Professional Documents
Culture Documents
e. Kapasitas : 7,5
/jam
f. Power : 10 Hp
g. Putaran : 3000 rpm
9. Sludge Separator
Pemisahan minyak dari sludge secara global terjadi pada sludge separator.
Sludge Separator berfungsi untuk mengolah sludge agar minyak yang masih
terkandung terpisah dari cairan sludge. Bagian atas mesin ini berbentuk kerucut
dimana pada bagian dalamnya terdapat puluhan pirigan (bowl disc) yang akan
berputar. Sludge dari tangki umpan dan masih mengandung minyak akan masuk ke
mesin ini dan akan diputar oleh bowl disc bersama dengan air panas (agar sludge lebih
cair) sehingga kotoran-kotoran yang masih ada akan terlempar ke dinding separator.
48
Akibat putaran ini juga maka minyak akan terpisah ke bagian atas cairan sludge dan
terpusat ke bagian atas kerucut, yang kemudian minyak ini akan dialirkan/dipompakan
ke dekanting basin. Sedangkan sludge cari keluar melalui nozel-nozel yang terdapat
pada saat ini untuk dibuang keluar yang akan dikumpulkan di Fat-Fit.
10. Decanting Basin
Minyak yang dapat dipisahkan dari sludge kemudian dipompakan ke decanting
basin. Decantin Basin ini merupakan sebuah bak yang berfungsi untuk menampung
buangan sludge dari oil tank, dari kutipan di Fat-Fit dan dari sludge separator. Bak ini
terdiri dari 2 bagian bak yaitu bak besar dan bak kecil dimana bak yang besar
menampung sludge dari Oil Tank, Sludge Tank dan kutipan Fat-Fit sedangkan bak
yang kecil menampung minyak dari sludge separator dan dari bak besar. Pada bak
besar sludge akan dipisahkan dari minyak dengan prinsip perbedaan berat jenis,
dimana minyak akan berada pada bagian atas. Pada bagian tengah bak itu dengan alur
yang tepinya hampir setinggi lapisan cairan minyak dan sludge, sehingga minyak yang
berdada diatas akan terjatuh kedalam alur itu dan kemudian mengalir ke bak kecil. Di
bak kecil minyak dari sludge separator dan dari bak besar akan mengalir ke Recovered
Oil Tank.
11. Recovered Oil Tank
Tangki ini berfungsi untuk menampung hasil pemisahan dari Decanting Basin
yaitu dari bak kecil yang kemudian dipompakan ke Continous Clarifier Tank untuk
diolah kembali.
12. Fat-Fit
Semua sludge yang dibuang dari setiap alat pada setiap alat pada stasiun
Klarifikasi minyak akan dikumpulkan di sebuah kolam yaitu Fat-Fit. Fat-Fit berfungsi
untuk mengutip kembali sisa-sisa minyak dari stasiun pencucian di stasiun minyakan.
Dimana sludge yang berlangsung dibuang dari oil tank, sludge tank, sludge separator
dan oil purifier akan ditampung pada Fat-Fit dan minyak yang berhasil dikutip Fat-Fit
akan dipompakan kembali Decanting Basin, sludge akan dialirkan ke Deoling Pond.
Pengutipan minyak Fat-Fit ini dilakukan dengan cara perbedaan berat jenis dimana
minyak yang berada pada bagian atas sludge akan jatuh ke sebuah alur yang terdapat
pada kolam ini yang posisinya lebih rendah sedikit saja dari permukaan minyak pada
kolam ini.
49
Gambar 3.10 Fat-Fit
13. Deoling Pond
Pengutipan minyak terakhir kali terdapat pada Deoling Pond, dimana sludge
dari Fat-Fit akan dialirkan ke kolam ini. Deoling pond berfungsi untuk mengutip
kembali sisa-sisa minyak yang masih berdada pada sludge yang terkutip di Fat-Fit
agar kadar minyak yang ada pada sludge yang akan dibuang minim.
4.8 Stasiun Pengolahan Biji (Nut Cracking Station)
Proses pengolahan biji kelapa sawit pada pabrik pengolahan kelapa sawit (Crude Palm
Oil/CPO) PT. Indah Pontjan PKS Deli Muda melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Cake Breaker Conveyor
Cake Breaker Conveyor adalah suatu alat yang berfungsi untuk memisahkan
gumpalan-gumpalan ampas setelah diproses dengan screw press sehingga fiber dan
biji dapat terpisah. Dinding Cake Breaker Conveyor dilapisi dengan pelat penyuplai
steam untuk memanasi fiber, sehingga fiber akan menjadi kering dan kadar air pada
biji juga akan berkurang.
Ampas Pressan yang keluar dari unit screw press terdiri dari serat dan biji yang
masih mengandung air yang tinggi dan berbentuk gumpalan. Biji secara gravitasi jatuh
50
ke depericarper. Fiber, cangkang halus dan inti pecah ringan dihisap oleh fibrecyclone
sebagai bahan bakar ketel.
Prinsip Operasi:
Didalam cake breaker conveyor, gumpalan-gumpalan sampah pressan terpecah
oleh parang-parang conveyor yang berputar dan dengan adanya gaya gravitasi yaitu
terangkat karena pengaruh gaya sentrifugal dan jatuh karena gaya beratnya. Oleh
benturan-benturan yang terjadi serta gesekan-gesekan yang bersamanya maka
akhirnya gumpalan-gumpalan tersebut terurai sehingga biji-biji terbebas sedangkan
panas yang terbawa memungkinkan terjadinya penguapan yang memudahkan
pemisahan tersebut.
2. Depericarper
Depericarper adalah silinder yang letaknya horizontal yang berputar. Didalam
silinder ini juga dilengkapi dengan plat atau sirip-sirip yang terdapat didalamnya
sehingga fiber yang masih melekat dengan biji akan terpisah, biji yang jatuh ke
depericarper akan ikut berputar.
Fungsi depericarper adalah sebagai berikut:
a. Menghilangkan serat-serat halus yang masih melekat pada biji;
b. Melekangkan antara kernel dengan cangkang.
Cara Kerja:
Alat berbentuk polishing drum dilengkapi jari-jari disusun membentuk alur
sehingga biji bisa keluar pada ujung tromol. Biji selanjutnya dibawa oleh elevator ke
nut silo, sedangkan sampah serat halus keluar ujung tromol dan ditampung oleh wadah
tersendiri. Pelekangan kernel terhadap cangkang dengan cara biji diputar dan
dibantingkan pada dinding dan jari-jari tromol yang berputar.
3. Nut Silo
Fungsi dari Nut Silo adalah sebagai tempat pemeraman/pengeringan biji dan
pelekangan kernel dan cangkang untuk mendapatkan efisiensi cracker yang tinggi.
Temperatur pada Nut bin ini dijaga dengan suhu 60C dari proses ini masih ada kadar
airnya, yaitu:
51
a. Kadar air Input : 18 - 20%
b. Kadar air Output : maks 12%
Nut silo ini berbentuk tabung tegak yang berkapasitas 40 ton, nut diperam
untuk mengurangi kadar air dalam biji dan melekangkan inti dan cangkang, dalam
pengeraman yaitu 2 x 24 jam. Temperatur pada nut silo yaitu:
a. Bagian atas : 80C
b. Bagian tengah : 60C
c. Bagian bawah : 40C
Nut silo ini memiliki peralatan pelengkap yaitu heating element, blower dan
thermometer pengeringan dilakukan dengan penipuan udara panas secara merata dari
heating element. Selama proses pemecahan biji, silo tidak diberi steam lagi dan hanya
diberi angin dengan blower untuk menghindari biji terlalu kering yang menyebabkan
timbulnya komposisi inti pecah yang tinggi pada proses pemecahan biji.
4. Nut Grading
Nut Grading adalah suatu peralatan yang bentuknya seperti drum dan berputar
yang berfungsi untuk memisahkan biji berdasarkan ukuran biji agar diperoleh efek
pemecahan biji yang optimal sesuai dengan kemampuan alat pemecah biji setelah
pecah, Nut jatuh ke Ripple Mill.
Alat ini dapat memisahkan tiga jenis ukuran biji yang keluar dari drum yang
berputar. Ketiga jenis ini dapat disebut fraksi. Dari fraksi ini dapat dilihat ukuran biji
yaitu:
a. Fraksi I : biji kecil (10 - 12mm) : masuk ke ripple mill I
b. Fraksi II : biji sedang (13 - 14mm) : masuk ke ripple mill II
c. Fraksi III : biji besar (15mm keatas) : masuk ke nut cracker
5. Unit Pemecahan Biji
Pemecah biji adalah suatu alat pemecah cangkang sehingga dapat diperoleh
kernel. Yang bertujuan untuk memisahkan inti sawit dari cangkang.
52
Alat yang digunakan terbagi dua yaitu:
a. Ripple Mill
Ripple Mill adalah suatu alat pemecah cangkang sehingga dapat menghasilkan
kernel dan cangkang. Alat ini berbentuk sebuah silinder yang pada bagian dindingnya
terdapat ripple plate dan bagian tengahnya diberi rotor bar. Nut yang masuk diantar
ripple plate dan rotor bar tujuannya untuk menggiling nut agar inti lepas dari
cangkangnya. Ripple mill ini menggunakan sistem gerus yang terdiri dari ripple mill
untuk biji kecil dan untuk biji sedang.
Gambar 3.11 Ripple Mill
Prinsip kerja Ripple Mill:
Ripple Mill beroperasi dengan sistem gerus dengan ripple yang berbentuk
bergerigi dan rotor bar yang disesuaikan dengan diameter biji yang diolah.
b. Nut Cracker
Nut Cracker adalah alat pemecah biji sehingga akan menghasilkan kernel dan
shell. Alat ini bekerja berdasarkan gaya sentrifugal yang mengakibatkan biji
terhempas ke dinding rumah nut cracker sehingga biji yang terhempas terpecah.
Fungsi dari nut cracker adalah untuk memecah biji besar menggunakan sistem lempar
biji ke dinding/body dengan putaran tinggi.
Prinsip kerja Nut Cracker:
53
Nut Cracker beroperasi dengan cara melempar biji yang masuk melalui hopper
kemudian dilempar dengan kuat oleh putaran yang tinggi ke dinding nut cracker
hingga pecah.
6. Separating Tank
Separating Tank adalah suatu tempat pemisah kernel dengan shell, dimana
pemisahannya berdasarkan berat jenisnya, dengan bantuan media air.
Separating tank ini berfungsi untuk memisahkan abu dan serat, dan cangkang
halus dari campuran kernel cangkang sebelum masuk ke Hydrocyclone. Alat ini
berupa tabung hisapan udara yang ditimbulkan oleh hisapan kipas (blower), campuran
kernel dan cangkang masuk kedalam separating tank untuk selanjutnya dilakukan
pemisahan dengan hydrocyclone system.
Proses kerja Separating Tank adalah:
a. Hasil pemecahan biji berupa kernel dan cangkang semuanya masuk ke dalam sisi
kernel terlebih dahulu;
b. Kernel dan cangkang kemudian dipompakan menuju hydrocyclone kernel, fraksi
cangkang keluar melalui bagian bawah sedangkan kernel keluar melalui bagian
atas;
c. Kernel dialirkan ke unit dewatering screen (baying basah);
d. Cangkang yang masih mengandung kernel, dikembalikan ke hydrocyclone
separating tank sisi cangkang;
e. Cangkang kemudian dipompakan ke hydrocyclone cangkang untuk dipisahkan
antara kernel yang tersisa dengan cangkang;
f. Cangkang kemudian dialirkan ke dalam tromol cangkang.
7. Moder bak
Moder Bak adalah bak pemisah untuk memisahkna kernel yang pecah dengan
shell dengan menggunakan bantuan lumpur sebagai bagian pemisah. Alat ini terdiri
dari dua buah bak yang saling berhubungan dan dilengkapi dengan timba-timba yang
diletakkan pada kincir. Dalam bak ini terdapat dua buah kincir-kincir digerakkan
electromotor.
54
Moder bak berfungsi untuk memisahkan kernel yang masih bercampur dengan
cangkang. Media yang digunakan adalah lumpur dengan berat jenis 1,145 N/
.
8. Hydrocyclone System
Disini terjadi pemisahan inti/kernel dan cangkang berdasarkan gaya sentrifugal
dan perbedaan berat jenis. Dimana berat jenis cangkang adalah 1,3 N/
dan berat
jenis inti adalah 1,08 N/
.
Alat ini terdiri dari:
a. Dua buah separating tank;
b. Satu buah pompa hydrocyclone cangkang;
c. Satu buah pompa hydrocyclone kernel.
Ukuran diameter Conish
a. Hydrocyclone kernel : 68mm
b. Hydrocyclone cangkang : 58mm
9. Kernel Dryer
Kernel Dryer adalah suatu alat tempat penampungan untuk mengeringkan dan
menurunkan kadar air pada kernel yang dihasilkan sesuai dengan ketentuan kernel
yang berada pada PT. Indah Pontjan PKS Deli Muda Perbaungan.
Fungsi dari kernel dryer adalah:
a. Mengeringkan kernel sehingga dicapai mutu kernel yang sesuai dengan standar;
b. Untuk penampungan hasil produksi kernel sementara sebelum dikirim ke tempat
pabrik pengolahan minyak inti sawit.
Pada proses ini masih ada kandungan air yaitu:
a. Input : 15 - 25%
b. Output : maks 7%
55
Pada proses ini kernel mengalami pemanasan dengan menggunakan steam
pada heater yang dihembuskan oleh blower. Pemanasan ini dibagi dalam tiga
tingkatan yaitu dengan temperatur:
a. Tingkat 1 (bawah) : 80C
b. Tingkat 2 (tengah) : 70C
c. Tingkat 3 (atas) : 60C
10. Kernel Bin
Kernel Bin adalah tempat penampungan sementara inti sawit sebelum diangkut
truk ke proses selanjutnya. Inti sawit yang dihasilkan dan harus sesuai dengan standar
mutu, yaitu:
a. Kadar air : maks 7%
b. Kadar pecah : maks 15%
c. Kadar kotoran : maks 3%
Prosesnya adalah:
Kernel yang sudah masak dari kernel dryer dikirim ke kernel bin dengan cara
pengembusan oleh blower produksi untuk diangkut dan dikirim ke pabrik pengolahan
minyak inti sawit.
56
BAB V
TUGAS KHUSUS
5.1 Latar Belakang Tugas Khusus
Sistem pembangkit sangat diperlukan pada setiap pabrik dikarenakan pemakaian daya
yang sangat besar. Oleh karena itu diperlukannya suatu rancangan sistem pembangkit yang
baik yang dapat menyokong pemakaian daya selama pabrik beroperasi.
Sistem pembangkit tenaga adalah suatu sistem konversi energi yang menggunakan
energi kimia (bahan bakar) untuk menghasilkan energi listrik. Sistem pembangkit tenaga yang
digunakan pada pabrik kelapa sawit adalah ketel uap dan motor diesel sebagai penggerak
mula.
5.2 Tujuan Tugas Khusus
Tujuan Tugas Khusus adalah:
1. Untuk mengetahui sistem pembangkit yang digunakan pada PT. INDAPO PKS Deli
Muda Perbaungan;
2. Untuk mengetahui pemakaian generator pada PT. INDAPO PKS Deli Muda
Perbaungan;
3. Untuk mengetahui jumlah pemakaian daya pada PT. INDAPO PKS Deli Muda
Perbaungan;
4. Untuk mengetahui sistem perawatan mesin dan pabrik pada Untuk mengetahui
pemakaian generator pada PT. INDAPO PKS Deli Muda Perbaungan;
5. Untuk mengetahui analisa pemakaian daya pada Untuk mengetahui pemakaian
generator pada PT. INDAPO PKS Deli Muda Perbaungan.
5.3 Ketel Uap (Boiler)
Ketel uap adalah suatu mesin kalor yang mentransfer energi kimia dari bahan bakar
menjadi energi potensial uap yang digunakan pada proses selanjutnya. Kerja dari ketel uap ini
adalah dengan suatu media pemanas, dimana panas diserap oleh air sehingga air tersebut
57
berubah menjadi uap. Penggunaan ketel uap dewasa ini semakin luas yaitu sebagai penghasil
uap pada pembangkit listrik, untuk perebusan dan lain-lain.
Pabrik kelapa sawit ini memiliki 3 buah ketel, dimana pada kondisi operasi dipakai
hanya dua buah dan yang satu lagi dalam keadaan stand-by. Untuk melayani kebutuhan air
pada sebuah ketel digunakan dua pompa yaitu:
1. Electric Pump (digerakkan elektromotor)
2. Steam Pump (digerakkan steam turbin)
Proses untuk menghasilkan energi tersebut adalah sebagai berikut:
Air yang keluar dari Dearator pada suhu 90C dipompakan ke Upper Drum, dari sini
air didistribusikan keseluruh pipa sampai ketinggian air pada upper drum mencapai 2/3 dari
volume drum. Proses pembakaran dimulai dengan terlebih dahulu mengisi bahan bakar
(ampas dan cangkang) oleh conveyor ke ruang bakar yang pemasukannya diatur oleh Rotary
Feeder, untuk membantu proses pembakaran diperlukan udara yang cukup, oleh sebab itu
diinjeksikan udara dengan bantuan Fan dan Compressor. Untuk setiap ketel dilayani oleh dua
buah fan yaitu, Forced Drag Fan dan Secondary Drag Fan.
Proses pembakaran terus berlanjut, pada kondisi ini secara alami terjadi sirkulasi pada
pipa-pipa air dalam ketel akibat perbedaan tekanan. Uap air yang terbentuk akan mengisi 1/3
volume pada upper drum yang merupakan ruang uap, dari sini uap didistribusikan ke pipa-
pipa superheat sambil terus mengalami pemanasan. Pada saat manometer menunjukan
tekanan (19-20) kg/cm
2
, uap kering pada pipa superheat sudah bias dimanfaatkan, bahkan
pada kondisi sering terjadi kelebihan uap. Oleh sebab itu ketel dilengkapi oleh dua buah
Safety Valve yang dipasang pada:
1. Pipa Superheat, untuk mengatasi kelebihan uap kering pada pipa superheat.
2. Upper Drum, untuk mengatasi kelebihan uap basah pada upper drum.
Uap kering yang sudah bisa dimanfaatkan ini, dialirkan ke Turbin Uap untuk
menggerakan sudu-sudu turbin yang dihubungkan dengan generator sehingga menghasilkan
energi listrik. Gas sisa pembakaran pada ketel dialirkan ke cerobong asap dengan bantuan
Induced Draft Fan, sedangkan debu sisa pembakaran ditampung pada Dust Hopper dan dua
buah Dust Colector.
58
5.3.1 Spesifikasi Ketel Uap
Berikut ini spesifikasi ketel uap pipa air yang dipakai pada PKS Deli Muda.
Merk : TAKUMA WB/Water Tube Boiler
Tipe : N 750 SA
Tekanan Ketel : 24 bar (24 kg/cm
2
)
Tekanan Uap : 20 bar
Temperatur kerja : 212F (100C)
Kapasitas Uap : 25 ton uap / jam
Temperatur Air Umpan : 90C
Temperatur Udara : 30C
5.3.2 Bahan Bakar yang Digunakan
Bahan bakar yang digunakan untuk ketel uap adalah cangkang dan serabut (fibre)
kelapa sawit. Kedua jenis bahan bakar tersebut dicampur sebelum dimasukan kedalam ruang
bakar. Perbandingan antara serabut dan cangkang berkisar 4 : 1, yaitu 4 bagian serabut dan 1
bagian cangkang yang ditentukan dari berat masing-masing.
Sistem pemasukan bahan bakar tersebut diusahakan agar merata dan tidak terlalu tebal
pada permukaan kisi dapur, dimana hal ini dimaksudkan untuk lebih memungkinkan
terbakarnya semua bahan bakar dengan sempurna, kelebihan bahan bakar akan menyebabkan
pemborosan dalam pemakaian bahan bakar dan cenderung akan memperbanyak timbulnya
kerak ataupun abu dalam dapur, karena energi yang diharapkan dari nyala api seleruhnya
dapat dimanfaatkan.
Berikut ini adalah besarnya kebutuhan bahan bakar sesuai dengan kapasitas pabrik.
Kapasitas Pabrik : 45 ton TBS/jam
Laju aliran uap : 25 ton uap/jam
Temperatur air umpan boiler : 90C
Temperatur uap keluar boiler : 265C
59
Tekanan uap keluar boiler : 20 bar
LHV serabut : 2.310 kkal/kg
LHV cangkang : 3.890 kkal/kg
Persentase serabut dari TBS : 13%
Persentase cangkang dari TBS : 6%
Sehingga:
Banyaknya serabut : 13% x 45 ton/jam = 5,85 ton/jam
Banyaknya cangkang : 6% x 45 ton/jam = 2,7 ton/jam
5.3.3 Pengoperasian
a. Pengisian Bahan Bakar
Pengisian bahan bakar dalam dapur ketel dilakukan dengan api kecil dahulu untuk
memanasi dinding dan pipa-pipa ketel. Bahan bakar yang dipakai pada pemanasan awal
tersebut adalah serat. Pada saat operasi normal, cangkang masuk melalui talang dan dengan
bantuan hembusan dari carrien Air Fan, cangkang tersebut disebarkan ke seluruh permukaan
kisi. Selama proses pembakaran berlangsung, aliran udara masuk dan keluar harus
disesuaikan dengan supply bahan bakar guna memperoleh hasil pembakaran yang sempurna.
Jika pembakaran kurang sempurna maka pemeriksaan dilakukan terhadap:
1. Aliran udara masuk dan keluar
2. Sistem pemasukan bahan bakar
3. Mutu bahan bakar terutama kadar airnya
4. Tumpukan abu dalam dapur
5. Kebocoran-kebocoran pipa
b. Tekanan Kerja Ketel
Selama operasi, tekanan kerja harus dijaga agar tidak mengalami kenaikan dan
penurunan secara drastis, serta tidak boleh melewati tekanan kerja maksimumnya. Bila terjadi
kebocoran pada pipa-pipa ketel, maka:
60
1. Hentikan pengisian bahan bakar;
2. Hentikan semua Ventilator;
3. Miringkan kisi dapur untuk membersihkan bara atau sisa bahan bakar ada dalam
dapur;
4. Turunkan tekanan uap dengan sisten sirkulasi air;
5. Hidupkan pompa air umpan ketel.
c. Pembersihan Abu Ketel
Pembersihan abu pada kisi dapur dilakukan dengan menggunakan handle kisi. Dengan
memiringkan kisi, abu atau bara jatuh kebawah kisi dapur. Jika abu terlalu banyak maka
dikeluarkan melalui pintu dapur. Abu yang terikat bersama aliran asap sebagian lagi terus ke
cerobong asap. Abu yang melekat pada pipa-pipa dibersihkan dengan shootblowing setiap
tiga jam sekali.
d. Air dalam ketel
Batas air yang normal adalah berada oada ketinggian gelas penduga. Selama ketel
beroperasi, ketinggian air tersebut harus tetap diawasi. Langkah-langkah pemeriksaan level
air pada gelas penduga:
Tutup saluran uap ke gelas penduga;
Buka kran afblas gelas penduga dan buka kran uap benar-benar bebas keluar;
Tutup kran afblas dan buka kran air;
Jika kenaikan air lambat, adakan pemeriksaaan terhadap saluran air atau uap penduga
tersebut.
5.4 Turbin Uap
Uap yang dihasilkan disalurkan ke turbin uap, dimana dalam turbin uap ini yang
berenergi potensial dikonversikan ke energi kinetik untuk digunakan memutar turbin.
Didalam turbin uap fluida kerja mengalami proses ekspansi, yaitu proses penurunan tekanan
dan mengalir secara berkelanjutan. Jenis turbin uap yang digunakan di PKS Deli Muda ini
61
adalah jenis turbin impuls satu tingkat kecepatan (Turbin Curtis), dilihat dari segi uap
bekasnya termasuk jenis turbin uap non kondensing dimana uap bekas turbin digunakan
kembali untuk proses yang membutuhkan uap yaitu sterilizer, pemanas air umpan, stasiun
kernel dan lain sebagainya.
5.4.1 Spesifikasi Turbin Uap
Turbin Uap yang digunakan pada PKS Deli Muda ada 2 (dua) unit, yaitu satu
beroperasi dan yang satu lagi stand by. Adapun spesifikasi Turbin Uap tersebut adalah
sebagai berikut:
Merk : DREESHER RAND
Diproduksi oleh : W. Hallen Sond and Co. Ltd. Bedford England
No. Seri : T4/84571/2/V4.825.008
Putaran maks/min : 6405/1400 rpm
Over speed trip : 1725 rpm
Tekanan Uap masuk : 17,5 kg/cm
2
Suhu uap masuk : 265C
Tekanan Uap keluar : 3 kg/cm
2
Suhu uap keluar : 150C
5.4.2 Pengoperasian Turbin Uap
1. Pengoperasian Turbin Uap
a. Periksa minyak pelumas pada sight glass, bila kurang segera ditambahi hingga
garis minyak berada pada posisi normal;
b. Periksa hand whell start, harus pada posisi menutup dengan jalam memutar
searah jarum jam;
c. Periksa semua katub-katub buang, harus keadaan terbuka agar air kondensat
dapat keluar;
d. Buka kran uap induk secara perlahan dan bertahap.
62
2. Menjalankan Steam Turbin
a. Buka kran steam masuk secara perlahan dan bertahap;
b. Buka kran uap bekas yang terdapat diatas bejana uap (steam vessel) hingga uap
bekas nantinya dapat masuk dan ditampung pada bejana uap;
c. Buka katub masuk uap secara perlahan-lahan dan tarik tuas untuk memulai
putaran turbin lalu kunci katub untuk mempertahankan putaran turbin pada
kecepatan turbin;
d. Operasikan turbin yang rendah ( 200 rpm) beberapa saat untuk pemanasan;
e. Buka katup pengaman perlahan-lahan dan naikan putaran turbin sampai 500
rpm;
f. Bila tidak ada gejala abnormal, gangguan atau kerusakan pada turbin sampai
1000 rpm. Pada kondisi ini periksa setiap alat ukur, getaran dan temperatur
bantalan. Jika ditemui getaran-getaran yang tidak normal dan kenaikan
bantalan yang sangat tinggi, seger hentikan operasi turbin untuk pemeriksaan;
g. Naikkan kecepatan turbin sampai 400 rpm, buka katup pengaman
sepenuhnya;
h. Naikkan kembali kecepatan kerja 1500 rpm dengan tombol control motor
pengatur sehingga alat ukur ini dapat bekerja secara otomatis;
i. Tekan tombol minyak pelumas pada posisi auto, sehingga pompa minyak
pelumas hanya bekerja bila dibutuhkan;
j. Secara bertahan turbin dapat diberi beban.
3. Menghentikan turbin secara normal
a. Putar tuas (hand whell) searah jarum jam;
b. Apabila tekanan minyak pelumas turun mencapai 0,5 kg/cm
2
(putaran turbin
400 rpm), jalankan turbo oil pump pada kecepatan rendah sehingga tekanan
minyak pelumas naik kembali;
c. Biarkan turbo oil pump berjalan dalam 3-5 menit sehingga temperatur bearing
turun dan kemudian dihentikan;
63
d. Tutup uap kran masuk dan kran uap bekas pada saluran (steam vessel);
e. Buka semua katub air kondensat;
f. Tutup kran air pendingin;
g. Tutup kran uap induk.
Apabila terjadi gangguan (keadaan emergency), penghentian turbin dilakuakn dengan:
a. Tekan tombol emergency stop;
b. Kemudian lakukan semua hal-hal diatas.
5.5 Back Pressure Vessel (BPV)
Back Pressure Vessel merupakan tabung bertekanan sebagai penampung steam sisa
proses pemutaran turbin dimana steam tetap dijaga sebagai steam basah karena air yang ada
didalamnya. Steam dalam Back Pressure Vessel akan dipakai dan distribusikan untuk
kebutuhan proses dan perebusan. Pada stasiun perebusan Back Pressure Vessel meneruskan
uap yang dihasilkan mesin boiler ke perebusan dimana hasil perebusan buah akan sangat
mempengaruhi proses-proses di stasiun berikutnya.
Back Pressure Vessel berkerja dengan cara mengatur tekanan steam pada Back
Pressure Vessel pada tekanan 3,0 - 3,4 kg/cm
2
dengan mengatur safety valve atau automatic
blow-off, selanjutnya untuk menjamin ketersedian steam ke Back Pressure Vessel maka pada
by pass steam dari boiler dipasang make up valve. Make up valve akan membuka pada
tekanan 3,0 kg/cm
2
dan menutup pada tekanan 3,4 kg/cm
2
. Steam kemudian didistribusikan
melalui perpipaan dengan membuka globe valve. Valve yang ada harus teridentifikasi
mengingat banyaknya valve yang ada di Back Pressure Vessel.
Back Pressure Vessel dilengkapi minimal satu safety valve yang berfungsi untuk
membuang tekanan lebih, agar Back Pressure Vessel bekerja pada tekanan kerja yang
diizinkan (safety). Sigh glass berfungsi untuk mengatur level air di dalam Back Pressure
Vessel. Adapun guna air tersebut adalah untuk meningkatkan volume uap dan mengubah uap
kering menjadi uap basah. Dimana pada saat terjadi kontak antara uap kering dan air, air akan
berubah fase menjadi uap basah dan uap kering berubah fase menjadi uap basah juga.
64
Selama Back Pressure Vessel beroperasi yang harus diperhatikan adalah fungsi safety
valve apakah dapat mengeluarkan iap pada tekanan diatas 3,5 bar dan memeriksa kebocoran
pada valve-valve dan pipa-pipa steam.
5.6 Jumlah Daya yang digunakan
Dalam pengoperasiannya, sesuai dengan kebutuhan daya untuk menyuplai operasi
pengolahan kelapa sawit, maka daya maksimum yang harus dibangkitkan sebesar 500 kW.
Seperti yang telah diketahui uap yang dibutuhkan untuk mensuplai kebutuhan untuk
menggerakan turbin berasal dari hubungan seperti dibawah ini:
W = m. (h
in
h
out
)
Dimana: W = daya maksimum yang dibangkitkan
= 500 kW
=500 kJ/detik
m = Uap yang dibutuhkan untuk daya yang dibangkitkan
= 2,6581 kg/s (Terlampir)
h
in
= Entalpi uap masuk pada P = 17,5 kg/cm
2
; suhu = 265
o
C
= 2949,6 kJ/kg
h
out
= Entalpi uap keluar turbin pada P = 3 kg/cm
2
; suhu = 150
o
C
= 2761,5 kJ/kg (Terlampir)
5.7 Pembangkit Listrik Tenaga Diesel
Pembangkit listrik tenaga diesel adalah pembangkit listrik yang menggunakan motor
diesel sebagai penggerak untuk memutar poros generator sehingga dapat menghasilkan listrik.
Pembangkit listrik tenaga diesel ini, pada PKS Deli Muda digunakan sebagai pembangkit
mula-mula sebelum pembangkit tenaga uap bekerja. Pembangkit tenaga diesel ini malayani
beban pada mesin-mesin yang berhubungan dengan pengoperasian ketel uap, terutama
distribusi bahan bakar dan pengisian air ketel.
65
Pembangkit tenaga diesel pada PKS Deli Muda terdiri dari 2 unit motor diesel
dilengkapi dengan 2 unit listrik (altenator). Satu unit beroperasi dan satu lagi dalam keadaan
stand-by.
Spesifikasi Motor Diesel:
1. Motor Diesel unit I
Merk : Diesel Aggregat
Type : ST-500/4
Putaran : 1500 rpm
Daya : 372,849936 kW
Jumlah silinder : 12 buah (segaris)
Pendingun : Air
Bahan bakar : Solar
Pemakaian bahan bakar : 80 liter/jam
2. Motor Diesel Unit II
Merk : Man
Type : D 2840 (E20)
Putaran : 1500 rpm
Daya : 385,6 kW
Jumlah silinder : 10 buah (segaris)
Pendingin : Air
Bahan bakar : Solar
Pemakaian bahan bakar : 60 liter/jam
66
5.8 Generator
Generator digunakan untuk mengubah energi mekanis menjadi energi listrik.
Generator pada PKS Deli Muda terdiri dari 4 unit. Dua unit dipakai untuk Turbin Uap dan dua
unit lagi dipakai untuk motor diesel. Generator yang digunakan dikopel langsung motor
penggerak.
1. Spesifikasi Generator
a. Generator untuk Motor Diesel
1. Motor Diesel unit I
- Merk : AVK (A Van Kaich), Germany
- Type : DSG 52L2-4
- Putaran : 1500 rpm
- Tegangan : 400 V
- Arus : 722 Ampere
- Frekuensi : 50 Hz
- Phasa : 3
- Cos : 0,8
- Daya : 233,6 kW
2.Motor Diesel unit II
- Merk : Man Nufzfahrzange, Germany
- Type : DSG 52L2-4
- Putaran : 1500 rpm
- Tegangan : 400 V
- Arus : 361 Ampere
- Frekuensi : 50 Hz
- Phasa : 3
67
- Cos : 0,8
- Daya : 424 kW
b. Generator untuk Turbin Uap
1.Generator unit I
- Merk : SCHMIERUNG
- Type : DKBN 100M/100-4
- Putaran : 1500 rpm
- Tegangan : 400 V
- Arus : 1624 Ampere
- Frekuensi : 50 Hz
- Phasa : 3
- Cos : 0,8
- Daya : 900 kW
2.Generator unit II
Generator unit II ini dipasang pada turbin unit II. Merk dan spesifikasi
sama dengan turbin uap unit I hanya berbeda tahun pembuatannya.
2. Cara Mensinkronkan Kerja Generator
Pembangkit listrik yang bekerja pada PKS Deli Muda dilakukan dengan penggerak
mula diesel dengan generator sendiri dan kemudian setelah turbin uap dioperasikan, beban
yang ada pada motor dipindahkan, tetapi harus adanga sinkronisasi antara generator pada
motor diesel dan turbin uap dengan pemindahan saya sedikit demi sedikit.
Syarat dari sinkronisasi generator antara motor diesel dengan generator pada turbin
uap adalah tegangan, frekuensi dan phasa setiap generator harus sama. Apabila tidak sama
akan menyebabkan kerusakan pada generator. Pelaksanaan kerja sinkronisasi generator antara
motor diesel dengan generator pada turbin uap dilakukan pada panel utama (Main Switch
Board) beban listrik yaitu dengan cara:
68
a. Memasukan sirkuit generator Turbin Uap ke Main Switch Board dengan memutar kunci
operasi pada posisi Run;
b. Kemudian putar kunci kontak pada posisi Run;
c. Perhatikan jarum sinkroniskop. Atur frekuensinya 50 Hz dan tegangannya menjadi 380
dengan switch pengatur;
d. Setelah keduanya sama, pindahkan beban dari generator mesin diesel ke generator turbin
uap secara perlahan-lahan(sedikit demi sedikit);
e. Bila telah selesai pemindahan beban listrik ke generator turbin uap, motor diesel sudah
bisa dimatikan. Beban diatasi oleh generator turbin uap.
5.9 Analisa Pemakaian Daya
Pemakaian daya pada PT.INDAPO yang beroperasi selama 15 jam pada hari senin
hingga jumat dan 14 jam pada hari sabtu dapat dilihat pada grafik berikut ini dimana data
diambil pada tanggal 3 - 9 desember 2012.
Grafik 5.1 Pemakaian daya harian
Grafik diatas menunjukan pada hari senin hingga sabtu dimana pabrik beroperasi
penuh menggunakan daya maksimum berturut-turut sebesar 1100 kW, 1097 kW, 1093 kW,
1098 kW, 1095 kW, 1088 kW. Sedangkan daya minimumnya sebesar 101 kW, 107 kW, 102
1100 1097 1093 1098 1095 1088
125
725.4 725.8 721.4 726 725.7
676.3
93
101 107 102 106 110
100
70
0
200
400
600
800
1000
1200
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
kW
Hari
Maximum Rata-rata Minimum
69
kW, 106 kW, 110 kW, 100 kW. Rata-rata daya yang terpakai sebesar 724.825 kW sedangkan
pada hari sabtu hanya sebesar 676 kW dikarenakan waktu operasi pabrik yang lebih sedikit.
Pada hari minggu daya dipakai untuk penerangan dimana daya maksimumnya sebesar 125
kW, dan daya minimumnya 70 kW.
Grafik 5.2 Pemakaian daya pada hari senin
Pada pukul 06:00 pemakaian daya untuk penerangan, pukul 07:00 dua buah generator
diaktifkan sebagai daya awal parbik dimana menghasilkan daya 200 kW. Kemudian pada
pukul 08:00 turbin dijalankan untuk mencapai daya yang diperlukan selama proses
pengolahan pada jam ini juga seluruh statiun dan mesin diaktifkan termasuk workshop dan
bengkel. Daya yang terpakai dari pukul 08:00 hingga pukul 14:00 sebesar 1100 kW. Setelah
itu pemakaian daya berkurang pada pukul 17:00 hingga 18:00 dimana workshop, dan bengkel
berhenti beroperasi sehingga hanya terpakai daya sebesar 950 kW. Namun pada pukul 19:00
daya yang terpakai naik kembali menjadi 1100 kW untuk penerangan pabrik hingga pukul
22:00. Pada pukul 22:30 pemakaian daya sebesar 300 kW untuk stasiun pengutipan minyak
hingga pukul 23:30. Setelah itu pabrik berhenti beroperasi dan pemakaian daya hanya untuk
penerangan dan perumahan karyawan sebesar 100 kW.
100 100
200
1100 1100 1100 1100
950 950
1100 1100 1100
300
300
100
0
200
400
600
800
1000
1200
06:0007:0007:3008:0010:0012:0015:0017:0018:0019:0020:0022:0022:3023:3000:00
kW
Pukul
70
Grafik 5.3 Pemakaian daya pada hari sabtu
Pemakaian daya pada pabrik di hari sabtu sama dengan hari senin namun pabrik hanya
beroperasi 14 jam pada hari sabtu dimana pada hari senin hingga jumat pabrik beroperasi
selama 15 jam.
5.10 Perawatan Pabrik
Demi menjaga kualitas hasil minyak dari pabrik maka PT.INDAPO melakukan
perawatan secara rutin terhadap mesin-mesin dan kebersihan pabrik. Pembersihan pabrik
dilakukan setiap hari minggu dimana mesin-mesin pabrik tidak beroperasi sehingga tidak
menggangu kinerja pengolahan pabrik. Pada keadaan dimana mesin harus dibongkar
dilakukan juga pada hari minggu kecuali mesin tersebut dapat menggangu kinerja
pengolahan.
Pembersihan yang dilakukan merupakan pembersihan secara umum yaitu
membersihkan lantai parbik dari serat-serat atau tandan yang terjatuh selama proses
pengolahan serta minyak-minyak CPO yang terjatuh serta melakukan pemeriksaan
menyeluruh keadaan fisik mesin.
100 100
200
1100 1100 1100 1100
950 950
1100 1100 1100
300
300
100
0
200
400
600
800
1000
1200
06:0007:0007:3008:0010:0012:0015:0017:0018:0019:0020:0021:0021:3022:3023:00
KW
Pukul
71
5.11 Perawatan Mesin
1. Boiler
Perawatan mesin boiler dilakukan secara berkala dan memakai bahan kimia
sebagai zat akali yang berupa nalco dan caustic soda. Perawatan-perawatan yang
dilakukan dapat dilihat pada tabel 6.1 berikut.
Tabel 5.1 Perawatan Boiler
NO. Jam Perawatan Keterangan
1 2 Pemeriksaan waterglass Pemeriksaan dilakukan pada
sistem otomatisnya
2 4 Pembersihan abu Abu ditarik dari dalam dapur
3 4 Pembersihan pipa Steam ditembakan untuk
membersihkan abu didalam pipa
4 20 Pembersihan boiler Abu samping dan bawah ditarik
untuk menjaga kebersihan
5 20 Pemeriksaan safety valve Steam sebesar 10 bar dimasukkan
untuk pemeriksaan
6 40 Ganti pelumas Pompa air, bearing, dan ID Fan
7 120 Ruang bakar Pemeriksaan dan pembersihan
dalam ruang bakar
8 240 Pelepasan dan pembersihan Rotor ID Fan, SA Fan dan FD Fan
dilepas dan dibersihkan
2. Turbin
Pada turbin uap perawatan dilakukan melalui suplier mesin turbin dimana
perawatan yang dilakukan setiap 10000 jam.
72
Tabel 5.2 Perawatan Turbin Uap
NO. Jam Perawatan Keterangan
1 500 Pembersihan oil filter
2 500 Pemeriksaan keadaan
minyak pelumas
Pemeriksaan minyak pelumas
diafblas untuk membuang
endapannya
3 500 Pemeriksaan kandungan air Kandungan air pada minyak
pelumas diperiksa, apabila banyak
mengandung uap air mesin
dihentikan dan dicari
penyebabnya
4 500 Pemeriksaan alat keamanan Alat-alat keamanan diperiksa dan
sesekali dicoba fungsinya
5 10000 Pemeriksaan gear box dan
bearing
Gear box casing dibuka dan
diperiksa bearing
6 10000 Pemeriksaan seluruh alat
pengaman
3. Sterilizer
Pemeriksaan yang utama dilakukan pada pipa-pipa blowdown secara rutin
untuk mencegah penggunaan pada saat terjadinya kebocoran dalam pipa yang
dapat mempengaruhi hasil rebusan, katup pengaman diperiksa keakuratannya,
setiap minggunya dilakukan pembersihan didalam silinder sterilizer, dan pada hari
minggu dilakukan juga pembersihan pada rail track.
4. Decanter
Perawatan mesin decanter cukup sederhana yaitu; Bearing dalam diberi
perlumas setiap 500 jam sebanyak 800gr, dan bearing luar setiap 8 jam diganti
pelumas sebanyak 35gr.
5. Screw Press
73
Perawatan utama dari mesin ini ialah pada speed reducer, spur gearbox dan
hydrolic, dimana ketiganya setiap 2000 jam diganti minyak pelumasnya.
6. Generator
Setiap 250 jam generator diganti minyak pelumas bersamaan dengan filter oil
dan filter solar.
7. Oil Purifier
Setiap 500 jam diganti minyak pelumasnya.
74
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Sesudah melaksanakan kerja praktek di PKL Deli Muda Produksi dan Manajemen
Perusahaan diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem pembangkit yang digunakan di PKS Deli Muda adalah ketel uap dengan
motor diesel sebagai pengerak awal. Jenis turbin uap yang digunakan di PKS Deli
Muda ini adalah jenis turbin impuls satu tingkat kecepatan (Turbin Curtis), dilihat
dari segi uap bekasnya termasuk jenis turbin uap non kondensing dimana uap
bekas turbin digunakan kembali untuk proses yang membutuhkan uap yaitu
sterilizer, pemanas air umpan, stasiun kernel dan lain sebagainya;
2. PKS Deli Muda memiliki 4 Generator dimana dua unit digunakan pada turbin uap
dan dua unit digunakan untuk motor diesel. Generator digunakan setiap pagi
sebagai pasokan listrik utama sebelum produksi berjalan;
3. Dalam pengoperasiannya, sesuai dengan kebutuhan daya untuk menyuplai operasi
pengolahan kelapa sawit, maka daya maksimum yang harus dibangkitkan sebesar
500 kW;
4. Perawatan pada pabrik dilakukan secara rutin terhadap mesin-mesin dan
kebersihan pabrik pada setiap minggu dimana mesin-mesin pabrik tidak beroperasi
sehingga tidak menggangu kinerja pengolahan pabrik. Pada keadaan dimana mesin
harus dibongkar dilakukan juga pada hari minggu kecuali mesin tersebut dapat
menggangu kinerja pengolahan;
5. Rata-rata pemakaian daya harian adalah sebesar 724.825 kW sedangkan pada hari
sabtu hanya sebesar 676 kW dikarenakan waktu operasi pabrik yang lebih sedikit.
Pemakaian daya maksimum pada pabrik adalah sebesar 1100 - 1085 kW,
sedangkan daya minimumnya sebesar 100 - 110 kW;
75
6.2 Saran
Adapun saran-saran yang mungkin dapat berguna adalah sebagai berikut:
1. Untuk meningkatkan efisiensi turbin uap disarankan untuk meningkatkan tekanan
pada boiler, meningkatkan temperatur superheated, menurunkan tekanan
kondensasi;
2. Untuk meningkatkan efisiensi boiler maka dapat dilakukan dengan cara menjaga
kebersihan boiler secara berkala, meningkatkan udara masukan, menaikan
temperatur feedwater;
3. Untuk mengurangi kebisingan dari mesin maka dapat dilakukan isolasi akustik
lapisan atau partisi akustik kandang untuk sumber radiasi suara dapat
meningkatkan ukuran pipa untuk mengurangi turbulensi uap atau memasangkan
noise diffuser pada mesin.
76
DAFTAR PUSTAKA
[1].Ghanni Abdul, "Struktur organisasi dan jenisnya", 2011.
[2].Tim Standarisasi Pengolahan Kelapa Sawit, Direktorat Jendral Perkebunan, Pengolahan
Kelapa Sawit dan Pengolahan Limbah Pabrik Kelapa Sawit, 1997, buku II, hal. 31
[3].Habibie Arif, "Makalah Teknologi pengolahan Kelapa Sawit menjadi CPO dan
PKO",2012
[4].Maxieng, "maintenance management", 2012
[5].identifikasi konsumsi energi listrik di pabrik kelapa sawit,
http://www.bumn.go.id/ptpn5/id/galeri/identifikasi-konsumsi-energi-listrik-di-pabrik-kelapa-
sawit/ (diakses 25 Juli 2013)
[6].Maxieng, "pembangkit listrik pabrik kelapa sawit", 2012
[7].Chatae, "Ketel Uap dan kelengkapannya", Pradnya Paramitha, Jakarta, 1975.
[8]Fritz Dietzel, "Turbin, Pompa dan Kompresor", Erlangga, Jakarta, 1996.
Flow Chart of the Palm oil mill (POM) PT.INDAPO - PKS Deli Muda
Panduan Kerja Praktek Teknik Mesin USU
77
FLOW CHART PALM OIL MILL PT. INDAH PONTJAN
DIGESTER
THRESHING
CAGES CRANE
STERILIZATION
LOADING RAMP
WEIGHING
Fresh fruit bunch
RECOVERY
TANK
CST
To FATFIT
HOT WT
BPV
PRESSING
EFB CRUSHING
RE-THRESHING
EFB PRESSING
CAKE
BREAKER
CONVEYOR
VIBRATING SCREEN
DEPERICARPER
NUT POLISHING DRUM
NUT GRADING DRUM
NUT SILO
BOILER
RIPPLE MILL
2 STAGE
WINNOWING
COLUMN(LTDS)
SHELL CYCLONE
SHELL BUNKER CLAY BATH/
HYDROCYCLONE
KERNEL SILO
BULK KERNEL
SILO
KERNEL DELIVERY TO PK CRUCHING PLANT
SHREDDER
CRUDE OIL TANK
CONTINUOUS
TANK
SAND
CYCLONE
DECANTER
PURE OIL
TANK
OIL Purifier
Vacuum oil dryer
CPO BULK
STORAGE TANK
CPO DELIVERY
TO REFINERY
CONTINUOUS
TANK
SAND CYCLONE
SAND CYCLONE
CENTRIFUGE/
SEPARATOR
SLUDGE PIT
De-oiling / Fat Pit Tank
KOLAM LIMBAH
BUFFER TANK
78
DENAH LOKASI PABRIK
79
TABEL ENTALPI