You are on page 1of 9

Konsultasi dan Rujukan A. Batasan Batasan konsultasi tidaklah sama dengan rujukan.

Konsultasi menunjuk pada upaya, memintakan bantuan profesional penanganan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang lebih ahli. Sedangkan rujukan menunjuk pada upaya melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan suatu kasus penyakit yang sedang ditangani oleh seorang dokter kepada dokter lainnya yang sesuai. Berbeda halnya dengan konsultasi yang pengaturannya lebih banyak bersifat kesejawatan sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam kode etik profesi, pengaturan rujukan sering dituangkan dalam peraturan perundang-undangan. Untuk Indonesia pengaturan tersebut dapat dilihat antara lain pada Surat Keputusan enteri Kesehatan !I "o. #$%&Birhup&'% tahun ()'%. *isebutkan bahwa yang dimaksud rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab pengelolaan suatu kasus penyakit dan ataupun masalah kesehatan secara timbal balik, yang dapat dilakukan secara +ertikal, dalam arti antara sarana pelayanan kesehatan yang berbeda stratanya, atau secara hori,ontal, dalam arti antar sarana pelayanan kesehatan yang sama stratanya. B. Rujukan di Indonesia dibagi 2 macam : (. !ujukan edis -elimpahan wewenang dan tanggung jawab yang dilakukan pada rujukan medis adalah masalah kedokteran. .ujuan utamanya adalah untuk menyembuhkan penyakit dan atau memulihkan status kesehatan pasien. !ujukan medis ini dibagi $ macam / a. !ujukan -asien (Transfer Of Patient) 0ang dimaksud dengan rujukan pasien adalah pelimpahan wewenang dan tanggung penatalaksanaan pasien dari satu strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke pelayanan kesehatan yang lebih sempurna, atau sebaliknya, untuk pelayanan yang diperlukan. b. !ujukan Ilmu -engetahuan (Transfer Of Knowledge) 0ang dimaksud dengan rujukan ilmu pengetahuan adalah pengiriman dokter atau tenaga kesehatan lain yang lebih ahli dari satu strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk melaksanakan bimbingan dan sebaliknya, untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan. c. !ujukan Bahan -emeriksaan 1aboratorium (Tranfer Of Specimens) diskusi, atau tindak jawab strata lanjut

0ang dimaksud rujukan bahan pemeriksaan laboratorium adalah pengiriman bahan-bahan pemeriksaan laboratorium dari satu strata pelayanna kesehatan yang kurang mampu ke pelayanan kesehatan yang lebih mampu untuk pemeriksaan bahan-bahan laboratorium, sebaliknya, untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan. %. !ujukan Kesehatan -elimpahan wewenang dan tanggung jawab yang dilakukan pada rujukan kesehatan adalah untuk masalah kesehatan masyarakat. .ujuan utamanya adalah untuk meningkatkan derajat kesehatan dan ataupun mencegah penyakit yang ada di masyarakat. !ujukan kesehatan dibagi % / a. !ujukan .enaga 0ang dimaksud dengan rujukan tenaga adalah pengiriman dokter atau tenaga kesehatan dari satu strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang untuk memperoleh pendidikan dan latihan. b. !ujukan Sarana 0ang dimaksud rujukan sarana adalah pengiriman berbagai peralatan medis dan ataupun nonmedis dari satu strata pelayanan kesehatan yang lebih mampu ke strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan, atau sebaliknya, untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan. c. !ujukan 2perasional 0ang dimaksud dengan rujukan operasional adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab penanggulangan masalah kesehatan masyarakat dari satu strata pelayanan kesehatan yang kurang mampu ke strata yang lebih mampu, atau sebaliknya, untuk pelayanan tindak lanjut yang diperlukan. C. Rujukan pada pelayanan Dokter Keluarga mempunyai beberapa karakteristik khusus. Karakteristik yang dimaksud adalah : (. -elimpahan wewenang dan tanggunng jawab pada rujukan pelayanan dokter keluarga tidak bersifat total, melainkan hanya untuk masalah penyakit yang sedang ditanggulangi saja. Sedangkan masalah penyakit lainnya atau kesehatan pasien secara keseluruhan, tetap berada di tangan dokter keluarga. kurang mampu untuk menanggulangi masalah kesehatan masyarakat yang ditemukan, atau sebaliknya, strata atau

%. *alam melakukan rujukan pasien dalam pelayanan dokter keluarga, pertimbangan tidak hanya atas dasar keadaan penyakit pasien saja, melainkan keadaan sosial ekonomi keluarga secara keseluruhan. $. .ujuan rujukan pada pelayanan dokter keluarga tidak terbatas hanya pada penyembuhan penyakit dan ataupun pemulihan status kesehatan saja, melainkan juga peningkatan derajat kesehatan dan ataupun pencegahan penyakit. D. Karakteristik Konsultasi dan Rujukan Konsultasi dan rujukan memiliki beberapa karaksteristik tersendiri. Karakteristik yang dimaksud adalah / (. *itinjau dari !uang 1ingkup Kegaiatan !uang lingkup kegaiatan utama pada konsultasi adalah memintakan bantuan profesional dari pihak ketiga. Sedangkkan pada rujukan adalah melimpahkan wewenang dan tangguang jawab penanganan kasus penyakit yang sedang dihadapi kepada pihak ketiga. %. *itinjau dari Kemampuan *okter -ada konsultasi, karena ruang lingkup kegiatannya adalah untuk memintakan bantuan profesional, maka konsultasi pada umumnya ditujukan kepada dokter lain yang lebih berpengalaman dan atau yang lebih ahli. Sedangkan pada rujukan, kelebihan pengalaman dan atau keahlian tersebut tidak bersifat mutlak. Seorang dokter keluarga yang sedang cuti misalnya, dapat saja melimpahkan wewenang dan tanggung jawabnya kepada dokter keluarga lain, meskipun kemampuannya setingkat. $. *itinjau dari 3ewenang dan .anggung 4awab -ada konsultasi, karena ruang lingkup kegiatannya adalah memintakan bantuan profesional, bukan melimpahkan wewenang dan tanggung jawab, menyebabkan wewenang serta tanggung jawab penanganan suatu kasus penyakit tetap berada di tangan dokter yang melakukan konsultasi. Sedangkan pada rujukan, karena tujuannya adalah melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan kasus penyakit tidak lagi berada ditangan dokter yang merujuk, melainkan telah dilimpahkan kepada dokter yang menerima rujukan. . !engapa Diperlukan Konsultasi dan Rujukan " (. Karena pesatnya perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran

Saat ini perkembangan ilmu dan teknologi kedokteran berjalan amat pesat sekali, dan karenanya telah tidak mungkin lagi dikuasai semuanya oleh setiap dokter. Untuk keberhasilan pelayanan kesehatan, perlulah digalang kerjasama antar dokter tersebut, yang antara lain dapat dilakukan melalui konsultasi dan rujukan. %. Karena makin ber+ariasinya kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga. Saat ini, sebagai akibat dari makin baiknya tingkat pendidikan dan keadaan ekonomi penduduk, menyebabkan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga sebagai unit terkecil dalam masyarakat tampak semakin ber+ariasi. .entu mudah dipahami pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan yang sangat ber+ariasi ini telah tidak mungkin lagi jika dilakukan hanya oleh satu dokter. Untuk dapat memenuhi kebutuhan dan tuntutan kesehatan yang sangat ber+araisi tersebut diperlukan adanya kerjasama antar dokter, yang antara lain dapat dilakukan melalui konsultasi dan rujukan. $. Karena keterbatasan kemampuan dokter keluarga. Seorang dokter keluarga, betapapun istimewanya, tidak luput dari berbagai keterbatasan. Salah satu dari keterbatasan yang dimaksud adalah dari sudut waktu. Setiap doketer keluarga sebagai manusia biasa, juga memiliki berbagai kesibukan dan ataupun kegiatan lain, dan karenanya hampir tidak mungkin untuk selalu siap sedia memberikan pertolongan kedokteran pada setiap saat yang dibutuhkan keluarga. Untuk mengatasi masalah ini, tidak ada pilihan lain, kecuali membina hubungan kerjasama dengan berbagai dokter lainnya, yang antara lain dapat diwujudkan melalui rujukan. #. !an$aat Konsultasi dan Rujukan (. -engetahuan dan keterampilan dokter keluarga akan lebih meningkat -eningkatan pengetahuan dan keterampilan ini diperoleh sebagai hasil dari adanya bantuan profesional dari dokter lainnya yang lebih berpengalaman dan atau yang lebih ahli pada pelayanan konsultasi. 5tau dapat pula dengan mempelajari berbagai tindakan kedokteran yang telah dilakukan oleh dokter lainnya pada pelayanan rujukan. .entu saja untuk yang terkhir ini hanya akan dapat dilakukan bila dokter tempat merujuk, setelah selesai melakukan tindakan kedokteran, merujuk kembali pasien tersebut ke dokter yang melakukan rujukan. %. Kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga akan lebih terpengaruhi Karena pada konsultasi dan rujukan dapat menghasilkan kerjasama yang baik antar banyak dokter, maka pada konsultasi dan rujukan tersebut telah terbentuk semacam tim kerja, yang

peranannya jelas lebih poisitif dalam upaya pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan keluarga yang memang sangat ber+ariasi. elalui konsultasi dan rujukan, berbagai keterbatasan pelayanan kedokteran yang diselenggarakan oleh dokter keluarga akan dapat lebih dilengkapi, yang dampaknya jelas akan sangat besar terhadap pemenuhan kebutuhan dan tuntutan kesehatan pasien. %. !asalah & !asalah yang Dihadapi 'aat !elaksanakan Konsultasi dan Rujukan (. 4ika konsultasi dan atau rujukan tersebut dilakukan atas inisiatif dokter serta penjelasan yang dilakukan tidak dapat meyakinkan pasien, dapat menimbulkan rasa kurang percaya pasien terhadap dokter. Sebenarnya timbulnya rasa kurang percaya dari pasien ini tidak perlu terlalu dirisaukan dalam praktek sehari-hari malah telah terbukti, dokter yang bijaksana serta berpikiran dewasa, untuk kebaikan pasien, tidak segan-segan melkukan konsultasi atau rujukan. 0ang perlu dilakukan disini hanyalah memberikan penjelasan yang sebaik-baiknya kepada pasien tentang alasan serta maksud dilaksanakannya konsultasi atau rujukan tersebut. %. 4ika konsultasi dan atau rujukan tersebut dilaksanakan atas permintaan pasien, dapat unculnya perasaan yang seperti ini tidaklah menimbulkan rasa kurang senang pada diri dokter.

perlu sampai terjadi. *okter harus dapat meyakinkan pasien tentang perlu atau tidaknya konsultasi atau rujukan yang dimintakan pasien tersebut. .etapi jika pasien tetap meminta, dokter yang bijaksana la,imnya tidak menolak permintaan pasien. $. 4ika dokter tempat dimintakan konsultasi tidak memberikan jawaban, melainkan mengambil alih wewenang dan tanggung jawab penanganna pasien, atau dokter tempat rujukan tidak merujuk kembali pasien tersebut setelah satu tindakan kedokteran selesai dilakukan. Keadaan yang seperti ini tentu saja tidak menggembirakan karena akan menimbulkan banyak dampak negatif. .idak hanya terhadap keharmonisan hubungan antar dokter sebagai sesama teman sejawat, tetapi juga dapat merugikan pasien. Sifat pelayanan kedokteran terpadu dan berkesinambungan, yang merupakan ciri pokok pelayanan kedokteran menyeluruh, akan sulit diwujudkan. 6. 4ika dokter yang melakukan konsultasi dan atau rujukan tidak sependapat dengan saran atau tindakan dokter konsultan 7second opinion8. *alam keadaan yang seperti ini ada dua kemungkinan yang dapat dilakukan. -ertama, melakukan konsultasi dan atau rujukan kembali kepada dokter yang bersangkutan disertai penjelasan ketidaksepakatan tentang saran atau tindakan kedokteran tersebut. *okter konsultan yang bijaksana la,imnya tidak akan keberatan

mendiskusikan perbedaan pendapat tersebut. Kedua, dengan persetujuan pasien melakukan konsultasi atau rujukan kepada dokter lain, yakni dalam rangka mendapatkan saran atau pendapat yang ketiga 7third opinion8. 9. 4ika ada pembatas dalam melakukan konsultasi dan ataupun rujukan. -embatas yang dimaksudkan disini banyak macamnya. 5da yang berasal dari dokter, misalnya sikap dan perilaku yang tidak menunjang. 5da yang berasal dari pasien, misalnya tidak bersedia dana ataupun yang terpenting karena tidak cukup biaya atau karena kesulitan transportasi. 5tau ada pula yang berasal dari pihak ketiga, misalnya berbagai ketentuan program asuransi kesehatan, dan ataupun perusahaan yang menanggung biaya pelayanan kesehatan. -enyelesaian terhadap berbagai pembatas ini harus dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya, dengan catatan seyogiyanya sikap dan perilaku dokter sendiri tidak bersifat negatif terhadap konsultasi dan rujukan. :. 4ika pasien tidak bersedia untuk dikonsultasikan dan ataupun dirujuk. Banyak faktor yang berperan disini. ulai dari hambatan sosial budaya sampai dengan hambatan sosial ekonomi. *i Indonesia hambatan yang paling banyak ditemukan adalah karena keadaan ekonomi penduduk yang belum memuaskan, dan karenanya tidak bersedia dan atau tidak dapat memenuhi anjuran konsultasi dan atau rujukan tersebut. (. )ata Cara Konsultasi dan Rujukan (. Konsultasi *isini seorang dokter keluarga berkonsultasi dengan dokter keluarga lainnya yang lebih berpengalaman atau dengan dokter ahli lain yang sesuai, yang dapat dilakukan secara formal (formal consultation) dan ataupun secara in-formal (informal consultation). 5dalah amat dianjurkan dari dua cara konsultasi in-formal. istirahat dan ataupun melalui telepon. isalnya melalui percakapan di kantor, di ruang elaksanakan konsultasi formal merupakan hal yang

sangat serius, tidak hanya bagi pasien, tetapi juga bagi dokter yang melakukan konsultasi. 2leh karena itu dianjurkan jika konsultasi formal ini ingin dilakukan, harus dapat didiskusikan dahulu sebaik-baiknya dengan pasien. .atacara melakukan konsultasi formal mencakup beberapa langkah / a. 5lasan dilakukannya konsultasi harus dijelaskan selengkap-lengkapnya kepada pasien. .entu mudah dipahami jika konsultasi tersebut menyangkut masalah kejiwaan, dan karena itu memerlukan konsultasi dengan dokter spesialis jiwa, harus dilakukan secara hati-hati dan bijaksana.

b. *okter yang melakukan konsultasi harus berkomunikasi secara langsung dengan dokter tempat konsultasi. Biasanya komunikasi tersebut dilakukan secara tertulis, dapat dalam bentuk surat, mengisi formulir khusus atau meninggalkan catatan yang dituliskan di rekam medis rumah sakit. *alam keadaan darurat misalnya menghadapi pasien yang diduga menderita acute abdomen, konsultasi formal ini dapat dilakukan melalui telepon. Bentuk yang ideal adalah secara bersama-sama memeriksa pasien yang dikonsultasikan. Sayangnya bentuk ideal yang baik ini mulai jarang dilakukan. c. Keterangan tentang pasien yang disampaikan pada waktu konsultasi harus lengkap, tetapi tidak berlebihan. Keterangan yang disampaikan tersebut, tentu saja harus disesuaikan dengan tujuan konsultasi. 5pakah hanya untuk memastikan diagnosis penyakit, menginterpretasikan hasil pemeriksaan khusus, memintakan nasehat pengobatan atau hanya nasehat untuk lebih meyakinkan pasien. Keterangan minmal yang harus disampaikan adalah tentang masalah kesehatan yang dihadapi penderita, hasil pemeriksaan yang dilakukan, pengobatan yang telah dilakukan, serta tujuan dilakukannya konsultasi. 4ika keterangan yang disampaikan tersebut tidak lengkap, tentu akan menyulitkan konsultasi. d. Sesuai dengan ketentuan kode etik perofesi, seyogiyanya dokter yang dimintakan konsultasi bersedia memberikan bantuan profesional yang sesuai. .etapi jika kebetulan maslah kesehatan yang dikonsultasikan tersebut berada di luar kemmapuan yang dimiliki, tidak salahnya jika dokter yang dimintakan konsultasi menasehatkan untuk menghubungi dokter lain. %. !ujukan *i sini seorang dokter keluarga merujuk pasien yang sedang ditanganinya kepada dokter lainnya ungtuk selanjutnya melimpahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan masalah penyakit yang dirujuk tersebut. Sekalipun pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dalam praktek kedokteran merupakan hal yang wajib dilakukan, perlulah diingat bahwa pada pelayanan dokter keluarga, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab tersebut tidak bersifat tetap, melainkan terbatas hanya pada masalah penyakit yang dirujuk saja. -enanganan selanjutnya dari masalah kesehatan penderita tetap menjadi wewenang dan tanggung jawab dokter keluarga. Karena adanya tanggung jawab yang terus-menerus dan berkesinambungan ini, sangatlah dianjurkan, dokter keluarga dapat selalu mendampingi pasien pada waktu merujuk pasien, sekalipun pasien tersebut sedang dirawat untuk tindakan bedah mayor misalnya. 1ebih dari pada

itu seyogiyanya dokter yang melakukan pelayanan rujukan dapat tetap berkomunikasi dengan dokter keluarga, pada waktu melaksanakan pelayanan rujukan itu. I. a. *embagian +e+enang dan tanggung ja+ab antara dokter keluarga dan dokter *okter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita

konsultan banyak macamnya, yakni : sepenuhnya kepada dokter konsultan untuk jangka waktu tertentu, dan selama jangka waktu tersebut dokter keluarga tidak ikut menanganinya. -embagian wewenang dan tanggung jawab ini la,imnya ditemukan apabila pasien telah memrlukan pelayanan rawat inap di rumah sakit untuk penyakit yang cukup serius dan jangka waktu yang lama. 5tau kalau kebetulan, doketr keluarga, untuk jangka waktui tertentu , misalnya sednag cuti atau menghadiri pertemuan di luar mkota. -elimpahan wewenang dan tanggung jawab yang seperti ini disebut dengan nama rujukan inter+al (interval referral). .entu mudah dipahami setelah rujukan inter+al selesai dilakukan, wewenang dan tanggung jawab tersebut kembali berada pada dokter keluarga yang merujuk. b. *okter keluarga menyerahkan wewennag dan tanggung jawab penanganan penderita hanya untuk satu masalah kedokteran khusus saja. isalnya, penanganan penyakit chronic glaucoma masalah yang dilimpahkan kepada doketr spesialis mata. Sedangkan penannganan untuk

kedokteran laninnya dari penderita tersebut tetap berada di tangan dokter yang merujuk. -elimpahan wewenang dan tanggung jawab yang seperti disebut dengan nama rujukan kolateral (collateral referral). c. *okter keluarga menyerahkan wewenang dan tanggung jawab penanganan penderita sepenuhnya kepada dokter lain untuk selamanya. -elimpahan wewenang dan tanggung jawab yang seperti ini dikenal dengan nama rujukan silang (cross referral) sangat tidak dianjurkan, kecuali jika penderita tersebut pindah ke daerah lain misalnya. d. *okter keluarga sesuai dengan masalah kesehatan yang ditangani, menyerahkan wewenang dan tangsgung jawab penangann penderita sepenuhnya kepada beberapa dokter konsultan, dan selama jangka waktu pelimpahan wewenang dan tanggung jawab tersebut, dokter keluarga tidak ikut campur. -elimpahan wewenang dan tanggung jawab yang seperti ini dikenal dengan nama rujukan terpecah (spit referral8. -elaksanaan rujukan ini juga tidak dianjurkan, karena disamping dapat menyulitkan pasien, juga tidak ada yang bertanggung jawab sepenuhnya terhadap kesehatan pasien sebagaimana manusia seutuhnya. -elaksanan pelayanan tanpa koordinasi ini

oleh Blaint -./012 disebut dengan nama ;collussion of anomymity<, artinya pengambilan keputusan tentang penanganan masalah kesehatan pasien, tanpa tahu siapa yang sebenarnya bertanggung jawab penuh terhadap masalah kesehatan pasien tersebut. 3. )ata Cara Rujukan .ata cara rujukan pada dasarnya sama dengan tata cara konsultasi, tata cara yang dimaksud adalah / a. 5lasan dilakukan rujukan harus dijelaskan selengkap-lengkapnya kepada pseien. .entu mudah dipahami jika rujukan tersebut menyangkut masalah kejiwaan, dan karena itu memerlukan bantuan dokter spesialis jiwa, harus dilakukan secara hati-hati dan bijaksana. b. *okter yang melakukan rujukan harus berkomunikasi secara langsung dengan dokter tempat rujukan. Biasanya komunikasi tersebut dilakukan secara tertulis, dapat dalam bentuk surat, mengisi formulir khusus atau meninggalkan catatan yang diutuliskan di rekam medis rumah sakit. *alam keadaan darurat, misalnya menghadapi pasien yang diduga menderita acute abdomen, rujukan dapat dilakukan melalui telepon. Bentuk rujukan yang ideal adalah menmeni sendiuri pasien pada waktu memperoleh pelayannan rujukan. c. Keterangan tentang pasien yang disampaikan pada saat rujukan harus lengkap, tetapi tidak berlebihan. Keterangan yang disampaikan tersebut, tentu saja harus disesuaikan dengan kasus yang dihadapi. Keterangan minimal yang harus disampaikan adlah tentang masalah kesehatan yang dihadapi pasien, hasil pemeriksaan yang telah dilakukan, jenis pemeriksaan yang telah dilakukan, serta pengobatan yang telah diberikan. 4ika keterangan yang disampaikan tersebut tidak lengkap, tentu akan menyulitkan rujukan. d. Sesuai dengan ketentuan kode etik profesi, seyogiyanya dokter yang dimintakan bantuan pelayanan rujukan bersedia merujuk kembali pasien tersebut jika pelayanan rujukan telah selesai dilaksanakan.

You might also like