IDENTIFIKASI WABAH : Avian influenza atau lebih dikenal flu burung adalah penyakit pada unggas yang disebabkan oleh virus H5N1. Penyakit ini menyerang hewan kelompok unggas, seperti ayam, kalkun, puyuh, itik entok, dan burung lainnya. Gejala kilinis dari hewan yang diserang penyakit ini : 1. Jengger, pial, dan kulit perut yang tidak ditumbuhi bulu berwarna biru keunguan (sianosis) 2. Terkadang keluar cairan dari mata dan hidung 3. Pembengkakan di daerah muka dan kepala 4. Perdarahan di bawah kulit 5. Perdarahan titik (ptechie) di dada, kaki, dan telapak kaki 6. Batuk, bersin dan ngorok 7. Diare dan kematian tinggi (mati dalam 24 jam setelah gejala klinis timbul).
Cara penularan avian influenza : 1. Unggas sehat terkena cairan atau lendir yang berasal dari hidung, mulut dan mata unggas yang terserang flu burung 2. Terjadi kontak langsung antara unggas sehat dengan unggas yang terserang flu burung. 3. Kotoran unggas yang terserang flu burung mongering, jika debunya terisap unggas atau manusia akan menulari unggas dan amnesia yang sehat 4. Unggas air berperan sebagai reservoir virus AI melalui virus yang ada di dalam saluran intestinal dan dilepaskan melalui kotoran 5. Melalui udara, bersin dan percikan cairan atau lender 6. Melalui air, manusia, hewan atau peralatan yang terkontaminasi virus flu burung Perpindahan unggas yang hidup atau mati, kendaraan, peralatan dan personel yang bepergian antar peternakan, pasar, pejagalan, serangga, binatang pengerat, burung air peliharaan dan burung air liar yang sedang bermigrasi dapat berfungsi sebagai sumber atau pembawa virus flu burung. Burung liar yang berpindah atau unggas lainnya yang telah terinfeksi akan menyebarkan virus flu burung melalui kotoran dan cairan hidungnya. 7. Sumber virus flu burung ada beberapa cara meliputi ayam sakit yaitu dari cairan tubuh (hidung,mulut, dan mata) serta kotorannya; unggas lain (burung puyuh, itik, angsa, burung peliharaan dan burung liar) yang tertular virus flu burung; hewan lain mungkin mamalia (babi); manusia yang pernah kontak dengan virus flu burung, peralatan yang tercemar virus flu burung di antaranya perlengkapan peternakan, egg trays, alat transportasi, tempat penampungan ayam hidup, tempat penampungan telur, pasar ayam serta tempat makan dan minum.
Sifat virus : 1. Virus AI dalam daging ayam akan mati pada suhu 80 derajat celsius selama 1 menit atau 60 derajat celsius selama 30 menit 2. Virus AI dalam telur ayam akan mati dengan pemanasan 60 derajat celsius selama 45 menit 3. Virus AI dapat bertahan 32 hari pada kotoran ayam dan air 4. Mudah mutasi.modifikasi genetik 5. Mudah mati diluar tubuh ayam (tidak stabil lingkungan) 6. Mudah mati oleh berbagai desinfectan 7. Berpotensi menular pada manusia
Tindakan pencegahan agar kita dan unggas kita tidak terserang flu burung : 1. Bersihkan kandang, tempat pakan, tempat minum dan peralatan kandang dengan disemprot desinfektan 2. Ayam yang baru datang/baru dibeli kandangkan secara tersendiri selama 2 minggu sebelum dicampur dalam satu kandang dengan ayam lainnya. 3. Lingkungan rumah harus selalu bersih, tidak becek, tidak ada sampah yang menumpuk 4. Dilarang memelihara ayam dengan hewan lain(babi, itik, entok, anjing, dan burung kesayangan) dalam satu lokasi kandang 5. Kendaraan dilarang masuk lokasi kandang 6. Sebelum masuk ke lokasi kandang dilarang melakukan adu ayam karena kontak secara langsung yang dimungkinkan menularkan virus flu burung dari satu ayam ke ayam lain 7. Jika unggas sakit/mati segera laporkan kepada petugas setempat/kecamatan/langsung ke dinas peternakan setempat 8. Jangan membuang unggas mati ke sungai 9. Seluruh unggas mati, peralatan, produk, dan limbah unggas segera dimusnahkan dengan cara membakar dan mengubur sedalam 1 meter dan ditaburi kapur 10. Jangan memakan unggas sakit/mati 11. Cuci tangan dengan sabun sebelum dan sesudah bersentuhan dengan unggas dan produknya.
PENANGANAN DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH Sampai dengan April 2008, terdapatt 60 negara yang melaporkan adanya infeksi H5N1 di unggas, disamping 14 negara yang melaporkan adanya kasus pada manusia. Indonesia dengan korban manusia meninggal karena wabah AI tertinggi di dunia (112 orang pada akhir Juli 2008) serta sistem pemeliharaan unggas yang belum tertata, juga menjadi salah satu perhatian para peneliti dunia. Dengan penduduk sekitar 225 juta orang, 31 provinsi di Indonesia yang berjumlah 33 dan 293 dari 473 kabupaten/kota telah terjangkit virus AI H5N1 dengan serangan terberat di Jawa, menyusul Sumatera, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Dampak wabah Al terhadap industri : Penyakit AI masuk ke Indonesia untuk pertama kali pada bulan Agustus 2003, yaitu di beberapa peternakan ayam layer di Kecamatan Legok, Tangerang. Kemudian penyakit ini meluas ke-11 provinsu, antara lain di pulau Jawa dan Bali. Angka kematian ternak unggas mencapai 6-10 juta ekor dan produksi telur dan daging mengalami penurunan antara 30-40 persen. Beberapa perusahaan peternakan, khususnya peternakan rakyat gulung tikar karena terjadinya penurunan permintaan telur dan daging Total seluruh kerugian di Indonesia akibat wabah AI dari 2004- 2008, yaitu Rp 4,3 triliun.
Kebijakan pemerintah untuk mengendalikan wabah AI Pada tingkat pusat : 1. Surat keputusan Dirjen Peternakan No. 17/Kpts/PD.640/F/02.04 tanggal 4 Februari 2004 tentan pedoman pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan penyakit menular Influenza pada unggas, AI. Pedoman tersebut meliputi peningkatan biosecurity, program vaksinasi, depopulasi, pengendalian lalu lintas ternak, surveillance dan tracing (penelusuran), restocking, stamping out, public awareness, dan pelapora, monitoring dan evaluasi.
2. Surat keputusan Mentan No. 413/2005 dengan pembentukan Tim Tanggap Darurat wabah AI dengan mandate untuk mewujudkan jaringan kerja secara nasional, pencegahan, pengendalian, dan pemberantasan AI dan koordinasi dengan Depkes dan Pemda.
3. Peraturan Mentan No. 50/Permentan/OT.140/10/2006 yang antara lain meliputi persyaratan pemeliharaan unggas di permukiman, tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi kasus AI dan pembinaan dan pengawasan.
4. Persyaratan bagi pemelihara unggas, membersihkan kandang, membersihkan lingkungan kandang, membakar sisa kotoran, harus menunggu 2 bulan untuk mengisi kandang lagi dan melakukan dekontaminasi, desinfeksi, dan desposal.
5. Peraturan Presiden No. 7/2006, bulan Maret, tentang pembentukan Komans FBPI yang bertujuan untuk mengkoordinasi semua langkah dan strategi penanggulangan FB secara rasional.
6. Ditjen Peternakan membentuk Tim Pelaksana Local Disease Control Centre (LDCC) melalui keputusan Dirjen No. 22/Kpts/OT/160/F/02/2005 dimana terdiri dari Tim coordinator, Sub tim pelacak penyakit (PDS) dan sub tim gerakan cepat (PDR).
Dan masih banyak lagi kegiatan ataupun organisasi yang dibentuk pemerintah untuk menanggulangi penyakit tersebut. Menggerakkan partisipasi masyarakat dalam penanggulangan AI merupakan pilihan yang tepat, disamping murah. Contoh kasus langkah-langkah yang diambil Pemda Kabupaten Blitar dan Magetan di Provinsi Jawa Timur melalui Gerakan bersih dan sehat melalui penataan lingkungan hidup yang lebih baik, dapat menjadi aspirasi daerah lain. Masyarakat yang mampu berperan karena kesadaran yang dimiliki menjadi modal sosial yang berharga.