PT. Pertamina adalah sebuah perusahaan milik Negara (BUMN) yang
bergerak di bidang usaha pertambangan dan energi. Dalam pelaksanaan pendistribusian BBM/BBK atau produk lain PT. Pertamina langsung kepada konsumen diwilayah Republik Indonesia, ada yang secara langsung didistribusikan oleh PT. Pertamina melalui SPBU yang dimilikinya dan ada juga disalurkan oleh SPBU yang dimiliki oleh pihak swasta. Dalam kaitan pendistribusian pada pihak swasta ini maka oleh PT. Pertamina melakukan kerjasama dengan pihak swasta yang diikat dalam suatu perjanjian kerjasama antara PT. Pertamina dengan pengelola SPBU dalam suatu kontrak yang dinamakan DODO (Dealer Own Dealer Operate) dan CODOLite ( Company Own Dealer Operate). Dalam tesis ini penulis membatasi diri menguraikan untuk kontrak CODOLite di dalam pengelolaan pendistribusian BBM/BBK secara langsung kepada konsumen (masyarakat). Perjanjian CODOLite merupakan program yang dikembangkan oleh PT. Pertamina dalam rangka usaha meningkatkan pelayanannya, PT. Pertamina memberikan program pengembangan sarana kepada retail outlet SPBU yang prasarananya kurang memadai, agar SPBU tersebut lebih maju dan meningkat yaitu dengan cara menempatkan sejumlah alat yang mendukung pengoperasian kinerja SPBU sesuai dengan standart Internasional. Tentu saja didalam pelaksanaan perjanjian kerjasama CODOLite ini membuka peluang terjadinya wanprestasi baik yang dilakukan oleh PT. Pertamina atau pihak SPBU. Berdasarakan latar belakang dari kasus yang diteliti maka permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana hak dan kewajiban para pihak dalam pelaksanaan perjanjiaan kerjasama pengusahaan SPBU dengan PT. Pertamina dalam kontrak CODOLite, bagaimana pelaksanaan pengusahaan SPBU antara PT. Pertamina dalam kontrak CODOLite dan apa saja hambatan yang timbul pada pelaksanaan pengusahaan SPBU dalam kontrak CODOLite. Metode penelitian dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan yuridis normatif. Sumber data diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan wawancara dengan informan. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tertier. Alat pengumpulan data yang digunakan dalam penelitiaan ini adalah studi dokumen dan wawancara, yang selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian diketahui perjanjian kerjasama CODOLite yang ditetapkan sepihak oleh PT. Pertamina merupakan perjanjian baku yang harus dipatuhi oleh pihak SPBU. Pihak SPBU berhak menggunakan merek dagang atau produk dari PT. Pertamina menggunakan peralatan pengisian bahan bakar milik PT. Pertamina yang ditempatkan di SPBU CODOLite dan mendapatkan keuntungan dengan margin yang ditetapkan PT, Pertamina dan memelihara peralatan pengisian bahan bakar milik PT. Pertamina. PT. Pertamina berkewajiban menyerahkan Universitas Sumatera Utara
BBM/BBK atau produk lain dengan menggunakan alat ukur PT. Pertamina dan harga penjualan BBM/BBK ditetapkan melalui Kepres dan pihak PT. Pertamina
Kata Kunci : Perjanjian Kerjasama, Pengusahaan, SPBU, PT. Pertamina, Kontrak CODOLite
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACT
PT. Pertamina is a state-owned enterprise engaged in the mining and energy businesses. In the implementation of fuel or other product distribution, PT. Pertamina directly distributes it to the consumers in Indonesia through the gas stations either belongs to PT.Pertamina or private sector. In terms of fuel distribution done by private sector, PT. Pertamina cooperates with the private sector tied into a cooperation agreement between PT.Pertamina and gas station managers in a contract called DODO (Dealer Own Dealer Operate) and CODOLite (Company Own Dealer Operate). This study looked at the CODOLite contract in the management of the direct fuel distribution to the consumers. CODOLite agreement is a program developed by PT. Pertamina to improve its service. PT. Pertamina provides a facility development program to retail outlet gas stations with inadequate infrastructure through the provision of a number of equipment supporting the operational performance of the gas stations in order to match the international standards. Of course, in the implementation of CODOLite cooperation agreement, both parties, either PT. Pertamina or the gas stations, may break what they have agreed in the agreement. Based on the condition mentioned above, the purpose of this descriptive study with normative juridical approach was to find out and analyze what rights and responsibilities each party involved had in the implementation of the cooperation agreement in running the gas stations with PT.Pertamina under CODOLite contract, how the gas station business was implemented in the CODOLite contract between PT.Pertamina and the gas station managers, and what barriers that arise in the implementation of gas station business in the CODOLite contract are. The data used in this study were primary data obtained through the interviews with informants and secondary data in the form of primary, secondary and tertiary legal materials obtained through documentation study. The data obtained were analyzed through qualitative method. The result of this study showed that the CODOLite cooperation agreement unilaterally set by PT. Pertamina is the standard contract which must be obeyed by the gas station manager. According to the CODOLite contract, the gas station has the right to use the trademark, product or the refueling equipment belongs to PT. Pertamina placed by PT. Pertamina there. The gas station maintains the refueling equipment belongs to PT.Pertamina and the profit gained by the gas station is in accordance with the margin set by PT. Pertamina. PT. Pertamina must deliver fuel or other product by using the measuring instrument belongs to PT.Pertamina and the selling price of fuel is set through Presidential Decree and by PT.Pertamina.
Keywords: Cooperation Agreement, Running Business, Gas Station, PT. Pertamina, CODOLite Contract Universitas Sumatera Utara