You are on page 1of 17

3 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s

DEFINISI BEBAN/BELANJA PADA SEKTOR PUBLIK



Menurut PSC Study 10
The IASC Framework mendefinisikan elemen beban (expenses) sebagai berikut:
"Expenses are decreases in economic benefits during the accounting period in the form of outflows or
depletions of assets or incurrences of liabilities that result in decreases in equity, other than those
relating to distributions to equity participants." (paragraph 70)
Definisi IASC tersebut berdasarkan asumsi bahwa akuntansi berbasis akrual penuh diadopsi dan satu
set laporan keuangan yang berhubungan disiapkan. Hal ini menguhubungkan keberadaan beban
terhadap penurunan aset atau kenaikan kewajiban. Jika definisi beban berkaitan dengan penurunan
aset atau peningkatan kewajiban yang dilaporkan di dalam laporan keuangan, disbursements atau
expenditures daripada biaya (cost) pelayanan akan dilaporkan dalam laporan keuangan entitas yang
menerapkan basis akuntansi selain basis akuntansi akrual penuh. Juga, istilah ekuitas, yang berarti
bunga residual pemilik, atau hak, aktiva bersih entitas tidak umum digunakan di seluruh konteks
pemerintah.
IFAC PSC Study 2 menyimpulkan bahwa Oleh karena itu, definisi yang dikembangkan olaeh IASC
tidak akan efektif untuk entitas sektor publik yang:
1. Tidak mengadopsi basis akuntansi akrual penuh; dan/atau
2. Mengadopsi model pelaporan yang tidak terdiri dari satu set laporan keuangan yang
berhubungan.
Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan
Standar Akuntansi Pemerintahan, baik yang berbasis akrual maupun berbasik kas menuju akrual,
mendefinisikan beban sebagai berikut:
Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode pelaporan yang
menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau konsumsi asset atau timbulnya
kewajiban.
Konsep Beban/Pengeluaran
Transaksi dan peristiwa lain darimana " biaya" muncul, dan "biaya" itu sendiri, dapat mengambil
banyak bentuk dan disebut dengan berbagai nama. Sebagai contoh, di bawah kebanyakan bentuk
dari sistem kas atau kas modifikasi, disbursement daripada expenditures diakui dan dinamai itu.Di
bawah sistem akuntansi akrual yang dimodifikasi, beban tersebut sering disebut sebagai Expenditure.
1. Basis kas
Penggunaan sistem akuntansi berbasis kas menghasilkan pelaporan yang disbursement-nya
melibatkan arus kas selama periode tersebut. Pengeluaran kas (cash disbursement) yang dilaporkan
dengan dasar ini akan mencakup arus kas yang dihasilkan dari, misalnya, akuisisi aset, pembayaran
utang atau pembayaran untuk jasa yang diterima.
2. Basis Kas Modifikasi
Basis kas yang dimodifikasi mengakui sebagai pengeluaran (disbursement)dalam suatu periode
pelaporan, jumlah yang dikeluarkan selama periode pelaporan ditambah arus kas dalam kurun waktu
tertentu setelah tanggal pelaporan ( misalnya , 60 hari ) yang berhubungan dengan kejadian atau
transaksi yang terjadi selama periode pelaporan . Misalnya, arus kas 60 hari pertama dari periode
pelaporan yang berhubungan dengan periode pelaporan sebelumnya akan dikurangkan. Akibatnya,
basis kas yang dimodifikasi "meninggalkan buku terbuka" setelah akhir tahun untuk mengidentifikasi
utang.Kadang-kadang jumlah tersebut ditetapkan sebagai kewajiban pada akhir tahun. Dalam kasus
4 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s

lain, pengeluaran kas tersebut hanya dicatat sebagai pengeluaran periode, meskipun mereka tidak
dibayar sampai setelah akhir periode. Oleh karena itu, hal tersebut masih dilaporkan sebagai
pengeluaran/disebursement (arus kas), daripada pengeluara/expenditure.Basis kas yang dimodifikasi
gagal untuk mengidentifikasi atau mencatat akrual kewajiban jangka panjang, seperti kewajiban
pensiun. Selain itu, di dalam basisakuntansi kas atau basis kas modifikasi pembayaran utang atau
investasi dalam aset keuangan termasuk dalam pengeluaran (disbursement) ketika melaporkan hasil
usaha, sedangkan di dalam basis akuntansi akrual dimodifikasi atau akrual penuh pengeluaran
(disbursement) sersebut tidak akan diakui sebagai pengeluaran (expenditure) atau beban (expense).
3. Basis Akrual Modifikasi
Dengan basis akuntansi akrual modifikasi, belanja (expenditures) daripada beban (expenses)
umumnya dianggap sebagai "elemen".Belanja (expenditures) adalah biaya yang dikeluarkan selama
periode terkait dengan perolehan barang dan jasa, baik sudah dilakukan pembayaran ataupun belum,
dan termasuk jumlah yang ditransfer atau karena penerima manfaat yang memenuhi syarat sesuai
dengan kebijakan pemerintah.Berbeda dengan basis kas dan kas modifikasi, pengakuan belanja
tidak bergantung pada waktu arus kas terkait. Namun, tidak ada penangguhan biaya yang akan
dikonsumsi di masa mendatang, aset fisik yang akan memberikan layanan selama beberapa periode
mendatang yang "dihapuskan" pada periode yang diakuisisi. Oleh karena itu, belanja cenderung
mencerminkan biaya sumber daya yang diperoleh dan/atau dialihkan selama periode daripada biaya
(cost) sumber daya yang dikonsumsi dalam penyediaan barang dan jasa selama periode tersebut.
4. Basis Akrual Penuh
IFAC PSC Study 2 menyatakan bahwa: the full accrual basis of accounting reports on the economic
resources or service potentials (assets) and obligations (liabilities) of the entity, and changes therein.
It requires the capitalization of expenditures on the acquisition of all capital assets and the
depreciation of those assets as their service potential is consumed. (paragraph .026)
Basis akuntansi akrual penuh mengakui semua aset, kewajiban, pendapatan dan beban
entitas.Fokusnya pada pengukuran dan pelaporan biaya barang dan jasa yang dikonsumsi selama
periode pelaporan.Kadang-kadang juga disebut sebagai akuntansi biaya. Penyusutan terkait dengan
penggunaan aset tetap dan penyesuaian penilaian untuk semua aset akan menjadi contoh dari
transaksi atau kejadian yang diakui sebagai beban tetapi tidak dimasukkan sebagai belanja.
Tergantung pada model pengukuran yang diadopsi, beban juga dapat mencakup kerugian yang
terjadi dalam ketidakadaan transaksi.Kerugian mungkin, atau tidak mungkin, timbul dalam rangka
kegiatan normal entitas dan juga termasuk kerugian yang belum direalisasi, misalnya, yang timbul
dari perubahan nilai tukar valuta asing.
Tabel di bawah ini mengidentifikasi elemen (pencairan (disbursement), belanja, atau biaya) yang
umumnya akan diakui dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan basis akuntansi yang
berbeda.

Perbedaan antara basis akuntansi yang berbeda untuk beban/belanja sering tidak begitu apa
yangyang dianggap sebagai biaya / pengeluaran, tetapi ketika item diakui dalam mengukur hasil
usaha. Sebagai contoh, biaya penuh perolehan aset modal akan diakui di dlam basis akrual
dimodifikasi dan basis akrual penuh.Perbedaannya adalah bahwa basis akrual modifikasi
5 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s

sepenuhnya mengakui biaya ketika aset tersebut diperoleh sedangkan basis akrual penuh mengakui
biaya selama umur aset sebagai potensi pelayanan aset tersebut dikonsumsi.


PENGAKUAN BEBAN/BELANJA DAN ISU-ISU PELAPORAN DI DALAM PERBEDAAN BASIS
AKUNTANSI

Pengukuran dan pengakuan biaya memainkan peranan penting dalam penyusunan laporan
keuangan. Oleh karena itu pemahaman secara konseptual tentang pengukuran dan pengakuan
pendapatan tidak dapat diabaikan. Sifat dan jenis biaya/pengeluaran yang dapat diakui dalam laporan
keuangan sektor publik akan berbeda tergantung atas dasar akuntansi yang diterapkan yang
tergantung pada tujuan pelaporan keuangan
1. Cash Basis
Berdasarkan dasar kas murni akuntansi, kriteria pengakuan adalah timbulnya arus kas, yaitu ketika
pembayaran dilakukan. Hanya jumlah yang dibayarkan dalam tahun berjalan akan diakui dalam
pernyataan keuangan
dan dilaporkan dalam hasil operasi entitas tahun. Hibah, misalnya, akan diakui
saat pembayaran sebenarnya dibuat, terlepas dari ketika kriteria kelayakan telah terpenuhi.
Pembayaran tunai mengirimkan sinyal tegas bahwa konsumsi sumber daya kas adalah satu-satunya
aset yang diakui di bawah dasar akuntansi ini. Oleh karena itu, penilaian terhadap waktu dan
pengukuran tidak diperlukan dalam cash basis. .
2. Modified Cash Basis
Berdasarkan Modified Cash Basis, pengakuan juga berhubungan dengan arus kas. Transaksi diakui
pada saat arus kas yang terkait terjadi, dengan pengecualian bahwa arus kas yang terjadi dalam
kurun waktu tertentu diakhir tahun yang berhubungan dengan peristiwa yang terjadi dalam periode
pelaporan juga diakui. Sehubungan dengan contoh diberikan untuk basis kas diatas, hibah tersebut
akan diakui jika dibayar baik sepanjang tahun atau dalam jangka waktu tertentu setelah akhir tahun.
Karena pengakuan masih berkaitan dengan arus kas yang terkait, penilaian tentang pengukuran
biasanya tidak diperlukan.
3. Modified Accrual Basis
Berdasarkan Modified Accrual Basis, transaksi diakui ketika bukan pada saat kas dibayarkan. Oleh
karena itu, atas dasar ini, hibah dapat diakui apabila kriteria kelayakan telah terpenuhi meskipun
pembayaran dapat terjadi dalam periode mendatang. Akibatnya, pengeluaran diakui dengan metode
akrual, dalam arti bahwa mereka diakui pada periode peristiwa yang mendasari terjadi. Dalam basis
akrual yang dimodifikasi, peristiwa yang mendasari adalah perolehan barang dan jasa atau titik ketika
transfer terhutang. Biaya diakui saat aset diperoleh, meskipun aset tersebut akan digunakan untuk
menyediakan barang dan jasa di masa mendatang.
Dalam beberapa kasus, arus kas yang berkaitan dengan pengeluaran tertentu dapat berlangsung
baik ke masa depan, seperti manfaat pensiun karyawan yang diterima oleh karyawan selama periode
tersebut. Dalam beberapa keadaan, tidak mungkin untuk mengukur jumlah dengan keandalan yang
cukup untuk mengenali pengeluaran. Ketika manfaat pensiun karyawan dapat diukur dengan
andal,belanja tersebut baru akan diakui.
4. Accrual Basis
Acrual Basis mengakui beban pada saat layanan manfaat ekonomi potensial atau manfaat ekonomi
masa depan dikonsumsi atau berkurang. Sebagai contoh, biaya aset yang mewujudkan manfaat
ekonomi masa depan dialokasikan pada periode di mana mereka digunakan. Aset tetap, misalnya,
akan disusutkan selama masa pelayanan yang diharapkan. Untuk hibah, kriteria pengakuan akan
6 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s

sama seperti dengan dasar akrual yang dimodifikasi, yaitu, hibah akan diakui pada saat kriteria
kelayakan telah dipenuhi dan jumlahnya dapat diestimasi secara andal. The Statement of Accounting
Concepts 4 (SAC 4) of the Australian Accounting Research Foundation (AARF) menjelaskan istilah
yang digunakan dalam kriteria pengakuan sebagai berikut: "Untuk beban memenuhi syarat
pengakuan, harus dimungkinkan bahwa konsumsi atau kehilangan manfaat ekonomi masa depan
telah terjadi. Istilah " kemungkinan " berarti kesempatan konsumsi atau kehilangan potensi jasa atau
manfaat ekonomi masa depan lebih mungkin terjadi.
Pengukuran yang Andal (Realiable Measurement)
Dalam banyak kasus, konsumsi atau kehilangan manfaat ekonomi atau jasa potensial di masa depan
adalah mungkin, namun tidak dapat diukur dengan keandalan. Kerangka Persiapan dan Penyajian
Keuangan Laporan dari IASC menggambarkan keandalan sebagai berikut :" Untuk menjadi berguna,
informasi juga harus dapat diandalkan. Informasi memiliki kualitas keandalan ketika ia bebas dari
kesalahan material dan bias dan dapat diandalkan oleh pengguna untuk mewakili setiap apa yang
dimaksudkan baik untuk mewakili atau cukup dapat diharapkan untuk mewakili. " (paragraf 31 )
Pengakuan Expense Menurut IPSAS dan SAP
IPSAS dan SAP sama-sama mengacu pada basis akrual, sehingga pengakuan belanja kedua
standar ini hampir sama. Hanya saja dalam SAP berbasis Akrual dikenal adanya Belanja, yaitu
pengeluaran yang berbasis Kas yang muncul dalam Laporan Realisasi Anggaran, sedangkan Beban
muncul pada Laporan Operasional.
Dalam IPSAS 1, disebutkan bahwa beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa
selama periode pelaporan dalam bentuk arus keluar atau konsumsi asset atau kewajiban yang
mengakibatkan penurunan netaset/ekuitas, selain yang berkaitan dengan distribusi kepada pemilik.
Sedangkan PP 71 tahun 2008 tentang SAP Akrual membedakan pengakuan antara beban dan
belanja. Beban diakui pada saat timbulnya kewajiban, terjadinya konsumsi aset, atau terjadinya
penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa. Belanja diakui berdasarkan terjadinya pengeluaran
dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah atau entitas pelaporan. Khusus pengeluaran melalui
bendahara pengeluaran pengakuannya terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran
tersebut disahkan oleh unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan.
AKUNTANSI BEBAN
Beban diakui pada saat:
1. timbulnya kewajiban;
Saat timbulnya kewajiban adalah saat terjadinya peralihan hak dari pihak lain ke pemerintah tanpa
diikuti keluarnya kas dari kas umum negara/daerah. Contohnya tagihan rekening telepon dan
rekening listrik yang belum dibayar pemerintah.
2. terjadinya konsumsi aset;
Yang dimaksud dengan terjadinya konsumsi aset adalah saat pengeluaran kas kepada pihak lain
yang tidak didahului timbulnya kewajiban dan/atau konsumsi aset nonkas dalam kegiatan operasional
pemerintah.
3. terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa.
Terjadinya penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa terjadi pada saat penurunan nilai aset
sehubungan dengan penggunaan aset bersangkutan/berlalunya waktu. Contoh penurunan manfaat
ekonomi atau potensi jasa adalah penyusutan atau amortisasi.



7 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s



JENIS-JENIS BEBAN/BELANJA

Entitas sektor publik biasanya memiliki beberapa tujuan politik atau kesejahteraan social.
Mereka bertanggung jawab menyediakan pelayanan kesehatan, keamanan, pendidikan, dan
pelayanan lainnya kepada masyarakat. Dalam menyediakan jasa-jasa ini, entitas sektor publik
mengeluarkan beban/belanja, yang jika dilihat dari jenis atau jumlah relatifnya, lebih signifikan
daripada sektor swasta. Jenis-jenis beban/belanja yang umumnya dilaporkan oleh pemerintah, antara
lain:
1. Beban pegawai
2. Transfer pemerintah
3. Harga pokok penjualan
4. Biaya servis yang disediakan
5. Penggunaan barang modal (depresiasi)
6. Bunga
7. Beban/belanja pajak
8. Beban pemeliharaan dan operasional
Sebagian besar item-item tersebut bisa jadi sama dengan beban yang diakui oleh entitas
bisnis, seperti beban pegawai, atau bunga utang, namun mungkin lebih material jika dalam konteks
pemerintahan. Kebanyakan kriteria pengakuan untuk entitas bisnis berkaitan dengan titik pertukaran
atau penggunaan suatu asset. Dalam hal transfer non-resiprokal, tidak ada titik pertukaran yang
dijadikan dasar pengakuan. Namun, kegagalan dalam mengakui transaksi hingga terjadinya
pengeluaran kas, mengabaikan klaim yang valid yang akan diambil dalam akuntansi berbasis akrual
modifikasian dan akrual penuh. Beban non-resiprokal yang unik bagi pemerintah mencakup transfer
pemerintah dan beban/belanja pajak pemerintah, serta kriteria pengakuan yang berbeda mungkin
diperlukan untuk kedua beban ini. Beban depresiasi, aktivitas lembaga Transfer, dan beban
pengembangan juga dapat menimbulkan beberapa masalah yang berbeda dalam sektor publik.
Transfer Pemerintah
1. Definisi Transfer Pemerintah
Dalam Public Sector Accounting Recommendation (PSAR) Section PS 3410 par. 03
disebutkan bahwa:
Transfer pemerintah adalah transfer uang dari pemerintah kepada individu, organisasi atau
pemerintah lain di mana pemerintah yang mentransfer tidak:
a) Menerima barang atau layanan apapun secara langsung sebagai imbalannya, seperti
dalam transaksi jual beli
b) Berharap untuk dibayarkan kembali di masa depan, seperti pada pinjaman, atau
c) Mengharapkan pengembalian keuangan, seperti pada investasi.
Meskipun definisi ini secara spesifik menyebutkan transfer uang, transfer pemerintah juga
dapat berupa transfer non-kas. Karakteristik utama transfer ini adalah bahwa transfer tersebut
merupakan transaksi non-resiprokal, dalam arti bahwa pemerintah tidak menerima nilai yang
sama dalam pertukaran langsung dari pihak penerima. Berbeda dengan definisi hibah
menurut IASC, definisi ini juga mencakup transfer kepada individu dan transfer antar
pemerintah.
2. Kriteria Pengakuan Umum

8 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s

Transfer pemerintah harus diakui dalam laporan keuangan sebagai belanja atau pendapatan
pada periode di mana terjadinya peristiwa yang memberikan kenaikan pada transfer tersebut,
dengan syarat:
a) Transfer telah disahkan
b) Kriteria kelayakan, jika ada, telah dipenuhi oleh penerima transfer, dan
c) Perkiraan wajar dari jumlah transfer dapat dilakukan.


3. Jenis-jenis Transfer

Jenis-jenis transfer menurut PSAR adalah sebagai berikut.
a) Entitlements
Entitlements didefinisikan sebagai transfer yang harus dilakukan oleh pemerintah jika
penerima transfer memenuhi kriteria kelayakan yang telah ditentukan. Transfer tersebut
bersifat tidak mengikat dalam hal:
siapa yang berhak menerima transfer; dan
berapa yang ditransfer
yang ditentukan dalam peraturan dan/atau undang-undang.
Salah satu contoh dari jenis transfer ini dapat berupa tunjangan kesejahteraan. Misalnya,
dalam New Zealand Crown Financial Statements, tunjangan kesejahteraan diakui pada
periode ketika permohonan tunjangan telah disetujui dan kriteria kelayakan telah
dipenuhi. Pendekatan yang sama juga digunakan di Kanada. Misalnya, individu dapat
memperoleh entitlements melalui bantuan social pemerintah lokal atau pemerintah
provinsi. Melalui program tersebut, pemerintah mungkin berkomitmen untuk melakukan
pembayaran secara bertahap dalam periode tertentu di masa depan. Komitmen untuk
pembayaran di masa depan ini tidak diakui sebagai kewajiban, sehingga bukan
merupakan beban. Namun, pemerintah bisa memiliki utang lancar senilai transfer yang
telah terutang kepada individu yang berhak namun belum dibayarkan. Kriteria
pengakuan memandang bahwa beban/belanja harus diakui oleh pemerintah yang
melakukan transfer untuk entitlements yang belum dibayarkan pada akhir periode
akuntansi kepada individu-individu yang telah memenuhi kriteria kelayakan. Contoh
entitlements tersebut dapat berupa tunjangan hari tua, tunjangan keluarga dan tunjangan
asuransi pengangguran.
b) Transfer karena Perjanjian Pembagian Biaya
Transfer karena Perjanjian Pembagian Biaya didefinisikan sebagai penggantian
pengeluaran yang memenuhi syarat berdasarkan perjanjian antara pemerintah pemberi
transfer dengan penerima transfer. Transfer ini mirip dengan entitlements, yakni
penerima transfer memiliki hak terhadap transfer setelah menimbulkan pengeluaran
yang memenuhi syarat. Keduanya berbeda pengeluaran dalam hal bahwa pengeluaran
adalah prasyarat untuk kelayakan untuk penggantian. Terdapat beberapa jenis
perjanjian pembagian biaya, misalnya, pemerintah yang memberi transfer dapat
membayar semua pengeluaran yang memenuhi syarat atau hanya sebagian. Mungkin
ada plafon juga dalam jumlah total yang memenuhi syarat. Persyaratan spesifik dari
perjanjian ini disebutkan dalam undang-undang atau perjanjian kontrak antara masing-
masing pihak.
Transfer karena Perjanjian Pembagian Biaya harus diakui pada saat penerima
menimbulkan pengeluaran yang memenuhi syarat karena, dalam perjanjian tersebut,
pemerintah harus mengganti kepada penerima untuk persentase tertentu terhadap
pengeluaran yang memenuhi syarat. Kewajiban seharusnya diakui oleh pemerintah yang
mentransfer pada akhir periode akuntansi sesuai estimasi bagian yang belum dibayar
dari pengeluaran yang memenuhi syarat yang telah dikeluarkan yang terutang kepada
penerima sesuai perjanjian biaya bersama.

c) Hibah
9 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s

PSAR Section PS 3410 mendefinisikan hibah sebagai transfer yang dibuat pada
kebijakan pemerintah. Pemerintah yang melakukan transfer berwenang untuk
memutuskan apakah akan melakukan transfer atau tidak, kondisi yang harus dipenuhi,
jika ada, berapa yang akan ditransfer dan kepada siapa.
Definisi lain yang digunakan di New Zealand adalah sebagai berikut:
hibah adalah transfer non-resiprokal oleh suatu entitas (donor) kepada entitas yang lain
(donee) kecuali di mana transfer merupakan kontribusi oleh pemilik atau distribusi
kepada pemilik. Hibah dapat berupa uang, layanan, transfer asset atau pengurangan
utang. Ketentuan bisa melekat atau tidak melekat pada hibah. (ED 70, par. 4.2)
Hibah dapat berupa hibah budaya, beasiswa, hibah riset dan hibah pengembangan
regional. Dalam kebanyakan kasus, penerima hibah harus mengajukan permohonan
hibah atau memenuhi beberapa persyaratan, namun, bertentangan dengan entitlements,
dengan mengajukan permohonan atau memenuhi syarat, tidak menjamin penerima
hibah akan menerima uang. Pemerintah masih memiliki kewenangan untuk memutuskan
apakah akan melakukan transfer atau tidak.
Kriteria pengakuan hibah, adalah sebagai berikut:
kewajiban seharusnya diakui oleh pemerintah yang melakukan transfer untuk hibah
yang sah dan memenuhi syarat pada akhir periode akuntansi, untuk penerima hibah
yang memenuhi syarat, jika ada, sebelum akhir peride tersebut (PSAR Section PS
3410, par. 38).

Current Practice of Transfer Payment Payable
(IFAC PSC Study 6, appendix 1, page ii)

Australia Kewajiban diakui dan diukur berdasarkan estimasi terbaik
dari jumlah yang terutang pada saat tanggal pelaporan.
Kanada Dicatat dalam laporan keuangan sebesar jumlah yang
diestimasikan terutang, selama syarat dan kondisi telah
terpenuhi.
Italia Dicatat dalam laporan keuangan sesuai komitmen yang telah
ditetapkan Undang-Undang.
Belanda Dicatat dalam laporan keuangan pada nilai historis.
Selandia Baru Dicatat dalam laporan keuangan pada estimasi kewajiban
untuk membayar (untuk aplikasi manfaat yang diterima
dimana kriteria kelayakan telah terpenuhi).
Taiwan Dicatat dalam laporan keuangan berdasarkan anggaran
yang telah disetujui.
Ingrris Dicatat dalam laporan keuangan pada jumlah yang
sebenarnya pada saat jatuh tempo tetapi belum dibayar.
Amerika Serikat Dicatat dalam laporan keuangan pada jumlah pada saat
jatuh tempo tetapi belum dibayar.

Beban yang Berkaitan dengan Penggunaan Aset Tetap
1. Depresiasi
Terlepas dari basis akuntansi yang diadopsi, pemerintah diharapkan untuk mengelola asset
publik secara efisien. Pengakuan depresiasi sering dianggap penting untuk penyajian
transparan terhadap beban yang ditimbulkan dalam kegiatan operasional pemerintah selama
periode pelaporan. Pelaporan keuangan asset tetap menyediakan manfaat dengan
meningkatkan kualitas informasi asset. Luder (1991) mengidentifikasi kebutuhan akan
10 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s

perubahan dari akuntansi tradisional untuk asset tetap untuk menghindari kelemahan system
tersebut, yaitu,
a. Kontrol manajemen asset yang buruk;
b. Kurangnya informasi akan nilai asset yang dapat terealisasi; dan
c. Kurangnya informasi akan nilai asset yang tidak dapat terealisasi dibandingkan dengan
utang jangka panjang.
Kadangkala konsep depresiasi tidak relevan terhadap asset sector public seperti infrastruktur,
warisan budaya dan asset komunitas, karena manfaat ekonominya direalisasikan selama
periode yang sangat lama. Manfaat ekonomi atau layanan juga tidak dapat dihubungkan
secara langsung dengan pendapatan spesifik. SAC 4, Definition and Recognition of the
Elements of Financial Statements, mengidentifikasikan sebagai penentu ada atau tidaknya
layanan potensial atau manfaat ekonomi di masa depan yang terwujud dalam aset tersebut
akan dikonsumsi atau akan kadaluwarsa. Fakta bahwa tingkat konsumsi atau kadaluwarsa
manfaat layanan potensial atau manfaat ekonomi masa depan akan berlangsung selama
jangka waktu yang lama tidak menghalangi item-item tersebut untuk menimbulkan beban.
Selain itu, pendapat bahwa konsumsi atau kadaluwarsa tidak mudah diidentifikasi dengan
pengakuan sumber daya tertentu atau dengan penyediaan jasa tertentu, atau tidak dapat
dikaitkan dengan peristiwa atas periode pelaporan tertentu, tidak berarti bahwa tidak ada
beban yang seharusnya diakui.
Beberapa orang berpendapat bahwa, terlepas dari basis akuntansi yang digunakan,
depresiasi bukanlah konsep yang relevan untuk sector public, dikarenakan bahwa:
a) Dalam sector public tidak diperlukan adanya pengukuran pendapatan, dan karenanya
sesuai dengan pendapatan dan biaya.
b) Kewajiban untuk senantiasa mempertahankan modal dengan pengakuan depresiasi
bertentangan dengan gagasan supremasi parlemen dalam pengawasan dan
pengarahan sumber daya public
c) Akumulasi dana dari penyusutan dalam suatu organisasi sebelum menjadi suatu
kebutuhan untuk mengganti modal melemahkan control pembayar pajak yang akan
secara normal memiliki kelebihan dalam pengelolaan keuangan publik.
d) Penyusutan berubah-ubah

2. Renewal Accounting
Baru-baru ini, sejumlah akuntan, akademisi dan badan-badan otoritatif berkomentar pada
masalah bagaimana cara terbaik untuk menjelaskan aset pemerintah tetap tertentu, dan
menyarankan alternatif penyusutan.Akuntansi pembaruan dan pemeliharaan yang
ditangguhkan adalah sistem yang telah diusulkan sebagai alternatif untuk akuntansi
penyusutan untuk mengukur biaya konsumsi atau kehilangan suatu potensi layanan.
The Australian Accounting Research Foundation (AARF) menggambarkan salah satu bentuk
pendekatan akuntansi pembaharuan sebagai berikut:
"Pendekatan pembaharuan akuntansi terhadap pengakuan konsumsi aset layanan potensial
memperlakukan suatu kumpulan aset yang membentuk suatu jaringan, atau sistem, sebagai
aset tunggal yang harus dipelihara dalam pelayanan tak terbatas. Semua pengeluaran pada
suatu sistem aset, baik menciptakan, atau mengganti potensi layanan, atau memelihara
potensi layanan yang ada, yang dianggap dalam sifat "pemeliharaan" terhadap sistem, dan
dibebankan pada saat terjadinya.
Yang mendasari akuntansi pembaruan adalah pernyataan bahwa pengeluaran yang dibuat
pada suatu sistem untuk memeliharanya dalam operasi adalah representasi yang memadai
dari biaya potensial layanan aset yang dikonsumsi.Dalam prakteknya, pengeluaran yang
dilakukan setiap periode untuk memperbaharui aset tidak mungkin disamakan dengan biaya
penuh dari konsumsi potensial aset layanan untuk berbagai alasan.
Pada dasarnya, akuntansi pembaruan adalah suatu bentuk akuntansi kas. Hanya apabila
pengeluaran dibuat dalam satu periode akuntansi pada pemeliharaan suatu sistem aset
bertepatan dengan biaya konsumsi potensial layanan aset akan dibebankan secara periodik
dan saham aset tidak akan salah saji.
11 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s


3. Pemeliharaan yang Ditangguhkan
"Pemeliharaan yang Ditangguhkan" adalah pemeliharaan yang tidak dilakukan ketika
seharusnya terjadi atau saat dijadwalkan dan yang, oleh karena itu, menunda atau ditunda
untuk masa yang akan datang." (SFFAS No. 6 Par 77)
Pemeliharaan yang ditangguhkan adalah suatu konsep yang melibatkan pengungkapan
suatu kewajiban untuk biaya pemeliharaan masa depan dan dengan demikian, bisa dibilang,
menyajikan gambaran yang lebih realistis dari posisi keuangan suatu entitas. Perbedaan
antara pemeliharaan yang ditangguhkan dengan sistem akuntansi pembaruan dapat
digambarkan sebagai berikut:
"Semacam suatu sistem yang berbeda dari sistem akuntansi pembaharuan bahwa pada
pembaharuan akuntansi "beban" dari penggunaan aset ditentukan oleh jumlah yang
dibelanjakan untuk pembaharuan aset. Dalam suatu sistem pemeliharaan yang
"ditangguhkan", "beban" ditentukan dengan mengacu pada perkiraan apa yang seharusnya
telah dihabiskan untuk memelihara system tersebut. Keduanya berbeda dari sistem
penyusutan di mana beban ditentukan dengan mengacu pada perkiraan potensi layanan
yang dikonsumsi. "
Menjadi suatu perdebatan bahwa aset sektor publik sering tidak dipelihara sampai pada
tingkat optimal mereka, dan dapat dikatakan pemerintah memiliki kewajiban untuk menjaga
aset tersebut, pemeliharaan yang diperlukan telah ditangguhkan.
Di Amerika Serikat, SFFAS No 6, Accounting for Property, Plant and Equipment, tidak
memberikan pengakuan sebagai suatu beban, suatu "kewajiban" untuk pemeliharaan yang
ditangguhkan, dan memungkinkan fleksibilitas dalam pengungkapan informasi mengenai
pemeliharaan yang ditangguhkan.

4. Beban/Belanja Pajak
Pemerintah menggunakan sistem pajak untuk memenuhi tujuan ekonomi, sosial atau tujuan
lainnya dalam dua cara yang berbeda:
a. Sebagai suatu sarana utama untuk meningkatkan pendapatan, dan
b. Sebagai suatu cara untuk memberikan insentif tertentu atau mendorong perilaku tertentu
di antara pembayar pajak.
Beberapa yurisdiksi, sebagai contoh, memberikan pembebasan pajak untuk memberikan
insentif untuk berinvestasi di daerah tertentu.Mereka juga pada umumnya menggunakan
tindakan selain penghapusan, seperti tunjangan, pengurangan tarif pajak, kredit pajak atau
status bebas pajak.Langkah-langkah ini disebut sebagai pengeluaran pajak karena mereka
mengurangi tagihan pajak bagi pihak yang menerima tindakan tersebut dan karena itu
dianalogikan dengan subsidi, yang melibatkan pengeluaran secara langsung. Pengeluaran
pajak dapat didefinisikan sebagai berikut:
"Pengeluaran pajak adalah perkiraan pendapatan yang dikorbankan karena ketentuan
preferensial dari struktur pajak karena pengecualian khusus, pembebasan, pengurangan,
kredit, penangguhan, dan tarif pajak yang berangkat dari garis dasar. pengecualian ini
umumnya ditujukan untuk mencapai tujuan kebijakan publik dengan memberikan manfaat
kepada individu atau badan yang berkualifikasi atau dengan mendorong kegiatan tertentu.
Pengeluaran pajak juga mungkin dimaksudkan untuk meningkatkan keadilan pajak atau
menghapus/offset ketidaksempurnaan di bagian lain dari struktur pajak.Pengeluaran pajak
bukanlah pendapatan. "(SFFAS No 7, ayat 192).
Pengeluaran pajak merepresentasikan suatu pendapatan pajak yang hilang oleh
pemerintah.Masalahnya adalah apakah item-item tersebut harus diakui sebagai
beban.Meskipun pendapatan yang hilang biasanya tidak diakui sebagai beban, beberapa
negara merasa bahwa angka-angka yang terlibat adalah signifikan dan setidaknya harus
diungkapkan dalam informasi tambahan.Negara-negara lain percaya bahwa, sementara
perkiraan pengeluaran pajak adalah bermanfaat sebagai panduan manajemen internal,
estimasi pendapatan yang sepertinya hilang terlalu subjektif untuk menjadi suatu ukuran yang
dapat diandalkan dalam menerbitkan laporan keuangan eksternal.Misalnya, pengeluaran
pajak tidak diakui dan dianggap sebagai beban dalam laporan keuangan Pemerintah
Spanyol. Satu-satunya efek mereka adalah bahwa pendapatan pajak diakui sebagai jumlah
12 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s

yang sebenarnya diterima, yaitu, penerimaan pajak bruto dikurangi dengan pembebasan
yang sesuai, bonifikasi, pemotongan, dll. Yang ditetapkan oleh undang-undang dari masing-
masing pajak individu. Namun demikian, informasi pada pengeluaran pajak tersebut
disampaikan kepada legislatif, mengingat fakta bahwa anggaran dari Pemerintah biasanya
dan secara sistematis terdiri dari jumlah manfaat pajak yang mempengaruhi penerimaan
pajak dari pemerintah.


KLASIFIKASI EXPENSES/EXPENDITURES (BELANJA/BEBAN)


A. Klasifikasi Expenses Menurut IPSAS
1. Klasifikasi expenses dalam IPSAS 1 Presentation of Financial Statements
a. Belanja/beban diklasifikasikan menurut economic/nature of expenses dan function of
government.
b. Klasifikasi menurut economic/nature of expenses meliputi di antaranya depreciation,
purchase of materials, transport costs, employee benefits, dan advertising costs.


Sumber: IPSAS 22 Disclosure of Financial Information About the General Government
Sector

c. Klasifikasi menurut function mengacu kepada program atau yang dimaksudkannya.
Klasifikasi menurut fungsi meliputi di antaranya Health Expenses dan Education
Expenses.
13 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s


Sumber: IPSAS 22 Disclosure of Financial Information About the General Government
Sector





B. Klasifikasi Belanja/Beban Menurut SAP Berbasis Akrual (PP 71/2010 Lampiran I)
1. Klasifikasi Belanja dalam PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
a. Paragraf 17: Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis
belanja dalam Laporan Realisasi Anggaran. Klasifikasi belanja menurut
organisasi disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran atau di Catatan atas
Laporan Keuangan. Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dalam Catatan
atas Laporan Keuangan.
b. Paragraf 34: Belanja diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi (jenis belanja),
organisasi, dan fungsi.
c. Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis
belanja untuk melaksanakan suatu akivitas. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah
pusat yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi,
hibah, bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah
daerah meliputi belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi,
hibah, bantuan sosial, dan belanja tak terduga.
d. Contoh klasifikasi belanja menurut ekonomi (jenis belanja):
Jenis belanja Jumlah
Belanja Operasi:
- Belanja Pegawai
- Belanja Barang
- Bunga
- Subsidi
- Hibah
- Bantuan Sosial

xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
xxx
Belanja Modal
- Belanja Aset Tetap
- Belanja Aset Lainnya

xxx
xxx
Belanja Lain-
lain/Tak Terduga
xxx
14 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s

Transfer Xxx
Keterangan: untuk pemerintah pusat, pos yang ada adalah Belanja Lain-lain. Untuk
pemerintah daerah, Belanja Tak Terduga.

Definisi Belanja Operasi, Belanja Modal, Belanja Lain-lain/Tak Terduga, dan Transfer
adalah sebagai berikut:
i. Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja
operasi antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga,
subsidi, hibah, dan bantuan sosial.
ii. Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap
dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode
akuntansi. Belanja Modal meliputi antara lain belanja modal untuk
perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan, aset tak berwujud.
iii. Belanja Lain-lain/Tak Terduga adalah pengeluaran anggaran untuk
kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang seperti
penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak
terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan pemerintah pusat/daerah.
iv. Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari entitas pelaporan ke
entitas pelaporan lain seperti pengeluaran dana perimbangan oleh
pemerintah pusat dan dana bagi hasil oleh pemerintah daerah.

e. Klasifikasi menurut organisasi yaitu klasifikasi berdasarkan unit organisasi
pengguna anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi di lingkungan
pemerintah pusat antara lain belanja per kementerian negara/lembaga beserta
unit organisasi di bawahnya. Klasifikasi belanja menurut organisasi di pemerintah
daerah antara lain belanja Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRP), Sekretariat Daerah pemerintah provinsi/kabupaten/kota, dinas
pemerintah tingkat provinsi/kabupaten/kota, dan lembaga teknis daerah
provinsi/kabupaten/kota.
f. Klasifikasi menurut fungsi adalah klasifikasi yang didasarkan pada fungsi-fungsi
utama pemerintah pusat/daerah dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat.
g. Contoh klasifikasi belanja menurut fungsi adalah sebagai berikut:
Belanja Jumlah
Pelayanan Umum xxx
Pertahanan Xxx
Ketertiban dan Keamanan xxx
Ekonomi xxx
Perlindungan Lingkungan
Hidup
xxx
Perumahan dan Permukiman xxx
Kesehatan xxx
Pariwisata dan Budaya xxx
Agama xxx
Pendidikan xxx
15 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s

Perlindungan Sosial xxx

2. Klasifikasi Beban dalam PSAP 12 Laporan Operasional
a. Paragraf 37: Beban diklasifikasikan menurut klasifikasi ekonomi.
b. Klasifikasi ekonomi pada prinsipnya mengelompokkan berdasarkan jenis beban.
Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah pusat yaitu beban pegawai, beban barang,
beban bunga, beban subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan
aset tetap/amortisasi, beban transfer, dan beban lain-lain. Klasifikasi ekonomi untuk
pemerintah daerah terdiri dari beban pegawai, beban barang, beban bunga, beban
subsidi, beban hibah, beban bantuan sosial, beban penyusutan aset tetap/amortisasi,
beban transfer, dan beban tak terduga.
c. Beban transfer adalah beban berupa pengeluaran uang atau kewajiban untuk
mengeluarkan uang dari entitas pelaporan kepada suatu entitas pelaporan lain yang
diwajibkan oleh peraturan perundang-undangan.







d. Contoh penyajian beban:
Sumber: Format Laporan Operasional, PSAP 12 Laporan Operasional

C. Klasifikasi Belanja Menurut SAP Berbasis Kas Menuju Akrual (PP 71/2010 Lampiran II)
1. Klasifikasi Belanja dalam PSAP 02 Laporan Realisasi Anggaran
a. Sama dengan klasifikasi belanja pada PSAP 02 Lampiran I PP 71/2010.











16 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s



Sumber: Laporan Realisasi Anggaran Tingkat Kuasa BUN KPPN Kolaka, 2013
2. Klasifikasi Beban dalam PSAP 01 Penyajian Laporan Keuangan
a. Paragraf 91: Dalam Laporan Kinerja Keuangan yang dianalisis menurut suatu
klasifikasi beban, beban-beban dikelompokkan menurut klasifikasi ekonomi (sebagai
contoh beban penyusutan/amortisasi, beban alat tulis kantor, beban transportasi, dan
beban gaji dan tunjangan pegawai), dan tidak direalokasikan pada berbagai fungsi
dalam suatu entitas pelaporan. Metode ini sederhana untuk diaplikasikan dalam
kebanyakan entitas kecil karena tidak memerlukan alokasi beban operasional pada
berbagai fungsi.
(Keterangan: Laporan Kinerja Keuangan adalah laporan yang diperkenankan, bukan
merupakan laporan pokok)
b. Paragraf 88: Beban diklasifikasikan berdasarkan klasifikasi fungsional dan klasifikasi
ekonomi.
c. Menurut klasifikasi fungsi, beban-beban dikelompokkan menurut program atau yang
dimaksudkannya. Alokasi beban ke fungsi-fungsi ada kalanya bersifat arbitrer dan
atas dasar pertimbangan tertentu.
d. Menurut klasifikasi ekonomi, beban meliputi antara lain beban penyusutan/amortisasi,
beban gaji dan tunjangan pegawai, dan beban bunga pinjaman.






D. Klasifikasi Expenses Menurut GFS (Government Finance Statistic) Manual IMF
1. Expenses diklasifikasikan menurut economic classification dan functional classification.
2. Klasifikasi ekonomi:

Sumber: GFS Manual, IMF 2001



17 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s



























3. Klasifikasi menurut fungsi:
18 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s


Sumber: GFS Manual, IMF 2001






















DAFTAR PUSTAKA
19 | D e f i n i t i o n a n d R e c o g n i t i o n o f E x p e n s e s / E x p e n d i t u r e s


Peraturan Pemerintah RI Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan

Public Sector Committee. 1997. Study 10: Definition and Recognition of Expenses/Expenditures .
Washington DC: International Monetary Fund.

You might also like