batang, daun, bunga dan biji-bijian. Minyak atsiri merupakan campuran kompleks dari senyawa volatile berbau yang tak larut dalam air. Berikut merupakan gambar dari set up alat hidrodistilasi minyak atsiri:

Prosedur Kerja: 1. Preparasi sampel. Potong-potong kecil sampel (daun, bunga, atau batang) yang sudah bersih dan kering (dengan jumlah air minimum). 2. Persiapkan set alat distilasi sesuai dengan gambar dibawah ini. 3. Masukkan 50 g sampel kedalam labu alas bulat 250 mL. Penuhi labu dengan aquades hingga setengah volume total labu. Tambahkan batu didih. 4. Pasang kembali labu pada set up alat distilasi. Panaskan labu pada mantel pemanas secara perlahan-lahan. Hentikan distilasi jika sudah diperoleh distilat sebanyak 100 mL atau telah dipanaskan selama 1-1.5 jam.
5

5. Catat volume distilat yang diperoleh. Biarkan distilat beberapa saat hingga nantinya diperoleh dua fasa, aqueous phase dan organic phase. Pisahkan minyak atsiri dari air yang ada dalam campuran distilat. Lalu tambahkan sedikit magnesium sulfat pada distilat minyak atsiri. Peroleh minyak atsiri dengan cara dekantasi. Catat volume minyak atsiri yang diperoleh. 6. Hitung rendemen minyak atsiri yang diperoleh . Amati bau dan warna dari minyak atsiri tersebut.

Bahan Diskusi 1. Jelaskan alasan anda dalam memilih tanaman tersebut sebagai sampel sumber minyak atsiri! 2. Berdasarkan literatur, komponen senyawa kimia minyak atsiri apakah yang terkandung dalam sampel yang tersedia? Tulis nama dan gambar struktur molekulnya! 3. Bagaimana mekanisme komponen minyak atsiri pada sampel jaringadapat terekstrak oleh suatu pelarut!

PERCOBAAN IV. EKSTRAKSI PIGMEN DAN ANALISA TLC-NYA

Tujuan Percobaan: 1. Mempelajari teknik pemisahan senyawa pigmen (karotenoid) dari sampel padatan. 2. Mempelajari teknik analisa thin layer chromatography (TLC).

Tinjauan Pustaka Percobaan yang terfokuskan pada ekstraksi pigmen dari jaringan tanaman sangatlah popular dalam kegiatan praktikum laboratorium mahasiswa Kimia. Analisa pigmen menggunakan kromatografi lapis tipis, TLC, menampilkan sejumlah sebaran komponen dalam pelat TLC yang umumnya membentuk pita warna yang mudah teramati dan dipelajari. Kromatografi didefinisikan sebagai pemisahan campuran oleh dua atau lebih senyawa yang berbeda melalui distribusi antara dua fasa, fasa stationer dan fasa gerak. Metode tersebut bergantung pada perbedaan kelarutan, atau adsorpsivitas dari substansi untuk terpisah relatif terhadap dua fasa dimana sampel akan terpartisi. Pada TLC, fasa stationernya merupakan silika yang terikat pada lempengan aluminium. Silika merupakan substansi polar karena permukaan kristalnya mengandung gugus polar hidroksi (OH). Fasa geraknya merupakan sistem pelarut organik yang dengan perilaku kapiler akan terus bergerak keatas melewati lempengan silika.

Gambar berikut merupakan set up alat analisa TLC.

Sampel yang ditotolkan pada pelat silika akan terpartisi dalam pelarut yang terus bergerak keatas dan juga tertahan dalam fasa stationernya. Proses ini disebut dengan pengembangan pada pelat TLC. Berbagai campuran dalam sampel akan terpisah sesuai dengan kesetimbangan distribusinya terhadap pelarut dan adsorben. Senyawa yang lebih non polar akan terdistribusi lebih baik pada pelarut yang bergerak sehingga akan melaju lebih cepat dibandingkan senyawa yang lebih polar karena lebih tertahan dengan pelat silika. Perbedaan laju ini, yang ditandai dengan jarak tempuh senyawa yang berbeda, akan menjadi dasar dalam analisa TLC dengan melalui penentuan Rf, retention factor. Rf = jarak tempuh substansi / jarak tempuh pelarut

Pigmen yang terkait dalam percobaan ini adalah senyawa karotenoid. Yang termasuk dalam senyawa kaarotenoid tersebut diantaranya -karoten, lycopene, lutein, klorofil, astaxanthin dan lain-lain.

Prosedur Kerja: 1. Preparasi sampel. Potong-potong kecil 5 gram sampel (daun, buah atau umbi) yang sudah bersih dan kering (dengan jumlah air minimum). Gerus sampel menggunakan mortar dan pestle dengan menambahkan aseton 5 mL. Dekantasi larutan ekstrak sambil peras padatan yang tersisa menggunakan spatula (pada dinding mortar) hingga ekstrak aseton maksimum yang diperoleh atau gunakan bantuan kertas saring untuk memeras pasta tersebut. 2. Masukkan ekstrak dalam tabung reaksi atau vial 5 mL. 3. Siapkan chamber TLC dan tempatkan pelarut aseton:heksana (3:7) kira-kira setinggi 0.5 cm. Tempatkan kertas saring ukuran tertentu, yang sebelumnya telah ditotolkan sedikit sampel ekstrak ( 1 cm dari batas bawah kertas), pada TLC chamber. Lalu tutup chamber dan tunggu pergerakan pelarut hingga sampai batas atas ( 0.5 cm dari batas atas kertas). Ambil kertas saring dengan menggunakan pinset dan keringanginkan. 4. Jika sudah kering, amati pemisahan pigmen yang terjadi pada kertas menggunakan sinar UV. Ukur jarak yang ditempuh senyawa dan pelarut tersebut. Hitung factor retensi (Rf) untuk masing-masing komponen.

Bahan Diskusi 1. Berdasarkan literatur, pigmen apa sajakah yang terdapat dalam sampel anda? Gambarkan strukturnya! 2. Apakah fungsi aseton dalam percobaan ini? Dapatkah diganti dengan metanol? 3. Bagaimana prinsip kerja kromatografi kertas (atau Thin Layer Chromatography)?

PERCOBAAN V. EKSTRAKSI KAFEIN DAN PEMURNIANNYA DENGAN PROSES SUBLIMASI

Tujuan Percobaan: 1. Mempelajari teknik pemisahan kafein dari teh menggunakan prinsip ekstraksi pelarut polar-non polar. 2. Mempelajari teknik pemurnian melalui proses sublimasi.

Tinjauan Pustaka Kafein merupakan salah satu senyawa organik dari kelas alkaloid. Senyawa ini ditemukan dalam beberapa bahan makanan, misal kopi dan teh. Kafein ini dapat berlaku sebagai stimulan jantung, pernafasan, saraf dan pencernaan. Pada kadar tertentu, konsumsi kafein dapat menyebabkan ketergantungan, sakit kepala, insomnia dan juga mual muntah. Percobaan kali ini akan mengulas mengenai cara ekstraksi kafein dari sampel teh. Dalam teh sendiri, selain kafein juga terdapat komponen senyawa lainnya yaitu tanin yang jika diekstrak menggunakan pelarut organik seperti diklorometana, maka keduanya akan dapat diperoleh. Prosedur ekstraksi yang digunakan kali ini berdasarkan pada sifat keasaman dari tanin (gugus fenolnya) yang mudah diubah menjadi garamnya dengan sodium karbonat sehingga akan menjadi sangat larut dalam air, dan tak larut dalam diklorometana. Sehingga kafein akan dengan mudah diperoleh sebagai ekstrak dalam fraksi diklorometana.

Prosedur Kerja: 1. Timbang 5 buah tea bag atau 5 gram the tubruk, lalu masukkan dalam beaker glass 250 mL. Tambahkan 75 mL aquades dan 5 gram sodium karbonat anhidrat. Tutup beaker dengan gelas arloji lalu didihkan selama 10 menit. Jika tea bag muncul ke permukaan air, tekan dengan batang pengaduk agar tenggelam. Dekantasi cairan panas (I) tersebut pada erlenmeyer 150 mL. 2. Tambahkan 30 mL aquades pada beaker glass awal dan didihkan kembali. Llau dekantasi cairannya jadikan satu dengan cairan (I). Dinginkan ekstrak teh tersebut. Jika menggunakan the tubruk sebagai sampel, maka saring cairan menggunakan buchner agar terpisah dari padatannya. 3. Masukkan ekstrak teh pada corong pisah dan tambahkan 3 gram NaCl, lalu ekstrak dengan 15 mL diklorometana. Kocok corong pisah dengan pelan dan berhati-hati,
9

jangan terlalu kuat seperti saat anda melakukan ekstraksi eugenol. Diamkan corong pisah beberapa waktu. Pisahkan lapisan bawah yang berisi fraksi diklorometana. 4. Ekstrak kembali lapisan atas dengan 15 mL diklorometana dengan menggunakan corong pisah. Gabung fraksi diklorometana yang diperoleh sekarang dengan fraksi sebelumnya. Tambahkan sodium sulfat anhidrat secukupnya hingga fasa

diklorometana menjadi jernih. Dekantasi fraksi diklorometana jernih, lalu evaporasi pelarut menggunakan rotary evaporator. 5. Ambil sebisa mungkin kafein yang terdapat dalam labu alas bulat rotary evaporator dan letakkan dalam cawan petri yang telah ada diatas pemanas. Lalu tutup atasnya dengan 3 lembar kertas saring dan tekan dengan beaker glass atau erlenmeyer 250 mL yang berisi 50 mL air. Panaskan hot plate dengan setting medium. Amati apa yang terjadi! Setelah sekitar 5 atau 10 menit hentikan pemanasan dan biarkan sistem dingin kembali. Buang air dalam beaker dengan hati-hati lalu gores atau kerok kafein murni yang menempel pada kertas saring dan tampung dalam kertas saring baru yang sudah ditimbang sebelumnya. 6. Amati wujud fisik dari kafein yang diperoleh: bentuk, bau, warna, dan titik lelehnya! Bandingkan dengan wujud fisik ekstrak kasar kafein yang diperoleh sebelum proses pemurnian. Jangan lupa untuk menghitung persen hasil dari kafein dalam teh tersebut!

Bahan Diskusi 1. Mengapa saat mengocok corong pisah untuk mengesktrak kafein harus pelan-pelan dan berhati hati, tidak terlalu kuat seperti prosedur ekstraksi eugenol? 2. Apa fungsi penambahan NaCl sebelum pemberian diklorometana pada proses ekstraksi kafein? 3. Apa yang dimaksud dengan proses sublimasi?

10

You might also like