You are on page 1of 16

Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52

MUHAMAD SULEMAN Fakultas Ilmu Komputer dan Teknologi Informasi, Universitas Gunadarma muhamad.suleman@yahoo.co.id

ABSTRAK Mikrokontroller merupakan IC yang dapat diprogram dan diprogram ulang karena memiliki RAM dan ROM tersendiri. Mikrokontroller dapat diaplikasikan dalam bentuk Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 . Replika sistem atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan dalam makalah ini menggunakan sebuah sensor cahaya yaitu LDR (Light Dependent Resistance) y ang dipasang untuk menentukan kondisi cahaya di luar rumah dan sensor hujan untuk menentukan keadaan hujan di luar rumah . Replika sistem atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan ini juga menggunakan IC mikrokontroller AT89S52 yang berfungsi sebag ai pusat pengendali. Keluaran dari simulasi untuk pelindung benda terhadap hujan adalah atap otomatis . Replika sistem atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan ini bekerja berdasarkan cahaya dan air hujan yang mengenai sensornya.

Kata kunci : Sensor Cahaya, Sensor Hujan, Mikrokontroler

PENDAHULUAN

terhadap benda yang dimiliknya sendiri tetapi sebenarnya begitu penting. Salah

Dalam kegiatan sehari-hari pada zaman yang serba modern ini, setiap orang pada umumnya menginginkan sesuatu yang serba praktis dan effisien. Begitu banyak kegiatan yang sering dilakukan setiap hari, akan tetapi membuat orang melupakan hal-hal yang dianggap kecil

satu contohnya dalam hal menjemur pakaian, tempat tidur, sofa dan benda lainnya yang di anggap penting. Pada saat selesai mencuci

pakaian, tentunya juga perlu menjemur pakaian agar kering dan bersih. Namun kegiatan sehari-hari di luar rumah dari

pagi hingga petang membuat letih dan tidak dapat mengambil pakaian yang ada di jemuran pada saat hujan turun.

kesalahan dan hasil yang diinginkan tidak tercapai dapat langsung diubah baik itu secara program maupun secara

Hasilnya pakaian yang sudah kering dan bersih menjadi basah dan kotor. Begitu juga saat menjemur tempat tidur dan sofa ketika hujan turun maka tempat tidur dan sofa akan basah dan kotor. Dari parmasalahan yang ada maka timbul satu ide dari penulis untuk membuat alat yaitu Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52, yang dapat mengendalikan atap agar benda dapat terlindungi pada saat hujan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk membuat alat baru yaitu Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 membantu dan di harapkan yang dapat sibuk orang-orang

perangkat keras. Manfaat dari penelitian ini adalah alat ini dapat dikembangkan dengan menambahkan sensor sensor lain yang lebih kompleks dapat dan benar diaplikasikan benar dalam langsung dalam kehidupan sehari hari. Sehingga

menggantikan

peran

manusia

melakukan pekerjaan pekerjaan rumah. TINJAUAN PUSTAKA

LDR ( Light Dependent Resistor ) Merupakan sensor cahaya yang bekerja jika terkena cahaya. LDR memiliki hambatan yang sangat tinggi jika tidak terkena cahaya dan memiliki hambatan yang sangat kecil mendekati 0 jika terkena cahaya.[1]

bekerja di luar rumah, contohnya dalam hal mengangkat pakaian, tempat tidur, sofa dan benda lain yang di jemur agar benda tersebut tetap terlindungi pada saat hujan turun atau hari sudah gelap Sensor Hujan Merupakan jenis sensor yang Gambar 2.1 Simbol LDR [2]

sehingga atap secara otomatis akan menutup. Untuk mencapai hasil yang diinginkan harus dilakukan penelitian baik itu dengan cara membaca buku teori maupun membuat langsung alat dan mengambil data pengamatan langsung pada saat alat dibuat. Sehingga jika ada

akan aktif jika sensor terkena air hujan. Jika sensor terkena air hujan maka jalur

antara port dan ground akan terhubung. Sehingga nilai tegangan di port akan bernilai nol karena terhubung langsung dengan ground.[1]

a. Flash 8 Kbyte b. 256 bytes RAM c. Saluran masukan/keluaran (I/O)

d. 3 buah 16 bit timer/counter e. Port serial full duplex f. Osilator on-chip dan sirkuit waktu

Gambar 2.2 Simbol Sensor Hujan Mikrokontroler AT89S52 Mikrokontroler bertenaga rendah dengan AT89S52 teknologi

Arsitektur Mikrokontroler AT89S52 Mikrokonroler tipe AT89S52 buatan Atmel merupakan salah satu tipe Mikrokontroler yang mempunyai arsitektur 8052. Mikrokontroler dengan arsitektur 8052 merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler paling lama dan paling banyak digunakan di dunia karena bersifat low cost dan high performance. Arsitektur ini dikeluarkan pertama kali oleh intel dan kemudian menjadi sangat popular. Ada seri-seri Mikrokontroler

merupakan sebuah Mikrokontroler 8 bit CMOS berkinerja tinggi yang dilengkapi dengan memori flash yang dapat

diprogram sebesar 8 Kbyte. Komponen ini dibuat dengan teknologi memori Atmel yang nonvolatile dan berkapasitas tinggi serta kompatibel dengan set intruksi dan kaki out standar industri 80CSI. Flash onchip memungkinkan memori program dapat diprogram ulang dalam system atau dengan pemprograman memori

berarsitektur 8052 yang tergabung dalam keluarga Mikrokontroler, yaitu keluarga MCS-51.[6]

nonvolatile yang konvensinal. Dengan menggunakan CPU 8 bit dengan flash yang diprogram dari sistem dalam sebuah monolitik chip, Atmel AT89S52 adalah sebuah Mikrokontroler yang sangat baik untuk menyelesaikan solusi yang sangat fleksibel dan efektif dalam biaya, untuk banyak masalah aplikasi serta untuk mengontrol modul tambahan.[6] Dalam spesifikasinya AT89S52 menyediakan fitur-fitur standar antara lain:

Diagram Blok AT89S52 Diagram blok arsitektur dari AT89S52 dapat dilihat dalam gambar 2.15 AT89S52 dirancang dengan logika statis untuk operasi frekuensi menuju nol dan dapat mendukung mode penyimpanan tenaga yang dapat dipilih dari 2 software. Mode iddle menghentikan program RAM, CPU DAC timer/counter,

sementara memperbolehkan

port serial dan sistem interupsi untuk

tetap

berfungsi.

Mode

power

down

AT89S52 beserta penjelasan dari kaki tersebut ditunjukkkan sebagai berikut ini : [3],[6]

menghemat isi RAM namun membekukan osilator, menon-aktifkan fungsi-fungsi chip lainnya sampai intruksieksternal dilakukan atau terjadi reset hardware. Dalam pengoperasiannya,

AT89S52 cukup memberikan tegangan yang berkisar antara 4 - 5.5 Volt DC pada kaki VCC dan kaki GND diberikan tegangan 0 Volt. Selain kaki VCC dan GND, kaki-kaki yang dimiliki AT89S52 antara lain : RST, ALE/PROG, PSEN, EA/VPP, XTAL1 dan XTAL2, dan 4 buah port yaitu : port 0, port 1 ,port 2, port 3 yang masing-masing port tersebut terdiri dari 8 bit. Gambar 2.4 Konfigurasi kaki AT89S52.[4],[8]

Fungsi AT89S52 : a. VCC kaki 40

kaki

Mikrokontroler

dihubungkan

dengan

tegangan catu +5 Volt b. Ground kaki 20 dihubungkan dengan

tegangan ground c. RST Proses untuk Gambar 2.3 Diagram blok Mikrokontroler AT89S52.[7] kondisi Reset merupakan proses ke tidak mengembalikan semula dan sistem akan

mempengaruhi

internal

program

memori. Tingkat kemampuan untuk 2 Fungsi Kaki-kaki AT89S52 IC AT89S52 mempunyai 40 kaki dan dikemas dalam bentuk yang berbeda, pada dasarnya fungsi kaki yang ada memiliki persamaan. Konfigurasi kaki buah mesin terlihat ketika osilator melakukan reset pada device. Reset terjadi jika kaki RST berikan logika 1 selama minimal 2 siklus mesin selama osilator bekerja, maka akan

mereset

Mikrokontroler

yang

e. PSEN Program Store Enable (PSEN) adalah pembaca strobe ke program memori eksternal. PSEN merupakan kontrol sinyal yang mengijinkan untuk mengakses program (code) memori eksternal. Kaki ini dihubungkan ke kaki OE (Output Enable) dari PROM. f. EA/VPP Eksternal harus Access Enableee dengan (EA)

bersangkutan. Kaki ini akan semakin tinggi untuk 98 periode osilator

setelah melewati watchdog times out. Bit DISTRO pada SFR AUXR (alamat 8EH) dapat digunakan untuk

mengabaian feature tersebut. Pada keadaan awal bit DISTRO, keadaan keluaran RESET HIGH berada dalam kondisi enable. d. ALE/PROG Adress merupakan Latch pulsa Enable keluaran (ALE) untuk

terhubung

ground

untuk mengaktifkan microcontroller dalam mengambil kode dari lokasi program memori eksternal yang

pemasangan byte yang rendah dari alamat, selama terjadi pengaksesan ke memori eksternal. ALE digunakan untuk men-demultiplex address dan data bus. Kaki ini juga merupakan PROG (program pulse input) ketika terjadi pemograma flash. Dalam keadaan normal, ALE menggunakan kecepatan stabil yaitu sekitar 1/6 dari frekuensi osilator dan dapat

dimulai dari 0000H sampai FFFFH. Perlu diketahui bahwa, bila clock bit 1 telah diprogram, EA akan dihubungkan dengan reset secara internal. dengan EA VCC harus untuk dihubungkan melakukan

eksekusi program secara internal. Kaki ini juga menerima programming enable voltage (VPP) sebesar 12 volt selama pemrograman flash. g. XTAL1 dan XTAL2 XTAL1 dan XTAL2 adalah masukan dan keluaran ke dan dari inverting oscillator amplifier. XTAL1 dan XTAL2 terdapat pada Mikrokontroler oscillator. kaki 18-19, paada disebut on-chip

dipergunakan untuk external timing atau untuk clocking. Namun perlu diketahui bahwa, satu pulsa ALE akan dilewati ke selama memori terjadi data

pengaksesan ALE dapat

eksternal. Jika diinginkan, operasi dinon-aktifkan dengan

cara mengatur bit 0 pada SFR di alamat 8EH.

Pada

Mikrokontroler

berarsitektur 8052 memiliki on-chip oscillator yang dapat bekerja jika didrive menggunakan kristal.

Tambahan kapasitor diperlukan untuk menstabilkan sistem. h. Port 0 Port 0 adalah sebuah saluran terbuka port I/O 8-bit dua arah. Port 0 merupakan dual-purpose port (port yang memiliki dua kegunaan).

adanya pull-ups internal. Port 1 dapat melakukan pengalamatan bytes loworder selama terjadi pemrograman flash dan verifikasi. Port 1 juga dapat melakukan beberapa fungsi khusus AT89S52 seperti yang terlihat pada tabel berikut : Tabel 2.1 Fungsi Alternatif Port 1.[4] Port kaki P 1.5 Fungsi Alternatif MOSI (Master keluara/Slave masukan) P 1.6 MISO (Master masukan/Slave keluaran) P 1.7 SCK (Serial waktu)

Sebagai port keluaran, setiap kaki dapat mencakup 8 inputan TTL. Ketika logika 1 diberikan pada kakikaki port 0, kaki tersebut dapat digunakan sebagai inputan impedansi tinggi. Port 0 juga dapat dikonfigurasikan sebagai multiplexed low-order alamat/data bus, selama terjadinya pengaksesan ke program eksternal dan memori data. Port 0 juga dapat menerima kode byte selama pemrograman flash dan j. Port 2 Port 2 adalah port I/O 8 bit dua arah yang memilki pull-ups internal.

menghasilkan keluaran kode byte selama verifikasi program. Selama verifikasi program dibutuhkan

Keluaran dari port 2 dapat mencakup 4 masukan TTL. Ketika logika 1 diberikan pada kaki-kaki port 2, maka kaki tersebut akan dipengaruhi oleh pull-ups internal dan dapat digunakan sebagai masukan (input). Sebagai masukan, kaki kaki port 2 akan menghasilkan arus yang disebabkan oleh adanya pull-ups internal. Port 2 akan melakukan pengalamatan byte high-order selama menerima dari memori program eksternal dan

eksternal pull-ups. i. Port 1 Port 1 adalah port I/O 8 bit dua arah yang memiliki pull-ups internal.

Keluaran dari port 1 dapat mencakup 4 masukan TTL. Ketika logika 1 diberikam pada kaki port1, maka kaki tersebut akan dipengaruhi oleh pullups internal dan dapat digunakan sebagai masukan (input). Sebagai masukan, kaki port arus 1 akan menghasilkan dikarenakan

selama pengaksesan ke memori data eksternal yang menggunakan

pengalamatan

16-bit

(MOV

Tabel 2.2 Fungsi Alternatif Port 3.[4] Port Kaki P3.0 P3.1 P3.2 P3.3 P3.4 P3.5 P3.6 RXD (serial masukan port) TXD (serial keluaran port) INT0 (external interrupt 0) INT1 (external interrupt 1) T0 (Timer 0 external input) T1 (Timer 1 external input) WR (external data Memori write strobe) P3.7 RD (external data Memori read strobe) Fungsi Alternatif

DPTR). Pada keadaan ini port 2 akan menggunakan pull-ups internal yang sangat besar ketika menmgeluarkan logika 1. Selama ke melakukan data pengaksesan eksternal memori

dengan

menggunakan

pengalamatan 8-bit (MOVX @ R1), port2 akan mengeluarkan isi dari fungsi register khusus P2. Port 2 juga dapat melakukan pengalamatan bit high-order dan beberapa pengendalian sinyal selama terjadi pemrograman flash dan verifikasi. k. Port 3 Port 3 adalah port I/O 8 bit dua arah yang memiliki pull-ups internal. Keluaran dari port 3 dapat mencakup 4 masukan TTL. Ketika logika 1 diberikan pada kaki-kaki port 3, maka kaki tersebut akan dipengaruhi oleh pull-ups internal dan dapat digunakan sebagai masukan( input). Sebagai masukan, kaki port 3 akan menghasilkan arus yang disebabkan oleh adanya internal pull-ups. Port 3 dapat melakukan sinyal dapat beberapa untuk melakukan

PERANCANGAN SISTEM Analisis Rangkaian Secara Diagram Blok Berdasarkan fungsinya

Pembuatan Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52 dapat di bagi menjadi beberapa blok. Masingmasing blok tampak pada gambar 3.1.

pengendalian Port 3 juga

pemrograman flash dan verifikasi.

beberapa fungsi khusus AT89S52 seperti terlihat pada tabel di bawah ini :

Gambar 3.1 Diagram Blok Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan

Gambar 3.3 Rangkaian Elektrik Sensor Cahaya (LDR) Sensor yang digunakan pada rangkaian ini adalah sebuah LDR ( Light

Analisis Rangkaian Per Blok Analisis Masukkan Untuk alat replika sistem atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan menggunakan dua buah masukan dimana terdapat sensor cahaya, dan sensor hujan.

Dependent Resistor ) sebagai pendeteksi cahaya pada saat alat ini dijalankan. Cara kerja LDR sendiri adalah jika kondisi cahaya terang maka nilai hambatannya menjadi kecil bahkan dapat menyentuh angka nol tergantung intensitas cahaya yang mengenai LDR tersebut dan bila kondisi gelap maka hambatannya menjadi

Sensor Cahaya

semakin besar. Selain terdapat LDR, pada blok sensor cahaya terdapat pula pembanding. Sesuai namanya pembanding berfungsi membandingkan tegangan hasil pembagi tegangan dengan tegangan referensi yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Disamping itu pula pembanding

Gambar 3.2 Rangkaian LDR dan pembanding

pada

rangkaian

ini

juga

untuk

menentukan keluaran agar keluaran yang dihasilkan hanya mempunyai logika 0 dan logika 1. Keluaran dari pembanding ini dihubungkan dengan kaki port 0.6

mikrokontroler AT89S52.

Sensor Hujan

Analisis proses

Gambar 3.3 Rangkaian Sensor Hujan

Gambar 3.4 Mikrokontroler AT89S52 Sebagai Pengendali Proses Gambar 3.5 Rangkaian Elektrik Sensor Hujan Sensor yang digunakan pada pada rangkaian ini

dilakukan oleh mikrokontroler AT89S52 , Blok inilah yang memproses hasil dari blok masukan (sensor cahaya, sensor hujan) untuk diteruskan Keluaran ke dari blok blok

rangkaian ini merupakan sensor yang dibuat dari potongan PCB yang disolder sedemikan rupa seperti gambar di atas dimana terdapat dua buah jalur tembaga. Jalur yang satu merupakan jalur yang berhubungan yang satu dengan lagi kaki port 0.7 mikrokontroler AT89S52. Sedangkan jalur dihubungkan dengan

selanjutnya.

mikrokontroler ini ditentukan dari program yang telah dibuat. Port yang digunakan sebagai masukan adalah port 0.6 yang telah cahaya, dihubungkan dan port dengan 0.7 yang sensor telah

dihubungkan dengan sensor hujan untuk pendeteksi hujan. Port yang digunakan sebagai keluaran adalah penggerak motor untuk port 3.1 dan melindungi

ground. Ketika ada hujan maka sensor hujan ini akan basah sehingga antara jalur yang ke ground dan jalur yang ke kaki port 0.7 akan terhubung singkat. Sehingga ketika sensor hujan basah maka kaki port 0.7 mendapat logika 0.

port 3.6 yang telah dihubungkan dengan sebuah benda.

10

Analisis Keluaran Keluaran pada rangkaian ini yaitu dan sebuah motor DC yang dianggap sebagai atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan. Penggerak Motor

Gambar 3.5 Rangkaian Blok Penggerak Motor Penggerak motor pada rangkaian ini dihubungkan dengan sebuah motor DC yang dimisalkan sebagai atap otomatis dimana atap otomatis akan masuk jika sensor hujan kering dan keadaan terang. Jika keadaan gelap maka atap otomatis akan keluar. Gambar 3.6 Diagram Alur program Dalam penulisan ini digunakan bahasa assembler sebagai basic program yang nantinya akan di flash ke dalam IC mikrokontroler type AT89S52. Begitu alat dinyalakan program di akan memeriksa dan kondisi-kondisi lingkungan

dicocokkan dengan data yang ada. Bila terdapat kesamaan akan kondisi, maka kondisi

Perancangan Perangkat Lunak Pada sub-bab ini akan dibahas mengenai proses pembuatan pelindung benda terhadap hujan secara perangkat lunak dengan menggunakan penjelasan secara Diagram Alur. Perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan listing program dan mengkompile file asm

program

mengeksekusi

tersebut sesuai dengan proses yang telah ditentukan sebelumnya dan alat akan menampilkan proses. Dan keluaran bila sesuai tidak hasil

terdapat

kesesuaian kondisi, program akan terus looping secara terus menerus sampai ditemukan kondisi yang sesuai. Selama proses looping, alat tidak akan menampilkan keluaran atau kondisi diam.

menjadi hex digunakan READS 51.

11

PERCOBAAN Tujuan Percobaan Pada bab ini menguji fungsi dan kinerja dari alat replika sistem atap otomatis untuk pelindung benda terhadap hujan yaitu sensor yang digunakan adalah sensor cahaya (LDR) sebagai pendeteksi cahaya pada saat alat ini dijalankan. Cara kerja LDR sendiri adalah jika kondisi cahaya terang maka nilai hambatannya menjadi kecil bahkan dapat menyentuh angka nol tergantung intensitas cahaya yang mengenai LDR tersebut dan bila kondisi gelap maka hambatannya menjadi semakin besar. Selain terdapat LDR, pada blok sensor cahaya terdapat pula pembanding. Sesuai namanya

berhubungan

dengan

kaki

port

0.7

mikrokontroler AT89S52. Sedangkan jalur yang satu lagi dihubungkan dengan

ground. Ketika ada hujan maka sensor hujan ini akan basah sehingga antara jalur yang ke ground dan jalur yang ke kaki port 0.7 akan terhubung singkat. Sehingga ketika sensor hujan basah maka kaki port 0.7 mendapat logika 0. Kemudian tersebut proses akan maka dari di kedua proses Seteleh sensor oleh di akan

mikrokontroler

AT89S52.

mikrokontroler

mengeluarkan keluaran, tetapi keluaran dari mikrokontroler ini ditentukan dari program yang telah di buat. Keluarannya tersebut berupa penggerak motor yang di hubungkan dengan sebuah motor DC yang dimisalkan sebagai atap otomatis dimana atap otomatis akan masuk jika sensor hujan kering dan keadaan terang. Jika keadaan gelap maka atap otomatis akan keluar.

pembanding berfungsi membandingkan tegangan hasil pembagi tegangan dengan tegangan referensi yang dapat diatur sesuai kebutuhan. Disamping itu pula pembanding pada rangkaian ini juga untuk menentukan keluaran agar keluaran yang dihasilkan hanya mempunyai logika 0 dan logika 1. Keluaran dari pembanding ini dihubungkan dengan kaki port 0.6 mikrokontroler AT89S52. Selain menggunakan sensor cahaya alat ini menggunakan sensor hujan. Sensor ini dibuat dari potongan PCB yang disolder sedemikan rupa seperti gambar di atas dimana terdapat dua buah jalur tembaga. Jalur yang satu merupakan jalur yang

12

benar, karena apabila tidak sesuai dengan keluaran yang diinginkan

mungkin terdapat suatu kesalahan pada rangkaian atau komponen pendukung yang sudah tidak dapat berfungsi dengan baik. Melakukan pengujian untuk

mengetahui apakah atap otomatis Gambar 4.1 Gambar Rangkaian Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan akan berjalan sesuai dengan yang ditentukan dan mengetahui tegangan yang dihasilkan pada setiap bagian blok rangkaian dengan menggunakan multitester . Dan hal lain yang mungkin belum diketahui sebelumnya. Adapun alat-alat yang

dipergunakan untuk membantu pengujian alat adalah : Sumber tegangan (Adaptor 12 V atau Gambar 4.2 Tampilan Fisik Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Cara Percobaan Alat Pengujian Susunan Sistem Pengujian Konsep dasar susunan sistem yang akan diuji pada alat ini meliputi : Memastikan bahwa alat (Rangkaian Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis Mikrokontroler AT89S52) Cara percobaan alat pada Rangkaian Replika Sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan Berbasis meliputi: 1. Hubungkan kabel adaptor dengan rangkaian. Mikrokontroler AT89S52 catu daya 9V sampai dengan 12V) Beberapa kabel penghubung.

dapat mengeluarkan keluaran yang

13

b. Pengujian alat pada saat sensor cahaya terang dan sensor hujan basah

Gambar 4.3 Bentuk fisik Adaptor 2. Setelah kabel adaptor terhubung

dengan rangkaian, kemudian tekan saklar pada rangkaian pastikan atap dalam keadaan tertutup. Gambar 4.6 Atap otomatis keluar c. Pengujian alat pada saat sensor cahaya gelap dan sensor hujan basah

Gambar 4.4 Atap masuk ketika alat dinyalakan pertama kali 3. Cek Aktivitas keadaan alat apakah sesuai dengan keadaan yang Gambar 4.7 Atap otomatis keluar d. Pengujian alat pada saat sensor cahaya gelap dan sensor hujan kering diinginkan berdasarkan kondisi pada saat itu. a. Pengujian alat pada saat sensor cahaya terang dan sensor hujan kering

Gambar 4.8 Atap otomatis keluar Gambar 4.5 Atap otomatis masuk

14

Hasil Pengujian Alat Untuk hasil Pengujian alat yang lengkap dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Berikut adalah tabel pengujian yang telah dilakukan pada setiap sensor dan dalam keadaan atau kondisi tertentu :

Tabel 4.2 Data Pengamatan Tegangan IC LM339 Kaki Kondisi Tegangan Kaki LM 339 Sensor Cahaya Dalam Keadaan Sensor Cahaya Dalam Keadaan Terang (Volt)

Tabel 4.1. Hasil Pengujian Alat Sensor Cahaya Terang Terang Gelap Gelap Sensor Hujan Kering Basah Basah Kering Atap Otomatis Keluar Keluar Keluar Masuk

Gelap (Volt) 2 4 5 4,85 Volt 3,09 Volt 2,83 Volt 0,07 Volt 3,09 Volt 4,38 Volt

KON DISI

Tabel 4.3 Data Pengamatan Tegangan Pada Kaki Port Mikrokontroler AT89S52

Setelah

dilakukan

beberapa

Port

Kondisi Tegangan Pada Kaki Port Mikrokontroler AT89S52 Sensor Hujan Dalam Keadaan Basah (Volt) Sensor Hujan Dalam Keadaan Kering (Volt)

pengujian pada alat serta rangkaian yang telah dibuat maka diperoleh data-data pengamatan berupa tegangan yang

diukur dengan menggunakan multitester pada masing-masing kaki atau pin pada IC LM339 sebagai pembanding yang berfungsi sebagai pembanding keadaan masukkan pada sensor cahaya. Berikut ini adalah tabel pengamatan untuk tegangan pada masing-masing kaki IC LM339 : P0.7

0,47 Volt

4,83 Volt

15

PENUTUP Kesimpulan Dari hasil uji coba dan analisa yang telah dilakukan atap terhadap otomatis alat untuk Replika sistem

b. Pada

pembuatan

sensor

hujan

diharapkan untuk membuat jalur pcb yang sangat berdekatan tetapi jangan sampai terhubung satu sama lain. Selain itu, lapisi jalur PCB menggunakan timah agar tembaga jalur PCB tidak terkorosi oleh air hujan.

pelindung benda terhadap hujan ini, maka dapat diambil simpulan bahwa kinerja sistem Atap Otomatis Untuk Pelindung Benda Terhadap Hujan bekerja dengan baik. Dimana ketika alat ini dinyalakan maka langsung mengecek kondisi sensor cahaya dan sensor air. Jika kondisi sensor cahaya gelap maka rangkaian pembanding akan mengirimkan logika satu ke mikrokontroler, jika kondisi sensor air basah maka mikrokontroler logika nol. akan mendapatkan Kemudian

DAFTAR PUSTAKA

[1] Anonim, Modul Panduan Elektronika Dasar , Laboratorium Elektronika dan Komputer Universitas Gunadarma, Depok, 2005 [2] URL : http//www.google.com, September 2009 [3] URL: http://www.masternusa.com , Juli 2009 [4] Anonim, Modul Panduan Praktikum Mikrokontroller D3, Laboratorium Menengah Universitas Gunadarma, Depok, 2004 [5] URL: http://pdf.alldatasheet.com, September 2009 [6] Moh.Ibnu Malik, Belajar Mikrokontroller ATMEL AT89S52 , Gaya Media, Yogyakarta, 2003. [7] URL: http://en.wikipedia.org/wiki/Mikrokontr oler, Juli 2009 [8] URL: http://atmel.com/dyn, Juli 2009

mikrokontroler akan mengirim data ke kaki-kaki AT89S52 yang bertindak sebagai keluaran. Kelemahan dari alat ini adalah sensor air yang digunakan merupakan buatan sendiri sehingga keluaran yang dihasilkan tidak maksimal. 1. Saran Berdasarkan kesimpulan yang

diatas, maka didapatkan beberapa saran untuk penyempurnaan alat ini, yaitu: a. Mengganti komparator dengan ADC agar sensor saja tetapi tidak lebih hanya menilai berdasarkan

berdasarkan terang dan gelapnya intensitas cahaya yang diterima.

16

[9] Anonim, Modul Panduan Praktikum Embeded System, Laboratorium Lanjut Universitas Gunadarma, Depok, 2004

[10] Data Sheet Stratix EP1S80 DSP Development Bo

You might also like