Bab ini membahas studi terbaru tentang representasi dari neural emosi musikal. Meskipun telah banyak studi empirik tentang pengaruh emosi dari musik, masih sedikit penelitian tentang otak yang mengidentifikasi jaringan neural yang mendasarinya. Dapat dikatakan bahwa representasi emosi musikal mungkin didasarkan pada struktur yang sama dengan emosi di domain lain. Oleh karena itu, muncul hipotesis bahwa emosi musikal mengerahkan jaringan yang memproses emosi juga meliputi persepsi visual dan auditory (speech) yang bertanggung jawab utuk psikologis serta respon fisiologis terhadap stimulus emosi. Disamping adanya landasan teoritis dan catatan empirik, reviu yang membahas masalah metodologi teknik pencitraan saat ini yang mungkin sangat mengganggu bagi studi korelasi saraf terhadap emosi musikal. Bagaimanapun hasil penelitian yang mendukung asumsi jaringan yang diperlukan untuk pengolahan emosi umum dan musik masih dapat saling melengkapi. Mereka juga menguatkan gagasan jaringan yang saling berkaitan-erat dalam proses kognitif dan emosional bahkan dalam struktur saraf yang sama. Khususnya, dalam proses emosi musikal yang melibatkan struktur limbik dan paralimbik di mana mencakup amygdala, hippocampus, parahippocampal gyrus, insula, temporal poles, ventral striatum, orbitofrontal cortex, and the cingulate cortex. Hal ini lebih lanjut dapat diasumsikan bhwa perbedaan perilaku antara aspek persepsi dan pengalaman (perasaan) dari emosi musikal bisa dibentuk dalam struktur saraf. Penelitian lebih lanjut masih diperlukan, sebagai contoh, emosi musikal pada pemain dengan aspek perkembangannya dan perbedaan individu dalam representasi saraf dari emosi musikal.
Emosi merupakan perihal kritis terutama bagi kita untuk memahami musik. Emosi sejak lama telah menjadi subjek perdebatan panjang para filsuf, artist, ilmuwan dalam tradisi Barat dan musik. Menurut para filsuf Yunani, mendengarkan musik dapat mempengaruhi fisiologi dan karakter individu dan bahkan sampai pada perilaku (Freeman, 2000). Penulis ini tidak hanya memberi tekanan pada sisitim pengobatan dan pendidikan musik, tetapi juga memperingatkan konsekuensi negatif dari malpraktik musik untuk individu dan masyarakat. Sejak akhir abad ke-19, metode riset dalam psikologi dan fisiologi telah menguraikan spekulasi filosofis. Setidaknya, relasi antara struktur musik dan ekspresi emosi yang ternyata masih dibicarakan sampai saat ini. Musik adalah gagasan atau pemikiran yang membawa informasi emosi melalui sebuah interactive, di mana proses komunikasinya melibatkan komposer, pemain dan pendengar. Hal tersebut ditunjukan dari struktur isyarat dalam skor musik yang mewakili maksud dari komposer yang mana saling mempengaruhi isyarat yang ada di bawah kendali pemain untuk membentuk ekspresi emosi yang akan dikomunikasikan kepada pendengar.