You are on page 1of 1

Neuroscience of Music and Emotion

Gunter Kreutz and Martin Lotze



Bab ini membahas studi terbaru tentang representasi dari neural emosi musikal. Meskipun
telah banyak studi empirik tentang pengaruh emosi dari musik, masih sedikit penelitian
tentang otak yang mengidentifikasi jaringan neural yang mendasarinya. Dapat dikatakan
bahwa representasi emosi musikal mungkin didasarkan pada struktur yang sama dengan
emosi di domain lain. Oleh karena itu, muncul hipotesis bahwa emosi musikal mengerahkan
jaringan yang memproses emosi juga meliputi persepsi visual dan auditory (speech) yang
bertanggung jawab utuk psikologis serta respon fisiologis terhadap stimulus emosi.
Disamping adanya landasan teoritis dan catatan empirik, reviu yang membahas masalah
metodologi teknik pencitraan saat ini yang mungkin sangat mengganggu bagi studi korelasi
saraf terhadap emosi musikal. Bagaimanapun hasil penelitian yang mendukung asumsi
jaringan yang diperlukan untuk pengolahan emosi umum dan musik masih dapat saling
melengkapi. Mereka juga menguatkan gagasan jaringan yang saling berkaitan-erat dalam
proses kognitif dan emosional bahkan dalam struktur saraf yang sama. Khususnya, dalam
proses emosi musikal yang melibatkan struktur limbik dan paralimbik di mana mencakup
amygdala, hippocampus, parahippocampal gyrus, insula, temporal poles, ventral striatum,
orbitofrontal cortex, and the cingulate cortex. Hal ini lebih lanjut dapat diasumsikan bhwa
perbedaan perilaku antara aspek persepsi dan pengalaman (perasaan) dari emosi musikal
bisa dibentuk dalam struktur saraf. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan, sebagai contoh,
emosi musikal pada pemain dengan aspek perkembangannya dan perbedaan individu dalam
representasi saraf dari emosi musikal.

Emosi merupakan perihal kritis terutama bagi kita untuk memahami musik. Emosi
sejak lama telah menjadi subjek perdebatan panjang para filsuf, artist, ilmuwan dalam
tradisi Barat dan musik. Menurut para filsuf Yunani, mendengarkan musik dapat
mempengaruhi fisiologi dan karakter individu dan bahkan sampai pada perilaku (Freeman,
2000). Penulis ini tidak hanya memberi tekanan pada sisitim pengobatan dan pendidikan
musik, tetapi juga memperingatkan konsekuensi negatif dari malpraktik musik untuk
individu dan masyarakat.
Sejak akhir abad ke-19, metode riset dalam psikologi dan fisiologi telah menguraikan
spekulasi filosofis. Setidaknya, relasi antara struktur musik dan ekspresi emosi yang ternyata
masih dibicarakan sampai saat ini. Musik adalah gagasan atau pemikiran yang membawa
informasi emosi melalui sebuah interactive, di mana proses komunikasinya melibatkan
komposer, pemain dan pendengar. Hal tersebut ditunjukan dari struktur isyarat dalam skor
musik yang mewakili maksud dari komposer yang mana saling mempengaruhi isyarat yang
ada di bawah kendali pemain untuk membentuk ekspresi emosi yang akan dikomunikasikan
kepada pendengar.

You might also like