You are on page 1of 38

BAB I PENDAHULUAN Istilah Geriatri barasal dari bahasa Yunani Geras yang berarti usia lanjut, dan iatros

yang berarti dokter. Dengan demikian Geriatri berarti terapi medis atau penyembuhan untuk lanjut usia. Psikogeriatri atau psikiatri geriatri adalah abang ilmu kedokteran yang memperhatikan pen egahan, diagnosis, dan terapi gangguan !isik dan psikologik atau psikiatri pada lanjut usia. "aat ini disiplin ini sudah berkembang menjadi suatu abang psikiatri, analog dengan psikiatri anak. #sia lanjut bukanlah sebuah penyakit melainkan sebuah !ase dalam siklus kehidupan yang memiliki karakter tersendiri pada setiap !ase perkembangan. #sia lanjut terkait dengan matangnya pemikiran yang bijak yang bisa di$ariskan kepada generasi berikutnya, salah satu tugas pada usia lanjut yang sehat yaitu integritas dan bukan putus asa. %eberhasilan pembangunan di bidang kesehatan telah membuahkan hasil dengan meningkatnya populasi penduduk lanjut usia. &enurut Dep%es 'I pada tahun ())* tentang umur harapan hidup pada perempuan +,,( tahun dan pada laki-laki +.,/ tahun. 0arapan hidup orang Indonesia pada tahun ()1* sampai ()() men apai 2) tahun atau lebih. 3umlah penduduk lanjut usia men apai (. juta ji$a bahkan lebih atau sekitar 4,22 5 dari total penduduk. Pasien lansia sering mengalami gangguan mental. Gangguan mental yang sering dialami oleh lansia antara lain adalah delirium,demensia,gangguan amnestik, depresi!, bipolar I, ski6o!renia, gangguan ke emasan, gangguan tidur, dan gangguan somato!orm. Gangguan kogniti! merupakan gangguan psikiatrik paling utama pada usia lanjut. Problem yang utama pada kelainan ini adalah de!isit memori yang bermakna dan atau !ungsi kogniti! lain yang me$akilkan perubahan yang signi!ikan dari tingkat !ungsi sebelumnya. Gangguan kogniti! yang dibahas adalah dementia, delirium, dan gangguan amnestik. Digunakan nomenklatur berdasarkan D"&-I7 yang menggunakan istilah gangguan kogniti! dibandingkan dengan gangguan mental organik yang selama ini dikaburkan karena pada dasarnya semua kelainan perilaku memiliki unsur biologis baik itu se ara genetik atau perubahan !isiologi dalam !ungsi otak. Dementia dan gangguan kogniti! lainnya pada usia lanjut sangatlah memberatkan masyarakat, baik dalam hal masalah keuangan yang digunakan untuk pera$atan pasien dan juga

dalam hal morbiditas, mortalitas dan stress yang diberikan oleh pasien terhadap pemberi pera$atan dan masyarakat se ara luas. Gangguan kogniti! pada usia lanjut terutama seperti Dementia o! the 8l6heimers type 9D8:; dan gangguan kogniti! usia lanjut lainnya sangat mengkosumsi sumber daya tenaga kesehatan publik. Pre<alensi dan beban gangguan kogniti! pada usia lanjut akan terus meningkat beriringan dengan porsi dari usia lanjut dalam populasi yang terus meningkat.
Dalam re<isi te=t dari edisi ke empat Diagnostic Statistical Manual of Mental Disorder 9D"&I7-:';, / grup gangguan yaitu -Delirium, Dementia, Gangguan 8mnestik- dikarakteristikan oleh gejala utama yang untuk ketiga gangguan tersebut> hendaya dalam !ungsi kogniti! 9seperti ingatan, bahasa atau perhatian;. ?alaupun D"&-I7-:' mengakui bah$a gangguan psikiatrik lain dapat menunjukan suatu derajat hendaya kogniti! sebagai suatu gejala, hendaya kogniti! merupakan gejala khas pada delirium, dementia, dan gangguan amnestik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA I. BATASAN LANJUT USIA ?0@ 914,4; telah men apai konsensus bah$a yang dimaksud dengan lanjut usia 9elderly; adalah seseorang yang berumur +) tahun atau lebih. &enurut Departemen %esehatan 'I, batasan lanjut usia adalah seseorang dengan usia +)-+4 tahun. "edangkan usia lebih dari 2) tahun dan lanjut usia berumur +) tahun atau lebih dengan masalah kesehatan seperti ke a atan akibat sakit disebut lanjut usia resiko tinggi. II. PROSES PENUAAN Dalam beberapa dekade terakhir, perhatian dunia medis terhadap proses penuaan dan permasalahan yang timbul pada orang usia lanjut meningkat. Aanyak penelitian dilakukan untuk lebih memahami proses penuaan baik dari segi !isiologis, psikologis, dan sosiologis. Para peneliti menyadari pentingnya membedakan proses penuaan yang !isiologis dan penuaan yang bersi!at patologis. B!ek proses penuaan yang !isiologis penting untuk dipahami sebagai dasar respons terhadap pengobatan atau terapi serta komplikasi yang timbul 9%aplan dkk., ()1);. 7ariabel-<ariabel !isiologis seperti kardio<askuler, sistem imun, endokrin, ginjal, dan paru, menunjukan penurunan !ungsi dan perubahan seiring dengan meningkatnya usia. Camun, perubahan pada salah satu organ akibat usia tidak menjadikannya sebagai prediktor atau tolak ukur bah$a akan terjadi perubahan-perubahan pada organ yang lainnya. "ebagai ontoh, seseorang yang tampak sehat pada usianya yang ke-+) ternyata ditemukan urah jantungnya menurun. 0asil pemeriksaan tersebut tidak bernilai dalam memprediksikan kapan ginjal, kelenjar tiroid, sistem sara! simpatis, atau organ lain orang tersebut mengalami perubahan 9%aplan dkk., ()1);. Perubahan !isiologis dengan tidak disertainya suatu penyakit yang terjadi pada indi<idu yang lebih tua merupakan hal yang tidak berbahaya dan bukan merupakan suatu !aktor risiko yang signi!ikan. Perubahan !isiologis pada usia normal yang tidak disertai dengan penyakit, sangat ber<ariasi. 8kan tetapi dipengaruhi oleh !aktor-!aktor intrinsik seperti gaya hidup, diet,

akti<itas, nutrisi, paparan lingkungan, dan komposisi tubuh memegang peran yang penting 9Ausse dkk., 1442;. Perjalanan dari perubahan !isiologis atau psikologis dengan bertambahnya usia pada masing-masing indi<idu dipengaruhi proses penuaan intrinsik dan berma am !aktor ekstrinsik, ontohnya genetik, pengaruh lingkungan, gaya hidup, diet, !aktor psikososial 9Ausse dkk., 1442;. 8da perubahan yang terjadi seiring dengan peningkatan usia tampak menyerupai gejala klinis yang sesungguhnya berbeda, hal ini menyebabkan sulitnya mendiagnosis se ara tepat pada orang usia lanjut 9%aplan dkk., ()1);. Proses penuaan bukanlah suatu penyakit melainkan suatu proses normal yang harus dimengerti dengan jelas untuk mendiagnosis se ara tepat kemudian memberikan penatalaksanaan yang tepat sehingga beban yang dirasakan akibat penyakit dapat berkurang. Camun, perubahan !ungsi beberapa organ patut diperhitungkan dalam pemberian terapi !armasi agar tepat sasaran dan tidak membahayakan 9%aplan, ()1);. III. PEMERIKSAAN PSIKIATRIK PADA PASIEN LANJUT USIA Dormat pemeriksaan psikiatri pada pasien lanjut usia sama dengan yang berlaku pada de$asa muda. Camun dokter harus lebih teliti agar dapat memastikan pasien mengerti si!at dan tujuan pemeriksaan dikarenakan tingginya pre<alensi gangguan kogniti! pada pasien lanjut usia. 3ika pasien mengalami gangguan kogniti!, ri$ayat tersendiri harus didapatkan dari anggota keluarga atau pengasuhnya. Camun, penderita juga tetap harus diperiksa tersendiri 9$alaupun terlihat adanya gangguan yang jelas; untuk mempertahankan pri<asi hubungan dokter dan penderita dan untuk menggali adakah pikiran bunuh diri atau gagasan paranoid dari penderita yang mungkin tidak diungkapkan dengan kehadiran sanak saudara atau seorang pera$at 9%aplan dkk., ()1);. a. Pemeriksaan fisik dan lab ra! ri"m Pemeriksaan !isik yang lengkap harus dilakukan mengingat banyaknya perubahan !isiologis yang terjadi pada proses penuaan. Pemeriksaan laboratorium dan pen itraan dapat membantu menegakkan diagnosis dan mendeteksi kondisi yang dapat diobati. :omogra!i komputer, pen itraan resonansi magnetik, atau pemeriksaan penunjang lainnya dapat diindikasikan bilamana ditemukan perubahan status mental yang belum

jelas. :ermasuk medikasi yang saat ini sedang digunakan untuk mengatasi penyakit !isiknya, untuk mengetahui apakah ada e!ek samping psikiatriknya 9"ado k dkk., ())2;. b. Ri#a$a! %sikia!ri Aisa didapatkan dari alo- atau auto- anamnesis. 'i$ayat psikiatrik lengkap termasuk identi!ikasi a$al 9nama, usia, jenis kelamin, status perka$inan;, keluhan utama, ri$ayat penyakit sekarang, ri$ayat penyakit dahulu 9termasuk gangguan !isik yang pernah diderita ;, ri$ayat pribadi dan ri$ayat keluarga. Pemakaian obat 9termasuk obat yang dibeli bebas;, yang sedang atau pernah digunakan penderita juga penting untuk diketahui 9"ado k dkk., ())2;. Pasien yang berusia di atas +* tahun sering memiliki keluhan subjekti! adanya gangguan daya ingat yang ringan, seperti tidak mengingat nama orang atau keliru meletakkan benda. &asalah kogniti! ringan juga dapat terjadi karena ke emasan dalam situasi $a$an ara. Denomena ini dapat dijelaskan dalam istilah kelupaan lanjut usia yang ringan 9benign sensecent forgetfulness) 9"ado k dkk., ())2;. 'i$ayat medis termasuk ri$ayat penyalahgunaan 6at harus di atat sebagai kemungkinan penyebab de!isit yang terjadi sekarang. Aegitu juga dengan ri$ayat masa kanak dan remaja untuk mengetahui organisasi kepribadian pasien dan mekanisme pertahanan yang dia gunakan. 'i$ayat keluarga harus termasuk penjelasan tentang sikap orang tua penderita dan adaptasi terhadap ketuaan mereka. 3ika mungkin in!ormasi tentang kematian orang tua, ri$ayat gangguan ji$a dalam keluarga. Penting juga untuk dokter mengetahui ri$ayat pekerjaan pasien dan hubungan sosial pasien. Aerhubungan dengan masalah pensiun dan ren ana masa depan serta apakah ada ketakutan ataupun harapan pasien. "ituasi sosial pasien sekarang harus dinilai yaitu siapa yang mera$at pasien sekarang, bagaimana keadaan keluarga ataupun anak-anak pasien. "emua ini menjadi bekal pertimbangan dokter dalam membuat anjuran terapi yang realistik. 'i$ayat perka$inan dan ri$ayat seksual pasien juga perlu ditanyakan. %arena masalah yang sering dihadapi pada usia lanjut adalah kematian pasangan dan peristi$a tersebut dapat berdampak pada de!isit yang terjadi saat ini 9%aplan, ()1);.

&. Pemeriksaan s!a!"s men!al Pada pasien lanjut usia, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan status mental berulang-ulang karena adanya perubahan yang ber!luktuasi dalam status mental pasien. 'i$ayat longitudinal dari pasien atau keluarga penting nilainya. Pemeriksaan status mental meliputi bagaimana penderita ber!ikir 9proses pikir;, merasakan dan bertingkah laku selama pemeriksaan. %eadaan umum penderita adalah termasuk penampilan, akti<itas psikomotorik, sikap terhadap pemeriksaan dan akti<itas bi ara 9"ado k dkk., ())2;. Deskri%si "m"m :ermasuk di dalam bagian ini adalah penampilan pasien, akti<itas psikomotorik, sikap terhadap pemeriksa dan akti<itas bi ara. Gangguan motorik seperti gaya berjalan yang menyeret, postur bungkuk, gerakan jari memilin pil, tremor harus di atat. Gerakan in<olunter pada mulut atau lidah mungkin merupakan e!ek samping !enotia6ine. ?ajah seperti topeng pada penyakit Parkinson. 8ir mata atau menangis dapat ditemukan pada gangguan depresi! dan gangguan kogniti!, terutama jika pasien merasa !rustasi tidak bisa menja$ab pertanyaan pemeriksa 9"ado k dkk., ())2;. Penilaian f"n'si :anyakan mengenai kemampuan mereka mempertahankan kemandirian dan melakukan akti<itas dalam kehidupan sehari-hari yaitu toilet, menyiapkan makanan, berpakaian, berdandan. Derajat kemampuan !ungsional dari perilaku sehari-hari adalah suatu pertimbangan penting dalam menyusun ren ana terapi selanjutnya 9"ado k dkk., ())2; Alam %erasaan Gangguan pada keadaan mood, terutama adalah depresi dan ke emasan dapat mengganggu !ungsi daya ingat. :anyakan mengenai pikiran bunuh diri, apakah pasien merasa tidak lagi berharga, merasa lebih baik mati dan jika mati, tidak membebani orang lain lagi. "uatu mood yang meluas atau eu!orik mungkin menyatakan suatu episode manik atau mungkin merupakan bagian dari gangguan demensia. 8!ek yang datar, tumpul, terbatas, dangkal atau tidak sesuai, dapat merujuk ke gangguan depresi!, ski6o!renia atau dis!ungsi otak 9"ado k dkk., ())2;.

(an''"an %erse%si 0alusinasi dan ilusi pada lanjut usia mungkin merupakan !enomena transien yang

disebabkan oleh penurunan ketajaman sensorik. Pemeriksa harus men atat dengan teliti kelainan yang terjadi apakah berhubungan dengan suatu kondisi organik. 0alusinasi dapat disebabkan oleh tumor otak dan patologi lokal 9"ado k dkk., ())2;. Kemam%"an berba)asa &en akup a!asia, yang merupakan gangguan pengeluaran bahasa yang berhubungan dengan lesi organik otak. Pada a!asia Aro a, pengertian pasien tetap utuh tetapi kemampuan untuk berbi ara terganggu, salah diu apkan. Pada a!asia ?erni ke, pasien diminta menunjukkan beberapa benda sederhana yang umum 9kun i, pensil, tombol lampu;. Pasien mungkin tidak dapat menunjukkan kegunaan benda sederhana tersebut 9apraksia ideomotorik; 9"ado k dkk., ())2;. *"n'si +is" s%asial "uatu penurunan kapasitas !ungsi <isuospasial adalah normal dengan

bertambahnya usia. &eminta penderita untuk men ontoh gambar atau menggambar mungkin membantu dalam penilaian. Pemeriksaan neuropsikologi harus dilakukan jika !ungsi <isuospasial sangat terganggu 9"ado k dkk., ())2;. Alam %ikiran 0ilangnya kemampuan untuk berpikir abstrak merupakan tanda a$al dari demensia. Isi pikiran harus diperiksa mengenai !obia, obsesi, preokupasi somatik dan kompulsi. Gagasan bunuh diri pun harus diperiksa dengan teliti. Pemeriksaan harus menentukan apakah terdapat $aham dan bagaimana $aham tersebut mempengaruhi kehidupan penderita. ?aham mungkin merupakan alasan untuk dira$at 9"ado k dkk., ())2; Sens ri"m dan k 'nisi "ensorium mempermasalahkan !ungsi dari indera tertentu dan kognisi mempermasalah proses in!ormasi dan intelektual. Gangguan orientasi terhadap $aktu, tempat dan orang berhubungan dengan gangguan kognisi. Gangguan orientasi sering ditemukan pada gangguan kogniti!, gangguan ke emasan, gangguan buatan, gangguan kon<ersi dan gangguan kepribadian, terutama selama periode stres !isik atau lingkungan yang tidak mendukung 9"ado k dkk., ())2;.

Per!imban'an 8dalah kapasitas untuk bertindak sesuai dalam berbagai situasi. "ebagai ontoh,

apakah yang akan pasien lakukan bila menemukan sebuah amplop di jalan dengan perangko dan alamat sudah tertulisE 8pa yang akan dilakukan bila men ium bau asap di dalam bioskopE Dapatkah pasien membedakanE 9"ado k dkk., ())2;.

BAB II (AN((UAN KO(NITI* PADA LANSIA

Gangguan yang berasal dari dis!ungsi otak telah dikenal selama beberapa abad. Pada abad ke 12, &orgagni seorang ahli anatomi Italia menemukan gejala klinik pada pasien dengan kelainan otak melalui pemeriksaan !orensik. "eorang Pran is, Aayle, mengumumkan studi sistematik paresis pertama di tahun 1,((, terdapat perubahan parenkim otak dengan demensia progresi!. Di 'usia, %orsako!! menggambarkan suatu bentuk ekstrim dari amnesia diperkirakan berasal dari lesi-lesi di batang otak yang ditemukan pada pasien alkoholisme kronik, suatu kondisi yang dikenal sebagai Psikosis %orsako!!. Di akhir abad 14, para pakar psikiatri-neurologi seperti 8l6heimer, Pi k, Cissl dan Arodmann mengemukakan bah$a perubahan struktur otak dan histologi mendasari penyakit demensia. Aahkan Dreud, bapak Psikoanalisis, mengerti tentang pentingnya studi neuroanatomi. Dreud membuat pengamatan bah$a pada sebagian besar gangguan mental ditentukan adanya suatu basis struktural. Aerdasarkan sejarah, saat ini gangguan mental organik diklasi!ikasikan dalam D"& I7 dan D"&-I7-:' sebagai gangguan kogniti!, gangguan mental yang menga u pada suatu keadaan medis se ara umum atau gangguan berhubungan substansi.Delirium, demensia dan gangguan amnestik adalah gangguan kogniti! utama. :iap gangguan melibatkan kerusakan daya ingat, pikiran abstrak, atau penilaian dan menghasilkan perubahan klinik dari !ungsi tingkat a$al. "emua gangguan yang dibahas pada bab ini hasil dari penyakit medis 9termasuk kondisi khusus yang tidak teridenti!ikasi; atau suatu keadaan 9Fontoh> intoksikasi obat, pengobatan;, atau kombinasi dari beberapa !aktor. Di dalam D"&-I7-:', kondisi medis dimasukkan dalam kategori diagnostik bila disertai beberapa sindrom.

Tabel 1-1 Gangguan Kognitif menurut DSM-IV-TR Delirium Aerhubungan dengan kondisi medis umum 8kibat suatu 6at Aerhubungan dengan penyebab multipel :idak termasuk dalam salah satu di atas Demensia Dari tipe 8l6heimer Dengan onset dini 9usia GH +* tahun; Dengan onset lanjut 9usia I +* tahun; 7as ular Aerhubungan dengan kondisi medis Penyakit 0I7 :rauma %epala Penyakit Parkinson Penyakit 0untington Penyakit Pi k Penyakit 3a ob-Freut6!eld Jainnya 9seperti hidrose!alus dengan tekanan normal tumor otak de!isiensi <itamin A1(; Demensia karena induksi suatu 6at Aerhubungan dengan penyebab multipel :idak termasuk salah satu di atas Gangguan amnestik Aehubungan dengan kondisi medis umum Gangguan amnestik karena suatu 6at :idak termasuk dalam salah satu diatas Gangguan kogniti! tidak termasuk dalam salah satu diatas

1)

Tabel 1- Kriteria Diagnosti! untu! Delirium Karena !ondisi Medis "mum berdasar!an DSM # IV # TR 8. Gangguan kesadaran 9yaitu, penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan; dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian. A. Perubahan kognisi 9seperti de!isit daya ingat, disorientasi, gangguan bahasa; atau perkembangan gangguan persepsi yang tidak lebih baik diterangkan demensia yang telah ada sebelumnya, yang telah ditegakkan, atau yang sedang timbul. F. Gangguan timbul setelah suatu periode $aktu yang singkat 9biasanya beberapa jam sampai hari; dan enderung ber!luktuasi selama perjalanan hari. D. :erdapat bukti-bukti dari ri$ayat penyakit, pemeriksaan !isik, atau temuan laboratorium bah$a gangguan adalah disebabkan oleh akibat !isiologis langsung dari kondisi medis umum. ,a!a!an %en"lisan - masukkan nama kondisi medis umum dalam 8ksis I, misalnya, delirium karena ense!alopati hepati K juga tuliskan kondisi medis umum pada aksis III. (an''"an K 'ni!if II.. Deliri"m Delirium adalah suatu sindrom ber irikan adanya suatu gangguan kesadaran, rusaknya perhatian, dan perubahan dalam kognisi. Gambarannya adalah suatu ketidak$aspadaanLketidakpedulian terhadap lingkungan yang merupakan suatu konsek$ensi dari kondisi medis yang dibuktikan dari anamnesis, pemeriksaan !isik, hasil laboratorium. Delirium berubah se ara epat dari $aktu ke $aktu 9tiap jamLtiap hari; dan ber!luktuasi dalam sehari 9lihat tabel 1-(;. Gejala tersebut biasanya tanda suatu keadaan ga$at darurat medis. Delirium suatu kondisi yang tidak bisa diduga, di rumah sakit, diperkirakan 1)-1*5 pasien medis mengalami delirium. Delirium biasanya ditemukan pada pasien lanjut usia post pembedahan, khususnya mereka yang berusia diatas *) tahun. Daktor resiko menjadi delirium lainnya adalah dimensia dini, patah tulang, in!eksi sistemik, penggunaan narkotik atau antipsikotik. Delirium dihubungkan dengan angka kematian yang tinggi diperkirakan .)-*)5 dari pasien dengan delirium meninggal dalam 1 tahun. Gejala Klinik 11

:anda dari delirium adalah perubahan se ara

epat dari disorientasi,kebingungan

,kerusakan kogniti! menyeluruh. ?alaupun gejala delirium diantara pasien berbeda, beberapa menujukkan iri khas gangguan kesadaran ditandai dengan hilangnya ke$aspadaan terhadap lingkungan, sulit berkonsentrasi,perhatian terbagi, kerusakan kognisi, gangguan persepsi 9 ontoh ilusi;. Pada suatu saat, pasien bisa tampak normal tapi kemudian dalam beberapa hari menjadi disorientasi dan berhalusinasi. Gejala lainnya yang khas dari delirium adalah gangguan siklus tidur-bangun, terjaga malam hari, disorientasi tempat, tanggal,orang, inkoherens, epat lelah, agitasi dan somnolen. Ilustrasi sketsa berikut menggambarkan sebuah kasus delirium di rumah sakit >"eorang pensiunan polisi berumur ,. tahun, diba$a ke #GD oleh keluarganya karena * hari sebelumnya mengalami kelesuan, kelemahan ekstremitas ba$ah, inkontenensia urin, kebingungan se ara intermiten dan hilang ingatan. Pasien terjatuh . minggu sebelumnya dengan robekan di kepala menampakkan sutura. :idak ada ri$ayat penggunaan alkohol baru-baru ini.Pasien kooperati! tetapi tertutup, perhatiannya mudah beralih. @rientasi terhadap orang baik tapi disorientasi. Daya ingat jangkau pendek sangat miskin, dan dia sulit mengingat / objek dengan segera atau dalam $aktu / menit. Dia ber!ikir bah$a Dranklin 'oose<elt adalah presiden saat ini. &enariknya, pasien mengenal kakek salah satu penulis 9D.?.A; dan dapat berbi ara panjang lebar tentang hubungan tersebut. Diagnosis delirium, dan pemeriksaan medis dilakukan F: " an menunjukkan 0ematom "ubdural %ronik Ailateral. Pasien dipndahkan ke bagian bedah sara!, dimana dilakukan e<akuasi lubang. Deliriumnya hilang, tetapi pasien menderita demensia. Pasien dipindahkan ke ruang ra$at jangka panjang. Etiologi

Delirium sering timbul pada orang yang mempunyai ri$ayat medis serius, bedah, penyakit neurologik, mereka yang berada dalam intoksikasi obat atau putus obat. %arena perkembangan delirium dapat menjadi petunjuk pertama gangguan !isik, adanya delirium mengharuskan pen arian penjelasan medisnya sesegera mungkin. %arena delirium adalah suatu gejala bukan suatu penyakit, lebih baik delirium dilihat sebagai jalan terakhir dari beberapa penyebab penyakit. Gangguan metabolik dengan in!eksi, panas, hipoksia, hipoglikemia, keadaan putus obat atau kera unan obat, en ephalopati hepati , biasanya menyebabkan delirium. Penyebab

1(

delirium yang terletak di sistem sara! pusat adalah abses otak, stroke, trauma ke elakaan, keadaan posti tal. Penyebab lainnya yang sering didapat adalah gejala aritmia dini pada pasien usia lanjut seperti !ibrilasi atrium dan iskemia jantung. Delirium dapat dipengaruhi oleh lingkungan, tetapi lingkungan tidak dapat mempengaruhi delirium. Fontohnya > sebelum delirium pengertian pasien sangat baik, kemudian timbul delirium pas a pembedahan pasien menderita psikosis IF#, yang biasanya disebabkan oleh reaksi psikologi terhadap lingkungan yang asing. Analisa B<aluasi medis harus dilakukan, dimulai dari anamnesis yang teliti dan pemeriksaan !isik lengkap. "ebaiknya bertanya pada orang yang mengenal kondisi pasien karena pasien mungkin tidak dapat memberikan in!ormasi tentang dirinya. Perhatikan tanda-tanda neurologik !okal, termasuk lumpuh, hilangnya kemampuan pan a indera, papiledema, tanda kerusakan lobus !rontal 9re!lek hidung, men u u, re!lek rooting, palnonental; sebagai petunjuk ada kemunduran keadaan umum. #ji laboratorium yang dilakukan adalah darah rutin dan urine rutin. Pemeriksaan lainnya seperti !oto rontgen thoraks, F: " an, &'I otak, B%G, s reening 6at toksik, analisa gas darah, BBG. 0asil laboratorium ber<ariasi tergantung dari penyebab delirium. Pasien delirium enderung terdapat peningkatan suhu yang dapat dilihat dengan adanya ketidakstabilan sara! otonom dan tanda adanya in!eksi penyebab BBG yang ditemukan sering tidak normal. &asalah utama dalam diagnosis banding adalah membedakan delirium dari suatu kondisi kebingungan yang ada pada pasien ski6o!renia atau gangguan mood pasien delirium lebih sering timbul dalam keadaan akut, kebingungan menyeluruh dan gangguan dalam perhatian. 0alusinasi pada delirium terpe ah dan tidak terorganisir dan enderung menjadi halusinasi <isual atau taktik berla$anan dengan halusinasi yang didapat pada pasien dengan gangguan psikotik. 'i$ayat keluarga penderita delirium jarang memiliki penyakit psikiatrik. Camun, penyakit psikiatri tidak menutup kemungkinan disertai delirium.

Penatalaksanaan Klinis

1/

Pertama, kondisi medis diperbaiki sebisa mungkin. "ampai kondisi baik, pemantauan harus tetap dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan keselamatan pasien, termasuk obser<asi rutin, pera$atan konsisten, menenangkan dengan penjelasan sederhana se ara berulang. &engurangi ketegangan ji$a diperlukan oleh pasien dengan agitasi tinggi meskipun pengalaman menunjukkan bah$a pada beberapa pasien enderung mengalami peningkatan agitasi. 'angsangan eksternal diperke il. %arena bayangan atau kegelapan mungkin menakuti mereka. Pasien delirium sangat sensiti! terhadap e!ek samping obat, jadi pengobatan yang tidak perlu harus dihentikan termasuk golongan hipnotik-sedati! 9 ontoh > ben6odia6epin;. Pasien dengan agitasi tinggi ditenangkan dengan dosis rendah obat antipsikotik potensi tinggi 9 ontoh > haloperidol, thiothi=ene;. @bat dengan e!ek antikolinergik seperti klorpoma6ine, tiorida6in di hindari karena dapat memperburuk atau memperpanjang delirium. %enyataannya, tingkat antikolinergik plasma yang memi u delirium ditemukan pada pasien-pasien bedah. Aila sedasi diperlukan gunakan dosis rendah ben6odia6epin dengan kerja singkat seperti o=a6epam, lora6epam. %arena ben6odia6epin membantu mengobati keadaan putus obat pada pasien pas a bedah dengan gejala putus obat golongan alkohol yang tidak diketahui jenisnya. Pada kasus ini, ben6odia6epin dilanjutkan /* hari. Re!omendasi untu! $enatala!sanaan Delirium Jingkungan rumah sakit yang tenang, penerangan yang baik adalah terapi yang baik untuk pasien. 1. Pribadi yang konsisten menenangkan pasien delirium (. "e ara rutin pasien dilatih mengingat hari, tanggal, $aktu dan situasi dalam ruangan pasien /. Pengobatan untuk penatalaksanaan tingkah laku harus di batasi 0anya obat-obatan yang penting diberikan pada pasien, poli!armasi harus dihindari 0ipnotik-sedati! dan ansiolitik harus dihindari :ingkah laku yang sulit dikoreksi diberikan neuroleptik dosis rendah, ben6odia6epin dengan kerja singkat

II./ Demensia Demensia adalah suatu sindrom kerusakan daya ingat dan kognisi disertai oleh gangguan 1.

!ungsi sosial dan pekerjaan. %esadaran atau tingkat ke$aspadaan tidak terganggu. Gejala kerusakan kogniti! sebagai berikut > 1. 8!asia 9gangguan bahasa; (. 8mnesia /. 8praksia 9ketidakmampuan mengeluarkan akti<itas motor kompleks; .. 8Muosia 9kegagalan mengenali atau mengidenti!ikasi objek $alaupun !ungsi sara! sensoris utuh; :idak seperti retardasi mental 9yang juga berhubungan dengan gejala di atas;, tidak disertai demensia. %erusakan karena demensia disertai perubahan daya ingat yang terjadi pada masa usia normal. %ebanyakan demensia irre<ersibel tetapi sebagian bisa di kontrol dengan obat-obatan. "ebagian ke il demensia berpotensi re<ersibel, tapi hanya /5. &en ari penyebab yang mudah diobati pada pasien demensia adalah suatu keharusan. Demensia jarang di dapat pada pasien usia G +* tahun. 1)5 penderita berusaia +*-2* tahun. (*5 berusia 2* sampai ,* tahun, *)5 berusia 4)tahun. %asus demensia meningkat diantara pasien usia lanjut yang dira$at di '" dan pasien dengan penyakit !isik. Perkembangan populasi 8merika dengan banyaknya usia I+* takut menyebabkan demensia menjadi masalah terbesar di masa yang akan datang. Gejala Klinis Demensia biasanya berkembang perlahan-lahan, gejala-gejala dapat tidak terlihat atau tersamar di usia normal. Aeberapa bentuk demensia berkembang se ara mendadak, seperti demensia <askuler karena stroke. Pada kondisi a$al gejala yang terlihat hanya perubahan kepribadian pasien, menurunnya tingkat minat pasien, berkembangnya sikap apatis, atau emosi yang labil. %eterampilan intelektual menurun, dapat dilihat dari pekerjaan yang membutuhkan penampilan prima. Pada saat tersebut, pasien tidak menyadari atau menolak penurunan kemampuan intelektualnya yang tajam. %arakteristik yang dapat membantu membedakan demensia terselubung dengan delirium ada pada tabel 1-/.

Tabel 1-% Gambaran !lini! untu! membeda!an demensia dari delirium Demensia Delirium

1*

@nset kronik atau perlahan-lahan :ingkat kerusakan kesadaran dini :ingkat arousal normal Progresi! Dira$at di rumah dan rumah sakit ji$a

@nset akut atau epat :ingkat kesadaran berkabut "tupor dan agitasi "ering re<ersibel Dilakukan pembedahan, penanganan neurologik

Perjalanan penyakit demensia didapatkan kerusakan kogniti! menjadi jelas, perubahan kepribadian dan mood se ara berlebihan, hilangnya kemampuan sosialisasi 9pada kondisi a$al, hal tersebut membantu memberi gambaran tentang kesehatan pasien;, dan timbulnya gejala psikotik. Aila demensia berkembang pasien memiliki ketidakmampuan bentuk dasar seperti makan sendiri, kebersihan diri, menjadi tidak kontinen dan emosi sangat labil. Pasien menjadi lupa nama teman-temannya dan kadang-kadang tidak mengenali keluarga terdekat. Pada demensia tingkat lanjut, pasien menjadi tidak responsi! dan bisu. Pada keadaan tersebut biasanya disertai kematian dalam 1 tahun. Demensia harus dibedakan dari pseudodemensia, suatu keadaan yang disertai penyakit depresi. Pada gangguan tersebut, pasien depresi tampak memiliki demensia. Penderita pseudodemensia sulit mengingat dengan tepat, tidak bisa menghitung dengan baik,banyak mengeluh, beberapa mengalami penurunan kemampuan kogniti! dan keterampilan. Gambaran perbedaan antara demensia dan pseudodemensia dapat dilihat pada tabel 1-.. Perbedaannya amat jelas, pasien dengan pseudodemensia memiliki penyakit yang mudah diobati 9depresi; dan tidak memiliki demensia. Demensia timbul dari gangguan mood. Dengan demikian, pasien dengan demensia dapat berkembang menyertai depresi mayor, diikuti perubahan daya ingat dan kogniti! se ara intensi!.

Tabel 1-& Gambaran Klini! Membeda!an 'seudodemensia dari Demensia Pseudodemensia Demensia

1+

Durasi singkat Dungsi kogniti! hilang Dis!ungsi kogniti! tampak jelas Distress komunikasi 0ilangnya daya ingat mengenai peristi$a atau periode tertentu 0ilangnya konsentrasi dan perhatian :idak tahu merupakan ja$aban yang khas :idak bisa memba a naskah sederhana 0ilangnya !ungsi sosial Perubahan &ood per!asi! 8da ri$ayat penyakit psikiatri

Durasi panjang "edikit !ungsi kogniti! yang hilang Dis!ungsi kogniti! tidak jelas %urang konsentrasi &asih bisa mengingat peristi$a atau periode tertentu Perhatian dan konsentrasi terpe ah 3a$aban atas pertanyaan tidak tepat Pasien masih dapat memba a Dungsi sosial terhambat Perasaan rendah diri dan labil :idak ada ri$ayat penyakti psikiatri

Gejala nonkogniti! dari demensia sering menjadi masalah, khususnya dari pandangan anggota keluarga 9lihat tabel 1-*;. Aeberapa jenis demensia seperti penyakit 8l6heimer, setengah dari penderita mengalami halusinasi dan L atau delusi. 0ampir ()5 penderita berkembang menjadi depresi klinik, setengahnya menderita gejala depresi!. Depresi lebih sering terjadi pada pasien dengan demensia <askuler. %arena gejala demensia dan depresi terjadi bersamaan, sulit untuk membedakan antara demensia dan depresi. Petunjuk diagnosis depresi adalah menurunnya berat badan 9pada penderita kanker atau apraksia dalam menelan;, sulit tidur, sering menangisLmerasa tidak dapat melakukan sesuatu, dan perubahan tingkah laku seperti menghindari bersosialisasi, agitasi psikomotor, dan penonjolan si!at negati!.

Tabel 1-( Masala) ting!a) la!u dari (( $asien yang dila$or!an ole) anggota !eluarga

12

:ingkah laku Gangguan daya ingat &udah marah Aergantung atau suka mengkritik "ulit tidur "uka menyembunyikan sesuatu "ulit berkomunikasi Furiga &en ari pembenaran Pola makan tidak teratur &enggelandang %ebersihan kurang 0alusinasi Delusi %ekerasan !isik Inkontinentia :idak bisa masak "uka memukul L menganiaya :idak bisa mengemudi Perokok %elainan tingkah laku seksual

Japoran masalah dari keluarga, 5 1)) ,2 21 +4 +4 +, +/ +) +) *4 */ .4 .2 .2 .) // /( () 11 (

Diagnosis Fara terbaik untuk menegakkan demensia dalam sejarah kedokteran adalah ara yang 1,

kuno > anamnesis, pemeriksaan !isik se ara teliti, pemeriksaan status mental dengan detail. "ebagai pelengkap pemeriksaan status mental !ormal, pemeriksaan status mental sederhana di samping tempat tidur pasien se ara epat dan dapat digunakan untuk memberikan gambaran kerusakan kogniti!. :est tersebut diantaranya orientasi, daya ingat, kemampuan kontruksi, kemampuan memba a, menulis, berhitung dan dapat di susun se ara epat. Pemeriksaan laboratorium merupakan hal yang penting untuk menyingkirkan penyebab medis irre<ersibel dari kerusakan kogniti!. "emua pasien dengan onset dini demensia diperiksa darah lengkap K !ungsi hati, tiroid dan !ungsi ginjal K test serologi untuk si!ilis N 0I7 K urinalisa K B%G K dan 'o !oto thora=. Blektrolit serum, glukosa serum, <itamin A1( dan asam !olat juga dinilai sebagian besar metabolik re<ersibel yang mudah diba a endokrin, de!isiensi <itamin dan kasus in!eksi, baik penyebab atau komplikasinya dapat ditemukan dengan test sederhana di atas disertai penemuan dari anamnesis dan pemeriksaan !isik. Pemeriksaan laboratorium lainnya membantu menyeleksi pasien-pasien dengan telitiK ontohnya F: " an atau &'I otak untuk penderita dengan ri$ayat lesi otak, tanda-tanda neurologik !okal, atau demensia yang terjadi sangat !okal. Pemeriksaan BBG untuk pasien dalam perubahan kesadaran atau suspe t kejang. 8nalisa gas darah diperiksa bila ada hubungan dengan !ungsi pernapasan. 8liran darah otak yang diukur dengan "PBF: 9"ingle Photon Bmition Fomputed :omograpgy; atau PB: 9Psotron Bmission :omography; diperiksa untuk membedakan demensia 8l6heimer dengan demensia bentuk lainnya karena pada pasien-pasien tersebut ditemukan karakteristik penurunan aliran darah temporoparietal posterior bilateral. Pemeriksaan medis untuk demensia dapat dilihat pada tabel 1-+. Pemeriksaan neuropsikologis dilakukan untuk menge<aluasi demensia. Pemeriksaan dalam memperoleh garis besar data dilakukan untuk melihat adanya perubahan antara sebelum dan sesudah pengobatan. Pemeriksaan juga berguna untuk menge<aluasi indi<idu dengan pendidikan tinggi yang diduga mengalami gejala a$al demensia saat hasil pemeriksaan otak atau pemeriksaan lainnya mempunyai dua arti. Pemeriksaan juga berguna membedakan delirium dari demensia dan depresi.

Tabel 1-* 'emeri!saan medis untu! Demensia 1. 8namnesis lengkap

14

(. Pemeriksaan !isik menyeluruh, termasuk pemeriksaan neurologik /. Pemeriksaan status mental .. Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan darah lengkap Blektrolit serum Glukosa serum 8nalisa gas darah %reatinin :est !ungsi hati "erologi untuk 0I7 dan "i!ilis :est !ungsi tiroid "erum <itamin A1( 8sam Dolat #rinalisa N " reening obat dalam urin B%G 'ontgent !oto thorak Pemeriksaan neuropsikologi

*.Pemeriksaan lainnya 8liran darah Pungsi lumbal Pasien dengan demensia perlu dira$at untuk menge<aluasi dan mengobati tingkah laku, komplikasi psikologi seperti agresi<itas, kekerasan, psikosis, atau depresi, per obaan bunuh diri, penurunan berat badan atau penurunan se ara akut tanpa sebab.

Dementia Alzheimer

()

Dementia 8l6heimer merupakan penyebab demensia degenerati! yang utama, jumlahnya *)5 - +)5 dari kasus demensia. 0al tersebut mempengaruhi (,* juta penduduk 8merika. Dalam D"&-I7-:', demensia 8l6heimer dibagi dua yaitu tipe onset a$al 9usia G +* tahun; dan tipe onset lanjut 9usia I +* tahun;. "ebagian besar yang menjalani demensia tipe onset a$al mempunyai ri$ayat keluarga penderita 8l6heimer. Pasien jarang mengalami onset di dekade ke *,dengan gangguan mutasi kromosom 1, 1. N (1. Penyakit 8l6heimer berbahaya, menimbulkan kematian , O 1) tahun setelah ditemukan gejala. Penyakit 8l6heimer diderita pasien usia +* tahun 9*5; sampai usia 4) tahun 9()5;. Gejala menetap dan memburuk setelah beberapa tahun, ditandai dengan kolaps !ungsi intelektual. %elainan !isik jarang ditemukan, ke uali pada 8l6heimer tingkat lanjut > re!lek tendon hiperakti!, tanda Aabinski, tanda lepasnya lobus !rontal. :imbulnya halusinasi, delusi, ilusi berhubungan dengan kemunduran !ungsi kogniti!. 8tro!i kortikal pembesaran <entrikel otak ditemukan pada pemeriksaan F: " an atau &'I. Fontoh kasus Demensia 8l6heimer pada seorang komposer &auri e 'a<el. 'a<el, seorang maestro impresionis musik Pran is, ahli dalam komposisi piano dan orkestra. Di usianya yang ke *+, setelah menyelesaikan karyanya yang terkenal dengan Fon erto in G &inor mulai menggeluti kelelahan dan kelesuan, gejala yang dibiarkannya bersama dengan keluhan insomnia dan hipokondriasis jangka panjang. Gejalanya berkembang epat dan energi kreati! yang dimilikinya hilang. Aeberapa tahun kemudian, setelah ke elakaan mobil, kemampuan kogniti! 'a<el menjadi erosi. %emampuannya untuk mengingat nama, berbi ara spontan dan menulis rusak. "eorang ahli neurologi Pran is men atat kemampuan 'a<el dalam kalimat <erbal lebih unggul dari pada kemampuannya berbi ara atau menulis. &alangnya, 'a<el juga mengalami amnesia, suatu kondisi ketidakmampuan mengetahui suara musik. Penampilan terkahirnya di depan publik sangat singkat. Dia tak punya kemampuan lagi untuk koordinasi,kognisi dan berbi ara hal penting untuk memimpin orkestra. :eman-teman 'a<el men oba membantunya dengan merangsang kemampuan intelektual 'a<el sebisa mungkin. :etapi se ara perlahan !ungsi intelektual dan bi aranya menurun jauh. :ahun ke . dalam demensia, 'a<el menjadi bisu dan tidak dapat mengenali musiknya sendiri. 'a<el meninggal di usia +( tahun, setelah mengalami pembedahan sara! tanpa indikasi yang jelas, mayatnya tidak diotopsi, namun ahli neurologi menduga adanya penyakit degenerati!

(1

serebral. ?alaupun penyakit 8l6heimer tidak mudah di diagnosis saat masih hidup, pada otopsi ditemukan karakteristik patologi otak, termasuk plak senilis 9kusutnya degenerasi neuron disekitar inti amiloid;, kusutnya neuro!ibril 9!ilamen bentuk helik yang kusutnya diantara neuron-neuron;, degenerasi neuron agranulo<a uolar dari badan sel sara!, dan bahan hirano 9struktur merah berelongasi di hipokampus;. Penelitian menunjukkan bah$a hilangnya neuron kolinergik dijalur basal otak depan menunjukkan gambaran biokemikal konsisten dari penyakit. Daktor resiko penderita 8l6heimer diantaranya memiliki ri$ayat trauma kepala, sindroma do$n, tingkat pendidikan dan pekerjaan rendah, berasal dari turunan, langsung penderita 8l6heimer. %enyataannya, *)5 pasien pada ri$ayat keluarga demensia 8l6heimer, menderita penyakit tersebut pada usia 4) tahun. Gen dari kromosom 14, apolipoprotein B 98P@B;, ditemukan menjadi !aktor resiko penyakit 8l6heimer. 8P@B P . allel meningkatkan resiko dan memper epat onset penyakit 8l6heimer dan 8P@B P ( allel mempunyai e!ek sebagai pelindung. Penyakit 8l6heimer dari 8P@B terjadi diseluruh dunia. Tabel 1-+. ,erdasar!an DSM-IV-TR Kriteria Diagnosti! untu! Demensia Ti$e -l.)eimer 8. Perkembangan de!isit kogniti! multiple yang dimani!estasikan oleh 91; Gangguan daya ingat 9gangguan kemampuan untuk mempelajari in!ormasi baru dan untuk mengingat in!ormasi yang telah dipelajari sebelumnya;. 9(; "atu 9atau lebih; gangguan kogniti! berikut > 9a; 8!asia 9gangguan bhasa; 9b; 8praksia 9gangguan kemampuan untuk melakukan akti<itas motorik $alaupun !ungsi motorik adalah utuh; 9 ; 8gnosia 9kegagalan untuk mengenali atau mengidenti!ikasi benda $alaupun !ungsi sensorik adalah untuk; 9d; Gangguan dalam !ungsi eksekuti! 9yaitu, meren anakan, mengorganisasi, mengurutkan, dan abstrak; A. De!isit kogniti! dalam kriteria 81 dan 8( masing-masing menyebabkan gangguan yang bermakna dalam !ungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukkan suatu penurunan bermakna

((

dari tingkat !ungsi sebelumnya. F. Perjalanan penyakit ditandai oleh onset yang bertahap dan penurunan kogniti! yang terus menerus. D. De!isit kogniti! dalam kriteria 81 dan 8( bukan karena salah satu dari berikut> 91; %ondisi system sara! pusat lain yang menyebabkan de!isit progresi! dalam daya ingat dan kognisi 9misalnya, penyakit serebro<askular, penyakit Parkinson, penyakit 0untington, hematoma subdural, hidrose!alus tekanan normal, tumor otak;. 9(; %ondisi sistemik yang diketahui menyebabkan demensia 9misalnya, hipotiroidisme, de!isiensi <itamin A1( atau asam !olat, de!isiensi niasin, hiperkalsemia, neurosi!ilis, in!eksi 0I7;. 9/; %ondisi akibat 6at B. De!isit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium D. Gangguan tidak lebih baik diterangkan oleh gangguan 8ksis I lainnya 9misalnya, gangguan depresi! berat, sk6io!renia; Kode didasarkan pada tipe onset dari iri yang menonjol> Dengan onset dini > jika onset pada usia +* tahun atau kurang Dengan delirium > jika delirium menumpang iri yang menonjol Dengan mood terdepresi > jika mood terdepresi 9termasuk gambaran yang memenuhi kriteria gejala lengkap untuk episode depresi! berat; adalah irri yang menonjol. "uatu diagnosis terpisah gangguan mood karena kondisi medis umum tidak diberikan. :anpa penyulit > jika tidak ada satu pun di atas yang menonjol pada gambaran klinis sekarang Dengan onset lanjut > jika onset adalah setelah usia +* tahun Dengan delirium > jika delirum menumpang pada demensia Dengan $aham > ji$a $aham merupakan irri yang menonjol Dengan mood terdepresi > jika mood terdepresi 9termasuk gambaran yang memenuhi kriteria gejala lengkap untuk episode depresi! berat; adalah irri yang menonjol. "uatu diagnosis terpisah gangguan mood karena kondisi medis umum tidak diberikan. :anpa penyulit > jika tidak ada satu pun di atas yang menonjol pada gambaran klinis sekarang.

(/

Sebut!an /i!a 0 Dengan gangguan perilaku Fatatan penulisan > juga tuliskan penyakit 8l6heimer pada 8ksis III

Dementia Vaskular Demensia <askular merupakan penyebab penyebab demensia kedua terbesar setelah penyakit 8l6heimer. Didapatkan sekitar 1*5 - /)5 dari kasus demensia. Pada beberapa kasus merupakan kombinasi demensia <askular dengan tipe 8l6heimer. Demensia <askular sangat ber<ariasi, tergantung dari penyebabnya 9 ontoh, in!ark multipel, in!ark satu pembuluh darah strategis, penyakit pembuluh darah ke il, perdarahan;. Demensia yang disebabkan multiple in!ark sering terjadi , disebabkan oleh sekumpulan in!ark erebri pada penderita aterosklerotik pembuluh darah besar atau katup jantung. %adang disertai dengan de!isit neurologi !okal. 'i$ayat onset dini dan mundurnya pola pikir pada pasien usia *) atau +) tahun membantu membedakan demensia karena in!ark multipel atau demensia karena degenerati!. Pasien dengan demensia <askular biasanya memiliki darah tinggi dan diabetes atau pernah terkena stroke, beberapa diantaranya tidak memiliki penyakit tersebut.0ipertensi yang terkontrol merupakan a$al pengobatan pasien tanpa gejala dan dapat men egah atau menahan perkembangan demensia <askular. Penatalaksanaan dengan antikoogulan atau aspirin dapat membantu men egah terbentuknya trombus, sehingga menurunkan resiko terjadinya in!ark miokard dan stroke. Demensia dapat terjadi pada pasien 8ID". Demensia dapat disebabkan oleh in!eksi langsung 0I7 di sistem sara!, tumor intrakranial, in!eksi 9 ontoh, toksoplasmosis, rypto o us;, atau oleh penyakit sistemik bere!ek indirek 9 ontoh, septikemi, hipoksia, gangguan keseimbangan elektrolit;. %arena demensia dapat terjadi pada tahap a$al in!eksi 0I7, e<aluasi kuman 0I7 seropositi! diindikasikan bagi pasien dengan resiko tinggi 0I7 9 ontoh, homoseksual, penderita ketergantungan obat yang memiliki gejala perubahan kogniti!, mood, atau tingkah laku;.

Demensia dengan badan lewy Demensia dengan le$y bersi!at progresi! dan irre<ersibel dan memiliki gambaran klinik mirip dengan penyakit 8l6heimer. 0alusinasi <isual menonjol dan gambaran parkinsonisme (.

menandai gejala a$al dari penyakit. Perubahan parenkim otak khas pada 8l6heimer, pada badan le$y khas ditemukan badan inklusi eosino!ilik di khas kortek serebri dan badan otak. Penelitian terakhir memperkirakan demensia dengan badan le$y men apai 1 dari 1* kasus demensia. Pasien dengan demensia jenis ini sangat sensiti! terhadap e!ek samping obat antipsikotik kon<ensional sehingga dikontraindikasikan. Q Penyakit Pick "ejumlah *5 dari demensia irre<ersibel adalah penyakit Pi k. Dimulai dengan adanya perubahan kepribadian, tingkah laku aneh, dan hambatan !ungsi sosial. Aila kerusakan kogniti! menjadi berat, gejala klinik sulit dibedakan dari penyakit 8l6heimer dan diagnosa baru bisa di tegakkan setelah meninggal. Pada otopsi ditemukan atro!i !ronto temporal otak dan dilatasi <ertikal. Pemeriksaan mikroskopis didapatkan hilangnya !ungsi neuron dengan glikosis dan ada badan pi k pi k dineuron-neuron badan pi k berisi masa elemen-elemen sitoskeletal yang mengikat antibodi poliklonal dengan neurotubule dan berisi antibodi monoklonol untuk neuro!ilamen. Penderita pada umumya laki-laki dan mempunyai keturunan pertama penderita penyakit pi k. QPenyakit Huntington Penyakit huntington adalah suatu gangguan neuropsikiatrik dengan ri$ayat antosomdominan. Jetak gen pada kromosom .. Gejala psikiatrik ber<ariasi dari depresi ringan, ansietas, iritabilitas sampai halusinasi dan delusi. Aiasanya terjadi mendahului onset korea. Demensia terjadi dalam !ase terminal suatu penyakit dan ditandai dengan kerusakan kognisi tanpa gangguan bahasa. QPenyakit Creutz eldt ! "acob #C"D$ Penyakit yang <irus dan menyebabkan Irre<ersibel demensia. Disebabkan oleh prion yaitu partikel-partikel ke il protein yang menyebabkan otak berbentuk bunga karang 9sepon;. Dahulu F3D dan ense!alopati bentuk spon diperkirakan <irus lambat. %asus F3D jarang ditemukan, penderita berusia *)-2) tahun, ditandai dengan adanya demensia progresi! yang menyebabkan kematian beberapa bulan kemudian. &asa inkubasinya berkisar antara beberapa bulan sampai tahun. Ditemukan gejala mioklonus dengan tanda ekstrapiramidal dan serebelum ,

(*

mutisme akinetik dan buta kortikal. Pada ,)5 kasus ditemukan kompleks tri!asik pada BBG. Pemeriksaan histopatologi menunjukkan perubahan bentuk seperti spon, terdiri dari <a uola neutropil substansi grisea, disebabkan hilangnya !ungsi neuron dan astrosit. F3D bersi!at sporadis, ditransmisi oleh elektroda intra erebri, gra!tdurameter, transplantasi kornea, hormon pertumbuhan dan gonadotropin prognosis ber<ariasi dan belum diketahui pengobatannya. %asus terakhir F3D yang ditemukan menggambarkan onset lebih dini 9usia (2 tahun; dengan gejala psikiatrik lebih banyak dan lebih lama 91. bulan, biasanya . bulan;, dan tidak ditemukan kompleks tri!asik pada BBG. QPenyebab Demensia %re&ersibel lainnya Aentuk irre<ersibel lainnya dari demensia termasuk penyakit ganglia basalis 9penyakit parkinson;, serebelum9degenerasi serebelum, spinoserebelum, dan oli<oponto erebellar;, dan motor neuron 9sklerosis amyotrophi lateral;K kompleks demensia parkinson dari guamK ense!alitis herpes simpleksK demensia multipel sklerosis, sebagian besar penyakit metabolik herediter menyebabkan demensia irre<ersibel, termasuk penyakit $ilson 9degenerasi hepato lenti ular;, leukodistro!i metakromatik, adrenoleukodistro!i dan penyakit neuronal 9 ontoh, penyakit :ay "a h;. QGangguan metabolik Penyakit kronik seperti tiroid, paratiroid, adrenal, dan glandula pituitari dapat menyebabkan demensia re<ersibel dan biasanya mudah dikenali. Penyakit pulmonar dengan hipoksia atau hiperkapnia dapat menyebabkan demensia. Gagal ginjal akut atau kronik dapat menyebabkan demensia re<ersibel, seperti juga gagal !ungsi hepar 9ense!alopati hepati ;. Demensia sudah umum terjadi pada pasien diabetes melitus dengan koma hipoglikemi atau hiperosmolar.

Gangguan nutrisi 8lkoholisme kronik dapat menyebabkan global demensia, dan de!isiensi tiamin memi u timbulnya ense!alopati ?erni k, suatu gangguan amnestik. Pada anemia perni iosa terdapat

(+

mekanisme yang berbeda sehingga tidak semua demensia yang dihasilkannya bersi!at re<ersibel. De!isiensi !olat dapat menjadi re<ersibel bila diketahui sejak dini. Penyakit pellagra 9de!isiensi nia in;, merupakan masalah terbesar untuk negara-negara yang sedang berkembang, menunjukkan respon terhadap niasin, meskipun perubahan mental terjadi untuk jangka $aktu yang lama. Pen$ebab dimensia $an' m"da) di ba!i da%a! dili)a! %ada !abel .01. 'abel ()* Penyebab demensia yang mudah diobati 7as ular :oksisitas In!ark multipel Bndokarditis bakteri sub akut Penurunan urah jantung In!ark miokard, gagal jantung Penyakit <askular kolagen Gangguan metabolik dan endokrin 0ipotiroidisme 0ipertiroidisme Insu!isiensi pituitari 0ipoglikemi berulang 8sidosis respiratorium #remia Bnse!alopati hepatik Por!iria Penyakit ?ilson Cutrisi 8nemia permesiosa De!isiansi tiamin dan alkoholik Pellagra Penatalaksanaan Klinik Pengobatan kolinergik menyebabkan de!isit asitelkolin pada penyakit 8l6heimer. :iga ma am obat yang sudah diteliti oleh DD8 > takrin, donepe6id, dan ri<astigorin, Dosis takrin (2 &assa :umor intrakranial Jim!oma dan leukemia In!eksi Paresis general Bnse!alitis &eningitis %riptokokus Aromida &erkuri dll

dimulai 1) mg .=Lhari dan ditingkatkan perlahan sampai 1+) mgLhari. Peningkatan en6im hati dimonitor tiap minggu sebanyak .)5mengalami peningkatan. Dosis a$al donepe6il * mgLhari sampai 1) mgLhari setelah . minggu. 'i<astigorin dimulai 1,* mgLhari dinaikkan tiap ( minggu, maksimal + mgLhari. Aaik donepe6id atau ri<astigorine merupakan hepatotoksik. @bat bekerja e!ekti! memperlambat penurunan !ungsi kogniti!. %eberhasilan terapi ber<ariasi, beberapa pasien mengalami perbaikan yang lainnya sedikit mengalami perbaikan. @bat tidak bekerja luar biasa bila penyakit sudah parah dan bekerja baik pada tahap a$al penyakit. Pengobatan lainnya ditujukan untuk mengurangi gejala ansietas, psikosis atau depresi, yaitu ansiolitik, antipsikotik,antidepresan. Dokter harus memberikan dosis e!ekti! terendah karena pasien demensia memiliki toleransi obat rendah terhadap e!ek samping obat. &engobati depresi pada pasien demensia , dokter harus menghindari obat antidepresan trisiklik dan menggunakan obat dengan toleransi paling baik yaitu inhibitor serotonin 9 ontoh !luo=etine, paro=eti<e;. Aagaimanapun juga pasien demensia memakai dosis obat lebih rendah dari pasien tanpa demensia. Gangguan iritabilitas, agresi, tidak kooperati! dan kekerasan merupakan masalah pada penderita dengan demensia. 0al tersebut membuat penderita membuat penderita sulit diterima di keluarga dan lingkungan sosial, dan akhirnya pasien ditempatkan di institusi. 8ntipsikotik dapat mengontrol masalah tingkah laku tersebut. Pengobatan antipsikotik potensi tinggi 9 ontoh, haloperidol 1-( mgLhari; sangat e!ekti! tetapi dapat menimbulkan e!ek samping ekstrapiramidal. 8ntipsikotik atipik 9 ontoh, risperidan ),*-( mgLhari; juga e!ekti! dan lebih baik di toleransi.:ra6odone diberikan sebelum tidur 9(* O 1)) mg;, e!ekti! untuk mengatasi agitasi dimalam hari. 8nti kon<ulsan seperti karbama6epin dan <alproate, dapat digunakan untuk mengurangi agitasi dan biasanya ditoleransi lebih baik. Auspiron, ansiolitik non ben6odia6epin onset kerjanya membutuhkan (-/ minggu. Aenodia6epin harus dihindari ke uali pada pasien dengan agitasi akut yang tidak memerlukan antiagitasi jangka panjang. %eberhasilan terapi tingkah laku tergantung pada pasien dan dukungan kesejahteraan dari keluarga. %enyataan orientasi mungkin menjadi lebih berhargaK kepedulian kelompok terapi membantu pasien untuk mempertahankan kemampuan sosial mereka. ?alaupun kasusnya parah pasien dapat bereaksi terhadap kegiatan sosial yang !amiliar dan terhadap musik. %elompok terapi untuk anggota keluarga memberikan dukungan psikologis dan menambah $a$asan keluarga terhadap penyakit. Pusat bantuan di 8merika dibuka bagi mereka yang membutuhkan. &anual yang berman!aat

(,

adalah /+ jam sehari 9&a e dan 'obin, tahun 1444;. 'ekomendasi untuk penatalaksanaan demensia adalah sebagai berikut > +ekomendasi untuk ,enatalaksanaan demensia 1. Dira$at di rumah dan di klinik, pasien biasanya memiliki respon lebih besar dengan rangsang lingkungan yang rendah dibanding dengan rangsang lingkungan yang tinggi Pasien dengan demensia sulit menterjemahkan input sensoris dan mudah menjadi gembira (. 'utinitas dan konsistensi penting untuk mengembalikan agitasi dan kegelisahan pasien /. %eluarga harus lebih terbuka terhadap kerusakan kogniti! yang diderita Dokter harus menunjuk anggota keluarga yang bisa memberikan dukungan pada pasien di lingkungannya Dokter harus memberikan bahan ba aan

.. %eluarga harus diberikan dukungan psikologi bila pasien dira$at di institusi untuk mengurangi rasa bersalah mereka *. Pengobatan kolinergik memperlambat !ungsi kogniti!. :a rine, donepe6il, dan ri<astigmine e!ekti! tetapi donepe6il dan ri<astigmine toleransinya lebih baik. Depresi biasanya berespon baik dengan obat anti depresan, agitasi akut atau psikosis beraksi baik dengan obat anti psikotik. Inhibitor serotonin lebih baik ditoleransi dari antidepresan 9!luo=etin, *-() mgLday; 8ntipsikotik potensi rendah harus dihindari karena memiliki e!ek samping antikolinergik, antipsikotik atipik lebih baik ditoleransi dan lebih e!ekti! untuk pasien 9risperidone, ),*-( mg Lday; #ntuk pengobatan tingkah laku jangka panjang menggunakan lithium karbonat propranolol,<alproate, karbama6epin, tidak menguntungkan dan tidak konsisten :ra6odone, diberikan sebelum tidur, dosis (*-1)) mg sangat e!ekti! menghilangkan agitasi malam di hari. II.2 (an''"an Amnes!ik Gambaran utama gangguan amnestik adalah ketidakmampuan mempelajari in!ormasi baru atau untuk mengingat in!ormasi penting, menyebabkan gangguan !ungsi sosial dan pekerjaan. 9%riteria D"&-I7-:' dalam :abel 1-4.; Penderita gangguan amnestik memiliki (4

orientasi dan ke$aspadaan tetapi tidak bisa mengingat peristi$a yang terjadi beberapa jam sebelumnya. Gangguan ini dapat disebabkan oleh trauma, tumor, in!eksi, in!ark, kejang, atau obat-obat, namun penyebab paling parah adalah kera unan alkohol. 8mnesia yang berhubungan dengan alkohol mungkin disebabkan oleh de!isiensi tiamin. Gejalanya berhubungan dengan ense!alopati ?erni k, yang ditandai dengan o!talmoplegia, ata=i gait, nistagmus, dan mental on!usion. "indroma ini memerlukan pera$atan tiamin segera. %ondisi ini tidak memperbaiki kondisi kerusakan yang sudah terjadi karena alkohol. "indroma ?erni ke-korsako!! didapat bila disertai kerusakan kogniti! dan daya ingat. Pemeriksaan otopsi pada pasien ini didapatkan perdarahan dan sklerosis badan mamillari di hipotalamik, sklerosis nukleus thalamus, lesi di!us batang otak, serebellum, dan sistem limbik. Tabel 1-1 ,erdasar!an DSM-IV-TR Kriteria Diagnosti! untu! Gangguan -mnesti! Karena Kondisi Medis "mum 8. Perkembangan gangauan daya ingat seperti yang dimani!estasikan oleh gangguan kemampuan untuk mempelajari in!ormasi baru atau ketidakmampuan untuk mengingat in!ormasi yang telah dipelajari sebelumnya. A. Gangguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam !ungsi sosial atau pekerjaan dan meruipakan penurunan bermakna dari tingkat !ungsi sebelumnya. F. Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium atau suatu demensia. D. :erdapat bukti dari ri$ayat penyakit, pemeriksaan !isik, atau temuan laboratorium bah$a gangguan adalah akibat !isiologis langsung dari kondisi medis umum 9termasuk trauma !isik;. Sebut!an /i!a 0 :ransien > jika gangguan daya ingat berlangsung selama 1 bulan atau kurang. %ronis > jika gangguan daya ingat berlangsung lebih dari 1 bulan. Fatatan penulisan > masukkan juga nama kondisi medis umum pada aksis I, misalnya, gangguan amnestik karena trauma kepala, juga tuliskan kondisi medis pada 8ksis III.

/)

BAB III INSTRUMEN PEMERIKSAAN 1. &enurut Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan 3i$a di Indonesia III 9PPDG3 III;, demensia merupakan suatu sindrom akibat penyakit otak, biasanya bersi!at kronik atau

/1

progresi! dan terdapat gangguan !ungsi luhur 9!ungsi kortikal yang multiple; termasuk daya ingat, daya pikir, daya orientasi, daya pemahaman, berhitung, kemampuan belajar, berbahasa dan kemampun menilai. &ini &ental "tate B=amination 9&&"B; adalah tes !ungsi kogniti! yang paling sering digunakan. &enilai orientasi, atensi, berhitung, daya ingat segera dan jangka pendek, bahasa dan kemampuan untuk mengikuti perintah sederhana. &&"B digunakan untuk mendeteksi gangguan sederhana, perjalanan penyakit dan untuk monitor respon pasien terhadap terapi, tetapi tes ini tidak digunakan untuk membuat suatu diagnosis resmi tanpa disertai klinis yang mendukung 9"ado k dkk., ())2;.

/(

Interpretasi &&"B 'esiko dementia 0endaya kogniti! G(1 I(* (.-/) 1,-(/ )-12 'esiko tinggi terkena demensia 'esiko terkena demensia lebih rendah :idak terdapat hendaya kogniti! 0endaya kogniti! sedang 0endaya kogniti! berat

(.

Indeks Aarthel merupakan instrumen untuk menilai tingkat kemandirian !ungsional L ketergantungan selama sepuluh %egiatan "ehari-hari 98DJ; terutama yang berkaitan dengan pera$atan pribadi dan mobilitas dalam pengaturan klinis. 8$alnya diran ang untuk dipasien pasien dengan kelumpuhan dan pasient sakit kronis, sekarang digunakan umumnya untuk stroke, penyakit Parkinson, dan proses penuaan. :es 8DJ termasuk menilai kemampuan untuk mandiri memberi makan diri sendiri, mandi, mengendalikan perut dan kandung kemih, menggunakan toilet, trans!er, mobilitas pada permukaan tingkat dan tangga. skor yang lebih tinggi berarti pasien lebih independen 9&ahoney dkk., ()),;. Gambar (.1 Aarthel Indeks

//

Interpretasi Indeks 8DJ Aarthel () 1(-14 4-11 *-, )-. &andiri %etergantungan ringan %etergantungan sedang %etergantungan berat %etergantungan total

/.

"kala kualitas hidup 9Ruality o! Ji!e " ale L R@J"; merupakan instrumen pengukuran kualitas hidup penderitaLpasien dengan penyakit kronik yang lama. "kala R@J ditargetkan terhadap pasien psikiatrik dan pasien dengan penyakit kronik dengan tujuan untuk mengukur kualitas hidup se ara akurat 9lampiran;. T)e 2orld 3ealt) 4rgani.ation

/.

5uality of 6ife 9?0@R@J; dibuat pada tahun 1441, bertujuan untuk meningkatkan instrument penilaian kualitas hidup yang dapat sesuai dengan budaya Internasional. ?0@R@J menilai persepsi indi<idual dalam konteks budaya responden. ?0@R@J berisi (+ pertanyaan yang men angkup mengenai kesehatan !isik, kesehatan psikologis, hubungan so ial, dan lingkungan 9?0@, 144/;.

BAB I3 KESIMPULAN Gangguan kogniti! merupakan gangguan psikiatrik paling utama pada usia lanjut. Problem yang utama pada kelainan ini adalah de!isit memori yang bermakna dan atau !ungsi kogniti! lain yang me$akilkan perubahan yang signi!ikan dari tingkat !ungsi sebelumnya. Dementia dan gangguan kogniti! lainnya pada usia lanjut sangatlah memberatkan masyarakat, baik dalam hal masalah keuangan yang digunakan untuk pera$atan pasien dan juga dalam hal morbiditas, mortalitas dan stress yang diberikan oleh pasien terhadap pemberi pera$atan dan masyarakat se ara luas. Gangguan %ogniti! menurut D"&-I7-:' dibagi menjadi > 1. Delirium

/*

1.1. Aerhubungan dengan kondisi medis umum 1.(. 8kibat suatu 6at 1./. Aerhubungan dengan penyebab multipel 1... :idak termasuk dalam salah satu di atas (. Demensia (.1 Dari tipe 8l6heimer (.1.1. Dengan onset dini 9usia GH +* tahun; (.1.1. Dengan onset lanjut 9usia I +* tahun; (.(. 7as ular (./. Aerhubungan dengan kondisi medis (./.1. Penyakit 0I7 (./.(. :rauma %epala (././. Penyakit Parkinson (./... Penyakit 0untington (./.*. Penyakit Pi k (./.+. Penyakit 3a ob-Freut6!eld (./.2. Jainnya 9seperti hidrose!alus dengan tekanan normal tumor otak de!isiensi <itamin A1(; (... Demensia karena induksi suatu 6at (.*. Aerhubungan dengan penyebab multipel (.+. :idak termasuk salah satu di atas /. Gangguan amnestik 1. Aerhubungan dengan kondisi medis umum (. Gangguan amnestik karena suatu 6at /. :idak termasuk dalam salah satu diatas .. Gangguan kogniti! tidak termasuk dalam salah satu diatas Gangguan yang paling sering terjadi adalah gangguan kogniti! pada usia lanjut seperti Dementia o! the 8l6heimers type 9D8:;. Dalam mendiagnosis gangguan kogniti! sangat ditentukan oleh gejala klinis yang ditunjukan oleh masing O masing jenis gangguan seperti disorientasi, kebingungan, kerusakan kogniti!, kehilangan ke$aspadaan terhadap lingkungan,

/+

sulit berkonsentrasi, perhatian terbagi, kerusakan kognisi, gangguan persepsi. Pasien a$alnya dapat tampak normal tetapi dengan epat menunjukan gejala O gejala tersebut. Dalam hal ini perhatian dan pera$atan yang lebih menyeluruh dalam menangani pasien diperlukan agar pasien dapat hidup se ara optimal. Pera$atan harus memadukan pera$atan kondisi medis !isik dan juga status mental. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan laboratorium dan pen itraan berperan sangat penting dalam meren anakan pera$atan pasien karena pada usia lanjut dapat hampir pasti ditemukan kelainan organik yang nyata. Dalam penggunaan terapi medis berupa obat harus diperhatikan e!ek samping obat yang $alau sedikit tetapi pada pasien usia lanjut sangat berpengaruh karena kondisi !isik dan mental yang sudah menurun. %eluarga sangat berperan penting dalam mendukung pera$atan pasien dengan gangguan kogniti! dengan memberi dukungan baik se ara materi ataupun perhatian yang sangat dibutuhkan pasien untuk men apai kualitas hidup yang maksimal.

DA*TAR PUSTAKA 1. 8meri an Psy hiatri 8sso iation > Diagnosti and "tatisti al &anual o! &ental

Disorders, .th Bdition. ?ashington, DF, 8meri an Psy hiatri 8sso iation, 144.. (. Dran es. 8, Diagnosti and "tati al &anual o! &ental Disorders. .th edition. 8meri an Psy hiatri 8ssosiation, ?ashington, DF-#"8. 144.. /. %aplan 0.I, "addo k A.3. %aplan N "ado ks Fomprehensi<e te=t book o! .. psy hiatry <olume I A. 2th edition. Jippin ott ?illiams N ?ilkins. Philadelphia- #"8. *((-*/+. *. %aplan 0.I, "ado k AH3 "ynopsis o! Psy hiatry. (nd 7olume, ,th edition. Jippin ott ?illiams N ?ilkins. Aaltimore-#"8. 144,. (.(-(2/. /2

/,

You might also like