You are on page 1of 18

PANCASILA SEBAGAI

FALSAFAH HIDUP
BANGSA INDONESIA
Oleh:
MAHIFAL, SH., MH.
Buku Pegangan:
PANCASILA dan UUD 1945 dalam Paradigma Reformasi
Oleh: H. Subandi Al Marsudi, SH., MH.
PENGERTIAN TENTANG
FILSAFAT
Filsafat = Falsafat
Yunani : Philosophia
Philos/philein = suka, cinta, mencintai
Shopia = kebijaksanaan, hikmah, kepandaian, ilmu
Artinya: Cinta kepada kebijaksanaan atau cinta kepada ilmu
Belanda : Wijsbegeere
Wijs = pandai, berilmu
Begeerte = keinginan
Artinya: keinginan untuk ilmu
Filsuf Yunani dan Romawi
Plato (427 348 S.M)
Filsafat : ilmu pengetahuan yang bersifat untuk
mencapai kebenaran yang asli
Aristoteles (382 322 S.M)
Filsafat : ilmu pengetahuan yang meliputi kebenaran
yang terkandung di dalamnya ilmu-ilmu metafisika,
logika, retorika, etika, ekonomi, politik dan sostetika
Cicero (106 043 S.M)
Filsafat : ibu dari semua ilmu pengetahuan lainnya
Filsafat : ilmu pengetahuan terluhur dan keinginan
untuk mendapatkannya
Filsuf Abad Pertengahan
Descartes (1596 1650)
Filsafat : kumpulan segala pengetahuan dimana Tuhan,
alam dan manusia menjadi pokok penyelidikannya
Immanuel Kant (1724 - 1804)
Filsafat : ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan
pangkal segala pengetahuan yang tercakup di dalamnya 4
(empat) persoalan:
Apakah yang dapat kita ketahui? (J: termasuk dalam bidang
Metafisika)
Apakah yang seharusnya kita kerjakan? (J: termasuk dalam
bidang Etika)
Sampai dimanakah harapan kita? (J: termasuk pada bidang
agama)
Apakah yang dinamakan manusia itu? (J: termasuk pada
bidang Antropologie)
Pakar Indonesia
Darji Darmodiharjo
Filsafat : pemikiran manusia dalam usahanya
mencari kebijaksanaan dan kebenaran yang
sedalam-dalamnya sampai ke akar-akarnya
(radikal, radik = akar), teratur (sistematis)
dan menyeluruh (universal)
I.R. Pudjowijatno
Filsafat : ilmu yang berusaha mencari sebagai
sedalam-dalamnya bagi segala sesuatu
berdasarkan atas pikiran belaka
FALSAFAH
FALSAFAH
PANCASILA
Falsafah
dalam arti
Proses
Falsafah
dalam arti
Produk
Falsafah
sebagai
Ilmu
Falsafah
sebagai
Pandangan
Hidup
Falsafah
dalam arti
Teoritis
Falsafah
dalam arti
Praktis
FALSAFAH PANCASILA
Falsafah dalam arti produk :
Pancasila sebagai pandangan hidup
Falsafah dalam arti praktis:
Pancasila mempunyai fungsi dan peranan sebagai pedoman dan pegangan
dalam sikap, tingkah laku, perbuatan dalam kehidupan sehari-hari dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara dimanapun mereka
berada.
Pancasila sebagai falsafah hidup Bangsa Indonesia tumbuh dan
berkembang bersamaan dengan tumbuh dan berkembangnya Bangsa
Indonesia
Prinsip-prinsip yang terdapat dalam Pancasila bersumber pada budaya
dan pengalaman bangsa Indonesia yang berkembang akibat usaha
bangsa dalam mencari jawaban atas persoalan-persoalan esensial
yang menyangkut makna atas hakikat sesuatu yang menjadi bagian
dari kehidupan bangsa Indonesia.
FALSAFAH PANCASILA
Makna atas hakikat sesuatu yang menjadi bagian dari kehidupan
bangsa Indonesia, meliputi antara lain:
Alam semesta seperti:
bagaimana alam ini terbentuk,
bagaimana hubungan antara unsur-unsur yang terdapat dalam alam
semesta
Manusia dan kehidupannya:
siapa sebenarnya manusia itu,
dari mana asalnya dan kemana kembalinya,
bagaimana hubungan manusia dengan manusia lain, dengan
masyarakat, dan dengan Pencipta manusia dsb.
Nilai-nilai yang kemudian diangkat menjadi NORMA-NORMA yang
mengatur kehidupan, seperti nilai-nilai tentang:
baik dan buruk,
benar dan salah,
berguna dan tidak berguna,dsb.
FALSAFAH PANCASILA
Pancasila yang merupakan falsafah hidup Bangsa Indonesia
mengandung NILAI-NILAI dasar yang dijunjung tinggi oleh bangsa
Indonesia, bahkan oleh bangsa-bangsa beradab.
Nilai-Nilai Dasar Yang dimaksud :
Nilai Ketuhanan,
Nilai Kemanusiaan,
Nilai Persatuan,
Nilai Kenyataan,
Nilai Keadilan Sosial
Bagi Bangsa Indonesia Rumusan setepatnya dari pada nilai-nilai dasar
tersebut termuat dalam alinea keempat dari Pembukaan UUD 1945
Bagi bangsa Indonesia, nilai-nilai Pancasila ini merupakan satu kesatuan
yang bulat dan utuh, yang tersusun secara sistematis-hirarkis
Artinya bahwa antara nilai dasar yang satu dengan nilai dasar lainnya
saling berhubungan, tidak boleh dipisah-pisahkan, dipecah-pecahkan
maupun ditukar tempatnya.
FALSAFAH PANCASILA
Nilai (dlm bahasa Inggris : Value) adalah termasuk pengertian Filsafat
Purnadi Purbacaraka dan Soerjono Soekanto:
Pada hakikatnya nilai adalah sesuatu yang diinginkan (positif) atau sesuatu
yang tidak diinginkan (negatif).
Menilai mengandung arti Menimbang, yaitu kegiatan manusia
menghubungkan sesuatu dengan sesuatu, dan selanjutnya mengambil
keputusan;
Menilai dapat berarti menimbang dan memperbandingkan sesuatu
dengan sesuatu lainnya untuk kemudian mengambil sikap atau
keputusan.
Hasil pertimbangan dan perbandingan yang dibuat itulah yang disebut
dengan NILAI.
FALSAFAH PANCASILA
Dalam melakukan Penilaian Subyek dapat menggunakan segala
kelengkapan analisis yang ada padanya:
INDERA yang dimilikinya menghasilkan nilai nikmat, dan sebaliknya nilai
kesengsaraan
RASIO menghasilkan nilai benar dan salah;
RASA ETESTIS menghasilkan nilai Indah dan tidak indah
IMAN menghasilkan nilai suci dan tidak suci, halal dan haram.
Sesuatu keputusan dapat mengatakan baik atau salah, religius atau
tidak religius, dan sebagainya berkaitan dengan unsur unsur yang ada
pada manusia yaitu :
jasmani,
kepercayaan,
cipta,
rasa dan karsa
FALSAFAH PANCASILA
Maka sesuatu dapat dikatakan mempunyai nilai, yaitu apabila sesuatu
itu :
berguna/bermanfaat,
benar (nilai kebenaran),
indah (nilai aestheis),
baik (nilai moral/etis) dan
religius (nilai keagamaan).
Loiuis O Kattsoff membedakan NILAI dalam 2 macam:
Nilai Intristik:
ialah nilai dari segala sesuatu yang sejak semula sudah bernilai, misalnya pisau
mengandung kualitas pengirisan di dalamnya.
Nilai Instrumental:
ialah nilai sesuatu karena dapat dipakai sebagai sarana untuk mencapai sesuatu,
misalnya pisau dikatakan bernilai instrumentasl bila dapat digunakan si subyek
untuk mengiris.
FALSAFAH PANCASILA
Menurut Notonegoro nilai dapat dibedakan ke dalam 3 macam:
Nilai Material:
yaitu segala sesuatu yang berguna bai unsur manusia.
Nilai Vital:
yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk dapat mengadakan
kegiatan atau aktivitas.
Nilai Kerohanian:
yaitu segala sesuatu yang berguna bagi rohani manusia.
Nilai kerohanian dapat dibedakan menjadi 4 macam :
Nilai Kebenaran/Kenyataan yang bersumber pada unsur akal manusia (ratio,
budi, cipta);
Nilai Keindahan yang bersumber pada unsur rasa manusia (gevoel, perasaan,
aestheis);
Nilai kebaikan atau Nilai Moral yang bersumber pada nili kehendak/kemauan
manusia (will, karsa, ethic).
Nilai Religius, yang merupakan nilai ketuhanan, kerohanian yang tinggi dan
mutlak.
Nilai ini bersumber pada kepercayaan manusia/keyakinan manusia.
FALSAFAH PANCASILA
Pancasila mengandung nilai kerohanian, yakni yang
didalamnya terkandung nilai-nilai secara lengkap
dan harmonis:
nilai material,
nilai vital,
nilai kebenaran/kenyataan,
nilai aestheis,
nilai ethis/moral maupun nilai religius, seperti yang tampak
pada susunan sila-sila Pancasila yang sistematis hierarkis,
dimulai dari sila pertama sampai sila kelima.
FALSAFAH PANCASILA
Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai secara
berpasangan sbb:
Nilai Objektif dan Nilai Subjektif:
Nilai Objektif ialah nilai yang dilihat berdasarkan kondisi senyatanya
dari obyek tersebut
Nilai Subjektif ialah nilai yang diberikan oleh subyek
Nilai Positif dan Nilai Negatif
Nilai Positif ialah nilai yang bermanfaat bagi kepentingan manusia,
baik ditinjau dari sudut kepentingan lahiriah maupun bathiniah,
contoh nilai kebaikan, keindahan, kesusilaan.
Nilai Negatif ialah yang merupakan antinomi dari nilai positif. Contoh
: Nilai kejahatan, keburukan, ketidaksusilaan.
FALSAFAH PANCASILA
Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai secara
berpasangan sbb:
Nilai Intrinsik dan Nilai Ekstrinsik
Nilai Intrinsik ialah nilai yang berdiri sendiri yang mengandung
kualitas tertentu, misalnya suatu tindakan dikatakan sebagai tindakan
yang bernilai susila adalah semata-mata karena tindakan itu memang
baik.
Nilai Ekstrintrik ialah nilai yang bergantung pada nilai instrintrik dari
akibat-akibatnya.
Nilai Transenden dan Nilai Imanen
Nilai Transeden ialah nilai yang melampaui batas-batas pengalaman
dan pengetahuan manusia, misalnya nilai ketuhanan, sebagai nilai
yang diperoleh melalui pengertian murni, yang mengatasi pengalaman
dan rasio manusia.
Nilai Imanen ialah nilai yang terikat dengan pengalaman dan
pengetahuan manusia, misalnya mengenai pengetahuan inderawi dan
rasio manusia diperoleh rasa asin, manis, luas sempit dsb.
FALSAFAH PANCASILA
Dardji Darmodihardjo dkk mengadakan klasifikasi nilai secara
berpasangan sbb:
Nilai Dasar dan Nilai Instrumental
Nilai Dasar adalah nilai yang bersifat tetap, yang dipilih sebagai
landasan bagi nilai instrumental untuk akhirnya diwujudkan sebagai
kenyataan (praktis).
Nilai yang dipilih ini umumnya berhubungan dengan nilainilai objektif,
Positif, instrinsik dan transeden.
Nilai Instrumental ialah nilai yang merupakan usaha konkretisasi dari
nilai dasar.
Nilai ini biasanya telah dituangkan dalam bentuk norma, dan dijadikan
dasar bagi perwujudan suatu praktis.
Selamat Siang .

You might also like