You are on page 1of 18

BAB I

PENDAHULUAN
UNICEF menyatakan, terdapat 30.000 kematian bayi di Indonesia dan 10 juta
kematian anak balita di dunia setiap tahunnya. UNICEF menyebutkan bukti ilmiah terbaru,
yang juga dikeluarkan oleh ournal !aediatri"s ini, bah#a bayi yang diberikan susu $ormula
memiliki kemungkinan untuk meninggal dunia pada bulan pertama kelahirannya. %an
peluang itu &' kali lebih tinggi dibandingkan bayi yang disusui oleh ibunya se"ara eksklusi$.
(ingginya angka kematian bayi di Indonesia maupun di dunia sebenarnya dapat diminimalisir
dengan salah satunya melakukan ra#at gabung.
In$eksi pada bayi baru lahir merupakan penyakit yang sangat sulit untuk diobati.
)ngka kematian akibat in$eksi di Indonesia yang tertinggi, khususnya in$eksi pada neonatus
masih merupakan masalah yang ga#at. %i akarta, khususnya di *+C, in$eksi nosokomial
merupakan 10-1'. dari morbiditas perinatal. )da berma"am "ara yang mampu kita
upayakan untuk pen"egahan in$eksi pada bayi baru lahir, salah satunya dengan melakukan
*a#at gabung /rooming in0, #alaupun $ungsi ra#at gabung tidak terbatas pada pen"egahan
in$eksi semata.
Untuk persalinan di rumah sakit terdapat modi$ikasi dalam praktek bah#a pada saat
kunjungan bayi ditempatkan dalam suatustation bayi agar tidak ada kontaminasi dari
pengunjung. Station bayi dibuat dengan dinding ka"a agar pengunjung dapat melihat
bayi.,eskipun selama ini masih banyak rumah sakit yang menerapkan ruangan khusus untuk
bayi terpisah dari ibunya, riset terakhir menunjukkan bah#a jika tidak ada masalah medis
maka tidak ada alasan untuk memisahkan ibu dari bayinya. 1ahkan makin seringnya ibu
melakukan kontak $isik langsung dengan bayi /skin to skin contact0 akan membantu
menstimulasi hormon prolaktin dalam memproduksi )ir +usu Ibu /)+I0. 2arena itu pada
tahun &00', American Academy of Pediatrics /))!0 mengeluarkan kebijakan agar ibu dapat
terus bersama bayinya di ruangan yang sama dan mendorong ibu untuk segera menyusui
bayinya kapanpun sang bayi menginginkannya. +emua kondisi tersebut akan membantu
kelan"aran dari produksi )+I.
*a#at gabung /rooming in0 ialah suatu sistem pera#atan di mana bayi serta ibu dira#at
dalam satu unit.
%alam pelaksanaanya, bayi harus selalu berada di samping ibu sejak segera setelah dilahirkan
sampai pulang. Ini bukan suatu hal yang baru. %i lingkungan rumah sakit dan rumah bersalin,
sistem pera#atan dalam satu ruangan /ra#at gabung0 di$ungsikan kembali.
Istilah ra#at gabung parsial yang dulu banyak dianut, yaitu ra#at gabung hanya dalam
beberapa jam seharinya, misalnya hanya siang hari saja sementara pada malam hari bayi
dira#at di kamar bayi, sekarang tidak dibenarkan dan tidak dipakai lagi. *a#at gabung
merupakan lanjutan dari early ambulation dimana memungkinan ibu memelihara anaknya.
Untuk persalinan di rumah sakit terdapat modi$ikasi dalam praktik bah#a pada saat
kunjungan bayi ditempatkan dalam suatu station bayi agar tidak ada kontaminasi dengan
pengunjung. +tation bayi dibuat dengan dinding ka"a agar pengunjung dapat melihat bayi.
)kan tetapi pada beberapa rumah sakit, bayi yang dira#at gabung, bayinya diletakan dalam
bo3 bayi yang mana bo3 bayinya diletakan di kaki ranjang ibunya. hal ini menyulitkan ibu
untuk menjangkau dan merespon bayinya. akan lebih membantu ibu apabila bayi diletakan
disamping ranjang ibunya. atau apabila tidak men"ukupi, bayi dapat dira#at bersama-sama
ibunya dalam satu ranjang, ini biasanya disebut bedding in. +atu tempat tidur ini memberikan
keuntungan khusus untuk menyusui, karena lebih memudahkan ibu untuk beristirahat dan
menyusui. bayi dapat menyusu di malam hari atau kapan saja saat ibunya tidur tanpa
mengganggunya. ranjang gabung juga membantu mengatasi masalah kekurangannya ruang di
bangsal untuk menampung tempat tidur bayi.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
*a#at gabung atau rooming in adalah suatu sistem pera#atan dimana ibu dan bayi dira#at
dalam satu unit. %i Indonesia, persalinan 40. terjadi di rumah dan bayinya langsung dira#at
gabung. %alam pelaksanaanya, bayi harus selalu berada di samping ibu sejak segera setelah
dilahirkan sampai pulang. Ini bukan suatu hal yang baru. %i lingkungan rumah sakit dan
rumah bersalin, sistem pera#atan dalam satu ruangan sudah di$ungsikan kembali.
5ambar &.1
2.2 Tujuan Rawat Gabun
6alaupun ra#at gabung seperti terlihat biasa, akan tetapi ada tujuan tertentu dibuatnya ra#at
gabung, yaitu 7
1. 1antuan emosional
+etelah menunggu selama sembilan bulan dan setelah lelah dalam proses persalinan, ibu
akan sangat bahagia bila dekat dengan bayinya. Ibu dapat membelai-belai bayi, mendengar
tangis bayi, men"ium-"ium, dan memperhatikan bayinya yang tidur di sampingnya.
8ubungan kedua makhluk ini sangat penting untuk saling mengenal terutama pada hari-
hari pertama setelah persalinan. 1ayi akan memperoleh kehangatan tubuh ibu, suara ibu,
kelembutan, dan kasih saying ibu /bonding effect0.
&. !enggunaan air susu ibu
)+I adalah makanan bayi yang terbaik. !roduksi )+I akan lebih "epat dan lebih
banyak bila dirangsang sedini mungkin dengan "ara menetekkan sejak bayi lahir hingga
selama mungkin. !ada hari-hari pertama, yang keluar adalah "olostrum yang jumlahnya
sedikit. (idak perlu kha#atir bah#a bayi akan kurang minum, karena bayi harus
kehilangan "airan pada hari-hari pertama dan adsorpsi usus juga sangat terbatas.
3. !en"egahan in$eksi
!ada tempat pera#atan bayi dimana banyak bayi disatukan, in$eksi silang sulit
dihindari. %engan ra#at gabung, lebih mudah men"egah in$eksi silang. 1ayi yang melekat
pada kulit ibu akan memperoleh trans$er antibodi dari ibu. 2olostrum yang mengandung
antibodi dalam jumlah tinggi, akan melapisi seluruh permukaan kulit dan saluran
pen"ernaan bayi, dan diserap oleh bayi sehingga bayi akan mempunyai kekebalan yamg
tinggi. 2ekebalan ini akan men"egah in$eksi, terutama pada diare.
9. !endidikan kesehatan
2esempatan melaksanakan ra#at gabung dapat diman$aatkan untuk memberikan
pendidikan kesehatan kepada ibu, terutama primipara. Ibu memerlukan pendidikan
kesehatan terutama mengenai teknik menyusui, memandikan bayi, mera#at tali pusat,
pera#atan payudara, dan nasehat makanan yang baik. 2einginan ibu untuk bangun dari
tempat tidur, menggendong bayi, dan mera#at sendiri akan memper"epat mobilisasi
sehingga ibu akan lebih "epat pulih dari persalinan
2.! "anfaat Rawat Gabun
,an$aat dan keuntungan ra#at gabung ditinjau dari berbagai aspek dan sesuai tujuanya
adalah sebagai berikut 7
1. )spek !sikologis
%engan ra#at gabung, antara ibu dan bayi akan terjalin proses lekat /bonding0. *asa
aman, kasih sayang, dan per"aya pada orang lain /basic trust0 merupakan dasar
terbentuknya rasa per"aya diri pada bayi. 8al ini sangat mempengaruhi perkembangan
psikologis bayi selanjutnya. ri persalinan.
&. )spek Fisiologis
%engan ra#at gabung, bayi dapat disusui dengan $rekuensi yang lebih sering dan
menimbulkan re$lek prolaktin yang mema"u proses produksi )+I dan re$le3 oksitosin
yang membantu pengeluaran )+I memper"epat in:olusi rahim. !emberian )+I ekslusi$
dapat juga dipergunakan sebagai metode 2eluarga 1eren"ana, asal memenuhi syarat yaitu
usia bayi belum berusia ; bulan, ibu belum haid lagi, dan bayi masih diberikan )+I se"ara
eksklusi$.
3. )spek Fisik
%engan ra#at gabung, ibu dengan mudah menyusui kapan saja bayi
menginginkannya. %engan demikian, )+I "epat keluar karena dapat rangsangan dari
isapan bayi.
9. )spek Ekonomi
%engan ra#at gabung, pemberian )+I dapat dilakukan sedini mungkin sehingga
anggaran penggeluaran untuk membeli susu $ormula dan peralatan untuk membuatnya
dapat dihemat. *uang bayi tidak perlu ada dan ruang dapat digunakan untuk hal yang lain.
<ama ra#at juga bisa dikurangi sehingga pergantian pasien bisa lebih "epat.
'. )spek Edukati$
%engan ra#at gabung ibu, terutama yang primipara, akan mempunyai pengalaman
menyusui dan mera#at bayinya. Ibu juga segera dapat mengenali perubahan $isik atau
perilaku bayi dan menanyakan pada petugas hal-hal yang di anggap tidak #ajar. +arana ini
dapat juga dipakai sebagai sarana pendidikan bagi keluarga.
;. )spek ,edis
%engan ra#at gabung, ibu mera#at bayinya sendiri. 1ayi juga tidak terpapar dengan
banyak petugas sehingga in$eksi nosokomial dapat di"egah. %i samping itu, kolostrum
yang banyak mengandung berbagai =at protekti$ akan "epat keluar dan memberikan daya
tahan bagi bayi
2.# S$a%at Rawat Gabun
2egiatan ra#at gabung dimulai sejak ibu bersalin di kamar bersalin dan di bangsal
pera#atan pas"a persalinan. ,eskipun demikian penyuluhan tentang man$aat dan
pentingnya ra#at gabung sudah dimulai sejak ibu pertama kali memeriksakan
kehamilannya di poliklinik asuhan antenatal.
(idak semua bayi atau ibu dapat segera dira#at gabung. 1ayi dan ibu yang dapat dira#at
gabung
1. <ahir spontan dengan presentasi kepala.
&. 1erat badan bayi saat lahir &'00 - 9000 gram.
3. Umur kehamilan 3; - 9& minggu.
9. 1ayi tidak as$iksia setelah lima menit pertama /nilai )pgar minimal >0.
'. (idak terdapat tanda-tanda in$eksi intrapartum.
;. 1ila lahir dengan tindakan, maka ra#at gabung dilakukan setelah bayi "ukup sehat,
re$leks mengisap baik, tidak ada tanda in$eksi dan sebagainya.
>. 1ayi yang lahir dengan sektio sesarea dengan anestesia umum, ra#at gabung dilakukan
segera setelah ibu dan bayi sadar penuh /bayi tidak mengantuk0, misalnya 9-; jam
setelah operasi selesai. 1ayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu masih mendapat
in$us.
4. Ibu dalam keadaan sehat jasmani dan rohani.
2.& K'nt%a In(i)asi Rawat Gabun
a. !ihak Ibu
a0 Fungsi kardiorespiratorik yang tidak baik
!asien penyakit jantung klasi$ikasi II dianjurkan untuk sementara tidak menyusui sampai
keadaan jantung "ukup baik. 1agi pasien jantung klasi$ikasi III tidak dibenarkan
menyusui. !enilaian akan hal ini harus dilakukan dengan hati-hati.
b0 Eklampsia dan preeklampsia berat
2eadaan ibu yang tidak baik dan pengaruh obat-obatan untuk mengatasi penyakit
biasanya menyebabkan kesadaran menurun sementara sehingga ibu belum sadar
betul.(idak diperbolehkan )+I dipompa dan diberikan pada bayi.
"0 !enyakit in$eksi akut dan akti$
1ahaya penularan pada bayi yang dikha#atirkan. (uberkolosis paru yang akti$ dan
terbuka merupakan kontra indikasi mutlak. !ada sepsis keadaan ibu biasanya buruk dan
tidak akan mampu menyusui. 1anyak perdebatan mengenai penyakit in$eksi apakah
dibenarkan menyusui atau tidak.
d0 2arsinoma payudara
!asien dengan karsinoma payudara harus di"egah jangan sampai )+I-nya keluar karena
mempersulit penilaian penyakitnya. )pabila menyusui ditakutkan adanya sel-sel
karsinoma yang terme0
e0 !sikosis
!enderita psikosis tidak dapat dikontrol keadaan ji#anya. ,eskipun pada dasarnya ibu
saying pada bayinya, tetapi ada kemungkinan penderita psikosis membuat "edera pada
bayinya.
b. !ihak 1ayi
a0 1ayi kejang
2ejang-kejang pada bayi akibat "edera persalinan atau in$eksi yang tidak memungkinkan
untuk disusui karena ditakutkan adanya bahaya aspirasi saat disusui. 2esadaran bayi yang
menurun juga tidak memungkinkan bayi untuk disusui oleh ibunya.
b0 1ayi yang sakit berat
1ayi dengan penyakit jantung atau paru -paru atau penyakit lain yang memerlukan
pera#atan intensi$ tertentu tidak mungkin menyusu dan dira#at gabung.
"0 1ayi yang memerlukan obser:asi ketat atau terapi khusus
+elama obser:asi, ra#at gabung tidak dapat dilaksanakan. +etelah keadaan membaik bayi
boleh dira#at gabung kembali. Ini yang disebut ra#at gabung tidak langsung.
d0 Very Low Birth Weight /1erat 1adan <ahir +angat *endah0
*e$leks menghisap dan re$le3 lain pada bayi kondisi seperti ini belum baik sehingga
tidak mungkin menyusus dan dira#at gabung.
e0 Ca"at ba#aan
%iperlukan persiapan mental ibu untuk menerima keadaan bah#a bayinya "a"at. Ca"at
ba#aan yang mengan"am ji#a bayi merupakan kontra indikasi mutlak. Ca"at ringan
seperti labios"hisis, palatis"hisis, bahkan labiopalatos"hisis masih memungkinkan untuk
disusui, tetapi dengan menggunakan sonde agar tidak aspirasi.
$0 2elainan metaboli" dimana bayi tidak dapat menerima )+I
2.* Pe+a)sanaan Rawat Gabun
+ebagai pedoman penatalaksanaan ra#at gabung telah disusun tata kerja sebagai berikut 7
1. %i !oliklinik 2ebidanan
a. ,emberikan penyuluhan mengenai kebaikan )+I dan ra#at gabung.
b. ,emberikan penyuluhan mengenai pera#atan payudara, makanan ibu hamil, ni$as,
pera#atan bayi, dan lain ? lain.
". ,endemonstrasikan pemutaran $ilm, slide mengenai "ara ? "ara mera#at payudara,
memandikan bayi, mera#at tali pusat, 2eluarga 1eren"ana, dan sebagainya.
d. ,engadakan "eramah, tanya ja#ab dan moti:asi 2eluarga 1eren"ana.
e. ,enyelenggarakan senam hamil dan ni$as.
$. ,embantu ibu ? ibu yang mempunyai masalah ? masalah dalam hal kesehatan ibu
dan anak sesuai dengan kemampuan.
g. ,embuat laporan bulanan mengenai jumlah pengunjung, akti:itas, hambatan dan
lain ? lain.
&. %i 2amar 1ersalin
a. 1ayi yang memenuhi syarat pera#atan bergabug dilakukan pera#atan bayi baru lahir
seperti biasa.
b. 2riteria yang diambil sebagai syarat untuk dira#at bersama ibunya adalah 7
10 Nilai )!5)* lebih dari >.
&0 1erat badan lebih dari &'00 gr, kurang dari 9000 gr.
30 2ehamilan lebih dari 3; minggu, kurang dari 9& minggu.
90 <ahir spontan, presentasi kepala.
'0 (anpa in$eksi intrapartum.
;0 Ibu sehat.
". %alam jam pertama setelah lahir, bayi segera disusukan kepada ibunya untuk
meragsang pengeluaran )+I.
d. ,emberikan penyuluhan mengenai )+I dan pera#atan bergabung terutama bagi yang
belum mendapat penyuluhan di poliklinik.
e. ,engisi status !3-)+I se"ara lengkap dan benar.
$. Catat pada lembaran penga#asan, jam berapa bayi baru lahir dan jam berapa bayi
disusukan kepada ibunya.
g. !ersiapan agar bayi dan ibunya dapat bersama ? sama ke ruangan.
3. %i *uangan !era#atan.
a. 1ayi diletakkan di dalam tempat tidur bayi yang ditempatkan di samping
tempat tidur ibu.
b. 6aktu berkunjung bayi dan tempat tidurnya dipindahkan ke ruangan lain.
". !era#at harus memperhatikan keadaan umum bayi dan dapat dikenali keadaan ?
keadaan yang tidak normal serta kemudian melaporkan kepada dokter jaga.
d. 1ayi boleh menyusu se#aktu bayi menginginkan.
e. 1ayi tidak boleh diberi susu dari botol.
$. 1ila )+I masih kurang, boleh ditambahkan air putih atau susu $oemula dengan sendok.
g. Ibu harus dibantu untuk dapat menyusui bayinya dengan baik, juga untuk mera#at
payudaranya.
h. 2eadaan bayi sehari ? hari di"atat dalam status !3 ? )+I.
i. 1ila bayi sakit atau perlu diobser:asi lebih teliti, bayi dipindahkan ke ruang pera#atan
bayi baru lahir.
j. 1ila ibu dan bayi boleh pulang, sekali lagi diberi penerangan tentang "ara ? "ara
mera#at bayi dan pemberian )+I serta pera#atan payudara dan makanan ibu
menyusui.
k. 2epada ibu diberikan leaflet mengenai hal tersebut dan di pesan untuk memeriksakan
bayinya & minggu kemudian.
l. +tatus !3 ? )+I setelah dilengkapi, dikembalikan ke ruangan $ollo# ? up.
4. Di Ruang Follow Up
a. !emeriksaan di ruang $ollo# ? up meliputi pemeriksaan bayi dan keadaan
)+I.
b. )kti:itas di ruang $ollo# ? up meliputi 7
10 ,enimbang berat bayi.
&0 )namnesis makanan bayi dan keluhan yang timbul.
30 ,enge"ek keadaan )+I.
90 ,emberi nasihat mengeni makanan bayi, "ara menyusukan bayi dan makanan ibu
yang menyusukan.
'0 ,emberikan peraturan makanan bayi.
;0 !emeriksaan bayi oleh dokter anak.
>0 !emberian imunisasi menurut instruksi dokter.
2., -a)t'%.-a)t'% $an "e/0ena%u1i Kebe%1asi+an Rawat Gabun
2eberhasilan ra#at gabung yang mendukung peningkatan penggunaan )+I dipengaruhi
oleh banyak $aktor antara lain sosial-budaya, ekonomi, tatalaksana rumahsakit, sikap
petugas, pengetahuan ibu, lingkungan keluarga, adanya kelompok pendukung
peningkatan penggunaan )+I /2!-)+I0 dan peraturan tentang peningkatan )+I atau
pemasaran susu $ormula.
1. !eranan sosial budaya
2emajuan teknologi, perkembangan industri, urbanisasi dan pengaruh kebudayaan 1arat
menyebabkan pergeseran nilai sosial budaya masyarakat. ,emberi susu $ormula dianggap
modern karena memberi ibu kedudukan yang sama dengan dengan ibu-ibu golongan atas.
2etakutan akan mengendornya payudara menyebabkan ibu enggan menyusui bayinya.
1agi ibu yang sibuk dengan urusan di luar rumah, sebagai #anita karir atau isteri seorang
pejabat yang selalu dituntun mendampingi kegiatan suami, hal ini dapat menghambat
usaha peningkatan penggunaan )+I. +ebagian ibu tersebut pada umumnya berasal dari
golongan menengah-atas "enderung untuk memilih susu $ormula daripada menyusui
bayinya. ika tidak mungkin membagi #aktu, seyogyanya hanya ibu yang sudah tidak
menyusui saja yang boleh dibebani tugas sampingan di luar rumah. %alam hal ini peranan
suami atau instansi di mana suami bekerja sebaiknya memahami betul peranan )+I bagi
perkembangan bayi. Iklan menarik melalui media massa serta pemasaran susu $ormula
dapat mempengaruhi ibu untuk enggan memberikan )+I nya. )palagi iklan yang
menyesatkan seolah-olah dengan teknologi yang super"anggih dapat membuat susu
$ormula sebaik dan semutu susu ibu, atau bahkan lebih baik daripada susu ibu. )danya
kandungan suatu nutrien yang lebih tinggi dalam susu $ormula dibanding dalam )+I
bukan jaminan bah#a susu tersebut sebaik susu ibu apalagi lebih baik. 2omposisi nutrien
yang seimbang dan adanya =at antibodi spesi$ik dalam )+I menjamin )+I tetap lebih
unggul dibanding susu $ormula.
&.Faktor ekonomi
+eperti disebutkan di atas, beberapa #anita memilih bekerja di luar rumah. 1agi #anita
karir, hal ini dilakukan bukan karena tuntutan ekonomi, melainkan karena status, prestise,
atau memang dirinya dibutuhkan. !ada sebagian kasus lain, ibu bekerja di luar rumah
semata karena tekanan ekonomi, di mana penghasilan suami dirasa belum dapat
men"ukupi kebutuhan keluarga. 5aji pega#ai negeri yang relati$ rendah dapat dipakai
sebagai alasan utama istri ikut membantu men"ari na$kah dengan bekerja di luar rumah.
,emang tidak ada yang perlu disalahkan dalam masalah ini.
%engan bekerja di luar rumah, ibu tidak dapat berhubungan penuh dengan bayinya.
)khirnya ibu "enderung memberikan susu $ormula dengan botol. 1ila bayi telah mengenal
dot@botol maka ia akan "enderung memilih botol. %engan demikian $rekuensi penyusuan
akan berkurang dan menyebabkan produksi menurun. 2eadaan ini selanjutnya mendorong
ibu untuk menghentikan pemberian )+I, tidak jarang terjadi se#aktu masa "utinya belum
habis. Ibu perlu didukung untuk memberi )+I penuh pada bayinya dan tetap berusaha
untuk menyusui ketika ibu telah kembali bekerja.
,oti:asi untuk tetap memberikan )+I meskipun ibu harus berpisah dengan bayinya
adalah $aktor utama dalam keberhasilan ibu untuk mempertahankan penyusuannya.
!endirian tempat penitipan bayi dekat @ di tempat ibu bekerja merupakan hal yang sangat
penting.
3. !eranan tatalaksana rumah sakit @ rumah bersalin
!eranan tatalaksana atau kebijakan rumah sakit @ rumah bersalin sangat penting mengingat
kini banyak ibu yang lebih menginginkan melahirkan di pelayanan kesehatan yang lebih
baik. (atalaksana rumah sakit yang tidak menunjang keberhasilan menyusui harus
dihindari, seperti 7
A 1ayi dipuasakan beberapa hari, padahal re$le3 isap bayi paling kuat adalah
A pada jam-jam pertama sesudah lahir. *angsangan payudara dini akan
A memper"epat timbulnya re$leks prolaktin dan memper"epat produksi )+I.
A ,emberikan makanan pre-lakteal, yang membuat hilangnya rasa haus sehingga bayi
enggan menetek.
A ,emisahkan bayi dari ibunya. (idak adanya sarana ra#at gabung menyebabkan ibu
tidak dapat menyusui bayinya nir-jad#al.
A ,enimbang bayi sebelum dan sesudah menyusui, dan jika pertambahan berat badan
tidak sesuai dengan harapan maka bayi diberi susu $ormula. 8al ini dapat menimbulkan
rasa kuatir pada ibu yang memperngaruhi produksi )+I.
A !enggunaan obat-obatan selama proses persalinan, seperti obat penenang, atau preparat
ergot, yang dapat menghambat permulaan laktasi. *asa sakit akibat episiotomi atau
robekan jalan lahir dapat mengganggu pemberian )+I.
A !emberian sampel susu $ormula harus dihilangkan karena akan membuat ibu salah
sangka dan menganggap bah#a susu $ormula sama baik bahkan lebih baik daripada
)+I. %alam hal ini perlu kiranya dibentuk klinik laktasi yang ber$ungsi sebagai tempat
ibu berkonsultasi bila mengalami kesulitan dalam menyusui. (idak kalah pentingnya
ialah sikap dan pengetahuan petugas kesehatan, karena #alaupun tatalaksana rumah
sakit sudah baik bila sikap dan pengetahuan petugas masih belum optimal maka
hasilnya tidak akan memuaskan.
9. Faktor-$aktor dalam diri ibu sendiri
1eberapa keadaan ibu yang mempengaruhi laktasi adalah 7
- 2eadaan gi=i ibu
2ebutuhan tambahan kalori dan nutrien diperlukan sejak hamil. +ebagian kalori
ditimbun untuk persiapan produksi )+I. +eorang ibu hamil dan menyusui perlu
mengkonsumsi makanan dalam jumlah yang "ukup dan seimbang agar kuantitas dan
kualitas )+I terpenuhi. %engan demikian diharapkan bayi dapat tumbuh kembang se"ara
optimal selama 9 bulan pertama hanya dengan )+I /menyusui se"ara eksklusi$0.
- !engalaman @ sikap ibu terhadap menyusui
Ibu yang berhasil menyusui anak sebelumnya, dengan pengetahuan dan pengalaman "ara
pemberian )+I se"ara baik dan benar akan menunjang laktasi berikutnya. +ebaliknya,
kegagalan menyusui di masa lalu akan mempengaruhi pula sikap seorang ibu terhadap
penyusuan sekarang. %alam hal ini perlu ditumbuhkan moti:asi dalam dirinya se"ara
sukarela dan penuh rasa per"aya diri mampu menyusui bayinya. !engalaman masa
kanak-kanak, pengetahuan tentang )+I, nasihat, penyuluhan, ba"aan, pandangan dan
nilai yang berlaku di masyarakat akan membentuk sikap ibu yang positi$ terhadap
masalah menyusui.
- 2eadaan emosi
5angguan emosional, ke"emasan, stres $isik dan psikis akan mempengaruhi produksii
)+I. +eorang ibu yang masih harus menyelesaikan kuliah, ujian, dsb., tidak jarang
mengalami )+I nya tidak dapat keluar. +ebaliknya, suasana rumah dan keluarga yang
tenang, bahagia, penuh dukungan dari anggota keluarga yang lain /terutama suami0, akan
membantu menunjang keberhasilan menyusui. %emikian pula lingkungan kerja akan
berpengaruh ke arah positi$, atau sebaliknya.
- 2eadaan payudara
1esar ke"il dan bentuk payudara tidak mempengaruhi produksi )+I. (idak ada jaminan
bah#a payudara besar akan menghasilkan lebih banyak )+I atau payudara ke"il
menghasilkan lebih sedikit. !roduksi )+I lebih banyak ditentukan oleh $aktor nutrisi,
$rekuensi pengisapan puting dan $aktor emosi. +ehubungan dengan payudara, yang
penting mendapat perhatian adalah keadaan puting. !uting harus disiapkan agar lentur
dan menjulur, sehingga mudah ditangkap oleh mulut bayi. %engan puting yang baik,
puting tidak mudah le"et, re$leks mengisap menjadi lebih baik, dan produksi )+I
menjadi lebih baik juga.
- !eran masyarakat dan pemerintah
2eberhasilan laktasi merupakan proses belajar-mengajar. %iperlukan kelompok dalam
masyarakat di luar petugas kesehatann yang se"ara sukarela memberikan bimbingan
untuk peningkatan penggunaan )+I. 2elompok ini dapat diberi nama 2elompok
!endukung )+I /2!-)+I0, yang dapat meman$aatkan kegiatan posyandu dengan
membuat sema"am pojok )+I.
'. 2ebijakan-kebijakan pemerintah *I sehubungan penggunaan )+I
a. Inpres no.19 @ 1B>'
,enko 2esra selaku koordinator pelaksana menetapkan bah#a salah satu program
dalam usaha perbaikan gi=i adalah peningkatan penggunaan )+I.
b. !ermenkes no.&90 @ 1B4'
,elarang produsen susu $ormula untuk men"antumkan kalimat-kalimat promosi
produknya yang memberikan kesan bah#a produk tersebut setara atau lebih baik
mutunya daripada )+I.
". !ermenkes no.>; @ 1B>'
,engharuskan produsen susu kental manis /+2,0 untuk men"antumkan pada label
produknya bah#a +2, tidak "o"ok untuk bayi, dengan #arna tulisan merah dan "ukup
men"olok.
d. ,elarang promosi susu $ormula yang dimaksudkan sebagai )+I di semua sarana
pelayanan kesehatan.
e. ,enganjurkan menyusui se"ara eksklusi$ sampai bayi berumur 9-; bulan dan
menganjurkan pemberian )+I sampai anak berusia & tahun.
$. ,elaksanakan ra#at gabung di tempat persalinan milik pemerintah maupun s#asta.
g. ,eningkatkan kemampuan petugas kesehatan dalam hal !!-)+I sehingga petugas
tersebut terampil dalam melaksanakan penyuluhan pada masyarakat luas.
h. !en"anangan !eningkatan !enggunaan )+I oleh 1apak !residen se"ara nasional pada
peringatan 8ari Ibu ke-;& /&& %esember 1BB00.
i. Upaya penerapan 10 langkah untuk berhasilnya menyusui di semua rumah sakit, rumah
bersalin dan puskesmas dengan tempat tidur.
2.2 Kesu+itan Rawat Gabun
6alaupun telah digalakkan ra#at gabung di setiap tempat persalinan, ternyata masih
terdapat kesulitan dalam pelaksanaannya yaitu 7
1. 2asus tidak terda$tar belum memperoleh penyuluhan sehingga masih takut
menerima ra#at gabung.
&. 2ekurangan tenaga pelaksana untuk penyuluhan dan pendidikan kesehatan untuk
men"apai tujuan yang maksimal.
3. +e"ara terpaksa masih digunakan susu $ormula untuk keadaan-keadaan dimana )+I
sangat sedikit, yaitu ibu yang mengalami tindakan operati$ dan belum pulih
kesadarannya.
2.3 "et'(e Kanu%u 4Kangaroo Care5
1ayi yang lahir prematur, biasanya memiliki berat badan di ba#ah rata-rata bayi yang
lahir normal. Untuk mera#at bayi prematur, ada beberapa metode yang dapat dilakukan,
diantaranya adalah metode kanguru. ,etode kanguru atau pera#atan bayi lekat yang
ditemukan sejak tahun 1B43, memang sangat berman$aat untuk mera#at bayi yang lahir
dengan berat badan rendah baik selama pera#atan di rumah sakit ataupun di rumah.
!ada metode ini, si bayi digendong lekat ke dada layaknya induk kanguru memasukkan
anaknya ke dalam kantung. ,etode kanguru mampu memenuhi kebutuhan bayi prematur
dengan menyediakan situasi dan kondisi yang mirip dengan rahim ibu. %engan begini
maka si bayi mendapatkan peluang untuk dapat beradaptasi baik dengan dunia luar.
,etode kanguru ini tidak hanya dapat membuat bayi prematur jadi mudah beradaptasi
dengan dunia luar, tetapi juga berman$aat bagi si ibu yang sedang memproduksi )+I.
1eberapa man$aat lainnya antara lain adalah meningkatkan hubungan emosi ibu dan
anak, menstabilkan suhu tubuh, denyut jantung, serta perna$asan bayi. 1elum lagi juga
metode ala binatang khas )ustralia ini juga dapat memperbaiki keadaan emosi ibu dan
bayi, termasuk mengurangi lama menangis si bayi. +elain itu juga karena dapat
mempersingkat masa ra#at di rumah sakit, maka resiko terin$eksi selama ra#at inap di
rumah sakit pun berkurang.
Untuk metode kanguru, seorang bayi juga harus memiliki kriteria tertentu, karena tidak
semua bayi prematur dengan berat badan kurang. ,etode ini biasanya dilakukan pada
bayi yang memiliki berat badan kurang dari &000 gram. +elain itu juga si bayi tidak
mempunyai kelainan ataupun penyakit ba#aan. !erkembangan bayi selama dalam
inkubator pun harus memiliki "atatan yang baik, dengan re$leks dan koordinasi isap yang
tidak bermasalah.
(abel &.1 <angkah ? <angkah !elaksanaan (eknik 2anguru
No <angkah ? <angkah
1.
&.
bayi terletak di dada ibu dengan kepala agak sedikit mendongak.
1isa juga bila ibu mengenakan baju yang longgar, lalu posisikan si bayi di antara
belahan payudara. (angkupkan baju dan ikatkan selendang agar bayi tidak jatuh
dan nyaman posisinya /tidak melorot0.
3.
9.
'.
;.
%apat juga digunakan handuk ataupun kain gendongan yang lebar untuk
menyokong tubuh bayi agar menempel erat di dada ibu. Ini akan membuat ibu
juga dapat berakti:itas dengan bebas.
!ada #aktu tidur, ibu dapat memposisikan diri setengah duduk, bisa juga dengan
meletakkan bantal di belakang punggung.
ika ibu lelah, metode kanguru ini juga bisa digantikan oleh orang lain, asal
terlebih dulu diajari posisinya untuk menghindari bayi salah posisi.
BAB III
KESI"PULAN
(ingginya angka kematian bayi di Indonesia dapat diminimalisir salah satunya dengan
melaksanakan ra#at gabung /rooming in0, bahkan in$eksi nosokomial pada penatalaksanaan
ra#at gabung dapat kita tekan. *a#at gabung /rooming in0 adalah satu "ara pera#atan di
mana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam
sebuah ruangan, kamar atau tempat bersama-sama selama &9 jam penuh dalam seharinya.
(ujuan ra#at gabung adalah agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin kapan
saja dibutuhkan, ibu dapat melihat dan memahami "ara pera#atan bayi yang benar seperti
yang dilakukan oleh petugas, ibu mempunyai pengalaman dalam mera#at bayinya sendiri
selagi ibu masih di rumah sakit dan yang lebih penting lagi, ibu memperoleh bekal
keterampilan mera#at bayi serta menjalankannya setelah pulang dari rumah sakit.
!ada ra#at gabung inisiasi dini dan pemberian )+I eksklusi$ adalah hal yang perlu
dimengerti setiap ibu. %isamping man$aat ragam nutrisi yang dimiliki, )+I diminati karena
praktis dan mudah diberikan pada si ke"il, bahkan proses menyusui seringkali dijadikan
momen untuk meningkatkan kedekatan hubungan emosi antara ibu dan buah hati. +elain
beberapa alasan yang telah disampaikan sebelumnya, berdasarkan hasilsejumlah penelitian
terhadap komposisi )+I, ditemukan bah#a di dalam )+I terdapat bakteri, terutama dari
kelompok Bifidobakteria dan Laktobasili yang merupakan kelompok bakteri yang
menguntungkan.
8al baru yang mungkin masih kurang dipahami oleh ibu-ibu di Indonesia adalah
,etode 2anguru /Kangaroo Care), dimana bayi digendong lekat ke dada layaknya induk
kanguru memasukkan anaknya ke dalam kantung bayi bagi bayi prematur. ,etode kanguru
mampu memenuhi kebutuhan bayi prematur dengan menyediakan situasi dan kondisi yang
mirip dengan rahim ibu. %engan begini maka si bayi mendapatkan peluang untuk dapat
beradaptasi baik dengan dunia luar.
!emberian makanan pralakteal pada bayi seharusnya dihindari, tetapi hal yang
menjadi titik pengetahuan ibu adalah bagaimana inisiasi dini dan kangaroo care dilakukan,
bagaimana teknik menyusui serta "ara meningkatkan produksi )+I dan yang paling penting
adalah bagaimana meningkatkan kesadaran untuk mau memberikan )+I kepada bayinya.
%engan demikian kita bisa ikut andil dalam pen"anangan Crganisasi2esehatan %unia /68C0
dalam pekan )+I sedunia, untuk menyelamatkan 1 juta bayi. <ebih dari 10 juta anak-anak di
dunia ini meninggal sebelum menginjak usia 3 tahun yang pada umumnya disebabkan oleh
penyakit yang sesungguhnya dapat di"egah.
DA-TAR PUSTAKA
1. !ra#irohardjo, +ar#ono. &00>. Ilmu 2ebidanan. akarta 7 Uni:ersitas Indonesia.
&. ,appi#ali, )srul. *ooming In. /online0 &010 /1 Cktober &0100 7 ):ailable $rom 7
U*< 71tt0677www.s8%ib(.8'/7('87123*!*!#7Rawat.Gabun.R''/in.in.
3. +tikes +urabaya. *a#at 5abung /*ooming In0. /online0 &010 /1 Cktober &0100

You might also like