You are on page 1of 11

TUGAS TERSTRUKTUR

STRATIGRAFI ANALISIS






Oleh :
Guritno Dwi A.(H1F011016)
Feri Subagja (H1F011017)
Bagus Santoso (H1F011019)
Adlan Raynaldo (H1F011020)
Fendri Decky P. (H1F011022)
M. Hanif Setyawan (H1F011023)
Rizal Tawakal A (H1F011024)
Adi Syarif K (H1F011025)




KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
JURUSAN TEKNIK
PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI
PURWOKERTO
2014

BAB I
PENDAHULUAN

Sistem aeolian merupakan suatu lingkungan pengendapan dengan agen
transport dominan berupa angin, sering disebut dengan istilah aeolian ada juga yang
eolian. Istilah eolian digunakan oleh para geologist di Kanada seperti dalam buku
sedimentologi dan stratigrafi populer karangan Sam Boggs Jr.. dan buku-bukunya
R.G Walker.
Angin merupakan faktor penting dalam pengendapan endapan eolian. Angin
adalah udara yang bergerak dari tekanan tinggi ke tekanan rendah. Berat jenis udara
itu bervariasi, hal ini dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, dan
kelembabannya.Tentu saja iklim secara global sangat mempengaruhinya itulah
sebabnya berat jenis udara tiap daerah belum tentu sama,tapi dapat diambil batas rata-
ratanya saja berat jenis udara itu 1.3 kg/m
3
. Perubahan temperatur akan
mengakibatkan perubahan tekanan, maka udara yang berada di daerah panas, akan
naik keatas (karena massanya menjdi lebih ringan atau memuai) dan udara yang
berada di daerah dingin akan jatuh (sink) karena massanya yang begitu padat maka
akan bergerak ke turun ke daerah yang bertekanan lebih rendah.
Pergerakan angin secara global terjadi akibat temperatur di bumi yang paling
tinggi berada di ekuator, dimana pada daerah ini massa udara jadi lebih ringan karena
terpanaskan, udara ringan ini naik ke atas dan ruang yang berada di dekat permukaan
akan diisi yang udara yang datang dari daerah subtropis, efek coriolias (rotasi bumi)
akan membuaat arah aliran udara cenerung bergerak dari timur ke barat.
Pergerakan vertikal angin ini membentuk kurva yang terbuka dam juga yang
membentuk loop (kurva tertutup) jadi pergerakan ini adalah sirkulasi aliran udara dari
permukaan bumi ke atmosfer dan kembali lagi jatuh ke permukaan bumi dan bertiup
disepanjang permukaan menjadi angin yang kita rasakan. Dan menjadi angin agen
transportasi pada sistem eolian.Proses pengendapan oleh angin yang berbeda-beda
akan mengakibatkan lingkungan dengan tipe, morfologi dan stratigrafi yang berbeda

BAB II
PEMBAHASAN

Lingkungan Pengendapan Eolian merupakan lingkungan yang terbentuk
akibat adanya akumulasi material material sedimen yang diendapkan dengan
bantuan anginangin merupakan salah satu energi yang dapat mengikis dan
mengangkut bahan-bahan untuk diendapkan, khususnya pada daerah yang
mempunyai iklim kering dan semi kering. Angin terjadi karena perbedaan temperatur
antara dua daerah yang berbeda di muka bumi akibat ketidakseragaman pemanasan
kedua tempat oleh sinar matahari yang menimbulkan beda tekanan. Kekuatan angin
ditentukan oleh besarnya beda tekanan pada kedua tempat dan jarak antara kedua
tempat tersebut (Sukendar Asikin, 1978). Kekuatan angin akan bertambah dengan
bertambahnya jarak. Gerakannya akan laminer jika perlahan dan turbulen bila cepat.
Endapan sedimen yang berasal dari proses pengendapan oleh angin disebut endapan
eolian.

1. Pengendapan Angin
Menurut Allen (1970), endapan oleh angin (eolian) dapat terjadi pada :
a. Daerah gurun, dimana iklimnya tropis, subtropis dan lintang tengah.
b. Daerah disekitar, outwash plain pada endapan glasial dan tudung es pada
daerah lintang tinggi.
c. Di daerah pantai, di puncak pulau penghalang (barrier island) atau di muka
pantai terbuka dalam berbagai iklim.
Gurun terjadi pada lintang tengah dan rendah yang berhubungan dengan
daerah yang tertutup dengan curah hujan dari 30 cm. Daerahnya kira-kira 20 % -
25% dari total daratan sekarang (Boggs, 1995). Gurun modern yang terbesar
dengan panjang 12.000 km dan lebar 3.000 km terletak antara Afrika Utara dan
Asia Tengah. Dengan gurun lain yang luas adalah Australia Tengah, berukuran
1500 - 3000 km. Gurun yang berukuran kecil berada di Afrika baratdaya, Chili -
Peru dan Patagonia, dan di baratnya Afrika Utara.
Bukit pasir dapat pula terbentuk di muka pantai. Meskipun demikian hanya
terjadi pada pantai pada daerah kering dimana vegetasi (tumbuhan) tidak ada.
Angin kering yang kuat dengan arah tegak lurus pantai secara aktif memindahkan
pasir menjadi gundukan pasir. Hanya sedikit gugusan bukit pasir di muka pantai
yang terjadi pada daerah curah hujan rendah. Selain itu, endapan angin dapat pula
terjadi pada outwash plain dari arus air es glasial yang ditemukan pada daerah
lintang tinggi.
Allen (1970) menggambarkan bahwa angin mengangkut sedimen secara
suspensi dan saltasi atau merayap dipermukaan (surface creep). Butiran yang halus
(0 - 0,2 mm ) akan diangkat secara suspensi, yaitu sedimen dibawa oleh angin
tanpa terjadi kontak dengan lapisan. Angin bertiup melalui alluvium yang
mengering dan membawa butiran terbang di udara Lanau lempung adalah contoh
batuan yang dapat diangkut dengan cara suspensi. Bahan ini umumnya akan
diangkut melalui jarak yang lebih jauh.
Cara kedua adalah saltasi dimana butiran dengan ukuran yang lebih besar (0,2
- 2 mm) akan diangkut dengan cara menggelinding, bergeser dan bertumbukan.
Bila angin bertiup di atas permukaan pasri, maka kalau cukup kuat butiran pasir
akan melaju melalui seretan lompatan yang panjang. Jika mendarat mereka akan
terpantul dan meloncat kembali ke udara dan akan melontarkan butiran pasir
lainnya. Batupasir sangat halus adalah yang pertama dapat dipindahkan dengan
saltasi.
Pengangkutan bahan yang berukuran pasir ini disebut sand storm. Pasir
umumnya terdiri dari mineral kwarsa yang membulat. Butiran demikian akan
mampu melompat dengan mudah bila terbentur dengan bahan yang keras seperti
butiran pasir lainnya atau kerakal . Gambar 2 menunjukkan trajektori saltasi dari
butiran batupasir, dimana butiran yang lebih kecil akan mempunyai trajektori yang
lebih panjang dari pada butiran yang benar.


Studi tentang kecepatan ambang yang dibutuhkan untuk memulai pergerakan
butir menunjukkan bahwa kecepatan ambang bertambah dengan bertambahnya
ukuran butir. Butiran yang lebih kecil akan mempunyai kecepatan awal yang lebih
kecil dari pada butiran yang besar.

2. Proses pemindahan
Proses pemindahan bahan-bahan oleh angin dapat terjadi dengan 2 cara, yaitu
deflasi dan abrasi (Sukendar Asikin, 1978).
a. Deflasi adalah proses pemindahan bahan dengan cara menyapu bahan- bahan
Yang ringan. Proses ini menghasilkan relief di gurun-gurun pasir. Deflasi
dapat pula menyebabkan lekukan yang dalam hingga beberapa ratus meter di
bawah permukaan laut. Kalau mencapai batas permukaan air tanah, maka
akan membentuk oase (mata air di gurun)
b. Abrasi adalah pengikisan oleh angin yang menggunakan bahan yang
diangkutnya sebagai senjata. Daerahnya tidak luas. Contohnya adalah batuan
bentuk jamur yang terjadi karena bahan yang diangkut tidak merata. Dibagian
bawah lebih banyak dan lebih kasar dibandingkan dengan diatasnya.

3. Macam Endapan Oleh Angin
Bahan yang diangkut oleh angin akan menimbulkan tiga macam endapan yang
sangat berbeda (Boggs, 1995) yaitu :
Endapan lanau (silt), kadang-kadang disebut loess yang berasal dari sumber
yang cukup jauh.
Endapan pasir yang terpilah sangat baik.
Endapan lag (lag deposit), terdiri dari partikel berukuran gravel yang diangkut
oleh angin dengan kecepatan yang cukup besar.
Endapan gurun dapat dikelompokkan ke dalam 3 sublingkungan pengendapan
utama yaitu bukti pasir (sand dune), interdune dan sand sheet.


3.1 Bukit pasir (sand dune)
Lingkungan bukit pasir pada umumnya yang diangkut dan diendapkan
adalah pasir yang diakumulasi dalam berbagai bentuk dune . Sand dune (bukit
pasir) dapat dibagi menjadi 4 tipe morfologi utama (Selley, 1988), yaitu :
a. Barchan atau lunate dune, adalah bukit pasir yang paling indah. Bentuknya
cembung terhadap arah angin umum (utama dengan kedua titik ujungnya
seperti tanduk, dimana pada kedua arah tersebut kekuatan angin berkurang.
Barchan mempunyai muka gelincir yang curam pada sisi cekung. Barchan
terjadi pada daerah yang terisola (tertutup) atau disekitar sudut pantai. Pada
permukaan yang turun biasanya ditutupi oleh lumpur (mud) atau granula. Hal
ini menunjukkan bahwa barchan/lunate dunate terbentuk terbentuk dimana
pengangkutan pasir lebih sedikit.
b. Tipe stellate, piramida atau Matterhorn. Terdiri dari rangkaian sinus, tajam,
punggung pasir yang tinggi, yang bergabung bersama-sama dalam satu
puncak yang tinggi. Angin selalu meniup bulu-bulu pasir di puncak peramida,
membuat dune tampak seperti berasap. Stellate dune kadang-kadang ratusan
meter tingginya, terbentuk pada batas pasir laut dan jebel, menandakan titik
interferensi dari arus angin dengan topografi yang resistan.
c. Longitudinal atau Seif dune. Bentuknya panjang, tipis dengan batas punggung
yang jelas. Dune secara individu dapat mencapai 200 km panjangnya, kadang-
kadang dapat konvergen pada perbatasan seif dimana arah angin berkurang.
Tingginya dapat mencapai 100 km dan batas dune lebarnya sampai 1 atau 2
km, dengan daerah interdune yang datar, terdiri dari pasir atau gravel.
d. Tranversal dune, bentuknya kursus atau sinusoidal ramping dengan puncak
tegak lurus arah angin rata - rata. Muka gelincir yang curam terdapat pada
arah angin yang berkurang. Transversal dune jarang terjadi pada permukaan
deflasi. Tranversal dune adalah tipe berkelompok, naik pada bagian belakang
dari dune berikutnya.


3.2 Interdune
Interdune adalah antara dua dune, dibatasi oleh bukit pasir atau sand sheet.
Interdune dapat terdeflasi (erosi) atau pengendapan. Sedikit sekali sedimen yang
terakulasi pada interdune yang terdeflasi. Daerah interdune dapat meliputi dua
arah endapan angin dan sedimen diangkut dan diendapkan oleh arus di daerah
paparan.

3.3 Sand Sheet
Sand sheet adalah badan pasir yang berundulasi dari datar sampai tegas yang
terdapat di sekitar lapangan bukit pasir. Dicirikan oleh kemiringan yang rendah
(00-200). Lingkungan sand sheet berada di pinggiran bukit pasir.

4. Bentuk Perlapisan
Wilson (1991, 1992) dalam Walker (1992) menyatakan ada tiga skala utama
bentuk perlapisan pada endapan eolin yaitu ripple, dune dan draa. Ripple yang
disebabkan oleh angin lebih datar dari pada yang disebabkan oleh air dan biasanya
mempunyai garis puncak yang lebih regular. Bentuk perlapisan dune lebih besar dari
pada ripple dan ketinggiannya bervariasi dari 0,1 sampai 100 meter. Bentuk
perlapisan draa adalah perlapisan pasir yang besar antara 20 sampai 450 meter
tingginya dan dicirikan oleh melampiskan keatas (superimpose) dari dune yang lebih
kecil. Tabel- 1 adalah klasifikasi perlapisan endapan eolian.

5. Tekstur
Tekstur meliputi bentuk, ukuran dan susunan butir. Batupasir eolian
mempunyai 3 sublingkungan pengendapan (Walker, 1992) yang membedakan 3
macam tekstur pada endapan eolian, yaitu :
terpilah baik sampai dengan sangat baik pada batupasr halus yang terjadi pada
sublingkungan pantai.
terpilah sedang sampai baik pada batupasir dune di darat yang berbutir baik.
terpilah jelek pada batupasir interdune dan serir.
Bukit pasir bervariasi dalam ukuran butir dari 1,6 - 0,1 mm. Endapan bukit
pasir umumnya terdiri dari tekstur pasir yang terpilah baik dan kebundaran baik juga
;kaya akan kwarsa. Endapan bukit pasir di pantai mungkin kaya akan mineral berat
dan fragmen batuan yang tidak stabil. Bukit pasir di pantai yang terjadi didaerah
tropis banyak mengandung ooid, fragmen cangkang, atau butiran karbonat lainnya.
Bukit pasir yang terdapat di daerah gurun dapat mengandung gypsum seperti White
Sand, New Mexico

6. Struktur Sedimen
Pengangkutan dan pengendapan oleh angin membentuk tipe struktur sedimen
ripple, dune dan silang siur (cross-bed) seperti yang dihasilkan pada pengangkutan
oleh air (Boggs, 1995). Struktur sedimen yang terdapat pada bukit pasir adalah :
-strata) berukuran sedang sampai besar, yang
cirinya terdapat pada muka kemiringan arah sari angin bertiup pada sudut 300 -
340 .
-planar dalam arah vertikal yang terdapat
pada bagian bawah.
horinsontal atau miring dengan sudut rendah.

Tipe geometri struktur bagian dalam barchan dapat dilihat pada gambar-4. Selain
itu beberapa jenis struktur sedimen internal pada skala kecil dapat pula berbentuk
perarian lapisan datar (plane -bed lamination), perarian bergelombang (rippleform
lamination),ripple-foreset cross lamination, climbing ripple, grainfall lamination dan
sandflow cross -strata.
Pada bukit pasir yang kecil terdapat perarian silang siur tunggal (single cross
lamination) dan perlapisan silang siur yang tebal terdapat pada lapisan pasir yang
cukup tebal. Struktur sedimen yang besar tidak tampak pada inti pemboran, sehingga
struktur sedimen seolah-olah massive. Pengeboran melalui tranversal dan lunate dune
mengungkapkan bahwa beberapa kumpulan dari puncak bukit pasir dipisahkan oleh
permukaan erosi dan lapisan datar. Heterogenenitas perlapisan ini menggambarkan
variasi yang tidak menentu dari morfologi bukit pasir secara kasar. Perlapisan silang
siur diendapkan saat migrasi angin rendah pada muka gelincir dan unit perlapisan
datar dan subhorisontal diendapkan pada sisi belakang dari bukit pasir.
Endapan interdune dicirikan oleh perlapisan dengan sudut kemiringan yang
rendah (< 100 ) karena interdune terbentuk oleh proses migrasi dari bukit pasir,
banyak terdapat bioturbasi yang merusak struktur perlapisan. Sedimen yang
diendapkan pada interdune dapat mencakup dua macam endapan yaitu subaquaeous
dan subaerial, tergantung pada iklim dimana mereka diendapkan, basah, kering atau
daerah yang banyak terjadi penguapan.
Endapan pada interdune kering dibentuk oleh ripple karena proses pengangkutan
oleh angin. Endapannya relatif kasar, bimodal dan terpilah jelek dengan kemiringan
yang tegas, lapisannya membentuk perarian yang jelek. Endapannya banyak
mengandung bioturbasi yang merupakan hasil acak binatang maupun bekas
tumbuhan.
Pada interdune yang terjadi di daerah basah dekat dengan danau, silt dan clay
terperangkap oleh badan yang semipermanen. Endapan ini dapat mengandung spesies
organisme air tawar seperti gastrododa, pelesipoda, diatome dan ostracoda (Boggs,
1995). Dapat pula terbentuk bioturbasi seperti jejak kaki binatang.
Endapan sheet sand juga mengandung kemiringan yang tegas atau permukaan
iregular dari erosi beberapa meter panjangnya, terdapat jejak bioturbasi yang
disebabkan oleh serangga atau tumbuhan, struktur cut-and-fill pada skala kecil,
kemiringan yang tegas, lapisan perarian yang jelek sebagai hasil dari perbatasan
pengendapan grainfall, diskontinu, lapisan tipis pasir kasar yang interkalasi dengan
pasir halus, dan kadang-kadang interkalasi dengan endapan eolian yang mempunyai
sudut besar Gb.5 menunjukkan distribusi dan hubungan stratigrafi dari sheet sand dan
endapan bukit pasir eolian.



7. Model Perlapisan dan Batas Permukaan
Hasil perlapisan dari migrasi bentuk lapisan sebagai pendakian/undakan pasir
mempunyai sudut dan arah yang berbeda-beda (Gb.II). Model perlapisan yang
sederhana meliputi sistem bentuk lapisan termigrasi dengan sederhana dan bentuk
kumpulan arsitektur yang sederhana. Sebagai contoh bukit pasir tranversal migrasi
melewati gurun dari lapisan silang siur tabular (tabular cross-bed) dipisahkan oleh
permukaan bidang planar. Transversal dune migrasi melalui transversal draa dari
bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks, termasuk permukaan orde
kedua pada kemiringan arah angin berkurang. Meskipun demikian, bentuk lapisan
dibangun oleh perpindahan pasir dan juga disebabkan oleh keberadaan struktur
perbahan angin meyebabkan perubahan bentuk perlapisan yang ada dan perubahan
bentuk lapisan juga berinteraksi dengan angin untuk menghasilkan bermacam-macam
bentuk keseimbangan.

BAB III
KESIMPULAN

1. Lingkungan Pengendapan Eolian merupakan lingkungan yang terbentuk
akibat adanya akumulasi material material sedimen yang diendapkan dengan
bantuan anginangin merupakan salah satu energi yang dapat mengikis dan
mengangkut bahan-bahan untuk diendapkan, khususnya pada daerah yang
mempunyai iklim kering dan semi kering
2. Gerakannya akan laminer jika perlahan dan turbulen bila cepat. Endapan
sedimen yang berasal dari proses pengendapan oleh angin disebut endapan
eolian

You might also like