You are on page 1of 24

487 487

SULAWESI TENGAH
PROVINSI

I. KONDISI UMUM

A. Kondisi Fisik Daerah

1. Keadaan Geografis
Provinsi Sulawesi Tengah terletak antara
222 Lintang Utara dan 348 Lintang Selatan,
serta 11922 dan 12422 Bujur Timur. Batas
wilayah Provinsi Sulawesi Tengah, sebelah utara
berbatasan dengan Laut Sulawesi dan Provinsi
Gorontalo, sebelah timur berbatasan dengan
Provinsi Maluku, sebelah selatan berbatasan
dengan Provinsi Sulawesi Barat dan Provinsi
Sulawesi Tenggara, dan sebelah barat
berbatasan dengan Selat Makassar.


2. Iklim
Garis khatulistiwa yang melintasi semenanjung bagian utara di Sulawesi Tengah
membuat iklim daerah ini tropis. Akan tetapi berbeda dengan Jawa dan Bali serta
sebagian pulau Sumatera, musim hujan di Sulawesi Tengah antara bulan April dan
September sedangkan musim kemarau antara Oktober hingga Maret. Rata-rata
curah hujan berkisar antara 800 sampai 3.000 milimeter per tahun yang termasuk
curah hujan terendah di Indonesia. Temperatur berkisar antara 25 sampai 31
Celsius untuk dataran dan pantai dengan tingkat kelembaban antara 71 sampai 76%.
Di daerah pegunungan suhu dapat mencapai 16 sampai 22' Celsius.

3. Topografi
Berdasarkan Kemiringan lahan, dataran Sulawesi Tengah dapat dirinci sebagai
berikut:
- Kemiringan 0 - 3 derajat sekitar 11,8 persen;
- Kemiringan 3 - 15 derajat sekitar 8,9 persen;
- Kemiringan 15 - 40 derajat sekitar 19,9 persen;
- Kemiringan di atas 40 derajat sekitar 59,9 persen.

4. Luas Wilayah
Luas wilayah daratan Provinsi Sulawesi Tengah mencapai 62.223 km
2
dan wilayah
laut seluas 193.923,75 km
2
, dengan panjang garis pantai 4.013 km
2
.
488



5. Pulau dan Sungai
Pulau yang ada di wilayah Sulawesi Tengah secara keseluruhan berjumlah 1.402 buah
yang tersebar pada beberapa wilayah kabupaten. Di sepanjang wilayah Sulawesi
Tengah terdapat Daerah Aliran Sungai (DAS) yang mengalir di wilayah
kabupaten/kota. Selain daerah aliran sungai juga terdapat beberapa danau yang
hampir seluruhnya berada di kawasan lindung.
Tabel 223. Wilayah Sungai Lintas Provinsi
No. Nama WS Nama DAS
Luas
DAS
(Ha)
Nama Kabupaten/Kota
1. Palu Lariang Palu 3.043 Kab. Sigi / Kota Palu
Lariang Kab. Sigi / Kota Palu
Watutela Kota Palu
Pasangkayu Kab. Donggala / Kab. Mamuju
Utara
Mesangka 40,62
Surumba Kab. Donggala
Sibayu
Tambu
2. Pompengan-
Lorena
Sulsel Sultra Kab. Morowali
3. Lasolo
Sampara
Lasolo
Sampara
Lalindu Sulsel Sultra Kab. Morowali
Aopa
Luhumbuti
Landawe
Amesiu
4. Randangan Gorontalo Sulteng
5. Kaluku - Karama Sulbar - Sulteng
Sumber: Dinas PU Daerah, Draft RTRWP Sulteng Tahun 2010-2030


Tabel 224. Wilayah Sungai Strategis Nasional
No. Nama WS Nama DAS Luas DAS (Ha) Nama Kabupaten/Kota
1. Parigi Poso Parigi- Poso 1.101,87 Kab.Parigi Moutong
Kab. Poso
Tompis 52,5 Kab. Poso
Bambalemo Kab.Parigi Moutong
Podi Kab. Poso / Kab.Tojo
Una-Una
Dolago 125 Kab. Parigi Moutong
Tindaki 53 Kab. Parigi Moutong
489


No. Nama WS Nama DAS Luas DAS (Ha) Nama Kabupaten/Kota
2. Laa Tambalako Laa 2.875,60 Kab. Poso
Tambalako 1045,6 Kab. Poso
Tirongan Kab. Morowali
Salato 623,12 Kab. Morowali
Morowali 372,5 Kab. Morowali
Sumare 237,5 Kab. Morowali
Bahonbelu Kab. Morowali
Bahodopi 246,87 Kab. Morowali
Sumber: Dinas PU Daerah, Draft RTRWP Sulteng Tahun 2010-2030

Tabel 225. Wilayah Danau Kawasan Lindung di Sulawesi Tengah
No. Nama Danau Luas (Ha) Lokasi
1 Danau Poso 36.235,78 Kab. Poso (Kec. Pamona Utara dan
Pamona Selatan)
2 Danau Lindu 3.428,49 Kab. Sigi (Kec. Kulawi)
3 Danau Rano 296,2 Kab. Donggala (Kec. Balaesang)
4 Danau Dampelas 542,56 Kab. Donggala (Kec. Dampelas)
5 Danau Batu Doka 14,162 Kab. Parigi Moutong (Kec. Moutong)
6 Danau Bulanungan 67.823 Kab. Parigi Moutong (Kec. Moutong)
7 Danau Deddi 8,42 Kab. Parigi Moutong (Kec. Moutong)
8 Danau Rannobal 514,5 Kab. Morowali (Kec. Bungku Utara)
9 Danau Rano Kodi 263,02 Kab. Morowali (Kec. Bungku Utara)
10 Danau Tiu 441,99 Kab. Morowali (Kec. Petasia)
11 Danau tambing 5,85 Kab. Donggala
12 Danau Patawu 71,1 Kab. Donggala
13 Danau Dawanga 24,53 Kab. Donggala
Sumber: Dinas PU Daerah, Draft RTRWP Sulteng Tahun 2010-2030

B. Keadaan Sosial Ekonomi
1. Pemerintahan
Provinsi Sulawesi Tengah secara administratif terbagi ke dalam 10 Kabupaten, 1
Kota, 161 Kecamatan dan 1.682 Desa serta 166 Kelurahan.

2. Pendidikan
Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 7-15 tahun yang belum/tidak
sekolah sebesar 3,31 persen dan yang tidak sekolah lagi sebesar 7,03 persen.
Ukuran atau indikator untuk melihat kualitas sumber daya manusia (SDM)
terkait dengan pendidikan antara lain pendidikan yang ditamatkan dan Angka
Melek Huruf (AMH). Berdasarkan hasil SP2010, persentase penduduk 5 tahun
yang berpendidikan minimal tamat SMP/Sederajat sebesar 36,79 persen, dan
AMH penduduk berusia 15 tahun ke atas sebesar 94,24 persen yang berarti dari
setiap 100 penduduk usia 15 tahun ke atas ada 94 orang yang melek huruf.
490


Angka Partisipasi Sekolah (APS) menunjukkan besaran penduduk usia sekolah
yang sedang bersekolah. APS 13-15 tahun sebesar 80,34 persen. Ini
menunjukkan masih terdapat kelompok usia wajib belajar (13-15 tahun) sebesar
19,66 persen yang tidak bersekolah. APS 16-18 tahun sebesar 49,48 persen dan
APS 19-24 tahun sebesar 14,62 persen.
Berdasarkan hasil SP2010, penduduk Provinsi Sulawesi Tengah usia 5 tahun ke
atas yang tamat SM/sederajat sebesar 16,22 persen, tamat DI/DII/DIII sebesar
1,69 persen, tamat DIV/S1 sebesar 2,75 persen dan tamat S2/S3 sebesar 0,19
persen.

3. Tenaga Kerja
Jumlah penduduk yang merupakan angkatan kerja di Provinsi Sulawesi Tengah
sebesar 1.157.492 orang, di mana sejumlah 1.138.300 orang diantaranya
bekerja, sedangkan 19.192 orang merupakan pencari kerja. Dari hasil SP 2010,
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) di Provinsi Sulawesi Tengah sebesar
66,10 persen, di mana TPAK laki-laki lebih tinggi daripada TPAK perempuan,
yaitu masing-masing sebesar 84,19 persen dan 47,26 persen.

4. Penduduk
Berdasarkan Sensus Penduduk 2010 jumlah penduduk Provinsi Sulawesi Tengah
sebanyak 2.635.009 jiwa (perkotaan sebanyak 640.948 jiwa dan di daerah
perdesaan sebanyak 1.994.061 jiwa). Penduduk laki-laki Provinsi Sulawesi
Tengah sebanyak 1.350.844 jiwa dan perempuan sebanyak 1.284.165 jiwa.

5. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
Pertumbuhan Ekonomi Sulteng Tahun 2011 signifikan sebesar 9,16 persen, diatas
pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 6,50 persen. Tahun 2012 Pertumbuhan
Ekonomi Sulteng meningkat menjadi 9,27 persen, diatas pertumbuhan ekonomi
nasional sebesar 6,23 persen. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan
ekonomi, juga diikuti dengan meningkatnya PDRB perkapita. PDRB Perkapita
Sulteng Tahun 2012 sebesar 18,50 jt rp. Produksi hasil hutan masih memberikan
andil yang cukup signifikan terhadap PDRB Sulawesi Tengah dengan kontribusi
rata-rata sebesar 4,19 persen pertahun. Pada tahun 2010 jumlah produksi kayu
bulat mencapai 18.529,77 m, Kayu Gergajian dengan produksi 25.159,19 m dan
rotan dengan produksi 4.581,43 ton, Damar dengan produksi 377 ton dan Kayu
Rimba Campuran dengan produksi mencapai 11.140,79 m3, serta Limbah
Pakanagi dengan produksi 204 ton.

6. Budaya
Masyarakat Sulawesi Tengah memiliki seperangkat pakaian adat yang dibuat dari
kulit kayu Ivo (sejenis pohon beringin). Pakaian adat ini dibedakan untuk kaum
pria dan kaum wanita. Leluhur nenek moyang suku Kaili adalah dari seorang Laki-
Iaki bernama Raja Lian yang berasal dari jenis tumbuh-tumbuhan yang
mengandung banyak air lalu kawin dengan seorang putri penjelmaan dari
setangkai bambu kuning yang bernama Rayolonda. Tahapan-tahapan upacara
perkawinan : Nitangka (pertunangan), Neduta (meminang), Membawa harta
491


(seserahan), Malam Pacar (sehari sebelum perkawinan), mencukur rambut,
upacara pernikahan, Nipoloanga (mandi bersama didepan pintu). Nilai budaya
yang tumbuh dan dinamis (local wisdom) dalam kehidupan masyarakat Sulawesi
Tengah salah satunya adalah Sintuwu Maroso yang mengandung arti
kekeluargaan dan persaudaraan yang kokoh.



Karnaval Budaya Dalam Kegiatan Festival Teluk Palu

492


II. ASPEK KAWASAN HUTAN

A. +XWDQ 1HJDUD
1. Luas Kawasan Hutan
Luas Kawasan hutan di Provinsi Sulawesi Tengah sesuai SK Menhut No.757/Kpts-
II/1999 tanggal 23 September 1999 tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan
Perairan Provinsi Sulawesi Tengah adalah seluas 4.394.932 ha. Kawasan hutan
tersebut meliputi :
1. Hutan Konservasi seluas 676.248 ha
2. Hutan Lindung seluas 1.489.923 ha
3. Hutan Produksi Terbatas seluas 1.476.316 ha
4. Hutan Produksi Tetap seluas 500.589 ha
5. Hutan Produksi yang dapat dikonversi 251.856 ha


Luas Kawasan Hutan (Daratan) di Provinsi Sulawesi Tengah

Berdasarkan gambar dapat diketahui bahwa 33.90% kawasan hutan (daratan)
yang ada di Provinsi Sulawesi Tengah merupakan Hutan lindung, 33.59% hutan
produksi terbatas, 15.39% hutan konservasi, 11.39% Hutan produksi Tetap dan
5.73% hutan produksi yang dapat dikonversi.

2. Luas Penutupan Lahan
Kondisi penutupan lahan di Provinsi Sulawesi Tengah berdasarkan hasil
penafsiran Citra Landsat 7 ETM+ Tahun 2009/2010 adalah sebagai berikut :

Tabel 226. Luas Penutupan Lahan Dalam dan Luar Kawasan Hutan Provinsi Sulawesi
Tengah
Hutan
Konservasi
15,39%
Hutan Lindung
33,90%
Hutan Produksi
Terbatas
33,59%
Hutan Produksi
Tetap
11,39%
Hutan Produksi
yg dpt
dikonversi
5,73%
Penutupan
Lahan
KAWASAN HUTAN
APL
TOTAL
HUTAN TETAP
HPK Jmlh
KSA-KPA HL HPT HP Jmlh %
A. Hutan 607,6 1.383,1 1.377,1 361,2 200,2 3.929,2 704,0 4.633,2 76,7
-Htn Primer 222,7 629,4 543,8 106,3 58,4 1.560,7 108,7 1.669,4 27,7
-Htn Sekudr 384,9 753,7 833,3 254,8 141,9 2.368,5 595,2 2.963,8 49,1
-Htn Tan - - - - - - - - -
B. Non Hutan 68,7 106,8 99,2 139,4 51,6 465,7 938,1 1.403,8 23,3
493



Sumber : Statistik Kementerian Kehutanan Tahun 2011

3. Posisi Kawasan Dalam DAS
Berdasarkan tata letak wilayah DAS secara geografis, jumlah DAS yang ada di
provinsi dengan luas mencapai 18 DAS wilayah DAS sebesar 6.032.186,85 ha.
Nama, luas, beserta lokasi DAS secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 227. Luas Daerah Aliran Sungai (DAS) di Provinsi Sulawesi Tengah






















4. Penggunaan dan Tukar Menukar Kawasan Hutan
Penggunaan kawasan hutan dibagi menjadi dua yaitu untuk kegiatan
pertambangan dan non pertambangan. Untuk kegiatan pertambangan ada 7 unit
perusahaan yang melakukan penambangan dengan luas 28.882,74 ha, dimana 1
unit berada di Kabupaten Donggala dan 6 unit di Kabupaten Morowali. Secara
rinci dapat dilihat pada Tabel berikut :
Tabel 228. Penggunaan Kawasan Hutan di Provinsi Sulawesi Tengah
No. Kabupaten/Kota
Jenis Penggunaan
Pertambangan
Non
Pertambangan
Jumlah
Jumlah
Unit
Luas
(Ha)
Jumlah
Unit
Luas
(Ha)
Jumlah
Unit
Luas
(Ha)
1 Kota Palu 0 0 0 0 0 0
C. Tidak ada data - - - - - - - - -
Total 676,2 1.4898,9 1.476,3 500,6 251,9 4.394,9 1.642,1 6.037,0 100,0
No Nama Daerah Aliran Sungai Luas Kabupaten
1 Buol-Kuala Besar 390.471,61 Buol
2 Maraja-Salumpaga 329.595,47 Tolitoli
3 Towera-Lambunu 458.399,85 Parigi-Moutong
4 Tavaeli-Sampaga 358.720,46 Donggala
5 Watusampu-Surumana 83.195,27 Donggala
6 Palu 301.495,68 Kota Palu dan Sigi
7 Dolago-Puna 297.880,63 Parigi-Moutong dan Poso
8 Lariang 607.374,27 Sigi dan Poso
9 Poso 202.881,59 Poso
10 Malei 234.088,59 Tojo Una-una
11 Laa-Morowali 609.731,00 Morowali
12 Bongka 329.389,46 Tojo Una-una dan Morowali
13 Bahum-Bahu 464.294,02 Banggai
14 Tambalako-Bahodopi 522.392,41 Morowali
15 Lasolo 57.429,17 Morowali
16 Mentawa-Balantak 489.373,34 Banggai
17 Togian 76.609,91 Tojo Una-una
18 Banggai-Kepulauan 392.981,99 Banggai Kepulauan
Sumber : Data Base BPDAS Palu Tahun 2005 dalam Dokumen RTRWP 2010-2030
494


2 Kab. Donggala
Pembangunan Menara Telkom 0 0 1 0,1087 1 0,1087
- PT. Cahaya Manunggal Abadi 1 3,038 0 0 1 0
3 Kab. Sigi 0 0 0 0 0 0
4 Kab. Parimo
Pembangunan Menara Telkom 0 0 1 0,12 1 0,12
- Pembangunan SUTT 70 KV 0 0 1 43,02 1 43,02
Taweli - Parigi. PT. PLN (Persero)
- Rencana Pembangunan Jalan - 0 0 1 295 1 295
Boilan - Kotanagaya
5 Kab. Poso
- Pemb. SUTET PLTA 275 KV 0 0 1 64,51 1 64,51
PT. Poso Energi
6 Kab. Tojo Unauna
- Pemb. Jalan Daratan Bulan- 0 0 1 89,08 1 89,08
Uwematopa
- Rencana Pembangunan Jalan Poros 0 0 1 21 1 21
Penghubung Transmigrasi Sabo
Kecamatan Ampana Tete
7 Kab. Banggai
- Pemb. Jalan Umum Soho Tontouan 0 0 1 1,08 1 1,08
8 Kab. Banggai Kepulauan 0 0 0 0 0 0
9 Kab. Morowali
- Pemb. Jalan Angkutan Kelapa Sawait 0 0 1 291,19 1 291,19
An. PT. Ciptawana Lestari Mandiri
- PT. Bintang Delapan Mineral 1 3,557.74 0 0 1 3,557.74
- PT. Artha Bumi Mining 1 9,299 0 0 1 9,299
- PT. Heng Jaya Mineralindo 1 5,871 0 0 1 5,871
- PT. Sulawesi Resources 1 1,445 0 0 1 1,445
- PT. Daya Inti Mineral 1 5,529 0 0 1 5,529
- Rencana Pemb. Pembangkit Listrik 0 0 1 8,84 1 8,84
Tenaga Minihidro (PLTM)
- PT. Hrndraco Indoperkasa
- PT. Bintang Delapan Wahana 1 143 0 0 1 143
10 Kab. Tolitoli
- Pembangunan Menara Telkom 0 0 1 1,30 1 1,30
11 Kab. Buol 0 0 0 0 0 0

Jumlah 7 28,882.74 11.00 815,25 18.00 29,697,99
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah



495


III. ASPEK SUMBERDAYA HUTAN

A. Potensi Kayu
Potensi kayu di Sulawesi Tengah baik untuk semua jenis kayu maupun jenis kayu
perdagangan dapat dijumpai di kelompok hutan yang tersebar di 11 kabupaten.
Potensi kayu untuk jenis kayu perdagangan mencapai 1.375.11 m3/ha. Secara lebih
rinci potensi kayu untuk masing-masing kelompok hutan yang tersebar di beberapa
kabupaten atau kota dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 229. Potensi Kayu di Provinsi Sulawesi Tengah
No. Kabupaten
Kelompok
Hutan
Potensi kayu (Diameter>20 cm) Keterangan
Semua Jenis Jenis Perdagangan Tahun
(m3/Ha) (m3/Ha) Survey
1
2



3
4



5
6

7


8
9
10




11

Kota
Kab. Donggala



Kab. Sigi
Kab. Parimo



Kab. Poso
Kab. Tojo Unauna

Kab. Banggai


Kab. Banggai Kepulauan
Kab. Morowali
Kab. Tolitoli




Kab. Buol

-
Sojol
Toribulu
Dampelas
Lewara
-
Moutong
Dolago
Tinombo
Tinombo
Tojo
Gunung Lumut
Korokonta
KPHP Unit LVI
Pagimana
Pagimana
Tatikum
Korokonta
Sikala
Sikala
Sikala
Dondo
Dampal
Buol
Buol
Bunobogu
Bunobogu
-
44,55
180,77
2,90
25,54
-
62,32
14,38
32,88
84,98
2,90
37,72
33,13
60,41
32,49
66,85
64,15
10,83
68,35
129,1
62,72
32,42
46,68
69,56
97,95
62,03
49,50
-
44,55
180,77
2,90
25,54
-
62,32
14,38
32,88
84,98
2,90
37,72
33,13
60,41
32,49
66,85
64,15
10,83
68,35
129,1
62,72
32,42
46,68
69,56
97,95
62,03
49,50
-
2006
2002
2003
2004
-
2006
2003
2004
2005
2003
2007
2006
2007


2006
2006
2007
2006
2002
2003
2004
2007
2005
2006
2003
Jumlah 1.375,11 1.375,11
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah

B. Produksi Kayu dan Non Kayu
1. Produksi Kayu Bulat
Produksi kayu bulat di provinsi Sulawesi Tengah pada tahun 2012 sebesar
50.384,17 m3, yang berasal dari Izin Usaha Pengelolaan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK)
Hutan Alam sebesar 16.836,84 m3 dan Izin lainnya yang sah atau Izin Pemanfaatan
Kayu sebesar 33.547,33 m3. Secara rinci dapat dilihat pada Tabel berikut :
496



Tabel 230. Produksi Kayu Bulat Provinsi Sulawesi Tengah
No. Kabupaten/Kota
Produksi Kayu Bulat
IUPHHK
HUTAN ALAM
Izin Lainnya
Yang Sah atau
IPK (m3)
Jumlah

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11


Kota Palu
Kab. Donggala
Kab. Sigi
Kab. Parimo
Kab. Poso
Kab. Tojo Unauna
Kab. Banggai
Kab. Banggai Kepulauan
Morowali
Kab. Talotoli
Buol

0
668,89
0
0
122,50
0
10.134,76
0
5.910,69
0
0


0
11.999,15
0
3.627,80
1.812,36
2.748,86
0
0
7.167,67
0
6.194,49


0
12.668,04
0
3.627,80
1.934,86
2.748,86
10.134.76
0
13.075,36
0
6.194,49
Jumlah 16.836,84 33.547,33 50.384,17
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah

2. Produksi Kayu Olahan
Produksi kayu olahan berupa moulding, dowel/stick, kayu gergajian, finger joint
laminating, kayu lapis dan veneer. Secara rinci produksinya dapat dilihat pada
tabel berikut :

Tabel 231. Produksi Kayu Olahan di provinsi Sulawesi Tengah
No. Kabupaten/Kota
Produksi
Moulding
Dowel/
Stick
Produksi
Kayu
Gergajian
Produksi
Finger
Joint
Laminting
Produksi
Furniture
(Barang
Jadi)
Produksi
Kayu Lapis
Produksi
Veneer
1
2
3
4
5
6
7
8

9
10
11
Kota Palu
Kab. Donggala
Kab. Sigi
Kab. Parimo
Kab. Poso
Kab. Tojo Unauna
Kab. Banggai
Kab. Banggai
Kepulauan
Morowali
Kab. Talotoli
Buol.
798.9652
112,3977
0
0
0
0
0
0

0
0
0
456,7127
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
5.200,4281
4325,5296
0
406,8425
468,8468
233,6832
11.788,6359
0

0
2.270,3394
2714,28
417,2401
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
74,9322
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
2.882,4029
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0
5.481,8345
0
0
0
0
0
0
0

0
0
0

Jumlah 911,3629 456,7127 27.408,5856 417,2401 74,9322 3.165,0821 5.481,8345
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah

3. Produksi Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)
HHBK yang dikembangkan di Provinsi ini antara lain rotan, getah pinus, damar,
sutera dan lebah madu. Produksi rotan yang dikembangkan di delapan
kabupaten/kota mencapai 19.697,31 ton. Sedangkan untuk produksi dammar
mencapai 1.185,025 ton. Getah pinus hanya diproduksi di kabupaten Poso, dimana
497


produksinya mencapai 443,70 ton. Secara rinci produksi masing-masing produk
tersebut sebagai berikut

Tabel 232. Produksi HHBK di Sulawesi Tengah
No. Kabupaten/Kota
Produksi Hasil Hutan Bukan kayu
Getah Pinus Damar Rotan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Kota Palu
Kab. Donggala
Kab. Sigi
Kab. Parimo
Kab. Poso
Kab. Tojo Unauna
Kab. Banggai
Kab. Banggai Kepulauan
Morowali
Kab. Talotoli
Buol.
0
0
0
0
443,70 Ton
0
0
0
0
0
0
40,026 Ton
0
0
0
5 Ton
1.072 Ton
68 Ton
0
0
0
0
8.428,3780 Ton
1.080
0
3.820 Ton
2.622 Ton
1.647 Ton
460 Ton
0
1.262,9754 Ton
0
377,03 Ton
Jumlah 443,70 Ton 1.185,026 Ton 19.697,3834 Ton
Sumber : Dinas Kehutanan provinsi Sulawesi Selatan

a. Rotan
Sulawesi Tengah merupakan salah satu sentra penghasil rotan alam terbesar di
Indonesia. Produksi rotan alam
dari Sulawesi Tengah mencapai
60 persen dari produksi nasional.
Potensi dari sisi kualitas, rotan
dari Sulawesi Tengah tergolong
kualitas prima, sehingga memiliki
nilai jual lebih tinggi
dibandingkan jenis rotan yang
sama diluar Sulawesi, dan
sangat dibutuhkan oleh industri meubel rotan untuk keperluan ekspor.
Berdasarkan data hasil survey di Sulawesi Tengah terdapat 38 jenis rotan yang
telah diidentifikasi potensial untuk di komersilkan. Sedangkan jenis-jenis yang
telah dipergangkan meliputi rotan lambang rotan batang
t rotan tohiti rotan merah
rotan ronti rotan susu
rotan umbul

b. Persuteraan alam
Persuteraan alam bisa menjadi salah
satu potensi unggulan bagi Provinsi
Sulawesi Tengah. Mengingat iklim dan
kondisi alam di Provinsi Sulawesi
Tengah sangat mendukung untuk
mengembangkan usaha tersebut.
Lahan dengan ketinggian 400-800
meter di atas permukaan laut sebagai
media tanam murbei dan
498


pemeliharaan ulat sutera untuk menghasilkan kokon yang baik, tersedia cukup
banyak dan tersebar di beberapa daerah. Jenis usaha ini memiliki nilai
ekonomi yang cukup baik, dengan skala investasi yang dapat dikelola
masyarakat. Pengembangan persuteraan alam ini cukup strategis dikarenakan:
(1) menyerap banyak tenaga kerja, termasuk pelibatan petani (2) membuka
kesempatan usaha; (3) memberi kesempatan mengembangkan ekonomi
kerakyatan; (4) meningkatkan pendapatan petani; (5) meningkatkan devisa; (6)
membuka peluang usaha di bidang jasa.

c. Perlebahan
Perlebahan dewasa ini merupakan komponen penting dalam pembangunan
sektor kehutanan berkelanjutan. Peran lebah madu dalam penyerbukan
tanaman memberikan keuntungan ekologis, khususnya bagi kelestarian flora.
Sementara produk yang dihasilkan dapat memberikan keuntungan ekonomis
bagi peternaknya. Provinsi Sulawesi Tengah menyimpan potensi besar bagi
pengembangan usaha perlebahan. Beberapa species lebah madu sudah lama
dieksploitasi masyarakat untuk diambil madunya. Dengan hutan yang relatif
luas, dapat dimanfaatkan sebagai sumber pakan lebah.


Gambar .. Pengembangan lebah madu di Sulawesi Tengah

C. Flora dan fauna

1. Flora
Kayu hitam yang lebih dikenal dengan Eboni atau
Diospyros celebica Bakh, dalam perdagangan kayu
lokal dan internasional diklasifikasikan dalam kayu
mewah. Berdasarkan Surat Gubernur Sulawesi tengah
No.660/78/1995 tanggal 27 Februari 1995, eboni
ditetapkan sebagai maskot flora Sulawesi Tengah.
Habitat kayu ini terbatas pada 5 Kabupaten yaitu
Kabupaten Morowali, Tojo Una-una, Poso, Parigi
Moutong dan Donggala. Banyaknya eksploitasi
mengakibatkan kayu jenis unggul ini terus mengalami
penurunan sehingga pada tahun 1987, HPHH Eboni
mulai dibatasi berdasarkan Kepmenhut No.31.
499



2. Fauna
Burung Maleo termasuk kategori burung
langka sekaligus burung endemik Pulau
Sulawesi atau hanya ditemukan hidup di
pulau ini. Populasinya kian menurun dari
tahun ke tahun sebab berbagai tantangan
baik dari faktor alam atau pun perburuan
oleh manusia. Berdasarkan SK. No. Kep.
188.44/1067/RO/BKLH tanggal 24 Pebruari
1990, burung maleo telah ditetapkan
sebagai satwa maskot provinsi Sulawesi
Tengah. Mengingat populasinya sedikit, burung penyuka biji-bijian, semut dan
serangga kecil ini adalah jenis yang terancam punah dan dilindungi. Maleo bahkan
sudah terdaftar dalam CITES Appendix I sebagai kategori terancam punah dan juga
di dalam IUCN Red List. Meskipun dikategorikan sebagai burung, maleo tidak
terlalu suka terbang dan lebih gemar berjalan kaki seperti halnya ayam. Burung
Maleo dengan nama ilmiah D panjang ukuran tubuhnya sekira
55 cm. Mahkota jambul di bagian kepala dapat dikatakan sebagai ciri utama atau
ciri khusus dari maleo. Diduga jambul ini memiliki fungsi sebagai semacam alat
pendeteksi panas di areal habitat dan peneluran. Maleo hidup di dekat pantai
berpasir panas atau di kawasan pegununungan yang memiliki sumber mata air
panas atau dengan kondisi geothermal tertentu.
Selain burung Maleo, berikut beberapa satwa yang dapat dijumpai di provinsi
Sulawesi Tengah :
Tabel 233. Beberapa satwa di Sulawesi Tengah



















500



D. Jasa Lingkungan
a. Tahura Sulawesi Tengah

Taman Hutan Raya Sulawesi Tengah terletak di sebelah timur kota Palu, tepatnya
di Desa Kapopo. Taman ini memiliki luas kawasan kulang lebih 7.128 hektare.
Kawasan ini secara administrasi berda pada wilayah Kecamatan Sigi Biromaru
Kabupaten Donggala dan Kecamatan Palu Selatan serta Palu Timur Kota Palu.
Beberapa pohon langka yang masih terpelihara dengan baik di sini, yakni : Jati
Putih, Ebony, Srikaya Hutan, Jembolan, Eucalyptus Deqlupta, Johar, Kemiri,
Kaktus, Kesambi, dan Mahoni.

b. Taman Nasional Kepulauan Togean


Kepulauan Togean merupakan Taman Nasional yang ditetapkan melalui SK
Menteri Kehutanan RI. Luas kawasan ini tak kurang dari 362.605 ha. Gugusan
pulau karang yang betebaran di kawasan Teluk Tomini, ini merupakan
kemegahan yang mengagumkan.
Pulau-pulau yang terdapat di kepulauan Togean, pada umumnya memiliki
kawasan pantai yang indah dengan hamparan pasir putihnya. Hamparan terumbu
karang dan sea grass disekitar pantainya, adalah sebuah spot yang ideal untuk
snorkeling dan menyelam.







501



c. Tanjung Api

Tanjung Api adalah sebuah tanjung yang terletak di Teluk Tomini, Kabupaten Tojo
Una-una. Nama Tanjung Api diambil dari keunikan yang terdapat di areal wisata
alam yang terdapat di kawasan suaka alam ini. Gas alam pijar yang terkandung di
areal ini menyebabkan beberapa bagian di areal ini akan mengeluarkan api
apabila tanahnya dikorek sedikit.
Di kawasan cagar alam Tanjung Api ini juga terdapat berbagai macam jenis flora
dan fauna, termasuk beberapa jenis hewan endemik seperti Anoa, Babi Rusa,
Monyet, dan berbagai jenis burung. Tak heran apabila kawasan ini juga
merupakan tempat penelitian flora dan fauna.

d. Danau Poso

Danau Poso terletak sekitar 283 kilometer sebalah selatan Kota Palu. Terletak di
Kota Tentena, Kabupaten Poso, Danau Poso merupakan salah satu objek wisata
andalan Provinsi Sulawesi Tengah. Danau yang berada pada ketinggian 657 mdpl
ini merupakan danau terbesar ketiga di Indonesia. Danau ini memiliki panorama
alam yang sangat indah, udara sejuk, serta deretan lereng gunung dan hutan di
sekelilingnya. Dan setiap tahun diselenggarakan festival Danau Poso.

e. Danau Lindu

502



Danau Lindu terletak di tengah kawasan Taman Nasional Lore Lindu. Danau ini
merupakan bagian dari enclave Lindu, berjarak sekitar 63 kilometer ke arah
selatan dari Kota Palu.
Sebuah kawasan pemukiman kecil yang sederhana, tanpa listrik, dengan
penduduknya yang sangat ramah terhadap pendatang, Desa Tomado, adalah
sebuah kemewahan tersendiri di tengah belantara Lore Lindu.
Di sini kerap diselenggarakan Festival Danau Lindu.

f. Air Terjun Saluopa



Air Terjun Saluopa, atau sering juga disebut Air Luncur Saluopa merupakan salah
satu wisata alam favorit di Provinsi Sulawesi Tengah. Kawasan wisata alam ini
terletak di Desa Tonusu, Kota Tentena, sekitar 54 kilometer dari Kota Poso, atau
sekitar 258 kilometer dari Kota Palu. Air terjun ini terbilang unik karena memiliki
12 tingkat, yang dilengkapi tangga batu di sisi kiri, yang memudahkan untuk
menyusuri hingga tingkat paling atas.

g. Pantai Tanjung Karang
Pantai Tanjung Karang adalah salah satu
tujuan wisata favorit keluarga. Berlokasi
di Kabupaten Donggala, sekitar 40
kilometer dari Kota Palu. Kondisi pantai
yang landai dan ombaknya yang tidak
besar sehingga nyaman dan aman bagi
anak-anak untuk berenang atau sekedar
bermain air.


h. Matantimali
Berada di ketinggian 1.100 mdpl, di
puncak gunung Desa Matantimali,
Kecamatan Marawola Barat, Kabupaten
Sigi ini, tak ada yang lain kecuali
keindahan panorama alam dari deretan
pegunungan di sekitarnya, hamparan
Kota Palu dengan Teluk Palu, dan Sungai
Palu yang mengular di bawahnya.
503


Di gunung Matantimali ini juga kerap diselenggarakan event kejuaraan
Paralayang, baik tingkat Nasional maupun Internasional.

E. Lahan Kritis
Luas lahan kritis di Sulawesi Tengah pada tahun 2007 sebesar 216.488 ha (kritis
113.179 ha dan sangat kritis 103.308 ha). Pada tahun 2011 luas lahan kritis ini
mengalami peningkatan sebesar 317.769 ha (kritis 293.638 ha dan sangat kritis
24.131 ha). Salah satu upaya untuk menghijaukan lahan kritis tersebut dilakukan
kegiatan rehabilitasi lahan di dalam dan diluar kawasan hutan. Sejak tahun 2003 s.d.
2008 kawasan yang telah direhabilitasi seluas 39.499 ha, dimana seluas 23.839 ha
berada dalam kawasan dan ha diluar kawasan hutan 15.660 ha.

504


IV. ASPEK KELEMBAGAAN
A. Model Pengelolaan
Pengelolaan hutan di Sulawesi Tengah dilakukan dengan beberapa skema yaitu
melalui :
1. Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK-HA)
Pengelolaan Hutan Produksi di Sulawesi Tengah sebagian besar dilaksanakan
oleh pihak pemegang ijin dalam bentuk Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu
(IUPHHK). IUPHHK untuk Hutan Alam seluruhnya sebanyak 14 unit seluas
902.245 ha. Dari jumlah tersebut, sebanyak 10 unit seluas 649.450 ha masih aktif
dan sebanyak 4 unit sudah tidak aktif. Daftar IUPHHK-HA yang sebagai berikut:
Tabel 234. Daftar IUPHHK-HA di provinsi Sulawesi Tengah
No Nama IUPHHK Nomor SK Tanggal SK Luas (ha)
Lokasi
(Kab/Kota)
Ket
1 PT.Balantak Rimba
Rejeki
1117/Kpts-
II/1992
19/12/1992 109.500 Banggai Aktif
2 PT.Bina Balantak
Raya
334/Menhu
t-II/2004
31/08/2004 95.270 Banggai Tidak
Aktif
3 PT.Dahatama Adi
Karya
465/Kpts-
II/1995
04/09/1995 64.620 Banggai Aktif
4 PT.Kalhold 390/Kpts-
II/1989
02/08/1989 48.000 Toli Toli Aktif
5 PT.Palopo Timber
Company
269/Menhu
t-II/2004
21/07/2004 38.250 Banggai Aktif
6 PT.Pasuruan
Furnindo Inds
34/Kpts-
II/2001
13/02/2001 47.915 Poso Tidak
Aktif
7 PT.Riu Mamba
Karya Sentosa
40/Menhut-
II/2006
23/02/2006 34.610 Poso Tidak
Aktif
8 PT.Satria Yudha
Wanabakti
137/Kpts-
II/1995
07/03/1995 75.000 Sigi Tidak
Aktif
9 PT.Satya Sena
Indratama
81/KPTS-
II/1997
06/02/1997 67.820 Sigi Aktif
10 PT.Satyaguna
Sulajaya
333/Menhu
t-II/2004
31/08/2004 27.740 Banggai Aktif
11 PT.Sentral
Pitulempa
558/Menhu
t-II/2006
29/12/2006 40.540 Toli Toli Aktif
12 PT.Sulwood
(Sulteng)
220/Kpts-
II/1998
27/02/1998 54.980 Donggala Aktif
13 PT.Tri Tunggal Eboni 98/Kpts-
II/2000
22/12/2000 98.000 Tojo Luna-
Luna
Aktif
14 PT.Wahana Sari
Sakti
595/Kpts-
II/1991
11/08/1991 100.000 Bangkep,
Morowali
Aktif


2. IUPHHK-HT
IUPHHK Hutan Tanaman seluruhnya berjumlah 2 unit seluas 18.700 ha, sebanyak
1 unit seluas 13.400 ha sudah mendapatkan SK definitif, dan 1 unit seluas 5.300
ha masih SK sementara. Daftar perusahaan secara rinci sebagai berikut:


505


Tabel 235. Daftar IUPHHK Hutan Tanaman
No Nama IUPHHK Nomor SK Tanggal SK Luas
(ha)
Lokasi
(Kab/Kota)
Ket
1 PT.Berkat Hutan Pusaka 146/Kpts-
II/1996
04/04/1996 13.400 Banggai SK.
Definitif
2 PT.Taman Hutan Asri 264/Kpts-
V/1992
21/02/1992 5.300 SK.
Sementara


3. Hutan Tanaman Rakyat
Areal pencadangan Hutan Tanaman Rakyat di provinsi Sulawesi Tengah seluas
23.375 ha, di lima kabupaten yaitu Tojo Una-Una, Parigi Moutong, Banggai
Kepulauan, banggai dan Tolitoli, namun belum ada ijin IUPHHK-HTR yang
dikeluarkan. Luasan secara rinci areal pencadangan HTR sebagai berikut:

Tabel 236. Luas Areal Pencadangan Hutan Tanaman Rakyat di provinsi Sulawesi Tengah
No. Kabupaten/Kota SK Pencadangan Tanggal Luas (Ha)
1. Tojo Una Una SK 403/Menhut-II/2009 6/07/2009 5.585
2. Parigi Moutong SK 456/Menhut-II/2009 4/08/2009 10.445
3 Banggai Kepulauan SK.51/Menhut-II/2010 15/1/2010 3.575
4 Banggai SK.132/menhut-II/2010 24/3/2010 665
5 Tolitoli SK.133/Menhut-II/2010 24/3/2010 3.105
Jumlah 23.375

4. Hutan Kemasyarakatan (HKm)
Areal kerja untuk Hutan Kemasyarakatan di provinsi Sulawesi Tengah telah
ditetapkan seluas 500 ha di kabupaten Banggai (sesuai SK No. 362/Menhut-
II/2009).

5. Hutan Rakyat
Luas hutan rakyat keseluruhan mencapai 1.070 ha yang tersebar di 11 kabupaten.
Jenis tanaman yang dikembangkan antara lain jati, mangga, nangka, nyatoh,
kemiri, dan lain-lain.
Tabel 237. Lokasi dan Jenis Tanaman Hutan Rakyat di Provinsi Sulawesi Tengah
No Kabupaten Desa
Luas
(ha)
Jenis tanaman
1 Palu Mamara/Kel. Kawatuna 50 Jati, Mangga, Nangka
2 Sigi Desa Sungku, Kec. Kulawi 100 Nyatoh, Kemiri, Bayur,
Durian
Desa Boladongo, Kec. Kulawi 100 Jambu Mente, Mahoni,
Nyatoh, Kemiri, Alpokat
Desa Oo Parese, Kec. Kulawi 150 Jambu Mente, Mahoni
3 Donggala Desa Pangalaseang 50 Palapi, Nantu, Kemiri
Desa Lero 50 Jati, Nantu, Kemiri
Desa Enu 50 Jati, Nantu, Kemiri
Desa Kola-kola 35 Jati, Kemiri, Sengon
Desa Tonggolobibi 35 Nantu, Kemiri, sengon
Desa Lende 50 Jati, Nantu, Kemiri
506


4 Parigi
Moutong
Desa Silampayang 25 Bibit Nyatoh dan Durian
5 Banggai - 125 -
6 Buol 4 Kecamatan yaitu : Kec.
Karamat, Kec. Gadung, Kec.
Bunobogu dan Kec. Bokat
250 Jenis Kayu-kayuan dan MPTs
Sumber : Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah

B. Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM merupakan unsur yang sangat penting dalam menunjang suatu kegiatan
pengelolaan. Untuk meningkatkan pengelolaan kawasan hutan diperlukan SDM yang
cukup, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Data SDM pengelola kawasan hutan
di Provinsi Sulawesi Tengah disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 238. SDM Pengelola Kawasan Hutan Lingkup Provinsi Sulawesi Tengah
S
u
m
b
e
r

:

S
Sumber : Satistik Kemenhut 2012 (diolah)

Untuk personil pengamanan hutan total berjumlah 196 orang, terdiri dari TPHL
(Tenaga Pengamanan Hutan Lainnya) sebanyak 4 orang, Polhut yang belum
fungsional sebanyak 137 orang dan Polhut Fungsional sebanyak 55 orang.

C. Sarana dan Prasarana Pengamanan Hutan
Sarana dan prasarana dalam pengelolaan kawasan hutan memegang peran penting
dalam keberhasilan pengelolaan. Sebagai aspek pendukung, keberadaan sarana dan
prasarana perlu diperhatikan dari segi jumlah maupun kualitasnya. Sarana dan
prasarana pengamanan hutan diperlukan tenaga pengamanan hutan untuk
melaksanakan tugas sehari-hari, baik untuk menangani kebakaran hutan,
perambahan hutan, illegal logging, dan lain-lain. Sarana dan prasarana yang yang ada
yaitu senjata api (senapan 55 buah dan pistol 10 buah), mobil patroli 13 buah, motor
patroli sebanyak 59 buah, GPS 7 buah dan kamera 3 buah.

D. Prospek Pengelolaan Hutan
Pada tahun 2010 Kementerian Kehutanan telah menetapkan wilayah KPHP dan KPHL
di Provinsi Sulawesi Tengah melalui surat keputusan No. SK.79/Menhut-II/2010
tanggal 10 Februari 2010 sebanyak 21 unit dengan luas total 3.199.086 ha yang
meliputi 5 unit KPHP seluas 717.427 ha dan 16 unit KPHL seluas 2.481 ha. Sedangkan
No Instansi
Jumlah SDM MenurutGolongan
Jumlah
IV III II I
L P L P L P L P L P Total
1 BPPHP Wil. XIV Palu 1 20 4 8 3 29 7 36
2 BPDAS Palu Poso 1 1 54 8 8 63 9 72
3 BKSDA Sulawesi Tengah 1 34 14 33 9 1 69 23 92
4 BBTN. Lore Lindu 4 45 8 32 5 81 13 94
5 Balai TN. Kepulauan Togean 1 16 3 20 3 37 6 43
6 BPKH Wil. XVI Palu 1 12 4 7 8 20 12 32
507


untuk KPH Model telah ditetapkan KPHP Model Rano Patanu melalui SK Nomor :
639/Menhut-II/2009 dengan luas 137.430 ha. Tidak ada izin IUPHHK-HTI, RE,
pencadangan HTR, penetapan HKM dan HD. Luas kawasan hutan yang belum
dibebani izin pemanfaatan di KPHP Model Rano Patanu : 102.437,90 ha. Areal yang
sudah dibebani izin pemanfaatan diberikan kepada PT. Pasuruan Furnindo Industries
melalui SK Nomor 34/Kpts-II/01 tanggal 13 Pebruari 2001 seluas 34.992,10 ha.


E. Daftar UPT, LSM dan Lembaga Terkait.

1. Dinas Provinsi dan Kabupaten /Kota

No Dinas Alamat
1 Dinas Kehutanan dan Pertambangan
Provinsi Gorontalo
Jl. P. Kalengkongan No.3 Gorontalo
Tlp/Fax : (0435) 821236
2 Dinas Kehutanan dan Pertambangan
dan Energi Kabupaten Boalemo
Jl. Nani Wartabone Komplek Stadion Pemuda,
Tilamuta
Tlp : (0443) 2706199, 2702296
3 Dinas Kehutanan dan Peertambangan
dan Energi Kabupaten Gorontalo
Jl. Rajawali No. 295 Limoto
Tlp : (0435) 881096
Fax : (0435) 881111
4 Dinas Kehutanan dan Peertambangan
dan Energi Kabupaten Pohuwato
Komplek Blak Plan Marisa
Tlp/Fax : (0443) 210864
5 Dinas Kehutanan dan Peertambangan
dan Energi Kabupaten Gorontalo Utara
Jl. Nani Wartabone, Suwawa Kab. Bone
Bolango
6 Dinas Kehutanan Koatamadya Bone
Bolango
Trans Sulawesi Desa Pantolo Kec. Kwandang
Tlp : (0438) 38352
7 DinasKelautan, Perikanan, Pertanian
dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Kota Gorontalo
Jl. Brigjen Piola Isa No. 80 Kota Gorontalo



2. UPT Kehutanan Provinsi Sulawesi Tengah
No Nama UPT Alamat
1.

Balai Besar Taman Nasional Lore Lindu Jl. Moh. Yamin No.53 Palu Sulawesi Tengah
Tlp/Fax : (0451) 457623
2.

Balai Taman Nasional Kepulauan
Togean, Ampana
Jl. Raya Poros Uemalingku Kel. Uetanaga Atas
Kec. Ampang Kota, Kab. Tojo Una-una,
Sulawesi Tengah - 94683
Tlp : (0464) 22087
3. Balai KSDA Sulawesi Tengah Jl. Prof. M. Yamin No. 19 Palu 94121
Tlp/Fax : (0451) 481106
4. Balai Pengelolaan DAS Palu Poso Jl. Prof. M. Yamin No. 2A Palu 94113
Tlp : (0451) 422568
Fax : (0451) 422856
508


5. Balai Pemantauan Pemanfaatan Hutan
Produksi (BPPHP) Wilayah XIV Palu
Jl. Prof. M. Yamin (Jalur dua) No. 51 (samping
Kantor TN. Lore Lindu) Palu.
Tlp : (0451) 425177
Fax : (0451) 425088
6. Balai Pemantapan Kawasan Hutan
(BPKH) Wilayah XVI Palu
Jl. Abdul Rahman Saleh No. 18 Palu
Tlp : (0451) 485050
Fax : (0451) 485190

3. LSM
Beberapa LSM yang ada di provinsi Sulawesi Tengah yaitu The Nature Conservancy,
Yayasan Jambata, Storm, Awan Green, Yayasan Karsa, Yayasan Pakurehua, Opant,
FKTNLL, PAM Partisipatif Tondo Ngata, PAM Partisipatif Hondo Wanua, Yayasan Tanah
Merdeka, Yayasan Bantuan Hukum Rakyat, Walhi, AMAN Sulteng, dan Yayasan Merah
Putih.



509


V. POTENSI UNGGULAN PROVINSI

1. Kakao
Jumlah Produksi Perkebunan Rakyat 2009
Sebesar 137.851 Ton, Perkebunan Swasta 2009
sebesar 298 Ton. Produksi Perkebunan Rakyat
Sebesar 143.745 Ton (angka Sementara 2010),
Perkebunan Swasta sebesar 304 Ton (angka
Sementara 2010).



2. Kelapa
Potensi kelapa sangat besar buktinya banyak
perusahaan meubeul mencari kayu kelapa,
demikian juga batok kelapa banyak dicari
untuk arang aktif.
Jumlah Produksi Perkebunan Rakyat 2009
Sebesar 203.806 Ton, Perkebunan Swasta
2009 sebesar 245 Ton. Produksi Perkebunan
Rakyat Sebesar 206.001 Ton (angka sementara
2010), Perkebunan Swasta sebesar 395 Ton (angka Sementara 2010).

3. Peternakan
Pengembangan kawasan peternakan
umumnya berada pada kondisi lingkungan
dengan ketinggian di bawah 1.000 meter,
kelerengan di bawah 1.000 meter dan jenis
tanah dan iklim yang sesuai untuk padang
rumput alamiah. Pemanfaatan kawasan
secara optimal seluas 130.955,5 Ha,
sedangkan Potensial areal peternakan yang
sudah dimanfaatkan seluas 120.955,5 Ha.

4. Perikanan
Pengembangan kawasan areal yang
memiliki kesesuaian karakteristik
perikanan, dengan mempertimbangkan
faktor-faktor kelerengan di bawah 8 persen
dan persediaan air yang cukup dengan
potensi tambak seluas 42.095,15 Ha yang
terolah 11,3 persen, potensi budidaya air
tawar seluas 134.183,3 Ha terolah 5,8
persen, terdiri atas danau seluas 48.458
Ha, rawa seluas 12.275 Ha dan sungai 10.195 Ha.

510




5. Pariwisata
Objek Wisata di Sulawesi tengah merupakan sektor yang masih dapat dikembangkan
lebih baik. Daerah ini memiliki potensi wisata yang beragam, baik wisata alam,
wisata bahari, agrowisata, maupun wisata budaya.
Obyek wisata yang punya peluang untuk dikembangkan lebih maju antara lain obyek
pemandangan alam dengan setting pegunungan, hutan primer/hutan wisata, taman
nasional, batuan megalitik, tempat-tempat yang memiliki latar belakang sejarah,
serta keaneka-ragaman tradisi, seni, dan budaya lokal yang unik dan menarik.

6. Pertambangan
Di wilayah Provinsi Sulawesi Tengah terdapat potensi bahan galian dan mineral yang
cukup berlimpah. Sumberdaya bahan galian dan mineral antara lain bahan galian
golongan A (strategis) yaitu minyak dan gas bumi, batubara dan nikel; bahan galian
golongan B (vital) antara lain emas, molibdenum, chronit, tembaga dan belerang;
dan bahan galian golongan C (bukan strategis dan vital) antara lain sirtukil, granit,
marmer, pasir kuarsa, pasir besi dan lempung

7. Kehutanan
Produksi hasil hutan masih memberikan andil yang cukup signifikan terhadap PDRB
Sulawesi Tengah dengan kontribusi rata-rata sebesar 4,19 persen pertahun. Pada
tahun 2010 jumlah produksi kayu bulat mencapai 18.529,77 m3, Kayu Gergajian
dengan produksi 25.159,19 m3 dan rotan dengan produksi 4.581,43 ton, Damar
dengan produksi 377 ton dan Kayu Rimba Campuran dengan produksi mencapai
11.140,79 m3, serta Limba Pakanagi dengan produksi 204 ton.


VI. FOTO-FOTO PENDUKUNG

You might also like