merupakan serangkaian aksi dan reaksi antara pelaku maupun pihak luar (pihak diluar yang berkonflik sebagai fihak ketiga) dalam suatu konflik. adalah pergesekan atau friksi yang terekspresikan diantara dua pihak atau lebih, dimana masing-masing mempersepsi adanya intervensi dari pihak lain, yang dianggap menghalangi jalan untuk mencapai sasaran menghalangi jalan untuk mencapai sasaran Setidak-tidaknya ada dua fihak secara perorangan maupun kelompok yang terlibat dalam suatu interaksi yang saling bertentangan Paling tidak timbul pertentangan antara dua Paling tidak timbul pertentangan antara dua fihak secara perorangan maupun kelompok dalam mencapai tujuan, memainkan peran dan ambigius atau adanya nilai-nilai atau norma yang berlawanan. Munculnya interaksi yang seringkali ditandai oleh gejala-gejala perilaku yang direncanakan untuk saling meniadakan, mengurangi, dan menekan terhadap pihak lain agar dapat memperoleh keuntungan lain agar dapat memperoleh keuntungan seperti status, jabatan, tanggung jawab pemenuhan berbagai macam kebutuhan fisik maupun pemenuhan kebutuhan sosio psikologis. Munculnya tindakan yang berhadap- hadapan sebagai akibat pertentangan yang berlarut-larut Munculnya ketidak seimbangan akibat dari usaha masing-masing pihak yang terkait dengan kedudukan, status sosial, pangkat, dengan kedudukan, status sosial, pangkat, golongan, kewibawaan, kekuasaan, harga diri, prestise dan sebagainya. (1) Konflik interpersonal (konflik dengan diri sendiri/dengan hati nurani sendiri), (2) Konflik antar personal (konflik diri sendiri dengan seseorang), (3) Konflik diri sendiri dengan kelompok, Konflik diri sendiri dengan kelompok, (4) Konflik inter group (konflik kelompok dengan kelompok dalam satu organisasi, (5) Konflik antar group (konflik kelompok antar organisasi). Secara umum Secara khusus Issue SARA ,ancaman status, penduduk pendatang dengan penduduk asli, WNI dengan pribumi, antar warga Negara yang bertikai (konflik horizontal); Salah satu atau kedua belah pihak menunjukkan permusuhan dan menghalangi usaha masing-masing untuk menghalangi usaha masing-masing untuk mencapai tujuan; Persaingan tidak sehat; Perbedaan persepsi terutama dalam interpretasi dalam bahasa dan makna hukum; Hambatan komunikasi; Ketidak sesuaian visi, misi, tujuan, sasaran, policy, strategi, dan aksi yang telah disepakati atau terjadi ketidak percayaan atau kecurangan; Kepribadian yang tidak cocok antara yang satu dengan yang lainnya; Orang-orang mempunyai tugas yang saling tergantung satu sama lain yang membutuhkan tergantung satu sama lain yang membutuhkan kerja sama, namun sasarannya berbeda atau terjadi konflik kepentingan ; Orang-orang yang dipaksa bekerjasama dalam waktu yang lama; Perbedaan dalam nilai dan keyakinan yang menyebabkan curiga salah pengertian, dan permusuhan. Konflik diri karena adanya tindakan yang bertentangan dengan hati nuraninya, ketidak pastian mengenai kebutuhan yang harus dipenuhi, konflik peranan, konflik kepribadian, konflik diluar tugas kepribadian, konflik diluar tugas kemampuannya. Konflik anterpersonal karena perbedaan peranan antara atasan dan bawahan, kepribadian, dan kebutuhan ( konflik vertikal) Konflik diri sendiri dengan kelompok karena individu tersebut mendapat tekanan dari kelompoknya, atau individu tersebut telah melanggar norma-norma kelompok sehingga dimusuhi atau dikucilkan oleh kelompoknya. Konflik antar kelompok dalam organisasi Konflik antar kelompok dalam organisasi karena ambisi dari salah satu atau kedua kelompok untuk lebih berkuasa, ada kelompok yang menindas, ada kelompok yang melanggar norma-norma budaya kelompok lainnya, ketidakadilan kelompok lainnya, dan keserakahan kelompok lainnya (konflik primordial). Konflik antar organisasi karena perebutan kekuasaan, baik ekonomi maupun politik (konflik horizontal dan konflik elite politik. Persepsi lama semua konflik itu berakibat negative, maka harus dihindari karena berdampak negatif bagi organisasi, dan menganggu norma yang sudah mapan sehingga akan menghambat sudah mapan sehingga akan menghambat efektifitas organisasi, serta mengganggu hubungan kerja sama (menghambat komunikasi). persepsi baru konflik tidak selalu berdampak negative tetapi bisa juga positif, maka konflik harus di kelola/di manaje sebab bisa berdampak positif bagi organisasi, dengan cara positif bagi organisasi, dengan cara merevisi atau memperbarui norma yang sudah mapan, sehingga bisa meningkatkan efektifitas organisasi dan meningkatkan keintiman hubungan kerja sama untuk menuju ke integrasi. Meningkatnya ketertiban dan kedisiplinan dalam menggunakan waktu bekerja, tidak ada anggota yang absen tanpa alasan jelas, masuk dan pulang kerja tepat pada waktunya, anggota menggunakan jam kerja secara efektif sehingga hasil kerja meningkat baik kuantitas maupun kualitasnya; Meningkatnya hubungan kerja sama yang produktif. Hal ini terlihat dari cara pembagian produktif. Hal ini terlihat dari cara pembagian tugas dan tanggung jawab sesuai dengan analisis tugas masing-masing; Meningkatnya motivasi kerja untuk melakukan kompetisi secara sehat antar pribadi maupun antar kelompok dalam organisasi, seperti terlihat dalam upaya peningkatan prestasi kerja, tanggung jawab, dedikasi, loyalitas, kejujuran, inisiatif, dan kreativitas; Semakin berkurangnya tekanan-tekana, intrik- intrik yang dapat membuat stres bahkan produktivitas kerja semakin meningkat. Hal ini dikarenakan anggota memperoleh perasaan- perasaan aman, kepercayaan diri, penghargaan dalam keberhasilan kerjanya atau bahkan bisa dalam keberhasilan kerjanya atau bahkan bisa mengembangkan karier dan potensi dirinya secara optimal; Banyaknya anggota yang dapat mengembangkan kariernya sesuai dengan potensinya melalui pelayanan pendidikan, pelatihan, dan konseling dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Meningkatnya jumlah anggota yang absen, dan sering mangkir pada waktu jam-jam kerja berlangsung, misalnya banyak ngobrol, mondar mandir menyibukkan diri, tidur selama pimpinan tidak ditempat, pulang lebih awal atau dating terlambat dengan berbagai alasan yang tidak jelas; Banyak anggota yang mengeluh karena sikap atau Banyak anggota yang mengeluh karena sikap atau perilaku teman kerjanya yang dirasakan kurang adil dalam membagi tugas dan tanggung jawab. Seringnya terjadinya perselisihan yang memancing kemarahan, ketersinggungan yang akhirnya dapat mempengaruhi pekerjaan, kondisi psikis dan keluarganya;