Professional Documents
Culture Documents
153. dan bahwa (yang Kami perintahkan ini) adalah jalan-Ku yang lurus, maka
ikutilah dia, dan janganlah kamu mengikuti jalan-jalan (yang lain), karena jalan-
jalan itu mencerai beraikan kamu dari jalan-Nya. Yang demikian itu diperintahkan
Allah agar kamu bertakwa
2. Akhlaq Manusiawi
Ajaran akhlak untuk manusia yang membutuhkan kebahagiaan yang hakiki.
Ajaran ini diperlukan untuk memenuhi tuntutan fitrahnya, karena untuk
memelihara eksistensi manusia sebagai mahluk terhormat.
3. Akhlaq Universal
Ajaran akhlak yang sesuai dengan kemanusiaan dan mencakup semua aspek
kehidupan manusia baik dalam dimensi vertikal maupun horizontal
151. Katakanlah: "Marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh
Tuhanmu yaitu: janganlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuat
baiklah terhadap kedua orang ibu bapa, dan janganlah kamu membunuh anak-
anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezeki kepadamu dan
kepada mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji,
baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu
membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) melainkan dengan
sesuatu (sebab) yang benar". Demikian itu yang diperintahkan kepadamu supaya
kamu memahami(nya)
152. Dan janganlah kamu dekati harta anak yatim, kecuali dengan cara yang
lebih bermanfaat, hingga sampai ia dewasa. Dan sempurnakanlah takaran dan
timbangan dengan adil. Kami tidak memikulkan beban kepada sesorang
melainkan sekedar kesanggupannya. Dan apabila kamu berkata, maka hendaklah
kamu berlaku adil, kendatipun ia adalah kerabat(mu), dan penuhilah janji Allah.
Yang demikian itu diperintahkan Allah kepadamu agar kamu ingat
Seperti kandungan QS al-An?am [6] : 151, bahwa manusia wajib menghindari
sepuluh keburukan, yaitu syirik, ?aq lil walidain, qatlul walad lil imlaq, perbuatan
keji terbuka atau tertutup, qatlu nafs illa bil haq, aklu malil yatim, tathfif fil kail wal
wazn, membebani orang lain lampaui batas, persaksian tidak adil dan khianat.
4. Akhlaq Keseimbangan
Manuisia mempunyai akhlak yang bersumber pada hati nurani, akal dan
kekuatan buruk yang didorong hawa nafsu. Setiap orang mempunyai naluriah
hewani dan naluriah malaikat. Juga mempunyai unsur ruhani dan jasmani. Masing-
masing membutuhkan pelayanan yang seimbang. Kerena manusia menghendaki
dua kebahagiaan yang seimban, yaitu dunia ? akhirat, maka pemenuhan
kebutuhan tersebut juga dilakukan secara seimbang.
5. Akhlaq Realistik
Manusia mempunyai kelemahan di sisi kelebihan yang dimilikinya. Manusia
biasa melakukan kesalahan-kesalahan atau pelanggaran. Ajaran ini memberi
kesempatan kepada manusia untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan dengan
bertaubat. Allah Berfirman dalam surat Al Baqarah ayat 123 :
123. Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat
menggantikan seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan
daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya dan
tidak (pula) mereka akan ditolong
IV. ILMU AKHLAQ
A. Pengertian
ilmu yang membahas tentang perbuatan-perbuatan manusia, kemudian
menetapkannya apakah perbuatan tersebut tergolong perbuatan yang baik atau
perbuatan yang buruk. Ilmu akhlak dapat pula disebut sebagai ilmu yang berisi
pembahasan dalam upaya mengenal tingkah laku manusia, kemudian memberikan
nilai atau hukum kepada perbuatan tersebut, yaitu apakah perbuatan tersebut
tergolong baik atau buruk.
Ahmad Amin menjelaskan bahwa ilmu akhlaq adalah ilmu yang menjelaskan arti
baik dan buruk, menerangkan apa yang harus dilakukan seorang manusia kepada
orang lain, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan
mereka dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Ilmu akhlaq secara terminologis menurut Asmaraman ( 1994:5 )
a. Ilmu yang menentukan batas antara baik buruk, antara yang terpuji dan
tercela, tentang perkataan dan perbuatan manusia lahir dan batin.
b. Ilmu pengetahuan yang memberikan pengertian tentang baik dan buruk,
ilmu yang mengajarkan pergaulan dan menyatakan tujuan mereka yang
terakhir dari seluruh usaha dan pekerjaan manusia.
V. RUANG LINGKUP ILMU AKHLAQ
Sifat Mahmudah atau juga dikenali dengan akhlak terpuji ialah sifat yang lahir
didalam diri seseorang yang menjalani pembersihan jiwa dari sifat-sifat yang keji dan
hina (sifat mazmumah). Sifat Mazmumah boleh dianggap seperti racun-racun yang
boleh membunuh manusia secara tidak disedari dan sifat ini berlawanan dengan sifat
mahmudah yang sentiasa mengajak dan menyuruh manusia melakukan kebaikan.
Oleh itu, dalam Islam, yang menjadi pengukur bagi menyatakan sifat seseorang
itu sama ada baik atau buruk adalah berdasarkan kepada akhlak dan perilaku yang
dimilik oleh seseorang.
Akar akhlak mazmumah(akhlak tercela):
1. penyakit syubhat. Penyakit ini menimpa wilayah akal manusia, dimana
kebenaran tidak menjadi jelas (samar) dan bercampur dengan kebatilan (talbis).
Penyakit ini menghilangkan kemampuan dasar manusia memahami secara baik dan
memilih secara tepat.
2. penyakit syahwat. Penyakit ini menimpa wilayah hati dan insting manusia,
dimana dorongan kekuatan kejahatan dalam hatinya mengalahkan dorongan
kekuatan kebaikan. Penyakit ini menghilangkan kemampuan dasar manusia untuk
mengendalikan diri dan bertekad secara kuat.
Syahwat kekuasan, berarti bahwa dorongan berkuasa dalam diri seseorang
begitu kuat sampai tingkat dimana ia mulai menyerap sebagan dari sifat yang hanya
layak dimiliki Allah SWT. Hal ini dimulai dari yang terkecil-senang dikagumi (sumah),
senang disanjung di depannya (riya), dan merasa puas diri (ghuhur), sampai pada
yang hal yang besar-sombong, angkuh, jabarut, mengintimidasi, dan zalim. Syahwat
inilah yang kemudian mendorong manusia sampai pada tingkat yang lebih jauh lagi,
yaitu syirik. Inilah dosa yang membuat Firaun terlaknat.
Syahwat kesetanan, berarti bahwa ada dorongan yang kuat dalam diri
seseorang untuk menyerupai setan dalam berbagai bentuk perilaku dasarnya.
Misalnya, memiliki sifat benci, dengki dan dendam, gemar menipu, membuat ulah dan
makar, menyebarkan gosip, memfitnah, menyesatkan orang lain, dan semacamnya.
Syahwat ini biasanya mempertemukan antara kecerdasan di satu sisi, dengan
dorongan setan di sisi lain. Karena itu, pelakunya cenderung licik dan culas dalam
pergaulan serta berwajah ganda.
Syahwat binatang buas, syahwat ini berasal dari nafsu amarah dan angkara
murka, seperti api yang cenderung membakar dan membumihanguskan. Jika syahwat
angkara murka bertemu dengan kekuatan fisik yang mendukung, maka lahirlah
berbagai macam perilaku buruk, seperti permusuhan, debat, penjajahan,
pembunuhan, tirani, penodongan, dan perkelahian.
Syahwat binatang ternak, syahwat ini berasal dari naluri binatang dalam diri
manusia dan mendorongnya untuk memenuhi kebutuhan perut dan kemaluannya
secara berlebihan. Penyakit syahwat ini mendorong manusia menjadi hedonis,
permisif, dan berpikir jangka pendek. Dari syahwat perut lahirlah sifat-sifat serakah,
rakus, memakan harta anak yatim, pelit, mencuri, korupsi, sifat pengecut, penakut,
dan semacamnya. Adapun dari syahwat kemaluan lahirlah perzinaan.
Ukuran baik buruknya suatu akhlaq ditentukan oleh :
a. Adat kebiasaan
Setiapp bangsa memiliki adat tertentu dan menganggap baik jika
mengikuti dan menanamkan kepada generasi muda bahwa adat istiadat
akan membawa mereka ke dalam keducian. Perintah adat selalu dilakukan
karena :
Pendapat umum, memuji orang-orang yang mengikuti adat istiadat dan
mengejek orang tang melanggarnya. Misalnya adat berpakaian, makan,
dan logat berbicara serta bahasa.
Apa yang diriwayatkan turun temurun dari hikayat-hikayat. Misalnya
Setan, jin dan roh leluhur akan membalas dendam terhadap orang yang
menyalahi peraturan adat.
Beberapa upacara dan pertemuan menggerakan perasaan dan
mendorong orang yang melakukan tradisi untuk bertindak. Misalnya
ziarah dan sebagainya.
b. Kebahagiaan
Kebahagiaan adalah kelezatan dan tidak mengalami
penderitaan/kepedihan. Kelezatan adalah ukuran perbuatan baik. Perbuatan
yang mengandung kelezatan adalah baik dan sebaliknya.
a. Egoistik Hedonism
b. Universal Hedonism
c. Intuisi
Merupakan kekuatan batin yang dapat membedaakan baik dan buruknya
suatu perbuatan dengan selintas pandang.
Problema perbuatan baik biasanya dating dari Dunia dan seisinya, Manusia
sendiri, Syaitan dan yang paling berat adalah nafsu. Maka, ada yang namanya
motivasi berbuat baik.
Motivasi orang berbuat baik untuk dunia :
a. Karena bujukan atau ancaman dari orang yang ditakuti
b. Mengharap pujian dan menakuti celaan jika tidak dilakukan, biasanya
dilakukan oleh raja atau pemimpin
c. Mengerjakan kebaikan karena memang dia baik.
Motivasi orang berbuat baik untuk Akherat adalah
a. Mengharap pahala dan syurga
b. Mengharap pujian Tuhan dan takut celanya
c. Mengharap keridhaan Allah semata.
DAFTAR PUSTAKA
Fakhry, Majid, Etika Dalam Islam. Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 1996
Sinaga, Hasanudin dan Zaharuddin, Pengatar Studi Akhlak, Jakarta : PT Raja Grafmdo
Persada, 2004
Yaqub, Hamzah. Etika Islam. Bandung : CV Diponegoro, 1988 (artikel ini disadur dari
persentasi pada mata kuliah akhlak tasawuf)
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera: Jakarta.
Bakry, Oemar. 1981. Akhlak Muslim. Aangkasa: Bandung
Achmad, Mudlor. Tt. Etika dalam Islam. Al-Ikhlas. Surabaya.
Al-Jazairi, Syekh Abu Bakar. 2003. Mengenal Etika dan Akhlak Islam. Lentera. Jakarta.
Masyhur, Kahar. 1986. Meninjau berbagai Ajaran; Budipekerti/Etika dengan Ajaran Islam.
Kalam Mulia. Jakarta.
Mustofa, Ahmad. 1999. Ilmu Budaya Dasar. CV Pustaka Setia. Bandung.
Nata, Abuddin. 2003. Akhlak Tasawuf. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta