Merupakan persenyawaan hidrokarbon C10 - C14 dengan trayek didih 177 C 288 C
Hydrokarbon berupa senyawa parafin (terbanyak), naften dan sedikit aromat, ada juga didalamnya senyawa-senyawa impurities dalam jumlah kecil serta additive.
Sifat-sifat hidrokarbon Sangat tinggi Sedang Sangat endah / sangat baik / sangat jelek
MACAM-MACAM ADITIF DALAM AVTUR Antioksidan ( Antioxidant ) Ketidak aktifan Logam ( Metal Deactivator Additive ) Daya hantar listrik ( Electrical Conductivity Additive ) Deteksi Kebocoran ( Leak Detection Additive ) Pencegan Pembentukan Es Sistem Bahan Bakar ( Fuel System Icing Inhibitor ) Anti Korosi ( Corrosion Inhibitor ) Anti Asap ( Anti Smoke ) Biosida ( Biocide Additive )
Diperoleh dari proses : Distilasi atmosferik yang dilanjutkan dengan proses treating, yaitu : Merox treating Hidrocracking
Merox treating untuk menurunkan kandungan sulfur terutama merkaptan Klasifikasi avtur ( freezing point, RVP dan flash point ) Kerosene type Jenis Flash point Freezing point Komersial AVTUR/JET A-1 min 38 C (100 F) max - 47 C JET A min 38 C (100 F) max - 40 C Militer AVCAT/JP-5 min 60 C (140 F) max - 46 C JP-8 min 38 C (100 F) max - 47 C
Wide cut gasoline type Jenis RVP Freezing point Komersial JET B 2 3 PSI max - 50 C Militer AVTAG/JP-4 2 3 PSI max - 58 C
BB JET KHUSUS UNTUK U.S MIL Jenis Flash point Freezing point JP-9 min 16 C (60 F) max - 54 C JP-10 min 55 C (131 F) max - 79 C
SPESIFIKASI AVTUR PERATURAN DIR JEN MIGAS NO. 106 K/72/DJM 2001 SESUAI DGN DEF STAN 91-91 / ISSUE 3 ( DERD 2494) SESUAI DGN ASTM D 1655 NATO F 35 ( NORTH ATLANTIC TREATY ORGANISATION )
Sebagai bahan bakar pesawat harus memenuhi persyaratan :
Kenampakan warna avtur secara visual tampak jernih, terang, bebas partikel padatan dan air tidak terlarut pada suhu kamar.
Spesifikasi Appearance : Clear, bright and visually free from solid matter and undissolved water at normal ambient temperature.
Syarat Komposisi kimia (Composition)
Jumlah senyawa aromatik, olefin, sulfur, mercaptan sulfur dan kadar hidrogen dalam avtur dibatasi keberadaannya Pembatasan ini berkaitan dengan : mutu bahan bakar, stabilitas pada penyimpanan dan pemakaian, serta sifat korosifitasnya.
Syarat komposisi kimia dilakukan melalui uji :
Acidity total, ASTM D-3242 Aromatik, ASTM D-1319 Olefin, ASTM D-1319 / IP 156 Total sulphur, ASTM D-1266 Mercaptan sulphur, ASTM D-3227 Doctor Test, ASTM D-484 / IP 30 Hidrogen Content, ASTM D-3701
Acidity Total
Asam dalam avtur biasanya adalah asam naftenat yang berasal dari crude oil, bisa korosif terhadap logam aluminium dan magnesium serta zinc dengan adanya air. Senyawa naftenat merupakan surfactant yang tidak dikehendaki keberadaannya didalam avtur karena mengakibatkan mudah larutnya air didalam avtur sehingga susah dipisahkan. Senyawa surfactant ini hanya dapat dihilangkan dengan saringan tanah liat (clay filter) Spesifikasi : max. 0,1 mg KOH/gr Ringkasan Methode Acidity total, ASTM D-3242
Sejumlah berat contoh diencerkan dengan titration solvent ( Toluene + Isopropil alkohol + Air ). Sambil dialiri gas nitrogen, dititrasi dengan KOH Alkoholik memakai indikator p-Naphth benzein. Berakhirnya titrasi akan ditunjukkan dengan perubahan warna dari orange menjadi warna hijau.
Perhitungan : Total Acid Number, mg KOH/gr :
( A B ) N x 56,1
W Dimana : A : ml KOH alkoholik untuk titrasi contoh B : ml KOH alkoholik untuk titrasi blanko C : Normalitas KOH alkoholik W : berat contoh ( gram )
Aromatik
Ukuran kualitas pembakaran bahan bakar Kandungan aromat tinggi bahan bakar berasap. Smoke point tinggi kecenderungan bahan bakar berasap rendah. Pembakaran bahan bakar dengan aromat tinggi berasap dan membentuk deposit karbon dan merusak selang pada sistem bahan bakar.
Spesifikasi : max. 25 % vol. Senyawa Aromat. Khususnya : naftalene Mempunyai nilai kalori per satuan volume yang tinggi , tetapi nilai kalori per satuan beratnya rendah, memberi asap dan endapan karbon yang banyak. Bahkan senyawa naftalen didalam pembakaran memberikan radiasi panas yang tinggi sehingga apabila jumlahnya berlebihan dapat menimbulkan efek negatif yang bisa menurunkan umur linear pada combustion chamber.
Ringkasan Metodha Aromatik, ASTM D-1319
0,75 mL Contoh diinjeksikan kedalam kolom adsorbsi yang berisi Activated Silica ukuran 200 mesh dan Fluorescent. Kemudian diinjeksi Iso Propil-Alkohol dan udara yang bertekanan 10 15 psi, dimana aromatik, olefin, saturated ( parafin + napthene )akan terpisah karena masing-masing mempunyai afinitas adsorbsi yang berbeda. Dengan bantuan fluorescent Indikator dan lampu ultraviolet, akan tampak batas-batas zona dari ketiga type hidrokarbon, sehingga prosentase volume masing-masing dapat diukur dengan meteran yang tersedia Lajur paling bawah tidak berwarna sampai batas kuning, adalah zona sarurated. Lapisan tengah dari batasan kuning sampai batas biru adalah zona olefin sedang lapisan yang paling atas dari batas biru sampai batas merah adalah zone Aromatiks.
Olefin, ASTM D 1319
Kadar olefine didalam avtur dibatasi, karena mudah bereaksi, mudah teroksidasi dan berpolimerisasi membentuk gum, hal ini akan menurunkan mutu bakar yang menyebabkan stabilitas, menjadi rendah
Total sulphur, ASTM D-1266
Dapat merusak logam-logam tembaga, bronze atau perak. Juga dapat menimbulkan pencemaran dari gas buang dan korosif
Spesifikasi : max. 0,3 % wt
Mercaptan sulphur
Merupakan penyebab bau, korosif, merusak lapisan cadmium dan merusak selang ( elastomer )
Spesifikasi : max. 0,003 % wt
Ringkasan Methoda Mercaptan sulphur, ASTM D-3227 Timbang sejumlah contoh yang telah dibebaskan dari H2S ( dengan bantuan CdSO4 dalam H2SO4), dilarutkan dengan 100 ml Acid titrasi Solvent. Titrasi dengan larutan AgNO3, akan terbentuk endapan silver Mercaptan sampai end point. Tercapainya end point, apabila terjadi beda potensial besar antara glass reference elektrode dengan Ag/AgS
Hidrogen Content, ASTM D - 3701
Persen Hidrogen berhubungan dengan nilai panas pembakaran. Kandungan Hidrogen tinggi nilai pembakaran tinggi
Untuk menetapkan jumlah Hidrogen yang terkandung dalam avtur dengan menggunakan alat NMR ( Nuclear Magnetic Resonance ) dalam satuan % wt
Syarat Penguapan ( Volatility )
Avtur tipe kerosine mempunyai volatilitas rendah, Avtur tipe wide cut mempunyai volatilitas lebih tinggi
Sifat penguapan avtur ditunjukkan oleh hasil uji terhadap : Distilasi, ASTM D-86 Flash point, IP 170 Density, ASTM D-1298 Tekanan uap, ASTM D-323
Distilasi Pada 75 C, juml. Vol. distilat yang dihasilkan tdk kurang 10 % vol. dan tdk lebih 40 % vol, tdk menyebabkan vapor lock, kehilangan minyak dan terbentuknya es di karburator Pada 105 C, juml. Vol. tdk kurang 50 % vol., kenaikan kecepatan suhu teratur dan pada kondisi stabil Pada lebih 135 C, juml. Vol. 10 % dan 50 % vol., kondisi aman pada sejumlah uap bahan bakar yang dihasilkan Pada 135 C, juml. Vol. 90 % vol., menunjukkan terdapat kesetimbangan antara juml. Vol. yang teruapkan dan yang tidak teruapkan yang lewat manifold mesin menuju silinder Pada suhu max. 170 C, sisa bahan bakar yang tidak teruapkan, menunjukkan tdk terjadi kesalahan distribusi dan tidak terjadi pengenceran minyak lumas pada carter
Spesifikasi : 10 % teruapkan, maka suhu 75 C (167F) 40 % teruapkan, maka suhu 75 C (167F) 50 % teruapkan, maka suhu 105 C (221F) 90 % teruapkan, maka suhu 135 C (275F) Titik didih akhir, maka suhu 170 C (338F)
Flash point, IP 170
Berhubungan dengan kemudahan terbakarnya bahan bakar avtur pada suhu atmosfir
Spesifikasi : min. 38 C ( 100 F ) Density
Untuk mengatur jumlah volume bahan bakar yang hendak dijual, muatan pesawat
Spesifikasi : Density, 775 - 840
Tekanan uap, ASTM D-323
Kecenderungan bahan bakar vapor lock dan kecepatan penguapan
Syarat Pengaliran
Kemampuan bahan bakar untuk dapat mengalir pada suhu yang sangat rendah
Sifat pengaliran diperiksa melalui uji : Freezing point, ASTM D-2386 Viscositas, ASTM D- 445
Freezing point, ASTM D-2386 Suhu terendah pada bahan bakar dimana 100 % berbentuk cair dan berupa sebagai fase tunggal
Spesifikasi : max. 40 C Viscositas, ASTM D-445
Viscositas atau tahanan menaik dengan menurunnya suhu
Penting bagi bahan bakar pada operasi suhu rendah, terutama saat mesin distater yang berpengaruh terhadap penyemburan Spesifikasi : max. 8 cst pada 20 C
Ringkasan methoda Viscositas, ASTM D- 445
Sejumlah volume contoh dalam kapiler, setelah mencapai suhu pengujian -20 C diukur waktu alirnya dalam detik. Selanjutnya viscositas kinematik dihitung berdasarkan hasil perkalian waktu alir dengan faktor kalibrasi viscometernya. Syarat pembakaran Sebagai bahan bakar penerbangan harus mempunyai syarat pembakaran yang sempurna, Sifat pembakaran avtur dapat diuji melalui : Spesifik Energy, ASTM D-240 Smoke point, ASTM D-1322 / IP-57 Naphthalene, ASTM D-1840 Spesifik Energy
Digunakan untuk menentukan jumlah panas yang dihasilkan oleh bahan bakar, dengan melakukan pembakaran sempurna dari sejumlah bahan bakar tersebut. Spesifikasi : 42,8 MJ/kg ( 18400 Btu/lb )
Ringkasan methode Spesifik Energy, ASTM D-240
Sejumlah contoh dimasukkan dalam sampel cup dan tempatkan kedalam test bomb yang tertutup. Kedalam test bomb diinjeksikan oksigen dengan tekanan 25 30 atm. Test bomb ditempatkan pada test bucket yang telah berisi 2000 gram air, dan dipasang pada kalorimeter, dimana suhu kalorimeter dan bucket diatur 3 3,5 F berada dibawah suhu kamar. Dilakukan proses pembakaran contoh, selama proses pembakaran, terjadi kenaikan suhu bucket. Amati perubahan suhu thermometer pada tiap-tiap jarak waktu 1 menit hingga selisih kenaikan suhu antara pembacaan berikutnya akan konstanselama 5 menit terakhir. Larutan kondensat dalam test bomb dititrasi dengan lar. standar Na2CO3. Perhitungan : Gross Caloric Value, At.W- e1 e2 e3 Hg = M Dimana: At = Selisih suhu akhir dan suhu awal, F W = Harga air kalori, kal/ F e1 = faktor koreksi panas pembentukan HNO3, e2 = faktor koreksi panas pembentukan H2SO4 e3 = faktor koreksi panas pembakaran kawat M = berat contoh
Net Caloric value
Hn = 18 Hg 91,23, Btu/lb
Smoke point, ASTM D-1322 Apabila titik asapnya tinggi, berarti avtur memiliki sifat pembakaran yang sempurna dan sebaliknya. Avtur tidak diperbolehkan mengandung senyawa yang sulit terbakar dalam jumlah besar, dalam hal ini senyawa hidrokarbon jenis aromatik berupa naphthalene Hidrokarbon jenis parafin diharapkan cukup banyak dalam avtur. Spesifikasi : min. 25 mm
Naphthalene
Keberadaannya dibatasi, karena naphthalene akan memancarkan radiasi tenaga pada pembakaran sehingga menurunkan tenaga
Spesifikasi max. 3 % wt
Syarat pengkaratan
Sifat pengkaratan, akan menimbulkan kerusakan-kerusakan pada sistem distribusi bahan bakar maupun pada bagian-bagian lain dari mesin pesawat
Untuk mengetahui sifat korosif dari avtur dapat dilakukan melalui uji : Copperstrip Corrosion, ASTM D-130 Copperstrip Corrosion, ASTM D-130
Untuk mengetahui korosifitas pada tembaga ( Cu ) yang disebabkan H2S dan mercaptan sulfur
Spesifikasi Copperstrip Corrosion : max. 1
Syarat kestabilan
Kestabilan avtur dalam pemakaian sangat diperlukan, sebab adanya perbedaan suhu yang cukup tinggi, cenderung dapat menimbulkan deposit dari hasil dekomposisi hidrokarbon pada sistem pembakaran selama mesin beroperasi. Sifat kestabilan dapat diketahui dari hasil pemeriksaan : Thermal Stability, ASTM D- 3241 Thermal Stability
Untuk mengukur kestabilan pada temperatur tinggi dengan menggunakan mesin Jet Fuel Thermal Oxidation Test ( JFTOT )
Spesifikasi Thermal Stability : Tube rating visual : max. 25 mmHg Pressure differensial : max. less than 3
Syarat Kontaminasi
Kontaminasi adalah : adanya zat-zat atau senyawa- senyawa pengotor yang keberadaannya tidak diinginkan, karena dapat mengganggu kerja mesin pesawat sehingga dapat membahayakan penerbangan
Kontaminasi terhadap bahan bakar avtur dapat diketahui dari uji : Existent Gum, ASTM D-381 Water Reaction, ASTM D-1094 Water Separometer Index Modified ( WSIM ), ASTM D- 3948
Spesifikasi Existent Gum : max. 7 mg/100 ml
Spesifikasi Water Reaction : Interface Rating : max. 1B
Spesifikasi WSIM Rating : min. 85
Existent Gum, ASTM D-381 Menunjukkan produk dengan berat molekul tinggi melarut dalam bahan bakar karena proses oksidasi dan turun kebawah sebagai padatan halus
Spesifikasi : Max. 7 mg/100 ml Water Reaction, ASTM D-1094
Untuk mengetahui adanya surfaktan dalam bahan bakar yang terlarut dalam air dan terlihat sebagai bahan yang tidak larut pada campuran
Spesifikasi : Interface max. 18
Water Separometer Index Modified ( WSIM )
Ukuran dari mudah tidaknya contoh untuk memisahkan air yang dikandungnya dengan memakai Coalescer Discks
Spesifikasi : MIN. 85
Syarat Daya Hantar Listrik
Dalam mengalirkan avtur dengan kecepatan cukup tinggi akan menyebabkan muatan listrik statis yang kemudian cenderung terakumulasi. Apabila listrik statis yang terakumulasi cukup banyak akan menimbulkan beda tegangan listrik sehingga memungkinkan terjadinya loncatan bunga api. Supaya muatan listrik statis tidak terakumulasi, maka ditambahkannya Anti Statis Aditive ( ASA ) kedalam avtur
Daya hantar listrik dapat ditunjukkan dengan pemeriksaan : Electrical Conductivity, ASTM D-2624 / IP.274 Electrical Conductivity
Kemampuan pengukuran suatu bahan untuk menghantarkan arus listrik serta bertujuan untuk mengontrol sampai sejauh mana Anti Statis Aditive ditambahkan kedalam bahan bakar . Spesifikasi Electrical Conductivity : 50 - 450 pS/m
Masukkan sejumlah contoh ke dalam beaker metal Rendam elektrode alat picosiemens meter ke dalam contoh Arus listrik yang dihasilkan diekspresikan sebagai konduktivitas listrik dari avtur