I. Pendahuluan AEN atau Black Esophagus adalah merupakan temuan endoskopi yang sangat langka sejak deskripsi pertamanya oleh Golden berg pada tahun 1990. Meskipun perubahan warna hitam mukosa esofagus dapat disebabkan oleh melanoma ganas, melanosis, pseudomelanosis, nigrigans acanthosis, atau endapan debu batubara, istilah "kerongkongan hitam" paling sering merujuk pada acute esophageal necrosis "AEN". AEN sering dikaitkan dengan kondisi klinis yang berat seperti syok hipovolemik, syok septik, hiperglikemia, hipotermia, dan penyakit hepar, dengan penurunan drastic pada keseimbangan hemodinamik pasien. Apa yang diketahui tentang AEN terutama hanya didasarkan pada laporan kasus. Secara histologi, nekrosis melibatkan lapisan mukosa dan lapisan submukosa esofagus dan biasanya terjadi tanpa adanya agen kaustik atau kausa lainnya. Yang pasti sampai sekarang masih tidak diketahui prevalensi. AEN menjadi suatu diagnosis yang semakin diakui di bidang gastroenterologi, hal ini karena meningkatnya pemanfaatan endoskopi dalam mendiagnosis penyakit. Patomekanisme AEN tidak sepenuhnya dipahami, tapi cedera jaringan sekunder terhadap keadaan hipoperfusi atau trombosis vaskular memainkan peran yang dominan. Secara klinis, pasien mungkin dengan dengan gejala saluran gastrointestinal atas yang disertai perdarahan, dan pengobatan konservatif biasanya merupakan modalitas yang diguna pakai. Komplikasi dari AEN termasuk perforasi, mediastinitis, dan pembentukan striktur. Kematian pada pasien sering terjadi namun waktu untuk ini terjadi tergantung pada kondisi yang mendasarinya. II. Patomekanisme Etiologi dari AEN masih menjadi kontroversial dan mungkin multifaktorial . Kebanyakan peneliti menyarankan penyebab utama adalah dari iskemik esofagus, 2
namun observasi ini tampaknya kurang tepat karena kerongkongan memiliki segmental yang kaya dengan suplai darah intramural. Alasan dari hipotesis ini adalah kerana lokasi preferensial lesi adalah segmen distal esofagus, yang telah terbukti kurang mempunyai vaskularisasi secara anatomi. Selain itu penyakit ini biasanya berkembang di negara-negara dunia ketiga. komorbiditas paling umum selanjutnya yang sering ditemukan adalah keberadaan kanker, pasien dengan kanker mungkin mempunyai keadaan hypercoaguable dan cenderung untuk terjadinya trombosis dengan iskemia yang menyusuli berikutnya pada mukosa esofagus. Selain itu penyakit penyulit penting lainnya termasuk penyakit paru-paru (PPOK, kanker paru-paru), diabetes mellitus,insufisiensi ginjal, hipotensi lama atau sepsis yang menyebabkan oklusi arteri selektif atau trombosis vena esofagus. Pada literatur didapatkan faktor usia , kelemahan regenerasi akibat diabetes , PPOK , kanker , gagal ginjal akut , sepsis dan keadaan syok berulang tampaknya telah memainkan peran penting dalam iskemia esofagus selektif. Selain itu, temuan endoskopik dapat menunjukkan nodul kecil di gastroesophageal junction. Diagnosis banding pertumbuhan neoplastik harus mencakup, limfoma lambung (mukosa terkait lymphocitic tumor) , pertumbuhan adenocarcinomatous dengan diferensiasi buruk , karsinoma neuroendokrinal dari GIT , neuroplastoma metastatik. Namun diagnosis banding ini harus diklarifikasi dan disertai dengan studi fenotip immuno - stainig . Sayangnya karena biopsi berukuran kecil dan peningkatan resiko kematian pasien penelitian ini adalah tidak mungkin. Presentasi klinis utama esofagus hitam adalah hematemesis, tapi nyeri epigastrium dan disfagia adalah gejala lain yang sering dilaporkan lainnya. Pengelolaan kondisi ini didasarkan pada pengobatan kondisi komorbid , hidrasi yang tepat , dan administrasi proton pump inhibitor. Prognosis pasien Aen adalah variabel dan tergantung pada keparahan kondisi klinis terkait.
3
III. Gejala Klinis Penderita biasanya dating dengan keluhan yang hampir sama dengan keluhan penyakit-penyakit saluran gastrointestinal atas maupun saluran pernafasan bawah. Diantaranya adalah muntah berdarah, penurunan kesadaran. Nyeri perut bagian atas, kesukaran atau nyeri menelan, tanda-tanda gagal sirkulasi, seperti tekanan darah menurun, pulsasi arteri berkurang serta anggota gerak dingin. IV. Diagnosis AEN pada umumnya didiagnosis apabila ditemukan pada pemeriksaan endoskopi pasien dengan gejala-gejala penyakit saluran gastrointestinal atas saluran pernafasan bawah dengan kerongkongan hitam sirkumsripta dengan atau tanpa eksudat, temuaan ini mungkin boleh sampai ke esofagus distal , berakhir tajam pada gastroesophageal junction namun tidak adanya riwayat konsumsi agen kaustik. bahan biopsi dapat diperoleh untuk membantu konfirmasi histologis secara definitif, namun hal ini sangat jarang diperlukan. Temuan histologis meliputi kehadiran debris nekrotik pada biopsi esofagus, mukosa nekrotik tanpa epitel normal, dan keterlibatan submukosa yang mana sering memperluas sehingga muskularis propria, berpotensi mengarah ke lisis full-thickness.
4
Gambar 1: Endoskopi sepertiga bagian bawah esofagus, dengan eritematosa, erosif, dan mukosa gembur
Gambar 2: Endoskopi sepertiga bagian bawah esofagus, dengan mukosa muncul hitam dan bahan eksudatif konsisten dengan nekrosis esofagus. 5
Gambar 3: Endoskopi Sepertiga tengah esofagus, dengan nekrotik (hitam) dan jaringan mukosa terhadap kedua dinding esofagus.
Gambar 4: Hematoxylin dan eosin staining (perbesaran, 10 ) dari sampel biopsi. Sebuah lapisan superfisial eksudat fibrinopurulent, diikuti oleh lipofuscin pigmen yang menjadi faktor mendasari peradangan dan jaringan granulasi, . Tidak tampak jaringan kerongkongan, mungkin karena kerusakan jaringan yang luas. 6
V. Penatalaksanaan Pengobatan utama dari AEN secara umumnya adalah terapi supportif dan terdiri dari mempertahakan stabilitas hemodinamik melalui resusitasi cairan memadai dan meminimalkan paparan asam pada esophagus dengan administrasi secara intravena pompa proton inhibitor. Pengistirahatan usus disarankan hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan nutrisi parenteral jangka pendek. Dekompresi nasogastrik mungkin diperlukan untuk menangani muntah terus- menerus, obstruksi lambung, dan perdarahan yang terjadi. Antimikroba diindikasikan pada pasien dengan tanda-tanda sepsis atau keadaaan immunocompromised. Pemeriksaan endoskopi adalah diagnostik, dan waktu tindak lanjutan dari endoskopi susulan hanya dilakukan apabila status klinis pasien memungkinkan. VI. Prognosis Komplikasi awal dan akhir dari Aen termasuk esofagus stenosis (10,8%), perforasi esofagus (6,8%), dan mediastinitis dan pembentukan abses (5,7%). Intervensi bedah diperlukan pada kasus-kasus di mana ada nekrosis masif dengan perforasi esofagus, lambung dan volvulus hernia. di kasus koleksi mediastinum atau abses, esophagektomy cepat dengan drainase bedah dan terapi antibiotik diperlukan. Prognosis pada penyakit AEN ini adalah biasanya resolusi spontan. Mortalitas keseluruhan dilaporkan dalam literatur adalah 31,8%, dan hal ini mungkin berhubungan dengan kondisi yang mendasarinya serta adanya penyakit komorbid, tetapi kematian sekunder nekrosis esofagus terjadi sedikit angka kematian yang tinggi dilaporkan adalah karena penyakit penyerta dan bukan disebabkan langsung oleh AEN.