You are on page 1of 27

1

MENGUKUR KEBERSIHAN GIGI DAN MULUT


Mengukur kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk menentukan
keadaan kebersihan gigi dan mulut seseorang.
Pada umumnya untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut digunakan suatu
Indeks. Indeks adalah suatu angka yang menunjuukkan keadaan klinis yang
diidapat pada waktu dilakukan pemeriksaan, dengan cara mengukur luas dari
permukaan gigi yang ditutupi oleh plak maupun kalkulus, dengan demikian angka
yang diperoleh berdasarkan penilaian yang objektif. Apabila kita sudah mengetahui
nilai atau angka kebersihan gigi dan mulut dari seseorang pasien kita dapat
memberikan pendidikan dan penyuluhan, motivasi dan evaluasi yaitu dengan
melihat kemajuan ataupun kemunduran kebersihan gigi dan mulut seseorang atau
sekelompok orang, ataupun kita dapat melihat perbedaan keadaan klinis seseorang
atau sekelompok orang.
Kita dapat membedakan penilaian apabila penilaian yang dilakukan oleh
pemeriksaan seragam. oleh karena itu pada saat pengukuran diperlukan sekali
ketelitian dan keseragaman penilaian diantara pemeriksaan sehingga diperoleh nilai
yang akurat dan seragam dari setiao pemeriksaan. Untuk mendapatkan nilai yang
akurat tentunya diantara pemeriksaan harus mempunyai pandangan yang sma
dalam penilaian, oleh karena itu perlu sekali dilakukan kalibrasi terlebih dahulu.


2
Rumus OHI= Debris Index (DI) + Calculus Index (IC)
A. Pengukuran Kebersihan Gigi dan Mulut Menurut Greene dan Vermillion
Untuk mengukur kebersihan gigi dan mulut, Greene dan Vermilion
menggunakan indeks yang dikenal dengan Oral Hygiene Index (OHI) dan Simplified
Oral Hygiene Index (OHI-S). Pada awalnya indeks ini digunakan untuk menilai
penyakit peradangan gusi dan penyakit periodontal, akan tetapi dari data yang
diperoleh ternyata kurang berarti atau bermakna. Oleh karena itu indeks ini hanya
digunakan untuk mengukur tingkat kebersihan gigi dan mulut dan menilai efektivitas
dari penyikatan gigi.
1. Oral Hygiene Index (OHI)
Oral hygiene index adalah cara untuk mengukur atau menilai kebersihan
gigi dan mulut seseorang yang diperoleh dengan cara menjumlahkan debris
indeks dan calculus indeks. Setiap segmen diperiksa dan dipilih permukaan
yang paling buruk. Setiap indeks menggunakan skala nilai dari 0-3.



Debris Index (DI)
Adalah skor nilai dari endapan lunak yang terjadi karena adanya sisa
makanan yang melekat pada gigi penenti.
Calculus Index (CI)
Adalah skor nilai dari endapan keras (karanga gigi) terjadi karena debris
yang mengalami pengapuran yang melekat pada gigi penentu.


3
Pada penilaian semua ini semua gigi diperiksa baik gigi-gigi pada rahang
atas maupun rahang bawah. Setiap rahang dibagi menjadi tiga segmen yaitu:
1. Segmen pertama, mulai dari distal kaninus sampai molar ketiga
kanan rahang atas.
2. Segmen kedua, diantara kaninus kanan dan kiri.
3. Segmen ketiga, mulai dari mesial kaninus sampai molar ketiga kiri.
Setelah semua gigi diperiksa, pilih gigi yang paling kotor dari setiap
segmen.
Pada Oral Hygiene Index, penentuan skor untuk tiap gigi dilakukan
sebagai berikut:
Skor 0
Gigi bersih dari debris atau tidak ada debris dalam pewarnaan
ekstrinsik (stain).
Skor 1
Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih dari 1/3 dari permukaan gigi
atau tidak ada debris tetapi terdapat stain baik pada bagian fasial
maupun lingual.
Skor 2
Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih dari 1/3 tetapi kurang dari 2/3
dari luas permukaan gigi.
Skor 3
Apabila gigi ditutupi oleh debris lebih dari 2/3dari luas permukaan
gigi. Skor debris indeks yaitu jumlah skor seluruh rahang.



4
Cara pemeriksaan :

Pemeriksaan dimulai bagian A3, kalau ada debris pada
sonde diberi nilai 3.
Bila bagian A3 bersih pindahkan ke A2, kalau ada debris
pada sonde diberi nilai 2.
Bila bagian A2 bersih pindahlah ke A1, kalau ada debris
pada sonde diberi nilai 1.
Bila bagian A1 bersih maka diberi nilai 0.

Debris index adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah segmen (=6)


5
Untuk pengukuran kalkulus sama dengan pengukuran debris, yaitu
sebagai berikut:
Skor 0 Gigi bersih dari kalkulus.
Skor 1
Apabila terdapat kalkulus tidak lebih dari1/3 permukaan gigi mulai
dari servikal.
Skor 2
Apabila terdapat kalkulus supragingival lebih dari 1/3 tetapi kurang
dari 2/3 dari permukaan gigi atau terdapat sedikit subgingival
kalkulus.
Skor 3
Apabila terdapat kalkuklus lebih dari 2/3 dari permukaan gigi atau
terdapat subgingival kalkulus yang melingkari servikal.

Cara pemeriksaan:
Pemeriksaan dimulai dari bagian insisal gigi dan untuk penilaiannya
perhatikan gambar-gambar berikut ini:
1. Permukaan gigi bersih, nilai 0.


2. Kurang dari sepertiga permukaan gigi
(dihitung dari batas gusi) tertutup dengan
karang gigi. Nilai= 1



6
3. Lebih dari sepertiga tetapi kurang dari dua
pertiga permukaan gigi (dihitung dari
batas gusi) tertutup dengan karang gigi.
Nilai = 2

4. Lebih dari dua pertiga gigi (dihitung dari
batas gusi) tertutup dengan karang gigi.
Nilai = 3.

Untuk memeriksa adanya karang gigi dan subgingival selalu dilakukan
pada bagian AL dari permukaan gigi, dan untuk penilaiannya perhatikan
gambar-gambar berikut ini:
5. Permukaan gigi bersih tetapi pada
bagian servikal ada bercak-bercak
karang gigi. Nilai = 2


6. Permukaan gigi bersih tetapi pada
bagian servikal karang gigi yang
melingkari gigi seperti sebuah pita.
Nilai = 3.


Kalkulus indeks adalah jumlah seluruh skor segmen dibagi jumlah segmen (=6)

7
2. ORAL HYGIENE INDEX SIMPLIFIED (OHI-S)
Untuk penilaian oral hygiene yang melibatkan banyak populasi maka
menggunakan OHI-S (Oral Hygiene Index Simplified), 6 gigi yang diperiksa
adalah molar pertama kanan kiri bawah (bagian lingual), molar pertama kanan
kiri atas (bagian palatal), dan incicivus kanan atas (labial), serta incicivus kiri
bawah (lingual) untuk dapat mewakili segmen depan maupun belakang dari
seluruh pemeriksaan gigi yang ada dalam rongga-rongga mulut.
Maksud:
Mengumpulkan data kebersihan gigi dan mulut sasaran
Merencanakan tindakan promotif preventif
Persiapan:
Menyiapakan sasaran dan tempat
Menyiapakan fomulir OHI-S (terlampir)
Menyiapkan alat pemeriksaan dan bahan desinfektan
Pelaksanaan:
Menetukan gigi penentu untuk pemeriksaan Debris Index (DI) dan
Calculus Index (CI)
Rahang atas: gigi 6 kanan kiri permukaan bukal
gigi1 kanan permukaan bukal
Rahang bawah: gigi 6 kanan kiri permukaan lingual
gigi 1 kiri permukaan labial


8
Gigi 16 pada permukaan bukal
Gigi 11 pada permukaan labial
Gigi 26 pada permukaan bukal
Gigi 36 pada permukaan lingual
Gigi 31 pada permukaan labial
Gigi 46 pada permukaan lingual
Gigi penentu :
buc labial - buc
Rahang atas 6 1 - 6
Rahang bawah 6 - 1 6
ling - lab ling

















Permukaan yang diperiksa adalah permukaan gigi yang jelas terlihat
dalam mulut, yaitu permukaan klinis bukan permukaan anatomis.
Apabila gigi indeks pada suatu segmen tidak ada, maka dilakukan
penggantian gigi tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:
Apabila gigi molar pertama tidak ada maka penilaian dilakukan
pada gigi molar kedua, apabila gigi molar pertama dan kedua
tidak ada penilaian dilakukan pada molar ketika akan tetapi bila
gigi molar pertama, kedua dan ketiga tidak ada maka tidak ada
penilaian untuk segmen tersebut.

9
Apabila gigi incisivus pertama kanan atas tidak ada, maka dapat
diganti oleh gigi incisivus kiri dan bila apalagi gigi incisivus kiri
bawah tidak ada, dapat diganti dengan gigi incisivus pertama
kanan bawah, akan tetapi bila gigi incisivus pertama kiri atau
kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk segmen
tersebut.
Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan-keadaan seperti:
gigi hilang karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi
yang merupakan mahkota jaket baik yang terbuat dari akrilik
maupun logam, mahkota gigi sudah hilang atau rusak lebih dari
bagian pada permukaan index akibat karies maupun fraktur,
gigi yang erupsi belum mencapai tinggi mahkota klinis.
Penilaian dapat dilakukan apabila minimal ada dua gigi index
yang dapat diperiksa.
Untuk mempermudah penilaian, sebelum melakukan penilaian debris,
kita dapat membagi permukaan gigi yang akan dinilai garis khayal menjadi 3
bagian sama besar/luasnya secara horizontal.


10
a. Mencatat Skor Debris
Oral debris adalah bahan lunak di permukaan gigi yang dapat
merupakan plak, material alba dan food debris. Kriteria skor debris terdapat
pada tabel berikut:
Skor Kondisi
Skor 0
Tidak ada debris atau stain



11
Skor 1
Plak menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan servikal, atau terdapat
stain ekstrensik di permukaan yang diperiksa

Skor 2
Plak menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3 permukaan yang
diperiksa



12
Skor 3
Plak menutup lebih dari 2/3 permukaan yang diperiksa


Cara pemeriksaan debris dapat dilakukan dengan menggunakan
disclosing solution ataupun tanpa menggunakan disclosing solution.
Jika digunakan disclosing solution, alangkah baiknya sebelum
penetesan disclosing bibir pasien dibersihkan dari lipstik kemudian ulasi
bibir dengan vaselin agar disclosing tidak menempel pada bibir. Pasien
diminta untuk mengangkat lidahnya keatas teteskan disclosing sebanyak
sebanyak tiga tetes dibawah lidah. Dalam keadaan mulut terkatup sebarkan
disclosing dengan lidah keseluruh permukaan gigi. Setelah disclosing
tersebar, pasien diperbolehkan meludah, diusahakan tidak kumur.
Periksalah gigi indeks pada permukaan indeksnya dan catat skor sesuai
dengan kriteria.

13
Jika tidak menggunakan disclosing solution, maka gunakansonde
biasa atau dental probe untuk pemeriksaan debris. Gerakkan sonde secara
mendatar pada permukaan gigi, dengan demikian debris akan terbawa oleh
sonde. Periksalah gigi indeks mulai dengan menelusuri mulai dari 1/3
bagian incisal/oklusal, apabila pada bagian ini tidak ditemukan debris
lanjutkan terus pada 2/3 bagian gigi, apabila disinipun tidak dijumpai
teruskan sampai ke 1/3 bagian servikal.

b. Mencatat Skor Kalkulus
Kalkulus adalah deposit keras yang terjadi akibat pengendapan
garam-garam anorganik yang komposisi utamanya adalah kalsium karbonat
dan kalsium fosfat yang bercampur dengan debris, mikroorganisme dan sel-
sel epitel deskuamasi. Kriteria skor kalkulus terdapat pada tabel berikut:
Skor Kondisi
Skor 0
Tidak ada kalkulus



14
Skor 1
Kalkulus supra gingiva menutup tidak lebih dari 1/3 permukaan
servikal yang diperiksa


Skor 2
Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 1/3 tapi kurang dari 2/3
permukaan yang diperiksa, atau ada bercak-bercak kalkulus
subgingiva disekeliling servikal gigi




15
Skor 3

Kalkulus supragingiva menutup lebih dari 2/3 permukaan atau ada
kalkulus subgingiva yang kontinyu disekelilimg servikal gigi.




16
c. Menghitung Skor Debris Indeks, Skor Kalkulus Indeks dan Skor OHI-S
Skor Debris Indeks maupun skor Kalkulus Indeks ditentukan dengan
cara menjumlahkan seluruh skor kemudian membaginya dengan jumlah
segmen yang diperiksa.
Cara menghitung Debris Indeks:



Cara menghitung Kalkulus Indeks:



Misalkan pada suatu pencatatan indeks debris dan indeks kalkulus
didapat hasil sebagai berikut:




DI CI

Maka Skor DI =

= 2,17
Skor CI =

= 1,50
Sedangkan skor OHIS adalah jumlah Skor Debris dan Skor Kalkulus,
sehingga pada perhitungan diatas Skor OHIS didapat 3,67.
2 1 3
2 2 3
2 0 2
2 1 2

17
d. Menentukan Kriteria Debris Indeks, Kalkulus Indeks dan OHI-S
Menurut Greene dan Vermillion, kriteria penilaian debris dan kalkulus
sama, yaitu:
Baik : Apabila nilainya antara 0 0,6
Sedang : Apabila nilainya antara 0,6 1,8
Buruk : Apabila nilainya antara 1,9 3,0

OHI-S mempunyai kriteria tersendiri yaitu mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
Baik : Apabila nilainya antara 0,0 1,2
Sedang : Apabila nilainya antara 1,3 3,0
Buruk : Apabila nilainya antara 3,1 6,0

Dengan demikian, untuk contoh perhitungan diatas, kriteria Debris
Indeks untuk pasien dengan nilai 2,17 adalah buruk, kriteria Kalkulus Indeks
dengan nilai 1,50 adalah sedang dan kriteria OHI-S dengan nilai 3,67
adalah buruk.




18
B. Penilaian Plak Indeks Menurut Modifikasi Turesky - Gilmore Glickman
Dari Quigley Hein
Menurut Quigley dan hein (1962), pengukuran plak indeks, dilakukan
dengan membagi gigi menjadi 3 bagian, dan yang diperiksa hanyalah
permukaan fasial dari gigi anterior, setelah mempergunakan obat kumur
berbahan dasar fuchsin sebagai disclosing, rentang penilaian dari 0-5.
Turesky dan kawan-kawan memodifikasi penilaian dari Quigley dan
Hein, penilaian dilakukan pada seluruh gigi pada bagian permukaan fasial
dan lingual setelah pemberian disclosing. Plak skor perorangan diperoleh
dari jumlah total dari nilai yang diperoleh dibagi jumlah permukaan yang
diperiksa. Kriteria plak indeks modifikasi Turesky Gilmore Glickman dari
Quigley Hein adalah sebagai berikut:
Skor PI Kondisi
0 Tidak ada plak
1
Terdapat bercak-bercak plak yang terpisah pada bagian margin
servikal dari gigi
2
Terdapat lapisan tipis plak sampai setebal 1 mm pada bagian
margin servikal dari gigi
3
Terdapat lapisan plak lebih dari 1 mm tetapi mencapai 1/3 bagian
mahkota
4
Terdapat lapisan plak, lebih dari 1/3 akan tetapi tidak lebih dari 2/3
bagian mahkota
5 Terdapat lapisan plak, menutupi seluruh permukaan gigi

19
C. Pengukuran Kebersihan Mulut Menurut Podshadley dan Haley (Patien
Hygiene Performance Index atau Indeks PHP)
Indeks ini pertama kali dikembangkan dengan maksud untuk menilai
individu/perorangan dalam pembersihan debris setelah diberi instruksi
menyikat gigi.
Cara pemeriksaan klinis berdasarkan indeks plak PHP adalah
sebagai berikut:
1. Digunakan bahan pewarna gigi yang berwarna merah (disclosing
solution) untuk menerima plak yang terbentul pada permukaan gigi.
2. Pemeriksaan dilakukan pada mahkota gigi bagian fasial atau lingual
dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi
(Gambar 5.3). yaitu: D: distal, G:1/3 tengah gingival, M: mesial, C:1/3
tengah, I/O: 1/3 tengah insisal atau oklusi.



20
INDEKS KARIES GIGI
Karies merupakan suatu infeksi jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan
sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dan merupakan suatu
proses demineralisasi yang progresif. Proses kerusakan yang dimulai dari email
terus ke dentin dan merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan banyak
faktor. Terdapat emapat faktor utama yang berperan dalam proses terjadinya karies
yaitu host, mikroorganisme, substrat dan waktu.

Dalam melakukan sebuah penelitian kadang kala untuk menghitung jumlah
karies kita menggunakan indeks karies gigi. Indeks karies gigi adalah angka yang
menunjukkan jumlah karies gigi seseorang atau sekelompok orang.

21
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang dapat
menyerang semua golongan umur. Apabila tidak dirawat/diobati dapat menjadi
semakin parah karena adanya sifat progresif. Status kesehatan gigi meliputi
pemeriksaan karies dan kebersihan gigi dan mulut oleh karena kedua keadaan ini
diderita oleh masyarakat Indonesia (Depkes RI, 2004). Menurut Depkes RI (2008),
status kesehatan gigi dan mulut dapat diukur dengan derajat keparahan penyakit
gigi dan mulut masyarakat, untuk itu diperlukan indikator-indikator dan standar
penilaian yang sesuai dengan WHO, seperti indikator kesehatan gigi dan status
periodontal. Indikator status kesehatan gigi untuk menilai karies digunakan indeks
DMF-T.
Menurut Priyono (2000) DMF-T merupakan keadaan gigi geligi seseorang
yang pernah mengalami kerusakan, hilang, perbaikan, yang disebabkan oleh karies
gigi, indikator ini digunakan untuk gigi geligi tetap. Gigi sulung digunakan indeks
decayed ectraction filled teeth (def-t).

Berbagai macam indeks karies gigi yang sering digunakan :
1. Indeks DMF-T (DMF-Teeth) Untuk Gigi Permanen
Tujuan pemeriksaan DMF-T adalah untuk melihat status karies gigi,
perencanaan upaya promotif dan preventif, merencanakan kebutuhan perawatan,
membandingkan status pengalaman karies gigi masyarakat dari satu daerah
dengan daerah lain atau membandingkan antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan program, serta untuk memantau perkembangan status pengalaman
karies individu.


22
Indeks DMF-T terdiri atas:
a. Decay (karies gigi)
Indeks karies untuk gigi dewasa sampai
saat ini masih menggunakan DMF-T Indeks.
Decay (D) adalah jumlah gigi karies dalam
mulut subyek atau sampel, dan karies tersebut
masih bisa ditambal (Priyono, 2000).
b. Missing
Missing atau kehilangan gigi yang
dimaksud dalam pemeriksaan DMF-T adalah
kehilangan gigi oleh karena karies. Komponen
missing (M) adalah gigi hilang oleh karena
karies, dan hilangnya gigi oleh sebab lain atau
bukan karena karies.
c. Filling (tumpatan)
Filling (F), dalam hal ini yang dimaksud
adalah tumpatan, termasuk di dalamnya
tumpatan tanpa karies, seperti fissure sealant.
Yang termasuk dalam kriteria filling (F) adalah
gigi yang sudah ditumpat, dan tumpatan masih
dalam keadaan baik.

Angka DMF-T menggambarkan banyaknya karies yang diderita seseorang
dari dulu sampai sekarang. DMF-T maksudnya karies dihitung per gigi, artinya
gigi yang memiliki karies lebih dari 1 (misal karies pada gigi molar 1 permanen

23
terdapat karies di oklusal dan di bukal maka karies tetap dihitung satu). Beda
dengan indeks karies DMF-S (Surface) maka karies dihitung perpermukaan, jadi
pada kasus diatas karies/dcay dihitung dua). Pada indeks DMF-T juga tidak
membedakan kedalam karies, misalnya karies superficial, media atau profunda.
contoh:
DMF-T : 2, artinya setiap responden mempunyai 2 gigi yang terserang karies
DMF-T : 0, artinya gigi responden tersebut sehat

Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T :
DMF-T = D + M + F

Kategori DMF-T menurut WHO :
0,0 1,1 = sangat rendah
1,2 2,6 = rendah
2,7 4,4 = sedang
4,5 6,5 = tinggi
6,6 > = sangat tinggi


24
Kekurangan indeks DMF-T:
Tidak dapat menggambarkan banyaknya karies yang sebenarnya.
Karena jika pada gigi tersebut terdapat 2 karies atau lebih, karies dihitung
adalah tetap 1.
Indeks DMF-T tidak dapat membedakkan kedalaman dari karies,
misalnya karies superficialis, media, profunda.
Tidak valid untuk gigi yang hilang karena penyebab lain selain karies.
Tidak valid untuk pencabutan perawatan ortodonti.
Tidak dapat digunakan untuk karies akar.
Special Rules:
Tidak ada gigi yang dihitung lebih dari 1 kali, baik decay, missing
maupun filled.
D,M,F teeth harus dicatat secara terpisah.
Gigi dianggap erupsi saat permukaan oklusal/insisalnya terbuka/terlihat
atau terpapar di atas jaringan gingiva.
Gigi dianggap ada/dipertimbangkan meskipun crown telah rusak dan
hanya akar yang tertinggal di soketnya.
Supernumerary tooth tidak termasuk / tidak dihitung.
Jika gigi desidui tertanam dan gigi permanen penggantinya,
diklasifikasikan sebagai gigi permanen.
Gigi desidui tidak dimasukkan dalam perhitungan "dmf" begitu juga
dengan gigi permanen di perhitungan def dan harus dihitung secara
terpisah.


25
2. Indeks def-t Untuk Gigi Sulung
Indeks ini sama dengan DMF-T hanya
saja indeks def-t digunakan untuk gigi
sulung. e disini maksudnya eksfoliasi =
jumlah gigi sulung yang hilang karena
karies atau harus dicabut karena karies.
Namun beberapa penelitian eksofoliasi tidak
digunakan df-t karena mencegah
kemungkinan terjadinya kesalahan, sebab apakah karies tersebut benar-benar
hilang karena karies atau bukan. Pada gigi sulung sering kali gigi hilang karena
faktor resobsi fisiologis atau trauma. Rumus untuk def-t sama dengan yang
digunakan pada DMF-T.

3. Indeks Untuk Melihat Tingkat Keparahan Karies
Untuk melihat kedalaman atau tingkat keparahan karies gigi kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut :
C0 = belum terjadi karies
C1 = karies hanya mengenai email saja
C2 = karies telah mencapai dentin
C3 = karies telah mencapai pulpa
C4 = karies telah mengenai akar gigi.

26
4. Indeks UTN
Indeks ini untuk melihat kebutuhan perawatan dalam suatu populasi.
Rumus yang digunakan :
UTN =



Untuk menghitung prevalensi terjadinya karies dalam suatu populasi :
Prevalensi karies =







27
Daftar Pustaka:
Anthonie, A. 2013. Kejadian Gingivitis. (Online). Tersedia:
http://akbaranthonie.blogspot.com/2013/02/kejadian-gingivitis-ditinjau-
dari_13.html [14 Mei 2014]
Anthonie, A. 2013. Analisis Karies Gigi. (Online). Tersedia:
http://akbaranthonie.blogspot.com/2013/02/analisis-karies-gigi-molar-
pertama.html [14 Mei 2014]
Alrista, R. 2012. Indeks Karies DMF. (Online). Tersedia:
http://choealrista.blogspot.com/2012/11/indeks-karies-dmf.html [14 Mei
2014]
Bakar, A. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Cetakan II. Yogyakarta: Quantum
Sinergis Media.
Departemen Kesehatan Indonesia.1993. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Gigi. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Panda. 2008. Indeks Karies Gigi. (Online). Tersedia:
http://pandatitit.blogspot.com/2008/04/indeks-karies-gigi-karies-
merupakan.html [14 Mei 2014]
PDGI. 2013. Tata Cara Penilaian Status Kesehatan. (Online). Tersedia:
http://pdgicabwngr.blogspot.com/2013/02/tata-cara-penilaian-status-
kesehatan.html [14 Mei 2014]
Putri MH., Herijulianti E., Nurjannah N. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit
J aringan Keras dan J aringan Pendukung Gigi. Editor Lilian Juwono.
Jakarta: EGC.

You might also like