You are on page 1of 6

3.

Perencanaan Keperawatan
Perencanan adalah pengembangan strategi desain untuk mencegah, mengurangi atau
mengoreksi masalah-masalah yang diidentifikasikan pada diagnosa keperawatan tahap ini
dimulai setelah menentukan diagnosa keperawatan dan menyimpulkan rencana dokumentasi
(Nursalam, 2001).
a. Diagnosa I
Nyeri sendi yang berhubungan dengan peradangan sendi, penimbunan kristal pada membran
sinovia, tulang rawan artikular, erosi tulang rawan, proliferasi sinovia dan pembentukan
panus
Tujuan perawatan : Nyeri berkurang atau teratasi
Kriteria hasil : Klien melaporkan penurunan nyeri, menunjukkan perilaku yang
lebih rileks, memperagakan keterampilan reduksi nyeri, skal 0-1 atau teratasi

Intervensi keperawatan
1) Kaji lokasi, intensitas dan tipe nyeri. Observasi kemajuan nyeri ke daerah yang baru, kaji
nyeri dengan skala 0-4.
Rasional : Nyeri merupakan respon subjektif yang dapat dikaji dengan menggunakan skala nyeri. Klien
melaporkan nyeri biasanya diatas tingkat cedera.
2) Bantu klien dalam mengidentifikasi faktor pencetus
Rasional : Nyeri dipengaruhi oleh kecemasan dan peradangan pada sendi.
3) Jelaskan dan bantu klien terkait dengan tindakan pereda nyeri nonkarmakologi dan non-
invasif.
Rasional : Pendekatan dengan menggunakan relaksasi dan nonfarmakologi lagi menunjukkan
keefektifan dalam mengurangi nyeri.
4) Ajarkan relaksasi, teknik terkait ketegangan otot rangka yang dapat mengurangi intensitas
nyeri.
Rasional : Akan melancarkan peredaran darah sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan terpenuhi dan
mengurangi nyeri.
5) Ajarkan metode distraksi selama nyeri akut
Rasional : Mengalihkan perhatian klien terhadap nyeri ke hal yang menyenangkan.
6) Tingkatkan pengetahuan tentang penyebab nyeri dan hubungan dengan berapa lama nyeri
akan berlangsung.
Rasional : Pengetahuan tersebut membantu menguragi nyeri dan dapat membantu meningkatkan
kepatuhan klien terhadap rencana terapeutik.
7) Hindarkan klien meminum alkohol, kafein dan obat diuretik
Rasional : Pemakaian alkohol, kafein dan obat-obat diuretik akan menambah peningkatan kadar asam
urat dalam serumen.
8) Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian allopurinol
Rasional : Allupurinol menghambat biosintesis asam urat sehingga menurunkan kadar asam urat serum.
b. Diagnosa II
Hambatan mobilitas fisik yang berhubungan dengan penurunan rentang gerak kelemahan
otot, nyeri pada gerakan, dan kekakuan pada sendi kaki sekunder akibat erosi tulang rawan,
proliferasi sinovia dan pembentukan panus
Tujuan perawatan : Klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai dengan kemampuannya
Kriteria hasil : Klien ikut dalam program latihan, tidak mengalami kontraksi sendi, kekuatan otot
bertambah, klien menunjukkan tindakan untuk meningkatkan mobilitas dan mempertahankan
kondisi optimal.
Intervensi keperawatan
1) Kaji mobilitas yang ada dan observasi adanya peningkatan kerusakan. Kaji secara teratur
fungsi motorik
Rasional : Mengetahui tingkat kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
2) Ajarkan klien melakukan latihan gerak aktif pada ekstremitas yang tidak sakit
Rasional : Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung
dan pernapasan
3) Bantu klien melakukan latihan ROM (Range Of Motion) dan perawatan diri sesuai
toleransi
Rasional : Untuk mempertahankan fleksibilitas sendi sesuai kemampuan
4) Pantau kemajuan dan perkembangan, kemampuan klien dalam melakukan aktivitas
Rasional : Untuk mendeteksi perkembangan klien
5) Kolaborasi dengan ahli fisioterapi untuk latihan fisik klien
Rasional : Kemampuan mobilitas ekstremitas dapat ditingkatkan dengan latihan fisik dari tim fisioterapi
c. Diagnosa III
Gangguan citra diri yang berhubungan dengan perubahan bentuk kaki dan terbentuknya tofus
Tujuan perawatan : Citra diri klien meningkat
Kriteria hasil : Klien mampu menyatakan atau mengkomunikasikan dengan orang terdekat tentang situasi
dan perubahan yang terjadi, mampu menyatakan penerimaan diri terhadap situasi, mengakui
dan menggabungkan perubahan ke dalam konsep diri dengan cara yang akurat tanpa merasa
harga dirinya negatif
Intervensi keperawatan
1) Kaji perubahan persepsi dan hubungannya dengan derajat ketidakmampuan
Rasional : Menentukan bantuan individual dalam menyusun rencana perawatan atau pemilihan
intervensi
2) Ingatkan kembali realitas bahwa masih dapat menggunakan sisi yang sakit dan belajar
mengontrol sisi yang sehat
Rasional : Membantu klien melihat bahwa perawat menerima kedua bagian sebagai bagian dari seluruh
tubuh. Mengizinkan klien untuk merasakan adanya harapan dan mulai menerima situasi baru
3) Bantu dan anjurkan perawatan yang baik dan memperbaiki kebiasaan
Rasional : Membantu meningkatkan perasaan harga diri dan mengontrol lebih dari satu area kehidupan
4) Anjurkan orang terdekat untuk mengizinkan klien melakukan sebanyak mungkin hal untuk
dirinya sendiri
Rasional : Menghidupkan kembali perasaan mandiri dan membantu perkembangan harga diri serta
mempengaruhi proses rehabilitasi
5) Bersama klien mencari alternatif koping yang positif
Rasional : Dukungan perawat pada klien dapat meningkatkan rasa percaya diri klien
6) Dukung prilaku atau usaha peningkatan minat atau partisipasi dalam aktivitas rehabilitasi
Rasional : Klien dapat berpartisipasi terhadap perbuatan dan memahami peran individu dimasa
mendatang
7) Kolaborasi dengan ahli neuropsikologi dan konseling bila ada indikasi
Rasional : Dapat memfasilitasi perubahan peran yang penting untuk perkembangan perasaan. (Muttaqin,
Arif, 2008)
d. Diagnosa IV
Anxietas yang berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Tujuan perawatan : Anxietas teratasi atau hilang
Kriteria hasil : Klien melaporkan anxietas berkurang, menunjukkan perilaku yang lebih rileks
Intervensi keperawatan
1) Evaluasi tingkat anxietas, catat respon verbal dan non verbal pasien, dorong ekspresi bebas
akan emosi
Rasional : Ketakutan dapat terjadi karena nyeri hebat, meningkatkan perasaan sakit. Penting pada
prosedur diagnostik
2) Berikan penjelasan hubungan antara proses penyakit dan gejalanya
Rasional : Meningkatkan pemahaman, mengurangi rasa takut karena ketidaktahuan dan dapat
membantu menurunkan anxietas
3) Jawab setiap pertanyaan dengan penuh perhatian dan berikan informasi tentang prognosa
penyakit
Rasional : Penting untuk menciptakan kepecayaan karena informasi yang akurat dapat memberikan
keyakinan pada pasien dan keluarga
4) Berikan kesempatan pasien untuk mengungkapkan isi pikiran dan perasaan takutnya
Rasional : Mengungkapkan rasa takut secara terbuka dimana rasa takut dapat ditunjukkan.
e. Diagnosa V
Kurang pengetahuan yang berhubungan dengan kurang terpajannya informasi
Tujuan perawatan : Meningkatkan pemahaman tentang kondisi/prognosis
perawatan
Kriteria hasil : Klien dapat menunjukkan pemahaman tentang kondisi penyakit dan perawatan
Intervensi keperawatan
1) Tinjau proses penyakit prognosis dan harapan masa depan
Rasional : Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan berdasarkan informasi
2) Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit melalui diet, obat-obatan
dan program diet seimbang, latihan dan istirahat
Rasional : Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendi atau jaringan lain untuk
mempertahankan fungsi sendi dan mencegah deformitas
3) Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan informasi penurunan
berat badan sesuai kebutuhan
Rasional : Penurunan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi. (Doenges, 2000)
4. Implementasi Keperawatan
Pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan untuk mencapai tujuan yang spesifik.
Tahap pelaksanaan dimulai setelah rencana tindakan disusun. Dan ditujukan pada nursing
oders untuk membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan oleh karena itu rencana
tindakan yang spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan klien (Nursalam, 2001).
Tujuan dari pelaksanaan adalah membantu klien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan
kesehatan dan memfasilitasi koping. Selama tahap pelaksanaan, perawat terus melakukan
pengumpulan data dan memilih tindakan keperawatan yang paling sesuai dengan kebutuhan
klien. Semua tindakan keperawatan dicatat ke dalam format yang telah ditetapkan oleh
institusi (Nursalam, 2001)
5. Evaluasi Keperawatan
Evaluasi merupakan bagian integral pada setiap tahap proses keperawatan pengumpuan data
perlu direvisi untuk menentukan apakah informasi yang telah dikumpulkan sudah mencukupi
dan apakah perilaku yang diobservasi sudah sesuai. Diagnosa juga perlu dievaluasi dalam hal
keakuratan dan kelengkapannya. Tujuan da intervensi dievaluasi adalah untuk menentukan
apakah tujuan tersebut dapat dicapai secara efektif (Nursalam, 2001).
DAFTAR PUSTAKA
M Doengoes, Marilyn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan: edisi 3. EGC. Jakarta
Misnadiarly, 2007. Rematik. POP Buku Jakarta.
Muttaqin Arif, 2008. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.
P smeltzer And Bare, 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 3 EGC, Jakarta.
Sustrani dkk, 2007. Asam Urat. Jakarta. PT Gramedia Utama.
Suratun dkk,2006. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal.
Penerbit Buku Kedokteran ECG, Jakarta

You might also like