You are on page 1of 11

1.

1 LAPORAN LABA RUGI


1.1.1 Kegunaan Laporan Laba Rugi
Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan
Dengan mengkaji pendapatan dan beban kita bisa
mengetahui bagaimana kinerja perusahaan dan
membandingkannya dengan para pesaing.
Memberikan dasar untuk memprediksikan kinerja masa depan
Informasi mengenai kinerja masa lalu dapat digunakan
untuk menentukan kecenderungan penting yang jika
berlanjut menyediakkan informasi tentang kinerja masa
depan.
Membantu menilai resiko atau ketidak pastian pencapaian arus
kas masa depan
Informasi tentang berbagai komponen laba pendapatan,
beban, keuntungan, dan kerugian memperlihatkan
hubungan diantara komponen-komponen tersebut dan dapat
digunakkan untuk menilai resiko kegagalan perusahaan
meraih tingkat arus kas tertentu di masa depan.

1.1.2 Keterbatasan Laporan Laba Rugi
Pos-pos yang tidak dapat diukur secara akurat tidak
dilaporkan dalam laporan labarugi.
praktek yang berlangsung saat ini melarang pengakuan pos-pos
tertentu ketika menentukan laba, meskipun pengaruh dari pos-
pos ini cukup untuk mempengaruhi kinerja perusahaan. Sebagai
contoh, keuntungan dan kerugian yang belum terealisasi atas
sekuritas investasi tertentu tidak dicatat dalam laporan labarugi
apabila terdapat ketidak pastian bahwa perubahan nilai tersebut
akan betul-betul terealisasi.
Angka-angka laba dipengaruhi oleh metode akutansi yang
digunakkan
Sebagai contoh, sebuah perusahaan mungkin memilih untuk
menyusutkan aktifa pabriknya atas dasar dipercepat, sementara
perusahaan lainnya memilih penyusutan garis lurus. Dengan
mengasumsikan semua faktor lainnya adalah sama, laba dari
perusahaan pertama akan lebih rendah dibandingkan laba
perusahaan kedua.
Pengukuran laba yang melibatkan pertimbangan
Sebagai contoh , sebuah perusahaan mungkin mengestimasi
umur manfaat suatu aktiva selama 20 tahun sementara
perusahaan lainnya memilih umur manfaat 15 tahuun untuk jenis
aktiva yang sama. Demikian juga sejumlah perusahaan mungkin
membuat estimasi terlalu optimis untuk biaya garansi masa
depan dan penghapusan piutang tak tertagih. Sehingga
menciptakan beban yang lebih rendah dan beban yang lebih
tinggi.

1.2 FORMAT LAPORAN LABA RUGI
1.1.1 Laporan Laba Rugi Bentuk Langsung
Laporan laba rugi bentuk langsung hanya ada dua
pengelompokan, yaitu pendapatan dan beban. Pendapatan
dikurangkan dengan beban untuk menghitung laba bersih atau
rugi bersih. Istilah langsung muncul karena perhitungan laba
bersih hanya memerlukan satu pengurangan. Keuntungan utama
format langsung terletak pada kesederhanaan penyajian dan tidak
adanya implikasi bahwa satu jenis pos pendapatan atau beban
lebih diprioritaskan dari yang lainnya. Dengan demikian, format
langsung menghilangkan masalah klasifikasi yang muncul.














1.1.2 Laporan Laba Rugi Bentuk Bertahap
Klasifikasi lanjutannya meliputi:
a. Pemisahan aktivitas operasi dan non operasi perusahaan.
Sebagai contoh, perusahaan biasanya menyajikan angka laba dari
operasi dan kemudian bagian-bagian yang berjudul pendapatan
dan keuntungan lain serta beban dan kerugian lain. Kategori
lainnya inimeliputi pendapatan bunga dan beban bunga,
keuntungan atau kerugian dari penjualanpos rupa-rupa dan
dividen yang diterima.
b. Klasifikasi beban menurut fungsi, seperti barang dagang atau
manufactur, penjualan dan administrasi. Hal ini yang
memungkinkan pemakai membandingkan secara langsung biaya
berjalan dengan biaya tahun sebelumnya dan dengan biaya
departemen lainnya pada tahun yang sama.


























1.3 PELAPORAN POS-POS TIDAK BIASA
1.1.1 Pelaporan Pos Yang Tidak Biasa Dilaporkan Laba Rugi
Prinsip akuntansi berterima umum mengaharuskan pos- pos
tertentu yang tidak biasa dilaporkan secara terpisah dilaporan
laba rugi periode sebelumnya. Pos pos tersebut dapat
digolongkankedalam pos pos yang memengaruhi laporan laba
rugi periode berjalan dan laporan laba rugi periode sebelumnya.

1.1.2 Pos Tidak Biasa Yang Mempengaruhi Laporan Laba Rugi
Periode Berjalan
Pos ini mencakup :
penurunan nilai aset tetap,
biaya rekontruksi ,
operasi dalam pengahentian ,
dan pos luar biasa.

1.1.3 Pos Tidak Biasa Yang Mempengaruhi Laporan Laba Rugi
Sebelumnya
Terdapat 2 hal penting yang memerlukan penyajian kembali
yang berlaku surut terhadap laba periode sebelumnya , yaitu :
1. Kesalahan dalam pengakuan , pengukuran dan
penyajian atau pengungkapan laporan keuangan
2. Perubahan dari suatu prinsip akuntansi berterima umum
ke prinsip akuntansi berterima umum lainnya.

1.4 Laba Per Lembar Saham
1.1.1 Pengertian Earning Per Share
Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M (2001) pengertian
laba per lembar saham atau EPS yaitu merupakan rasio yang
menunjukkan berapa besar keuntungan (laba) yang diperoleh
investor atau pemegang saham per lembar sahamnya. Laba
merupakan alat ukur utama kesuksesan suatu perusahaan,
karena itu para pemodal seringkali memusatkan perhatian
pada besarnya earning per share (EPS) dalam melakukan
analisis saham. Semakin tinggi nilai EPS tentu saja
menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba
yang disediakan untuk pemegang saham. Untuk menganalisis
penyebab perubahan EPS dapat digunakan analisis rasio
laba (Fabozzi, 1999 : 386). Rasio laba menunjukkan dampak
gabungan dari likuiditas serta manajemen aktiva dan
kewajiban terhadap kemampuan perusahaan menghasilkan
laba. Laba per lembar saham dapat dihitung dengan rumus :
Jumlah saham yg beredar
EPS = Laba setelah pajak
Menurut Robbert Angg (1997), EPS merupakan perbandingan
antara laba bersih setelah pajak pada suatu tahun buku dengan
jumlah saham yang diterbitkan. Di
dalam perhitungan EPS, terdapat dua jenis EPS, yaitu :
1. EPS Historis
EPS yang dihitung berdasarkan kinerja perusahaan pada
tahun buku yang telah lampau. EPS historis merupakan nilai
yang telah terjadi pada masa lampau.28
2. EPS Proyektif
EPS yang diperkirakan akan terjadi dengan asumsi sesuai
dengan proyeksi kinerja emiten.

1.1.2 Hubungan Antara Harga Saham Dengan EPS
Menurut Brealy dan Stewart (1986) menyatakan bahwa para
penanam modal (investor) sering menggunakan istilah income
stock and growth stock. Mereka kelihatannya membeli saham
yang sedang tumbuh terutama dengan pengharapan
memperoleh keuntungan modal dan mereka lebih berminat
pada pertumbuhan pendapatan pada masa mendatang
daripada dalam dividen tahun berikutnya. Sebaliknya mereka
membeli income stock terutama untuk memperoleh dividen
tunai. Sedangkan Lukman Syamsudin (2001) menyatakan
pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham
biasa dan calon pemegang saham sangat tertarik akan EPS,
karena hal ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh
untuk setiap lembar saham biasa. Para calon pemegang saham
tertarik dengan EPS yang besar, karena hal ini merupakan
salah satu indikator keberhasilan suatu perusahaan.
Jumlah EPS tidak berarti akan didistribusikan semuanya
kepada pemegang saham biasa, karena berapapun jumlah
yang akan didistribusikan tergantung pada kebijakan
perusahaan dalam hal pembayaran dividen. EPS yang besar
menandakan kemampuan perusahaan yang lebih besar dalam
menghasilkan keuntungan bersih dari setiap lembar saham.
Peningkatan EPS menandakan bahwa perusahaan berhasil
meningkatkan taraf kemakmuran investor, dan hal ini akan
mendorong investor untuk menambah jumlah modal yang
ditanamkan pada perusahaan. Makin tinggi nilai EPS akan
menggembirakan pemegang saham karena semakin besar laba
yang disediakan 29 untuk pemegang saham (Tjiptono
Darmadji dan Hendy W:2001). Hal ini akan berakibat dengan
meningkatnya laba maka harga saham cenderung naik,
sedangkan ketika laba menurun, maka harga saham ikut juga
menurun.

1.5 LAPORAN LABA DITAHAN
Laporan ini menjelaskan tentang perubahan dalam laba ditahan selama periode
tertentu, dan menghubungkan laporan L/R dengan neraca.
Bagian dalam R/E :
1. Penyesuaian peride sebelumnya
a. Koreksi kesalahan dalam statemen keuangan periode
sebelumnya.
Misalnya : kesalahan penyajian persediaan barang dagangan yang
terlalu tinggi. Koreksi kesalahan harus dibedakan dengan koreksi
sebagai akibat perubahan taksiran akuntansi. Karena taksiran
akuntansi bukan merupakan penyesuaian terhadap periode
sebelumnya.

b. Penyesuaian yang dihasilkan dari realisasi income tax benefit
dari kerugian operasi perusahaan anak, yang tejadi sebelum
perusahaan tersebut dibeli perusahaan induk.
2. Laba Bersih dan Dividen
Jika perusahaan memperoleh laba, maka jumlah tersebut
ditambahkan ke R/E. Sebalinya jikaperusahaan menderita rugi
jumlah tersebut dikurangkan dari saldo R/E.
Deviden yang diumumkan selama periode tertentu dikurangkan dari
R/E, dan dividen /lb saham diunkapkan dalam laporan R/E. Dividen
yang dibagikan diidentifikasikan dengan saham yang dikeluarkan.
Contoh :








PT. BAPAK
Laporang Laba Ditahan
Per 31 Desember 2012
Laba di tahan, awal
(-) penyesuaian periode sebelumnya-koreksi
depresiasi dibebankan terlalu rendah pada tahun
2011, dikurangi pajak laba Rp 10 juta.
Laba ditahan ditetapkan kembali
(+) Laba bersih tahun 2012
Sub Total
(-) Dividen untuk Saham preferen Rp 15.000.000
Dividen untuk saham biasa Rp 35.000.000
Laba ditahan akhir
Rp 80.000.000


(Rp 20.000.000)
Rp 60.000.000
Rp 197.000.000
Rp 257.000.000
(Rp 20.000.000)
Rp 237.000.000

1.6 LAPORAN EKUITAS PEMEGANG SAHAM

Di samping laporan laba rugi komprehensif, entitas juga menyajikan laporan
ekuitas pemegang saham (atau laporan perubahan ekuitas pemegang saham
statement of changes in stockhoders equity). Laporan ini melaporkan
perubahan masing-masing akun ekuitas pemegang saham dan total ekuitas
pemegang saham selama suatu periode. Entitas biasanya menyajikan
laporan ekuitas pemegang saham dalam format kolom (columnar form).
Ekuitas pemegang saham pada umumnya mencakup modal kontribusi
(saham preferen, saham biasa, dan tambahan modal disetor), saldo laba,
dan pendapatan komprehensif lain.
Untuk tiap komponen ekuitas, rekonsiliasi antara jumlah tercatat pada awal
dan akhir periode, secara terpisah mengungkapkan masing-masing
perubahan yang timbul dari:
1. Laba rugi;
2. Masing masing pos pendapatan komprehensif lain; dan
3. Transaksi dengan pemilik, yang menunjukkan secara terpisah
kontribusi dari pemilik (penerbitan saham) dan distribusi kepada
pemilik (dividen), dan perubahan hak kepemilikan pada ekuitas anak
yang tidak menyebabkan hilang pengendalian

Contoh :
Asumsikan, sebagaimana informasi yang sama dengan PT Galaxi, Tbk;
entitas mempunyai saldo akun ekuitas pemegang saham pada awal tahun
2012: Saham biasa Rp300.000.000; saldo laba Rp50.000.000; dan
pendapatan komprehensif lain Rp60.000.000. Tidak ada perubahan akun
saham biasa yang terjadi selama tahun berjalan. Penyajian ekuitas
pemegang saham untuk PT Galaxi, Tbk sebagai berikut:

PT Galaxi, Tbk
Laporan Perubahan Ekuitas Pemegang Saham
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2012

Total Saham Biasa Saldo Laba Pendapatan
Komprehensif
Lain
Saldo awal
Laba bersih
Pendapatan komprehensif
lain
Keuntungan kepemilikan
yang belum direalisasi,
setelah pajak
Rp410.000.000
110.000.000




30.000.000
Rp300.000.000






Rp 50.000.000
110.000.000
Rp60.000.000





30.000.000
Saldo akhir Rp550.000.000 Rp300.000.000 Rp160.000.000 Rp90.000.000

1.7 LABA KOMPREHENSIF
Entitas menyajikan seluruh komponen pendapatan komprehensif (pos
penghasilan dan beban) yang diakui dalam satu periode:
1) Dalam bentuk satu laporan laba rugi komprehensif, di mana semua pos
penghasilan dan beban yang diakui dalam satu periode (pendekatan satu
laporan the single statement approach); atau
2) Dalam bentuk dua laporan (pendekatan dua laporan the two statement
approach):
a) Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi
terpisah)
b) Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen
pendapatan komprehensif lain (dalam laporan laba rugi komprehensif).

Total laba rugi komprehensif (total comprehensive income) yang
dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif adalah total semua pos
penghasilan dan beban yang diakui selama satu periode (termasuk komponen
laba atau rugi dan pendapatan komprehensif lain).
Laporan laba rugi komprehensif minimal mencakup penyajian jumlah pos-
pos berikut untuk periode:
1) Pendapatan;
2) Biaya keuangan;
3) Bagian laba atau rugi dari entitas asosiasi dan ventura bersama yang
.dicatat dengan menggunakan metode ekuitas;
4) Beban pajak;
5) Operasi yang dihentikan yang mencakup suatu total dari:
a) Laba atau rugi setelah pajak dari operasi yang dihentikan; dan
b) Keuntungan atau kerugian setelah pajak yang diakui dengan
pengukuran nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual atau dari
pelepasan aset atau kelompok yang dilepaskan dalam rangka
operasi yang dihentikan.
6) Laba atau rugi;
7) Setiap komponen dari pendapatan komprehensif lain yang
diklasifikasikan sesuai dengan sifat (selain angka 8 di bawah);
8) Bagian pendapatan komprehensif lain dari entitas asosiasi dan ventura
bersama yang dicatat dengan metode ekuitas; dan
9) Total laba rugi komprehensif

Dengan demikian, total laba rugi komprehensif adalah perubahan ekuitas
selama satu periode yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lainnya, selain
perubahan yang dihasilkan dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya
sebagai pemilik. Total laba rugi komprehensif terdiri dari komponen laba rugi
dan pendapatan komprehensif lain. Sedangkan laba rugi (profit or loss) atau
laba bersih (net income) adalah total pendapatan (income) dan beban
(expenses), tidak termasuk komponen-komponen pendapatan komprehensif
lain.
Di samping itu, entitas mengungkapkan pos-pos berikut dalam laporan laba
rugi komprehensif sebagai alokasi laba rugi untuk periode:
1) Laba atau rugi periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:
a) Kepentingan nonpengendali: dan
b) Pemilik entitas induk.
2) Total laba rugi komprehensif periode berjalan yang dapat didistribusikan
kepada:
a) Kepentingan nonpengendali; dan
b) Pemilik entitas induk.
Entitas dapat menyajikan pos-pos sebagaimana dimaksud di butir 1 6 di atas
dan pengungkapan laba atau rugi yang diatribusikan kepada kepentingan
nonpengendali (non-controlling interest) dan pemilik entitas induk (owners of
the parent) sebagaimana pada butir 1) di atas dalam laporan laba rugi terpisah
(income statement).






Contoh Laporan Laba Rugi Komprehensif

Keterangan 2012 2011
Pendapatan usaha
Penjualan
Beban pokok penjualan
Laba bruto

Beban operasi
Beban penjualan
Beban umum dan administrasi
Laba operasi
Pendapatan (beban) non operasi
Bagian laba (rugi) entitas asosiasi/ventura bersama
Laba (rugi) sebelum pajak penghasilan
Beban pajak penghasilan
Beban pajak kini
Beban pajak tangguhan
Laba dari operasi yang dilanjutkan
Kerugian dari operasi yang dihentikan

Laba (rugi) neto

Pendapatan komprehensif lain
Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam
mata uang asing
Aset keuangan tersedia untuk dijual
Lindung nilai arus kas
Keuntungan revaluasi aset tetap
Keuntungan (kerugian) aktuarial dari program pensiun
manfaat pasti

Pendapatan komprehensif lain

Total laba komprehensif

Laba neto yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali

Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik entitas induk
Kepentingan nonpengendali

xxxx
xxxx
xxxx


xxxx
xxxx
xxxx

xxxx
xxxx

xxxx
xxxx
xxxx
xxxx

xxxx


xxxx

xxxx
xxxx
xxxx

xxxx

xxxx

xxxx


xxxx
xxxx


xxxx
xxxx


xxxx
xxxx
xxxx


xxxx
xxxx
xxxx

xxxx
xxxx

xxxx
xxxx
xxxx
xxxx

xxxx


xxxx

xxxx
xxxx
xxxx

xxxx

xxxx

xxxx


xxxx
xxxx


xxxx
xxxx


Catatan: Entitas induk adalah entitas yang mempunyai satu atau lebih entitas
anak; entitas anak adalah suatu entitas, termasuk suatu entitas non-korporasi seperti
perseketuan, yang dikendalikan oleh entitas lain (dikenal sebagai entitas induk); entitas
asosiasi, termasuk entitas non-korporasi seperti persekutuan, di mana investor mempunyai
pengaruh signifikan dan bukan merupakan entitas anak maupun ventura bersama;
dan kepentingan nonpengendali adalah ekuitas entitas anak yang tidak dapat diatribusikan
secara langsung atau tidak langsung pada entitas induk.

You might also like