Sp.S Pemeriksaan Sistem Saraf Otonom dan Sistem Koordinasi
PEMERIKSAAN FISIK ANAMNESIS PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSIS Anamnesis Keluhan utama keluhan yang mendorong pasien untuk berobat ke dokter Riwayat penyakit sekarang - onset - durasi (berapa lama sekali muncul keluhan) - sifat serta beratnya - lokasi dan penjalaran keluhan - frekuensi - hubungan dengan waktu atau kegiatan - keluhan lain yang berhubungan - faktor yang memperingan atau memperberat keluhan -perjalanan keluhan (menetap,tambah berat, ringan, sedang, dll) Continue - terapi dan segala pemeriksaan yang dilakukan sebelumnya - diagnosa penyakit sewakt dirawat sebelumnya - bagaimana dengan nafsu makan, pola tidur, pekerjaan dan kehidupan sosial keluarga selama ini - bagaimana efek psikologis terhadap penyakit yang dideritanya Riwayat penyakit dahulu : HT, DM, Penyakit jantung, dll Riwayat pengobatan Riwayat penyakit keluarga Keadaan psikososial
Pemeriksaan Koordinasi dan Keseimbangan Koordinasi adalah penggunaan normal dari faktor- faktor motorik, sensorik dan sinergik dalam melakukan gerakan.
Pusat koordinasi CEREBELLUM
Gangguan koordinasi
Gangguan equlibratory coordination Gangguan non equlibratory coordination Gangguan Equilibratory, diperiksa dengan : a. Tes Romberg penderita diminta berdiri dengan kedua tumit saling merapat. Pertama kali dengan mata terbuka kemudian penderita diminta menutup matanya. Pemeriksa menjaga jangan sampai penderita jatuh tanpa menyentuh penderita. Hasil positif penderita jatuh pada satu sisi dan tidak mampu berdiri selama 30 detik atau lebih b. Tes Tandem Walking penderita diminta berjalan pada satu garis lurus di atas lantai, dengan cara menempatkan satu tumit langsung di depan ujung jari kaki yang berlawanan dengan mata terbuka. a. Tes Romberg b. Tes Tandem Walking c. Fukuda Stepping Test penderita disuruh jalan ditempat dengan mata tertutup dan lengan diarahkan ke depan, lakukan sebanyak 50 langkah dengan kecepatan jalan biasa. Sebelumnya katakan padanya bahwa ia tidak boleh beranjak dari tempat berdiri selama tes ini. Abnormal penderita beranjak lebih dari 1 meter atau badan berputar lebih dari 30 derajat. Gangguan Non Equilibratory, diperiksa dengan : a. Finger-to-nose test bisa dilakukan dengan posisi pasien berbaring, duduk atau berdiri. Pasien disuruh menutup mata dan meluruskan lengannya k esamping, kemudian ia disuruh menyentuh hidungnya dengan telunjuk. Lesi serebellar telunjuk tidak sampai di hidung tetapi melewatinya dan sampai di pipi. Setelah menyentuh hidungnya, pasien diminta menyentuh ujung jari pemeriksa dan kembali menyentuh ujung hidungnya. Perhatikan gerakan mulus/tidak. Lakukan berulang. b. Finger-to-finger test penderita disuruh merentangkan kedua lengannya kesamping sambil menutup mata, ia kemudian disuruh mempertemukan jari jarinya ditengah depan. Lengan di sisi lesi akan ketinggalan dalam gerakan ini, dan mengakibatkan jari sisi yang sehat melampaui garis tengah. Finger-to-nose test Finger-to-finger test c. Diadokokinesis suruh pasien melakukan gerakan yang berlawanan secara berturut turut dengan mata terbuka atau tertutup, menggerakan kedua tangannya bergantian pronasi dan supinasi dengan posisi siku diam. suruh pasien menepuk pinggiran paha dengan telapak tangan secara berselingan bagian volar dan dorsal tangan dengan cepat. Perhatikan!!! Pada gangguan serebellar gangguan mungkin tidak mulus. d. Heel-to-knee-to-toe test suruh pasien mengangkat satu tungkai tinggi kemudian menempatkan tumitnya pada lutut yang satu lagi (kontralateral), kemudian meluncurkan kakinya ke bawah sampai ibu jari kaki yang lainnya. Perhatikan ataksia? (gangguan koordinasi) tumit sampai paha.
e. Rebound test penderita disuruh meluruskan tangannya. Kemudian ia disuruh menarik tangannya ke arah bahunya atau hidung sambil kita halangi (beri tahanan). Bila tahanan kita lepas mendadak, gerakan fleksi ini tidak segera berhenti dan tangan akan memukul bahu atau mukan dengan keras. Fenomena rebound gangguan serebellar tidak mampu menghentikan gerakan tepat pada waktunya.
Heel-to-knee test Rebound Test f. Intensio Tremor tremor yang timbul bila melakukan gerakan volunter dan menjadi lebih nyata bila menghampiri tujuannya. Suruh pasien mengambil benda yang kecil, makin dekat ia pada benda tersebut makin jelas tremornya.
Untuk vertigo dan nistagmus manuver Hallpike dan Tes Kalori pasien disuruh duduk ditempat tidur pemeriksa. Kemudian ia direbahkan sampai kepala bergantung di pinggir tempat tidur dengan sudut 30 derajat di bawah horison, kepala ditolehkan ke kiri. Tes kemudian diulang dengan dengan kepala melihat lurus dan diulang lagi dengan kepala menoleh ke kanan. Penderita disuruh membuka matanya dan lihat kapan nistagmus mulai muncul, berapa lama berlangsung, jenis nistagmus lesi central/perifer.
Tes kalori : rangsangan dingin ( suhu 30C) fase cepatnya timbul nistagmus pada sisi kontralateral dari rangsangan. Rangsangan panas (suhu 42C) muncul nistagmus pada sisi searah dengan arah rangsangan. COWS = Cold Opposite Warm Same side
Pemeriksaan Saraf Otonom SKIN Kekeringan kulit dengan anhidrosis. Suntikan intradermal pilocarpine dapat menilai kelenjar keringat yang menghasilkan triple response (eritem, bengkak/membesar, wheal). CARDIOVASKULAR Ukur tekanan darah dan denyut jantung saat pasien tidur terlentang dan saat setelah berdiri selama minimal 3 menit. Abnormal terjadi hipotensi ortostatik dengan/tanpa kompensasi takikardi.
DISFUNGSI SFINGTER Gangguan pada medulla spinalis bagian bawah (kornu medularis atau kauda equina) retensi urin. Vesica urinaria dapat teraba dan sering infeksi. Gangguan lesi inkomplit pada bagian lebih tinggi medulla spinalis dinding VU mudah terangsang sehingga terjadi inkontinensia urgensi urin. Pada gastrointestinal, terjadi konstipasi absolute, dan inkontinensia overflow feses.
DISFUNGSI SEKSUAL, terjadi pada laki laki berupa impotensi ereksi. PUPIL Pemeriksaan refleks cahaya (redup dan terang) terhadap pupil (miosis dan midriasis) seperti pemeriksaan nervus cranial III. KELENJAR LAKRIMAL Lesi infranuklear pada ganglion geniculate menyebabkan penurunan produksi air mata. Tes Schirmer evaluasi sekresi airmata. Kertas lakmus steril lebar 0,5 cm dipilin dan ditempatkan pada forniks konjungtiva dengan posisi mata tertutup lembut. Setelah 5 menit, ukur panjang kelembapan kertas lakmus. Normal lebih dari 10 mm.