Warung nasi goreng Pak Topa "Do'a Ibu" di Jombang menghadapi berbagai konflik sejak didirikan pada tahun 2008. Pemiliknya, Pak Topa, telah mengelola konflik-konflik tersebut dengan berbagai strategi. Namun, satu konflik besar yang belum terselesaikan adalah rencana untuk memperluas usaha warung karena kendala konsep, lokasi, dan biaya. Pak Topa terus berusaha meningkatkan kualitas pelayan
Warung nasi goreng Pak Topa "Do'a Ibu" di Jombang menghadapi berbagai konflik sejak didirikan pada tahun 2008. Pemiliknya, Pak Topa, telah mengelola konflik-konflik tersebut dengan berbagai strategi. Namun, satu konflik besar yang belum terselesaikan adalah rencana untuk memperluas usaha warung karena kendala konsep, lokasi, dan biaya. Pak Topa terus berusaha meningkatkan kualitas pelayan
Warung nasi goreng Pak Topa "Do'a Ibu" di Jombang menghadapi berbagai konflik sejak didirikan pada tahun 2008. Pemiliknya, Pak Topa, telah mengelola konflik-konflik tersebut dengan berbagai strategi. Namun, satu konflik besar yang belum terselesaikan adalah rencana untuk memperluas usaha warung karena kendala konsep, lokasi, dan biaya. Pak Topa terus berusaha meningkatkan kualitas pelayan
STRATEGI PENGELOLAAN KONFLIK DI WARUNG NASI GORENG
PAK TOPA DOA IBU JOMBANG
Untuk memenuhi tugas akhir semester mata kuliah Manajemen Stratejik yang dibina oleh Dr. Syihabbudin, S.E., M.Si
oleh Affan Nursalam 100411400944
UNIVERSITAS NEGERI MALANG FAKULTAS EKONOMI JURUSAN MANAJEMEN PRODI S1 PENDIDIKAN TATA NIAGA OFFERING B APRIL 2014
RINGKASAN
Konflik merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga berlaku pada kehidupan perusahaan atau berorganisasi. Dalam perusahaan atau organisasi, manajer atau pimpinan menerapkan suatu sistem yang mengatur seluruh sumber daya yang dimiliki dalam rangka mencapai target jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan atau organisasi. begitu pula pada warung nasi goreng pak Topa Doa Ibu. Warung nasi goreng Pak Topa Doa Ibu adalah sektor bisnis yang bergerak di bidang kuliner. Warung yang berlokasi di Jln. K.H. Mimbar, Sambong Duren, Jombang ini sudah terkenal di wilayah Jombang dan melegenda. Semenjak tahun 2008 yang masiih menggunakan gerobak dorong hingga sekarang yang sudah menjelma menjadi rumah makan, warung pak Topa kini semakin dikenal di luar Jombang. Beragam situasi konflik pun sudah dihadapi oleh Pak Topa, pemilik sekaligus manajer, yang sudah mendirikan usaha ini selama 6 tahun silam. Dengan berbekal kebijaksanaan dan pengalaman serta pengetahuan yang diperolehnya selama 6 tahun ini, beliau semakin terbiasa dengan konflik yang terjadi dan mampu menyikapi semua itu dengan tepat, meski ada satu konflik yang tidak terselesaikan secara tuntas. Untuk usaha warung nasi goreng Pak Topa ini, pak Topa masih belum meningkatkan pemasaran usahanya. Selain itu, segi pelayanan di warung pak Topa masih belum maksimal. Karenanya, pak Topa masih terus berusaha meningkatkan kualitas pelayanannya dan pemasarannya dalam rangka pencapaian target yang lebih tinggi.
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Konflik merupakan sesuatu yang tidak bisa dihindari dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini juga berlaku pada kehidupan perusahaan atau berorganisasi. Dalam perusahaan atau organisasi, manajer atau pimpinan menerapkan suatu sistem yang mengatur seluruh sumber daya yang dimiliki dalam rangka mencapai target jangka pendek maupun jangka panjang perusahaan atau organisasi. Dahulu konflik dianggap sebagai sesuatu yang negatif dan tidak wajar sehingga harus dihindari. Namun, seiring perkembangan dan perubahan dalam bidang manajemen, konflik merupakan sesuatu yang dianggap wajar dalam berorganisasi atau perusahaan. Konflik yang terjadi di dalam organisasi atau perusahaan harus segera dikelola dan diselesaikan dengan cepat dan tepat agar tidak mengganggu implementasi dalam rangka pencapaian target dan hasil yang diinginkan. Karena, konflik kecil yang tidak segera dikelola akan membuat konflik tersebut bersifat destruktif. Artinya, konflik tersebut dapat merusak perencanaan dan tidak tercapainya target yang diinginkan. Di sinilah pentingnya seorang manajer atau pimpinan untuk memiliki kemampuan mengelola konflik dengan baik. Seorang manajer atau pimpinan bisa menggunakan pedekatan pemanfaatan konflik yang terjadi dengan strategi pengelolaan yang tepat sehingga aspek-aspek yang membahayakan dalam konflik bisa dihindari dan ditekan seminimal mungkin, sementara aspek-aspek yang menguntungkan dapat dikembangkan semaksimal mungkin untuk membuat perubahan yang lebih baik dan membantu mencapai target. Begitu pula yang terjadi di Warung Nasi Goreng Pak Topa Doa Ibu, Jombang. Salah satu legenda kuliner di Jombang ini pun tak luput dari konflik. Ketika berbincang-bincang dengan pemiliknya, pak Topa, cukup banyak konflik yang terjadi pada warung pak Topa. Ada yang masih belum terselesaikan, seperti masalah dengan pedagang lain karena lokasi berjualan. Sebagian besar sudah terselasaikan karena konflik yang terjadi tergolong dalam konflik individu (contohnya pegawai pak Topa yang bermasalah) dan antar individu (seorang pelanggan pernah memaki pak Topa karena pelayanan yang tidak adil oleh pegawainya). Untuk konflik terbesar yang masih menjadi kendala menurut pak Topa adalah beliau ingin memperbesar warung nasinya. Namun, beliau masih terkendala konsep, lokasi baru yang strategis dan biaya.
B. Tujuan 1. Untuk mengetahui konflik yang terjadi di warung nasi goreng pak Topa Doa Ibu. 2. Untuk mengetahui sumber-sumber munculnya konflik. 3. Untuk mengetahui strategi pengelolaan konflik yang baik dan tepat atas konflik yang terjadi. 4. Untuk mengetahui hasil yang diperoleh atas penerapan strategi pengelolaan konflik. 5. Untuk mengevaluasi hasil yang diperoleh atas penyelesaian konflik.
BAB 2 KAJIAN TEORI A. Konflik Konflik diartikan adanya oposisi atau pertentangan pendapat antara orang- orang, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi (Winardi, 2007: 1). Kolman dkk dalam Soetopo dan Supriyanto (2003: 168) berpendapat, konflik adalah suatu keadaan di dalamnya terdapat kecekcokan maksud antara nilai atau tujuan berpacu menuju tujuan dengan cara yang tidak atau kelihatannya kurang sejalan sehingga yang satu berhasil sementara yang lainnya tidak. Apabila orang- orang bekerja sama erat satu sama lain dan khususnya dalam rangka upaya mengejar sasaran umum, maka cukup beralasan untuk mengasumsikan bahwa dengan berlangsungnya waktu yang cukup lama pasti akan timbul perbedaan pendapat antara mereka. Dari sinilah konflik berawal. Ada yang berskala kecil (individu) dan besar (organisasi). Para manajer banyak mencurahkan waktu mereka dalam hal menghadapi situasi konflik yang timbul dalam organisasi mereka. Hanya berlandaskan tuntutan waktu itu saja, maka upaya untuk mengembangkan keterampilan manajemen konflik sangatlah penting. Ada 4 jenis konflik yang perlu diketahui seorang manajer agar dapat mengambil strategi untuk mengelolanya yaitu: 1. Konflik di dalam individu sendiri Di antara konflik yang lebih mencemaskan secara potensial adalah konflik yang melibatkan sang individu sendiri. Konflik dapat muncul karena kelebihan beban peranan (role overload) dan ketidakmampuan peranan orang yang bersangkutan (person role incompatible). 2. Konflik antar individu atau pribadi Konflik antar pribadi terjadi antara dua orang individu atau lebih yang bersifat substansial atau emosinal. Setiap orang pernah mempunyai pengalaman dengan konflik antar pribadi dan konflik bentuk ini merupakan bentuk utama konflik yang dihadapi oleh para manajer. 3. Konflik antar kelompok Situasi konflik lain muncul di dalam organisasi sebagai suatu jaringan kerja kelompok yang saling mengait. Konflik antara kelompok merupakan hal yang lazim terjadi pada organisasi. Ia dapat menyebabkan upaya koordinasi dan integrasi menjadi sulit dilaksanakan. 4. Konflik antar organisasi Pada umumnya konflik dipandang dari sudut persaingan yang mencirikan perusahaan swasta. Tetapi, konflik antar organisasi merupakan konflik yang lebih luas. Konflik yang sering timbul antar organisasi melibatkan individu yang mewakili organisasi secara keseluruhan bukan sub unit internal atau kelompok tertentu.
B. Manajemen Konflik Manajemen konflik merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar dalam suatu konflik. Manajemen konflik termasuk pada suatu pendekatan yang berorientasi pada proses yang mengarahkan pada bentuk komunikasi (termasuk tingkah laku) dari pelaku maupun pihak luar dan bagaimana mereka mempengaruhi kepentingan (interest) dan interpretasi. Bagi pihak luar (di luar yang berkonflik) sebagai pihak ketiga, yang diperlukannya adalah informasi yang akurat tentang situasi konflik. Hal ini karena komunikasi efektif di antara pelaku dapat terjadi jika ada kepercayaan terhadap pihak ketiga. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengelola konflik, yakni: 1. Ciptakan sistem dan pelaksanaan komunikasi yang efektif. 2. Cegahlah konflik yang destruktif sebelum terjadi. 3. Tetapkan peraturan dan prosedur yang baku terutama yang menyangkut hak karyawan. 4. Atasan mempunyai peranan penting dalam menyelesaikan konflik yang muncul. 5. Ciptakanlah iklim dan suasana kerja yang harmonis. 6. Bentuklah team work dan kerja-sama yang baik antar kelompok/ unit kerja. 7. Semua pihak hendaknya sadar bahwa semua unit/eselon merupakan mata rantai organisasi yang saling mendukung, jangan ada yang merasa paling hebat. 8. Bina dan kembangkan rasa solidaritas, toleransi, dan saling pengertian antar unit/departemen/ eselon.
BAB 3 KONDISI EMPIRIS DAN PEMBAHASAN
A. Profil dan Gambaran Umum Warung Nasi Goreng Pak Topa Doa Ibu Warung nasi goreng Pak Topa Doa Ibu adalah sektor bisnis yang bergerak di bidang kuliner. Warung yang berlokasi di Jln. K.H. Mimbar, Sambong Duren, Jombang ini telah melegenda sejak tahun 2010. Awalnya warung ini didirikan pada tahun 2008 dengan sangat sederhana. Hanya terpal sebagai atap dan baliho sebagai hijabnya. Semenjak tahun 2009, pak Topa mencoba berinovasi karena beliau merasa nasi gorengnya masih biasa saja. Akhirnya beliau berinisiatif untuk menambahkan rasa pedas pada nasi gorengnya sekaligus beliau membuat menu baru yakni mie goreng, mie kuah, nasi mawut, cap cay dan krengsengan. Hal ini sebenarnya berawal dari kesukaan beliau sendiri terhadap pedas dan beliau juga keturunan Madura. Pada tahun 2008 2010, beliau bekerja dibantu salah seorang anaknya. Sejak 2010 hingga sekarang, beliau sudah mempekerjakan 5 orang karyawan dan mempercantik penampilan warungnya, meskipun belum begitu besar karena terkendala luas lokasi berjualan. Uniknya, rasa pedas pada menu masakan di warung pak Topa bisa disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Mulai dari 1 centong hingga 24 centong sambal. Rekor yang terpecahkan di warung pak Topa ini ada pada menu 1 porsi mie kuahnya dengan 24 centong sambal yang dipecahkan oleh salah seorang santri Ponpes Tebuireng, karena selesai makan besoknya masuk rumah sakit dengan biaya 10 juta, canda beliau. Banyak pelanggan dan para pecinta kulier terus berdatangan untuk menciptakan rekor pedas mereka. Selain rasa pedasnya, pak Topa menggunakan 100% bumbu dampur asli tanpa penyedap seperti tukang nasi goreng keliling pada umumnya.
B. Konflik yang Terjadi dan Sumber Konfliknya 1. Konflik dalam individu Di awal berdirinya warung nasi goreng ini, pak Topa mengalami masalah dalam keluarga, yakni salah satu anggota keluarganya ada yang mengalami sakit parah sehingga beliau terpaksa berjualan sendirian pada tahun 2009 pertengahan 2010. Alahmdulillah kemudian salah satu anggota keluarganya yang sakit sembuh setelah dibawa dan dirawat di rumah sakit dengan biaya dari salah seorang kenalan pak Topa yang dengan sukarela membantu. Di akhir tahun 2010, pak Topa berinisiatif untuk memperbesar tempat usahanya. Kemudian, dengan mempekerjakan 3 orang karyawan untuk mengelola tempat usahanya, mulailah pak Topa memanajemen usahanya. 3 orang karyawan yang dipekerjakan diposisikan pada koki 1 orang, 2 orang di bagian pelayanan dan 1 orang merangkap di bagian keuangan. Untuk bagian pemasaran, pak Topa dari tahun 2010 hingga sekarang masih mempercayakannya pada konsumen alias dari mulut ke mulut. Konflik bermula pada bagian keuangan. Orang yang dipekerjakan ini tidak mau diposisikan di bagian pelayanan karena merasa gengsi. Pada akhirnya, seteleh berbicara empat mata dengan pak Topa dan mempertimbangkannya dengan matang, pak Topa memutuskan untuk menerapkan sistem rotasi posisi. Orang tadi tidak menyetujui dan akhirnya memutuskan untuk berhenti, meskipun pak Topa sudah menjelaskan, memberi pengertian dan mengajaknya kembali. Setelah itu, pak Topa memutuskan untuk membekali setiap karyawannya skill memasak nasi goreng ala beliau ini dan tetap menerapkan sistem rotasi agar tidak menimbulkan kesenjangan. Selain itu, kualitas pelayanan di warung pak Topa masih sangat standar sehingga banyak komplain datang dari pelanggan-pelanggan setianya terutama dari pemesanan. 2. Konflik antar individu Konflik pernah terjadi antara Adi dan Andi, dua orang karyawan di bagian memasak. Meskipun sumber munculnya konflik berawal dari luar, setelah didudukkan bersama oleh pak Topa, konflik ini tidak kunjung reda dan berakibat pada persaingan yang tidak sehat. Hal ini juga mempengaruhi hasil masakan keduanya sehingga selama 3 bulan jumlah pelanggan yang datang menurun. Akhirnya pak Topa dan kedua orang ini duduk kembali untuk membicarakan masalah yang sedang mereka hadapi. Setelah proses diskusi dan lobbying dari kedua pihak dengan mediator pak Topa, keduanya bersepakat untuk menyelesaikan masalah mereka sendiri dan tidak akan membawa permasalahan ini ke tempat kerja. 3. Konflik antar kelompok Berdasarkan keterangan pak Topa, konflik pernah terjadi antara sebagian Paguyuban Pedagang Hayam Wuruk dengan Paguyuban Sambong Duren. Konflik ini terjadi di tahun pertengahan 2011 setelah usai mengadakan pertemuan dengan seluruh Paguyuban Pedagang Jombang. Konflik ini sebenarnya hanya masalah pandangan antara sebagian anggota Paguyuban Hayam Wuruk dengan pak Topa dan kawan-kawan Paguyuban Sambong Duren. Namun, konflik ini dengan cepat dapat diatasi karena konflik yang terjadi belum meluas. 4. Konflik antar organisasi Konflik ini terjadi antara warung pak Topa dengan warung pak Samad yang sama-sama berjualan nasi goreng. Pernah suatu kali, salah seorang karyawan pak Samad dengan sengaja mencelakai salah seorang karyawan pak Topa di warung pak Topa saat dia sedang memasak. Awalnya, pak Topa tidak terlalu menganggap insiden tersebut dan berbaik sangka itu hanya kecelakaan saja. Namun, semakin lama tidak hanya kecelakaan- kecelakaan seperti itu saja yang terjadi. Bahkan pak Samad dan salah seorang karyawannya menyebarkan kabar tak baik terhadap warung pak Topa. Kemudian, pak Topa dan karyawannya sepakat untuk melakukan pertemuan dengan pak Samad dan karyawannya melalui pihak ketiga. Akhirnya setelah didudukkan bersama, akar permasalahnnya sudah jelas yakni pak Samad dan karyawannya tidak suka dengan kesuksesan pak Topa dan salah seorang karyawan pak Samad ternyata adalah mantan karyawan pak Topa yang masih tidak terima dengan keputusan Topa dulu. Namun, permasalahan ini sudah diselesaikan dan selang 2 minggu kemudian, pak Samad memindahkan lokasi warungnya di tempat lain. C. Strategi Pengelolaan Konflik Strategi pengelolaan konflik yang ditempuh oleh pak Topa kebanyakan cenderung menggunakan akomodasi (soothing). Hal ini ditunjukkan dengan perhatian beliau yang tinggi terhadap penyelesaian masalah yang terjadi pada karyawannya, antar karyawannya dan antar organisasi. Namun, pada konflik antar organisasi, pak Topa menggunakan paksaan (forcing). Hal ini dikarenakan bargaining position pak Topa lebih tinggi dari pak Samad karena pengalaman dan senioritas beliau. Hal ini dilakukan pak Topa karena jika tidak dipaksa, perilaku beliau dan karyawannya akan semakin berani dan hal ini juga akan berdampak pada produksi dan nama baik warung pak Topa.
D. Hasil yang Diperoleh Belajar dari konflik yang terjadi pada internal usaha, pak Topa mulai terus melakukan evaluasi terhadap manajemennya dan utamanya dari segi pelayanan yang masih kurang. Pak Topa terus melakukan pembenahan pada internal usahanya terutama para karyawannya dan berusaha meningkatkan pelayanan warungnya. Selain itu, pak Topa juga mulai menjalin komunikasi dengan tempat- tempat usahan di sekitarnya terutama pada tempat usaha yang sejenis dengan beliau, yakni warung nasi goreng. Karena beliau tidak ingin mengalami hal yang sama seperti yang terjadi antara beliau dengan pak Samad dulu.
E. Evaluasi Evaluasi terhadap keseluruhan konflik dan pemlihan strategi yang dilakukan pak Topa, menurut saya sudah cukup baik dan tepat. Meskipun ada yang belum terselesaikan dengan tuntas seperti salah seorang karyawannya yang memutuskan untuk keluar karena tidak mau menerima sistem yang diterapkan di warung pak Topa. Dikatakan konflik ini belum selesai karena mantan karyawannya dulu masih menyimpan masalah terhadap pak Topa dan melampiaskannya dengan kompetisi yang tidak.
BAB 4 PENUTUP
A. Kesimpulan Warung nasi goreng pak Topa Doa Ibu sudah menghadapi berbagai situasi konflik yakni konflik dalam individu, antar individu, antar kelompok dan antar organisasi. Dalam mengatasi konflik-konflik yang terjadi, pak Topa menggunakan stategi akomodasi (smoothing) dan paksaan (forcing). Dari beragam situasi konflik yang dihadapi dan pemilihan strategi yang diterapkan pak Topa, hal ini semakin membawa perkembangan untuk kemampuan manajerial pak Topa dan karyawannya serta untuk kemajuan usahanya.
B. Saran Dalam memilih stategi pengelolaan konflik, pak Topa cenderung menggunakan akomodasi (smoothing). Hal ini sudah cukup baik karena dapat menguatkan ikatan dengan karyawannya sehingga secara otomatis karyawannya akan meningkatkan prduktivitasnya. Namun, alangkah lebih bijak bila pak Topa tidak selalu menggunakan akomodasi untuk mengelola konflik internal yang terjadi. Karena sebagai seorang manajer, pak Topa harus bisa melihat situasi dan sumber munculnya konflik yang terjadi. Dan juga perlu ditingkatkan pula pemasarannya agar usaha ini bisa lebih berkembang nantinya.
DAFTAR PUSTAKA
Pearce, Robinson. 2008. Strategic Manajemen, Manajemen Strategis: Formulasi, Implementasi dan Pengendalian. Jakarta: Salemba Empat. Presentasi, Raja. Manajemen Konflik: Cara Mengelola Konflik secara Efektif, (Online), (http://rajapresentasi.com/2009/05/manajemen-konflik-cara- mengelola-konflik-secara-efektif/#sthash.Lzg3R1no.dpuf) diakses 01 Mei 2014. Nopan. 2013. Adu Nasi Goreng Pedas: Nasi Goreng Jancuk vs Nasi Goreng Pak Tofa, (Online), (http://nopanngluyur.wordpress.com/2013/01/28/adu-nasi-goreng- pedas-nasi-goreng-jancuk-vs-nasi-goreng-pak-tofa/), diakses 30 April 2014.
Manajemen konflik dalam 4 langkah: Metode, strategi, teknik-teknik penting, dan pendekatan operasional untuk mengelola dan menyelesaikan situasi konflik