You are on page 1of 15

Makalah Nutrition Assessment

24-hours VASQ Method

Oleh : Rani Youningsih 125070300111002

A2 Kelompok 2

JURUSAN GIZI KESEHATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2012

KATA PENGANTAR

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Nutritional Assessment mengenai survei konsumsi makanan yang berjudul 24-Hour Vitamin A Semi Quantitative. Pemilihan judul ini memperlihatkan isi dari makalah secara singkat. Makalah ini berisi informasi survei konsumsi makanan menggunakan metode 24-Hours VASQ, yang didasarkan pada metode Recall 24 jam, cara melakukannya, serta kelemahan dan kelebihan dari metode tersebut. Dalam menyelesaikan makalah ini sebenarnya penulis tidak mengalami kesulitan berarti karena sumber yang mudah didapat. Namun kebanyakan dari sumber tersebut memang memiliki banyak kemiripan sehingga penulis agak sulit untuk mengembangkan penjelasan topik lebih jauh. Penulis mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmatNya penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini. Harapan penulis agar makalah ini dapat bermanfaat bagi masyarakat. Selain itu penulis juga mengharapkan masukan dari pembaca baik kritik maupun saran.

Malang, Mei 2013

Penulis

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Vitamin A adalah salah satu zat gizi dari golongan vitamin yang sangat di perlukan oleh tubuh yang berguna untuk kesehatan mata (agar dapat melihat dengan baik) dan untuk kesehatan tubuh (meningkatkan daya tahan tubuh untuk melawan penyakit misalnya campak, diare dan penyakit infeksi lain). (Puspitorini, 2008) Vitamin A adalah salah satu zat gizi mikro yang diperlukan oleh tubuh yang berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh (imunitas) dan kesehatan mata. (Gsianturi, 2004). Vitamin A adalah vitamin larut lemak yang pertama ditemukan. Secara luas vitamin A merupakan nama generik yang menyatakan semua retinoid dan prekursor/provitamin A / karotenoid mempunyai aktivitas biologik sebagai retinol. (Suhardjo, 2002). Hasil kajian berbagai studi menyatakan bahwa vitamin A merupakan zat gizi yang esensial bagi manusia, karena zat gizi ini sangat penting dan konsumsi makanan kita cenderung belum mencukupi dan masih rendah sehingga harus dipenuhi dari luar. Pada anak balita akibat KVA (Kekurangan Vitamin A) akan meningkatkan kesakitan dan kematian, mudah terkena penyakit infeksi seperti diare, radang paru-paru, pneumonia, dan akhirnya kematian. Akibat lain yang berdampak sangat serius dari KVA adalah buta senja dan manifestasi lain dari xeropthalmia termasuk kerusakan kornea dan kebutaan (Sidarta, 2008). Ibu yang sedang mengalami nifas yang cukup mendapat vitamin A akan meningkatkan kandungan vitamin A dalam air susu ibu (ASI), sehingga bayi yang disusui lebih kebal terhadap penyakit. Di samping itu kesehatan ibu lebih cepat pulih. Upaya perbaikan status vitamin A harus mulai sedini mungkin pada masa kanak-kanak terutama anak yang menderita KVA (Depkes RI, 2005). WHO (2001) melaporkan bahwa setiap 1 menit, 12 orang anak di dunia menjadi buta, dan 4 di antaranya bermukim di Asia Tenggara (Arisman, 2005). Sementara studi yang dilakukan Nutrition and Health Surveillance System (NHSS), dan Departemen Kesehatan (2001) menunjukkan sekitar 50% anak Indonesia usia 12-23 bulan tidak mengkonsumsi vitamin A dengan cukup dari makanan sehari-hari. Oleh karena itu maka dibutuhkan sebuah metode khusus untuk mengetahui banyaknya asupan vitamin A dan membantu dalam evaluasi peningkatan intake vitamin A pada

masyarakat yaitu dengan menggunakan metode 24-hour recall Vitamin A Semi Quantitative (VASQ). 24 hour VASQ method adalah salah satu metode dalam dietary assessment. Dalam melaksanakan metode ini digunakan 24 hours recall questionary untuk mengetahui konsumsi makanan responden, sehinggan data yang dihasilkan bisa digunakan untuk mengestimasi intake vitamin A. Dalam methode ini, hampir sama dengan metode 24 hours recall yang membedakan adalah dalam VASQ method ini lebihditekankan kandungan vitamin A yang dikonsumsi seseorang.

1.2 Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan metode 24-hours VASQ? 2. Apa manfaat dan kegunaan dari metode 24-hours VASQ ? 3. Bagaimana prosedur penggunaan metode 24-hours VASQ ? 4. Apa kekurangan dan kelemahan dari metode 24-hours VASQ ? 5. Apa yang menjadi sumber kesalahan dari metode 24-hours VASQ?

1.3 Tujuan 1. Mengetahui dan memahami pengertian dari 24-hours VASQ 2. Mengetahui manfaat dari 24-hours VASQ 3. Mengetahui prosedur dalam menggunakan 24-hours VASQ 4. Mengetahui kekurangan dan kelemahan dari 24-hours VASQ 5. Mengetahui kesalahan yang sering terjadi dalam penggunaan 24-hours VASQ dan mampu meminimalisir kesalahan yang terjadi. 6. Mengetahui contoh formulir yang digunakan metode 24-VASQ. 7. Mengetahui sampel daftar makanan. 8. Mengetahui formulir ringkasan.

BAB II ISI

2.1 Dietary Assessment Dietary assessment atau penilaian asupan makanan merupakan salah satu metode yang biasa dilakukan oleh ahli gizi yang bertujuan untuk mengukur apakah makanan yang dikonsumsi oleh seseorang cukup/sesuai dengan kebutuhannya atau tidak. Tujuan dilaksanakannya dietary assessment ini adalah untuk mengetahui kebiasaan makan, dan gambaran tingkat kecukupan bahan makanan dan zat gizi baik pada tingkat kelompok, rumah tangga, dan perorangan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Secara lebih khusus tujuan pelaksanaan survei konsumsi makanan ini antara lain adalah a. Menentukan tingkat kecukupan konsumsi pangan nasional dan kelompok masyarakat b. Menentukan status kesehatan dan gizi keluarga dan individu c. Menentukan pedoman kecukupan makanan dan program pengadaan makanan d. Sebagai dasar perencanaan dan program pengembangan gizi e. Sebagai sarana pendidikan gizi masyarakat f. Menentukan perundang-undangan bidang pangan dan gizi. Berdasarkan jenis data yang diperoleh, metode dietary assessment dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : a. Data quantitative Metode dietary assessment yang menghitung dan mengukur data berdasarkan jumlah asupan atau intake makanan ( porsi ). Contoh dietary assessment yang menggunakan data quantitative ini adalah metode 24 Hour-Recall dan food record ( weighing dan estimated food record ) b. Data qualitative Metode dietary assessment yang menghitung dan mengukur data berdasarkan pola atau kebiasaan makan. Contoh dietary assessment yang menggunakan data qualitative ini adalah metode food frequency ( FFQ ) dan dietary history.

2.2 Pengertian Metode 24 hours VASQ Vitamin A Semi Quantitative (VASQ) merupakan metode dietary assessment yang berkaitan dengan metode 24 Hour Recall namun lebih spesifik untuk menghitung dan mengestimasi asupan vitamin A pada suatu populasi dengan metode yang relative cepat dan sederhana. Metode 24 hours VASQ ini didasarkan pada kuisioner recall 24 hours mengenai makanan dan minuman yang telah dikonsumsi oleh responden dengan detail mulai dari komposisi bahan makanan dan ukuran perporsinya. 2.3 Pengembangan Metode 24 hours VASQ Dari metode sebelumnya yaitu semi-kuantitatif 24-hour recall, metode

ini dikembangkan untuk

evaluasi program homegardening di

Bangladesh. Selanjutnya,

metode ini juga digunakan dalam sebuah survey vitamin A nasional di Vietnam dan di Nutrition Surveillance Project di Jawa Tengah-Indonesia. Metode ini hanya menanyakan tentang konsumsi makanan selama hari sebelumnya selanjutnya baru dilakukan

pengklasifikasian vitamin A. Dua sumber vitamin A dibedakan, yaitu makanan nabati dan makanan hewani. Kuisioner 24-hour recall diberikan dan makanan yang dikonsumsi diberi kode berdasarkan kadar vitamin A, dan ukuran porsi.

2.4 Uraian Metode 24 hours VASQ 2.4.1 Membuat kode makanan dan kode kandungan vitamin A Berdasarkan pada kuesioner 24 hours recall yang diambil dari responden yang mencakup semua makanan dan minuman yang dikonsumsi 24 jam sebelumnya beserta detail bahan dan ukuran porsi. Setiap bahan yang mengandung vitamin A ditetapkann dalam dua kode, yaitu:

a. Food Code Didasarkan pada jenis makanan dan kandungan vitamin A yang terkandung di dalamnya.

b. Vitamin A Content Code Didasarkan pada jumlah vitamin A yang terdapat dalam makanan yang dikonsumsi.

Untuk bayi dan anak-anak, ASI yang mereka konsumsi juga perlu dicatat (baik itu eksklusif, dengan MP-ASI, atau tidak mendapatkan ASI). 2.4.2 Pengembangan daftar makanan saat di lapangan kerja Untuk menetapkan kode makanan dan kandungan vitamin A yang sesuai, setelah mengumpulkan data 24-hr recall petugas lapangan membuat list tentang daftar makanan: a. Kandungan vitamin A per 100 gr b. Food codes (kode makanan) c. Porsi yang biasa dikonsumsi (gr) Untuk menetapkan kode makanan dan kode vitamin maka llist atau daftar tersebut akan lebih mudah digunakan ketika bahan makanan disusun berdasar alphabet tiap kategori. Ketika membuat daftar bahan makanan, perlu diingat bahwa karena perbedaan bioavabilitas pada karotenoid, labu dan talas digolongkan dalam buahbuahan, sedangkan wortel termasuk dalam sayuran.

2.4.3 Akurasi dalam mengukur ukuran porsi makanan Untuk menetapkan vitamin yang terkandung dalam bahan makanan, akurasi harus cukup teliti sesuai dengan kode kandungan makanannya. Sebagai contoh: 2 sdm bayam matang, dengan kandungan vitamin A 467 RE/100 g, memiliki berat 36 gr dan mengandung 168 Res. Dapat dilihat bahwa baik 2 atau 3 sdm yang mengandung 168 atau 252 REs yang dikonsumsi tidak terlalu berpengaruh, karena itu semua memiliki kode 151-350 RE. Tingkat akurasi paling besar dibutuhkan untuk bahan makanan yang mengandung vitamin A relative tinggi, tetapi dimakan dalam jumlah kecil, seperti wortel dan hati.

2.4.4 Memilih Komposisi Makanan sesuai Data yang Digunakan Pembuatan daftar bahan makanan oleh petugas, dipisahkan dengan: 1. Mengidentifikasi porsi ukuran 2. Memperkiraan berat badan 3. Menghitung kandungan vitamin A 4. Memilih kandungan vitamin A yang paling baik (RE/100 gr)

2.4.5 Menyimpulkan Data dan Menghitung Asupan 1. Data kuisioner 24 hours recall 2. Menetapkan kode 3. Meringkas kode dalam tabel 4. Entri data

2.5 Langkah langkah menggunakan VASQ method 1. Berdasarkan data dari 24 hour recall, maka tentukan food code dengan melihat sample food list. Contoh chicken meat:

2. Setelah menentukan food code, tentukan Vitamin A Content Code berdasarkan porsi yang dikonsumsi. Sample food list juga dapat membantu dalam menentukan Vitamin A content code.

Contohnya pada menu pagi salah satunya adalah Chicken Meat 1 small pc dengan berat 28 gram.

Berdasarkan Sample food list, Chicken Meat 1 small pc dengan berat 28 gram mengandung 78 RE, berarti kode kandungan vitamin A nya adalah pada 76-150 RE

3. Setelah mendapatkan data makanan yang dikonsumsi subyek, petugas akan mendata kandungan vitamin A berdasarkan dengan jumlah dan jenis sumber vitamin A dengan food code dan vitamin A food code dengan menggunakan summary form.

2.6 Kekurangan Metode 24 hours VASQ 1. Tergantung pada ingatan ( subyek mungkin gagal mengingat semua makanan yang telah dimakan atau dapat menambahkan makanan yang sebenarnya tidak dikonsumsi ). 2. Kurang cocok untuk anak-anak dan lanjut usia. 3. Cenderung terjadi kesalahan dalam menentukan porsi yang dikonsumsi sehingga mempengaruhui dalam penilaian intake vitamin A. 4. Tidak dapat menghitung variasi konsumsi makanan individu sehari-hari. 5. Pewawancara harus mempunyai skill yang bagus. 6. Terjadinya perlawanan dari responden atas ketidaknyamanan ketika diwawancarai. 7. Terjadinya kesalahan pada pengkodean makanan dalam database sehingga akan menyebabkan kesalahan dalam menentukan kandungan vitamin A dalam makanan yang dikonsumsi. 8. Penghilangan dressing, saus dan minuman akan mengakibatkan rendahnya perkiraan intake vitamin A yang dikonsumsi.

2.7 Kelebihan Metode 24 hours VASQ 1. Sederhana, mudah dan cepat. 2. Dapat digunakan sama baiknya untuk peserta melek huruf atau buta huruf. 3. Subyek tidak memerlukan pelatihan khusus. 4. Relatif tidak mahal. 5. Cakupan sampel luas.

2.8 Sumber Kesalahan pada Metode 24 hours VASQ 1. Kesalahan/Bias dari pengumpul Pengaruh sikap bertanya, dalam mengarahkan jawaban, mencatat wawancara atau sengaja membuat data sendiri. Pengaruh situasi, misalnya perbedaan sikap pewawancara di rumah responden, karena ada orang lain yang ikut mendengarkan dan keinginan untuk merahasiakan data responden. Perbedaan status antara responden dan pewawancara sehingga terjadi hasil

misskomunikation. 2. Kesalahan dalam mengkonversikan makanan ke dalam ukuran rumah tangga.

Kesalahan/Bias dari respondents Terbatasnya ingatan responden. Responden salah dalam memperkirakan makanan yang dikonsumsi kedalam URT.

Keinginan untuk menyenangkan pewawancara. Asal dalam menjawab pewawancara. Kecenderungan menambah-nambahkan atau mengurang-ngurangi makanan yang dikonsumsi.

3.

Kesalahan/Bias karena alat Ketidaktepatan dalam mengkonversikan makanan yang dikonsumsi ke dalam URT. -

4.

Kesalahan/Bias dari DKBM Kesalahan penentuan nama bahan makanan/jenis bahan makanan yang digunakan. Perbedaan kandungan zat gizi dari makanan yang tidak sama, karena tingkat kematangan, tanah dan pupuk yang dipakai tidak sama. Tidak adanya komposisi informasi mengenai komposisi makanan jadi atau jajanan.

5.

Kesalahan/Bias karena kehilangan zat gizi dalam proses pemasakan, perbedaan penyerapan dan penggunaan zat gizi tertentu berdasarkan perbedaan fisiologi tubuh.

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan 1. Vitamin A Semi Quantitative (VASQ) lebih spesifik untuk menghitung dan mengestimasi asupan vitamin A pada suatu populasi dengan metode yang relative cepat dan sederhana. 2. Metode 24 hours VASQ didasarkan pada kuisioner recall 24 hours

3.2 Saran 1. Sebaiknya daftar jenis makanan pada tabel food code dan citamin A content code diperbanyak jenisnya. 2. Lebih diperhatikan lagi dalam pengambilan data agar sesuai prosedur sehingga kemungkinan terjadi kesalahan dapat diminimalkan dan dapat ditarik kesimpulan antara asupan makanan responden dengan resiko penyakit. 3. Para petugas sebaiknya diberi pelatihan agar semakin mahir dan ahli untuk melakukan metode VASQ ini. 4. Sebaiknya pemerintah melakukan VASQ ini rutin setiap tahunnya, agar angka kejadian defisiensi vitamin A dapat diturunkan.

DAFTAR PUSTAKA

Halati, Siti dkk. 2006. 24 VASQ Method For Estimating Vitamin A intake. http://www.hki.org/research/ 24_VASQ_Method_VitA_Intake_2006.pdf. Diakses pada 28 April 2013. Anonim. Vitamin A.2012. http://www.lagalus.com/2012/02/vitamin.html. Diakses pada 29 April 2013. Anonim. Kekurangan dan Kelebihan Vitamin A. http://indonesiaindonesia.com/f/10972kekurangan-kelebihan-vitamin/. Diakses pada 29 April 2013.

You might also like