Untuk meningkatkan layanan moda peti kemas, maka disebuah terminal peti kemas ….. ……. dilakukan perluasan lapangan penumpukan peti kemasnya. Diperlukan tebal perkerasan (pavement) tertentu untuk mengatasi beban–beban: statik (peti kemas dan Transtainer) dan lalu lintas (trailer dan fork lift).
Untuk meningkatkan layanan moda peti kemas, maka disebuah terminal peti kemas ….. ……. dilakukan perluasan lapangan penumpukan peti kemasnya. Diperlukan tebal perkerasan (pavement) tertentu untuk mengatasi beban–beban: statik (peti kemas dan Transtainer) dan lalu lintas (trailer dan fork lift).
Untuk meningkatkan layanan moda peti kemas, maka disebuah terminal peti kemas ….. ……. dilakukan perluasan lapangan penumpukan peti kemasnya. Diperlukan tebal perkerasan (pavement) tertentu untuk mengatasi beban–beban: statik (peti kemas dan Transtainer) dan lalu lintas (trailer dan fork lift).
Analisa Peraturan Bina Marga - SNI 1732-1989-F dan Kontrol
Regangan/Tegangan berdasarkan Metoda Elemen Hingga
Wilham G. Louhenapessy (wilham_g_l@yahoo.co.uk)
Abstrak
Untuk meningkatkan layanan moda peti kemas, maka disebuah terminal peti kemas .. . dilakukan perluasan lapangan penumpukan peti kemasnya. Diperlukan tebal perkerasan (pavement) tertentu untuk mengatasi beban beban: statik (peti kemas dan Transtainer) dan lalu lintas (trailer dan fork lift). Susunan lapisan perkerasan dilapangan penumpukan diatas tanah asli adalah sbb: - lapisan permukaan adalah pelat beton Con-Block, - lapisan penopang permukaan (lapisan pondasi) adalah CTB, - lapisan ketiga (lapisan pondasi bawah) adalah SIRTU, dan - lapisan subgrade (termasuk timbunan pasir untuk preload).
1. PENDAHULUAN
Didalam rangka pembangunan prasarana terminal petikemas yang berskala nasional dan regional, perlu dicakup sarana sbb.: - lapangan penumpukan petikemas (container stacking yard), - jalur transtainer (mesin pengangkat petikemas dari truck-trailer ke kedudukan petikemas atau sebaliknya), - jaringan jalan didalam kawasan container yard, - jaringan saluran drainase dan - jaringan saluran kabel listrik.
Di dalam paper ini, jalur transtainer dan jaringan jalan didalam kawasan container yard adalah menyatu disainnya dengan lapangan penumpukan petikemas (container stacking yard).
Petikemas adalah tempat barang diangkut berupa peti dari baja dengan berat total maksimum 33 ton. Petikemas berukuran: 6.06 m x 2.44 m x 2.44 m, dengan tumpuan 4 buah kaki yang berukuran masing-masing 15 cm x 15 cm. Tingginya penumpukan petikeas tergantung dari ketinggian transtainer (Gambar 1). Dalam analisa pembebanan diperhitungkan 5 tumpukan (5 stacks). 2 Transtainer dilengkapi dengan mesin pengangkat (katrol), mempunyai bentangan 22.71 m, 4 kaki dan 8 roda (Lihat gambar-gambar pada Section 2).
Gambar 1. Petikemas-petikemas (containers) didalam bentangan Transtainer dan diatas truk-trailer.
2. BEBAN RENCANA
Beban-beban yang bekerja pada prasarana terminal peti kemas ini terdiri dari: - Beban Peti Kemas, - kendaraan Truk-Trailer pengangkut peti kemas, serta - Transtainer dan Fork Lift untuk keperluan pengangkatan dan penumpukan peti kemas.
2.1 Beban Peti Kemas
Seperti yang sudah dikemukakan pada pendahuluan, beban Peti Kemas terdiri dari: - Tumpuan di sudut: Kaki empat buah peti kemas yang bertemu pada satu titik pertemuan. Peti kemas berukuran 6.06 m x 2.44 m x 2.44 m, dengan berat rata-rata 35 ton dan ditumpu 4 buah kaki, masing-masing berukuran 15 x 15 cm 2 . Tingginya penumpukan peti kemas tergantung dari ketinggian transtainer. Dengan jumlah maksimum tumpukan 5 tumpuk peti kemas;
3. 3
4. KESIMPULAN Strategi untuk menganalisa persoalan evaluasi sistim paving ini ialah dengan melakukan : 1. CODE CHECK (cek dengan menggunakan peraturan-peraturan lembaga terkait; dalam hal ini Bina Marga), 2. STRAIN CHECK (cek regangan) seperti yang sudah banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan dan institusi rised di manca negara (Roadway dan Wardle 1998) dan 3. STRESS CHECK (cek tegangan). Ketiga hal tsb. diatas telah dilakukan dan menghasilkan beberapa persyaratan persyaratan disain yang harus memenuhi hal-hal sbb: 1. Metode Cek Peraturan Bina Marga adalah sangat bergantung dengan layout dan LHR di Container Yard. Dalam hal ini telah dilakukan literature studi untuk menemukan koefisien-koefisien disain LHR, LEA, LEP, LER dan sebagainya. Penganggapan TEU kali mati adalah sekitar 20% dari total TEU perluasan Container Yard yang baru adalah satu koefisien untuk mendapatkan harga LHR yang representatif. 2. Jika ingin diadakan perubahan disain BASE dan SUBBASE dengan metoda perbaikan kapur, maka perlu diperhatikan bahwa : sekalipun dengan CBR disain yang cukup tinggi (60% s/d 80%) seperti yang bisa diharapkan dari METODA ., harga DISAIN N atau jumlah perulangan strain akibat beban bolak-balik- adalah tetap RENDAH. 3. Metode cek tegangan akan sangat bermanfaat untuk melakukan rekomendasi rekomendasi percobaan kuat tekan material (LTB 1 atau LTB 2) di laboratorium.
.
5. REFERENSI
[1] Harsokusumo, K., Hariyanto, I. , Wirawan, S. D. Perbaikan Tanah Lapisan Pondasi Bawah dengan Menambahkan Bahan Clean Set di Lapangan Petikemas Koja, Tj.Priok, J akarta, Prosiding Geoteknik di Indonesia Menjelang Millenium ke 3, Dept. Teknik Sipil, ITB, 1998, Hal. VI-53 s/d 63. [2] SNI 1732-1989-F (SKBI -2.3.26. 1987): Tata Cara Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur J alan Raya Dengan Metode Analisa Komponen, Dewan Standar Nasional Indonesia, 1987, 45 halaman. [3] Amir, M. S. Peti Kemas, PPM 1997. [4] Laporan tertulis di Website dari [5] ...
PAGE 14 (corrected page number) 4
[6] ZIENKIEWICZ, O. C., dan TAYLOR, R.L., The Finite Element Method, Volume 2., McGraw-Hill, New York, 1994. 807 halaman. [7] Data Teknik Forklift Mitsubishi FD180 dan KALMAR DCD320-12. (Brosur- brosur informasi dari perusahan ybs. 2001). [8] Data Teknik : Material Prefabricated Vertical Drain Fibredrain (Brosur- brosur informasi dari perusahan ybs. 2001). [9] Laporan Pengujian (Test Report): J ute Woven Roving Vertical Drain, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Bahan dan Barang Teknik (B4T), Bandung, 2001 [10] [11] Lindh, P Optimising binder blends for shallow stabilization of fine-grained soil. Jurnal: Ground Improvement Vol 5, Jan. 2001, halaman: 23-34. Thomas Telford, 2001. [12] Sukirman, S. Perkerasan Lentur J alan Raya Penerbit Nova, Bandung 1999. 246 halaman. [13] Wonosaputra, S. I nterblock Sebagai Perkerasan J alan, dalam Konperensi Tahunan Teknik Jalan ke-2, Volume I: Teknik Perkerasan Jalan. Pusat Penelitian dan Pengembangan Jalan DPU. Bandung, 1994. [14] Yoder, E.J. dan Witczak, M.W. Principles of Pavement Design Edisi-2, John Willey, New York 1975. 711 halaman.
[15] Roadway, B. dan Wardle, L.J. Layered Elastic Design of Heavy Duty and I ndustrial Pavemen dalam Proc. AAPA Pavement Industry Conf., Survey Paradise, 1998. [16] Straburger, S., dan Schulze, S. dan Tolujev, J. SLX-Model and Proof ANI MATI ON TM Based Visualization of The Riga Baltic Container Terminal RESEARCH Index, 2000. [Dept. of Computer Science Otto-von-Guericke University, Universitat splatz 2., 30206 Magdeburg, Germany.