You are on page 1of 4

Sidang shalat Idhul Ad-dha rahimakullah,

Pada hari yang berbahagia ini, marilah lisan


kita senantiasa menyanjung Sang Pencipta, yang
telah mencurahkan karunia dan nikmatNya tanpa
henti. Tingkatkanlah takwa kepada Allah. Takwa
adalah wasiat dari Allah bagi orang-orang
terdahulu dan generasi sekarang. Allah berfirman:
dan sungguh Kami telah memerintahkan kepada
orang-orang yang diberi kitab sebelum kamu dan
(juga) kepada kamu; bertaqwalah kepada Allah.
... (QS an Nisa : 131).
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
walillahil hamd,
Barangsiapa ingin memperoleh kemenangan,
menggenggam kebaikan dan meraih taufik dan
hidayah dari Allah, hendaknya senantiasa menjaga
hatinya agar selalu taat dan bertakwa kepada
Allah, dimanapun ia berada.
Allahu Akbar Allahu Akbar Allahu Akbar
walillahil hamd,
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Hari ini adalah hari Idul Adh-ha. Sebuah hari
yang penuh berkah. Allah meninggikan
kedudukannya dan mengagungkannya dengan
nama Yaumul Hajjil Akbar. Pada hari ini, saudara-
saudara kita yang mengerjakan ibadah haji tengah
sibuk menuntaskan sebagaian besar manasik
hajinya, melontar jumrah, menyembelih
sembelihan, menyukur rambut, melakukan thawaf
ifadhah, mengerjakan sa-i antara Shofa dan
Marwah.
Ritual-ritual itu, dikerjakan setelah para
jamaah haji berada di padang Arafah, tempat para
jamaah haji menengadahkan tangan dengan
ketundukan kepada Allah, meneteskan air mata
penyesalan taubat dan bersimpuh di hadapan
TINGKA TINGKA
TINGKA TINGKA TINGKATKAN SEMANGA TKAN SEMANGA
TKAN SEMANGA TKAN SEMANGA TKAN SEMANGAT T
T TT
MEND MEND
MEND MEND MENDALAMI ILMU A ALAMI ILMU A
ALAMI ILMU A ALAMI ILMU A ALAMI ILMU AGAMA GAMA
GAMA GAMA GAMA
Majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun IX/1426H/2005M
Suplemen Khutbah Idul Adh-ha
1
Penguasa Alam semesta ini. Tidak lain, demi
mendapatkan ampunan, taubat, taufik dan
hidayahNya. Kemudian mereka berjalan menuju
Muzdalifah, bermalam di sana untuk mengikuti
sunnah Nabi n yang berkata :
Ambillah manasik haji kalian dariku.
Kaum muslimin yang dicintai Allah,
Islam yang kita anut merupakan anugerah
terbesar buat alam semesta. Kebaikan yang
dibawanya dirasakan oleh segenap makhluk yang
ada di dunia ini, bahkan dunia hewan sekalipun.
Allah berfirman:
Dan tidaklah Kami mengutus engkau (wahai
Muhammad) kecuali sebagai rahmat bagi sekalian
alam (QS al Anbiya : 107).
Islam adalah gerbang keselamatan. Islam
adalah kunci keamanan. Allah menurunkan syariat
Islam kepada Rasulullah n untuk kesejahteraan
dan kebaikan umat manusia pada khususnya, dan
alam semesta pada umumnya.
Tidaklah Allah mengutus seorang nabi, kecuali
menjadi kewajibannya untuk menunjukkan
kebaikan yang ia ketahui kepada umatnya, dan
memperingatkan dari kejelekan yang ia ketahui
kepada umatnya. (HR. Imam Muslim).
Namun kebaikan yang ada di dalam Islam tidak
akan dapat dimanfaatkan dan dinikmati, kecuali
melalui proses tahapan penggalian ilmu,
mempelajarinya sedikit demi sedikit. Dengan ilmu
agama, seseorang dapat mengetahui apa yang
harus diyakini dengan benar, tidak takut kecuali
hanya kepada Allah semata, tidak pernah putus
asa lantaran rahmat Allah sangat luas, mengetahui
hal-hal yang dicintai dan dibenci Allah,
memperkenalkannya kepada halal dan haram,
menjauhkan dirinya dari keragu-raguan atau syak,
bisa beribadah dengan baik dan benar, mampu
meneropong hal-hal yang bermanfaat dan yang
hanya menyia-nyiakan umur. Hatinya pun akan
bersinar. Tindak-tanduk dan perilakunya mengalir
dari sumber yang suci, yaitu wahyu Ilahi, al Quran
dan Sunnah Nabi Muhammad n . Kedudukannya
di sisi Allah pun lebih tinggi karenanya. Allah
berfirman:
Kami tinggikan siapa yang Kami kehendaki
beberapa derajat. (QS al Anam : 83).
Imam Malik mengatakan, yaitu dengan ilmu
agama.
Adapun orang-orang yang masih malas, atau
enggan untuk mempelajari agama, atau justru
memusuhi orang-orang yang giat belajar agama
atau yang berusaha menjalankan agamanya, maka
kehidupan orang-orang seperti ini akan
terombang-ambing di antara jeratan hawa nafsu
syahwat dan godaan syubhat; dua hal yang sering
menyeret manusia menuju jurang kenistaan dan
maksiat. Penyesalan dan ratap kesedihan akan
melingkupi akhir kehidupannya di dunia dan
perjalanannya menuju akhirat. Allah berfirman :
Dan barangsiapa berpaling dari peringatanKu,
maka sesungguhnya baginya kehidupan yang
sempit dan Kami akan menghimpunkannya
pada hari Ki amat dal am keadaan buta.
(QS Thaha : 124).
Jadi, ilmu agama sangatlah penting, tidak
boleh dipandang sebelah mata. Dengan ilmu,
masyarakat Islam sedikit demi sedikit tumbuh
kembali. Ingatlah, masyarakat Islami tidak akan
muncul oleh semangat semata tanpa dibekali
dengan ilmu agama, atau dengan cara-cara yang
bertentangan dengan prinsip ajaran Islam.
Oleh karena itu, marilah kita memotivasi diri
dengan semangat dalam mencari ilmu agama.
Semangat untuk mempelajari Islam yang
bersumberkan al Quran dan Sunnah Nabi n .
Sehingga keimanan masing-masing orang menjadi
semakin kokoh lagi kuat. Pada saatnya nanti,
pertolongan dan kemenangan dari Allah akan
Majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun IX/1426H/2005M
Suplemen Khutbah Idul Adh-ha
2
datang untuk kaum muslimin. Allah mencintai
orang-orang yang beriman. Allah tidak akan
menghinakan orang-orang beriman di hadapan
musuh-musuh mereka. Marilah kita ajak anak,
istri, keluarga dan kaum kerabat untuk
melangkahkan kaki menuju majlis-majlis ilmu
agama.
Kaum muslimin yang dicintai Allah,
Musuh-musuh Allah tidak akan mampu
mengoyak hati kaum muslimin, kecuali karena
bangunannya lemah. Artinya, kaum muslimin tidak
akan kalah lantaran kehebatan dan besarnya
kekuatan musuh. Namun, kekalahan kaum
muslimin disebabkan oleh lemahnya iman yang
mereka miliki. Sejarah telah berbicara, pasukan
kaum muslimin yang memenangkan peperangan
menghadapi lawan-lawannya, jumlahnya selalu
sedikit dibandingkan jumlah pasukan kafirin.
Demikian juga, peralatan perang yang dimiliki
kaum muslimin tidak sebanding dengan yang
dipegang musuh. Lihatlah perang Badar, perang
Tabuk, perang Qadisiyah, telah menjadi bukti
kemenangan umat Islam atas lawan-lawannya,
padahal kekuatannya jauh di bawah kaum kuffar.
Sejarah bangsa kita pun membuktikan, para ulama
yang memperjuangkan kemerdekaan bangsa
melawan kekuatan kolonial, persenjataannya
sangat tradisional. Meski begitu, bukan berarti
kita tidak boleh berusaha membekali diri dengan
persiapan fisik dan militer. Sebab, yang menjadi
prasyarat utama kemenangan kaum muslimin,
tidak lain yaitu persiapan imaniah.
Ibnul Qayyim berkata: Demi Allah. Tidaklah
musuh menguasaimu, kecuali setelah
pelindungmu (yaitu Allah) berpaling darimu.
Janganlah mengira setan itu menang, tetapi
lantaran Sang Pelindung (Allah) telah
meninggalkanmu. (Al Fawa-id, 79).
Setelah mendapatkan dan mengetahui ilmu,
maka seharusnya kaum muslimin
menyebarluaskannya kepada khalayak, sehingga
nantinya terwujudlah Islam sebagai rahmat bagi
sekalian alam. Semangatlah dalam
mendakwahkannya kepada orang-orang yang
masih bergelut dalam kenistaan, kebodohan dan
kekufuran. Dalam berdakwah ini, kita harus
menunjukkan karakter Islam yang sebenarnya,
yaitu dengan mengedepankan kelembutan,
simpatik dan nilai-nilai luhur. Kekerasan dan
tindakan anarkhis dalam berdakwah atau amar
maruf nahi mungkar, akan menyebabkan dakwah
menjadi gagal, ataupun membuat manusia
menjauh dari Islam. Lebih dari itu, akan
meninggalkan kesan yang buruk, mencoreng
keindahan wajah Islam. Allah berfirman:
Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu
berlaku lemah lembut terhadap mereka.
Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari
sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka,
mohonkanlah ampun bagi mereka, dan
bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan
itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan
tekad, maka bertawakkallah kepada Allah.
Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang
bertawakkal kepadaNya. (QS Ali Imran : 159)
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Ironisnya, akhir-akhir ini kita melihat
fenomena yang mengherankan. Ada sebagian
orang yang menyandang gelar sebagai muslim,
bahkan dipandang sebagai orang yang ahli ibadah,
namun memperkenalkan Islam dengan cara yang
mengerikan. Mereka melakukan perusakan dan
pembunuhan terhadap jiwa-jiwa tak berdosa
dengan melakukan pengeboman di sana-sini.
Mereka berdalih demi membangun kemuliaan
kaum muslimin dan menegakkan syariat Islam di
seluruh dunia. Tidakkah mereka tahu, bahwa
mereka akan diminta pertanggungjawabnya atas
terbunuhnya jiwa-jiwa yang beriman kepada
Allah, seberapapun kadar keimanan mereka?
Tidakkah mereka tahu bahwa Rasulullah n
pernah bersabda :
Dalam pandangan Allah, kehancuran dunia itu
lebih ringan dibandingkan dengan terbunuhnya
jiwa seorang muslim. (HR Imam at Tirmidzi dan
an Nasai).
Majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun IX/1426H/2005M
Suplemen Khutbah Idul Adh-ha
3
Mungkin ada diantara mereka yang berdalil
lain, bahwa yang mereka bunuh adalah orang-
orang kafir. Benarkah alasan ini ?
Kaum muslimin,
Tidak semua orang kafir itu boleh dibunuh.
Orang-orang kafir yang tidak memerangi kita
secara zhahir, maka kita tidak boleh memerangi
mereka. Coba kita perhatikan, orang-orang non-
muslim yang datang ke negeri ini, apakah
bertujuan untuk membantai dan memerangi umat
Islam? Jika tidak, maka mereka termasuk dalam
kategori muahad, yaitu orang kafir yang
terlindungi darahnya, karena mereka
mendapatkan izin masuk oleh suatu negara, baik
untuk bekerja, berwisata ataupun tujuan-tujuan
lainnya. Sementara itu Rasulullah n bersabda :
Barangsiapa yang membunuh orang kafir
muahad, niscaya ia tidak bisa mencium aroma
surga.
Jadi, tidak ada alasan yang dibenarkan dalam
agama, untuk melakukan aksi teror pengeboman
di negara ini. Itu adalah perusakan di bumi yang
dilarang oleh Islam. Dan Allah tidak mencintai
orang-orang yang berbuat kerusakan.
Coba kita renungkan, kalau menyingkirkan duri
dari jalan termasuk cabang keimanan, lantas
bagaimana mungkin membunuh orang banyak
tanpa alasan yang dibenarkan dan merusak harta
milik orang lain termasuk dalam bingkai
keimanan?!
Kaum muslimin yang dirahmati Allah,
Berilmulah sebelum beramal. Karena syarat
diterimanya amal seseorang bukan hanya ikhlas,
tetapi juga harus mengikuti contoh yang diajarkan
Rasulullah n . Dengan hati ikhlas dan amal yang
sejalan dengan petunjuk, maka amal akan
diterima, aqidah akan terjaga, dan Islam akan
kembali jaya, insya Allah.
Akhirnya, marilah bersama memohon kepada
Allah, agar Dia menjadikan kita termasuk orang-
orang yang diberikan ilmu yang bermanfaat.
Bermanfaat bagi diri kita, keluarga, masyarakat
dan seluruh kaum muslimin.
Majalah As-Sunnah Edisi 09/Tahun IX/1426H/2005M
Suplemen Khutbah Idul Adh-ha
4

You might also like