You are on page 1of 7

Jurnal Biogenesis Vol.

2(1):1-7, 2005
© Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau
ISSN : 1829-5460

STRUKTUR DAN KOMPOSISI VEGETASI MANGROVE


TANJUNG SEKODI KABUPATEN BENGKALIS RIAU

Nursal*, Yuslim Fauziah dan Ismiati


Laboratorium Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP
Universitas Riau, Pekanbaru 28293

Diterima 21 Februari 2005, Disetujui 1 Maret 2005

ABSTRACT

The research of structure and composition mangrove vegetation at Tanjung Sekodi Bengkalis Riau Province had
been carried out on September until December 2005 by survey methods with quadrates/plots and transects. The
transect was taken place 170 m from coastline. Each individual of trees and sapling that account in the plot 100m2
was measured diameter of breast high, and seedling was account total individual of each species in each plot 1m2.
The parameter were; Density, Frequency, Dominance, Importance Values and Diversity index. The Regeneration
of each species was visualized by graphic to determine their ability for regeneration. The results of this research
account 5 species of mangrove vegetation at Tanjung Sekodi Bengkalis, its dominance by Rhizophora apiculata,
Rhizophora mucronata and Sonneratia alba. The ability for regeneration for the next time are Rhizophora
apiculata and Rhizophora mucronat was the better than anothers.

Key words : mangrove vegetation, Tanjung Sekodi, Bengkalis

PENDAHULUAN Hutan mangrove mempunyai fungsi fisik dan


fungsi ekologi yang penting bagi kelestarian
Hutan mangrove merupakan tipe vegetasi yang ekosistem di daerah pesisir. Secara fisik, hutan
khas terdapat di daerah pantai tropis. Vegetasi mangrove berfungsi sebagai pelindung pantai dari
mangrove umumnya tumbuh subur di daerah pantai pengaruh gelombang laut. Secara ekologi, hutan
yang landai di dekat muara sungai dan pantai yang mangrove berfungsi sebagai daerah asuhan
terlindung dari kekuatan gelombang. Karakteristik (nursery ground), daerah pemijahan (spawning
habitat yang menonjol di daerah hutan mangrove ground), dan tempat mencari makan (feeding
diantaranya adalah jenis tanah berlumpur, ground) bagi beranekaragam biota perairan seperti
berlempung atau berpasir, lahan tergenang air laut ikan, udang, dan kepiting.
secara periodik, menerima pasokan air tawar yang Hutan mangrove Riau merupakan hutan
cukup dari darat seperti dari sungai, mata air dan mangrove terluas kedua di Sumatera dengan
air tanah, airnya payau dengan salinitas 2-22 ppt perkiraan luas 259.500 ha, namun karena
atau asin dengan salinitas sekitar 38 ppt (Nirarita et mengalami eksploitasi khususnya untuk keperluan
al, 1996). Adanya faktor lingkungan tersebut kayu gelondongan, chip dan arang, yang tersisa
menyebabkan habitat mangrove bersifat spesifik hanya 184.000 ha (Giesen dalam Zieren, 1997).
yang hanya dapat ditempati oleh jenis tumbuhan Hutan mangrove di daerah Bengkalis merupakan
dan fauna tertentu yang telah teradaptasi dengan bagian dari formasi vegetasi indo-malaya yang
lingkungan setempat. mencakup pantai di daerah Malaysia dan Indonesia
khususnya Riau. Di daerah pesisir Malaysia dan
*) Komunikasi Penulis : Indonesia hutan mangrove berkembang dengan
Laboratorium Pendidikan Biologi sangat baik, mempunyai jumlah jenis terbanyak
PMIPA FKIP Universitas Riau dan bahkan merupakan pusat penyebaran geografi
beberapa genera (genus) utama seperti Rhizophora,

1
Nursal, Fauziah dan Ismiati : Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove

Bruguiera, Sonneratia, Avicennia, Ceriops dan Data dianalisis untuk mengetahui nilai parameter
Lumnitzera (Chapman, 1976). struktur vegetasi yang mencakup frekwensi relatif,
Luas hutan mangrove di Kabupaten Bengkalis kerapatan relatif, dominansi relatif dan nilai
pada tahun 1997 diperkirakan mencapai 69.000 ha, penting. Untuk mengetahui kemantapan (stabilitas)
berkurang menjadi 50.765,04 ha pada tahun 2002 ekosistem hutan dalam proses suksesi, dilakukan
(Anonim, 2004). Adanya perubahan tata guna dan analisis untuk mengetahui indeks keanekaragaman
fungsi lahan mangrove serta berbagai aktifitas pada masing-masing lokasi. Regenerasi vegetasi
pembukaan lahan telah menyebabkan semakin divisualisasikan dalam bentuk grafik untuk
berkurangnya luas hutan mangrove dan terjadinya membandingkan nilai kerapatan masing-masing
perubahan komposisi vegetasi pada berbagai strata jenis pada tingkatan pertumbuhan yang berbeda
pertumbuhan seperti seedling, sapling dan pohon. yaitu strata pohon, sapling dan seedling. Prosedur
Menurut Bengen (2001) kerusakan dan gangguan analisis data mengacu kepada Muller-Dombois dan
pada strata pertumbuhan dapat menjadi kendala Ellenberg (1974); Causton (1988); dan Ludwig dan
pada proses regenerasi pohon mangrove di masa Reynolds (1988). Data parameter lingkungan
yang akan datang. diukur pada masing-masing lokasi meliputi pH
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tanah, suhu dan kelembaban udara, salinitas, kadar
struktur dan komposisi vegetasi dan kemampuan organik dan kelas tekstur tanah.
regenerasi secara alami jenis-jenis mangrove yang Rumus yang digunakan dalam penentuan struktur
dominan di hutan mangrove Tanjung Sekodi dan komposisi vegetasi :
Bengkalis.
Jumlah individu suatu jenis
1. Kerapatan (ind/ha) =
METODE PENELITIAN Luas seluruh plot

Survey lapangan dilakukan pada bulan


Kerapatan suatu jenis
September sampai Desember 2004 pada 4 lokasi 2. Kerapatan Relatif (%) = x 100%
(stasiun) di kawasan hutan mangrove Desa Kerapatan seluruh jenis
Tanjung Sekodi Bengkalis. Lokasi 1 di hutan
mangrove yang masih alami, lokasi 2 di dekat Jumlah plot yang ditempati suatu jenis
pemukiman penduduk, lokasi 3 di dekat dapur 3. Frekuensi =
Jumlah seluruh plot pengamatan
arang dan lokasi 4 di dekat tambak udang. Data
vegetasi dikumpulkan pada sejumlah plot
pengamatan yang disebar di sepanjang transek. Frekuensi suatu jenis
4. Frekuensi Relative (%) = x 100%
Pada tiap lokasi dibuat 2 transek sepanjang 170 m Frekuensi seluruh jenis
tegak lurus terhadap garis pantai ke arah dalam
hutan. Masing-masing transek terdiri dari 5 plot
Jumlah Basal Area suatu jenis
pengamatan berukuran 10x10 m dengan jarak antar 5. Dominansi (m2/ha) =
plot 30 m untuk pencacahan vegetasi strata pohon Luas seluruh plot
dan sapling, di dalamnya dibuat 3 plot berukuran
1x1 m untuk pencacahan vegetasi strata seedling.
Dominansi suatu jenis
Untuk keperluan analisis data, masing-masing 6. Dominansi Relatif (%) = x 100%
Dominansi seluruh jenis
individu pohon dan sapling dicatat nama jenis dan
keliling batang setinggi dada, sedangkan untuk
7. Nilai Penting = KR + FR + DR
vegetasi strata seedling dicatat nama jenis dan
jumlah individu masing-masing jenis. Setiap jenis
yang ditemui dibuat herbarium untuk keperluan 2W
8. Indeks Similaritas (IS) = x 100%
identifikasi di Laboratorium berdasarkan A+B
kepustakaan yang relevan, diantaranya Tomlinson
(1986); Corner dan Watanabe (1974); dan Noor et
al (1999).

2
Nursal, Fauziah dan Ismiati : Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove

HASIL DAN PEMBAHASAN tertentu seperti Rhizophora, Bruguiera, Sonneratia,


Avicennia, Ceriops, Lumnitzera dan jenis lainnya
Jenis dan distribusi vegetasi di kawasan hutan (Chapman, 1976; Tomlinson, 1986).
mangrove Tanjung Sekodi Bengkalis dicantumkan Jenis R. apiculata dan Avicennia alba
pada Tabel 1. mendominasi zona terluar diikuti oleh jenis R.
Ekosistem mangrove di Tanjung Sekodi mucronata, sedangkan jenis Hibiscus tiliaceus
Bengkalis umumnya tersebar di pesisir Timur dan banyak terdapat di zona paling dalam yaitu pada
Selatan Pulau Bengkalis terutama pada daerah batas air pasang tertinggi. Sonneratia alba lebih
yang berdekatan dengan muara sungai dan daerah banyak ditemukan pada daerah pantai dengan
pantai yang terlindung. Hutan mangrove dapat substrat lumpur berpasir terutama pada daerah
tumbuh sejauh 200 meter dari garis pantai. pantai yang berbatasan langsung dengan perairan
Komunitas mangrove di daerah Tanjung Sekodi laut terbuka. Jenis ini dapat ditemukan sebagai
terdiri dari 5 jenis yang tergolong ke dalam 4 suku tegakan pohon yang berukuran besar di tepi pantai.
yaitu Suku Rhizophoraceae, Avicenniaceae,
Regenerasi
Tabel 1. Distribusi vegetasi mangrove strata pohon, sapling dan seedling berdasarkan Nilai Penting
Vegetasi
di kawasan hutan mangrove Tanjung Sekodi Bengkalis Kemampuan
Nilai Penting
No Jenis Lokasi I Lokasi II Lokasi III Lokasi IV
regenerasi
Ph Sp Sd Ph Sp Sd Ph Sp Sd Ph Sp vegetasi mangrove
Sd
1 R. apiculata 89,8 95,7 68,2 75,5 98,0 71,5 73,0 93,8 73,6 78,7 95,0 69,7 berdasarkan
2 R. mucronata 65,0 65,1 47,6 67,5 55,0 56,3 66,3 67,4 43,1 50,1 74,4 51,7 perbandingan nilai
3 S. alba 63,6 61,5 37,6 63,0 68,1 37,1 94,3 66,9 46,0 73,4 67,3 44,4 kerapatan antara
4 A. alba 44,2 34,2 34,7 52,7 43,2 27,0 36,2 41,8 28,0 54,9 39,2 29,1 vegetasi strata
5 H. tiliaceus 37,5 43,5 12,0 41,3 35,6 08,2 30,2 30,1 09,1 43,0 24,2 05,1
Ket. Ph : Pohon, Sp : Sapling, Sd : Seedling
pohon dengan
permudaannya
Sonneratiaceae dan Malvaceae. Tiga suku pertama pada strata sapling
termasuk kategori takson spesifik mangrove (major dan seedling dapat dilihat pada Tabel 2 dan
mangroves, true mangroves), yang hanya Gambar 1.
ditemukan di ekosistem mangrove (Tomlinson, Secara umum kerapatan vegetasi strata pohon
1986). Tabel 2. Kerapatan vegetasi di kawasan hutan mangrove Desa Tanjung Sekodi Bengkalis
Jenis Rhizophora Kerapatan (individu/ha)
apiculata, R. mucronata No Jenis Lokasi I Lokasi II Lokasi III Lokasi IV
dan Sonneratia alba Ph Sp Sd Ph Sp Sd Ph Sp Sd Ph Sp Sd
mendominasi komunitas 1 R. apiculata 240 220 870 160 350 1030 90 310 1050 140 290 770
mangrove di area studi 2 R. mucronata 200 190 640 140 180 610 70 270 730 90 220 410
3 S. alba 150 160 460 100 160 510 110 180 510 130 150 340
yang ditunjukkan dengan 4 A. alba 120 60 350 100 120 330 40 120 270 90 100 280
Nilai Penting yang lebih 5 H. tiliaceus 90 80 50 90 80 50 30 90 70 70 50 30
tinggi dibandingkan JUMLAH 800 710 2370 590 890 2530 340 970 2630 520 810 1830
dengan jenis-jenis Ket. Ph : Pohon, Sp : Sapling, Sd : Seedling
lainnya, baik pada strata
pada masing-masing lokasi kurang dari 1000
pohon, sapling maupun seedling. Hasil penelitian
individu/ha. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan
sebelumnya (Fauziah et al, 2004) menunjukkan
dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan
bahwa Suku Rhizophoraceae yang terdiri dari jenis
Hidup RI No.201 Tahun 2004 tentang Kriteria
R. apiculata dan R. mucronata juga mendominasi
Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan
vegetasi strata sapling di kawasan hutan mangrove
Mangrove, kawasan hutan mangrove Tanjung
Pulau Bengkalis. Jenis-jenis tersebut umum
Sekodi Bengkalis dapat dikategorikan sebagai
dijumpai di kawasan hutan mangrove pesisir pantai
kawasan hutan mangrove yang sudah rusak.
kawasan indo-malesia (Indonesia dan Malaysia)
Kemampuan regenerasi vegetasi pada empat
yang merupakan pusat biogeografi jenis-jenis
lokasi yang diteliti dianggap masih baik,

3
Nursal, Fauziah dan Ismiati : Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove

ditunjukkan dengan kerapatan anakan (seedling) mencapai kelas ketinggian berikutnya yaitu 51-100
lebih dari 1000 individu/ha dan kerapatan sapling cm dan 101-150 cm.
lebih dari 240 individu/ha. Dari keseluruhan jenis Hasil pengukuran parameter lingkungan pada 4
yang ada, jenis Rhizophora apiculata, R. lokasi yang diteliti dicantumkan pada Tabel 3.
mucronata, Sonneratia alba dan Avicenia alba Data hasil pengukuran parameter lingkungan
mempunyai kemampuan regenerasi yang lebih mengindikasikan adanya keterbukaan lahan
dibandingkan dengan Hibiscus tiliaceus. terutama pada kawasan hutan mangrove yang
Berdasarkan data sebaran individu strata seedling berada di dekat pemukiman penduduk (lokasi 2)
pada berbagai kelas ketinggian (Tabel 3 dan dan hutan mangrove yang berdekatan dengan
Gambar 2) diketahui bahwa pada kelas ketinggian tambak (lokasi 4). Hal ini dapat dilihat dari hasil
101-150 cm jumlah individu masing-masing jenis pengukuran suhu udara yang lebih tinggi dan

Tabel 3. Sebaran jumlah individu vegetasi strata seedling berdasarkan kelas ketinggian (cm) di kawasan hutan
mangrove Tanjung Sekodi Bengkalis
Jumlah indiividu berdasarkan kelas ketinggian (cm)
No Jenis Lokasi I Lokasi II Lokasi III Lokasi IV
10-50 51-100 101-150 10-50 51-100 101-150 10-50 51-100 101-150 10-50 51-100 101-150
1 R. apiculata 50 20 17 65 33 5 47 39 11 28 35 14
2 R. mucronata 30 25 9 21 35 11 23 41 9 21 18 2
3 S. alba 16 23 7 45 6 0 51 0 0 9 20 5
4 A. alba 25 0 10 13 16 4 11 9 7 15 7 6
5 H. tiliaceus 5 0 0 0 3 2 0 6 1 0 0 3
JUMLAH 126 68 43 144 93 22 132 95 28 73 80 30
Ket. Ph : Pohon, Sp : Sapling, Sd : Seedling
pada umumnya lebih sedikit dibandingkan dengan kelembaban udara yang lebih rendah dibandingkan
kelas ketinggian yang lebih rendah. Hal ini dengan lokasi hutan mangrove alami (lokasi 1).
membuktikan terjadinya kompetisi intraspesifik Adanya keterbukan lahan juga diindikasikan dari
berkurangnya kerapatan vegetasi, terutama
Tabel 4. Hasil pengukuran parameter lingkungan di kawasan hutan
mangrove Tanjung Sekodi Bengkalis pada strata pohon dan sapling

Lokasi KESIMPULAN
No Parameter
I II III IV
1 PH Tanah 5.9 5.9 6.0 5.9 Komunitas mangrove desa Tanjung
2 Suhu Udara ( 0C ) 27 28 27 30 Sekodi Bengkalis terdiri dari jenis
3 Suhu air ( 0 C ) 30 30 28 30
4 Kelembaban udara (%) 67 66 67 64
Rhizophora apiculata, Rhizophora
5 Salinitas (0/00) 23 23 23 24 mucronata, Sonneratia alba, Avicennia alba
6 Kadar Organik 28.36 29.83 29.00 28.41 dan Hisbiscus tilliaceu.
7 Kelas Tekstur Sedimen Lumpur Lumpur Lumpur Lumpur Vegetasi mangrove didominasi oleh jenis
Rhizophora apiculata, Rhizophora
antar individu yang sejenis di dalam komunitasnya.
muronata dan Sonneratia alba, baik pada strata
Jenis R. apiculata dan R. mucronata terlihat
pohon, sapling maupun seedling.
mempunyai sebaran individu yang lebih baik pada
Jenis Rhizophora apiculata dan Rhizophora
berbagai tingkatan umur sehingga regenerasinya
muronata mempunyai kemampuan regenerasi yang
akan dapat berlangsung lebih cepat di masa yang
lebih baik dibandingkan dengan jenis lainnya.
akan datang. Jumlah individu pada kelas
ketinggian 10-50 cm mempunyai kerapatan yang
DAFTAR PUSTAKA
lebih banyak dibandingkan dengan kelas
ketinggian 51-100 cm dan 101-150 cm. Hal ini Anonim. 2004. Program Pendampingan Community
menunjukkan kemampuan menghasilkan biji dalam Development (II). Pengelolaan Kawasan Pelestarian
jumlah yang banyak dan sebagian besar (lebih dari Alam. Laporan Akhir, Cofish Project dan PT.
50%) individu anakan yang ada dapat tumbuh Ayamaru Bakti Pertiwi. Bengkalis

4
Nursal, Fauziah dan Ismiati : Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove

Bengen, D.G. 2001. Pengenalan dan Pengelolaan Ekosistem Nirarita, C.H.E., P. Wibowo, S. Susanti, D. Padmawinata,
Mangrove. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Kusmarini, M. Syarif, Y. Hendriani, Kusniangsih, dan
Lautan. Penerbit IPB. Bogor. L. Sinulingga. 1996. Ekosistem Lahan Basah
Causton, D.R. 1988. Introduction to Vegetation Analysis. Indonesia. Buku panduan untuk guru dan praktisi
Principles, practice and interpretation. Unwin pendidikan. Diterbitkan kerjasama Wetlands
Hyman. London. International-Indonesia Programme Direktorat
Chapman, V.J. 1976. Mangrove Vegetation. J. Cramer. Jenderal Perlindungan Hutan dan Pelestarian Alam.
Vadus. Canada Foundation dan Pusat Pengembangan
Fauziah, Y., Nursal dan Supriyanti. 2004. Struktur dan Penataran Guru Ilmu Pengetahuan Alam. Bogor.
Penyebaran Vegetasi Strata Sapling di Kawasan Hutan Noor, Y.R., M. Khazali, dan N.N. Suryadiputra. 1999.
Mangrove Pulau Bengkalis Propinsi Riau. J. Panduan Pengenalan Mangrove di Indonesia.
Biogenesis 1(1) Wetlands International Indonesia Programe. Bogor.
Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 201 Tomlinson, P.B. 1986. The Botany of Mangroves. Cambridge
Tahun 2004 Tentang Kriteria Baku dan Pedoman University Press. London.
Penetuan Kerusakan Mangrove Zieren, M., Suhara, O., dan Budhi, D.K., 1997, Coastal Zone
Ludwig, J.A. and J.F. Reynolds. 1988. Statistical Ecology. A Environmental Profile of Riau Province Indonesia,
Primer on Methods and Computing. John Wiley and PT. Ardes Perdana, Pekanbaru
Sons. New York.
Muller-Dombois, D. dan H. Ellenberg. 1974. Aims and
Methods of Vegetation Ecology. John Wiley & Sons.
New York.

5
Nursal, Fauziah dan Ismiati : Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove

Kerapatan (ind/ha) 1200 Pohon 1200 Pohon

Kerapatan (ind/ha)
1000 Sapling Sapling
1000
Seedling Seedling
800 800
600 600
400 400
200 200
0 0
Ra Rm Sa Aa Ht Ra Rm Sa Aa Ht
Jenis Jenis

Gb. 1.1. Kerapatan vegetasi mangrove Gb. 1.2. Kerapatan vegetasi mangrove di
di hutan alami lokasi dekat pemukiman penduduk

1200 Pohon 1200 Pohon


Sapling Sapling
Kerapatan (ind/ha)

1000 1000 Seedling


Kerapatan (ind/ha)

Seedling
800 800
600 600
400 400
200 200
0 0
Ra Rm Sa Aa Ht Ra Rm Sa Aa Ht
Jenis Jenis

Gb. 1.3. Kerapatan vegetasi mangrove Gb. 1.4. Kerapatan vegetasi mangrove di
di dekat lokasi dapur arang dekat lokasi tambak

6
Nursal, Fauziah dan Ismiati : Struktur dan Komposisi Vegetasi Mangrove

75 10-50cm 75 10-50cm
51-100cm 51-100cm
101-150cm 101-150cm
50
Tinggi (cm)

Tinggi (cm)
50

25 25

0 0
Ra Rm Sa Aa Ht Ra Rm Sa Aa Ht
Jenis Jenis

Gb. 2.1. Sebaran ketinggian anakan Gb. 2.2. Sebaran ketinggian anakan mangrove
mangrove di hutan alami di hutan dekat pemukiman

75 75 10-50cm
10-50cm
51-100cm 51-100cm
101-150cm 101-150cm
Tinggi (cm)

Tinggi (cm)

50 50

25 25

0 0
Ra Rm Sa Aa Ht Ra Rm Sa Aa Ht
Jenis Jenis

Gb. 2.3. Sebaran ketinggian anakan mangrove di


Gb. 2.4. Sebaran ketinggian anakan
hutan dekat dapur arang
mangrove di dekat tambak udang

Ket. Ra : Rhyzophora apiculata, Rm : Rhyzophora mucronata, Sa : Sonneratia alba, Aa : Avicennia alba


Ht : Hibiscus tiliaceus

You might also like