You are on page 1of 5

GAMETOGENESIS

Sel somatic manusia mengandung 23 pasang atau jumlah kromosom yang diploid. Ada 22
pasang kromosom yang tepat sama, autosom, dan 1 pasang kromosom seks. Kalau pasangan
kromosom seks tersebut adalah XX, individu tersebut secara genetika wanita; kalau pasangan
tersebut XY, individu tersebut secara genetika laki-laki.
Perkembangan manusia diulai dengan pembuahan, suatu proses dimana spermatozoa dari
laki-laki dan oosit dari wanita bergabung membentuk suatu organism baru yaitu zigot. Dalam
persiapan pembuahan, baik sel benih pria maupun wanita tersebut mengalami sejumlah perubahan
yang melibatkan kromosom maupun sitoplasma. Untuk mengalami sejumlah perubahan tersebut
melewati 2 tahap, yaitu Mitosis dan Meiosis.
KROMOSOM SELAMA PEMBELAHAN MITOSIS
Sebelum memasuki mitosis, masing-masing kromosom melipatgandakan (replikasi) DNA-
nya, yang dengan demikian menjadi rangkap dua. Selama fase replikasi DNA ini, kromosom
menjadi sangat panjang, menyebar secara difusi ke seluruh inti sel. Dengan dimulainya mitosis,
kromosom mulai bergelung, memendek dan menebal. Peristiwa ini menandai mulainya profase.
Setiap kromosom terdiri dari dua subunit sejajar (kromatid) yang saling menyatu pada
sebuah daerah menyempit milik bersama yang disebut sentromer. Sepanjang masa profase,
kromosom terus menebal menjadi lebih pendek dan lebih tebal, tetapi baru pada tahap
prometafase kromatid mudah dibedakan.
Selama metafase, kromosom berderet pada bidang khatulistiwa dan bentuk rangkapnya
terlihat jelas. Masing dihubungkan oleh mikrotubulus (gelendong mitosis) yang keluar dari
sentromer ke sentriol. Segera sesudahnya, sentromer pada setiap kromosom membelah, yang
menandai tahap anafase yang diikuti dengan migrasi kromatid ke kutub-kutub gelendong.
Akhirnya tahap telofase, kromosom mengendorkan gelungannya dan menjadi panjang,
selubung inti terbentuk kembali dan terjadi pembagian sitoplasma. Setiap sel anak menerima
separuh dari semua materi kromosom yang telah berlipat dua tersebut dan dengan demikian
mempertahankan jumlah kromosom yang sama seperti induknya.

KROMOSOM SELAMA PEMBELAHAN MEIOSIS
PEMBELAHAN MEIOSIS PERTAMA
Sebelum pembelahan meiosis pertama, sel-sel benih primitive wanita maupun pria(oosit
primer dan spermatosit primer) melipatgandakan DNA-nya sesaat. Karena itu, pada permulaan
pembelahan pematangan, sel benih mengandung dua kali lipat dari jumlah DNA yang normal dan
tiap-tiap dari 46 kromosomnya merupakan suatu bentuk rangkap dua.
Sifat khas dari pembelahan meiosis ini adalah berpasangannya kromosom-kromosom
homolog, yang disebut bivalen. Oleh karena setiap masing-masing kromosom memiliki susunan
rangkap dan mengandung dua kromatid, setiap pasangan homolog terdiri atas empat kromatid.
Pada pembelahan mitosis, kromosom-kromosom homolog tidak berpasangan.
Sifat khas kedua pembelahan meiosis pertama disebut pertukaran silang dan meliputi
saling tukar-menukar segmen-segmen kromatid diantara kedua kromosom homolog yang
berpasangan. Jika selanjutnya setiap anggota dari pasangan homolog membelah secara
memanjang, terjadilah satu atau lebih pemotongan kromatid melintang dan terjadilah pertukaran
segmen-segmen kromatid diantara kedua kromosom. Selama tingkat kiasma ini, sekelompok gen
dipertukarkan diantara kromosm-kromosom homolog. Pada saat yang sama, pemisahan terus
berlangsung dan kedua anggota dari setiap pasangan tersebut mengarah ke kumparan. Pada tahap
selanjutnya setiap anggota tersebut bergerak menuju ke kutub sel yang berlawanan.
Setelah pembelahan meiosis pertama selesai, setiap sel anak mengandung satu anggota
dari tiap-tiap pasangan kromosom dan dengan demikian memiliki 23 kromosom bersusun ganda.
Oleh karena setiap kromosom masih bersusun dua, kecuali pada sentromer, jumlah DNA pada
setiap sel anak sama dengan jumlah DNA pada sel somatic normal.




PEMBELAHAN MEIOSIS KEDUA
Berbeda dengan pembelahan meiosis pertama, pembelahan meiosis kedua tidak terjadi
sisntesa DNA. Kedua puluh tiga kromosom bersusun ganda tersebut membelah pada sentromer
dan masing-masing sel anak yang baru terbentuk menerima 23 kromosom tunggal. Jumlah DNA
pada sel yang terbentuk kini menjadi setengah jumlah DNA sel somatic normal. Oleh karena itu
tujuan kedua pembelahan mitosis atau pembelahan pematangan ada dua :
a. Memungkinkan keanekaragaman genetic melalui proses tukar silang yang menciptakan
kromosom-kromosom dan melalui distribusi acak kromosom homolog ke sel-sel anak.
b. Memberikan pada setiap sel benih jumlah kromosom haploid dan jumlah DNA separuh dari sel
somatic normal.
Akibat dari pembelahan meiosis, sebuah oosit primer akan mengahasilkan empat sel anak yang
masing-masing mempunyai kromosom 22+1X. Hanya satu diantara keempat sel tersebut
berkembang menjadi oosit matang; ketiga sel lainnya, badan-badan kutub hampir tidak
mendapatkan sitoplasma dan mengalami degenerasi dalam perkembangan selanjutnya.
Spermatosit primer menghasilkan empat sel anak; dua sel anak mempunyai kromosom
22+1X dan dua mempunyai dengan kromosom 22+1Y. keempat sel anak ini berkembang menjadi
gamet matang.








SPERMATOGENESIS
Spermatogenesis mencakup semua peristiwa yang berlangsung pada saat spermatogonia
berubah menjadi spermatozoa. Pada pria, diferensiasi sel benih primordial mulai pada masa
pubertas; tetapi pada wanita, proses ini mulai in utero pada bulan ketiga perkembangan. Pada saat
lahir, sel benih pria dapat dikenali didalam tali benih testis sebagai sel yang besar, pucat,
dikelilingi sel penunjang. Sel penunjang ini berasal dari epitel permukaan kelenjar testis seperti
halnya sel folikuler dan sel sustentakuler atau sel sertoli.
Sesaat sebelum masa pubertas, tali benih menjadi berongga dan menjadi tubuli seminiferi.
Kira-kira pada saat yang sama, sel benih primordial berkembang menjadi spermatogonia, yang
terdiri dari dua jenis spermatogonia A yang membelah secara mitosis terus-menerus menyediakan
sel induk. Spermatogonia B yang berkembang menjadi spermatosit primer. Bila peristiwa-
peristiwa spermatogenesis berjalan normal, beberap jenis sel A meninggalkan populasi sel induk
dan berkembang menjadi generasi spermatogenia berikutnya, yang lebih terdiferensiasi daripada
generasi sebelumnya. Stelah pembelahan terakhir sel jenis A selesai, spermatogonia jenis B
terbentuk; kalau sel-sel ini selanjutnya mengalami mitosis, terbentuklah spermatosit primer.
Spermatosit primer kemudian memasuki masa profase yang panjang (22hari), diikuti dengan
selesainya meiosis I dengan cepat dan pembentukan spermatosit sekunder.
Sel-sel ini segera mulai membentuk spermatid pada pembelahan meiosis kedua yang
mengandung jumlah haploid 23 kromosom. Selanjutnya spermatogonia dan spermatid tertanam
dilekukan-lekukan sel-sel sertoli yang dalam disepanjang masa perkembangan mereka. Dan
dengan cara ini sel sertoli memberikan sokongan dan perlindungan bagi sel-sel benih tersebut,
ikut menunjang nutrisi mereka dan membantu dalam pelepasan spermatozoa matang.





SPERMIOGENESIS
Serangkaian perubahan yang menimbulkan transformasi spermatid menjadi spermatozoa
dikenal sebagai spermiogenesis. Perubahan ini adalah :
a. Pembentukan akrosom, yang menutupi lebih dari setengah permukaan ini
b. Kondensasi inti
c. Pembentukan leher, bagian tengah dan ekor
d. Meluruhkan sebagian besar sitoplasma
Pada manusia, waktu yang diperlukan oleh spermatogonium untuk berkembang menjadi
spermatozoon matang adalah sekitar 64 hari. Setelah terbentuk sempurna, spermatozoa memasuki
lumen tubuli seminiferi. Dari sini, spermatozoa didorong kea rah epididimis oleh bagian dinding
tubuli seminiferi yang berkontraksi. Walaupun pada mulanya gerakannya lambat, spermatozoa
mendapatkan kemampuan gerak penuhnya didalam epididimis.

You might also like