You are on page 1of 15

BAB I

PENDAHULUAN
Antrian yang panjang sering kali kita lihat di bank saat nasabah mengantri di teller untuk
melakukan transaksi, airport saat para calon penumpang melakukan check-in, di super market
saat para pembeli antri untuk melakukan pembayaran, di tempat cuci mobil : mobil antri untuk
dicuci dan masih banyak contoh lainnya. Di sektor jasa, bagi sebagian orang antri merupakan hal
yang membosankan dan sebagai akibatnya terlalu lama antri, akan menyebabkan pelanggan
kabur. Hal ini merupakan kerugian bagi organisasi tersebut.
Untuk mempertahankan pelanggan, sebuah organisasi selalu berusaha untuk memberikan
pelayanan yang terbaik. Pelayanan yang terbaik tersebut diantaranya adalah memberikan
pelayanan yang cepat sehingga pelanggan tidak dibiarkan menunggu (mengantri) terlalu lama.
Namun demikian, dampak pemberian layanan yang cepat ini akan menimbulkan biaya bagi
organisasi, karena harus menambah fasilitas layanan. Oleh karena itu, layanan yang cepat akan
sangat membantu untuk mempertahankan pelanggan, yang dalam jangka panjang tentu saja akan
meningkatkan keuntungan perusahaan.
1.1 Karakteristik Sistem Antrian
Ada tiga komponen dalam sistem antrian yaitu :
1. Kedatangan , populasi yang akan dilayani (calling population)
2. Antrian
3. Fasilitas pelayanan
Masing-masing komponen dalam sistem antrian tersebut mempunyai karakteristik sendiri-
sendiri. Karakteristik dari masing-masing komponen tersebut adalah :
Karakteristik Antrian adalah bahwa terdapat kedatangan, antrian, dan pelayanan.

1.1.1 Kedatangan Populasi yang akan Dilayani (calling population)
Karakteristik dari populasi yang akan dilayani (calling population) dapat dilihat menurut
ukurannya, pola kedatangan, serta perilaku dari populasi yang akan dilayani. Menurut
ukurannya, populasi yang akan dilayani bisa terbatas (finite) bisa juga tidak terbatas (infinite).
Sebagai contoh jumlah mahasiswa yang antri untuk registrasi di sebuah perguruan tinggi sudah
diketahui jumlahnya (finite), sedangkan jumlah nasabah bank yang antri untuk setor, menarik
tabungan, maupun membuka rekening baru, bisa tak terbatas (infinte).
Pola kedatangan bisa teratur, bisa juga acak (random). Kedatangan yang teratur sering
kita jumpai pada proses pembuatan/ pengemasan produk yang sudah distandardisasi. Pada proses
semacam ini, kedatangan produk untuk diproses pada bagian selanjutnya biasanya sudah
ditentukan waktunya, misalnya setiap 30 detik. Sedangkan pola kedatangan yang sifatnya acak
(random) banyak kita jumpai misalnya kedatangan nasabah di bank. Pola kedatangan yang
sifatnya acak dapat digambarkan dengan distribusi statistik dan dapat ditentukan dua cara yaitu
kedatangan per satuan waktu dan distribusi waktu antar kedatangan.
1.1.2 Antrian
Batasan panjang antrian bisa terbatas (limited) bisa juga tidak terbatas (unlimited).
Sebagai contoh antrian di jalan tol masuk dalam kategori panjang antrian yang tidak terbatas.
Sementara antrian di rumah makan, masuk kategori panjang antrian yang terbatas karena
keterbatasan tempat. Dalam kasus batasan panjang antrian yang tertentu (definite line-length)
dapat menyebabkan penundaan kedatangan antrian bila batasan telah tercapai. Contoh : sejumlah
tertentu pesawat pada landasan telah melebihi suatu kapasitas bandara, kedatangan pesawat yang
baru dialihkan ke bandara yang lain.
1.1.3 Fasilitas Pelayanan
Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak (lay out) secara
fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu pelayanan.

1.2 Tata letak
Tata letak fisik dari sistem antrian digambarkan dengan jumlah saluran, juga disebut
sebagai jumlah pelayan. Sistem antrian jalur tunggal (single channel, single server) berarti bahwa
dalam sistem antrian tersebut hanya terdapat satu pemberi layanan serta satu jenis layanan yang
diberikan. Sementara sistem antrian jalur tunggal tahapan berganda (single channel multi server)
berarti dalam sistem antrian tersebut terdapat lebih dari satu jenis layanan yang diberikan, tetapi
dalam setiap jenis layanan hanya terdapat satu pemberi layanan.
1.3 Disiplin antrian
Ada dua klasifikasi yaitu prioritas dan first come first serve. Disiplin prioritas
dikelompokkan menjadi dua, yaitu preemptive dan non preemptive. Disiplin preemptive
menggambarkan situasi dimana pelayan sedang melayani seseorang, kemudian beralih melayani
orang yang diprioritaskan meskipun belum selesai melayani orang sebelumnya. Sementara
disiplin non preemptive menggambarkan situasi dimana pelayan akan menyelesaikan
pelayanannya baru kemudian beralih melayani orang yang diprioritaskan. Sedangkan disiplin
first come first serve menggambarkan bahwa orang yang lebih dahulu datang akan dilayani
terlebih dahulu. Dalam kenyataannya sering dijumpai kombinasi dari kedua jenis disiplin antrian
tersebut. Yaitu prioritas dan first come first serve. Sebagai contoh, para pembeli yang akan
melakukan pembayaran di kasir untuk pembelian kurang dari sepuluh jenis barang (dengan
keranjang) di super market disediakan counter tersendiri.
1.4 Waktu Pelayanan
Waktu yang dibutuhkan untuk melayani bisa dikategorikan sebagai konstan dan acak.
Waktu pelayanan konstan, jika waktu yang dibutuhkan untuk melayani sama untuk setiap
pelanggan. Sedangkan waktu pelayanan acak, jika waktu yang dibutuhkan untuk melayani
berbeda-beda untuk setiap pelanggan. Jika waktu pelayanan acak, diasumsikan mengikuti
distribusi eksponensial.

BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Distribusi poisson & eksponensial
2.1.1 Distribusi Poisson
Suatu eksperimen yang menghasilkan jumlah sukses yang terjadi pada interval waktu ataupun
daerah yang spesifik dikenal sebagai eksperimen Poisson. Interval waktu tersebut dapat
merupakan menit, hari, minggu, bulan, maupun tahun, sedangkan daerah yang spesifik dapat
berarti garis, luas, sisi, maupun sebuah material.(Dimyati, 1999:309)
Sifat suatu eksperimen Poisson (Dimyati, 1999:309) adalah sebagai berikut.
1. Jumlah sukses yang tejadi pada interval waktu atau daerah yang tertentu bersifat
independen terhadap yang terjadi pada interval waktu atau daerah tertentu yang lain.
2. Besar kemungkinan terjadinya sukses pada interval waktu atau daerah tertentu yang
sempit, proporsional dengan panjang jangka waktu ataupun ukuran daerah terjadinya
sukses tersebut.
3. Besar kemungkinan terjadinya lebih dari satu sukses pada interval waktu yang singkat
ataupun daerah yang sempit, diabaikan.
Variabel random diskrit X dikatakan mempunyai distribusi Poisson dengan parameter jika
fungsi kepadatan peluangnya sebagai berikut.
(Djauhari, 1997:163-164)
Parameter merupakan rata- rata banyaknya sukses dalam suatu selang. Parameter juga
merupakan mean dan variansi dari X.
2.1.2 Disribusi Eksponensial
Distribusi eksponensial digunakan untuk menggambarkan distribusi waktu pada fasilitas jasa
pengasumsian bahwa waktu pelayanan bersifat acak. Artinya, waktu untuk melayani pendatang
tidak tergantung pada pada banyaknya waktu yang telah dihabiskan untuk melayani pandatang
sebelumnya, dan tidak bergantung pada jumlah pendatang yang sedang menunggu untuk
dilayani.
jika fungsi kepadatan peluangnya sebagai berikut.
(Djauhari, 1997:175-176 )
disini, X dapat menyatakan waktu yang dibutuhkan sampai terjadi satu kali sukses dengan =
rata-rata banyaknya sukses dalam selang waktu satuan.
2.2 Peranan Distribusi Poisson dan Eksponensial
Pada situasi antrian dimana kedatangan dan kepergian (kejadian) yang timbul selama satu
interval waktu dikendalikan dengan kondisi berikut ini.
Kondisi 1: Probabilitas dari sebuah kejadian (kedatangan dan kepergian) yang timbul antara t
dan t + t bergantung hanya pada panjangnya t, yang berarti bahwa probabilitas tidak
bergantung pada t atau jumlah kejadian yang timbul selama periode waktu (0, t).
Kondisi 2: Probabilitas kejadian yang timbul selama interval waktu yang sangat kecil h adalah
positif tetapi kurang dari satu.
Kondisi 3: Paling banyak satu kejadian dapat timbul selama interval waktu yang sangat kecil h
Ketiga kondisi di atas menjabarkan sebuah proses dimana jumlah kejadian selama interval waktu
yang berturut-turut adalah Ekponensial. Dengan kasus demikian, dapat dikatakan bahwa kondisi-
kondisi tersebut mewakili proses Poisson.
Definisikan
P
n
(t) = probabilitas kejadian n yang timbul selama waktu t
Kemudian, berdasarkan kondisi 1, probabilitas tidak adanya kejadian yang timbul selama t + h
adalah
(Taha, 1999:179)
Untuk h > 0 dan cukup kecil, kondisi 2 menunjukkan bahwa 0 < P
0
(h) < 1. Berdasarkan kondisi
ini, persamaan diatas memiliki pemecahan sebagai berikut.
dimana adalah konstanta positif.
Selanjutnya akan ditunjukkan bahwa proses yang dijabarkan dengan P
n
(t), interval waktu antara
beberapa kejadian yang berturut-turut adalah Eksponensial. Dengan menggunakan hubungan
yang diketahui antara Eksponensial dan Poisson, kemudian dapat disimpulkan bahwa P
n
(t)
pastilah poisson.
Anggaplah f(t) merupakan fungsi kepadatan peluang dari interval waktu antar pemunculan
kejadian yang berturut-turut, t 0
Misalkan bahwa t adalah interval waktu sejak pemunculan kejadian terakhir, maka pernyataan
berikut ini berlaku
Pernyataan ini dapat diterjemahkan menjadi
Dengan mensubstitusikan persamaan 2.2 dengan persamaan 2.3, maka akan diperoleh
atau
dengan mengambil derivatif dari kedua sisi dalam kaitannya denagan T pada persamaan 2.5,
diperoleh
yang merupakan sebuah fungsi kepadatan peluang dari distribusi Eksponensial dengan mean
unit waktu.
Dengan diketahui bahwa f(t) merupakan sebuah distribusi Eksponensial, teori peluang dapat
menjelaskan bahwa P
n
(t) adalah fungsi kepadatan peluang dari distribusi Poisson,yaitu:
Nilai mean dari n selama periode waktu tertentu t adalah E{n | t} = t kejadian. Ini berarti
bahwa mewakili laju timbulnya kejadian.
Kesimpulan dari hasil diatas adalah bahwa jika interval waktu antara beberapa kejadian yang
berturut-turut adalah Eksponensial dengan mean unit waktu, maka jumlah kejadian dalam satu
periode waktu tertentu pastilah Poisson dengan laju pemunculan rata-rata (kejadian per unit
waktu) , dan sebaliknya.
Distribusi Poisson merupakan proses yang sepenuhnya acak (completely random process),
karena memiliki sifat bahwa interval waktu yang tersisa sampai pemunculan kejadian berikutnya
sepenuhnya tidak bergantung pada interval
waktu yang telah berlalu. Sifat ini setara dengan pembuktian pernyataan probabilitas berikut ini.
P (t > T + S | t > S) = P (t > T) (2.8 )
Dimana S adalah interval waktu antara pemunculan kejadian terakhir.
Karena t bersifat Eksponensial, maka
( 2.9 )
Sifat ini disebut sebagai forgetfullness atau lack of memory dari distribusi eksponensial, yang
menjadi dasar untuk menunjukkan bahwa distribusi poisson sepenuhnya bersifat acak.
Satu ciri unik lainnya dari distribusi poisson adalah bahwa ini adalah merupakan distribusi
dengan mean yang sama dengan varian. Sifat ini kadang-kadang digunakan sebagai indikator
awal dari apakah sebuah sampel data ditarik dari sebuah distribusi poisson.
(Taha, 1999: 178-180)


BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Pelayanan Tunggal
Untuk menguraikan model pelayanan tunggal (single server), lebih dahulu perlu dibahas
distribusi dari kedatangan (proses arrival) yang pada umumnya sudah dibentuk secara teratur
dalam proses poisson. Dengan demikian distribusinya akan mempunyai nilai parameter dari
distribusi poisson.
Kadangkala proses poisson juga ditemukan pada proses pelayanan, yang demikian juga berarti
bahwa proses poisson juga berlak pada pelayanan sehingga dapat dikodekan :
(M/M/1) (GD//)
Dimana:
Untuk M = Distribusi poisson
Untuk M = Distribusi poisson/eksponensial
Untuk 1 = 1 (single server)
Untuk GD = General Discipline FCFS
Untuk = Antrian tak terhingga
Sering juga ditemukan bahwa proses pelayanan ini dalam parameter-parameter dari distribusi
eksponensial.
Dalam membentuk rumus-rumus untuk single server dari populasi yang tidak terbatas perlu
digunakan notasi-notasi parameter, antara lain :
Notasi = Arrival Rate (jumlah unit per periode waktu)
= Unit/time periode (lamda)
Notasi = Service Rate (jumlah pelayanan per periode waktu)
= Service/time periode (miu)
Notasi = System Utilization
= Busy System
= Sistem pelayanan (rho)
Probabilitas dari Sistem Pelayanan (Busy System) ini adalah :
3.2 Penguraian dari (M/M/1):(GD//)
Pertama-tama, pada penguraian ini selalu dapat diasumsikan bahwa proses kedatangan dengan
pelaksanaan pelayanan adalah independence (tidak ada kaitan dalam perhitungannya). Ini berarti
rata-rata kedatangan tidak akan bervariasi/berubah-ubah dalam waktu tertentu dan tidak
mempengaruhi jumlah satuan dalam antrian pertama dalam penguraian pelayanan.
Dengan demikian probabilitas dari satu kedatangan selama periode waktu t=h ini bersifat
konstan, dan juga = h (ini untuk satu kedatangan).
Sedangkan conditional probability untuk melengkapi service pelayanan adalah t = h
pelanggan yang masuk dilayani.
Asumsi yang terakhir, harus dapat dianalisis dari periode waktu t yang sangat kecil, yang akan
mencapai (t
2
)
2
= h
2
0 berarti h
2
= 0. Ini berarti yang tidak memenuhi syarat tidak akan
digunakan.
Selanjutnya untuk penguraian single server ini perlu diperhatikan langkah-langkah yang
dipergunakan, yaitu:
Diberikan n = jumlah unit/satuan dalam system
Berarti P
n
(t) adalah probabilitas dari n unit dalam system periode waktu = t, maka perlu
diperhatikan bahwa:
1. Pertama-tama ditentukan besarnya P
n
(t) dalam parameter dan .
2. Menggunakan hasil (I) ini untuk mencari expected number atau jumlah ekspektasi dari
unit atau satuan-satuan system untuk parameter-parameter dan .
3. Terakhir, menggunakan hasil-hasil (II) ini untuk mendapatkan perumusan dari lamanya
waktu (time) di dalam system dan juga rumus-rumus lainnya.
Berarti probabilitas dari n unit dalam system dapat dianalisis dengan menjumlahkan probabilitas
dari semua cara yang membuat event-event dapat muncul.
3.3 Notasi dalam Teori Antrian
Untuk: (M/M/1):(GD//)
M : Jumlah pelanggan(customer)
K : Jumlah chanel
: Sistem pelayanan (busy system)
Pr : Probabilitas dari busy system =
: Jumlah rata-rata pelanggan tiba per unit waktu (arrival rate per unit time)
: Jumlah rata-rata pelayanan per unit waktu (service rate per unit time)
P
0
: Probabilitas dari empty/kosong atau dalam ideal system
, dengan ketentuan :
P
n
: Probabilitas dari n pelanggan (customer) dalam system
L
s
: Expected number (jumlah yang diharapkan) dalam system (queue dan service) :
L
s
=
L
q
: Expected number dalam antrian : L
q
=
W
s
: Expected time dalam system (Queue dan service) : W
s
=
W
q
: Expected time dalam Queue : W
q
=
L
n
: Expected number dalam Queue : L
n
=
W
n
: Expected time dalam Queue untuk non empty queues : W
n
=
3.4 Model Antrian Populasi Terbatas dengan Pelayanan Tunggal
Model Antrian

Keempat model antrian pada tabel diatas menggunakan asumsi sebagai berikut :
- Kedatangan berdistribusi poisson
- Penggunaan aturan FIFO
- Pelayanan satu tahap
Namun, yang akan dibahas adalah Model D (limited population atau populasi terbatas)
Notasi :
D = Probabilitas sebuah unit harus menunggu didalam antrian
F = Faktor efisiensi
H = Rata-rata jumlah unit yang sedang dilayani
J = Rata-rata jumlah unit yang tidak berada dalam antrian
L = Rata-rata jumlah unit yang menunggu untuk dilayani
M = Jumlah jalur pelayanan
N = Jumlah pelanggan potensial
T = Waktu pelayanan rata-rata
U = Waktu rata-rata antara unit yang membutuhkan pelayanan
W = Waktu rata-rata sebuah unit menunggu dalam antrian
X = Faktor pelayanan
Rumus Matematis antrian untuk model di atas sebagai berikut :
A.




B.


C.


D.












BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Ada tiga komponen dalam sistem antrian yaitu :
Kedatangan , populasi yang akan dilayani (calling population)
Antrian
Fasilitas pelayanan
1. Karakteristik fasilitas pelayanan dapat dilihat dari tiga hal, yaitu tata letak (lay out) secara
fisik dari sistem antrian, disiplin antrian, waktu pelayanan.
2. Suatu eksperimen yang menghasilkan jumlah sukses yang terjadi pada interval waktu
ataupun daerah yang spesifik dikenal sebagai eksperimen Poisson.
1. Distribusi eksponensial digunakan untuk menggambarkan distribusi waktu pada fasilitas
jasa pengasumsian bahwa waktu pelayanan bersifat acak. Artinya, waktu untuk melayani
pendatang tidak tergantung pada pada banyaknya waktu yang telah dihabiskan untuk
melayani pandatang sebelumnya, dan tidak bergantung pada jumlah pendatang yang
sedang menunggu untuk dilayani.
2. Untuk menguraikan model pelayanan tunggal (single server), lebih dahulu perlu dibahas
distribusi dari kedatangan (proses arrival) yang pada umumnya sudah dibentuk secara
teratur dalam proses poisson. Dengan demikian distribusinya akan mempunyai nilai
parameter dari distribusi poisson.




DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. Bab 10-Teori Antrian. STEKPI
Puspitasari, Diah. 2005. Aplikasi Sistem Antrian Dengan Saluran Tungaal Pada Unit Pelaksana
Tekniks (UPT) Perpustakaan Universitas Negeri Semarang. Semarang: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang.
Wahyujati, Aji. 2006. Riset Operasional 2 Model Antrian. Bandung: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, ITB.
Wiweko, Hidayat. 2008. Modul 2 Analisa dan Perancangan Proses. Jakarta: Pusat
Pengembangan Bahan Ajar, UMB

You might also like