You are on page 1of 26

SUSI INDRAWAN

030.09.245
Sudut bilik mata :
anterior
posterior


Lapang pandang perifer




Lapang pandang sentral : 30 derajat

Tenporal : 85 Inferior : 65 Nasal : 60 Superior : 45
Infratemporal : 85 Inferonasal : 50 Superonasal : 55 Superotemporal : 55

adalah suatu neuropati optik
kronik didapat, yang ditandai dengan

-pencekungan / cupping diskus optikus
-pengecilan lapang pandang
-bisa disertai dengan kenaikan
tekanan intraokular
GLAUKOMA PRIMER GLAUKOMA KONGENITAL GLAUKOMA SEKUNDER

1. Glaukoma sudut terbuka

a. Glaukoma sudut terbuka primer
glaukoma sudut terbuka kronik
glaukoma simpleks kronik

b Glaukoma tekanan normal
glaukoma tekanan rendah
1 glaukoma kongenital primer

2 glaukoma yang berkaitan
dengan kelainan
perkembangan COA

a sindrom pembelahan
bilik mata depan :
sindrom axenfeld
sindrom reiger
sindrom peter

b aniridia
1 glaukoma pigmentasi
2 sindrom eksfoliasi
3 akibat kelainan lensa
Dislokasi
Intumesensi
Fakolitik
4 akibat kelainan tr uvea
Uveitis
Sinekia posterior
Tumor
Edem corpus siliaris
GLAUKOMA PRIMER GLAUKOMA KONGENITAL GLAUKOMA SEKUNDER
2 glaukoma sudut tertutup
akut
subakut
kronik
iris plateau
3 glaukoma berkaitan
dengan kelainan
perkembangan
ekstraokular

5 sindrom
iridokorneoendotelial
6 trauma
7 pasca operasi
8 glaukoma neovaskular
9 peningkatan tekanan
10 akibat steroid
GLAUKOMA ABSOLUT
Hasil akhir dari semua glaukoma yang tidak terkontrol adalah mata yang keras karena tekanan intraokular
sangat tinggi, tidak dapat melihat dan nyeri
Mekanisme
stres
mekanik
vaskular


Penilaian
Tekanan
intra
okular
Penilaian
sudut bilik
mata
depan
Penilaian
diskus
optikus
Penilaian
lapang
pandang
Bola mata merupakan kompartemen yang tertutup dalam
sirkulasi aqueous humor yang konstan jika ada
peningkatan jumlah aqueous humor terjadi peninggian
tekanan intraokular
Interpretasi hasil gonioskopi :

Sudut terbuka : nampak SL,TM,SP,CP
Sudut sempit : hanya SL / TM
Sudut tertutup : tak nampak SL

Optic disc pada pasien normal :
c/d ratio = 0,3
Tampilan diskus optikus, serta
pembuluh darah dalam batas
normal
Optic disc pada pasien glaukoma :
c/d ratio > 0,3
Tampilan diskus optikus yang bergaung /
hollowed out
pergeseran pembuluh darah ke arah nasal
kelainan pada fungsi retina, N II
dan jaras visual
intrakranial menyebabkan
adanya defek lapang pandang

pengecilan lapang pandang
berawal dari perifer nasal,
kemudian ke temporal, lalu ke
sentral (5-10 derajat) pada
stadium lanjut.
A. Penghambat
produksi

B. Peningkatan
outflow

C. Penurunan
volume
korpus vitreous

D. Siklopegik
adrenegik bloker
topikal :
maleate 0,25 ; 0,5 %
betaxolol 0.25% ;0.5
levobunolol0.25%;0.5%
...
menghambat cyclic adenosine
monophosphate (cAMP) pada
epitel prosesus siliaris

Dosis : 2x/hari
Kontra indikasi : PPOK,
asthma, gangguan
jantung.

Efek samping hipotensi,
depresi, kebingungan,
fatigue
agonis adrenergic -2
(apraclonidine dan
brimonidine)
vasodilatasi pembuluh darah,
konstriksi pupil.

dosis 2-3x /hari

sensitifitas topikal,
folikular konjungtivitis,
blepharitis dermatitis
kontak, kekeringan pada
mulut dan lemas.
inhibitor karbonik
anhidrase
(asetazolamid,
methazolamide)
bekerja langsung di aktifitas
enzim karbonik anhidrase
pada epitelial procesus siliaris
Dosis :
g.kronik 25-50mg, 2-3x/hari
G akut : 125-250 mg, 2-4x/hari

parastesia pada jari jari,
lemah, diare, depresi,
alergi, anemia aplastik,
hipokalemia, batu ginjal,
penglihatan buram.
analog prostaglandin
(termasuk dalam
hypotensive lipid)
kontraksi m. Siliaris
longitudinal pemadatan
jaringan trabekular

dosis 3-4x/hari

bisa menimbulkan
hiperemia konjungtiva,
hiperpigmentasi kulit
periorbita, pertumbuhan
bulu mata dan
penggelapan iris
permanen, uveitis dan
keratitis herpes
golongan
parasimpatomimetik
(agen miotik) :
Contoh nya pilocarpin



meningkatkan pengeluaran
aqueous humor via jalur
uveosklera

dosis 1x1, nc
-
Penurunan volume
korpus vitreus dengan
agen hyperosmotik
(glycerin oral dan
manitol 20% ; 50% iv )
menaikan osmolaritas
darah, sehingga tercipta
gradien osmotik antara
darah dan viterous,
kemudian menarik air dari
vitreous ke darah
sehingga terjadi
penurunan tekanan
intraokular
sakit kepala, pusing, gagal
jantung, iskemi miokard,
perdarahan subdural dan
subarachnoid serta
hiperglikemia
Obat-obat siklopegik
(cyclopentolate, atropine)
siklopegik untuk
merelaksasi otot siliaris
sehingga aparatus zonula
menjadi kontraksi, dan
lensa tertarik kebelakang
-
Trabekulo
plasti
Bedah
drainase
glaukoma
Iridoplasti
iridektomi
iridotomi
perifer
Siklo-
destruktif
Penjelasan tentang terapi
jelaskan untuk memberi jarak
antar obat selama 5-10 menit,
dan jam jam pemberian obat.
-ajari cara meneteskan obat,
anjurkan menutup mata 1
menit setelah penetesan obat
untuk membantu penetrasi
obat ke kornea.
-teratur memakai obat, sesuai
dosis dan petunjuk dari
dokter.
-teratur kontrol untuk
mengevaluasi hasil terapi.
Penjelasan tentang glaukoma
(termasuk faktor yang memperberat perjalan penyakit)
-minum tidak boleh sekaligus
banyak.
-tekanan darah, gula darah
harus dijaga dalam batas
normal.
-tidak boleh dikucek atau
terkena trauma pada mata
tersebut.
-tidur dengan lampu yang
tetap dinyalakan.
Ruptur kornea
kebutaan

You might also like