You are on page 1of 9

EMERGENCY NURSING

RESUME

Factors influencing the implementation of the guideline Triage in
emergency departments: a qualitative study













OLEH:


FIQIH ANDRIAN I 115070201131013
PSIK K3LN 2011




JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014


Factors influencing the implementation of the guideline Triage in
emergency departments: a qualitative study
(Faktor factor yang mempengaruhi implementasi pedoman Tiage di departemen
emergensi : penelitian qualitative)
A. Topik
Penelitian ini membahas mengenai factor factor apa saja yang dapat
mempengaruhi implementasi dari Triage di departemen emergensi, di Belanda.
B. Latar Belakang Masalah
Penyebaran pedoman tidak selalu menjamin implementasi dari pedoman tersebut.
Pada tahun 2004 pedoman Triage di departemen emergensi disebarkan di rumah
sakit Belanda. Revisi pedoman dijadwalkan pada tahun 2008. Sebelum direvisi,
factor factor yang mempengaruhi implementasi dari pedoman (2004) telah
dipelajari dan menjadi implementasi dari pedoman yang direvisi.
Hasil menunjukkan bahwa lebih dari 30% dari semua departemen emergensi di
Belanda tidak melakukan Triage. Selanjutnya, departemen emergensi ketaatannya
kurang dari 65% dari pedoman yang direkomendasikan, dengan selisih 2 78%
(janssen et al. 2011)
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengidentifikasi factor factor yang mempengaruhi implementasi dari
pedoman Triage di departemen emergensi di rumah sakit Belanda
Mengembangkan strategi implementasi dari pedoman.
D. Metode
Penyelidikan penelitian ini menggunakan desain qualitative, yang termasuk :
memberikan questioner pada semua departemen emergensi di Belanda (n = 108),
empat kelompok focus yg diinterview termasuk perawat dan manager ruangan dan
interview lebih mendalam dengan manager ruangan dan dokter.
Desain penelitian dan setting
Penelitian ini menggunakan desain descriptive dengan unsure qualitative dan
quantitative. Awalnya, untuk mendapatkan wawasan dari factor factor yang
mempengaruhi implementasi pedoman Triage di departemen emergensi (2004)
didapatkan dari pengalaman perawat, manager ruangan dan dokter yang bekerja di
departemen emergensi di Belanda. Selanjutnya, untuk memperkuat strategi dan
kegiatan implementasi menjadi factor yang tersembunyi dari implementasi pedoman.


Pengumpulan Data
Questioner
Pada tahun 2007, questioner diberikan pada tiap departemen emergensi di
Belanda (n = 108). Semua manager ruangan diminta untuk mengisi questioner
dan memilih satu perawat dan satu dokter untuk mengisi questioner tersebut.
Questioner berisi pertanyaan yang direkomendasikan dari pedoman. Pertanyaan
menggunakan pertanyaan tertutup (jawaban ya atau tidak) atau pertanyaan
dengan jawaban selalu, kadang-kadang, umumnya, jarang, sering,
selalu. Jika departemen emergensi menjawab bahwa mereka tidak memiliki
rekomendendasi spesifik, pertanyaan follow-up ditanyakan seperti kenapa
tidak?. Untuk penelitian ini hanya data dari pertanyaan :kenapa tidak? yang
digunakan, pertanyaan seperti ini yang mengeluarkan factor-faktor spesifik yang
mempengaruhi pengertian triage. Contohnya : mengapa pasien yang tiba di
departemen emergensi tidak diperiksa oleh perawat dalam waktu lima menit,
sebagai pedoman rekomendasi?
Kelompok Fokus
Pada penjumlahan questioner, kelompok focus diorganisasikan, untuk menutup
jarak yang lebih luas dari factor factor yang mempengaruhi questioner. Dengan
melakukan focus kelompok peneliti dapat bekerja lebih dalam. Untuk partisipan
tambahan dari kelompok focus, dua pendekatan digunakan. Yang pertama, pada
Maret 2007, anggota dari Dutch Society of Emergency & Accident Nurses
(NVSHV) yang mendekati pusat (n=200). Anggota ini secara acak dipilih dari
pengiriman file dari NVSHV yang terdiri dari perawat perawat yang bekerja di
departemen emergensi dan ditanya untuk berpartisipasi. Kedua, manager
ruangan yang menyatakan bahwa departemen emergensinya menggunakan
system Triage Manchester (MTS) atau index severity keadaan darurat (ESI)
(n=48) yang diundang untuk berpartisipasi dan juga menanyakan indikasi perawat
pada departemennya yang akan ikut berpartisipasi.
Interview mendalam
Tidak ada dokter yang berpartisipasi dalam kelompok focus, dikarenakan mereka
sulit menghadiri interview. Dokter dokter yang diinterview didapatkan dari rumah
sakit yang sama dan bekerja sebagai manajer ruangan. Hal ini memastikan
bahwa mereka mewakili semua profesi yang berurusan dengan Triage. Interview
ini dilakukan pada bulan July September 2007.
Kriteria Inklusi
Semua departemen emergensi (populasi sampel penuh) di Belanda menerima
questioner ini. Sebagai partisipan dari kelompok focus dan kriteria inklusi dari
interview adalah : partisipan bekerja di departemen emergensi yang menggunakan
triage MTS atau ESI, perawat yang berpartisipasi dapat mempraktekkan triage,
partisipan yang bekerja di rumah sakit tipe lain (rumah sakit universitas, rumah sakit
pendidikan dan rumah sakit non-pendidikan) dan di rumah sakit yang tersebar di
Belanda. Kriteria inklusi spesifik untuk di interview adalah yang manager ruangannya
tidak siap untuk berpartisipasi dalam kelompok focus.
Prosedur
Selama interview, partisipan menyebutkan factor factor yang mempengaruhi
implementasi triage yang dituliskan dalam flipchart, kemudian mereka diminta untuk
memilih tiga factor yang paling mempengaruhi. Interview dilaksanakan selama 30
60 menit.
E. Hasil
Bermacam macam factor dari individu, hubungan social dan tingkat organisasi
diidentifikasikan sebagai factor yang mempengaruhi implementasi dari pedoman
versi 2004, yaitu : tingkat pengetahuan, kepandaian dan wawasan, pilihan kerja,
motivasi dan/atau komitmen, dukungan, informasi dokter, persiapan kerja dan
rencana untuk implementasi, deskripsi tugas dan kemampuan respon, beban kerja
dan sumbernya. Manager ruangan, perawat dan dokter menyebutkan beberapa
factor yang berbeda.
Sebagai konsekwensinya, strategi implementasi dan aktivitas yang berhubungan
dengan pendidikan, pemeliharaan perubahan, motivasi dan persetujuan
pembangunan, informasi, organisasi dan fasilitasi telah diusulkan.
Sebanyak 81 dari 108 (75%) departemen emergensi mengembalikan questioner.
Dari 81 departemen emergensi, 59% menggunakan MTS (n=42) atau ESI (n=6).
Totalnya, kepala ruangan menjumlahkan ada 12 faktor yang mempengaruhi, perawat
menyebutkan 15 faktor, dan dokter menyebutkan 4 faktor utama. Alasan praktis
tersusun berbeda, satu kelompok focus hanya terdiri dari perawat (n=7), satu
kelompok terdiri dari manager ruangan (n=3) and dua kelompok campuran terdiri dari
perawat (n=11) seperti manager ruangan (n=4). Interview yang dilakukan dengan
tiga manajer ruangan dan tiga dokter. Pengalaman perawat, manajer ruangan dan
dokter berbeda beda dan hampir sama dalam factor yang mempengaruhi
implementasi pedoman triage.
Table 1 menunjukkan semua factor yang ada dalam questioner, kelompok focus dan
interview.

Persepsi perawat terhadap factor yang mempengaruhi implementasi Triage
Pada kelompok focus, sumber penghasilan dan beban kerja juga disebutkan sebagai
factor yang mempengaruhi, tapi tidak terlalu penting. Factor kunci yang disebutkan
perawat berhubungan dengan kontek social (ketahanan untuk melakukan triage
diantara teman sejawat dan bagaimana sulitnya mengatasi ketahanan tersebut).
Kunci faktpr kedua adalah komitmen untuk melakukan triage diantara perawat dan
dokter. Jika perawat setuju untuk melakukan triage dan dokter tidak mengikuti
persetujuan yang berhubungan dengan waktu target (melihat pasien dalam keadaan
darurat pada jadwal spesifik) hal ini mengecilkan hari perawat untuk melakukan
triage.
Persepsi manager ruangan terhadap factor yang mempengaruhi implementasi
pedoman Triage
Pada questioner, factor utama yang disebutkan oleh manajer ruangan adalah :
beban kerja, kekurangan jumlah anggota dan ketiadaan ruangan triage. Factor
penting lainnya yang disebutkan oleh manajer ruangan selama kelompok focus dan
interview berhubungan dengan kontek social, khususnya budaya yang ada pada
departemen emergensi. Pada tingkat organisasi, manajer ruangan mengatakan hasil
feedback adalah penting.
Persepsi dokter terhadap factor yang mempengaruhi implementasi pedoman Triage
Pada questioner, dokter menyebutkan beban kerja sebagai factor penting yang
mempengaruhi penggunaan triage. Interview menunjukkan dokter memiliki perspektif
berbeda pada factor factor yang mempengaruhinya. Menurut mereka, factor
penting adalah keberadaan dokter di ruangan.
Menurut tiga dokter partisipan, organisasi pertemuan spesifik untuk dokter pada
triage adalah factor positif, meskipun terdapat beberapa hal yang mempengaruhi
kehadiran pertemuan tersebut. Hanya beberapa dokter yang berkumpul dengan
pertemuan ini, banyak dari mereka tidak mendapat informasi.
Satu dokter menyebutkan sebenarnya penting untuk memberikan umpan balik, hal ini
juga mengecilkan hati dokter seperti yang dirasakan perawat yang melakukan triage.
Strategi Implementasi
Factor factor yang mempengaruhi implementasi dapat dikategorikan yaitu :
pengetahuan, wawasan dan ketrampilan, rutinitas sehari hari, motivasi dan / atau
komitmen, dukungan, memberi tahu dokter, persiapan kerja dan pengaturannya
untuk implementasi, deskripsi tugas dan responnya, beban kerja, dan keberadaan
tenaga kerja.
Setelah itu, factor factor tersebut dihubungkan dengan strategi implementasi :
strategi pendidikan, strategi perubahan, strategi motivasi dan stretegi persetujuan,
strategi informasi, dan strategi fasilitas.
Selama interview, aktifitas didiskusikan untuk memecahkan rintangan ini. Aktifitas ini
diletakkan dibawah strategi perbedaan.
Table 2 menunjukkan factor factor yang mempengaruhi yang berhubungan
dengan perbedaan strategi dan aktifitas yang disarankan, berdasar dari ide
responden.

Diskusi
Factor factor yang mempengaruhi
Bermacam macam berbedaan ditemukan pada persepsi profesi terhadap
factor yang mempengaruhi. Banyak factor yang disebutkan oleh perawat juga
disebutkan oleh manajer ruangan. Beberapa factor tersebut juga disebutkan oleh
dokter. Meskipun dapat saling melengkapi, hubungan faktur factor tersubut
dapat berbeda. Contohnya, perawat menyebutkan tidak melakukan triage pada
waktu sibuk. Manager ruangan menyebutkan waktu sibuk sebagai factor yang
mempengaruhi, tetapi mereka tidak menemukan secara signifikan factor ini
untuk tidak dilakukannya triage. Kebalikannya, mereka menyatakan, khususnya
diwaktu sibuk triage ini penting dan harus dilakukan. Satu dokter menyebutkan
waktu sibuk juga. Meskipun dokter memiliki opini, ketika keputusan dibuat untuk
melakukan triage, perawat harus melanjutkan untuk melakukan triage, meski
keadaan mereka sibuk atau tidak.
Factor kurangnya jumlah anggota disebutkan oleh semua profesi. Meskipun ini
sebagai halangan untuk implementasi triage, sulit untuk menanganinya. Alasaan
yang diberikan oleh departemen emergensi adalah tergantung dari manajemen
rumah sakit jika mereka ingin memperkerjakan lebih banyak perawat. Mengenai
kesulitan ini, manajer ruangan terkesan lebih enggan daripada perawat. Perawat
menyebutkan mereka tidak akan melakukan triage jika tidak ada tambahan
perawat yang diperkerjakan. Manajer ruangan seharusnya lebih kreatif dalam
menjalankan triage.
Factor factor yang mempengaruhi ditemukan pada semua kategori (inovasi,
individu, konteks social, dan organisasi).
Strategi Implementasi
Wawasan mengenai factor yang mempengaruhi implementasi mendukung
strategi pengembangan implementasi yang dapat digunakan untuk
mempertimbangkan revisi pedoman (2008). Meskipun, penelitian ini menguji
implementasi dari pedoman Triage di departemen emergensi, ini dapat dipakai
sebagai contoh untuk pedoman lainnya.
Penting untuk dipertimbangkan bahwa pengembangan strategi berdasar pada
factor pengalaman oleh departemen emergensi yang memakai implementasi
dari pedoman 2004. Strategi ini dapat digunakan selama implementasi dari revisi
pedoman.
F. Kekurangan dan Kelebihan Jurnal
Penelitian ini memiliki beberapa kekurangan, seperti :
Pengumpulan data diambil dari orang-orang yang bekerja di departemen
emergensi yang menggunakan implementasi triage (MTS atau ESI) yang
membuat peneliti menarik menjadi factor yang mempengaruhi proses
implementasi. Penelitian ini tidak menjabarkan alasan yang jelas mengapa
departemen tidak memiliki pedoman triage.
Hanya responden yang memiliki arah positif terhadap triage adaalah :
manajer ruangan menandai satu perawat dan satu dokter di setiap
departemen emergensi yang mengisi questioner dan setiap partisipan pada
kelompok focus dan interview sifatnya sukarela.
Kemungkinan, penelitian ini member sedikit wawasan dalam opini atau
pengalaman dari orang orang yang bekerja di departemen emergensi
dimana implementasi triage dilaksanakan dan orang orang yang tidak
berpikir positif terhadap triage.
Oleh karena itu, peneliti menyarankan inovasi implementasi, persiapan eksplorasi
dari hambatan harus diketahui. Selanjutnya, tidak ada penelitian yang dipakai untuk
menguji apakah efektif dan efisien. Penelitian ini, tidak menjelaskan secara langsung
keefektifan dan keefisienan aktifitas ini, jadi penelitian ini memerlukan informasi
mengenai keefektifan dan keefisienan dari aktifitas ini.
G. Hubungan dengan Praktek Klinis
Implementasi dari pedoman ini diperlukan untuk meningkatkan kualitas perawatan di rumah
sakit khususnya di departemen emergensi

You might also like