Professional Documents
Culture Documents
= 2,17
Skor CI =
= 1,50
Sedangkan skor OHIS adalah jumlah Skor Debris dan Skor Kalkulus,
sehingga pada perhitungan diatas Skor OHIS didapat 3,67.
2 1 3
2 2 3
2 0 2
2 1 2
17
d. Menentukan Kriteria Debris Indeks, Kalkulus Indeks dan OHI-S
Menurut Greene dan Vermillion, kriteria penilaian debris dan kalkulus
sama, yaitu:
Baik : Apabila nilainya antara 0 0,6
Sedang : Apabila nilainya antara 0,6 1,8
Buruk : Apabila nilainya antara 1,9 3,0
OHI-S mempunyai kriteria tersendiri yaitu mengikuti ketentuan sebagai
berikut:
Baik : Apabila nilainya antara 0,0 1,2
Sedang : Apabila nilainya antara 1,3 3,0
Buruk : Apabila nilainya antara 3,1 6,0
Dengan demikian, untuk contoh perhitungan diatas, kriteria Debris
Indeks untuk pasien dengan nilai 2,17 adalah buruk, kriteria Kalkulus Indeks
dengan nilai 1,50 adalah sedang dan kriteria OHI-S dengan nilai 3,67
adalah buruk.
18
B. Penilaian Plak Indeks Menurut Modifikasi Turesky - Gilmore Glickman
Dari Quigley Hein
Menurut Quigley dan hein (1962), pengukuran plak indeks, dilakukan
dengan membagi gigi menjadi 3 bagian, dan yang diperiksa hanyalah
permukaan fasial dari gigi anterior, setelah mempergunakan obat kumur
berbahan dasar fuchsin sebagai disclosing, rentang penilaian dari 0-5.
Turesky dan kawan-kawan memodifikasi penilaian dari Quigley dan
Hein, penilaian dilakukan pada seluruh gigi pada bagian permukaan fasial
dan lingual setelah pemberian disclosing. Plak skor perorangan diperoleh
dari jumlah total dari nilai yang diperoleh dibagi jumlah permukaan yang
diperiksa. Kriteria plak indeks modifikasi Turesky Gilmore Glickman dari
Quigley Hein adalah sebagai berikut:
Skor PI Kondisi
0 Tidak ada plak
1
Terdapat bercak-bercak plak yang terpisah pada bagian margin
servikal dari gigi
2
Terdapat lapisan tipis plak sampai setebal 1 mm pada bagian
margin servikal dari gigi
3
Terdapat lapisan plak lebih dari 1 mm tetapi mencapai 1/3 bagian
mahkota
4
Terdapat lapisan plak, lebih dari 1/3 akan tetapi tidak lebih dari 2/3
bagian mahkota
5 Terdapat lapisan plak, menutupi seluruh permukaan gigi
19
C. Pengukuran Kebersihan Mulut Menurut Podshadley dan Haley (Patien
Hygiene Performance Index atau Indeks PHP)
Indeks ini pertama kali dikembangkan dengan maksud untuk menilai
individu/perorangan dalam pembersihan debris setelah diberi instruksi
menyikat gigi.
Cara pemeriksaan klinis berdasarkan indeks plak PHP adalah
sebagai berikut:
1. Digunakan bahan pewarna gigi yang berwarna merah (disclosing
solution) untuk menerima plak yang terbentul pada permukaan gigi.
2. Pemeriksaan dilakukan pada mahkota gigi bagian fasial atau lingual
dengan membagi tiap permukaan mahkota gigi menjadi lima subdivisi
(Gambar 5.3). yaitu: D: distal, G:1/3 tengah gingival, M: mesial, C:1/3
tengah, I/O: 1/3 tengah insisal atau oklusi.
20
INDEKS KARIES GIGI
Karies merupakan suatu infeksi jaringan keras gigi yaitu email, dentin dan
sementum yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dan merupakan suatu
proses demineralisasi yang progresif. Proses kerusakan yang dimulai dari email
terus ke dentin dan merupakan suatu penyakit yang berhubungan dengan banyak
faktor. Terdapat emapat faktor utama yang berperan dalam proses terjadinya karies
yaitu host, mikroorganisme, substrat dan waktu.
Dalam melakukan sebuah penelitian kadang kala untuk menghitung jumlah
karies kita menggunakan indeks karies gigi. Indeks karies gigi adalah angka yang
menunjukkan jumlah karies gigi seseorang atau sekelompok orang.
21
Penyakit gigi dan mulut merupakan penyakit masyarakat yang dapat
menyerang semua golongan umur. Apabila tidak dirawat/diobati dapat menjadi
semakin parah karena adanya sifat progresif. Status kesehatan gigi meliputi
pemeriksaan karies dan kebersihan gigi dan mulut oleh karena kedua keadaan ini
diderita oleh masyarakat Indonesia (Depkes RI, 2004). Menurut Depkes RI (2008),
status kesehatan gigi dan mulut dapat diukur dengan derajat keparahan penyakit
gigi dan mulut masyarakat, untuk itu diperlukan indikator-indikator dan standar
penilaian yang sesuai dengan WHO, seperti indikator kesehatan gigi dan status
periodontal. Indikator status kesehatan gigi untuk menilai karies digunakan indeks
DMF-T.
Menurut Priyono (2000) DMF-T merupakan keadaan gigi geligi seseorang
yang pernah mengalami kerusakan, hilang, perbaikan, yang disebabkan oleh karies
gigi, indikator ini digunakan untuk gigi geligi tetap. Gigi sulung digunakan indeks
decayed ectraction filled teeth (def-t).
Berbagai macam indeks karies gigi yang sering digunakan :
1. Indeks DMF-T (DMF-Teeth) Untuk Gigi Permanen
Tujuan pemeriksaan DMF-T adalah untuk melihat status karies gigi,
perencanaan upaya promotif dan preventif, merencanakan kebutuhan perawatan,
membandingkan status pengalaman karies gigi masyarakat dari satu daerah
dengan daerah lain atau membandingkan antara sebelum dan sesudah
pelaksanaan program, serta untuk memantau perkembangan status pengalaman
karies individu.
22
Indeks DMF-T terdiri atas:
a. Decay (karies gigi)
Indeks karies untuk gigi dewasa sampai
saat ini masih menggunakan DMF-T Indeks.
Decay (D) adalah jumlah gigi karies dalam
mulut subyek atau sampel, dan karies tersebut
masih bisa ditambal (Priyono, 2000).
b. Missing
Missing atau kehilangan gigi yang
dimaksud dalam pemeriksaan DMF-T adalah
kehilangan gigi oleh karena karies. Komponen
missing (M) adalah gigi hilang oleh karena
karies, dan hilangnya gigi oleh sebab lain atau
bukan karena karies.
c. Filling (tumpatan)
Filling (F), dalam hal ini yang dimaksud
adalah tumpatan, termasuk di dalamnya
tumpatan tanpa karies, seperti fissure sealant.
Yang termasuk dalam kriteria filling (F) adalah
gigi yang sudah ditumpat, dan tumpatan masih
dalam keadaan baik.
Angka DMF-T menggambarkan banyaknya karies yang diderita seseorang
dari dulu sampai sekarang. DMF-T maksudnya karies dihitung per gigi, artinya
gigi yang memiliki karies lebih dari 1 (misal karies pada gigi molar 1 permanen
23
terdapat karies di oklusal dan di bukal maka karies tetap dihitung satu). Beda
dengan indeks karies DMF-S (Surface) maka karies dihitung perpermukaan, jadi
pada kasus diatas karies/dcay dihitung dua). Pada indeks DMF-T juga tidak
membedakan kedalam karies, misalnya karies superficial, media atau profunda.
contoh:
DMF-T : 2, artinya setiap responden mempunyai 2 gigi yang terserang karies
DMF-T : 0, artinya gigi responden tersebut sehat
Rumus yang digunakan untuk menghitung DMF-T :
DMF-T = D + M + F
Kategori DMF-T menurut WHO :
0,0 1,1 = sangat rendah
1,2 2,6 = rendah
2,7 4,4 = sedang
4,5 6,5 = tinggi
6,6 > = sangat tinggi
24
Kekurangan indeks DMF-T:
Tidak dapat menggambarkan banyaknya karies yang sebenarnya.
Karena jika pada gigi tersebut terdapat 2 karies atau lebih, karies dihitung
adalah tetap 1.
Indeks DMF-T tidak dapat membedakkan kedalaman dari karies,
misalnya karies superficialis, media, profunda.
Tidak valid untuk gigi yang hilang karena penyebab lain selain karies.
Tidak valid untuk pencabutan perawatan ortodonti.
Tidak dapat digunakan untuk karies akar.
Special Rules:
Tidak ada gigi yang dihitung lebih dari 1 kali, baik decay, missing
maupun filled.
D,M,F teeth harus dicatat secara terpisah.
Gigi dianggap erupsi saat permukaan oklusal/insisalnya terbuka/terlihat
atau terpapar di atas jaringan gingiva.
Gigi dianggap ada/dipertimbangkan meskipun crown telah rusak dan
hanya akar yang tertinggal di soketnya.
Supernumerary tooth tidak termasuk / tidak dihitung.
Jika gigi desidui tertanam dan gigi permanen penggantinya,
diklasifikasikan sebagai gigi permanen.
Gigi desidui tidak dimasukkan dalam perhitungan "dmf" begitu juga
dengan gigi permanen di perhitungan def dan harus dihitung secara
terpisah.
25
2. Indeks def-t Untuk Gigi Sulung
Indeks ini sama dengan DMF-T hanya
saja indeks def-t digunakan untuk gigi
sulung. e disini maksudnya eksfoliasi =
jumlah gigi sulung yang hilang karena
karies atau harus dicabut karena karies.
Namun beberapa penelitian eksofoliasi tidak
digunakan df-t karena mencegah
kemungkinan terjadinya kesalahan, sebab apakah karies tersebut benar-benar
hilang karena karies atau bukan. Pada gigi sulung sering kali gigi hilang karena
faktor resobsi fisiologis atau trauma. Rumus untuk def-t sama dengan yang
digunakan pada DMF-T.
3. Indeks Untuk Melihat Tingkat Keparahan Karies
Untuk melihat kedalaman atau tingkat keparahan karies gigi kriteria yang
digunakan adalah sebagai berikut :
C0 = belum terjadi karies
C1 = karies hanya mengenai email saja
C2 = karies telah mencapai dentin
C3 = karies telah mencapai pulpa
C4 = karies telah mengenai akar gigi.
26
4. Indeks UTN
Indeks ini untuk melihat kebutuhan perawatan dalam suatu populasi.
Rumus yang digunakan :
UTN =
Untuk menghitung prevalensi terjadinya karies dalam suatu populasi :
Prevalensi karies =
27
Daftar Pustaka:
Anthonie, A. 2013. Kejadian Gingivitis. (Online). Tersedia:
http://akbaranthonie.blogspot.com/2013/02/kejadian-gingivitis-ditinjau-
dari_13.html [14 Mei 2014]
Anthonie, A. 2013. Analisis Karies Gigi. (Online). Tersedia:
http://akbaranthonie.blogspot.com/2013/02/analisis-karies-gigi-molar-
pertama.html [14 Mei 2014]
Alrista, R. 2012. Indeks Karies DMF. (Online). Tersedia:
http://choealrista.blogspot.com/2012/11/indeks-karies-dmf.html [14 Mei
2014]
Bakar, A. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Cetakan II. Yogyakarta: Quantum
Sinergis Media.
Departemen Kesehatan Indonesia.1993. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan
Gigi. Jakarta: Departemen Kesehatan.
Panda. 2008. Indeks Karies Gigi. (Online). Tersedia:
http://pandatitit.blogspot.com/2008/04/indeks-karies-gigi-karies-
merupakan.html [14 Mei 2014]
PDGI. 2013. Tata Cara Penilaian Status Kesehatan. (Online). Tersedia:
http://pdgicabwngr.blogspot.com/2013/02/tata-cara-penilaian-status-
kesehatan.html [14 Mei 2014]
Putri MH., Herijulianti E., Nurjannah N. 2010. Ilmu Pencegahan Penyakit
J aringan Keras dan J aringan Pendukung Gigi. Editor Lilian Juwono.
Jakarta: EGC.