You are on page 1of 20

BAB I

PENDAHULUAN
Pneumothorax adalah penumpukan dari udara yang bebas dalam dada diluar paru
yang menyebabkan paru untuk mengempis. Spontaneous pneumothorax, juga dirujuk
sebagai primary pneumothorax, terjadi pada ketidakhadiran dari luka trauma pada dada
atau penyakit paru yang diketahui. Secondary (juga diistilahkan yang menyulitkan)
pneumothorax terjadi sebagai akibat dari kondisi yang mendasarinya.Spontaneous
pneumothorax mempengaruhi kira-kira 9,000 orang-orang setiap tahun di merika yang
tidak mempunyai sejarah dari penyakit paru. !ipe dari pneumothorax ini adalah paling
umum pada pria-pria yang berumur antara "0 dan #0 tahun, terutama pada pria-pria yang
tinggi dan kurus. $erokok telah ditunjukan meningkatkan risiko untuk spontaneous
pneumothorax.Spontaneous pneumothorax akan umumnya hilang dengan sendirinya
tanpa pera%atan. Secondary pneumothorax yang berhubungan dengan penyakit yang
mendasarinya, bahkan ketika kecil, adalah jauh lebih serius dan memba%a angka
kematian sebesar &'(ngka kekambuhan untuk keduanya primary dan secondary
pneumothorax adalah kira-kira #0() kebanyakan kekambuhan terjadi dalam %aktu &.'
sampai dua tahun.
Laporan Kasus
Seorang bayi usia # hari mengalami ikterus sejak usia " hari, lahir spontan
ditolong bidan, dengan berat lahir ""00gram dan tidak langsung menangis. Pada
pemeriksaan *isik didapatkan berat "&00 gram, sadar, tidak panas, ikterus di %ajah
sampai thoraks dan abdomen. +asil pemeriksaan bilirubin total &,,' mg-dl.
Identitas:
.ama / bayi 0
1mur / # hari
lamat / -
2dentitas orang tua/
.ama yah / -
lamat yah / -
Pekerjaan / -
.ama ibu / -
Pekerjaan ibu / -
Pekerjaan / -
Anamnesis:
3i%ayat penyakit sekarang
- 2kterus sejak kapan4
- 5emam4
-
3i%ayat keluarga
- 3i%ayat 5$ ibu4
- 6elainan darah pada keluarga4
-
3i%ayat pengobatan
- 2bu konsumsi obat selama kehamilan4
-
3i%ayat penyakit ibu
3i%ayat persalinan
3i%ayat kelahiran
3i%ayat S2
- 6esulitan dalam pemberian asi4
- 3utin4
Pemeriksaan Fisik:
o Sesak pada saat inspirasi
o !7/ &80 cm
o !ensi &'0-90
o .adi /&00x-menit
o Suhu/ 98," :
o 33/ 9"x-menit
o ;<P/ meningkat
o !rachea de=iasi kekanan
Fisik Paru:
.ampak simetri
6iri lebih cembung daripada yang kanan dan tertinggal saat pergerakan
na*as
>remitus melemah
2:S melebar
+ipersonor dan suara na*as menghilang
!idak terdengar rales atau mengi
Pemeriksaan Penunjang:
1. EK:
?3S axis dan precordial gelombang ! mirip 2$
!. Foto "#ora$:
!rachea de=iasi kearah kanan akibat dari desakan dari udara paru kiri
@ambaran lusen mengisi seluruh ruang paru kiri bahkan terdapat herniasi
kearah kontralateral sehingga gambaran jantung juga menghilang
Aengkungan dia*ragma kiri hamper menghilang dan letak rendah.
%. Pemeriksaan Penujang "am&a#an:
nalisa @as darah
:!-Scan
Bndoskopi
BAB II
PE'BAHA(AN
Pasien datang dengan keluhan utama sesak napas (dispnea) tiba-tiba terutama saat
tarik napas yang dirasakan makin lama makin berat, nyeri dada kiri yang seperti ditusuk,
dan rasa nyerinya tidak menjalar. 5ari data ini, harus selalu diingat bah%a penanganan
yang baik selalu mempertahankan prinsip 7:5B selayaknya pada setiap kasus
kega%atdaruratan. $akah hal pertama yang dilakukan melakukan primary sur=ey.
Primary sur=ey secara berurutan adalah ir%ay, 7reathing, :irculation, Pada
tahap air%ay diperhatikan jalan napasnya. Pada pasien ini yang mengalami sesak napas
tidak didapatkan adanya sumbatan jalan napas (air%ay). 2ni dibuktikan dengan adanya
anamnesis dari dokter yang dapat dija%ab dengan baik ditambah pasien masih sadar. 7ila
mungkin tanyakan kembali pada pasien bila dia tersedak sesuatu atau tidak.
6emudian dilakukan pemeriksaan tanda =ital. 5ari hasil didapat bah%a tekanan
darah dan nadi pasien tinggi. !idak terdapat demam yang dapat menyingkirkan adanya
kemungkinan in*eksi. Sedangkan dari 33 yang tinggi hanya membuktikan bah%a ada
dispnea yang terjadi. 6esimpulannya pasien membutuhkan e=aluasi dan penanganan
segera.
5ari anamnesis pasien mengaku sesak napas yang makin berat disertai nyeri dada
yang tajam dan tidak menjalar. 5ari sini didapat kesimpulan /
&. Pasien mengalami hipoksemia berat
". .yeri dada yang dialami pasien bukanlah nyeri dada akibat
penyakit jantung namun kemungkinan akibat gangguan pada pleura.
Pada pasien, air%aynya aman, maka dokter harus memikirkan adanya gangguan
pada tahap breathing yakni gangguan =entilasi. @angguan =entilasi harus dikelola dengan
benar. .amun sebelum itu keadaan *isik paru harus diperiksa. yang pertama inspeksi.
2nspeksi pada pasien ditemukan mulut pasien bernapas seperti ikan koi, artinya
pasien berusaha mengalami kesulitan pada pernapasannya dan berusaha memenuhi
kebutuhan oksigen pada tubuhnya. Cang kedua diperhatikan bah%a paru asimetri, dan
dada kiri lebih cembung dan tertinggal pada pergerakan napas. 6arena tidak ada trauma,
maka kemungkinan pada pasien adalah pneumotoraks ataupun e*usi pada paru kiri
dimana pergerakan napas tertinggal. 7ila setiap inspirasi dada makin membesar artinya
terjadi tension peneumothorax. Perhatikan pula adanya de=iasi trakea ke sisi kanan yang
menandakan adanya dorongan dari dalam rongga dada bagian kiri. 6emudian gerakan
otot-otot dada juga diperhatikan.
Pada palpasi didapat *remitus melemah dan 2:S melebar. 2ni menandakan bah%a
pada pasien kemungkinan pada paru parunya mengalami pengisian udara, konsolidasi
ataupun cairan pada rongga dada yang memperkuat adanya dugaan pneumotoraks
maupun e*usi.
Pada auskultasi ditemukan suara napas menghilang dan hipersonor pada perkusi.
+ipersonor artinya ada penambahan udara pada rongga dada dan suara napas yang
menghilang juga sesuai pada pneumotoraks. 5ari sisni disimpulkan bah%a ada udara
dengan jumlah melebihi normal yang mengisi rongga dada, dan kemungkinan rongga
dada isi cairan dapat dihindarkan. 6emudian tidak terdengar rales atau mengi. Cang
berarti ini bukan obstruksi pada jalan napas seperti pada asma. Pada tahap ini maka
primary sur=ey sudah dilakukan tanpa adanya tahap 5, B karena tidak ada masalah. Cang
mengalami masalah hanyalah , 7, dan :.
Setelah dilakukan pemeriksaan secara cepat maka selanjutnya didapat
kemungkinan terbesar bah%a pasien mengalami pneumothoraks. 1ntuk memperkuat
dilakukan B6@. 5ari hasil B6@ didapatkan ?3S axis dan precordial !-%a=enya berubah
mirip 2$ yang khas pada pneumothoraks primer paru kiri. Satu hal yang lebih
memperkuat dugaan pneumotoraks pada paru kiri adalah pemeriksaan penunjang rontgen
thoraks P.
Pada hasil rontgen didapatkan gambar diba%ah ini /
5ari sini digambarkan bah%a ada /
!rachea de=iasi kearah kanan akibat dari desakan dari udara paru kiri
@ambaran lusen mengisi seluruh ruang paru kiri bahkan terdapat herniasi
kearah kontralateral sehingga gambaran jantung juga menghilang
Aengkungan dia*ragma kiri hampir menghilang dan letak rendah.
5ari hasil pemeriksaan *isik, penunjang, di tambah anamnesis maka dapat
disimpulkan bah%a diagnosis pasien adalah pneumotoraks spontan primer sinistra .
Pneumothoraks pada kasus ini membutuhkan penanganan yang e*isien dan segera
dengan prinsip sebagai berikut /
&. Dbser=asi dan pemberian oksigen
". spirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube torakostomi (ES5)
9. Pleurodesis bila perlu
#. !orakoskopi
'. !orakotomi
5iba%ah ini adalah penatalaksanaan pada pasien yang disertai dengan urutan tindakan
dan alat-alat yang diperlukan /
.!erapi oksigen
!erapi Dksigen dilakukan bila pasien mengalami hipoksemia berat seperti pada
pasien ini. !ujuannya adalah mempertahankan saturasi oksigen pada darah pasien. tau
mempertahankan PaD" sebesar 0-80mmhg dengan kenaikan minimal pada Pa:D".
7. spirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube torakostomi (termasuk
didalamnya ES5)
!indakan ini bertujuan untuk mengeluarkan dada dari rongga pleura
(dekompresi). 5alam tokakostomi terlebih dahulu dilakukan insisi kulit pada ruang antar
iga ke , pada linea aksilaris media kemudian dilakukan prosedur Eater Seal 5rainage
( ES5) <enocath. Penjelasannya adalah sebagai berikut/
ES5 dengan =enocath digunakan dalam keadaan emergency pada pneumothorax
dan e*usi leura massi*. 7ila dalam %aktu "# jam paru tidak mengembang atau =enocath
terlipat maka harus diganti dengan ES5 mini atau E5S besar.dapun komplikasi ES5/
a. Perdarahan
b. Syok .eurogenik
c. 2n*eksi pasca tindakan bedah
d. Bm*isema Subkutis
Persiapan/
&. Pasien
Penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan(in*orm consent)
>oto !horax P-A
". lat
<enocath no.&# F bloodset
:ysto*ix atau kateter lain yang tidak mudah terlipat
!rocard F klateter sesuai ukuran trocard
Sarung tangan &-" buah
&. Pinset anatomis
". ;arum jahit
9. Pisau
#. 7enang
'. 6lem arteri tumpul
,. 6ain kasa
Semprit 'cc,&-" buah
2njeksi Aidokain "( untuk anastesi
7etadine dan alcohol
Plaster dan gunting
7otol ES5
:ara kerja/
&. ES5 dengan =enocath
a. Prosedurtindakan sama seperti dengan punksi pleura
b. <enocath dihubungkan dengan blood set lalu ujung
bloodset dimasukkan ke dalam botol ES5
c. 6lem bloodset dibukia perhatikan undulasi pada
bloodset,lalu =enocath di*iksasi dengan kasa dan plaster.
5ari ES5 ini diharapkan udara yang terdapt dirongga pleura dapat dikeluarkan dan paru
paru dapat mengembang kembali. 7ila paru sudah mengembang ES5 dapat
dicabut,untuk memastikannya dilakukan *oto 3otgen seri selama &-9 hari.7ila dirasa
belum cukup dapat dilakukan Pleurodosis yakni melekatkan kembali pleura sehingga
mengurangi kekambuhan dan pada Pleurodosis dapat ditambahkan deri=ate !etrasiklin
untuk mengurangi kekambuhan "'( dari Pleurodosis biasa.
Prognosis
d sanationam / dubia ad bonam
d *ungsionam / ad bonam
d =itam / ad bonam
"IN)AUAN PU("AKA
A. Pneumotoraks
Pneumathoraks adalah keadaan terdapatnya udara atau gas didalam pleura
diantara lapisa pleura =isceral dan parietal. Pada keadaan normal rongga antara pleura
tidak berisi udara, supaya paru-paru leluasa mengembang terhadap rongga dada.
Pneumotoraks terbagi menjadi /
A. Pneumotoraks (pontan :
Pneumotoraks spontan primer / adalah pneumotoraks yang terjadi tiba-tiba
tanpa adanya ri%ayat penyakit paru yang mendasari sebelumnya
Pneumotoraks spontan sekunder/ pneumotoraks terjadi karena suatu
penyakit paru yang mendasarinya ( !7:,PPD6,Pneumonia)
B. Pneumotoraks "raumatik
Pneumotoraks traumatic adalah pneumotoraks yang terjadi akibat suatu
trauma, baik trauma penetrasi maupun bukan yang menyebabkan
robeknya pleura,dinding dada maupun paru.
!erbagi menjadi dua lagi yaitu Pneumotoraks traumati* &ukan
iatrogenik dan Pneumotoraks traumati* iatrogeni*.
'ani+estasi K,inis :
@ejalanya sangat ber=ariasi, tergantung kepada jumlah udara yang masuk ke
dalam rongga pleura dan luasnya paru-paru yang mengalami kolaps (mengempis).
@ejalanya bisa berupa/
.yeri dada tajam yang timbul secara tiba-tiba, dan semakin nyeri jika
penderita menarik na*as dalam atau terbatuk
Sesak na*as
5ada terasa sempit
$udah lelah
Pasien $erasa cemas,tegang,stress (gelisah karena kurangnya oksigen
yang masuk)
Earna kulit menjadi kebiruan akibat kekurangan oksigen.
@ejala-gejala tersebut mungkin timbul pada saat istirahat atau tidur.
Pemeriksaan Fisik pada pasien :
2nspeksi/ statis/simetris, bagian paru yang sakit tampak cembung. 5inamis /
bagian paru yang sakit tertinggal %aktu inspirasi
Palpasi / sela iga melebar, *emitus melemah
Perkusi / pada bagian paru yang terkena +ipersonor
uskultasi / suara napas melemah atau kadang bisa sampai hilang
Pemeriksaan ,a&oratorium -ang &iasa di,akukan pada pasien Pneumotoraks:
>oto 3ontgen !horaks P dan lateral menunjukan gambaran /
- gambaran penguncupan paru yang halus
- bayangan radiolusen-a=askuler
- pendorongan mediastinum
- ir *luid Ae=el
nalisis gas darah tapi jarang dilakukan
B. "indakan 'edik dan Kepera.atan Pada Pneumotoraks
Pada kasus kega%atdaruratan pneumotoraks dapat dilakukan penatalaksanaan dengan
tujuan untuk li=e sa=ing /
&. $engeluarkan udara dari rongga pleura
". $engurangi kecendrungan untuk kambuh
6emudian british thoracic society dan merican :ollege o* :hest physicians
memberikan rekomendasi pengangan pneumotoraks /
&. Dbser=asi dan pemberian tambahan Dksigen
". spirasi sederhana dengan jarum dan pemasangan tube torakostomi dengan atau
tanpa pleurodesis
9. !orakoskopi dengan pleurodesis dan penanganan terhadap adanya bleb atau bulla
#. !orakotomi
. (trategi Penanganan Kega.atdaruratan
5iba%ah ini adalah tindakan medis yang ber*okus pada pneumotoraks /
&. Aihat pasien / apa tampak distress 4 Sakit 4 +ampir kehilangan kesadaran4
pakah ada dispnea 4 pakah dapat menja%ab pertanyaan4
". Dbser=asi toraksnya / apakah ada kealainan (abrasi, luka, ekimosis, dll),
pakah gerakan dinding dada simetris 4 pakah ada luka pada punggung4
9. uskultasi suara napas / 5engarkan di garis midaksilaris di ba%ah aksila,
pakah suara napasnya seimbang 4 pakah suara napasnya menghilang 4
Pada bagian mana4
#. Palpasi toraks pasien. 3asakan adanya abnormalitas. 7ila mungkGin
perkusi dada pasien
Cang penting pada diagnosis dari pneumiotoraks adalah dengan asestment yang
baik. ;angan lupakan tanda khas pada pneumotoraks seperti adanya de=iasi
trachea pada arah yang berla%anan dengan bagian paru yang terkena.
7. Pemeriksaan -ang &erkaitan
&. 5ispnea
". .yeri dada
9. Auka terbuka - ekimosis - kontusio
#. !akikardia
'. +ipersonor pada bagian yang terkena
,. Suara paru yang menghilang pada bagian yang terkena
:. Bi,a penanganan #ampir ter,am&at
&. Status mental terganggu
". +ipotensi
9. !akikardia
#. Sianosis
'. 5e=iasi trachea kontralateral
,. 5istensi =ena leher
5. Diagnosis &anding dengan pneumot#oraks
&. :edra paru / suara paru hilang, dispnea, dan hipoksia
". Patah tulang rusuk multiple / Suara napas hilang, dispnea, nyeri dada
9. Pasca pneumonektomi / suara napas hilang
Penanganan Umum
Penanganan pada pasien yang datang dengan sesak napas dan suspek
pneumotoraks harus selalu dimulai dengan prinsip 7:. $engamankan ir%ay,
breathing, dan circulation dari pasien adalah mutlak pada kasus kega%atdaruratan
sebelum tindakan lebih lanjut. $aka dari itu hal pertama yang kita lakukan adalah
melihat air%ay atau jalan napasnya, pastikan adanya obstruksi atau tidak. 7ila jalan napas
baik dan suspek pneumotoraks segera lakukan pemberian Dksigen &00( dengan mask.
.amun bila dalam keadaan / @:S HG- tidak mampu memproteksi jalan napasnya)
hipoksia, distress respirasi, dispnea, hipo=entilasi) dan instabilitas multisistem) maka
dapat dipikirkan untuk dilakukan intubasi. Selama melakukan tindakan penganganan
selalu pertahankan air%ay dan breathing.
Penanganan (pesi+ik
1. (impe, pneumotoraks/ #ematoraks
Penanganan berupa supporti=e care dimana obser=asi dan monitoring selalu
dilakukan secara berulang. Pantau juga oksigenasi
!. 0pen pneumotoraks
Penanganannya langsung dan suporti*. Dbser=asi luka secara teliti. Aihat bila ada
gelembung udara ataupun em*isema disekitar luka. Auka harus ditutup dengan sesuatu
yang padat, *leksibel dan tidak berpori. Penutup harus segiempat dan dapat dilekatkan
dengan membiarkan salalh satu sudutnya tetap terbuka. Sehingga udara dapat keluar
tanpa ada arus masuk kembali.
%. "ension Pneumotoraks
$embuat diagnosis nya lebih sulit dari penanganannya. !ujuan penangananya
harus bertujuan dan ber*okus pada pengeluaran yudara yang tertimbun berlebihan pada
rongga pleura. +al yang terbaik yang dilakukan adalah dengan torakostomi dengan
mengguanakan chest tube. .amun torakostomi dengan jarum memiliki keunggulan yakni
lebih cepat dan e*isien. da juga cara ES5 yakni dengan menggunakan prinsip tekanan
+"0 dan udara dimana udara yang tertimbun secara perlahan dibuang ke dalam botol
berisi air dengan tekanan tertentu.
"01AK0("0'I
Indikasi dari "orakostomi )arum
+ilangnya suara napas dengan disertai /
&. 5ispnea yang signi*ikan
". Saturasi oksigen H90(
9. $ental status yang terganggu
#. !anda-tanda shock
Prosedur "orakostomi )arum
1. Lengkapi pera,atan -ang di&utu#kan
Angio*at# ukuran 12
;arum ukuran "-" IJ
gar procedure menjadi e*ekti* jarum ditusukan tepat pada rongga pleura.
6ira kira ketebalan tusukan sampai "-9 cm dari dinding dada.
>lutter =al=e / untuk mengeluarkan udara satu arah dan mencegah udara
kembali masuk ke rongga pleura
:hest tube
!. Identi+ikasi tempat torakostomi
:arilah 2:S " pada garis midkla=ikula atau 2:S '-, pada *aris midaksilaris
untuk melakukan tindakan. Aetak 2:S ' hampir sama dengan putting.
6emudian bila lokasi sudah sesuai bersihkan dengan alcohol atau betadine
%. Insersi
!usukan jarum pada bagian superior rusuk. 6arena pada bagian in*erior dari
tulang rusuk terdapat =ena dan artery.
7ila tusukan tepat mengenai rongga pleura maka akan terdengar udara yang
keluar seperti suara sesuatu yang mengempis.
mankan jarum pada dinding dada dan bila ada tambahkan dengan
pemasangan *lutter =al=e.
2. Pemantauan ,anjut
Aanjutkan untuk menga%asi keadaan pasien dari dispnea atau gejala
pernapasan lain yang lebih buruk
3(D
ES5 dengan =enocath digunakan dalam keadaan emergency pada pneumothorax
dan e*usi leura massi*. 7ila dalam %aktu "# jam paru tidak mengembang atau =enocath
terlipat maka harus diganti dengan ES5 mini atau E5S besar.dapun komplikasi ES5/
e. Perdarahan
*. Syok .eurogenik
g. 2n*eksi pasca tindakan bedah
h. Bm*isema Subkutis
Persiapan/
9. Pasien
Penjelasan kepada pasien tentang tindakan yang akan
dilakukan(in*orm consent)
>oto !horax P-A
#. lat
<enocath no.&# F bloodset
:ysto*ix atau kateter lain yang tidak mudah terlipat
!rocard F klateter sesuai ukuran trocard
Sarung tangan &-" buah
&. Pinset anatomis
". ;arum jahit
9. Pisau
#. 7enang
'. 6lem arteri tumpul
,. 6ain kasa
Semprit 'cc,&-" buah
2njeksi Aidokain "( untuk anastesi
7etadine dan alcohol
Plaster dan gunting
7otol ES5
:ara kerja/
". ES5 dengan =enocath
a. Prosedurtindakan sama seperti dengan punksi pleura
b. <enocath dihubungkan dengan blood set lalu ujung
bloodset dimasukkan ke dalam botol ES5
c. 6lem bloodset dibukia perhatikan undulasi pada
bloodset,lalu =enocath di*iksasi dengan kasa dan plaster.
9. ES5 $ini
a. Pasien dalam posisi duduk dengan bagian yang
sakitmenghadap kearah dokter,tangan sisi paru yang sakit
diatas kepala.
b. Aakukan desin*eksi dengan betadine lalu alcohol 80(
c. Aakukan anastesi local dengan lidokain didaerah yang akan
dipasang ES5 (kira kira sela iga '-, pada linea aksilaris
posterior) dari kutissubkutis sampai pleura parietalis.
d. Aakukan punksi percobaan dengan semprit nastesi tersebut
lalu semprit dicabut.
e. Aakukan sayatan kulit memanjang sejajar iga lalu buka
secara tumpul sampai ke pleura.
*. $asuka cysto*ix sampai menembus masuk ke rongga
pleura,selongsong kateter dan KmindrainL dikeluarkan
g. +ubngkan kateter dengan botol ES5
h. >iksasi kateter dengan jahitan Ktabbac sacL,lalu tutup
dengan kasa steril
i. Pasien diistirahatkan sebentar lalu diba%a ke ruang
pera%atan
#. ES5 7esar/
a. Pasien dalam posisi duduk dengan bagian yang
sakitmenghadap kearah dokter,tangan sisi paru yang sakit
diatas kepala.
b. Aakukan desin*eksi dengan betadine lalu alcohol 80(
c. Aakukan anastesi local dengan lidokain didaerah yang akan
dipasang ES5 (kira kira sela iga '-, pada linea aksilaris
posterior) dari kutissubkutis sampai pleura parietalis.
d. Aakukan punksi percobaan dengan semprit nastesi tersebut
lalu semprit dicabut.
e. Aakukan sayatan kulit memanjang sejajar iga lalu buka
*. $asukan trocard menembus pleura sampai rongga pleura
g. $indrain trocard ditarik lalu dimasukkan kateter sampai
kerongga pleura
h. !rocard ditarik hubungkan dengan botol ES5,perhatikan
undulasinya
i. >iksasi kateter dengan jahitan tabbac sac,lalu tutup dengan
kasa steril
j. Passien diistirahatkan sebentar lalu diba%a keruang ra%at.
P,eurodesis
Pleurodisis adalah memasukkan sebuah Mat ke dalam rongga pleura yang akan
menyebabkan in*lamasi yang bersi*at aseptic sehingga terjadi perlengketan antara kedua
pleura. Pleurodesis biasanya dilakukan karena angka kekambuhan pada pneumothoraks
spontan primer tinggi sehingga dimasukkan Mat yang bersi*at sklerosan ke dalam rongga
pleura. Selama beberapa decade terakhir, banyak jenis sklerosan yang digunakan.
!etrasiklin merupakan salah satu sklerosan yang di rekomendasikan pada
pneumothoraks. kan tetapi kemudian tetrasiklin parenteral semakin sulit ditemukan oleh
karena proses produksi yang terganggu. Dleh karena itu sekarang yang lebih banyak
digunakan adalah minosiklin dan doksisiklin. 5osis anjuran tetrasiklin untuk pleurodesis
adalah &'00 mg. Ealaupun e*ek samping nyeri lebih sering ditemukan pada dosis &'00
mg daripada dosis '00 mg. nalgetik yang adekuat perlu diberikan secara intrapleura
untuk mengurangi rasa sakit. 5osis standar "00 mg ("0 ml) lignokain &( lebih e*ekti*
dari pada dosis yang lbeih besar ("'0 mg ("' ml) &( lignokain).
BAB III
KE(I'PULAN
Pada pasien dengan Pneumothorax spontan yang mengalami sesak napas
merupakan tindakan kega%atdaruratan yang memerlukan tindakan segera 5engan
Pemasangan ES5 (Eater shield drainage) secara cepat dan cermat sehingga udara yang
membuat paru kolaps dapat segera dikeluarkan. Setelah dilakukan tindakan ES5
diperlukan juga tindakan pleurodesis untuk menekan angka kekambuhan yang terjadi
pada pneumothoraks spontan primer.
DAF"A1 PU("AKA
1. Kasper, Braunwald, Fauci, Hauser, Longo, Jamson. Harrisons Principle of
Internal Medicine olume !. "nited #tate of $mericaa% Mc&raw'(ill) !**+)
p.1+,+.
!. Kasper, Braunwald, Fauci, Hauser, Longo, Jamson. Harrisons Principle of
Internal Medicine olume !. "nited #tate of $mericaa% Mc&raw'(ill) !**+)
p.-+.'-,+.
.. /irad(arma 0. 1ti2a Profesi Medis% Prinsip'prinsip Moral 0asar. Ja2ara%
"ni3ersitas 4risa2ti)!**+) p.5+'61.
7. Peraturan Perundang'undangan 8idang Kedo2teran% Persetu9uan
4inda2an Medi2. Ja2arta% FK"I)1--7) p.!1.
'. 4e2ni2 #ir2umsisi. $3aila8le at% (ttp%::f2unissula.ac.id:inde;.p(p<
option=com>content?3iew=article?id=,%sunat?catid=1%latest'news
$ccessed on !,
t(
@cto8er !**-.
,. Prosedur #ir2umsisi. $3aila8le at%. (ttp%::wa(ana2edo2teran.8logspot.com
$ccessed on !,
t(
@cto8er !**-.

You might also like