You are on page 1of 162

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 1





Spesifikasi Teknis
















9.1. PENDAHULUAN
9.1.1. Pendahuluan
Spesifikasi teknis ini merupakan ketentuan yang harus dibaca bersama-sama dengan
gambar-gambar yang keduanya menguraikan pekerjaan yang harus dilaksanakan. Istilah
pekerjaan mencakup suplai dan instalasi seluruh peralatan dan material yang harus
dipadukan dalam konstruksi-konstruksi, yang diperlukan menurut dokumen-dokumen
kontrak, serta semua sumber daya dan tenaga kerja yang dibutuhkan untuk memasang
dan menjalankan peralatan dan material tersebut. Spesifikasi untuk pekerjaan yang harus
dilaksanakan dan material yang harus disepakati, harus diterapkan baik pada bagian di
mana spesifikasi tersebut ditemukan maupun bagian-bagian lain dari pekerjaan di mana
pekerjaan atau material tersebut dijumpai.
9.1.2. Lokasi Pekerjaan
Lokasi pekerjaan berada di Jl. By Pass IDA Bagus Mantra, Ds. Ketewel, Kec. Sukawati,
Kab. Gianyar serta beberapa titik pengambilan air (tapping points) di sepanjang Jl. By Pass
IDA Bagus Mantra dan Jl. By Pass Ngurah Rai. Pekerjaan di lokasi tapping points harus
dikoordinasikan dengan Penyedia Barang/Jasa Lain (dari paket APBD) yang
melaksanakan pembangunan pipa transmisi. Di sepanjang jalur pipa transmisi terdapat 6
persimpangan dengan 5 titik tapping yang memerlukan kerja sama antara kedua Penyedia
Barang/Jasa, antara lain di Persimpangan Jembatan Tukad Petanu, Tapping Point Saba,
Tapping Point Ketewel, Tapping Point Waribang, Tapping Point Pelabuhan Benoa, dan
Tapping Point Estuary Dam. Lokasi pekerjaan secara khusus akan ditunjukkan oleh Direksi
dan dapat dilihat pada gambar-gambar rencana terlampir.

Spesifikasi teknis disusun oleh Kelompok Kerja Pengadaan berdasarkan jenis
pekerjaan yang akan dilelangkan dengan ketentuan:
1) Tidak mengarah kepada merk/produk tertentu dan tidak menutup
kemungkinan digunakannya produksi dalam negeri.
2) Semaksimal mungkin diupayakan menggunakan standar nasional.
3) Metoda pelaksanaan harus logis, realistik dan dapat dilaksanakan.
4) Jadwal waktu pelaksanaan harus sesuai dengan metoda pelaksanaan.
5) Harus mencantumkan macam, jenis, kapasitas dan jumlah peralatan utama
minimal yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan.
6) Harus mencantumkan syarat-syarat bahan yang dipergunakan dalam
pelaksanaan pekerjaan.
7) Harus mencantumkan syarat-syarat pengujian bahan dan hasil produk.
8) Harus mencantumkan kriteria kinerja produk (Output Performance) yang
diinginkan.
9) harus mencantumkan tata cara pengukuran dan tata cara pembayaran


Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 2
Tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa di lokasi pembangunan meliputi seluruh areal
proyek mulai dari intake air baku hingga pipa transmisi air minum tepat di luar gerbang IPA
(sekitar jalan raya). Di samping itu, di dalam hal pekerjaan di lokasi tapping points,
Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab terhadap penyambungan pada pipa transmisi
yang akan dibangun oleh Penyedia Barang/Jasa Lain (paket APBD) melalui pengadaan
dan pemasangan pipa dan fitting/accesories berikut sensor dan peralatan pendukung
lainnya serta segala peralatan dan perlengkapan yang harus disediakan di dalam box
valve. Pengadaan box valve berikut penutupnya akan disediakan oleh Penyedia
Barang/Jasa Lain (paket APBD).

9.1.3. Tanda Papan Nama
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara tanda atau papan
nama yang diperlukan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi. Tanda atau papan
nama tersebut memuat informasi antara lain Nama Instansi Pemilik Pekerjaan, Penyedia
Barang/Jasa; nama paket pekerjaan; nilai kontrak, jangka waktu pelaksanaan, dan sumber
pendanaan.
Apabila ada, juga dilengkapi dengan gambar/peta lokasi yang menunjukkan jalur
pemasangan pipa dengan perkiraan lama pekerjaan dan juga perubahan arus lalu lintas
dan sebagainya, yang semuanya dimaksud sebagai informasi kepada masyarakat luas.

Papan nama harus dipasang di tempat yang telah ditentukan oleh direksi. Pada saat
penyelesaian pekerjaan papan nama tersebut harus disingkirkan.

9.1.4. Ruang Lingkup Pekerjaan
Ruang lingkup pekerjaan sesuai dengan gambar dan sesuai dengan yang tertera pada
daftar kuantitas (form rencana anggaran biaya). Secara garis besar, Penyedia Barang/Jasa
bertanggung jawab pada pembangunan IPA beton dengan kapasitas 300 L/dt di lokasi
pekerjaan berikut peralatan dan perlengkapannya sehingga dapat berfungsi dengan baik
sesuai dengan yang direncanakan. Di samping itu, Penyedia Barang/Jasa juga
mengerjakan pengadaan dan pemasangan sistem perpipaan serta sensor kapasitas dan
kualitas air yang harus diintegrasikan sistem monitoringnya dengan sistem di IPA.

Penyedia Barang/Jasa harus berkoordinasi dan bekerja sama dengan Penyedia
Barang/Jasa lain yang melaksanakan pembangunan pipa transmisi Sistem Petanu.
Pelaksanaan pembangunan yang melibatkan atau terkait dengan Penyedia Barang/Jasa
lain harus disampaikan terlebih dahulu dengan Direksi Pekerjaan dan Pengawas Lapangan
untuk dilakukan rapat teknis pembahasan pelaksanaan pekerjaan dan pembagian
tanggung jawab masing-masing. Rapat teknis pembahasan harus melibatkan wakil dari
kedua Penyedia Barang/Jasa dan wakil dari kedua Direksi dan Pengawas Lapangan.

9.1.5. Perizinan
Setelah penyedia barang/jasa ditunjuk, bila pekerjaan ini memerlukan izin dari instansi lain
yang berwenang, maka penyedia barang/jasa yang bersangkutan harus menyelesaikan
perizinan tersebut. Direksi, dalam batas-batas kewenangannya, akan membantu untuk
menyiapkan surat-surat resminya, tetapi segala biaya yang diperlukan untuk perizinan
tersebut merupakan tanggung jawab penyedia barang/jasa.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 3
Pekerjaan di lapangan tidak diperkenankan untuk dimulai apabila perizinan yang diperlukan
belum diperoleh.

Apabila pada saat melaksanakan pekerjaan terdapat suatu bangunan atau material yang
menghalangi pekerjaan, dan jika untuk membongkar bangunan/material tersebut harus
memerlukan perizinan dan biaya tambahan, maka hal tersebut terlebih dahulu harus
didiskusikan dengan direksi untuk mencari jalan keluarnya.

9.1.6. Pekerjaan-pekerjaan Sementara
Jalan masuk ke lokasi, termasuk pada sarana perlengkapan lain seperti jembatan darurat
dan sebagainya, yang bersifat sementara harus disiapkan oleh penyedia barang/jasa. Jika
diperlukan jembatan-jembatan darurat, maka penyedia barang/jasa harus
merencanakannya dengan lebar minimal 3,50m dari kayu atau material lain yang cukup
kuat untuk menahan muatan gandar 5ton, atau dengan perencanaan yang disetujui oleh
pihak direksi. Penyedia barang/jasa wajib memelihara sarana tersebut dan kalau tidak
dipergunakan lagi harus dibongkar, dirapihkan kembali seperti keadaan semula atau
seperti yang disyaratkan oleh direksi. Biaya untuk keperluan tersebut merupakan tanggung
jawab Penyedia Barang/Jasa.

Penyedia barang/jasa harus membuat saluran-saluran untuk pembuangan semua air
bekas dan sisa buangan dari pekerjaan-pekerjaan, termasuk pekerjaan sementara, yang
ditimbulkan di mana saja. Cara pembuangan harus tidak merusak lingkungan setempat
dan tidak mengganggu pihak-pihak yang mempunyai kepentingan terhadap tanah atau
saluran/anak sungai di mana air bekas dan sisa buangan akan dibuang.

Pembuatan jalan sementara apabila menurut direksi diperlukan harus dilakukan atau diatur
dengan baik sebagai berikut:
1. Bila tidak ditetapkan lain oleh direksi, pengupasan muka tanah yang ada dengan
kedalaman tidak kurang 0,3m dan lebar disesuaikan dengan kebutuhan atau sesuai
petunjuk direksi.
2. Tanah bawah jalan (subgrade) terdiri dari lapisan tanah tanah merah atau yang
sejenis sesuai persetujuan direksi yang dipadatkan dengan baik dengan ketebalan
minimum 0,5m.
3. Lapisan bawah dasar (subbase course) terdiri dari lapisan agregat yang dipadatkan
dengan baik dengan ketebalan minimum 0,2m dan juga diisi dengan kerikil.
4. Perkerasan permukaan yang terbuat dari kerikil pasir dengan ketebalan minimum tidak
kurang 0,1m dipadatkan dan dirawat dengan baik sampai selesainya pekerjaan. Jika
diperlukan perbaikan, Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab terhadap biaya
perbaikan tersebut.
Biaya untuk pekerjaan-pekerjaan sementara harus sudah diperhitungkan di dalam biaya
penawaran oleh Penyedia Barang/Jasa.

9.1.7. Pembangunan Kantor Sementara dan Gudang Milik Penyedia Barang/Jasa
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan kantor sementara dan gudang yang akan
digunakan sendiri oleh Penyedia Barang/Jasa agar diperoleh kelancaran dalam
pelaksanaan pekerjaan. Kantor sementara digunakan untuk pengelolaan yang baik,
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 4
membangun dan mengawasi pekerjaan sesuai dengan kontrak dan gudang sementara
Penyedia Barang/Jasa untuk penyimpanan alat, mesin dan bahan lainnya menyangkup
mateial penyambung (jointing material). Biaya untuk penyediaan kantor sementara dan
gudang sementara termasuk penjaganya harus sudah diperhitungkan di dalam biaya
penawaran oleh Penyedia Barang/Jasa.

Penyedia Barang/Jasa harus menempatkan dan memilih lokasi-lokasi untuk kantor
dan/atau gudang dan memberi tahu pemilik untuk persetujuannya, kecuali apabila
ditetapkan lain oleh direksi. Sebelum dimulainya pembangunan kantor sementara dan
gudang tersebut, Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan desain untuk memperoleh
persetujuan direksi.

A. Kantor Sementara Penyedia Barang/Jasa
Kantor harus memiliki ruangan yang cukup dilengkapi dengan peralatan kantor, ruang rapat
dan ruangan kerja untuk direksi dan stafnya. Kantor harus dilengkapi dengan:
1. Fasilitas air bersih dan penerangan yang memadai
2. Kamar kecil dan tanki septik dengan bidang resapannya

Penyedia Barang/Jasa harus menyimpan paling sedikit satu set dokumen kontrak, jadwal
pelaksanaan dan data-data terkait dengan kontrak dan gambar kerja dan/atau gambar
pelaksanaan.

B. Gudang Sementara Penyedia Barang/Jasa
Penyedia Barang/Jasa harus mengatur gudang sementara dengan atap yang memadai
untuk melindunginya dari hujan dan dengan peralatan pengatur sirkulasi udara. Lantai
gudang harus bebas dari rembesan air tanah dan sekiling gudang dijaga dari kemungkinan
pencurian dan kerusakan selama periode pelaksanaan pembangunan.

9.1.8. Pekerjaan Perbaikan Kembali
Setelah penyelesaian konstruksi, bila diperintahkan oleh direksi, pekerjaan-pekerjaan
sementara tersebut harus dibongkar dan dikembalikan seperti keadaan semula. Semua
bahan yang tersisa harus dibuang, lapisan tanah atas harus dikembalikan menutup lokasi
pekerjaan semula. Semua bangunan yang rusak dan utilitas yang ada harus diperbaiki
secara memadai, sampai serupa keadaan semula.

9.1.9. Penyediaan Air, Tenaga Listrik dan Lampu Penerangan
Alat yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan harus disediakan oleh penyedia
barang/jasa, termasuk peyediaan peralatan dan perpipaan sementara untuk mengangkut
air ke lokasi pekerjaan, sehingga tidak akan mempengaruhi kelancaran pekerjaan. Biaya
untuk keperluan tersebut menjadi tanggung jawab penyedia barang/jasa. Kualitas air yang
diisyaratkan ditentukan pada bagian lain dari spesifikasi teknis ini.

Tenaga listrik yang diperlukan bagi pelaksanaan pekerjaan harus disediakan sendiri oleh
penyedia barang/jasa dengan jenis dan kapasitas yang sesuai dengan pekerjaan yang
akan dilaksanakan dan harus ada persetujuan dari direksi. Penyediaan tenaga listrik
tersebut termasuk pula kabel-kabel, alat-alat pengukur serta fasilitas pengaman yang
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 5
diperlukan dan lampu-lampu penerangan untuk menjamin lancarnya pelaksanaan
pekerjaan. Harus tersedia cukup penerangan sehingga semua pekerjaan dapat dilakukan
secara wajar bila keadaan kurang cukup sinar matahari atau/pada saat malam hari.

9.1.10. Gambar-Gambar Kerja
Gambar-gambar rencana untuk pekerjaan ini akan diberikan kepada penyedia barang/jasa
dan merupakan bagian yang tak terpisahkan dari dokumen kontrak. Gambar-gambar
tersebut adalah gambar-gambar yang paling akhir setelah diadakan perubahan-perubahan
dan merupakan patokan bagi pelaksanaan pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib
melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang ditentukan. Apabila
ada perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi yang berhubungan
dengan hal tersebut, harus dilaporkan kepada Direksi untuk ditentukan pekerjaan yang
harus dilaksanakan.

Tidak dibenarkan untuk menarik keuntungan dari kesalahan-kesalahan, kekurangan-
kekurangan pada gambar atau perbedaan ketentuan antar gambar rencana dan spesifikasi
teknis. Apabila ternyata terdapat kesalahan, kekurangan, perbedaan dan hal-hal lain yang
meragukan, penyedia barang/jasa harus mengajukannya kepada direksi secara tertulis,
kemudian direksi akan mengoreksi atau menjelaskan gambar-gambar tersebut untuk
kelengkapan yang telah disebutkan dalam spesifikasi teknis. Koreksi akibat penyimpangan
keadaan lapangan terhadap gambar rencana akan ditentukan oleh direksi dan
disampaikan secara tertulis kepada penyedia barang/jasa.

Jadwal pekerjaan dan gambar kerja harus diserahkan untuk disetujui oleh direksi sebelum
pekerjaan dimulai. Paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan pekerjaan, penyedia
barang/jasa harus menyerahkan gambar kerja (shop drawing) kepada pihak direksi
sebanyak 3 (tiga) rangkap, termasuk perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan
gambar tersebut.

Gambar kerja untuk semua pekerjaan harus senantiasa disimpan di lapangan. Gambar-
gambar tersebut harus berada dalam kondisi baik, dapat dibaca dan merupakan hasil revisi
terakhir. Penyedia barang/jasa juga harus menyiapkan gambar-gambar yang menunjukan
perbedaan antara gambar rencana dan gambar kerja. Semua biaya untuk itu menjadi
tanggung jawab penyedia barang/jasa.

9.1.11. Gambar Pelaksanaan (As Built Drawing)
Penyedia Barang/Jasa harus membuat gambar pelaksanaan (as-built) yang digambar
dengan skala yang sama dengan skala gambar perencanaan. Gambar pelaksanaan
tersebut harus diserahkan selama pekerjaan berlangsung maupun setelah penyelesaian
pekerjaan.

Gambar tersebut harus memperlihatkan semua perlengkapan instalasi, baik bangunan,
sistem perpompaan, sistem kabel, sistem drainasi, sistem pipa (fitting/accessories) serta
perubahan lain seperti pada arah jalur pipa, ruang valve (katup), lubang kontrol (manholes)
ukuran pipa atau sejenisnya. Kesemuanya harus diperlihatkan dengan adanya pengikatan
terhadap muka tanah pada bangunan permanen.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 6

9.1.12. Ukuran-Ukuran
Ukuran-ukuran yang tertera pada gambar adalah ukuran sebenarnya dan gambar tersebut
adalah gambar berskala. Jika terdapat perbedaaan antara ukuran dan gambarnya, maka
penyedia barang/jasa harus segera meminta pertimbangan dari Direksi dan para ahli untuk
menetapkan mana yang benar.

9.1.13. Peralatan
Semua peralatan yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan ini harus disediakan oleh
penyedia barang/jasa. Sebelum suatu tahapan pekerjaan dimulai, penyedia barang/jasa
harus mempersiapkan seluruh peralatan yang dibutuhkan untuk pelaksanaan tahap
pekerjaan tersebut.

Penyediaan peralatan di tempat pekerjaan, dan persiapan peralatan pekerjaan harus
terlebih dahulu mendapat penelitian dan persetujuan dari direksi. Tanpa persetujuan
direksi, penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan untuk memindahkan peralatan yang
diperlukan dari lokasi pekerjaan.

Kerusakan yang timbul pada sebagian atau keseluruhan peralatan yang akan mengganggu
kelancaran pelaksanaan pekerjaan harus segera diperbaiki atau diganti hingga direksi
menganggap pekerjaan dapat dimulai.

9.1.14. Penyediaan Material
Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua material seperti yang disebutkan
dalam daftar kuantitas (daftar rencana anggaran biaya) kecuali ditentukan lain di dalam
dokumen kontrak.

Untuk material-material yang disediakan oleh direksi, penyedia barang/jasa harus
mengusahakan transportasi dari gudang yang ditentukan ke lokasi pekerjaan. Penyedia
barang/jasa harus memeriksa dahulu material-material tersebut dan harus bertanggung
jawab atas pengangkutan sampai di lokasi pekerjaan. Penyedia barang/jasa harus
mengganti material yang rusak atau melengkapi yang kurang akibat oleh cara
pengangkutan yang salah atau hilang akibat kelalaian penyedia barang/jasa.

Semua peralatan dan material yang disediakan dan pekerjaan yang dilaksanakan harus
sesuai dengan spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak. Dokumentasi
nama produsen material dan peralatan yang digunakan, termasuk cara kerja, kemampuan,
laporan pengujian dan informasi penting lainnya mengenai hal ini harus tersedia. Bila
menurut pendapat direksi hal-hal tersebut tidak memuaskan atau tidak sesuai dengan
spesifikasi teknis yang ditentukan dalam dokumen kontrak, maka harus diganti oleh
penyedia barang/jasa tanpa biaya tambahan.

Semua peralatan dan material harus disuplai dengan urutan dan waktu sedemikian rupa
sehingga dapat menjamin kelancaran pelaksanaan pekerjaan dengan memperhitungkan
jadwal untuk pekerjaan lainnya.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 7
9.1.15. Contoh-Contah Material
Contoh-contoh material harus segera ditentukan dan diambil dengan cara pengambilan
contoh menurut Acuan Normatif yang disetujui direksi. Contoh-contoh harus
menggambarkan secara nyata kualitas material yang akan dipakai pada pelaksanaan
pekerjaan.

Contoh-contoh yang telah disetujui direksi harus disimpan terpisah dan tidak tercampur
atau terkotori yang dapat mengurangi kualitas material tersebut. Penawaran Penyedia
Barang/Jasa harus sudah termasuk biaya yang diperlukan untuk pengujian material.

Jika dalam spesifikasi teknis ini tidak disebutkan harus menggunakan material-material dari
jenis atau merk tertentu, maka penyedia barang/jasa harus meminta petunjuk direksi untuk
menentukan jenis atau merk material yang baik dan dapat diperbolehkan untuk digunakan
dalam pelaksanaan pekerjaan ini. Penyedia barang/jasa dapat mengusulkan untuk
mengganti dengan produk atau merk material yang baik dan diperbolehkan dengan
ketentuan sekurang-kurangnya mempunyai kualitas dan spesifikasi yang setara atau lebih
baik serta harus disetujui oleh direksi.

9.1.16. Perlindungan Terhadap Cuaca
Penyedia barang/jasa dengan tanggungan sendiri dan dengan persetujuan direksi terlebih
dahulu harus mengusahakan langkah-langkah dan peralatan yang diperlukan untuk
melindungi pekerjaan dan bahan-bahan serta peralatan yang digunakan agar tidak rusak
atau berkurang mutunya karena pengaruh cuaca.

9.1.17. Pematokan
Penyedia barang/jasa harus mengerjakan pematokan untuk menentukan kedudukan dan
peil bangunan sesuai dengan gambar rencana. Pekerjaan ini seluruhnya harus mendapat
persetujuan direksi terlebih dahulu sebelum memulai pekerjaan selanjutnya. Direksi dapat
melakukan revisi pemasangan patok tersebut bila dipandang perlu. Penyedia barang/jasa
harus mengerjakan revisi tersebut sesuai dengan petunjuk direksi.

Sebelum memulai pekerjaan pemasangan patok, penyedia barang/jasa harus
memberitahukan kepada direksi sekurang-kurangnya 2 (dua) hari sebelumnya, sehingga
direksi dapat mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan untuk melakukan
pengawasan.

Pekerjaan pematokan yang telah selesai, diukur oleh penyedia barang/jasa untuk
mendapat persetujuan direksi. Hanya hasil pengukuran yang telah disetujui direksi yang
dapat digunakan sebagai dasar untuk pembayaran pekerjaan. Penyedia barang/jasa wajib
menyediakan alat-alat ukur dengan perlengkapannya, juru ukur serta pekerjaan lain yang
diperlukan oleh direksi untuk melakukan pemeriksaan untuk melakukan
pemeriksaan/pengujian hasil pengukuran.

Semua tanda-tanda di lapangan yang diberikan oleh direksi atau dipasang sendiri oleh
penyedia barang/jasa harus tetap dipelihara dan dijaga dengan baik oleh penyedia
barang/jasa. Apabila ada yang rusak harus segera diganti dengan yang baru dan meminta
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 8
kembali persetujuan dari direksi. Bila terdapat penyimpangan dari gambar rencana,
penyedia barang/jasa harus mengajukan 3 (tiga) rangkap gambar penampang dari daerah
yang dipatok tersebut. Direksi akan membubuhkan tanda tangan persetujuan dari
pendapat/revisi pada satu copy gambar tersebut dan mengembalikannya kepada penyedia
barang/jasa. Setelah diperbaiki, penyedia barang/jasa harus mengajukan kembali gambar
hasil revisinya. Gambar-gambar tersebut harus dibuat pada kertas kalkir atau dengan
piranti lunak (Computer Aided Design) CAD agar memungkinkan untuk direproduksi
kembali dengan kualitas yang baik. Semua gambar-gambar yang telah disetujui harus
diserahkan kepada direksi dalam kalkir asli dan 2 (dua) salinan hasil reproduksinya atau
cetak plotting sebanyak 3 (tiga) salinan. Ukuran dan huruf yang digunakan pada gambar
tersebut harus sesuai dengan ketentuan direksi.

9.1.18. Rambu-Rambu
Di tempat-tempat yang dipandang perlu, penyedia barang/jasa harus menyediakan rambu-
rambu untuk keperluan kelancaran lalu lintas dan dapat menempatkan petugas pengatur
lalu lintas (apabila diperlukan). Tanda-tanda tersebut harus cukup jelas untuk menjamin
keselamatan lalu lintas. Apabila pekerjaan harus memotong/menyeberangi jalan dengan
lalu lintas padat, penyedia barang/jasa harus melaksanakan pekerjaan secara bertahap
atau apabila dipandang perlu dilaksanakan pada malam hari dengan rambu dan
penerangan yang memadai. Segala biaya untuk keperluan tersebut harus sudah termasuk
di dalam penawaran Penyedia Barang/Jasa.

9.1.19. Program Kerja
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan rencana kerja secara detail dan harus diserahkan
kepada direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum pelaksanaan suatu tahapan pekerjaan
dimulai.

Rencana kerja tersebut harus mencakup:
a. Usulan waktu untuk pengadaan, pembuatan dan suplai berbagai material dan
bagian pekerjaan.
b Usulan waktu untuk pengadaan dan pengangkutan bagian-bagian lain ke
lapangan.
c Usulan waktu dimulainya serta rencana selesainya setiap bagian pekerjaan
dan/atau pemasangan berbagai bagian pekerjaan termasuk pengujiannya.
d Usulan jumlah jam kerja bagi tenaga-tenaga yang disediakan oleh penyedia
barang/jasa.
e Jumlah tenaga kerja yang dipakai pada setiap tahapan pekerjaan dengan
disertai latar belakang pendidikan, pengalaman serta penugasannya.
f Jenis serta jumlah mesin-mesin dan peralatan yang akan dipakai pada
pelaksanaan pekerjaan.
g Cara pelaksanaan pekerjaan.

Program kerja tersebut antara lain dituangkan dalam bentuk Kurva-S beserta lampiran
penjelasan.

9.1.20. Pemberitahuan Untuk Memulai Pekerjaan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 9
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memberikan penjelasan tertulis selengkapnya
apabila direksi memerlukan penjelasan tentang tempat-tempat asal mula material yang
didatangkan untuk suatu tahap pekerjaan sebelum mulai pelaksanaan tahapan tersebut.
Dalam keadaan apapun, penyedia barang/jasa tidak dibenarkan untuk memulai pekerjaan
yang sifatnya permanen tanpa mendapat persetujuan terlebih dahulu dari direksi.

Pemberitahuan yang jelas dan lengkap harus terlebih dahulu disampaikan kepada direksi
sebelum memulai pekerjaan, agar direksi mempunyai waktu yang cukup untuk
mempertimbangkan persetujuannya.

Pelaksanaan pekerjaan-pekerjaan yang menurut direksi penting, harus dihadiri dan diawasi
langsung oleh direksi atau wakilnya. Pemberitahuan tentang akan dilaksanakannya
pekerjaan-pekerjaan tersebut harus sudah diterima oleh direksi selambat-lambatnya 2
(dua) hari sebelum pekerjaan dilaksanakan.

9.1.21. Rapat-Rapat
Apabila dipandang perlu, direksi dan/atau penyedia barang/jasa dapat mengadakan rapat-
rapat dengan mengundang penyedia barang/jasa dan konsultan serta pihak-pihak tertentu
yang berkaitan dengan pembahasan dan permasalahan pelaksanaan pekerjaan. Semua
hasil/risalah rapat merupakan ketentuan yang bersifat mengikat bagi penyedia barang/jasa.

9.1.22. Prestasi Kemajuan Pekerjaan
Prestasi kemajuan pekerjaan ditentukan dengan jumlah prosentasi pekerjaan yang telah
diselesaikan penyedia barang/jasa dan disetujui oleh direksi. Persentase pekerjaan ini
dihitung dengan membandingkan nilai volume pekerjaan yang telah diselesaikan terhadap
nilai kontrak keseluruhan.

Pembayaran akan dilakukan sesuai dengan prestasi kemajuan pekerjaan berdasarkan
harga satuan yang tercantum dalam kontrak.

9.1.23. Penyelesaian Pekerjaan
Pekerjaan harus mencakup seluruh elemen yang diperlukan walaupun tidak diuraikan
secara khusus dalam spesifikasi teknis dan gambar-gambar, namun tetap diperlukan agar
hasil pelaksanaan pekerjaan dapat berfungsi dengan baik secara keseluruhan sesuai
dengan kontrak.

Penyedia barang/jasa harus menguji hasil pekerjaan setiap tahap dan/atau secara
keseluruhan sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknisnya. Apabila dari hasil pengujian
terdapat bagian pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, penyedia barang/jasa dengan
biaya sendiri harus melaksanakan perbaikan sampai dengan hasil pengujian ulang berhasil
dan dapat diterima oleh direksi.

9.1.24. Laporan-Laporan
Selama periode pekerjaan di lapangan, penyedia barang/jasa harus membuat laporan
harian dan laporan mingguan yang menggambarkan kemajuan pekerjaan. Laporan
tersebut memuat sekurang-kurangnya informasi yang mencakup:
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 10
a. Uraian mengenai kemajuan kerja yang sesungguhnya dicapai menjelang akhir
minggu.
b. Jumlah personil yang bertugas selama minggu tersebut.
c. Material dan barang-barang serta peralatan yang disediakan.
d. Kondisi cuaca.

9.1.25. Spesifikasi Untuk Pekerjaan Sipil
Acuan normatif dari pekerjaan sipil adalah sebagai berikut:
SNI 07-0076-1987 Tali kawat baja
SNI 03-0349-1989 Bata beton untuk pasangan dinding
SNI 03-1727-1989 Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung.
SNI 03-1738-1989 Panduan pengujian CBR lapangan
SNI 03-1742-1989 Metode pengujian kepadatan ringan untuk tanah
SNI 03-1743-1989 Metode pengujian kepadatan berat untuk tanah
SNI 03-1744-1989 Metode pengujian CBR laboratorium
SNI 05-0820-1989 Baja profil I, C dan L
SNI 03-1749-1990 Cara penentuan besar butir agregat untuk adukan dan beton
SNI 03-1750-1990 Mutu dan cara uji agregat beton
SNI 03-1753-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 70 mikron agregat kasar untuk beton
SNI 03-1754-1990 Cara penentuan butir halus lebih kecil dari 50 mikron agregat kasar untuk beton
SNI 03-1756-1990 Cara penentuan kadar zat organik agregat halus untuk beton
SNI 03-1765-1990 Cara uji butiran pipih dan panjang agregat untuk beton
SNI 03-1964-1990 Metode pengujian berat jenis tanah
SNI 03-1965-1990 Metode pengujian kadar air tanah
SNI 03-1966-1990 Metode pengujian batas plastis
SNI 03-1967-1990 Metode pengujian batas cair dengan alat casagrande
SNI 03-1968-1990 Metode pengujian tentang analisis saringan agregat halus dan kasar
SNI 03-1969-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar
SNI 03-1970-1990 Metode pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus
SNI 03-1971-1990 Metode pengujian tentang kadar air agregat
SNI 03-1972-1990 Metode pengujian slump beton
SNI 03-1974-1990 Metode pengujian kuat tekan beton
SNI 03-2417-1991 Metode pengujian keausan agregat dengan mesin los angeles
SNI 03-2455-1991 Metode pengujian laboratorium traxial A
SNI 03-2458-1991 Metode pengambilan contoh untuk campuran beton segar
SNI 03-2493-1991 Pembuatan dan perawatan benda uji beton di laboratorium
SNI 03-2495-1991 Spesifikasi bahan tambahan untuk beton
SNI 15-2530-1991 Metoda pengujian kehalusan Semen Portland
SNI 15-2531-1991 Metode pengujian berat jenis Semen Portland
SNI 03-2647-1992 Tata cara perhitungan struktur beton untuk bangunan gedung
SNI 03-2813-1992 Metode pengujian geser langsung tanah terkonsolidasi dengan drainase
SNI 03-2815-1992 Metode pengujian laboratorium traxial B (benda uji tanah)
SNI 03-2816-1992 Metode pengujian kotoran organik dalam pasir untuk campuran mortar dan
beton
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 11
SNI 03-2819-1992 Metode pengukuran debit sungai dan saluran terbuka dengan alat ukur tipe
baling-banling
SNI 03-2828-1992 Metode pengujian kepadatan lapangan dengan alat konus pasir
SNI 03-2832-1992 Metode pengujian untuk mendapatkan kepadatan tanah maksimum dengan
kadar air optimum.
SNI 03-2914-1992 Spesifikasi beton bertulang kedap air
SNI 03-3402-1994 Metode pengujian berat isi beton ringan struktural
SNI 03-3407-1994 Sifat kekekalan bentuk agregat terhadap larutan sodium sulfat
SNI 03-3422-1994 Metode pengujian batas susut tanah
SNI 03-3423-1994 Metode pengujuan analisis ukuran butir tanah dengan alat hidrometer
SNI 15-2049-1994 Semen Portland
SNI 03-3976-1995 Tata cara pengadukan dan pengecoran beton
SNI 15-3758-1995 Semen adukan pasangan
SNI 03-4142-1996 Metode pengujian jumlah bahan dalam agregat yang lolos saringan no. 200
(0,0075 mm)
SNI 03-4431-1997 Metode pengujian lentur beton normal dengan 2 titik pembebanan
SNI 03-4804-1998 Metode pengujian berat isi rongga udara dalam agregat.
SNI 03-6154-1999 Kawat boronjong.
SNI 03-2094-2000 Bata merah pejal untuk pasangan dinding
SNI 03-2834-2000 Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI 03-6451-2000 Metode pengujian kuat lentur semen hidrolik
SNI 03-6477-2000 Metode penentuan nilai 10% kehalusan untuk agregat.
SNI 07-6401-2000 Spesifikasi kawat baja dengan proses kanal dingin untuk tulangan beton
SNI 03-1729-2002 Tata cara perencanaan struktur baja untuk bangunan gedung
SNI 03-2491-2002 Metode pengujian kuat tarik belah beton.
SNI 03-2835-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan tanah
SNI 03-3449-2002 Tata cara perancangan campuran beton ringan dengan agregat ringan.
SNI 03-6762-2002 Metode pengujian tiang pancang terhadap bahan lateral
SNI 03-6796-2002 Metode pengujian untuk menentukan daya dukung tanah dengan beban statis
pada pondasi dangkal
SNI 03-6806-2002 Tata cara perhitungan beton tidak bertulang struktural
SNI 03-6812-2002 Anyaman kawat baja polos yang dilas untuk tulangan beton
SNI 03-6814-2002 Tata cara pelaksanaan sambungan mekanis untuk tulangan beton
SNI 03-6817-2002 Metode pengujian mutu air untuk digunakan dalam beton
SNI 03-6820-2002 Spesifikasi agregat halus untuk pekerjaan adukan dan plesteran dengan bahan
dasar semen
SNI 03-6821-2002 Spesifikasi agregat ringan untuk batu cetak beton pasangan dinding
SNI 03-6825-2002 Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen portland untuk pekerjaan sipil
SNI 03-6861.2-2002 Spesifikasi bahan bangunan bagian B (bahan bangunan dari besi/baja)
SNI 03-6880-2002 Spesifikasi beton struktural
SNI 03-6882-2002 Spesifikasi motar untuk pekerjaan pasangan
SNI 03-6889-2002 Tata cara pengambilan contoh agregat
SNI 03-6897-2002 Tata cara perhitungan harga satuan pekerjaan dinding
AASHTO M133-86 Pengawetan kayu untuk tiang pancang

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 12
9.2. PEKERJAAN

9.2.1 Pekerjaan Tanah

9.2.1.1. Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata
ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Penyedia barang/jasa harus
meminta persetujuan Direksi untuk menetapkannya.

Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu
dan lain sebagainya harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya
5,0 cm dan harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5 m (kecuali
dinyatakan lain dalam gambar rencana). Lubang drainase tersebut diletakkan sedikit di atas
peil pembuangan air.

Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok
atau beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok
penahan tanah atau pelindung-pelindung erosi.

9.2.1.2. Pembersihan Tempat Pekerjaan
Seluruh pepohonan, semak belukar dan akar-akar pohon di dalam daerah batas pekerjaan
untuk seluruh panjang dari bangunan dan ditambah dengan jarak 1 m pada kedua ujung
dari bangunan harus dibersihkan dan ditebang, termasuk setiap pohon di luar batas-batas
ini yang diperkirakan dapat jatuh dan menghalangi bangunan, kecuali ada pernyataan lain
yang tertera di dalam syarat-syarat khusus dan gambar rencana.

Bagian atas tanah tanaman harus tersendiri digali sampai kira-kira kedalaman 20 cm dan
ditimbun di satu tempat yang layak. Apabila diperlukan, tanah tersebut dapat digunakan
lagi.

Pembersihan dan pengupasan di luar batas daerah pekerjaan tidak diberikan pembayaran
kepada Penyedia barang/jasa, kecuali pekerjaan tersebut atas permintaan dari Direksi dan
persetujuan dari pengguna barang/jasa.

Bila dinyatakan syarat-syarat khusus atau diperintahkan oleh Direksi bahwa pepohonan
rindang dan tanaman ornamen tertentu akan dipertahankan, maka pepohonan/tanaman
tersebut harus dijaga betul dari kerusakan. Apabila terjadi kerusakan pada pepohonan atau
tanaman ornamen tersebut, perbaikan/penggantiannya dibebankan atas biaya Penyedia
barang/jasa sendiri.

Pepohonan yang harus disingkirkan, harus ditebang sedemikian rupa dengan tidak
merusak pepohonan/tanaman lain yang dipertahankan, semua pohon, batang pohon, akar
dan sebagainya harus dibongkar dengan kedalaman minimal 20 cm di bawah permukaan
tanah asli dari permukaan akhir (ditentukan oleh permukaan mana yang lebih rendah).
Bersama-sama dengan seluruh jenis sampah dalam segala bentuknya harus dibuang pada
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 13
tempat yang telah ditentukan dari tempat pekerjaan menurut cara yang praktis atau
dikubur.

Pohon-pohon yang ditebang, tidak diperkenankan jatuh pada milik perorangan, tanpa izin
khusus dari pemiliknya, dan penyedia barang/jasa atas tanggungannya menyingkirkan
pohon-pohon tersebut atau membiarkan di tempat semula dengan persetujuan tertulis dari
pemiliknya.

Seluruh kerusakan termasuk pagar, yang terjadi pada saat pembersihan, harus diperbaiki
oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya sendiri. Pembakaran sampah sangat tidak
dianjurkan. Namun, apabila akan dilakukan pembakaran hasil penebangan, Penyedia
barang/jasa harus meminta persetujuan kepada Direksi dan memberitahukan kepada
penghuni terhadap milik-milik yang berbatasan dengan pekerjaan minimal 48 jam
sebelumnya. Penyedia barang/jasa akan selalu bertindak sesuai dengan peraturan
pemerintah yang berlaku mengenai pembakaran di tempat terbuka.

Pada pelaksanaan pembersihan, Penyedia barang/jasa harus berhati-hati untuk tidak
mengganggu setiap patok-patok pengukuran, pipa-pipa atau tanda-tanda lainnya.
Perhitungan pembiayaan untuk pekerjaan ini mencakup penyediaan peralatan, tenaga dan
pembuangan bahan-bahan sisa dibebankan kepada Penyedia barang/jasa dan dikerjakan
sesuai dengan petunjuk Direksi.

9.2.1.3. Galian Tanah
A. Umum
Galian tanah dilaksanakan pada:
1. Semua bagian dari bangunan yang masuk dalam tanah
2. Semua bagian dari tanah yang harus dibuang

Galian tanah harus dilaksanakan seperti yang tertera dalam gambar, baik mengenai lebar,
panjang, dalam, kemiringan dan sebagainya, dengan elevasi yang benar-benar tepat
sesuai waterpass. Kalau ternyata akan menimbulkan kesulitan-kesulitan pelaksanaan
kalau dilaksanakan menurut gambar, Penyedia barang/jasa dapat mengajukan usul
kepada Direksi mengenai cara pelaksanaannya.

B. Klasifikasi Galian
Galian akan diklasifikasikan dalam pengukuran dan pembiayaan sebagai berikut:
1. Galian tanah biasa
2. Galian tanah sedang, misalnya: pasir, lempung, cadas muda, dan sebagainya
3. Galian batu terdiri dari galian material yang umumnya menurut direksi perlu
menggunakan bor dan atau bahan peledak atau alat-alat khusus lainnya.
4. Galian di mana timbul persoalan air tanah pada kedalaman lebih dari 20 cm
dari permukaan air konstan, dimana biasanya air tanah naik pada penggalian
pondasi.

C. Cara Pelaksanaan Pekerjaan
Penyedia barang/jasa harus memberitahukan kepada Direksi sebelum mulai mengerjakan
pekerjaan galian, sehingga penampang, peil, dan pengukurannya dapat dilakukan pada
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 14
keadaan tanah yang belum diganggu. Penyedia barang/jasa harus menyediakan fasilitas
yang diperlukan untuk inspeksi semacam itu, termasuk inspeksi untuk semua pekerjaan
dalam air. Permukaan tanah yang berdekatan dengan konstruksi ini tidak dibenarkan untuk
diganggu tanpa seizin dari Direksi.

Galian dari pondasi pada batas-batas kemiringan dan peil yang dicantumkan pada gambar
rencana atau atas petunjuk Direksi, galian tersebut harus mempunyai ukuran yang cukup,
agar penempatan konstruksi atau lantai pondasi dengan dimensi yang sesuai dengan
gambar rencana mudah dilaksanakan.

Peil dasar lantai pondasi seperti yang tercantum pada gambar rencana, tidak boleh
dianggap bersifat pasti. Direksi dapat menentukan perubahan dimensi peil dari lantai
pondasi jika dipandang perlu, agar pondasi tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-
baiknya. Batu-batu besar, kayu, serta rintangan-rintangan lain yang mungkin ditemui dalam
galian, harus dibuang. Sesudah galian selesai, Penyedia barang/jasa harus
memberitahukan Direksi akan hal ini, dan tidak diperkenankan untuk melaksanakan
penaikan tanah dasar pondasi dan melaksanakan lantai pondasi sebelum Direksi setuju
dengan ukuran dan kedalaman galian material-material pondasi serta konstruksi-konstruksi
yang akan dipasang pada lubang galian tersebut. Semua retakan atau celah-celah yang
ada harus dibersihkan dan diisi dengan spesi (injeksi), serta semua material lepas, batu-
batuan lapuk, lapisan-lapisan yang tipis harus dibuang.

D. Cofferdam
Untuk galian di bawah air atau di bawah permukaan air tanah, harus digunakan cofferdam.
Sebelum dimulainya pekerjaan, Penyedia barang/jasa harus memberikan gambar rencana
cofferdam yang akan dikerjakan kepada Direksi untuk disetujui.

Cofferdam untuk galian pondasi harus dibuat cukup dalam di bawah permukaan dasar
pondasi yang cukup kedap air, dan diperkuat dengan silang-silang penguat yang cukup
kuat, agar keselamatan kerja terjamin. Luas cofferdam harus direncanakan cukup untuk
penempatan perancah atau acuan pondasi serta besi untuk keperluan pemompaan air
keluar acuan beton.

Cofferdam harus direncanakan sedemikian rupa agar cukup memenuhi syarat untuk
melindungi beton muda dari arus air deras atau erosi. Silang-silang penguat dan atau
bagian-bagian lain dari cofferdam tidak diperbolehkan masuk ke dalam dan menjadi bagian
permanen dari pondasi tanpa persetujuan Direksi, sehingga harus dibongkar dengan hati-
hati agar tidak merusak konstruksi.

E. Genangan Air Dalam Galian
Pada waktu pelaksanaan pekerjaan Penyedia barang/jasa harus menjaga, agar lubang
galian tidak digenangi air yang ditimbulkan oleh air hujan ataupun yang keluar dari mata air
atau rembesan dari tempat lain. Apabila lubang galian digenangi air, maka Penyedia
barang/jasa harus mengeluarkan air dengan jalan memompa, menimba, atau mengalirkan
lewat parit-parit pembuang. Bila terjadi keadaan di mana menurut pandangan Direksi
adalah tidak mungkin memompa air tanah yang cepat sekali naik atau karena sebab-sebab
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 15
lain sehubungan dengan adanya daya angkat air, maka mungkin diperlukan suatu lantai
pondasi beton seal dengan dimensi cukup, agar penempatan besi/pengecoran beton untuk
pondasi dapat dikerjakan sebagaimana layaknya.

Usaha pemompaan air ini tidak langsung dari cofferdam hendaknya dilengkapi dan
dikerjakan sedemikian agar beton muda atau bagian-bagian daripadanya tidak ikut terbawa
dalam proses pemompaan. Pemompaan tidak dibenarkan untuk dimulai sebelum lantai
beton seal cukup menjadi keras.

F. Pemeriksaan Penggalian dan Pengisian
Penggalian dan pengisian harus diperiksa dan disetujui oleh Direksi dan kalau perlu oleh
pengawas setempat sebelum dimulainya tahap konstruksi. Direksi akan segera
memberitahukan kalau pengisian selesai sehingga ia dapat bersiap-siap untuk mengetes
secara tepat kepadatannya.

Setelah penggalian disetujui, penyedia barang/jasa harus segera mulai dengan tahap
konstruksi berikutnya dan tidak boleh membiarkan parit penggalian ditinggal terbuka dalam
jangka waktu lama untuk hal-hal yang tidak perlu.

9.2.1.4. Urugan Tanah
A. Umum
Urugan dilaksanakan pada:
1. Semua bekas lubang pondasi
2. Semua bagian yang harus ditinggikan, dengan jalan menimbun dengan urugan
tanah harus dilaksanakan menurut gambar serta peil-peil yang telah ditetapkan,
juga termasuk perataan dan penyelesaian tanah halaman di sekitarnya.

B. Penggunaan Material Bekas Galian
Penyedia barang/jasa harus menjamin bahwa semua material bekas galian yang akan
dipergunakan kembali ditempatkan secara terpisah dan dilindungi dari segala pengotoran-
pengotoran seperti bahan-bahan yang dapat merusak beton, akar dari pohon, kayu dan
sebagainya.

Berbagai jenis material sebaiknya diletakkan terpisah, misalnya material yang sifatnya
keras dipisahkan dari yang sifatnya lembek, seperti lempung dan sebagainya. Penggunaan
jenis-jenis material yang akan dipakai untuk keperluan penggunaan harus ada persetujuan
dari Direksi.

C. Urugan Tanah
Semua pekerjaan pengurugan harus dilaksanakan lapis demi lapis secara horizontal dan
dipadatkan. Tebal dari tiap lapis diambil 15 cm dan selama proses pemadatan, harus
dibasahi dengan air untuk mendapatkan hasil pemadatan yang maksimum.

Pemadatan harus dilakukan dengan alat pemadat mekanis (compactor) dan untuk
pekerjaan yang sifatnya besar/luas, dapat dipakai roller dan sebagainya, dengan kapasitas
yang sesuai.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 16
Tanah harus dipisahkan terlebih dahulu dari bahan-bahan yang dapat membahayakan,
misalnya dapat merusak permukaan beton ataupun lapisan finishing yang lain. Pengurugan
dilaksanakan sampai mencapai peil yang ditetapkan dan diratakan sampai nantinya tidak
akan timbul cacat-cacat seperti turunnya permukaan, bergelombang, dan sebagainya.

9.2.1.5. Urugan Pasir
Pada prinsipnya, pekerjaan pengurugan dengan pasir dilaksanakan sama seperti pada
pengurugan dengan tanah timbunan. Material pasir yang akan digunakan harus sesuai
dengan spesifikasi dan/atau gambar rencana yang telah ditetapkan dan bebas dari bahan-
bahan pengotor.

9.2.1.6. Lain Lain
Pengurugan dengan bahan-bahan lain, misalnya dengan gravel, pecahan batu merah, dan
sebagainya harus dilaksanakan menurut gambar rencana. Bahan-bahan tersebut harus
bersih, bebas dari kotoran-kotoran, serta mempunyai gradasi yang sesuai dengan yang
diperuntukan.

9.2.1.7. Cara Pengukuran Hasil Kerja dan Dasar Pembiayaan
Jumlah yang akan dibayar adalah jumlah kubikasi dalam m
3
dari tanah galian yang diukur
dalam keadaan asli dengan cara luas ujung rata-rata atau kubikasi dalam m
3
dari tanah
yang dipadatkan pada pekerjaan urugan.

Volume tanah atau batu-batuan yang diukur adalah volume dari prisma yang dibatasi
bidang-bidang, sebagai berikut:
a. Bidang atas adalah bidang horizontal seluas bidang pondasi yang melewati titik
terendah dari pertokoan tanah asli. Di atas bidang horizontal ini galian tanah
diperhitungkan sebagai galian tanah biasa yang sesuai dengan sifatnya.
b. Bidang bawah adalah bidang yang sesuai dengan sifatnya
c. Bidang tegak adalah bidang vertikal keliling

Pengukuran volume tidak diperhitungkan untuk galian yang dilakukan di bawah bidang
dasar pondasi atau di bawah bidang batas bawah yang ditentukan oleh Direksi. Juga tidak
diperhitungkan untuk galian yang diakibatkan oleh pengembangan tanah, pemancangan,
longsor, bergeser, runtuh atau karena sebab-sebab lain.

Kedudukan dasar pondasi yang tercantum pada gambar rencana, hanya bersifat
pendekatan dan perubahan-perubahan sesuai dengan ketentuan Direksi dapat diadakan
tanpa tambahan pembiayaan.

Volume galian konstruksi untuk tanah-tanah di bawah muka air tanah, akan dibayar
tersendiri, yaitu untuk volume tanah galian yang terletak minimum 20cm di bawah muka air
tanah konstan pada lubang galian.

Jumlah yang diukur dengan cara seperti tersebut di atas tanpa mempertimbangkan cara di
mana material tersebut akan dibuang, dibayar menurut harga satuan sesuai dengan mata
pembiayaan yang akan disebut di bawah ini. Harga tersebut harus telah mencakup semua
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 17
pekerjaan yang perlu dan hal-hal lain yang umum dikerjakan untuk menyelesaikan
pekerjaan dengan sebaik-baiknya.

9.2.2 Pekerjaan Beton
9.2.2.1. Umum
Beton harus merupakan campuran dari semen, agregat halus, agregat kasar dan air,
dengan perbandingan sedemikian sehingga dalam beton yang dihasilkan, jumlah semen
yang terdapat di dalamnya minimal sesuai dengan persyaratan dalam spesifikasi. Hasil
akhir pekerjaan harus berupa beton yang baik, padat dan tahan lama serta memiliki
kekuatan dan sifat-sifat lain sebagaimana disyaratkan.

Perbandingan antara agregat halus dan agregat kasar tergantung dari gradasi bahannya,
tetapi jumlah agregat halus selalu minimal dengan ketentuan bahwa bila dicampur dengan
semen akan menghasilkan adukan yang cukup untuk mengisi ruang-ruang rongga-rongga
di antara agregat kasar dan terdapat sedikit sisa untuk penyelesaian akhir (finishing).

Untuk menjamin kekuatan dan ketahanan beton yang optimal, jumlah air yang dipakai
dalam adukan harus minimal sehingga menghasilkan kemudahan untuk dikerjakan dan
konsistensi yang sesuai dengan kondisi dan cara pengecoran beton.

Semua bahan, pengujian lain-lain yang diuraikan dalam spesifikasi ini mengikuti Acuan
Normatif Indonesia yang telah diterapkan dengan tujuan menerapkan suatu Acuan
Normatif yang dapat diterima. Acuan Normatif lokal atau Acuan Normatif lainnya dapat pula
diterapkan apabila sudah disetujui oleh direksi sebagai setara.

9.2.2.2. Bahan Bangunan Secara Umum
Semua bahan harus merupakan mutu terbaik yang tersedia dan sesuai dengan Peraturan
Umum Bahan Bangunan Indonesia (NI 3 ), British Standard yang relevan atau yang
setara.

Penyedia barang/jasa harus menyediakan contoh dari semua bahan yang dipakai untuk
pekerjaan beton untuk memperoleh persetujuan dari Direksi. Penyedia Barang/Jasa tidak
boleh memesan bahan tersebut dalam jumlah besar sebelum diberikan persetujuan untuk
pemakaian bahan.

Direksi akan menahan contoh-contoh bahan yang sudah disetujui sebagai patokan,
pengiriman-pengiriman bahan selanjutnya akan dicek kesesuaiannya dengan contoh
tersebut. Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan penyimpangan yang berarti
terhadap contoh yang sudah disetujui, tanpa persetujuan dari direksi. Semua bahan yang
ditolak oleh direksi harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya Penyedia
barang/jasa.

9.2.2.3. Semen
Semen harus berupa semen portland (PC) biasa yang sesuai dengan Acuan Normatif SNI
15-2049-1994.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 18
Semua semen berasal dari pabrikan yang sudah disetujui oleh Direksi dan harus dikirim ke
lapangan dalam kantong yang tertutup atau dalam wadah lain dari pabrikan yang sudah
disetujui. Penyedia barang/jasa harus memberikan kepada Direksi satu faktur untuk setiap
pengiriman semen, di mana tertera nama pabrikan, jenis dan jumlah semen yang dikirim,
bersama dengan sertifikat pengujian dari pabrikan yang menyatakan bahwa semen yang
dikirim sudah diuji dan dianalisa dalam segala hal sesuai dengan Acuan Normatif.

Semua semen harus diangkut dan disimpan dalam tempat yang tidak tembus air serta
dilindungi dari kelembaban sampai saat pemakaian, semen yang membatu atau
menggumpal atau yang rusak kantongnya akan ditolak. Semen harus menjalani pengujian
tambahan yang sesuai dengan Acuan Normatif bila dianggap perlu oleh Direksi. Direksi
berhak untuk menolak semen yang tidak memuaskan, sekalipun sudah terdapat sertifikasi
dari pabrikan.

Semua semen yang ditolak harus segera disingkirkan dari lapangan atas biaya penyedia
barang/jasa. Penyedia barang/jasa harus menyediakan semua contoh pengujian dan
memberikan bantuan yang mungkin diperlukan oleh Direksi untuk melakukan pengujian.

Penyedia barang/jasa harus menjamin agar setiap saat terdapat persediaan semen dalam
jumlah yang cukup di lapangan sehingga kemajuan kerja tidak terganggu dan memberikan
waktu yang cukup untuk pelaksanaan pengujian.

Penyedia barang/jasa harus menyediakan dan mendirikan gudang-gudang di tempat yang
sesuai untuk menyimpan dan menangani semen, gudang-gudang tersebut harus benar-
benar kering, berventilasi baik, tidak tembus air dan berkapasitas cukup. Lantai gudang
minimal harus 30 cm di atas tanah atau di atas air yang mungkin tergenang di lantai. Ketika
diangkut ke lapangan dengan lori/gerobak, semen harus ditutup dengan terpal atau bahan
penutup lain yang tidak tembus air, semen harus sesegera mungkin digunakan setelah
dikirim dan setiap semen yang menurut pendapat Direksi sudah rusak atau tidak sesuai
lagi akibat penyerapan air dari udara atau dari manapun, harus ditolak dan disingkirkan dari
lapangan atas biaya Penyedia barang/jasa.

Semen-semen yang berlainan jenis harus disimpan dalam gudang terpisah, semen-semen
harus disimpan menurut pengiriman sedemikian sehingga yang dikirim dahulu dapat
dipakai lebih dahulu (first in first out).

9.2.2.4. Agregat
Agregat harus sesuai dalam segala hal dengan PBI 1971, bagian 2 atau B.S No. 852 1965.
Agregat kasar adalah agregat yang tertahan pada saringan 5mm dan agregat halus adalah
agregat yang lolos saringan 5mm.

Untuk struktur atas dan beton tumbuk, agregat kasarnya harus bergradasi dari 25mm
sampai5 mm. Pemakaian agregat allin (semua gradasi) tidak diperbolehkan.

Untuk beton kurus harus bergradasi dari 38mm 5mm. Sebelum pembetonan dimulai,
sejumlah contoh tiap ukuran dan jenis agregat harus diserahkan kepada direksi untuk
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 19
disetujui. Dari jumlah tiap tersebut penyedia barang/jasa harus mengambil dua contoh yang
representatif dan mengadakan analisa gradasi serta pengujian lain sebagaimana
diperintahkan oleh Direksi. Semuanya harus sesuai dengan British standard No. 812:
1968 atau yang setara.

Bila agregat yang disetujui oleh Direksi sudah terpilih, penyedia barang/jasa harus
mengusahakan agar seluruh pemasukan untuk tiap bahan berasal dari satu sumber yang
disetujui untuk menjaga agar mutu gradasi dapat dipertahankan pada seluruh pekerjaan.

Pengujian lebih lanjut untuk menentukan variasi kemurnian atas gradasi bahan harus
dilakukan sekurang-kurangnya satu kali untuk tiap 25ton yang dipasok atau setiap kali
pengiriman agregat.
Harus disediakan kapasitas penyimpanan yang mencukupi, baik di sumber pemasokan
atau di lapangan untuk agregat halus dan kasar yang mutu serta gradasinya sudah
disetujui guna menjaga kesinambungan kerja.

9.2.2.5. Unsur Unsur Tambahan / Additif
Pada umumnya pemakaian aditif dalam beton diperbolehkan dengan terlebih dahulu
memperoleh persetujuan tertulis dari Direksi.

Untuk beton kelas K 225 dianjurkan pemakaian super plasticizer, pada dasarnya untuk
mengurangi rasio semen air guna membatasi penyusutan. Penyedia barang/jasa harus
memenuhi bahwa waktu pengadukan yang sangat tepat sangat penting dan jika dipakai
aditif ini, penyedia barang/jasa harus memberikan usulan secara terinci.

9.2.2.6. Adukan Percobaan
Dari adukan yang diusulkan harus diambil kubus uji sebagai berikut:
a. Untuk tiap kelas beton harus dibuat 6 kubus.
b. Tiga kubus harus diuji pada umur 7 hari dan tiga kali pada umur 28 hari.
c. Pada tiap umur pengujian kekuatan kubus tidak ada boleh yang lebih rendah
dari 11/3 kali kekuatan kerja kubus uji yang disyaratkan. Direksi berwenang
untuk meminta agar penyedia barang/jasa menyerahkan hasil pengujian pada
tenggang waktu tertentu dari beton yang dicor dalam pekerjaan dan penyedia
barang/jasa harus sudah memperhitungkan biayanya dalam nilai penyedia
barang/jasa.

Sebelum memulai pekerjaan, penyedia barang/jasa harus menyediakan 6 kubus beton dari
tiap kelas, kubus harus diuji pada tiap kekuatan 28 hari setelah dibuat. Penyedia
barang/jasa harus menyerahkan pada Direksi detil lengkap mengenai pengujian ini
bersama dengan analisa gradasi dan perhitungan rencana campuran (mix design).
Penyedia barang/jasa tidak boleh melakukan pengecoran sebelum Direksi menyetujui
rencana campuran.

9.2.2.7. Kelas Beton
Tabel 6.1 Kelas Beton
Mutu Beton
Ukuran Agregat
Maks.(mm)
Rasio Air/Semen Maks.
(terhadap berat)
Kadar semen min.
(kg/m3 dari campuran)
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 20
Mutu Beton
Ukuran Agregat
Maks.(mm)
Rasio Air/Semen Maks.
(terhadap berat)
Kadar semen min.
(kg/m3 dari campuran)
K-350 37
25
19
0,45
0,45
0,45
315
335
365
K-300 37
25
19
0,45
0,45
0,45
300
320
350
K-250 37
25
19
0,50
0,50
0,50
290
310
340
K-175 - 0,57 300
K-125 - 0,60 250

Perbandingan campuran yang diberikan di atas telah diperkirakan guna mencapai
kekuatan yang disyaratkan pada umur 28 hari setelah pengecoran, dengan ketentuan
bahwa yang dipakai bermutu baik dan pengawasan dilakukan dengan baik.

Beton dinilai dengan pengertian bahwa kekuatan yang disyaratkan untuk kelas tertentu
lebih menentukan dari pada perbandingan campuran yang diperlihatkan.

Jika ternyata persyaratan kekuatan tidak terpenuhi, Direksi berwenang untuk memperbaiki
perbandingan campuran atas biaya penyedia barang/jasa untuk mencapai kekuatan
rencana.

Tabel 6.2 Mutu Beton
Mutu
Beton
Kuat tekan karakteristik min. (kg/cm2) SLUMP[mm]
Benda uji kubus 15x15x15
cm3
Benda Uji silinder 15x30
cm
digetarkan
Tidak
digetarkan
7 hari 28 hari 7 hari 28 hari
K350
K300
K250
K225
K175
K125
250
215
180
150
115
80
350
300
250
225
175
125
210
180
150
125
95
70
290
250
210
190
145
105
20-50
20-50
20-50
20-50
20-50
20-50
50-100
50-100
50-100
50-100
50-100
50-100

9.2.2.8. Pengujian Beton dan Bahan Bahan Beton
Pada umumnya metoda pengujian sesuai dengan PBI 1971 bagian 4.7 dan dapat juga
mencakup pengujian slump dan kompresi. Jika beton tidak dapat memenuhi syarat
percobaan slump, adukan yang tidak disetujui tidak boleh dipakai dan harus disingkirkan
dari lapangan oleh penyedia barang/jasa. Jika pengujian tekan (kompresi) gagal, harus
diterapkan prosedur perbaikan sebagaimana diuraikan dalam PBI 1971.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 21
Percobaan kubus harus dilaksanakan menurut instruksi dari Direksi, tetapi sekurang-
kurangnya 1 kubus untuk tiap 5 m
3
atau minimal 3 kubus tiap hari.

Kubus-kubus tersebut harus ditempatkan dalam kondisi yang sama dengan kondisi yang
sebenarnya dan harus diuji setelah 7 atau 28 harus menurut keputusan Direksi. Biaya
percobaan ini akan dibebankan pada penyedia barang/jasa.

9.2.2.9. Pengontrolan Baku Beton dan Pengujian Kekuatan di Lapangan
Penyedia barang/jasa bertanggung jawab sepenuhnya untuk menghasilkan beton yang
seragam yang memiliki kekuatan serta sifat-sifat lain sebagaimana ditetapkan. Untuk ini
Penyedia barang/jasa harus menyediakan dengan biaya sendiri serta menggunakan alat
penimbang yang akurat, sistem volumetrik yang akurat untuk mengukur air, peralatan yang
sesuai untuk mengaduk dan mengecor beton serta peralatan dan fasilitas lain yang
diperlukan untuk pengujian sebagaimana yang diuraikan di sini atau menurut petunjuk
direksi.

9.2.2.10. Penolakan Beton
Jika pengujian kekuatan tekan dari suatu kelompok kubus uji gagal mencapai standar yang
ditetapkan, maka Direksi berwenang untuk menolak seluruh pekerjaan beton darimana
kubus-kubus tersebut diambil.

Direksi juga berwenang untuk menolak beton yang berongga, porous atau yang
permukaan akhirnya tidak baik. Dalam hal ini, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan
beton yang ditolak tersebut dan menggantinya menurut instruksi dari Direksi sehingga
hasilnya menurut penilaian Direksi sudah memuaskan.

9.2.2.11. Pengukuran Bahan Bahan Beton
Semua bahan untuk beton harus ditetapkan proporsinya menurut berat, kecuali air yang
boleh diukur menurut volume. Agregat halus dan kasar harus diukur menurut volume
terpisah dengan alat penimbang yang disetujui, yang memenuhi ketepatan 1%.
Pengukuran volume dapat diizinkan asal disetujui oleh Direksi.

Peralatan yang dipakai untuk menimbang semua bahan dan mengukur air yang
ditambahkan serta metoda penentuan kadar air harus sudah disetujui oleh Direksi sebelum
beton dicor.

9.2.2.12. Pengadukan Beton
Beton harus diaduk di tempat yang sedekat mungkin dengan tempat pengecor,
pengadukan harus menggunakan mixer yang digerakkan dengan daya yang kontinyu serta
mempunyai kapasitas minimal 1 m
3
jenisnya harus disetujui oleh Direksi dan dijalankan
dengan kecepatan sebagaimana dianjurkan oleh pabrikan.

Pengadukan beton dengan tangan tidak diizinkan, kecuali jika sudah disetujui oleh Direksi
untuk mutu beton tertentu. Pengadukan harus sedemikian sehingga beton tersebar merata
ke seluruh massa, tiap partikel terbungkus mortar dan mampu menghasilkan beton padat
yang homogen tanpa adanya air yang berlebihan.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 22

9.2.2.13. Pengangkutan dan Pengecoran Beton
Pengecoran beton di bagian manapun tidak boleh dimulai sebelum Direksi memeriksa dan
menyetujui bekisting, penulangan, angkur-angkur dan lainnya di mana beton akan dicor. Isi
pengaduk beton (mixer) harus dikeluarkan dalam satu operasi menerus dan beton harus
diangkut tanpa terjadi segregasi komponen-komponennya.

Beton harus diangkut dalam ember yang bersih dan tidak tembus air atau gerobak dorong.
Metoda pengangkutan yang lain dapat dipakai asalkan sudah mendapat persetujuan dari
Direksi dan harus tepat mengikuti instruksi terinci yang diberikan untuk maksud tersebut.
Alat-alat yang dipakai untuk mengangkut dan mengecor beton harus dibersihkan dan dicuci
setiap hari setelah dipakai bekerja dan bila pengecoran dihentikan selama lebih dari 30
menit.

Semua beton yang diaduk di lapangan harus ditempatkan pada posisi akhirnya dan
dipadatkan dalam waktu 40 menit setelah ditambahkan dari dalam mixer. Pada umumnya
beton tidak boleh dijatuhkan bebas dari ketinggian lebih dari 1,5 meter tetapi jika bagian
pekerjaan tertentu memerlukan agar beton dijatuhkan dari tempat tinggi maka dikerjakan
sedemikian sehingga mencegah segregasi dan harus dijaga agar aliran beton tidak
terputus-putus. Seluruh operasi ini harus mendapat persetujuan dari Direksi.

Pengecoran suatu unit atau bagian pekerjaan harus dilaksanakan dalam satu operasi
menerus atau hingga mencapai bagian yang ditentukan.

Beton dan penulangan yang menonjol tidak boleh diganggu dengan cara apapun
sekurang-kurangnya 48 jam sesudah beton dicor, kecuali jika diperoleh izin tertulis dari
Direksi. Pengocoran bagian manapun tidak boleh dimulai jika dapat diselesaikan pada
siang hari kecuali jika sudah diperoleh izin dari Direksi untuk pengerjaan malam hari. Izin
tersebut tidak akan diberikan jika penyedia barang/jasa tidak menyediakan sistem
penerimaan yang memadai yang disetujui oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus membuat catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan
kondisi pada saat pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan. Catatan ini harus tersedia
untuk diperiksa oleh Direksi Pekerjaan.

9.2.2.14. Pemadatan Beton
Beton harus dipadatkan seluruhnya dengan memakai vibrator mekanis yang dioperasikan
oleh tenaga ahli yang berpengalaman dan terlatih.

Hasil pekerjaan beton berupa massa yang seragam, bebas dari rongga, segregasi dan
sarang lebah (Honey Comb), memperlihatkan permukaan yang merata ketika bekisting
dibuka dan mempunyai kepadatan yang mendekati kepadatan uji kubus.

Vibrator bertipe Rotary Out of Balance (berputar di luar keseimbangan) dengan frekuensi
tidak kurang dari 8000 putaran per menit dan mampu menghasilkan percepatan sebesar
69 pada beton yang disentuhnya. Harus diperhatikan agar semua bagian beton terkena
vibrasi tanpa timbul segregasi akibat vibrasi yang berlebihan.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 23

Vibrator tidak boleh langsung mengenai penulangan terutama jika penulangan menerus
pada beton yang sudah mulai mengeras. Jumlah vibrator yang dipakai di dalam suatu
pengecoran harus sesuai dengan laju pengecoran. Penyedia barang/jasa harus juga
menyediakan sekurang-kurangnya 1 vibrator cadangan untuk dipakai bila terjadi
kerusakan.

9.2.2.15. Lantai Kerja
Beton bertulang tidak boleh diletakkan langsung di atas permukaan tanah, kecuali jika
ditetapkan lain. Oleh karena itu, harus dibuat lantai kerja minimal 5 cm (1:3:5) di atas tanah
sebelum tulangan beton ditempatkan.

9.2.2.16. Spesi Semen (Semen Mortar)
Spesi harus terdiri dari satu bagian semen sebanding sejumlah bagian agregat halus yang
ditetapkan dan ditambah air bersih sedemikian sehingga dihasilkan campuran akhir yang
konsistensi plastisnya disetujui oleh Direksi. Spesi harus diaduk pada satu landasan kayu
atau logam dalam jumlah kecil menurut keperluan dan setiap spesi yang sudah mulai
mengeras atau telah dicampur dalam waktu lebih dari 30 menit tidak boleh dipakai dalam
pekerjaan. Spesi yang sudah mengeras sebagian tidak boleh diolah lagi untuk dipakai.

9.2.2.17. Perlindungan dan Pengeringan Beton
Semua permukaan yang terbuka harus dilindungi dari sinar matahari langsung ataupun
dari pengaruh lain yang dapat merusak permukaan yang lunak sebelum terjadi
pengerasan. Semua beton harus dijaga tetap lembab dengan cara dibasahi setelah
pengecoran. Perlindungan diberikan dengan cara menutupi beton dengan pasir basah
sekurang-kurangnya setebal 5 cm, atau dengan kantong-kantong goni basah.

Penyedia barang/jasa harus menjaga agar pekerjaan beton yang baru selesai tidak diberi
beban yang intensitasnya dapat menimbulkan kerusakan. Setiap kerusakan yang timbul
akibat pembebanan yang terlalu dini atau pembebanan berlebih harus diperbaiki oleh
penyedia barang/jasa atas biaya sendiri hingga memuaskan Direksi.

9.2.2.18. Pengerjaan Permukaan Beton dengan Sendok Semen
Bila dilaksanakan perataan permukaan atas dari beton yang dicor setempat, permukaan
yang dihasilkan harus datar dengan nilai akhir yang rata tetapi bertekstur kasar. Sebelum
pengerasan pertama dimulai, permukaan tersebut harus diratakan lagi dengan sendok di
mana perlu untuk menutupi keretakan dan mencegah timbulnya lelehan yang berlebihan
pada permukaan beton yang terbuka.

9.2.2.19. Siar Siar Konstruksi
Semua siar kontruksi beton harus dibentuk rata horizontal atau vertikal. Siar-siar tersebut
harus berakhir pada bekisting yang kokoh yang dipasang dengan baik, jika perlu dibor
guna melewati penulangan. Bila pengecoran ditunda sampai pengecoran beton mulai
mengeras, maka dianggap terdapat siar konstruksi. Pengecoran beton harus dilaksanakan
menerus dari satu siar ke siar berikutnya, tanpa memperhatikan jam-jam istirahat. Oleh
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 24
karena itu, Penyedia Barang/Jasa harus memperhitungkan kontinuitas pengecoran secara
terus menerus tersebut.

Siar-siar konstruksi pada permukaan yang terbuka harus benar-benar horizontal atau
vertikal. Jika diperlukan dapat dipasang beading di dalam dinding bekisting pada
permukaan yang terbuka untuk menjamin penampilan siar yang memuaskan sebelum
menempatkan beton baru pada beton yang sudah mengeras. Permukaan siar beton yang
sudah dicor harus dibersihkan seluruhnya dari benda-benda asing atau serpihan.

Jika umur beton kurang dari 3 hari, permukaan tersebut harus disiapkan dengan
penyikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sudah lebih dari 3 hari atau sudah terlalu keras,
permukaan tersebut harus dicetak secara ringan atau ditembus dengan pasir (Sand
Blasted) untuk memperlihatkan agregat. Setelah permukaan tersebut dibersihkan dan
disetujui oleh Direksi bekisting akan diperiksa dan dikencangkan. Siar-siar konstruksi harus
dikerjakan sebagaimana ditetapkan pada gambar atau spesifikasi.

9.2.2.20. Bekisting
Semua bekisting harus dirancang dan dibuat sehingga dinilai memuaskan oleh Direksi.
Penyedia barang/jasa harus menyerahkan rancangannya untuk menyetujui dalam jangka
waktu yang cukup sebelum pekerjaan dimulai.

Semua bekisting harus diperkuat dengan klem dari balok kecil dan harus yang kuat serta
cukup jumlahnya untuk menjaga agar tidak terjadi distorsi ketika beton dicorkan,
dipadatkan dan mengeras. Bekisting dari kayu dan multiplek harus dibuat dari kayu yang
sudah diolah dengan baik, semua sambungan harus cukup kencang agar tidak terjadi
kebocoran. Pengikat baja untuk di dalam atau blok antara (spacer) yang sudah disetujui
atau dipakai, bagian dari pengikat atau pengantara yang ditanam permanen dalam beton
sekurang-kurangnya harus berjarak 5 cm dari permukaan akhir beton. Setiap lubang dalam
permukaan beton yang timbul akibat pengikat atau pengantara harus ditutup dengan rapi
segera setelah bekisting dibuka dengan spesi semen yang campuran serta konsistensinya
sama dengan mutu beton induknya.

Semua permukaan beton yang terbuka harus licin dan halus, maka bekisting harus dilapisi
dengan multiplek bermutu tinggi yang sudah disetujui oleh Direksi.

Pada umumnya bekisting akan diperiksa oleh Direksi lebih dari 3 kali sebelum memasang
kayu bekisting, Direksi akan memilih panil kayu yang boleh dipakai ulang. Panil kayu lapis
yang ditolak oleh Direksi harus disingkirkan. Direksi sama sekali tidak bertanggung jawab
atas mutu permukaan akhir setelah memberikan persetujuan atas bekisting. Semua sudut
kolom dan balok yang terbuka harus diberi alur (1,5 cm) kecuali jika ditetapkan lain oleh
Direksi. Kolom dan dinding harus diberi lubang agar kotoran, debu, dan benda lainnya
dapat disingkirkan sebelum beton dicorkan.

9.2.2.21. Penulangan
Semua baja tulangan harus bebas dari serpihan karat lepas, minyak, gemuk, cat, debu
atau zat lainnya yang dapat mengganggu perletakan yang sempurna antara tulangan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 25
beton. Jika diinstruksikan oleh Direksi, baja harus disikat atau dibersihkan sebelum dipakai.
Beton tidak boleh dicorkan sebelum penulangan diperiksa dan disetujui oleh Direksi.

A. Bahan Bahan
Baja tulangan sedang harus BJTP 24 yang sesuai dengan SII 0136 1984, British
Standard No. 785 atau yang setara untuk baja tulangan yang polos. Baja tulangan
bertegangan tinggi harus BJTP 40 yang sesuai dengan SII 0136-1984. British Standard
No. 4449 : 1969 atau yang setara untuk baja ulir yang bertegangan tinggi. Tegangan baja
tulangan bertegangan tinggi harus minimal 40,0 kg/cm.

B. Penyimpangan
Bila baja tulangan harus disimpan di bawah atap yang tahan air dan diberi alas kaki dari
muka tanah atau air yang tergenang serta harus dilindungi dari kemungkinan kerusakan
dan karat.

C. Penekukan
Pada tahap awal pekerjaan, penyedia barang/jasa harus mempersiapkan daftar tekukan
(Bending Schedule) untuk disetujui oleh Direksi. Semua baja tulangan harus ditekuk secara
tepat menurut bentuk dan dimensi yang memperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan
British Standard 4466: 1969 atau yang setara yang dipasang pada posisi yang ditetapkan
dapat dipenuhi semua tempat. Baja harus ditekuk dengan alat yang sudah disetujui oleh
Direksi.

Tulangan tidak boleh ditekuk atau diluruskan dengan cara yang dapat menimbulkan
kerusakan, tulangan yang mempunyai lengkungan atau tekukan yang tidak sesuai dengan
gambar tidak boleh dipakai. Bila diperlukan suatu radius untuk tekukan atau lengkungan
maka dikerjakan dengan sebuah per yang mempunyai diameter 4 kali lebih besar dengan
diameter batang yang ditekuk.

D. Pemasangan
Tulangan harus dipasang dengan tepat sesuai posisi yang diperlihatkan pada gambar dan
harus ditahan jaraknya dari bekisting dengan memakai dudukan beton atau gantungan
logam menurut kebutuhan. Pada persilangan diikat dengan kawat baja pada pilar dinding
dengan diameter tidak kurang dari 2,6mm, ujung-ujung kawat harus diarahkan kebagian
tubuh utama beton.

Bila pengatur jarak dari spesi pracetak untuk mengatur tebal beton deking sekurang-
kurangnya harus mempunyai kekuatan yang sama dengan kekuatan yang ditetapkan
untuk beton yang sedang dicor dan harus sekecil mungkin. Blok-blok ini harus
dikencangkan dengan kawat yang ditanam di dalamnya dan harus dicelupkan dalam air
sebelum dipakai.

Tulangan yang untuk sementara dibiarkan menonjol keluar dari beton pada siar kontruksi
atau lainnya tidak boleh ditekuk selama pengecoran kecuali diperoleh persetujuan dari
Direksi.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 26
Sebelum pengecoran, seluruh tulangan harus dibersihkan dengan teliti dari beton yang
sudah mengering atau mengering sebagian yang mungkin menempel dari pengecoran
sebelumnya. Sebelum pengecoran, tulangan yang sudah dipasang pada tiap pekerjaan
harus disetujui oleh Direksi. Pemberitahuan kepada Direksi untuk melakukan pemeriksaan
harus disampaikan dalam tenggang waktu yang cukup. Jarak minimal dari permukaan
suatu batang termasuk sengkang ke permukaan beton terdekat dengan gambar untuk tiap
bagian pekerjaan.
9.2.2.22. Beton Ready Mix
Beton Ready Mix harus berasal dari suatu sumber yang disetujui oleh Direksi dan harus
memenuhi persyaratan yang diuraikan pada ayat 6 dari British Standard No. 1926, 1962,
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab untuk mengusahakan agar beton
memenuhi persyaratan dalam spesifikasi ini termasuk pengontrolan mutu, keteraturan
pengiriman serta pemasukan beton secara berkesinambungan. Jika salah satu dari
persyaratan dalam spesifikasi ini tidak dipenuhi, Direksi akan menarik kembali
persetujuannya dan mengharuskan penyedia barang/jasa mengganti pemasok.

Penyedia barang/jasa harus menyediakan di lapangan 1 timbangan dan saringan-saringan
standar dengan penggetar (Shaker) untuk mengecek secara teratur campuran yang sudah
direncanakan. Penyedia barang/jasa harus mengatur agar Direksi dapat memeriksa alat
pembuat beton ready mix bilamana diperlukan.

Penyedia barang/jasa harus membuat catatan-catatan yang diperlukan. Catatan tersebut
antara lain mengenai semen, agaregat dan kadar air kedap tiap adukan harus diserahkan
kepada Direksi setiap hari. Berat semen dan agregat kasar serta halus harus terus dicatat
dalam dokumen pengiriman, harus dilakukan pengujian secara periodik untuk menentukan
kadar air agregat dan jumlah air yang ditambahkan pada setiap adukan harus disesuaikan
menurut hasil tes tersebut. Biaya untuk segala pengujian beton ready mix merupakan
tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa dan sudah harus dimasukkan dalam penawaran.

Pada dokumen pengiriman harus dicantumkan catatan waktu pengadukan dan
penambahan air, dikirimkan bersama dengan pengemudi lori/truk molen dan
ditandatangani oleh pencatat waktu yang bertanggungjawab di tempat pengadukan.

Di lapangan dibuat catatan yang meliputi hal-hal berikut ini:
a. Waktu kedatangan lori/truk molen
b. Waktu registrasi lori/truk molen dan nama depot (batching plant)
c. Waktu ketika beton telah dicorkan dan dibiarkan tanpa gangguan
d. Mutu beton atau kekuatan yang ditentukan oleh ukuran agregat maksimum.
e. Posisi di mana beton dicorkan
f. Tanda-tanda referensi dari kubus uji yang diambil dari pengiriman tersebut
g. Slump (atau faktur kompaksi)

Beton harus ditempatkan dan dibiarkan tanpa gangguan, dalam posisi akhirnya dalam
waktu 1 jam dari saat semen pertama kali bertemu dengan air pengaduk. Buku catatan
harus selalu tersedia untuk diperiksa oleh Direksi atau Wakilnya.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 27
9.2.2.23. Toleransi Untuk Beton Yang Tidak Terbuka (Tidak diekspos)
Posisi bagian-bagian struktur antara lain as-as balok/dinding/pelat harus tepat dalam batas-
batas toleransi 1 cm tetapi akumulasi toleransi tidak diperbolehkan. Ukuran bagian antara
lain pada potongan-potongan balok/pelat harus tepat dengan toleransi 0,3cm sampai
+0,3cm.

9.2.2.24. Toleransi Dengan Muka Beton Yang Halus (Fair Face)
Toleransi untuk beton dengan muka halus adalah 0,6cm, posisi bagian struktur maksimum
0,3cm untuk bagian struktur. Pergeseran papan bekisting pada siar-siar tidak boleh
melebihi 0,1cm dan perbedaan garis sepada (alignment) bagian struktur harus dalam batas
0,1%. Akumulasi toleransi tidak diperbolehkan.

9.2.2.25. Pemasangan Kolom Kolom Pencetak
Kolom-kolom pracetak harus dipasang sedemikian sehingga tidak timbul kerusakan pada
kolom. Sebelum mulai pemasangan kolom, level yang tepat harus ditentukan dengan
memakai blok-blok batas yang dicor pada pondasi, semuanya harus disetujui oleh Direksi.
Posisi kolom yang dapat bergerak selama pengerasan spesi dijaga dengan penopang-
penopang yang didesain dengan baik dan diangkur pada balok atau pelat pondasi.

Penopang-penopang ini dapat dilepaskan menurut persyaratan kekuatan bahan spesi,
tetapi tidak boleh kurang dari 7 hari setelah spesi diterapkan. Direksi berhak untuk menolak
kolom yang mengalami kerusakan.

9.2.2.26. Pemberian Lapisan Permukaan
Lantai permukaan sebagaimana ditunjukkan pada gambar harus dilapisi dengan pengeras
lantai yang tidak mengandung Volatile Organic Compund (VOC) dan memiliki ketahanan
pemakaian (wear resistence) antara 4,5-9,8 kg/m
2
. Pemberian lapisan harus mengikuti
petunjuk dari pabrikan/supplier.

9.2.2.27. Kemiringan Lantai
Semua kemiringan plat lantai sebagaimana ditunjukan pada gambar harus dihitung dari
tebal pelat lantai yang diperlukan, bagian bawah yang diperlukan, bagian bawah dari plat
lantai ini baik miring maupun yang horisontal.

9.2.2.28. Cacat Pada Beton
Walaupun hasil uji kubus sudah memuaskan, Direksi tetap berhak untuk menolak yang
ternyata memiliki salah satu atau lebih dari cacat berikut:
a. Beton tidak sesuai bentuk atau posisinya sesuai dengan yang diperlihatkan
pada gambar
b. Beton tidak tegak lurus atau datar menurut ketentuan
c. Beton mengandung kayu atau benda asing lainnya

Setiap permukaan yang terlihat bersarang lebah tetapi diterima oleh Direksi harus diisi
dengan spesi semen yang memakai perbandingan semen dan agregat halus yang sama
seperti beton yang harus dikerjakan hingga mencapai permukaan yang benar dengan
memakai kikir atau alat lain yang sesuai.
seharusnya
pracetak
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 28

9.2.2.29. Percobaan Bekisting Untuk Finishing
Untuk menghasilkan akhir yang halus, Penyedia barang/jasa harus melakukan percobaan
finishing untuk permukaan halus. Percobaan ini akan dilakukan pada balok pondasi dan
kepala tiang menurut petunjuk Direksi.
Jika percobaan ini tidak memenuhi standar beton muka halus sebagaimana disebutkan
dalam spesifikasi ini, Penyedia barang/jasa harus mengubah rencana campuran beton
dan/atau rencana bekisting dan selanjutnya melakukan percobaan lagi sampai dihasilkan
standar beton muka halus yang disetujui oleh Direksi.
Rencana Penyedia barang/jasa untuk percobaan ini diserahkan kepada Direksi dalam
jangka waktu yang cukup lama sebelum pekerjaan beton dimulai.

9.2.2.30. Air
Air untuk mengaduk dan mengeringkan beton harus bersih dari unsur-unsur atau kotoran
yang berbahaya yang dapat mempengaruhi daya pengikat semen. Direksi dapat meminta
agar dilakukan uji kimiawi setiap saat dan biaya pengujian ini dibebankan pada Penyedia
barang/jasa.

9.2.2.31. Pengujian Struktur Struktur Hidrolis
1. Umum
Dalam rangka pengujian struktur hidrolis, semua dinding harus bersih dari timbunan
supaya kebocoran pada dinding dapat diketahui dengan jelas. Setiap Konstruksi harus diisi
air bersih dalam pengujian ini dan dibiarkan terisi sekurang-kurangnya 48 jam ketinggian air
selama waktu tersebut harus diamati dan tidak boleh terlihat adanya penurunan muka air.
Penurunan maksimum yang diizinkan selama 24 jam adalah 1 (satu) cm.

Untuk bangunan air yang cukup besar, antara lain Bangunan Aerasi, Prasedimentasi, IPA,
Reservoir, dan IPAL, pengisian air untuk pengujian dilakukan secara bertahap mulai dari
1/3 volume bangunan. Apabila tidak ditemukan kebocoran dan/atau permasalahan lain
misalnya pergeseran bangunan, pergerakan muka tanah, dan sebagainya maka pengujian
dapat dilanjutkan untuk 2/3 volume bangunan. Selanjutnya pengujian dapat diteruskan
hingga kapasitas penuh volume bangunan apabila memenuhi persyaratan pengujian
struktur hidrolis.

2. Perbaikan
Setiap kebocoran yang diketahui harus diperbaiki sampai tidak terlihat lagi adanya
kebocoran. Bila kebocoran melebihi nilai penurunan maksimum yang diizinkan, penyedia
barang/jasa harus mengadakan perbaikan secara umum atas biaya sendiri. Setelah
perbaikan selesai, metoda pengujian hidrolis harus diulangi sebagaimana diuraikan pada
ayat ini.

Pengujian tidak perlu diulangi jika:
a. Tidak terlihat adanya kebocoran;
b. Penurunan taraf muka air tidak melebihi nilai yang ditetapkan yaitu maksimal
1cm;
c. Tidak terjadi pergeseran bangunan, pondasi, penurunan muka tanah, dan lain
sebagainya;
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 29

Semua bahan harus dipakai dan diterapkan untuk perbaikan harus tepat sesuai dengan
petunjuk pabrikan.
9.2.3 Pekerjaan Baja
9.2.3.1 Umum
Baja Profil maupun plat yang digunakan pada pekerjaan ini adalah baja dari jenis SS
400/ASTM 36 yang diproduksi dari pabrik-pabrik terkenal dan dijamin dengan sertifikat
produk. Baja konstruksi harus memenuhi syarat-syarat pengujian, pemilihan, pengukuran,
penimbangan pengujian tarik dan pengujian lentur dalam keadaan dingin. Jika dipandang
perlu Direksi dapat memerintahkan untuk dilakukan pengujian terhadap baja konstruksi
tersebut sesuai dengan persyaratan pengujian yang berlaku.

9.2.3.2 Pabrikasi
A. Pemeriksaan dan Sebagainya
Tukang-tukang yang digunakan adalah tenaga ahli pada bidangnya untuk melaksanakan
pekerjaan dengan baik sesuai dengan petunjuk Direksi. Direksi mempunyai kebebasan
sepenuhnya untuk setiap waktu melakukan pemeriksaaan pekerjaan dan tidak satupun
pekerjaan dibongkar atau disiapkan untuk dikirim sebelum disetujui oleh Direksi. Setiap
pekerjaan yang dianggap tidak memenuhi syarat karena cacat atau tidak sesuai dengan
gambar rencana, Penyedia barang/jasa harus segera atau memperbaiki dengan biaya
sendiri. Penyedia barang/jasa harus menyediakan sendiri semua alat-alat yang diperlukan
serta perancah agar dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

B. Pola (mal) Pengukuran dan Sebagainya
Semua pola (mal) dan semua peralatan yang dibutuhkan untuk menjamin ketelitian
pekerjaan harus disediakan oleh Penyedia barang/jasa. Semua pengukuran harus
dilakukan dengan menggunakan pita-pita baja yang telah disetujui. Ukuran dari pekerjaan
baja yang tertera pada gambar rencana dianggap kurang pada suhu 25 (normal)

C. Meluruskan
Plat harus diperiksa kerataannya, semua batang harus diperiksa keseluruhannya sebelum
digunakan dan semua bagian tersebut harus bebas dari puntiran dan kalau perlu diadakan
tindakan-tindakan perbaikan sehingga kalau plat itu tersusun akan terlihat rapat
seluruhnya.

D. Memotong
Kecuali diisyaratkan lain, pekerjaan baja dapat dipotong dengan cara menggunting,
menggergaji, atau dengan las pemotong. Permukaan yang diperoleh dari pemotongan
harus menyiku pada bidang yang dipotong tepat dan rata menurut ukuran yang diperlukan.
Penyelesaian pada permukaan umumnya dilakukan oleh mesin atau gerinda. Bila
digunakan las pemotong, maka hanya permukaan yang merata dapat digerinda
seperlunya. Ujung dari plat penguat harus dipotong dan diselesaikan agar rapat dengan
flens dari gambar ujung dan batang tekan, dan gelagar-gelagar batang lain yang
disambung dengan plat penyambung dengan memakai paku keling atau baut harus
diratakan setelah pabrikasi agar rapat seluruhnya. Pada sambungan batang tekan maka
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 30
toleransi maksimum adalah 0,1mm dan tidak untuk sambungan batang tarik maksimum 0,2
mm untuk setiap titik sambungan.

E. Pekerjaan Mesin Perkakas dan Mesin Gerinda
Kalau plat digunting, digergaji atau dipotong dengan las pemotong, kecuali seperti apa
yang disebut di atas maka pemotongan pada metal yang diperbolehkan untuk dibuang
maksimal 3mm pada plat yang mempunyai tebal 12mm, 6mm untuk plat yang mempunyai
tebal 12mm dan 6mm untuk plat dengan tebal 24mm.

F. Memotong dan Las Memotong
Las pemotong digerakkan secara mekanis dan diarahkan dengan sebuah mal serta
bergerak dengan kecepatan tetap. Pinggir yang dihasilkan oleh las pemotong harus bersih
serta lurus. Untuk menghaluskan tepi yang telah dipotong tersebut tidak diperkenankan
menggunakan las pemotong. Bila dikehendaki oleh Direksi, dapat digerinda yang bergerak
searah dengan arah las pemotong tapi harus diselesaikan sehingga bebas dari seluruh
bekas kotoran tadi.

G. Pekerjaan Las dan Pengawas Pekerjaan Las
Pekerjaan las yang harus dikerjakan oleh tukang las di bawah pengawasan langsung
seorang yang menurut anggapan Direksi mempunyai training dan pengalaman yang sesuai
untuk pekerjaan semacam itu. Penyedia barang/jasa harus menyerahkan kepada Direksi
untuk mendapatkan persetujuan dari contoh lain yang hendak dipakai dan setelah
mendapat persetujuan maka cara tersebut tidak akan mengubah lagi tanpa persetujuan
tertulis lebih lanjut.

Detil-detil khusus yang menyangkut cara persiapan sambungan, cara pengolahan, jenis
dan ukuran elektrode, tebalnya bagian-bagian ukuran dari las serta kekuatan arus listrik
untuk las tersebut harus diajukan oleh Penyedia barang/jasa untuk mendapat persetujuan
dari Direksi terlebih dahulu sebelum pekerjaan dengan las listrik dapat dilakukan. Ukuran
elektrode, arus dan tegangan listrik dan kecepatan busur listrik yang digunakan pada las
listrik harus yang seperti tidak akan dibuatnya penyimpangan tanpa persetujuan tertulis dari
Direksi. Plat dan potongan yang hendak dilas harus bebas dari kotoran besi, minyak,
gemuk cat dan lainnya yang dapat mempengaruhi mutu pengelasan. Bila terjadi retak,
susut, retak pada bahan dasar, berlubang dan kurang tetap letaknya, harus disingkirkan.

H. Mengebor
Semua lubang harus dibor untuk seluruh tebal dari material. Bila memungkinkan semua
plat potongan-potongan dan sebagainya harus dijepit bersama-sama untuk membuat
lubang dan dibor menembus seluruh tebal sekaligus. Bila menggunakan baut-baut pas
pada salah satu lubang ini dibor lebih kecil dan baru kemudian diperbesar untuk mencapai
ukuran yang sebenarnya. Cara lain adalah bahwa batang-batang dapat dilubangi tersendiri
dengan menggunakan mal. Setelah mengebor seluruh kotoran besi harus disingkirkan,
plat-plat dan sebagainya dapat dilepas bila perlu.

I. Menuang dan Menempa
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 31
Semua tuangan harus baik dari lubang-lubang sumbatan ataupun cacat-cacat lain. Segera
setelah tuangan dikeluarkan dari cetakan maka Direksi harus diberi tahu sehingga dapat
dilakukan pemeriksaan. Hasil tuangan yang cacat tidak diperkenankan untuk diperbaiki dan
hasil tuangan tidak boleh cacat, bebas dari lubang sumbatan dan lainnya. Tuangan dan
tempaan harus disempurnakan dengan mesin bubut untuk diselesaikan dan dicocokkan
dengan menggunakan mesin perkakas yang menghasilkan pekerjaan dengan mutu tinggi.

Tuangan dan tempaan yang terletak di atas beton bila menurut pendapat Direksi dalam
penyelesaian permukaan bawah yang akan berhubungan dengan beton tidak cukup baik,
maka harus diolah dengan mesin perkakas terlebih dahulu dan biaya-biaya untuk
pekerjaan tersebut dibebankan atas resiko Penyedia barang/jasa.

9.2.3.3 Penyediaan Untuk Pemasangan Akhir
A. Penyediaan Paku Keling, Baut dan Sebagainya
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh jumlah paku keling, mur, baut cincin
baut dan sebagainya yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan di lapangan
sebanyak 10% dari setiap ukuran paku keling ataupun ukuran baut mur dan cincin baut
pada saat pengiriman, kepada Direksi. Penyedia barang/jasa menyerahkan montase (kalau
diperlukan pihak ke-3) dua copy daftar paku keling dan bautnya yang menyatakan jumlah,
ukuran, kualitas serta letaknya di mana akan dipakai pada pekerjaan.
1. Paku Keling
Ukuran paku keling yang tertera pada gambar rencana adalah ukuran sebelum
dipanaskan. Kepala paku keling haruslah penuh, dibentuk dengan cermat, konsentris
dengan batangnya dan berhubungan langsung dengan permukaan batang. Setiap paku
keling harus cukup panjang membentuk kepala dengan ukuran-ukuran standard serta
cukup untuk lubang.
2. Baut, Mur dan Cincin Baut (Selain dari Baja Keras)
Semua baut mur, hitam atau pas harus mempunyai kepala yang ditempa tepat
konsentris dan siku dengan batangnya dengan kepala serta mur yang hexagonal
(kecuali jika jenis kepala yang lain diisyaratkan dalam gambar). Batang baut haruslah
lurus dan baik. Bila dipakai baut pas diameternya harus seperti diameter yang tertera
dalam gambar rencana. Baut, mur, dan cincin baut haruslah dikelompokkan dengan
cermat sesuai dengan ukuran panjang batangnya yang tak berulir. Diameter lubang
cincin baut adalah 1,50mm lebih besar dari diameter baut. Baut stall haruslah baut hitam
yang 1,5mm lebih kecil dari diameter lubang di mana digunakan. Baut baja keras, mur
dan cincin baut harus berukuran seperti yang tertera pada gambar rencana dan harus
memenuhi Acuan Normatif.

B. Pengangkutan dan Penanganan
Cara pengangkutan dan penanganan pekerjaan besi harus sesuai dengan cara yang telah
disetujui oleh Direksi. Sebelum penyerahan untuk pekerjaan dan apabila dipakai pihak
ketiga dalam pekerjaan pemasangan, Penyedia Barang/Jasa bertanggung jawab untuk
sewa gudang, semua penyerahan dan untuk setiap kehilangan serta yang dapat terjadi
disebabkan oleh kelalaian dan kegagalan untuk menerima pekerjaan baja.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 32
Segera setelah menerima penyerahan pekerjaan baja, Pihak Ketiga harus segera
menyampaikan secara tertulis kepada Direksi dengan tembusan kepada Penyedia
Barang/Jasa adanya setiap kerusakan atau cacat tanpa ditunda-tunda. Kalau tidak
demikian, Pihak Ketiga harus memperbaiki setiap kerusakan, kehilangan serta yang terjadi
di luar dan sesudah penyerahan atas biaya sendiri.

C. Pemasangan
1. Umum
Penyedia barang/jasa harus menyediakan seluruh perancah dan alat-alat yang
diperlukan dan mendirikannya di tempat pekerjaan, memasang dan mengelingkan baut
atau las seluruh pekerjaan baja. Pekerjaan baja tidak boleh dipasang sebelum cara, alat
dan sebagainya yang digunakan mendapat persetujuan dari Direksi. Semua bagian
harus dikerjakan secara hati-hati dan dipasang dengan teliti. Drift yang dipakai
mempunyai diameter yang lebih kecil dari diameter lubang paku keling atau baut dan
digunakan untuk membawa bagian pada posisinya yang tepat seperti sebagaimana
diisyaratkan.

Penggunaan martil yang berlebihan yang dapat merusak atau menganggu material
tidak diperkenankan. Setiap kesalahan pada pekerjaan bengkel yang menyulitkan
pekerjaan montase serta menyulitkan pengepasan bagian-bagian pekerjaan dengan
menggunakan drift secara wajar harus dilaporkan kepada Direksi. Permukaan dengan
mesin perkakas harus dibersihkan sebelum dipasang. Kopel dan sambungan lapangan
sebanyak 50% sebelum dikeling atau dibuat 2 lubang pada setiap diisi kurangnya 40%
dari lubang diisi dengan baut. Selanjutnya sekurang-kurangnya 10% dari lubang pada
suatu kelompok dikeling atau dibaut dengan permanen sebelum baut montase atau drift
diangkat (disingkirkan).

2. Drift, Paku Keling Baut Steel dan Sebagainya
Penyedia barang/jasa harus menyediakan untuk digunakan sendiri, semua paralel drift
untuk montase yang mungkin diperlukan dan akan tetap menjadi miliknya bila
dipindahkan dari tempat pekerjaan atas biaya sendiri. Setelah selesai pekerjaan dan
semua stel, setiap paku keling dan baut yang berlebih akan diserahkan kepada Direksi
atas biaya Penyedia barang/jasa.

3. Drift Paralel Untuk Montase
Batang tak berulir dari drift paralel yang digunakan pada montase dibuat sesuai dengan
diameter yang diperlukan, dan panjangnya tidak kurang dari jumlah tebal minimal yang
akan dilalui oleh Drift itu ditambah satu kali drift itu.

4. Pemasangan Paku Keling
Semua pekerjaan harus dibuat secara wajar sehingga potongan-potongan dapat
berhubungan dengan rapat menyeluruh sebelum dimulainya pemasangan paku keling.
Drift dapat digunakan hanya untuk mendekatkan pekerjaan pada posisinya dan tidak
akan digunakan untuk menganggu lubang-lubang. Menggunakan drift dengan ukuran
yang lebih besar dari diameter nominal lubang tidak diperkenankan. Dianjurkan paku
keling dipasang dengan menggunakan mesin atau alat tekan dari tipe yang telah di
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 33
setujui. Setiap paku keling harus cukup panjang untuk membentuk kepala dengan
ukuran standar dan harus bebas dari kotoran besi dengan cara menggosokkannya pada
permukaan sepotong logam. Paku keling tetap berada dalam keadaan panas, merah
menyeluruh pada saat dimasukkan dan dikerjakan serta mengisi seluruh lubang selama
masih panas. Semua paku keling yang longgar serta paku keling yang retak terbentuk
jelek atau dengan kepala yang cacat atau dengan kepala yang sangat eksentris
terhadap batangnya harus dipotong dan diganti dengan paku keling yang baik,
membentuk kembali kepala paku keling tidak diperkenankan. Kepala paku keling yang
agak pipih dapat digunakan pada tempat-tempat tertentu kalau ditentukan oleh Direksi.

D. Penggunaan Baja Keras, Baut-baut untuk Pemasangan Akhir
1. Pemasangan
Setiap sambungan dibuat bersama-sama dengan baut stel sehingga setiap bagian serta
plat berhubungan rapat dengan baut secara menyeluruh. Sebanyak 50% dari lubang
harus diisi dengan baut stel dan minimal 10% atau pada setiap potongan dan plat
minimal 2 lubang diisi dengan drift paralel sesuai dengan yang disyaratkan pada Paralel
Drift untuk Montase baut baja kerja harus dipasang dengan cincin baut yang
diperlukan, sebuah di bawah kepala baut dan sebuah lagi di mur. Harus diperhatikan
bahwa cincin baut itu terpasang dengan cekungnya menghadap keluar.

Memasukkan dan mengencangkan baut baja keras dimulai setelah sambungan
diperiksa dan disetujui oleh Direksi atau wakilnya. Bidang di bawah kepala baut tidak
boleh menyimpang dari bidang tegak lurus terhadap as baut lebih dari 3,5 derajat.
Pemakaian cincin baut miring (tarped) dapat dilakukan kalau dipandang perlu. Baut
yang menonjol melalui mur tidak kurang dari 1,5mm dan tidak melebihi 4,5 mm. Baut
stel yang digunakan untuk membuat permulaan awal pekerjaan dapat seterusnya
digunakan pada sambungan.

2. Mengencangkan Baut
Baut baja keras dapat dikencangkan dengan tangan atau dengan kunci yang
digerakkan dengan mesin.
Kunci pas harus dari jenis yang telah disetujui oleh Direksi dan dapat menunjukkan torsi
yang tercapai sesuai yang disyaratkan.

E. Galvanis
Bila ditentukan ada pekerjaan galvanisasi maka yang dikehendaki adalah galvanisasi celup
panas.

F. Plat Baja Yang Digalvanisir
1. Bahan
Untuk melapisi talang cucuran antara dua sudut atap, baik untuk saluran air hujan,
bubungan dan pinggul pada atap sirap atau pada tempat lain yang ditunjukkan pada
gambar, harus dipakai baja yang digalvanisir celup panas dari ukuran yang telah
ditentukan. Ketebalan lembaran plat baja dan jumlah seng pelindungnya harus sesuai
dengan tabel berikut:

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 34
Tabel 9.3 Pelat Baja Digalvanisir
BWG No. Tebal Plat Baja Berat Seng (gr/m
2
)
22
24
26
28
0,71
0,56
0,46
0,36
534
534
380
380

2. Pemasangan
Semua pekerjaan dari plat baja yang digalvanisir harus dibuat dan dipasang menurut
standar yang paling baik. Pinggiran dan gulungan harus lurus dan tidak boleh ada
lekukan. Kelim patrian harus benar-benar kedap air dan tidak ada patrian yang tercecer
atau berlimpah.

Satuan yang dibuat dari galvanis harus dipasang memakai paku sekrup galvani atau
dengan memakai lembaran penutup (holderbats) yang bentuk dan ukurannya tertera
dalam gambar.

3. Memateri
Solder mematri dengan mutunya paling baik yaitu terdiri dari timah hitam dan timah
putih. Muriatic acid harus dipergunakan sebagai peleburnya kedua zat tersebut.

G. Pengecatan Baja
1. Umum
Semua kontruksi baja yang akan dipasang perlu dicat di pabrik dengan cat dasar yang
telah disetujui kecuali pada bidang-bidang yang dikerjakan dengan mesin perkakas
misalnya pada perletakan cat lapangan yang terdiri dari:
Pembersihan seluruh sambungan lapangan dan bidang-bidang yang telah
dicat di bengkel, seperti yang telah diperintahkan oleh Direksi, karena telah
rusak pada saat pengangkutan dan pemasangan serta bidang-bidang lain
yang diperintahkan oleh Direksi.
Pengecatan dari bahan yang sejenis dengan bahan yang dicat di semua
bagian yang disebutkan pekerjaan besi tersebut
Pemakaian cat akhir seperti yang disyaratkan pada pekerjaan tertentu,
untuk seluruh bidang terbuka pekerjaan besi tersebut.

2. Pembersihan
Semua permukaan dari pekerjaan baja harus bersih dan dikupas dengan sand blasting
atau cara lain yang disetujui oleh Direksi agar menjadi logam yang bersih dengan
menghilangkan seluruh gemuk, olie, karatan, lumpur atau lainnya yang melengket
padanya. Proses pelaksanaan pembersihan dengan sand blasting harus disaksikan
langsung oleh wakil direksi. Permukaan yang telah dibersihkan harus segera ditutup
dengan cat dasar dan dicat segera setelah dibersihkan sebelum terjadi oksidasi.

3. Penggunaan Cat
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 35
Pengecatan dapat dilaksanakan dengan kuas tangan yang halus yang disetujui oleh
Direksi. Pengecatan tidak dapat dilakukan pada cuaca berkabut, lembab, berdebu, atau
pada cuaca lain yang jelek. Permukaan yang akan dicat harus kering dan tidak berdebu.
Lapisan berikutnya boleh dikerjakan di atas cat dasar dalam tempo kurang dari 6 bulan
tetapi tidak boleh lebih cepat dari 48 jam setelah pengecatan dasar. Bila terjadi demikian
maka permukaan baja perlu dibersihkan kembali atau dicat lagi seperti yang diuraikan di
atas.

Cat (termasuk penyemprotan bila diperintahkan oleh Direksi) harus disapukan dengan
kuat pada permukaan baja, sekitar paku keling pada setiap sudut, sambungan pada
setiap bagian yang dapat menampung air, atau dapat dirembesi air, dan bahan/tempat
lain yang disetujui oleh Direksi.

9.2.4 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran
9.2.4.1 Umum
Semua ukuran dari pekerjaan pasangan harus mengikuti gambar rencana. Apabila ternyata
ada kekurangan-kekurangan dalam gambar tersebut maka Penyedia barang/jasa harus
meminta persetujuan Direksi untuk menetapkannya.

Untuk dinding-dinding penahan tanah atau bangunan-bangunan lain seperti pasangan batu
dan lain sebagainya, harus diberi lubang drainase dengan diameter sekurang-kurangnya
5,0cm. Kecuali dinyatakan lain dalam gambar rencana maka lubang-lubang drainase
tersebut harus ditempatkan pada jarak yang merata, yakni berselang 1,5m dan diletakkan
sedikit di atas peil pembuangan air.

Pekerjaan ini tidak dibayarkan tersendiri tetapi merupakan bagian dari pekerjaan tembok
atau beton atau pasangan lain yang digunakan untuk bagian dari konstruksi tembok
penahan tanah atau pelindung-pelindung erosi.

9.2.4.2 Bahan Bahan
A. Semen Portland
Semen yang dipakai di sini adalah dari jenis kualitas seperti yang dipakai pada beton dan
secara umum harus memenuhi syarat-syarat yang tertera pada Peraturan Semen Portland
Indonesia NI-8

B. Pasir
Pasir untuk adukan pasangan harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
a. Butir-butir pasir harus tajam dan keras dan tidak dapat dihancurkan dengan
tangan
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%
c. Warna larutan pada pengujian dengan 3% natrium hidroksida, akibat adanya
zat-zat organik tidak boleh lebih tua dari larutan normal atau lariutan teh yang
sedang kepekatannya
d. Bagian yang hancur pada pengujian dengan larutan jernih natrium sulfat tidak
boleh lebih dari 10%
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 36
e. Jika dipergunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih dari
0,6% alkali, dihitung sebagai natrium oksida pada pengujian tidak boleh
menunjukkan sifat reaktif terhadap alkali
f. Kekuatan adukan percobaan dibandingkan dengn adukan pembanding yaitu
yang menggunakan semen sama dengan pasir normal tidak boleh kurang dari
65% pada pengujian 7 hari.
g. Pasir laut untuk adukan tidak diperkenankan
h. Butir-butir pasir harus dapat melalui ayakan berlubang 3mm.

C. Batu Alam
Pada umumnya untuk pasangan batu bisa dipakai batu bulat (dari gunung), batu belah
atau batu karang asalkan harus memenuhi syarat-syarat sebagi berikut:
1. harus cukup keras, bersih, dan sesuai besarnya serta bentuknya
2. batu, bulat ataupun belah, tidak boleh memperlihatkan tanda-tanda lapuk
3. Batu karang harus sebagian besar berwarna putih atau kuning muda dan tidak
hitam, biru atau kecoklat-coklatan tanpa garis-garis kelapukan, mempunyai
kekerasan yang tinggi serta bidang patahnya harus mempunyai kepadatan dan
warna putih yang merata.

D. Batu Merah
Bata merah harus batu biasa dari tanah liat yang melalui proses pembakaran. Dapat
digunakan produksi lokal dengan ukuran normal 6cm x 12cm x 24cm dengan ukuran yang
tidak jauh menyimpang. Bata merah yang dipakai harus bata kualitas nomor 1 berwarna
merah tua yang merata tanpa cacat atau mengandung kotoran. Bata merah minimum
harus mempunyai daya tekan ultimate 30kg/cm.

Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian
Portland Cemen dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan. Blok-blok semen yang
baru dicetak harus dilindungi dari panas matahari dan dirawat selama tidak kurang dari 10
hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan memakai karung basah.

E. Air
Untuk keperluan membuat adukan, air yang disyaratkan dan boleh dipakai semua seperti
yang dipakai untuk pekerjaan beton.

F. Kapur
Kapur yang dipakai harus kapur aduk yang bermutu tinggi yang telah disetujui Direksi.

G. Lain Lain
Bahan-bahan lain yang dipakai untuk pelaksanaan seperti tegel-tegel teraso, keramik dan
lain-lain harus sesuai dengan yang disyaratkan oleh direksi atau seperti yang disyaratkan
pada saat rapat penjelasan.

9.2.4.3 Adukan
A. Mencampur
Adukan dicampur di tempat tertentu yang bersih dari kotoran, mempunyai alas yang rata
dan keras, tidak menyerap air yang sebelumnya harus ada persetujuan dari Direksi.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 37
Apabila tidak ditentukan lain, mencampur dan mengaduk boleh dilakukan secara manual
(dengan memakai cangkul dan sebagainya) sampai diperlihatkan warna adukan yang
merata.

B. Komposisi
Jenis adukan berikut harus dipakai dengan yang disebutkan dalam gambar atau dalam
uraian dan syarat-syarat ini.

Tabel 6.4 Komposisi Adukan
Jenis Spesi
M1

M2
M3
1 pc : 1 kpr : 6 psr
atau 1 pc : 3 psr
1 pc : 2 psr
1 pc : 4 psr

9.2.4.4 Blok Blok Beton
A. Tipe dari Blok Blok
Karena tidak adanya kesamarataan produksi daerah yang satu dengan daerah lainnya
maka tidak diadakan penentuan mengenai ukuran asalkan tidak melampaui batas dan
disetujui oleh direksi. Blok-blok beton tersebut harus bersih, tidak menunjukkan tanda-
tanda retak ataupun cacat lain yang dapat mengurangi mutu dari blok-blok tersebut.

B. Campuran Adukan
Kalau blok-blok tersebut dibuat sendiri maka campurannya harus terdiri dari 1 bagian
portland cement dan 5 bagian pasir dan batuan yang dihaluskan. Tegangan tekan
minimum dari blok beton tidak boleh lebih kecil dari 30kg/cm pada umur 40hari.

C. Perawatan Blok Blok Beton
Blok-blok beton yang baru saja dibuat harus dilindungi dari matahari dan dirawat untuk
jangka waktu paling tidak 10hari dengan jalan membasahi atau menutupi dengan memakai
karung basah.

D. Tembok Tembok Ventilasi
Blok-blok yang khusus ventilasi dapat dibuat dari campuran M1. Pasangan ventilasi
tersebut harus cukup baik dan antara satu dengan yang lain harus lurus, seragam dengan
menarik garis lurus di antara kedua ujungnya. Ventilasi tersebut nantinya harus dicat
dengan cat tembok sesuai dengan yang ditetapkan oleh Direksi.

9.2.4.5 Pasangan Bata Merah
A. Mortar
Semua penembokan yang diletakkan di atas balok pondasi beton sampai 20cm di atas
bidang lantai harus dipakai mortar tiype M2. Untuk penembokan kamar mandi, toilet,
tempat mencuci, dan sebagainya dipakai mortar tipe M2 sampai setinggi 150cm di atas
bidang lantai. Jika tidak disebutkan untuk dilakukan dengan cara lain maka untuk
selebihnya dipakai mortar tipe M1.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 38
B. Pemasangan
Penembokan harus harus dilaksanakan sesuai dengan ukuran seperti pada gambar
rencana juga mengenai tinggi dan tebalnya. Sebelum pemasangan, bata merah harus
dibasahi dulu dengan air untuk menjamin pelekatan yang lebih baik antara mortar dan bata
merah. Pasangan bata merah dan lainnya harus disusun dan diberi jarak minimal 1 cm
antara bata merah yang satu dengan yang lainnya. Penembokkan harus dilaksanakan
pada keadaan cuaca yang baik, ataupun dengan perlindungan yang khusus.

C. Mengorek
Semua sambungan harus dikorek paling sedikit 0,5cm agar daya pelekat antara mortar
plesteran dan tembok dapat bekerja dengan sebaik-baiknya.

9.2.4.6 Pasangan Batu
A. Umum
Batu-batu yang dipakai untuk pekerjaan pondasi dan sebagainya harus keras dengan
ukuran yang sesuai dan tidak menunjukkan pelapukan ataupun retak. Pemasangan batu-
batu tersebut harus rapi dan cocok sehingga dapat menghasilkan pekerjaan yang sebaik-
baiknya.

B. Mortar
Campuran yang dipakai untuk pondasi dan sebagainya kalau disyaratkan lain dapat
dipakai campuran M3. Kecuali kalau disyaratkan lain misalnya untuk bangunan reservoir
ataupun bangunan lain yang fungsinya hampir sama yang dipakai sesuai dengan
spesifikasi yang telah ditetapkan dalam gambar rencana atau spesifikasi teknis.

9.2.5 Pekerjaan Lain Lain
9.2.5.1 Pemasangan Kaca
A. Material Kaca
Material yang harus dipakai adalah produksi pabrik yang terkenal dan mempunyai tebal
3mm atau 5mm seperti yang ditentukan oleh Petunjuk Direksi. Kaca-kaca yang akan
dipasang mati ataupun tidak, bagian yang tajam dari kaca tersebut harus dikelilingi
pelindung pada kedua sisi permukaannya.

Kaca yang terekspos dengan lingkungan luar harus memiliki spesifikasi material yang tidak
reflektif/memantulkan cahaya (kaca dove) dan memiliki U-value
*)
kurang dari 5 atau R-
value lebih dari 0,2 (misalnya jendela kaca dengan frame aluminium atau kayu atau polimer
dengan kaca ganda dengan tebal kaca 3mm dan spasi antar kaca sebesar 6mm).
*)
U-value adalah kemampuan untuk menghantarkan panas. Semakin rendah U-value
maka semakin rendah kemampuan suatu material untuk menghantarkan panas.

Bahan-bahan untuk menambah kecuali celah antara kaca-kaca dengan rangka kayu halus
yang bermutu tinggi dari supplier yang disetujui. Bahan-bahan tersebut diterima dalam
keadaan baik dan tidak mengeras pada tempatnya.

B. Pemasangan Kaca Pada Rangka Kayu
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 39
Celah-celah kayu yang akan digunakan untuk pemasangan harus dibersihkan, dipaku dan
dicat satu lapis dengan minyak cat sebelum pemasangan kaca. Kaca dipotong sedikit lebih
dari ukuran sebenarnya dan dijepit dengan lis kayu pada tempat yang benar memakai
sekrup yang sesuai ukurannya. Celah antara kayu dengan kaca harus ditutup kembali
dengan memakai dempul atau bahan yang sesuai untuk maksud tertentu.

C. Pemasangan Rangka Pada Rangka Logam
Kaca harus dipotong sesuai dengan yang dikehendaki panjangnya dengan mengurangi
ukuran bersih 1mm pada keempat sisinya kemudian baru disisipkan dan dipasang pada
rangka. Di antara rangka luar dan dalam harus dipasang thermal break untuk mengurangi
transmisi panas dari luar ke dalam ruangan.

D. Pembersihan dan Perbaikan
Pada pekerjaan tahap akhir kaca-kaca tersebut harus dibersihkan dan diganti atau
diperbaiki kalau retak, pecah, cacat dan lainnya.

9.2.5.2 Pengecatan
A. Material, Ketentuan Umum
Penyedia barang/jasa melaksanakan sesuai dengan kontrak yaitu dua bulan sebelum
pekerjaan pengecatan dimulai harus memberitahukan secara tertulis kepada Direksi dan
mengajukan material/produk yang akan digunakan untuk pekerjaan pengecatan. Semua
material yang akan digunakan harus disetujui oleh Direksi. Pengecatan tidak boleh
dilakukan sebelum adanya persetujuan oleh Direksi.

B. Ketentuan Khusus
Untuk pekerjaan kayu, cat yang digunakan dari jenis synthetic resin. Untuk pekerjaan besi
sebagai dasar digunakan dari jenis red oxide baru. Sedangkan untuk finishing pekerjaan-
pekerjaan besi pada reservoir-reservoir air hot deep galvanishing digunakan dari jenis
synthetic resin dan yang khusus diperuntukkan bagi jenis pekerjaan besi. Cat-cat yang
dipergunakan untuk tembok baik untuk sebelah luar atau dalam bangunan dari jenis
emulsion paint yang terdiri dari alkyd resin.

C. Daftar Bahan
Semua jenis material/produk yang akan digunakan harus memenuhi standar
nasional/internasional (seperti SNI 3564:2009 atau 06-0347-1989 dan lainnya yang terkait)
dan yang telah disetujui oleh Direksi. Semua cat penggunaannya harus sesuai dengan
pedoman yang diberikan oleh pabrik pembuatnya dengan tenaga ahli yang sesuai dengan
pekerjaan tersebut. Isi daripada cat yang akan dipakai dikeluarkan dan ditempatkan pada
tempat tertentu serta diaduk sampai rata betul baik mengenai warna serta kekentalannya
sebelum dipakai serta pada selang waktu tertentu pada saat dipakai.

D. Pemilihan Warna
Semua warna ditentukan bersama-sama antara Direksi dengan Penyedia barang/jasa dari
contoh-contoh yang diberikan penyedia (supplier).

E. Persiapan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 40
Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang akan dicat harus dibersihkan dari kotoran
dan debu. Semua permukaan yang akan dicat harus sudah dihaluskan terlebih dahulu
dengan peralatan serta cara yang lazim dipergunakan.

Persiapan kerja untuk kayu retak celah lubang harus diperbaiki dengan cara memotong,
menambal, atau dengan cara lain yang disetujui. Lubang-lubang kecil harus diperbaiki
dengan dicat atau tempat untuk menutupnya. Untuk lubang yang lebih besar harus ditutup
dulu dengan kayu yang keras, dipotong dan diratakan dengan permukaan di sekitarnya
sampai halus.

Setelah pekerjaan pembersihan dari baja dilaksanakan, semua permukaannya harus dicat
dua lapis dari jenis red oxide dengan tebal 30-35mikron.

Persiapan dari pekerjaan besi yang dicat dengan epoxy-paint segera setelah pembersihan
dari pekerjaan besi, Upox calcium Plumbate Primer dari merek yang disetujui, tebal dari
setiap pengecatan adalah 50 micron dan diberikan dua lapis. Sebelum lapisan dicat
tersebut diberikan, permukaan besi harus diperiksa dan harus bersih dari segala kotoran
dan debu. Pengecatan harus diperiksa setelah 24 jam dari pengecatan pertama.

Persiapan dari pekerjaan pengecatan tembok adalah harus benar-benar kering dan
pengecatan tidak boleh dilaksanakan sebelum ada persetujuan dari Direksi. Semua cacat-
cacat harus diperbaiki seperti pada bagian yang menonjol harus diratakan sedangkan
bagian yang retak ataupun berlubang harus ditutup dengan plester dari jenis yang sesuai.
Pecah yang harus diperbaiki dengan memotong sekeliling bagian yang pecah tersebut dan
kemudian memboboknya sampai cacat tersebut tidak menampakkan bekas.

F. Pengecatan Akhir
Pengecatan akhir harus terdiri dari:
1. Kayu (dicat)
Dua lapis cat dari jenis synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan yang
mengkilat.
2. Kayu (divernis)
Dua lapis vernis dari synthetic resin adalah dasar yang memberikan permukaan yang
mengkilat.
3. Besi yang dilapisi dengan epoxy
Dua lapis dari Opoxemuel yang dicampur dulu dengan upox hardener dengan
perbandingan yang seperti diberikan pabrik pembuatnya dengan masing-masing
tebalnya 40 microns.
4. Besi Galvanized
Tanpa pengecatan akhir, tembok-tembok kolom dan sebagainya. Dua lapis cat
emulsion untuk sebelah dalam dari gedung dan tiga lapis untuk permukaan sebelah
luar.

9.2.5.3 Kayu Dengan Natural Finishing
Kayu dengan natural finishing harus rata, halus dan digosok dengan amril sehingga tidak
ada cacat yang dapat merusak sifat asli dari kayu tersebut. Pada akhirnya lapisan terakhir
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 41
diberikan untuk menutupi permukaannya. Semua bahan yang dipakai harus dengan
persetujuan dengan Direksi.

9.2.5.4 Tanda-Tanda
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan dan memakai tenaga ahli untuk mengerjakan
pekerjaan sebagai berikut:
a. Memberi nama setiap unit bangunan dengan cat warna kontras, mudah dibaca
dari jarak 25m, tahan terhadap perubahan cuaca dan iklim tropis, bersifat
reflektif khususnya pada malam hari (retroreflective paint). Penamaan utama
dituliskan dalam bahasa Indonesia dengan ukuran huruf besar dan dalam
bahasa Inggris dengan ukuran huruf lebih kecil bercetak miring
b. Memberi tanda arah, jenis aliran dan nomer kode pada setiap jalur pipa dan
fitting (aksesoris)
c. Memberi tanda dan nomer kode untuk setiap jenis kabel
d. Memberi tanda nomor pintu dan anak kunci
e. Memberi tanda lalu lintas baik bagi pejalan kaki maupun pengendara
kendaraan di dalam lokasi IPA
f. Memberi tanda batas dan tanda peringatan untuk lokasi-lokasi yang
berbahaya/beresiko tinggi, misalnya tegangan listrik tinggi, bahan kimia
berbahaya, lantai licin, belokan tajam, kebisingan tinggi, dan lain sebagainya

9.2.5.5 Perancah
Perancah untuk keperluan pengecatan harus dipersiapkan dan harus sesuai dengan
pekerjaan yang akan dilaksanakan

9.2.5.6 Tenaga Kerja
Hanya tenaga terampil yang dipakai untuk mengerjakan pemasangan kaca, pengecatan,
dan sebagainya. Harus ada kepala tukang kayu yang ahli yang mengawasi selama
pekerjaan berlangsung.

9.2.5.7 Persediaan Bahan Untuk Pekerjaan
Sesudah pekerjaan selesai seluruhnya maka Penyedia barang/jasa harus menyediakan
sejumlah bahan yang tergantung dari warna setiap bahan yang akan digunakan apabila
ada perbaikan-perbaikan yang diperlukan selama jangka waktu perawatan. Jumlah dari
bahan tersebut sangat tergantung dari kuantitas setiap jenis pekerjaan dan akan ditentukan
kemudian.

9.2.5.8 Perpipaan / Plumbing
A. Umum
Penyedia barang/jasa harus melaksanakan semua pekerjaan seperti yang terlihat pada
gambar rencana untuk memasang:
a. Sistem perpipaan distribusi air bersih untuk gedung/bangunan tertentu.
b. Sistem pembuangan air kotor dan drainase
c. Pelengkap perpipaan
Penyedia barang/jasa harus bertanggung jawab penuh tentang penyediaan dan
pemasangan seluruh sistem perpipaan sampai pada pengetesan/pengujian sehingga
semua sistem bekerja dengan baik, aman, tanpa kebocoran sesuai dengan rencana.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 42

B. Material
Semua pipa baja galvanized serta perlengkapan harus dari jenis yang disetujui serta sesuai
dengan standard yang berlaku (kecuali ditentukan lain).

C. Pipa-Pipa PVC
Semua pipa yang terlindung dapat dipakai pipa-pipa PVC dari jenis yang disetujui serta
sesuai dengan Acuan Normatif dan Standard yang berlaku (kecuali ditentukan lain).

D. Material-Material Pelengkap
Material-material pelengkap seperti wastafel, urinoir, water closet, dan sebagainya harus
disesuaikan dengan gambar. Apabila tidak ditentukan lain oleh Direksi, semua
perlengkapan tersebut harus dari jenis/kualitas-1 dan merek yang disetujui. Semua unit
perlengkapan tersebut harus dipasang pada tempatnya dengan sambungan yang kaku
dan kuat yang dikerjakan oleh tenaga-tenaga yang ahli.

E. Penyesuaian Dengan Peraturan Yang Ada
Semua cara pemasangan peralatan harus memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh
Acuan Normatif atau peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh badan yang berwenang.
Atau apabila tidak ada maka harus dilaksanakan oleh tenaga ahli yang berpengalaman di
bawah pengawasan seorang seorang Ahli yang berpengalaman, sesuai prosedur pabrikan.

F. Klem dan Pendukung
Pipa yang tidak ditanam harus dipasang dengan klem dengan jarak tidak lebih dari 2,5m
untuk yang berdiameter 100mm atau lebih besar, dan 2m untuk yang berdiameter kurang
dari 100mm.

G. Pemasangan
Semua pekerjaan perpipaan harus dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan seperti
tersebut dibawah ini:
1. Pipa-pipa air harus dipasang bebas dari kantong-kantong udara dan lurus
2. Seluruh panjang pipa utuh harus dipakai kecuali jika panjang yang terpasang
lebih pendek daripada panjang pipa.
3. Pipa yang ditempatkan di atas tanah sedapat mungkin harus didukung secara
merata dan material yang langsung berhubungan dengan pipa harus bersih
atau bebas dari batu besar atau bahan-bahan yang merusak pipa.
4. Pemasangan pipa dan sambungannya harus dilaksanakan secara seksama
untuk menjamin lancarnya aliran air terutama sekali pada saluran pembuangan
air kotor dan juga untuk memudahkan pengontrolan dari sistem.
5. Ujung-ujung pipa yang terbuka harus ditutup selama jangka waktu pelaksanaan
untuk menghindarkan kotoran atau lumpur yang akan masuk ke dalam pipa.
6. Test tekan (uji kebocoran) yang akan menguji apakah seluruh sistem telah
dapat bekerja dengan baik harus dilaksanakan sebelum penyelesaian
pekerjaan akhir.
7. Semua pipa harus diberi warna tertentu sesuai dengan fungsinya dan sesuai
dengan arahan Direksi/Pengawas, guna membedakan dengan pipa-pipa
instalasi lainnya.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 43
H. Test Pelayanan Sistem Air Bersih
Semua pipa pelayanan dan pipa utama harus ditest dengan tekanan hidrolis 7 kg/cm atau
sekurang-kurangnya dua kali tekanan yang nantinya akan bekerja. Air harus diberikan
pada sistem tersebut dengan pompa tekan dan diberikan secara terus menerus selama 1
hari tanpa ada penurunan tekanan Uji. Tidak boleh ada pipa-pipa potongan ataupun
peralatan/pelengkap lain yang ditutup atau ditimbun kembali tanpa ada persetujuan dari
Direksi. Sesudah selesainya pemasangan dan sebelum sistem tersebut dipakai maka
untuk mematikan kuman-kuman diberi larutan desinfektan (klor atau kaporit) yang
ditentukan oleh Direksi.

9.2.5.9 Sistem Drainase
A. Penggalian
Penggalian parit untuk sistem drainase dan pembuangan air kotor harus merupakan garis
lurus dengan kedalaman dengan kemiringan sesuai dengan yang ditunjukkan pada
gambar rencana. Parit tersebut harus mempunyai lebar yang cukup sehingga
memungkinkan pekerja dapat melaksanakan pekerjaan dengan baik. Tanah galian tidak
diperbolehkan ditimbun melebihi 50cm pada sisi-sisi parit tersebut dan sisa-sisanya
diberikan penahan dan sebagainya. Jika diperlukan untuk menjaga penggalian tanah
melebihi dari yang direncanakan maka harus ditutup dengan beton tumbuk atau beton lain
sesuai dengan permintaan Direksi.

Tanah galian yang akan digunakan kembali untuk tanah timbunan harus dijaga agar tanah
tersebut bebas dari pengotoran yang dapat merusak mutu pekerjaan. Bagian bawah dari
galian tanah harus menunjukkan daya dukung yang baik agar dapat mendukung beban
yang akan bekerja di atasnya. Juga harus dihindari dari genangan air yang dapat
mengganggu lancarnya pekejaan.

B. Pipa PVC untuk Drainase
Jika digunakan pipa PVC untuk drainase seperti yang ditunjukkan pada gambar rencana
maka harus dipakai pipa PVC dari jenis serta merk yang disetujui oleh Direksi.

C. Pipa Beton/ Buis Beton
Ukuran pipa beton maupun sambungannya harus sesuai dengan gambar rencana. Bentuk
pipa harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
a. Pipa harus lurus dengan ukuran sesuai rencana, ujungnya tajam dan tidak
rusak
b. Permukaannya harus menunjukkan sifat-sifat yang merata dan tanpa cacat
berupa lubang-lubang atau retak-retak
c. Pipa harus kering betul dan siap untuk dipasang
d. Sambungan antara pipa yang satu dengan yang lain harus dilaksanakan
dengan mortar dengan perbandingan campuran 1 pc:3 pasir

D. Letak Pipa Drainase
Setiap pipa harus diperhatikan secara seksama pada saat tiba di tempat pekerjaan. Pipa-
pipa yang tidak sempurna tidak boleh dipakai dan harus dipisahkan. Pipa drainase harus
diletakkan merupakan garis lurus dan dengan kemiringan seperti yang ditunjukkan pada
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 44
gambar rencana. Perhatian khusus harus diberikan agar penempatan pipa tersebut sesuai
hasil yang direncanakan dengan menempatkan patok-patok tetap dan sebagainya.

E. Penimbunan Parit
Tidak satupun yang boleh ditimbun selama belum diadakan pengecekan dan pengetesan.
Tanah timbunan di bawah muka tanah asli dari pipa sampai kurang lebih 30mm di atas
harus dari material yang terpilih. Pemadatan harus dilaksanakan lapis demi lapis dan harus
dilaksanakan dengan hati-hati supaya tidak merusak pipa.

F. Test Sistem Drinase
Setelah dirasa cukup maka sistem drainase harus ditest terlebih dahulu untuk menguji
apakah seluruh sistem bisa bekerja dengan baik. Test tersebut harus menunjukkan hasil
yang baik dan tidak boleh menunjukkan hambatan, yang berarti kurang berfungsinya
seluruh sistem dengan baik. Jika dipandang perlu oleh Direksi maka bagian yang cacat
tersebut harus dibongkar dan diperbaharui dengan kerja dan atas biaya Penyedia
barang/jasa.

G. Pembetulan Jalan, Lahan dan Sebagainya
Jika pipa-pipa dan sebagainya memotong jalan maka setelah pemasangannya berakhir
bagian bangunan atau jalan yang kena pemotongan tersebut harus dikembalikan seperti
semula. Kerusakan akibat pemasangan pipa dan sebagainya harus diperbaiki seperti
sediakala, dan segala biaya yang dikeluarkan akibat kerusakan tersebut menjadi
tanggungan Penyedia barang/jasa.

9.2.5.10 Pagar dan Pintu Halaman
Pagar dan pintu halaman harus dibuat dan dilaksanakan seperti yang ditunjukkan pada
gambar rencana dan gambar detil. Pekerjaan tersebut harus rapi sehingga di samping
berfungsi sebagai pelindung halaman juga untuk memperindah halaman. Pagar dan pintu
halaman harus menonjolkan ornamen arsitektur khas budaya lokal.

9.2.5.11 Pekerjaan Instalasi Listrik
A. Lingkup Pekerjaan
Apabila tidak ditentukan lain maka pekerjaan instalasi listrik meliputi penyediaan material,
peralatan kerja, serta tenaga kerja untuk keperluan instalasi / pemasangannya tenaga
listrik.

B. Ketentuan Standar
Ketentuan dalam spesifikasi ini hanya bersifat umum, sedangkan apabila diperlukan
persyaratan khusus maka akan dibuat secara khusus pada buku ini. Semua pemasangan
dari instalasi listrik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Ketentuan dari perusahaan Listrik Negara (SPLN), baik SNI dan SII
2. Standar-standar lain (seperti Standard IEC76, JIS, VDE, NEMA, ANSI, ISO,
dan lainnya yang terkait) yang dapat digunakan dan dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL) Indonesia yang terakhir, beserta
perubahannya.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 45
C. Kabel-Kabel
1. Umum
Semua tipe kabel harus dari kualitas A yang kemampuannya serta ukurannya harus sesuai
dengan yang tegangan dan arus yang direncanakan. Kabel dan insulator pelindung yang
dipasang harus memenuhi SNI 04-6629-2006 tentang Kabel berinsulasi PVC dengan
tegangan pengenal sampai dengan 450/750 V. Material kabel dari kawat tembaga (copper)
atau campuran antara timah dan tembaga (high strand tinned copper). Material insulator
(jaket pelindung kabel) terbuat dari bahan PVC atau XLPE yang tahan terhadap paparan
sinar matahari (sunlight resistant) dan tahan minyak (oil resistant).

Perbedaan dari rencana, penyesuaian, dan/atau penyimpangan terhadap pengadaan dan
pemasangan kabel yang diizinkan harus memenuhi standar-standar yang ada dengan
persetujuan Direksi.

2. Pelaksanaan Instalasi (penyambungan Kabel)
Penyedia barang/jasa harus menggunakan tenaga yang terampil/ahli dan jika perlu tenaga
spesialis yang khusus yang didatangkan untuk keperluan tersebut. Penyedia barang/jasa
harus minta persetujuan dulu untuk memakai tenaga-tenaga tersebut.

Terminasi kabel harus mengunakan Sepatu Kabel. Jika sambungan dengan memakai
solder maka harus dengan panas minimal 185C yang dipakai untuk menghasilkan
sambungan yang baik. Semua sambungan tersebut kemudian dilindungi dengan
memberikan isolasi-isolasi yang sesuai dengan standard keperluan tersebut.

3. Sakelar, stop kontak dan kotak kontak listrik
Pemasangan sakelar harus sesuai dengan spesifikasi dan gambar rencana yang telah
ditentukan. Pemasangan saklar untuk instalasi dengan tegangan sampai dengan 500Volt
dan arus sampai dengan 20Ampere harus mengikuti SNI 04-6203.1-2006 tentang Saklar
untuk Instalasi Tetap Rumah Tangga dan Sejenisnya. Sedangkan untuk saklar di atas
500Volt dan di atas 20Ampere mengikuti ketentuan dan standar nasional atau internasional
yang berlaku dan atas petunjuk Direksi.

Pemasangan stop kontak dan kotak kontak listrik harus sesuai dengan spesifikasi dan
gambar rencana yang telah ditentukan. Pemasangan stop kontak dan kotak kontak listrik
dengan arus kurang dari 16Ampere harus mengikuti SNI 04-3892.1-2006 tentang Tusuk
Kontak dan Kotak Kontak untuk Keperluan Rumah Tangga dan Sejenisnya. Untuk arus
16Ampere ke atas maka harus mengikuti standar nasional atau internasional yang berlaku
dan sesuai petunjuk dari Direksi.

D. Sekering dan Alat Proteksi Arus Berlebih
Sistem instalasi listrik harus dilengkapi dengan sekering dan alat proteksi arus berlebih.
Pemasangannya harus mengikuti SNI 04-6507.1-2002 tentang Electrical Accesories:
Circuit Breakers for Overcurrent Protection for Households and Similar Installations.

E. Ujung-Ujung Kabel
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 46
Sesudah dipotong, ujung-ujung kabel harus dijaga dengan cara tertentu agar air jangan
sampai memasuki ujung kabel sampai sambungan yang permanen selesai dibuat.

F. Kabel-Kabel dalam Tanah
Kabel-kabel yang ditanam langsung harus dipasang dengan kedalaman minimal 70 cm
lapisan sebelah atas. Semua kabel harus diletakkan sedapat mungkin pada lapisan yang
sama. Sebelum kabel-kabel diletakkan, bagian bawah dari parit harus diratakan dan ditutup
dengan lapisan pasir padat dengan tebal 7,5cm kemudian ditutup dengan tebal lapisan
yang sama setelah kabel-kabel diletakkan dan dilindungi dengan plat beton tebal 5cm.

G. Saluran Pipa Kabel
Semua saluran kabel harus dibuat sesuai dengan gambar rencana. Pipa yang digunakan
untuk saluran kabel harus memenuhi SNI 04-1701-1989 tentang Pipa untuk Instalasi
Listrik. Apabila tidak ditentukan pada gambar maka bisa dibuat dari pipa PVC dengan
diameter minimal 100 mm dengan tebal 2,2mm atau seperti yang ditentukan oleh Direksi.
Kalau saluran kabel dibuat dari pipa PVC maka di sekeliling pipa tersebut harus diisi
dengan pasir halus tumbuk sampai 15cm di bawah atau di sekeliling pipa. Semua kabel
harus dipasang dan ditarik melewati saluran dengan tangan. Semua pemasangan kabel
harus rapi dan dipasang oleh tukang/tenaga yang berpengalaman dan persilangan sedapat
mungkin dihindari.

H. Perlindungan Kabel
Kabel yang menembus beton atau yang melalui pinggiran tertentu harus dilindungi dengan
pipa PVC AW atau pipa galvanis yang disediakan termasuk dalam pemasangan kabel.
Cara pemasangannya harus mendapatkan persetujuan dari Direksi.

I. Gambar dan Catatan
Penyedia barang/jasa harus menyusun catatan yang meliputi penamaan, penomoran, dan
penggambaran diagram kabel, layout seluruh kabel ditambah potongan melintang dan
lokasi kabel secara detil. Pencatatan tersebut harus diikuti dan disesuaikan dengan
penandaan kabel dan peralatan lainnya yang terpasang di lokasi/lapangan. Catatan-
catatan asli dan satu salinan berikut gambar-gambarnya diajukan Direksi untuk disetujui.

J. Pemasangan Lampu-Lampu Penerangan
Semua pemasangan lampu penerangan harus dilaksanakan sesuai dengan yang
ditunjukkan pada gambar rencana dengan memperhatikan kode-kode yang ada.
Penggunaan lampu fluoresen harus mengikuti ketentuan yang ada dalam SNI 04-3559-
1999 tentang Lampu Fluoresen Bentuk Tabung untuk Penggunaan Umum. Sedangkan
penggunaan lampu swa-balast (self-ballasted) harus mengikuti ketentuan dalam SNI 04-
6504-2001 tentang Lampu Swa-balast untuk Pelayanan Pencahayaan Umum-Persyaratan
Keselamatan.

Penyedia barang/jasa harus menyediakan peralatan tersebut sesuai dengan ketentuan
seperti pada gambar rencana baik mengenai model, kapasitas, kualitas, warna dan
sebagainya. Bila ada kekurangan mengenai hal tersebut dan terdapat ketidakjelasan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 47
terhadap apa yang ditunjukkan pada gambar, maka bisa dimintakan persetujuan Direksi
untuk menetapkannya.

9.2.5.12 Pemasangan Pipa Dalam Tanah
Pipa harus dipasang lurus dan pada kedalaman yang tepat sesuai dengan gambar
rencana. Dasar parit harus dibentuk sedemikian rupa agar memberi penopangan keliling
yang merata dan kuat bagi bagian bawah setiap pipa. Pipa tidak boleh dipasang bila
menurut anggapan Direksi/Tenaga Ahli keadaan parit tidak memenuhi syarat.

9.2.5.13 Panel Listrik, Pentanahan dan Pengujian
1. Jumlah dan jenis komponen panel listrik sesuai dengan yang ditunjukkan dalam
gambar, dan atau list dalam tabel BoQ.
2. Tebal pelat yang digunakan minimum 1,2mm dan dikerjakan oleh perusahaan
perakit Panel yang telah memiliki sertifikasi ISO dan memenuhi SNI, serta
menggunakan komponen-komponen dengan kualitas kelas 1 (grade A) (seperti:
Merlin Gerin, Hitachi, Omron, dll)
3. Bentuk panel listrik: untuk panel utama dan panel tenaga, sebaiknya berdiri sendiri
dan untuk panel penerangan terbenam di dalam tembok, kecuali dinyatakan lain
dalam gambar atau spesifikasi.
4. Seluruh terminal untuk penyambungan ke luar harus ada di sebelah atas panel
kecuali stop kontak lantai.
5. Terminal kabel atau sepatu kabel masuk disesuaikan dengan kabel masuk.
6. Kabel masuk dilengkapi dengan cable plug atau sepatu kabel yang besarnya
disesuaikan dengan ukuran kabel.
7. Semua perkabelan harus terpasang secara rapi, aman/terlindung, sesuai arahan
Direksi, atau Pengawas yang ditunjuk.
8. Semua Panel Listrik (Daya, Motor, Penerangan, dan lainnya) harus dibumikan
(grounded). Tahanan Pembumian harus memenuhi Standar/Aturan yang berlaku
untuk itu.
9. Seluruh Instalasi Listrik harus dilakukan test uji Instalasi (Test Isolasi dan lainnya)
dengan disaksikan Direksi/Pengawas yang ditunjuk, sebelum diberi beban dan
daya listrik serta dicatat/didokumentasikan dengan rapi dan teratur.

9.2.5.14 Perpipaan Penyediaan Air Minum
Pekerjaan perpipaan yang merupakan bagian dari proses penyediaan air minum termasuk
sebagian dari pekerjaan sipil ini, seperti pipa-pipa dinding, pipa-pipa di bawah pondasi dan
sebagainya. Semua proses perpipaan dan pemasangannya harus sesuai dengan
spesifikasi.

9.2.5.15 Pengujian Bangunan Pengolah Air
A. Umum
Pengujian bangunan-bangunan pengolah/penampung air, perlu dilakukan untuk
membuktikan kekedapan air dari pertemuan antara pipa dengan beton, dilakukan terhadap
bak aerasi, bak sedimentasi, bak koagulasi-flokulasi, bak pengendapan, bak filter, reservoir
air, bak pengering lumpur, dan bangunan air lainnya.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 48
B. Cara Pengujian
Setelah selesai dikerjakan, semua dinding harus dibersihkan dari bekas tanah urugan
sehingga setiap kebocoran dinding dapat terlihat. Semua bagian bangunan selama
pengujian harus diisi dengan air bersih dan ditahan sekurang-kurang selama 48 jam.
Pengisian dilaksanakan secara bertahap mulai dari sepertiga volume bangunan.
Ketinggian permukaan akan diperhatikan selama waktu tersebut di atas. Penurunan tinggi
permukaan air di dalam bangunan air diperbolehkan sesuai ketentuan yang ditetapkan.

Ketentuan nilai penurunan selama 24jam adalah sebagai berikut:
1. Reservoar air bersih : kurang dari 1cm
2. Bangunan pengolahan : kurang dari 1cm
Jika kebocoran melampaui nilai-nilai di atas, penyedia barang/jasa diharuskan
memperbaikinya dengan biaya sendiri.

Apabila pengujian pada sepertiga volume bangunan memenuhi ketentuan yang
dipersyaratkan maka dilanjutkan dengan pengujian dengan pengisian dua pertiga volume
bangunan. Dan seterusnya dilanjutkan sampai kapasitas penuh bangunan apabila
memenuhi seluruh ketentuan pengujian yang dipersyaratkan.

C. Perbaikan
Setiap kebocoran yang ditemukan harus diperbaiki sampai tidak ditemukan lagi
kebocoran. Setelah perbaikan selesai, cara pengujian tercantum dalam nomor B di atas
harus diulangi.
Pengujian tidak perlu diulang jika:
1. Tidak ditemukan lagi kebocoran
2. Penurunan permukaan air tidak melebihi ketentuan dalam nomor 1 dan 2 di
atas
3. Tidak ditemukan adanya pergeseran tanah, pergeseran bangunan, perubahan
bentuk bangunan, dan lain sebagainya.
Biaya yang timbul sudah termasuk dalam biaya pengujian memperoleh air untuk
mengisi bangunan pengolahan/penampungan pada saat pengujian, termasuk
memperbaiki kebocoran dan segala kerusakan yang mungkin timbul.

9.2.5.16 Masa Pemeliharaan
Terhitung dari tanggal penyerahan pertama (Provisional Hand Over) dengan jangka waktu
yang ditentukan dalam kontrak, Penyedia barang/jasa diwajibkan untuk memperbaiki
pekerjaan yang kurang baik, pengurugan yang amblas, bahan yang jelek, peralatan yang
belum berfungsi atau beroperasi secara normal dan baik, dan hal-hal lain sesuai dengan
catatan dari Direksi. Setelah semua kekurangan dan kerusakan ini diperbaiki dengan
memuaskan dan diterima dengan baik oleh Direksi, maka setelah jangka waktu
pemeliharaan dilampaui, pekerjaan sekali lagi diserahkan oleh Penyedia barang/jasa. Hal
ini akan dinyatakan secara tertulis dalam bentuk suatu Berita Acara Penyerahan Kedua
(Final Hand Over).

Bila Penyedia barang/jasa dalam masa tersebut atas teguran/pemberitahuan Direksi tidak
melaksanakan perbaikan/ pemeliharaan, maka Direksi berhak untuk memotong
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 49
sebagian/seluruh jaminan pemeliharaan dan/atau menyuruh pihak ketiga untuk melakukan
pekerjaan itu atas dengan tanggungan Penyedia barang/jasa.

9.3. SPESIFIKASI TEKNIS PEKERJAAN KAYU

9.3.1. Persiapan
Sebelum pekerjaan kayu dimulai maka Penyedia barang/jasa harus mempersiapkan
rencana kerja, material, serta peralatan yang lengkap untuk pekerjaan kayu tersebut,
sehingga pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan sebaik-baiknya.

9.3.2. Acuan Normatif
Semua pekerjaan konstruksi kayu yang belum tercakup dalam peraturan ini harus
memenuhi syarat-syarat dalam:
a. Peraturan umum Bahan Bangunan di Indonesia NI-3.
b. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia NI-5.

9.3.3. Kayu
9.3.3.1. Mutu Kayu
Kalau tidak ditentukan lain, maka semua kayu yang digunakan untuk penyangga harus
kayu dengan mutu A sesuai dengan PKKI. Semua kayu harus bebas dari getah-getah,
cacat-cacat kayu seperti mata kayu, retak-retak, bengkok, dan sebagainya dan harus
sudah mengalami proses pengeringan udara minimum 3bulan.

9.3.3.2. Kadar Air
Kadar air dari semua kayu yang dipakai untuk pekerjaan harus lebih kecil atau sama
dengan 15%. Sedangkan untuk pekerjaan-pekerjaan yang kasar harus lebih kecil atau
sama dengan 20%. Harus dijaga agar supaya kadar air tersebut konstan baik pada saat
penyimpanan, pengerjaan, maupun sampai pada penyelesaian pekerjaan.

9.3.4. Macam-Macam Kayu
Macam kayu yang dipakai untuk pekerjaan-pekerjaan ini akan disebutkan atau ditentukan
pada saat rapat penjelasan.

9.3.5. Penyimpanan Kayu
Segera setelah kayu diterima di tempat pekerjaan, maka kayu-kayu disimpan dengan tidak
secara langsung menyentuh tanah pada tempat-tempat yang disetujui Direksi.

Kayu bundar disusun sedemikian rupa sehingga setiap batang mempunyai jarak tidak
kurang dari 7,5cm dari batang yang berdampingan.

Papan-papan disusun seperti batang bundar atau disusun tegak lurus terhadap lapisan di
bawahnya atau dipisahkan dengan tumpukan pada jarak tertentu untuk mencegah
perubahan dari bentuk kayu.

Kayu pada setiap lapisan harus dipisahkan dari kayu-kayu berdampingan dengan jarak
horizontal 2,5cm.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 50

Semua kayu yang disusun di tempat pekerjaan harus selalu dilindungi dengan baik dan bila
kayu-kayu itu menjadi rusak atau tidak sesuai untuk digunakan, maka kayu itu akan ditolak
dan harus diganti oleh Penyedia barang/jasa atas tanggungannya.

9.3.6. Ukuran Ukuran
Ukuran-ukuran kayu harus sesuai dengan yang disyaratkan, kecuali penyimpangan-
penyimpangan sedikit akibat penggergajian. Ukuran-ukuran yang menyimpang harus
disesuaikan seperti yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

9.3.7. Permukaan Kayu Yang Terbuka
Semua kayu yang pada penyelesaian akhir dibiarkan permukaannya terbuka, misalnya
pada pekerjaan meubelair, pintu, jendela dan sebagainya, permukaan harus dikerjakan
kembali jika tidak ditentukan lain dalam spesifikasi ini. Semua kayu pada pekerjaan
konstruksi kayu harus dibiarkan kasar dari penggergajian jika tidak ditentukan bahwa harus
dikerjakan lagi.

9.3.8. Penyusutan Kayu
Persiapan, penyambungan, dan pemasangan dari pekerjaan kayu harus sedemikian rupa
sehingga penyusutan pada bagian-bagian tertentu atau arah-arah tertentu harus tidak
mempengaruhi kekuatan dan bentuk terakhir dari pekerjaan dan tidak merusak bahan-
bahan secara terus menerus.

9.3.9. Pabrikasi
Penyedia barang/jasa harus menyiapkan segala sesuatu yang diperlukan bagi persiapan
pekerjaan pabrikasi juga termasuk penyedian semua plat-plat penyambung, sekrup-sekrup,
paku, dan lain sebagainya, sehingga pekerjaan dapat dilakukan sebaik-baiknya sesuai
dengan gambar rencana. Penyedia barang/jasa harus menyiapkan pula segala keperluan
untuk pemasangan seperti perancah-perancah dan lain sebagainya, untuk mendukung dan
memasang konstruksi tersebut pada tempat yang sesuai dengan gambar rencana.

9.3.10.Pengawetan dan Pengecatan Kayu
Direksi dapat memerintahkan untuk menggunakan bahan-bahan untuk mengawetkan kayu
jika dipandang perlu, yang dapat berupa minyak pengawet kayu ataupun penggunaan ter.
Semua sambungan pada ujung-ujung kayu perlu mendapat perhatian khusus dan pada
penyelesaian pekerjaan, minyak pengawet kayu harus dituangkan pada sambungan-
sambungan.

Semua bagian-bagian yang diminyaki harus diselesaikan dahulu sebelum mulai pekerjaan
pengecetan dan tidak ada satu bagianpun yang diminyaki selama atau segera setelah
hujan atau selama permukaan kayu masih basah. Diperlukan sekurang-kurangnya 48 jam
berselang setiap penggunaan minyak pada bagian yang sama.

Jika digunakan ter untuk mengawetkan kayu maka bagian kayu tersebut harus kering dulu
sebelum dipasang. Untuk bagian-bagian yang nantinya tidak tertutup oleh lapisan tanah
dan sebagainya bisa dilaksanakan pengeteran setelah bangunan terpasang.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 51
Setelah pengolahan bagian-bagian kayu dengan minyak-minyak pengawet kayu maka
dapat dilapisi dengan satu lapisan menie atau bahan lain yang telah disetujui. Setelah
lapisan menie maka harus diplamur dan setelah digosok dengan amplas dilapisi dengan
tiga lapis cat yang disetujui mutunya. Semua sambungan dan bagian lain yang tidak dapat
dicapai setelah pemasangan kayu konstruksi, harus terlebih dahulu diberi menie 2 kali
sebelum pemasangan.

Tidak diperkenankan mengecat selama permukaan kayu terpengaruh oleh air hujan atau
selama permukaan kayu atau besi masih basah.

Setelah sekurang-kurangnya 24jam baru lapisan cat yang berikut dapat diberikan dan
setiap lapisan cat harus kering betul sebelum yang berikutnya diberikan.

9.4. Spesifikasi Teknis Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA)

9.4.1 Umum
9.4.1.1. Ruang Lingkup
Spesifikasi ini adalah bagian dari kontrak yang merupakan syarat-syarat untuk unit instalasi
pengolahan air (IPA), material/bahan, pekerjaan konstruksi, pekerjaan Instalasi perangkat/
peralatan, daya dan lainnya yang berkaitan. Pekerjaan yang harus dilaksanakan adalah:
1. MEreview perencanaan secara rinci proses pengolahan dan konstruksi lengkap
sesuai kebutuhan, terkait kuantitas dan kualitas air baku yang datanya telah
disediakan oleh pengguna barang/jasa.
2. Penyedia barang/jasa harus memeriksa dan menganalisis ulang kualitas air baku
3. Pengadaan bangunan-bangunan pengolahan air (IPA) berikut bangunan penunjang
dan perlengkapan-perlengkapannya yang terdiri dari bahan-bahan yang kedap air
(waterproof) dan dilindungi dengan anti karat.
4. Pengadaan dan pemasangan instalasi perpipaan unit IPA, peralatan listrik (motor,
pompa, injector, kompresor, panel, blower, crane, kabel-kabel), valve dan lain-lain.
5. Uji coba (trial run) dan commisioning sampai dengan hasil produksi memenuhi
kapasitas yang direncanakan dengan standar kualitas air minum yang
dipersyaratkan, termasuk di dalamnya pemeriksaan hasil kualitas air baku dan air
olahan di laboratorium selama masa uji coba.
6. Jaminan (guarantee) bahwa unit IPA ini mampu mengolah air baku menjadi air
minum yang memenuhi standar kualitas air minum sesuai Permenkes Rl No
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
7. Penyedia barang/jasa dapat mengajukan usulan perbaikan system untuk mencapai
kuantitas dan kualitas yang telah ditetapkan, sesuai dengan standar yang berlaku
dengan memperhatikan perkembangan teknologi terakhir.
8. Penyedia barang/jasa wajib memasukkan/menyertakan semua brosur/data teknis dari
peralatan/perlengkapan yang akan digunakan/ditawarkan untuk membangun unit
Instalasi Pengolah Air ini.
9. Semua usulan dari Penyedia barang/jasa akan menjadi bahan pertimbangan dalam
menentukan/pemilihan penyedia barang/jasa.
10. Penyedia barang/jasa harus menawarkan sistem monitoring dan kontrol otomatis dari
operasional IPA secara terpusat dari ruang control IPA.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 52
11. Penyedia Barang/Jasa wajib menyusun dan menyerahkan buku pedoman dan
manual pengoperasian dan pemeliharaan bangunan pengolahan, bangunan
penunjang beserta peralatan dan perlengkapannya.

9.4.1.2. Acuan Normatif
SNI 06-0112-1987 Pipa poliester serat gelas untuk saluran air bertekanan dan
saluran air buangan
SNl 06-0162-1987 Pipa PVC untuk saluran air buangan di dalam dan di luar
bangunan.
SNI 07-0071-1987 Mutu dan cara uji pipa baja las spiral.
SNI 07-2225-1991 Pipa baja saluran air.
SNI 05-0141.2-1996 Unjuk kerja pompa sentrifugal
SNI 04-0225-2000 Persyaratan umum instalasi listrik 2000 (PUIL 2000).
SNI 06-0084-2002 Pipa PVC untuk saluran air minum.

9.4.1.3. Tenaga Ahli
Tenaga ahli yang terlibat dalam pekerjaan ini haruslah tenaga ahli dari Teknik
Lingkungan/Teknik Penyehatan, Teknik Sipil, Teknik Geodesi, Teknik Elektro, Teknik
Kimia, Teknik Mesin, Teknik Arsitektur, dan/atau lainnya yang terkait dan sudah
berpengalaman.

9.4.1.4. Dokumen Gambar
Peserta pelelangan harus melampirkan gambar-gambar beserta brosur-brosur asli dari
pabrik produsen di dalam dokumen penawarannya, yang menggambarkan ukuran dan
spesifikasi teknis dari peralatan-peralatan untuk unit Instalasi Pengolahan Air (IPA).

9.4.1.5. Keselamatan Kerja
Penyedia barang/jasa harus memiliki sertifikat K3 perusahaan yang diterbitkan oleh
lembaga sertifikasi yang telah diakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN) dan
menjamin keselamatan dan kesehatan para pekerja dan pihak lain yang berkepentingan di
lokasi proyek maupun masyarakat sekeliling proyek. Penyedia Barang/Jasa wajib
mengikuti ketentuan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)
yang diatur dalam Permen PU 09/PER/M/2008.

Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja yang harus diikuti antara lain (dan tidak
terbatas pada):
a. Jaminan asuransi bagi tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja sementara di lokasi
proyek;
b. Penyediaan perlengkapan dan peralatan Pertolongan Pertama pada Kecelakaan
(P3K/First Aid) yang memadai;
c. Penyediaan alat perlindung diri (APD) bagi setiap tenaga kerja maupun pihak lain yang
berkepentingan di lokasi proyek dan mewajibkan untuk menggunakannya selama di
dalam areal proyek, misalnya helm pengaman, sepatu pengaman, ;
d. Manajemen lalu lintas dengan memastikan bahwa segala jenis kendaraan yang
bergerak tidak membahayakan orang yang bekerja atau mengunjungi lokasi proyek;
e. Perlindungan terhadap masyarakat umum yang ada di lokasi proyek dan sekitarnya
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 53
serta pihak lain yang berkepentingan di lokasi proyek;
f. Pencegahan akses masuk ke lokasi proyek bagi pihak-pihak yang tidak
berkepentingan;
g. Manajemen penyimpanan material dan pembuangan sampah/buangan dengan
penyimpanan material yang aman untuk mencegah resiko bahaya dan memastikan
barang buangan/sampah dibuang dengan aman;
h. Penyediaan fasilitas-fasilitas untuk para pekerja, misalnya toilet, fasilitas pencucian,
fasilitas air minum, tempat peristirahatan, ruang ganti, dan loker/tempat penyimpanan
barang;
i. Manajemen administrasi untuk mengelola dokumen-dokumen yang diperlukan agar
operasional pekerjaan proyek memenuhi keamanan dan keselamatan kerja secara
legal;
j. Pencegahan terhadap selip dan sandungan dengan memperhatikan beberapa aspek,
antara lain: permukaan yang tidak rata, halangan, kabel catu daya peralatan
tangan/bergerak (trailing cable), permukaan yang basah/licin, perubahan level
permukaan, dan sebagainya;
k. Pekerjaan di ketinggian wajib mengikuti prinsip pengendalian dengan urutan
penanganan: hindari, cegah, dan atasi. Setiap pekerjaan yang dilaksanakan di lokasi
ketinggian wajib dilakukan penilaian resiko, diambil tindakan pencegahan, dan
diterbitkan metode yang jelas bagi semua pekerja yang bekerja di lokasi ketinggian;
l. Antisipasi resiko pekerjaan atap dengan merencanakan akses yang aman dan
mencegah jatuh dari tepi ataupun dari bukaan atap;
m. Pekerjaan di atas atau di dekat permukaan yang rapuh harus mengikuti prinsip
pengendalian dengan urutan penanganan: hindari, kendalikan, komunikasikan, dan
kerjasama;
n. Penggunaan tangga yang mengikuti tiga kunci keselamatan, yaitu posisi, kondisi, dan
cara penggunaan yang benar;
o. Penggunaan perancah menara (tower scaffolds) yang tepat dengan memilih,
memasang, menggunakan, dan membongkarnya dengan benar dan aman,
memastikan kestabilan dan mengeceknya secara regular untuk mencegah ambruk;
p. Pengamanan terhadap kestabilan struktur pada saat perubahan, penghancuran, atau
pembongkaran dengan mengikuti beberapa ketentuan antara lain:
i. Survei dan penilaian terhadap kestabilan struktur harus dilaksanakan oleh personil
yang kompeten dan penilaian secara menyeluruh harus dilakukan sebelum
pelaksanaan pekerjaan yang mempengaruhi kestabilan struktur;
ii. Hanya personil yang kompeten bertanggung jawab untuk memutuskan metode dan
desain penyangga-penyangga sementara yang diperlukan;
iii. Pengaturan untuk penghancuran atau pembongkaran bangunan harus
direncanakan dengan matang sebelum pelaksanaan dengan menyusun sistem
kerja yang aman (urutan dan metode pekerjaan) untuk mencegah kecelakaan
akibat runtuhnya struktur;
iv. Bila diperlukan dapat berkonsultasi dengan pihak terkait sebelum pelaksanaan
pekerjaan yang mempengaruhi kestabilan struktur;
q. Pengamanan untuk mencegah bahaya runtuhnya galian dan jatuhnya orang atau
material ke dalam galian dengan melakukan beberapa pendekatan, antara lain (dan
tidak terbatas pada):
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 54
i. Inspeksi keamanan galian oleh personel yang kompeten, baik terhadap penyangga
sementara maupun dinding galian sebelum melaksanakan pekerjaan di dalam dan
di sekitar lokasi galian;
ii. Pemasangan penyangga sementara (bila diperlukan) yang sesuai untuk setiap
galian dan rencana tindakan pencegahan dan penanganan resiko;
iii. Pemadatan dinding galian dan penentuan sudut galian yang aman terhadap
runtuhnya galian;
r. Penggunaan crane dan peralatan pengangkat harus dipastikan cukup kuat, telah diuji,
dan dapat diperiksa setiap saat apabila diperlukan, baik secara administrasi maupun
secara teknis;
s. Operator crane dan peralatan, termasuk orang lain yang terkait dalam pekerjaan
pengangkatan, harus terlatih dan kompeten;
t. Pelaksanaan pekerjaan elektrikal menggunakan peralatan elektrikal yang aman dan
terawat secara layak. Hanya pada kondisi tertentu pekerjaan elektrikal dilaksanakan
dengan arus listrik menyala (ON) dan harus dilaksanakan oleh personel yang
kompeten dan berwenang.
u. Pelaksanaan pekerjaan listrik harus direncanakan, dikelola, dan dimonitor untuk
mencegah resiko terkena sengatan listrik pada pekerja;
v. Pekerjaan yang dilaksanakan di dekat saluran listrik di atas permukaan tanah harus
direncanakan dan dilaksanakan dengan hati-hati dan seksama, dan dimonitor untuk
menghindari kontak langsung dan/atau tidak langsung pada saluran listrik;
w. Pekerjaan yang diperkirakan mempengaruhi saluran listrik bawah tanah harus
direncanakan, dilaksanakan dengan hati-hati dan seksama untuk menghindari kontak
langsung/tidak langsung yang dapat merusak saluran listrik. Penentuan lokasi saluran
listrik dan penggalian yang aman dan hati-hati harus dilaksanakan untuk mencegah
resiko akibat sengatan listrik;
x. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran harus disusun dan meliputi penilaian resiko
kebakaran, sarana untuk melarikan diri, metode peringatan dini, dan sarana
pemadaman kebakaran. Selama masa konstruksi harus ditunjuk penanggungjawab
untuk mengelola pengamanan terhadap bahaya kebakaran.
y. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran harus dimulai dengan menghindari proses
bahaya kebakaran, antara lain penyimpanan terpisah material yang mudah terbakar
dengan sumber pemicu api, larangan merokok setiap saat di lokasi proyek (kecuali di
kawasan bebas merokok), dan sebagainya;
z. Penggunaan kendaraan dan peralatan bergerak harus dikelola untuk memisahkan
kendaraan tersebut dari pejalan kaki (pekerja lain). Personel yang mengoperasikan
harus terlatih dan kompeten sesuai dengan jenisnya.
aa. Pemeriksaan visual terhadap kendaraan dan peralatan bergerak dilaksanakan secara
harian. Di samping itu, kendaraan dan peralatan bergerak tersebut harus dirawat dan
diinspeksi secara berkala sesuai manual dari produsen;
bb. Penggunaan excavator harus memperhatikan jarak dan luas penglihatan, pemisahan
dari pejalan kaki (pekerja lain), ruang bebas gerak, rambu tanda untuk pengemudi
excavator dan orang lain, dan sebagainya;
cc. Pengemudi excavator dan petugas rambu harus terlatih dan kompeten untuk
pelaksanaan pekerjaan dengan excavator. Pengumuman dan peringatan bagi pekerja
lain di sekitar lokasi pekerjaan yang menggunakan excavator;
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 55
dd. Pengemudi kendaraan dan operator peralatan bergerak sangat dianjurkan untuk
segera melaporkan segala kelainan atau kerusakan terhadap fasilitas tersebut;
ee. Pengelolaan lahan kerja dan akses jalan di lokasi proyek sehingga aman untuk
kendaraan, khususnya dump truck, melintas dan terhindar dari resiko terguling atau
terperosok;
ff. Pengangkutan muatan harus mengikuti kapasitas angkut masing-masing kendaraan
dan tidak boleh melebihi kapasitas yang diizinkan;
gg. Implementasi dan supervisi praktik mengemudi yang aman;
hh. Pemasangan penahan/penghenti kendaraan di tepi galian atau tebing di sekitar lokasi
proyek;
ii. Menyusun rencana dan laporan penyelenggaraan K3 sebagaimana ditentukan dalam
peraturan perundangan terkait. Dokumen-dokumen yang terkait penyelenggaraan K3
yang perlu dipersiapkan oleh Penyedia Barang/Jasa antara lain sebagai berikut:
i. Kebijakan K3 Perusahaan;
ii. Struktur Organisasi K3;
iii. Struktur Organisasi P2K3 (jika ada);
iv. Copy Sertifikat SMK3 Perusahaan;
v. Copy Sertifikat Ahli K3 pada proyek;
vi. Pra RK3K;
vii. RK3K;
viii. Penentuan Tingkat Risiko Proyek yang telah disetujui dan disahkan oleh PPK
(sesuai format pada Lampiran 4, Permen PU No. 09/PRT/M/2008)
ix. Biaya penyelenggaraan K3 Proyek;
x. Laporan Kecelakaan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja kepada PPK dan Dinas
Tenaga Kerja setempat;
xi. Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat;
xii. Copy Tindak Lanjut surat peringatan yang diterima dari PPK (jika ada);
xiii. Sasaran dan Program K3;
xiv. Daftar peraturan mengenai K3;
xv. Prosedur Identifikasi Potensi Bahaya dan Pengendaliannya (HIRARC) dan Hasil
Identifikasi;
xvi. Prosedur Kesesuaian dengan UndangUndang;
xvii. Prosedur Pelatihan Karyawan;
xviii. Prosedur dalam Pemenuhan Aspek Komunikasi, Keterlibatan dan Konsultasi;
xix. Prosedur Pengendalian Dokumen;
xx. Prosedur Pengendalian Operasional;
xxi. Prosedur Tanggap Darurat;
xxii. Prosedur Pengukuran dan Pemantauan;
xxiii. Prosedur Tindakan Pencegahan dan Tindakan Perbaikan;
xxiv. Prosedur Pengendalian Rekaman;
xxv. Prosedur Audit Internal;
xxvi. Copy Rapat Tinjauan Manajemen; dan
xxvii. Dokumen terkait K3 lainnya

9.4.1.6. Rencana Kerja/ Time Schedule
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 56
Segera setelah Surat Perintah Mulai Kerja diterbitkan, Penyedia barang/jasa harus
menyerahkan rencana kerja (time schedule), selambat-lambatnya dalam 14 hari kerja,
untuk disetujui direksi. Penyedia barang/jasa tidak diperbolehkan mengubah rencana kerja
tanpa persetujuan Pengguna barang/jasa atau Direksi yang ditunjuk.

Jika kemajuan pekerjaan tidak sesuai dengan time schedule, maka pengguna barang/jasa
dapat menginstruksikan kepada Penyedia barang/jasa untuk meninjau kembali jadwal yang
ada dan membuat usulan rencana penyesuaian pekerjaan kepada Pengguna Barang/Jasa.

9.4.1.7. Gambar Pelaksanaan/ Shop Drawing
Sebelum memulai pelaksanaan pekerjaan, penyedia barang/jasa harus menyerahkan shop
drawing kepada direksi. Shop drawing harus dapat memberikan informasi yang lengkap
mengenai komponen-komponen yang ada dalam suatu instalasi, meliputi lokasi/posisi, tipe,
ukuran-ukuran peralatan dan pekerjaan pengelasan, yang seluruhnya harus disediakan
oleh Penyedia barang/jasa sesuai dengan kemajuan pelaksanaan pekerjaan.
Shop drawing harus dibuat sesuai dengan kondisi yang ada dan dalam pelaksanaan
pekerjaannya dibuat secara efektif dan ekonomis. Simbol-simbol pengelasan yang
digunakan pada shop drawing harus sesuai dengan ISO 2553.

Selama waktu yang ditentukan di dalam time schedule, Penyedia barang/jasa harus
mengajukan shop drawing untuk disetujui oleh pengguna barang/jasa. Gambar yang
disetujui akan ditanda tangani atau ditandai oleh pengguna barang/jasa.

Setiap shop drawing yang tidak disetujui oleh pengguna barang/jasa harus segera
diperbaiki oleh Penyedia barang/jasa sesuai dengan keinginan pengguna barang/jasa dan
harus segera diserahkan kembali. Penyedia barang/jasa bertanggung jawab terhadap
kesalahan atau kelalaian dalam shop drawing.

9.4.1.8. Lokasi Instalasi
Penyedia barang/jasa dapat memanfaatkan fasilitas listrik dan air yang ada di lokasi dan
untuk semua ini penyedia barang/jasa harus membayar kepada pihak-pihak yang terkait
dan apabila tidak ada fasilitas tersebut maka Penyedia barang/jasa harus sudah
memperhitungkan dan membiayai sendiri semua pengeluaran tersebut. Setelah pekerjaan
selesai, Penyedia barang/jasa harus membenahi semua perlengkapannya dan lokasi
proyek harus sudah bersih dan siap untuk digunakan sesuai dengan arahan Pengguna
barang/jasa.

9.4.2 Kriteria Umum Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA)
Secara garis besar Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini harus memenuhi beberapa
kriteria secara umum sebagai berikut:
1. Perlu diperhatikan kekuatan, umur dan kesesuaian jenis material bahan Instalasi
pengolah air di lapangan terhadap kualitas air baku dan/atau lokasi daerah.
2. IPA harus memiliki kapasitas operasional 300 L/detik
3. IPA harus mampu mengolah air baku dari sumber air dengan kualitas air baku yang
ada
4. Kualitas air hasil pengolahan Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) harus dapat
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 57
memenuhi standar kualitas air minum Indonesia sesuai Permenkes Rl No
492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
5. Setiap bangunan di lokasi IPA harus dipasang di atas tanah yang stabil. Bila kondisi
tidak memungkinkan wajib diberi pondasi khusus sesuai kebutuhan untuk
menopang bangunan di IPA
6. IPA harus dapat dioperasikan dan dirawat secara mudah menurut petunjuk
pengoperasian dan perawatan IPA
7. Unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) ini harus terdiri dari unit untuk pengolahan
prasedimentasi, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi dan desinfeksi, mudah
untuk dikontrol dan mudah pemeliharaannya serta dilengkapi dengan bangunan
penampung air minum (reservoir).
8. Permukaan bagian luar dan dalam setiap bangunan tidak cacat dan kedap air.
9. Perletakan unit-unit tersebut harus disetujui oleh pengguna barang/jasa untuk dapat
disesuaikan dengan perencanaan pada tahap-tahap berikutnya.
10. Hendaknya menggunakan perlengkapan-perlengkapan yang memerlukan hemat
energi listrik sehingga biaya operasi tidak mahal (hemat energi).
11. Zat-zat kimia yang diperlukan untuk pengolahan air tersebut harus mudah
didapatkan di pasaran dalam negeri dan harganya relatif murah.
12. Diharuskan untuk mengikuti ketentuan-ketentuan Pemerintah dalam pengadaan/
pemakaian bahan-bahan bangunan produksi dalam negeri, kecuali beberapa
bagian yang memang belum dapat diproduksi dalam negeri.
13. Perlengkapan-perlengkapan tersebut hendaknya sesuai dengan standar
nasional/internasional yang ada sehingga mudah diperluas atau diperbaiki, suku
cadang diusahakan untuk mudah didapatkan di pasaran dalam negeri.

9.4.3 Proses Pengolahan
Bangunan-bangunan/unit-unit pengolahan yang ada dalam Unit Instalasi Pengolahan Air
(IPA) tersebut minimum memiliki 2 unit/kompartemen (agar terjamin kontinuitas pengaliran
pada saat ada pemeliharaan/perbaikan/penggantian pada salah satu unit). Proses
pengolahan antara lain terdiri dari:

Tabel 6.5
Proses Pengolahan
No Komponen Jenis
1 Komponen Utama
1) Unit pengambil air baku 1) Air Permukaan
2) Pengukur aliran Air 2) Elektromagnetik atau ultrasonik.
3) Aerasi 3) Weir cascade
4) Pembubuh Larutan Kimia 4) Pompa dosing
5) Mixer 5) Hidrolis terjunan
6) Koagulasi 6) Hidrolis terjunan
7) Flokulasi 7) Hidrolis
8) Sedimentasi/ klarifikasi 8) Gravitasi
9) Filtrasi 9) Saringan pasir cepat media
tunggal (single media)
10) Desinfeksi 10) Pompa dosing
2 Komponen Penunjang
1) Penampung air minum 1) Ground Reservoir
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 58
No Komponen Jenis
2) Ruang genset
3) Laboratorium
4) Workshop/bengkel kerja
5) Kantor
6) Padmasana
7) Pos jaga
8) Utilitas lokasi dan lansekap

9.4.3.1 Air Baku dan Bangunan Penyadap (Intake)
Air baku harus memiliki kualitas sebagai berikut:
1. Kekeruhan lebih kecil dari 600NTU atau 400mg/L zat padat tersuspensi.
2. Dalam hal kandungan kekeruhan melebihi dari 600NTU maka ke dalam paket
pekerjaan pertu dilengkapi pengolahan pendahuluan (prasedimentasi)
3. Kandungan warna asli (appearent colour) tidak melebihi dari 100PtCo dan warna
sementara mengikuti kekeruhan air baku
4. BOD maksimum 2mg/L, SNI 06-2503-1991 Metode Pengujian Kadar Kebutuhan
Oksigen Biokimia dalam air
5. COD maksimum 10mg/L, SNI 06-2504-1991 Metode Pengujian Kadar Kebutuhan
Oksigen dalam air dengan alat Reflux tertutup
6. Total Disolved Solid (TDS), maksimum 400mg/L, SNI 06-2413-2002 Metode
Pengujian Kadar padatan dalam air
7. Unsur-unsur lainnya memenuhi syarat baku air baku sesuai Peraturan Pemerintah
No. 82 tahun 2000 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian
Pencemaran Air.
Bangunan penyadap air baku (intake) dilengkapi dengan pintu air dan jeruji penyaring
dengan pembersihan secara mekanis (mechanical bar screen) untuk mencegah masuknya
material-material besar seperti sampah, daun, ganggang, dan ikan atau organism lain ke
dalam sumur pengumpul. Mechanical bar screen harus memenuhi ketentuan-ketentuan
sebagai berikut:
1. System penyaringan dilengkapi (dan tidak terbatas pada) jeruji penyaring,
penggaruk sampah dan lengan penggaruk berikut motor penggerak, control panel,
struktur penopang dan angkur penahan bar screen, serta peralatan dan
perlengkapan lain yang diperlukan
2. Bukaan jeruji penyaring harus didesain untuk dapat mengalirkan kapasitas air
sesuai desain (300 L/dt)
3. Bukaan antar jeruji maksimal 1cm dengan kemiringan maksimal 80% dari sumbu
vertikal
Dalam pengadaan dan pemasangan mechanical bar screen, Penyedia Barang/Jasa harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Sebelum pengadaan harus mengusulkan kepada Pemilik Pekerjaan dan Direksi
Pekerjaan mengenai produk mechanical bar screen yang akan dipasang dan
dilengkapi data teknis yang diperlukan untuk disetujui
2. Data teknis yang diserahkan paling tidak memuat informasi mengenai:
a. Gambar teknis peralatan berikut dimensi
b. Gambar dan manual perakitan/pemasangan
c. Gambar skema kelistrikan berikut ukuran, kapasitas, dan jenis sambungan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 59
untuk setiap instrument yang digunakan
d. Diagram skema control
e. Karakteristik dan kinerja operasional peralatan dan perlengkapan
f. Daftar peralatan dan perlengkapan khusus, termasuk suku cadang yang
diperlukan

9.4.3.2 Unit Aerasi
1. Fungsi
Untuk meningkatkan kadar oksigen terlarut (DO) di dalam air sehingga dapat
membantu mengoksidasi sebagian zat besi dan mangan serta sebagian zat organic
terlarut dalam air.
2. Bentuk
Bentuk bangunan aerasi menggunakan terjunan riam/kaskade (weir cascade) untuk
menciptakan golakan/riak air sehingga memperluas bidang kontak antara
permukaan air baku dengan udara.
3. Ukuran
Ukuran unit aerasi harus sesuai dengan perhitungan/gambar.
4. Kinerja
a. Peningkatan kadar oksigen terlarut dalam air
b. Penurunan kadar ammonia dalam air
c. Penurunan/penghilangan bau

9.4.3.3 Unit Prasedimentasi
1. Fungsi
Untuk mengendapkan partikel diskrit/kasar dan/atau lumpur dari air baku secara
gravitasi tanpa penambahan bahan kimia sehingga dapat mengurangi kekeruhan
air yang akan diolah pada bangunan selanjutnya.
2. Bentuk
Bentuk bangunan prasedimentasi menggunakan bak terbuka dengan pengaliran air
secara laminar dengan waktu detensi antara 1-3 jam
3. Ukuran
Ukuran unit prasedimentasi harus sesuai dengan perhitungan/gambar.
a. Kedalaman ruang pengendapan 1-3 m (belum termasuk ruang lumpur)
b. Perbandingan panjang dan lebar antara 1:6 sampai dengan 1:10
c. Kemiringan dasar 5-10% untuk pengurasan secara manual dan 1% untuk
pengurasan dengan pengeruk lumpur (scraper)
4. Kinerja
a. Bilangan NRe <2000 dan Nilai Froude aliran >10
-5

b. Waktu pengendapan antara 1-3 jam

9.4.3.4 Unit Koagulasi (Pengaduk Cepat)
1. Fungsi
Untuk mencampur bahan kimia yang akan bereaksi dengan air baku, membentuk
partikel koloid yang disebut flok.
2. Bentuk
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 60
Bentuk Unit Pengaduk cepat menggunakan kecepatan pengaliran dalam pipa dan
dikombinasikan dengan terjunan yang memanfaatkan energi yang terjadi dari tinggi
terjunan air.
3. Ukuran
Ukuran unit koagulasi (koagulator) harus sesuai dengan perhitungan/gambar.
a. Untuk tipe pengadukan dalam pipa dapat digunakan pipa GIP dengan diameter
yang disesuaikan dengan kapasitas IPA yang dibuat.
b. Jarak pembubuhan sampai bak penampungan antara 5-20 m.
c. Untuk terjunan air, tinggi terjunan sekurang-kurangnya 50cm untuk
mendapatkan gradien kecepatan yang memenuhi persyaratan.
4. Kinerja
Unit Koagulasi bekerja dengan baik pada kondisi :
a. pH Air Baku antara 5-11 (tergantung dari jenis koagulan yang digunakan
(misainya: alum 5 - 7, garam besi 5-11, PAC 6-9)
b. Energi untuk pencampuran dapat menghasilkan gradien kecepatan G >750/det,
GTd 10
4
-10
5
, sesuai dengan SNI 19-6774 - 2002, tata cara perencanaan paket
unit IPA
c. Waktu detensi 1-3 detik
d. Untuk stabilitas aliran, dicek dengan bilangan Reynold NRe >10.000
e. Bentuk dan ukuran peralatan pengaduk cepat disesuaikan dengan teknologi
IPA namun mampu menghasilkan kinerja sebagaimana ditetapkan dalam butir a
sampai d

9.4.3.5 Unit Flokulasi (Pengaduk Lambat)
1. Fungsi
Untuk membentuk flok-flok yang merupakan penggabungan partikel tidak stabil setelah
pembubuhan koagulan dan pengadukan pada proses koagulasi sehingga terbentuk flok
yang mudah mengendap.
2. Bentuk
Bentuk unit flokulasi dibuat nilai gradien kecepatan menurun dari 80/det sampai 20/det.
Dasar setiap bak dibuat sludge hopper dilengkapi pipa pembuang Lumpur.
3. Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit flokulasi (flokulator) harus sesuai
dengan perhitungan/gambar. Ukuran bak flokulasi diperhitungkan terhadap debit
pengolahan dan waktu retensi selama 40-20 menit.
4. Kinerja
Untuk mendapatkan hasil flokulasi yang baik maka kondisi pengaliran harus dapat
diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali. Faktor yang sangat
berpengaruh adalah :
a. Waktu kontak (td): 40-20 menit
b. Gradien Kecepatan (G) : 80-20/det
5. Struktur Bangunan
Seluruh bangunan terletak di atas permukaan tanah di atas pondasi. Untuk jenis tanah
lembek (P tanah <5) maka pondasi dibuat di atas cerucuk/minipile/pile sesuai
perhitungan pondasi.
6. Pekerjaan Manual
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 61
Pekerjaan pemasangan pipa-pipa pembuangan lumpur harus terbuat dari pipa baja
sehingga dijamin tidak bocor dan berkarat.

9.4.3.6 Unit Sedimentasi
1. Fungsi
Untuk memisahkan flok yang sudah terbentuk dari unit flokulasi dengan pengendapan
secara gravitasi sehingga mudah dibuang.
2. Bentuk
Bak unit sedimentasi berdinding rata. Bentuk pengendap pada unit sedimentasi
menggunakan tabung pengendap (tube settler) segi-enam dengan NRe <500. Diameter
tube settler tergantung pada besarnya kapasitas IPA seperti pada Tabel berikut

Tabel 6.6
Tinggi Bebas di Unit Sedimentasi dan Kapasitas IPA
No
Kapasitas IPA
(L/detik)
Tinggi bebas minimal di unit
Sedimentasi (cm)
1

300

30

Tabel 6.8
Diameter Tube Settler dan kapasitas IPA
No
Kapasitas IPA
(L/detik)
Diameter Tube Setller cm
1

300

3,50


Spesifikasi tube settler adalah sebagai berikut:
a. Tube settler menggunakan material dari PVC-U (unplasticised PVC) dengan
ketebalan 2 mm dan tahan pada temperature operasional maksimal hingga 55C
b. Material dasar PVC-U yang digunakan harus yang baru (prime) dan bukan
merupakan hasil daur ulang, serta bersifat kaku dan aman untuk air minum (food
grade)
c. Modul tube settler yang dipasang harus mampu untuk menahan bebannya sendiri,
beban rangka struktur, weir, gutter, baffle, dan beban bergerak terpusat (misalnya
personel dengan peralatan)
d. Rangka struktur untuk tube settler dan kancing pengikat (fastener) module tube
settler harus terbuat dari baja tahan karat (stainless steel) 304 SS
e. Modul tube settler harus dilengkapi dengan kisi-kisi pelindung permukaan yang
cukup kuat namun tidak mempengaruhi kinerja proses pengendapan
f. Pemasangan modul tube settler harus sesuai dengan level yang ditentukan dalam
gambar dengan toleransi maksimal 12mm dan toleransi jarak antar modul tube
settler maksimal 6mm. Tidak diperkenankan adanya kumulatif toleransi
g. Tube settler memerlukan pembersihan dan perawatan secara berkala. Oleh karena
itu, pemasangan tube settler harus memperhitungkan akses masuk bagi operator
untuk melakukan pembersihan dan perawatan
h. Tube settler harus dibuat oleh perusahaan/pebrikan yang berpengalaman dan
memiliki keahlian dalam bidangnya
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 62
i. Perusahaan/pabrikan penyedia tube settler harus menyediakan gambar detil dan
data desain untuk semua komponen yang disuplai
j. Perhitungan desain (memo/design note) harus diserahkan dan disahkan oleh
Tenaga Ahli Penyedia Barang/Jasa

3. Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit sedimentasi harus sesuai dengan
perhitungan/gambar. Dimensi bak pengendap dihitung berdasarkan kriteria beban
permukaan yang berkisar antara 2,5-6 m
3
/m
2
/jam dengan diameter tube settler
sebagaimana ditentukan di atas.

4. Kinerja
Untuk mendapatkan hasil sedimentasi yang baik maka kondisi pengaliran harus dapat
diatur sehingga flok-flok yang sudah terbentuk tidak pecah kembali dan dapat
mengendap semaksimal mungkin. Faktor yang sangat berpengaruh adalah:
a. Beban permukaan 14 m
3
/m
2
/jam
b. Waktu detensi >25 menit
c. Kecepatan hidrolis <0,0075 m/det
d. Nilai Reynolds <500
e. Nilai Froude >10
-5

f. Beban pelimpah 6,211,5 m
3
/jam

9.4.3.7 Unit Filtrasi
1. Fungsi
Untuk menyaring partikel-partikel pengotor dari air yang tidak terendapkan selama
proses sedimentasi.

2. Bentuk
Penyaringan dilakukan dalam bak terbuka dengan menggunakan saringan pasir cepat
yang terdiri dari media tunggal pasir. Jenis pengaliran cepat (high rate filtration) dengan
aliran ke bawah (gravitasi). Jenis filter adalah aliran konstan (constant rate filtration)
dengan kompensasi perubahan kehilangan air (muka air filtrasi meningkat seiring waktu
berjalannya operasional filter).

3. Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi unit filtrasi harus sesuai dengan
perhitungan/gambar. Berikut adalah ukuran media yang digunakan dalam filter.

Tabel 6.9 Filter Single Media Pasir Silika
Jenis Pasir Silika
Ketebalan Lapisan Media Pasir 0,5 0,75 m
Ukuran Efektif Pasir (d
ef
) 0,3 0,7 mm
Koefisien Keseragaman Pasir (UC) 1,2 1,4
Ketebalan Lapisan Media Kerikil
(penyangga)
0,2 0,35 m
Diameter kerikil (2 - 65) mm

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 63
Sistem underdrain menggunakan nozzle yang dipasang pada lantai (slab beton pre-
cast). Lantai filter harus kuat untuk menahan beban media pasir, media kerikil, air pada
saat tinggi muka air maksimum, dan beban lain yang mungkin ada.

Nozzle filter yang digunakan harus memenuhi spesifikasi sebagai berikut:
a. Tahan terhadap tekanan dan benturan (shockproof and impact resistance)
b. Material memiliki umur pakai yang lama dengan kestabilan dimensi nozzle, baik
bentuk dan ukurannya, termasuk lubang bukaan nozzle dan salurannya
c. Material nozzle tahan pada temperature hingga 60C
d. Tahan pada beberapa larutan kimia antara lain ammonia 10%, formaldehyde 10%,
isopropanol segala konsentrasi, methanol 50%, caustic soda 50%, hydrochloric acid
50%, sulfuric acid 50%, soda water, ozone pada suhu 20C-50pphm

4. Kinerja
Untuk mendapatkan hasil filtrasi yang memenuhi syarat kualitas air maka kriteria disain
filter adalah sebagai berikut:
a. Kecepatan filtrasi 6-11m/jam.
b. Kecepatan pencucian filter 36-50m/jam.
c. Pencucian dengan menggunakan udara yang dikombinasikan dengan air filtrate.
Sistem pencucian boleh dilakukan dengan sistem pemompaan backwash dengan
persyaratan umum yaitu tersedianya kontrol head loss atau driving head sebesar 3-
15 ft (0,914,57m).
d. Pengaturan debit yang masuk dan keluar dari unit filtrasi harus dapat diatur dengan
mudah dan hasil pengolahan dapat dilihat melalui meter aliran (flowmeter) yang
sudah termasuk dalam pekerjaan ini.

9.4.3.8 Bak Pengering Lumpur (Sludge Drying Bed)
1. Definisi
Bak Pengering Lumpur (Sludge Drying Bed) adalah bangunan untuk mengurangi
mengurangi kadar air lumpur hasil proses pengolahan air, khususnya proses
sedimentasi dan filtrasi, sehingga lebih memudahkan dan mengefisienkan
pembuangan lumpur IPA.

2. Bentuk
Pengeringan lumpur dilakukan di bak/kolam terbuka dengan pengendapan air dan
penguapan. Jumlah bak yang disediakan sebanyak 4 unit untuk pengoperasian secara
bergantian dan memberikan waktu pengendapan air dan penguapan. Pengangkutan
lumpur dari IPA menuju bak pengering lumpur dilakukan melalui saluran terbuka secara
gravitasi. Dimensi dan kemiringan saluran harus mampu mengalirkan lumpur dengan
kapasitas dan kecepatan pengaliran yang cukup aman dan meminimalkan terjadinya
pengendapan lumpur dalam saluran.

3. Ukuran
Ukuran panjang, lebar atau diameter serta tinggi bak pengering lumpur dan saluran
pengalirannya harus sesuai dengan perhitungan/gambar, termasuk komponen
peralatan dan perlengkapan pendukungnya.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 64
4. Kriteria Perencanaan Unit Sludge Drying Bed

Tabel 6.10 Kriteria Perencanaan Unit Sludge Drying Bed
BED
Jumlah Bed Minimum 2
Ukuran Sel (bed) P = 6 - 30 m ; L = 6 m
Ketebalan Lapisan Lumpur 20 - 30 cm
Kecepatan Alir Lumpur dalam Pipa > 0.75 m/det
Jenis Pipa Pengalir Lumpur Pipa Besi / Plastik
Peletakan Pipa Pengalir Minimum 17'' di atas Permukaan
Jarak Unit dari Permukiman > 100 m
Perlengkapan Tambahan - Bak Pembagi Aliran
- Splash Plates (untuk Meratakan Lumpur)
KERIKIL
Kedalaman Total 6''
Pemasangan Di atas Pipa Underdrain Paling Atas
Peletakan 2 atau Lebih Lapisan
Ukuran Top 3" dari Partikel Kerikil 1/8" - 1/4"
Kualitas Dinilai dengan Baik untuk Tingkat Permukaan
PASIR
Tebal Lapisan Pasir 23 - 30 cm
Ukuran Partikel 0.8 - 1.6 mm
UC Pasir < 4.0
ES Pasir 0.3 - 0.75 mm
Jenis Pasir Pasir Kasar yang Bersih dan Sudah Dicuci
Kualitas Dinilai dengan Baik untuk Tingkat Permukaan
UNDERDRAIN
Kemiringan Pipa Perforasi 1%
Jarak antara Pipa Perforasi 2.5 - 6 m
Pemasangan Dengan Sambungan Terbuka
Bahan - Bahan dengan Kekuatan yang Cukup
- Bahan Tahan Karat
Kekuatan Dapat Menahan Kerikil
KRITERIA NILAI


9.4.3.9 Baku Mutu Air Minum
Baku mutu dari air yang dihasilkan harus memenuhi kualitas sesuai dengan Permenkes Rl
No 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum, dengan
parameter wajib sebagai berikut:

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 65


Secara umum kriteria perencanaan dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 6.11 Kriteria Perencanaan Instalasi Pengolahan Air Untuk Air Non Gambut
No. URAIAN
Kriteria Perencanaan
Satuan Nilai
1 AERASI
a. Tipe/Jenis

Terjunan riam (weir
cascade)
2 PRASEDIMENTASI
a. Tipe/Jenis


b. Waktu detensi
c. Bilangan Reynolds
d. Foude number

Pengaliran horisontal
Pengendapan secara
gravitasi
1-3 jam
NRe < 2000
> 10
-5

3 KOAGULASI (Pengaduk Cepat)
a. Tipe/jenis
b. Waktu Pengadukan
b. Nilai Gradien
c. Kecepatan


detik
detik
-1
m/detik

Hidrolis
1-5
>750
2,4-4
4 FLOKULASI (Pengaduk Lambat)
a. Tipe/jenis
b. Waktu pengadukan
c. Nilai Gradien


menit
detik
-1


Hidrolis
15-40
100-20
5 SEDIMENTASI (Bak Pengendap)
a. Tipe/jenis
b. Beban permukaan


m/jam

Aliran horisontal & vertikal
2,5-6
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 66
No. URAIAN
Kriteria Perencanaan
Satuan Nilai
Alur Pengendapan
a. Kemiringan tube settler
b. Diameter tube settler
c. Waktu Detensi
d. Bilangan Froude
e. Bilangan Reynolds
f. Kedalaman zona (sedimentasi)
Pelimpah
a. Tipe/jenis
b. Pengurasan lumpur


cm
menit


m



45-60
2,5-5
>25
<500
>10
5

2-3

Gutter
Hidrostatik
6 FILTRASI
a. Tipe/jenis
b. Kecepatan filtrasi (aliran)
c. Sistem Pencucian
d. Kecepatan pencucian
Media Pasir
tebal
ES
UC
Media Kerikil
tebal


m/jam

m/jam

cm
mm
mm

cm

Gravitasi
6-11
Backwash (blower)
36-50 m/jam

30-60
0,3-0,7
1,2-1,4

20-30
Sumber: SNI 19-6774-2002, tata cara perencanaan unit IPA dengan modifikasi

9.4.4 Bahan dan Peralatan
9.4.4.1 Pelat Baja
Pelat pengendap/tube settler dari bahan fiber glass, PVC atau stainless steel dengan
lendutan (defleksi) tidak melebihi 5% pada beban 1.285N/m
2
.

9.4.4.2 Perpipaan dan Perlengkapan
Perpipaan dan Perlengkapan yang digunakan:
1. Pipa PVC, harus sesuai SNI 06-0084-2002 tentang Pipa PVC untuk saluran air
minum serta SNI 06-0162-1987 tentang Pipa PVC untuk saluran air buangan di
dalam dan di luar bangunan;
2. Pipa baja saluran air harus sesuai SNI 07-2225-1991;
3. Katup (Katup-katup dengan Motorised Valve) terdiri dari:
Butterfly valve
Butterfly valve harus digunakan untuk mengatur debit.
Untuk ukuran butterfly valve dengan diameter >100 mm harus menggunakan 2
piringan (flanges).
Gate valve
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 67
Gate valve sebagai katup isolasi (isolating valve) harus dilengkapi cincin penutup
(seal) anti bocor.
Check valve

9.4.4.3 Tangki Pembubuh dan Pengaduk serta Saluran Larutan Kimia
Tangki pembubuh larutan kimia harus mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut:
1. Tangki pembubuh terbuat dari bahan Polyetilene (PE) atau Polypropylene (PP)
yang tahan terhadap larutan kimia, terutama alum (tawas), kalsium karbonat,
feriklorida, dan natrium hidroksida. Dimensi, kapasitas dan bentuk sesuai dengan
perhitungan dan gambar
2. Material yang digunakan harus aman untuk air minum (food grade)
3. Tangki harus dicetak utuh dari pabrik dan tanpa kelim/sambungan (seamless).
Tangki yang dicetak setempat atau cetak berlapis (laminated) tidak akan diterima.
4. Tangki harus mampu dan tahan untuk menyimpan larutan kimia pada suhu dan
tekanan atmosfer (ruangan)
5. Tangki didesain untuk di pasang di atas tanah dan harus dilapisi dengan pelindung
sinar ultraviolet (UV) dan penghambat jamur dan lumut
6. Tangki dilengkapi dengan pengukur level visual (sight level gage) atau pengukur
level mengambang (float level gage) untuk mengetahui level larutan yang ada
dalam tangki. Indikator posisi muka air harus diberi garis dan tanda jumlah volume
larutan yang tersedia.
7. Tangki kimia harus diberi tanda/label pada dindingnya dengan warna kontras dan
ukuran huruf yang dapat dijelas dibaca dari jarak minimal 15m. Tanda/label harus
tidak luntur, tahan lama, dan mudah dibersihkan
8. Tanda/label yang harus dipasang pada dinding tangki bahan kimia sekurang-
kurangnya memuat informasi mengenai:
a. Jenis cairan/larutan yang ditampung
b. Konsentrasi larutan yang ditampung
c. Kapasitas maksimum tangki
d. Simbol bahaya untuk bahan kimia sesuai European Hazard Symbols atau
Standar Jerman DIN 4844-2 atau ISO 7010
e. Nomor kode tangki
9. Penyedia harus menyuplai seluruh material, perlengkapan, peralatan, dan tenaga
yang diperlukan untuk pemasangan sistem tangki kimia dan pengaduknya
10. Penyedia harus menyampaikan kartu garansi, petunjuk penggunaan dan
pemasangan, serta data teknis lainnya
11. Penyedia Barang/Jasa harus menyusun dan menyerahkan gambar dan spesifikasi
detil sistem tangki pembubuh dan pengaduknya, termasuk kelengkapan lainnya
yang terkait
12. Saluran perpipaan termasuk fitting (aksesoris) untuk larutan kimia pembubuh
terbuat dari bahan Polyetilene (PE), Polypropylene (PP), atau PVC yang tahan
terhadap larutan kimia terutama alum (tawas), kalsium karbonat, feriklorida, dan
natrium hidroksida
13. Saluran perpipaan harus diberi warna sesuai dengan jenis larutannya dan
tanda/label yang sekurang-kurangnya memuat:
a. Jenis cairan/larutan kimia yang dialirkannya
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 68
b. Arah aliran
c. Nomor kode saluran pipa

9.4.4.4 Peralatan Pelengkap
1. Pompa air baku dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pompa air baku harus dipilih dari jenis submersible, atau centrifugal dan yang
tidak mudah tersumbat (non clogging);
b. Bila menggunakan pompa centrifugal harus memperhitungkan jarak dari pompa
terhadap muka air terendah (net positive suction head).
c. Pompa air baku dengan daya dorong sampai head 30m dan harus mempunyai
impeller tunggal (single stage);
d. Bearing pompa menggunakan pelumas air (lubrication water);
e. Elektromotor yang dapat dipakai dalam air dengan ketentuan sebagai berikut:
Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380Volt, 3 phase, 50Hz
atau sesuai daya yang tersedia dari PLN;
Pole 2 atau 4 pole;
Putaran tidak lebih dari 1450rpm;
Mesin/Motor listrik minimal 5HP dengan sistem start star-delta dan mampu
bekerja selama 24 jam per hari dengan suhu lingkungan (ambient
temperature) maksimum 50
o
C, khusus untuk pompa submersible ambient
temperatur maksimum 22
o
C.
Motor-motor Listrik di atas 10KW harus menggunakan sistem penyalaan
mula (initial start) dengan soft-start.
f. Bahan pompa air baku terdiri dari:
Casing terbuat dari cast iron
Kipas (impeller) pompa terbuat dari stainless steel, high crome steel, cast
iron special dan bronze.
As pompa (shaft) terbuat dari stainless steel
g. Perlengkapan pompa air baku terdiri atas:
Satu set pressure gauge 0,55kg/m
2
yang dilengkapi dengan pembaca dan
pencatat tekanan setiap interval waktu tertentu (data logger) yang dikirimkan
ke stasiun pusat operasi IPA;
Perlengkapan pompa air baku ada 2 tipe, yaitu:
- Tipe 1 pompa air baku yang dilengkapi dengan rantai dan pipa
discharge flexible lengkap dengan fitting untuk sambungan ke pipa
transmisi air baku;
- Tipe 2 pompa air baku dilengkapi dengan sistem guinding bar dan pipa
GIP untuk discharge lengkap dengan fitting dan bend 90 medium untuk
sambungan ke pipa transmisi air baku;
Harus menyediakan kabel khusus pompa submersible yang sesuai dengan
ukuran dan daya motor terpasang. Bila memerlukan penyambungan dalam
air maka harus diberi isolasi khusus yang kedap air;

2. Pompa air minum
Pompa Air Minum dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pompa air minum harus dipilih dari jenis centrifugal horizontal/vertical;
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 69
b. Dapat dipakai single stage atau multi stage dengan casing dari besi tuang (cast
iron) dan kipas dari kuningan atau baja tahan karat/stainless steel;
c. Ball bearing memakai bahan pelumasnya dari gemuk;
d. Dapat dioperasikan dengan daya yang tersedia 220/380Volt, 3phase, 60Hz;
e. Pole : 2 atau 4 pole;
f. COS phi : 0,80
g. Putaran maksimal 1.450 rpm atau 2.900rpm hanya untuk head yang sangat
tinggi;
h. Mesin listrik 5HP atau lebih harus dengan permulaan sistem Start Delta dan
mampu bekerja selama 24jam per hari dengan temperatur ambien 50C.
i. Motor-motor listrik diatas 10kW harus menggunakan starting sistem Soft Start.

3. Perlengkapan pompa air minum
a. Satu set pressure gauge, sampai dengan 15,0kgf/cm
2
(15atm atau 150meter
kolom air) yang dilengkapi dengan three way valve;
b. Float level control valve dan pressure switch;
c. Reducer, gate valve, non return valve, air valve, riser pipe untuk pipa discharge;
d. Fitting pipa termasuk steel bend untuk pipa discharge dan support kabel;
e. Kabel dan alat sambungnya dari motor ke panel pompa;
f. Brosur/buku manual mengenai cara penggunaan, pemasangan, dan
pemeliharaan serta pemecahan masalah (trouble shooting) dan data teknis
lainnya.

4. Pompa pembubuh
Pembubuh larutan kimia harus menggunakan pompa dengan ketentuan sebagai
berikut:
a. Stroke dapat diatur;
b. Jenis piston atau membrane, bila dengan membran harus sesuai dengan
bahan kimia yang dipompakan;
c. Pompa dapat bekerja baik dan terus menerus pada beban penuh;
d. Ketentuan lain mengikuti spesifikasi pabrik.

5. Bordes, tangga dan jalan inspeksi
Instalasi Pengolahan Air harus dilengkapi dengan bordes, tangga dan jalan inspeksi
untuk operasi dan pemeliharaan. Kriteria-kriteria yang harus dipenuhi untuk bordes,
tangga dan jalan inspeksi adalah:
Unit IPA harus dilengkapi dengan bordes, tangga dan jalan inspeksi untuk
keperluan inspeksi maupun pemeliharaan atau perbaikan
Bordes, tangga dan jalan inspeksi harus mampu menahan beban orang dan
barang sekurang-kurangnya 300kg
Bordes, tangga dan jalan inspeksi harus dilengkapi dengan pagar tangga
(railing) yang dapat menjamin keselamatan orang yang melaluinya
Lebar tangga dan jalan inspeksi sekurang-kurangnya 80cm
Beda tinggi antar anak tangga 20cm
Lebar anak tangga sekurang-kurangnya 30cm
Kemiringan tangga maksimal 45
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 70
Bordes, tangga, dan jalan inspeksi harus terbuat dari plat baja (checkered
plate), dengan ketebalan sekurang-kurangnya 3mm dan dilapisi dengan
pelindung anti karat

6. Peralatan sistem monitoring proses produksi
Sistem Instalasi Pengolah Air Minum (IPA) ini harus dilengkapi dengan suatu sistem
yang dapat memonitor dan mengoperasikan proses pengolahan, baik secara
kualitas maupun kuantitas dari awal hingga akhir pengolahan Air Minum, termasuk
di titik pengambilan di distribusinya (tapping points) dari satu stasiun pusat
pengendali operasi IPA di Kantor IPA. System monitoring terpusat bersifat otomatis
dan real time.

Titik-titik monitoring/kontrol otomatis dan real time ditentukan di beberapa titik
antara lain:
Bak pengumpul air baku (dari intake): kualitas air baku yang akan dikirim ke unit
selanjutnya (aerasi), dengan indicator kekeruhan (NTU), pH dan kadar oksigen
terlarut (DO).
Pompa intake: pompa-pompa yang beroperasi, durasi operasi (jam), tekanan
operasi (bar/atm/meter kolom air), debit aliran air baku (Liter/detik).
Bak outlet prasedimentasi: kualitas air yang dikirim ke unit selanjutnya
(koagulasi), dengan indicator kekeruhan (NTU), pH, dan kadar oksigen terlarut
(DO).
Pompa Efluen Prasedimentasi: pompa-pompa yang beroperasi, durasi operasi
(jam), tekanan operasi (atm/bar/meter kolom air), dan debit aliran efluen
(Liter/detik)
Proses Filtrasi: level air di unit filter (meter) dan unit filter yang sedang bekerja
Bak penampung air olahan (clear water tank): kualitas air yang
dihasilkan/dikirim ke unit selanjutnya (Reservoir), dengan indicator kekeruhan
(NTU) dan pH.
Reservoir: level air di reservoir (m) dan volume air di dalam reservoir (m
3
) serta
kualitas air yang akan didistribusikan dengan indicator kekeruhan (NTU), pH,
dan sisa klor aktif (mg/Liter).
Pompa Distribusi: pompa-pompa yang beroperasi, tekanan operasi
(atm/bar/meter kolom air), dan debit aliran distribusi (Liter/detik).
Titik pengambilan (tapping points): debit aliran aliran yang diambil (Liter/detik),
tekanan air (meter kolom air), dan kualitas air.
Kualitas air dapat dimonitor secara online dan terpusat di ruang kendali IPA.
Sistem monitoring dan kontrol dilengkapi dengan diagram proses pengolahan
air baku menjadi air minum di lokasi IPA dan diagram distribusi ke lokasi titik
pengambilan air, sesuai dengan proses yang ada yang dapat dibaca dengan
mudah dan jelas.
Penempatan titik sensor untuk monitoring kualitas air diupayakan berdekatan
dengan titip pengambilan sampel air secara manual (sampling point).
Sistem monitoring ini harus menggunakan pengukuran dan pembacaan digital
secara periodik.
Data hasil pengukuran dan pembacaan dapat tersimpan secara otomatis ke
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 71
dalam system penyimpanan data di ruang kendali pusat.
Di samping system monitoring secara otomatis dan real time, IPA juga dilengkapi
dengan peralatan untuk memonitor operasional secara manual di lokasi secara
langsung (on-site gages).

9.4.4.5 Diesel generator Set
Fungsi genset adalah sebagai cadangan suplai daya listrik pada sat kondisi darurat, pada
sat suplai listrik utama dari PLN terputus atau tidak stabil, dan pada saat-saat tertentu
lainnya apabila diperlukan.

Diesel generator set dari type terbuka (Open) terdiri dari:
1. Mesin penggerak dan generator dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Mesin diesel, dengan turbo charger, direct injection, pendingin air (radiator)
dan/atau udara lengkap Power Command Control (PCC);
b. Sistem ini dihidupkan dengan motor starter yang mendapat power supply dari
batere 24 Volt, dengan negative ground;
c. Putaran nominal 1.500 rpm, dengan atau tanpa beban dan Regulasi teg +/- 1%;
d. Pengkopelan antara mesin diesel dengan generator harus compartible dengan
PTO (power take over), dan exhaust port dilengkapi dengan silencer;
e. Pemasangan harus memakai vibration mounting dan harus dilengkapi dengan
Automatic Voltage Regulator (AVR), serta pondasi Genset khusus;
f. Komponen-komponen yang terhubung ke mesin genset, seperti kaki/dudukan
genset ke pondasi (skid anchor), saluran udara keluaran radiator (radiator
discharge air ducts), perpipaan pembuangan, perpipaan pendinginan, saluran
bahan bakar, dan saluran kabel harus dilengkapi dengan peralatan dan/atau
sambungan fleksibel peredam getaran dan suara
g. Kapasitas generator tidak kurang dari 1.250 kVA (Prime Rating), menggunakan
turbo charger; dilengkapi dengan Sistem Kontrol yang berbasis Microprosesor
(Power Comand Control), termasuk untuk proteksi mesin terhadap: Overspeed,
Pressure Oli yang rendah, Mesin over temperature engine, Underspeed/gagal
Shutdown, gagal Starter maupun Voltage Battery tidak normal (Low/High).
h. Mesin diesel harus mampu dibebani melampaui batas kapasitas sebesar 10%
selama 2jam dalam setiap periode 24jam, tanpa ada gangguan mekanik dan
kenaikan temperatur yang tinggi;

2. Cerobong asap (exhaust) dan pengambilan udara (air intake) dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Cerobong asap (exhaust) diupayakan ujung pengeluaran mengarah ke atas
untuk membuang asap agar segera terdispersi ke udara secara merata
b. Cerobong asap harus terlindung dari air hujan tanpa mempengaruhi
pengeluaran asap dari cerobong
c. Lokasi dan arah bukaan cerobong asap harus memiliki jarak yang aman dari
pepohonan, dari material yang mudah terbakar, dari lalu lintas dan jalur pejalan
kaki, dan dari bangunan/lokasi kegiatan manusia (operator)
d. Posisi cerobong asap harus jauh/berlawanan terhadap posisi pengambilan
udara (air intake)
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 72
e. Cerobong asap harus dilengkapi dengan peredam suara (exhaust
silencer/muffler) dengan material dari aluminium untuk mencegah korosi akibar
udara pantai
f. Lubang-lubang untuk udara masuk (air intake) juga harus diberi peredam
khusus (silencer grill)
g. Saluran (ducting) untuk udara panas harus terbuat dari bahan plat seng tebal,
diberikan rangka yang cukup, serta lapisan untuk meredam getaran mesin dan
udara.

3. Perlengkapan standar untuk generator set:
a. Satu set batere 24volt
b. Satu set tangki bahan bakar kapasitas minimal 2.000Liter
c. Satu buah buku petunjuk operasi, pemasangan dan pemeliharaan generator
set
d. Water sepator pada penyaluran/saringan untuk bahan bakar yang dilengkapi
dengan dua kali spin pada element paper
e. Cadangan bahan bakar dengan kapasitas 5.000Liter untuk operasional IPA
dengan kondisi pengolahan normal pada kapasitas produksi sesuai rencana

4. Panel kontrol dan monitoring mesin harus mempunyai:
a. Satu panel untuk mati hidup switch;
b. Satu panel untuk pengukur tekanan oli;
c. Satu panel untuk pengukur temperatur air;
d. Satu panel Control yang berbasis microprosesor (PCC), dalam keadaan darurat
dapat mematikan mesin, dan dapat bekerja secara otomatis bilamana
temperatur air pendingin naik, tekanan oli turun, voltage naik berlebihan,
putaran naik, dan sebagainya;
e. Satu panel tekanan bahan bakar;
f. Satu panel ampmeter arus pengisi accu;
g. Satu panel penunjuk jam operasi mesin;
h. Satu panel penunjuk putaran (tacho meter);
i. Satu set panel indikator kerja dengan dengan Lampu LED;

5. Panel generator harus mempunyai (analog ataupun digital):
a. Satu panel control yang dilengkapi dengan Sistem Kontrol dan Monitoring yang
berbasis Microprosesor (Power Command Control), termasuk sistem
pengaman;
b. Satu control switch yang mengatur mode-mode RUN/OFF/AUTO;
c. Set indicator LED untuk Genset Running, Failed Start, Overspeed, Tekanan Oli
rendah, Over Temp, tidak pada Mode Auto, warna LED berbeda sesuai info;
d. Satu panel Frekuensi meter, Volt meter dengan selector switch, Watt meter;
e. Sensor 3 phase, untuk mengatur Tegangan output, status display secara digital;
f. Satu tombol, reset lampu panel dan proteksi over current pada Alternator.

6. Ruangan Genset
Ruangan Genset harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai berikut:
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 73
a. Ruangan genset harus ditempatkan pada lokasi yang bebas dari banjir atau
genangan
b. Ruangan genset terbuat dari beton cor, baik lantai, dinding maupun atap. Pintu
dan jendela ruang genset harus dibpasang dengan gasket karet
c. Pondasi untuk genset harus terpisah dari lantai dan pondasi bangunan dan
disekat dengan material yang dapat meredam getaran genset
d. Lantai ruangan genset harus dilengkapi drainase dan penampung ceceran oli
atau minyak serta permukaannya harus mudah dibersihkan
e. Ruangan genset harus cukup untuk mobilitas operator atau teknisi berikut
peralatan yang diperlukan untuk menjangkau genset dari segala sisi
f. Ruangan genset harus dilengkapi dengan penerangan yang cukup
g. Ruangan genset harus dilengkapi dengan alat pemadam kebakaran yang
sesuai dengan jenis potensi kebakaran yang terjadi, dengan ketentuan sebagai
berikut:
i. Jenis APAR tabung dari bubuk kimia kering (dry powder) tipe ABC atau
bubuk kering multiguna (multipurposes) dengan kapasitas tangki minimal
9kg sebanyak 1 unit dan cadangan APAR troli dengan kapasitas 50kg
sebanyak 1 unit
ii. Jenis APAR troli dari karbondioksida (CO
2
) dengan kapasitas tangki minimal
9kg sebanyak 1 unit
iii. Alat Pemadam Kebakaran diletakkan di dekat pintu keluar, di tempat yang
strategis dan yang mudah dijangkau, diletakkan menggantung dengan
ketinggian maksimal 120cm atau diletakkan di dalam lemari yang tidak
terkunci dan dilengkapi dengan kaca pengaman
iv. Alat Pemadam Kebakaran diberi warna merah dengan panel berwarna biru
(pemadam tipe bubuk kering) di atas label petunjuk penggunaan dengan
tulisan yang mudah dibaca
v. Lokasi Alat Pemadam Kebakaran diberi tanda petunjuk arah yang mudah
terlihat
i. Bagian dalam (dinding dan langit-langit) ruangan genset harus dipasang
peredam suara rockwool dengan ketebalan minimum 2inchi (5cm), diberi
lapisan khusus yang mudah dibersihkan dan tahan terhadap percikan oli atau
bahan bakar, dan dilindungi dengan kawat jaring (kawat ayam). Suara yang
keluar dari ruang genset tidak boleh melebihi 72dB pada jarak 1 meter di luar
dinding dengan memberi peredam pada bagian dalam ruangan;

7. Sistem penyimpanan bahan bakar:
Sistem penyimpanan bahan bakar harus memenuhi beberapa ketentuan sebagai
berikut:
a. Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memasang sistem
penyimpanan bahan bakar yang meliputi (dan tidak terbatas pada):
i. Tangki bahan bakar berikut perlengkapan/aksesorisnya
ii. Sistem perpipaan penyaluran bahan bakar berikut
perlengkapan/aksesorisnya
iii. Sistem pengisian tangki penyimpanan bahan bakar
iv. Sistem pemantauan level/volume bahan bakar dan kebocoran
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 74
v. Saringan bahan bakar
vi. Struktur, bangunan, dan prasarana pendukung lokasi tangki bahan bakar,
pengisian tangki, pengurasan tangki, dan lainnya yang diperlukan untuk
kemudahan pemasangan, operasional, dan pemeliharaan
b. Penyedia sistem penyimpanan bahan bakar harus memenuhi ketentuan
sebagai berikut:
i. Pabrik/produsen peralatan dan perlengkapan untuk pemasangan sistem
penyimpanan bahan bakar harus memiliki keahlian/spesialisasi dan
pengalaman dalam pekerjaan sejenis
ii. Pekerja yang melakukan pemasangan harus memiliki keahlian,
keterampilan, dan pengalaman dalam pekerjaan sejenis
iii. Penyedia barang/jasa harus mengusulkan rencana pengadaan dan
pemasangan sistem penyimpanan bahan bakar kepada Pengawas dan
Direksi pekerjaan sebelum pelaksanaan untuk dipertimbangkan dan disetujui
c. Penyedia Barang/Jasa harus menyusun usulan rencana dan spesifikasi sistem
penyimpanan bahan bakar yang dilengkapi dengan gambar kerja (shop
drawing), skema kontrol, diagram pengkabelan, dan data teknis lainnya yang
diperlukan
d. Konstruksi tangki penyimpan bahan bakar harus memenuhi ketentuan sebagai
berikut:
iv. Terbuat dari baja karbon dengan dinding ganda. Ketebalan dinding tangki
dalam minimal 6,3mm dan ketebalan dinding luar minimal 0,45mm.
v. Ruang antara dinding dalam dan dinding luar dapat dialiri oleh cairan bahan
bakar apabila terjadi kebocoran pada dinding bagian dalam. Ruang antara
harus dilengkapi dengan pipa/selang/kaca periksa untuk mengetahui apabila
terjadi kebocoran
vi. Tangki penyimpan bahan bakar harus dilengkapi dengan saluran drainase
bahan bakar dan bak penampung kebocoran atau tumpahan minyak
vii. Tangki penyimpan bahan bakar dan perlengkapannya harus dilengkapi
dengan atap pelindung (kanopi) sebagai pelindung dari panas matahari dan
dari hujan
viii. Struktur penopang tangki bahan bakar harus diangkur pada lantai/pondasi
beton dan cukup kuat untuk menahan tangki berikut kapasitas bahan bakar
penuh
ix. Tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan tangga akses konstruksi baja
dengan sambungan las dan dilapisi dengan cat dasar dan cat akhir
x. Tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan ventilasi dengan ketinggian
bukaan minimal 30cm di atas permukaan tanah tertinggi di sekitar lokasi
tangki bahan bakar
xi. Tangki bahan bakar harus dilengkapi dengan perangkat pembumian
(grounding)
xii. Tangki bahan bakar harus dilapisi dengan cat dasar dan cat akhir dari bahan
urethane mengkilap (gloss) warna putih untuk memudahkan pengamatan
apabila terjadi kebocoran atau tumpahan minyak. Cat dasar dan cat akhir
harus tahan lama dan tahan minyak (tidak larut)

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 75
9.4.4.6 Pengkabelan dan Metode Instalasi
Secara garis besar, system distribusi listrik untuk seluruh bangunan dan komponen
penunjang di IPA harus dilaksanakan dengan ketentuan umum sebagai berikut:
1. Perkuatan dan cadangan daya listrik harus dilakukan untuk mencegah terputusnya
aliran listrik pada beberapa peralatan tertentu guna menjamin keamanan dan
kelancaran proses pengolahan air di IPA. Peralatan yang dijamin suplai listriknya
antara lain:
a. Sebagian lampu-lampu untuk keperluan darurat
b. System server dan computer
c. System perpompaan, pengadukan, dan dosing bahan kimia
d. System operasional dan keamanan instalasi lainnya rentan sesuai dengan
keperluan
2. Perkuatan dan cadangan daya listrik harus memadai dalam jangka waktu yang cukup
bagi operator untuk melakukan tindakan penyesuaian dan pencegahan resiko bahaya
dan kerusakan pada peralatan yang vital
3. System kabel dan metode instalasi harus dapat mengakomodasi system cadangan
daya listrik otomatis (automatic power back up system) dari genset apabila suplai listrik
utama dari PLN mengalami gangguan (terputus atau tidak stabil)
4. System instalasi kabel untuk peralatan-peralatan dan komponen-komponen yang vital,
mempunyai fungsi utama, dan rentan terhadap stabilitas suplai listrik perlu dipisahkan
dengan system instalasi kabel untuk peralatan-peralatan dan komponen-komponen
yang bersifat menunjang, tidak berpengaruh langsung pada operasional pengolahan,
serta tidak rentan terhadap stabilitas suplai listrik
5. Peralatan-peralatan dan komponen-komponen yang vital, mempunyai fungsi utama,
dan rentan terhadap stabilitas suplai listrik harus dilengkapi dengan automatic power
back up system dari genset, misalnya system pemompaan, system dosing bahan
kimia, system computer, system pengatur katup, lampu darurat, dan lainnya yang
terkait
6. Peralatan-peralatan dan komponen-komponen yang bersifat menunjang, tidak
berpengaruh langsung pada proses pengolahan, dan tidak rentan terhadap stabilitas
suplai listrik tidak harus didukung oleh automatic power back up system dari genset
agar tidak memperberat beban daya genset, misalnya pengatur suhu ruangan (AC),
mesin workshop, lampu penerangan, lampu hias, dan lain sebagainya. Apabila
diperlukan, peralatan-peralatan dan komponen-komponen tersebut dapat dinyalakan
secara manual oleh personel yang berwenang
7. Automatic power back up system harus dapat beroperasi dengan segera setelah
suplai listrik utama dari PLN terputus atau tidak stabil untuk menghindari kerusakan
peralatan mekanikal dan elektrikal di IPA serta menghindari terjadinya pukulan air
(water hammer) pada system perpipaan

Pengkabelan dan metode instalasi yaitu kabel berisolasi PVC, memenuhi ketentuan:
1. Jenis kabel terdiri dari NGA, kabel berisolasi karet dan NYA, kabel berisolasi PVC;
2. Shaft terbuat dari baja
3. Perlengkapan Listrik:
a. Main Switch Gear (ECI)
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 76
Terletak di power house dan tenaga listrik yang diperoleh dari tenaga diesel
genset diatur dan dimonitor didistribusikan melalui main switch charger,
dialirkan ke panel EC2, box lampu penerangan luar, box lampu penerangan
dalam dan sekaligus untuk panel penggerak pompa air bersih.
Main swith gear ini dilengkapi dengan automatic triping device untuk under
voltage, under frequency, theonal dan single phasing.
Resisting dilakukan dengan manual. Panel free standing.box yang berisi bus
bar.
b. Panel pompa air baku (WC2)
Masing-masing terletak di intake berisi antara lain:
Ampere meter
Volt meter
Tombol untuk menjalankan pompa
Relay non bimetal
On/off switch
Lampu indikator untuk run, ready dan trip
Fuse dan MCB
20watt heater
c. Grounding untuk masing-masing panel dengan tahanan Grounding harus lebih
kecil dari 5 ohm (R
grd
<5ohm)
d. Penerangan di dalam ruangan
Penerangan secukupnya untuk di dalam bangunan pelengkap, lighting fixture
disediakan lampu-lampu T.L dilengkapi dengan stop kontak, receptacle dan
normal standard accessories. Lampu TL harus dilengkapi dengan kapasitor.
e. Penerangan di luar ruangan
Untuk penerangan halaman dan bangunan instalasi pengolahan air bersih serta
intake harus disediakan lampu luar dengan tiang lampu, masing-masing tiang
dibuat dari steel pipe. Lampu yang dipasang dan jenis yang tahan terhadap
pengaruh panas dan hujan (waterproof atau kedap air).
f. Kabel-kabel
Semua kabel harus memenuhi 7.10 PUIL 2000 SNI 04-0225-2000; dan
pemasangannya harus dilindungi dengan konduit. Untuk kabel yang ditanam
langsung harus dari jenis NYFGbY sedangkan kabel yang terpasang dalam air
harus jenis submarine. Penyedia Barang/Jasa harus menghitung sendiri ukuran
kabel yang dipergunakan dan sebelum dipasang harus ada persetujuan terlebih
dahulu dari Direksi.

9.4.4.7 Pembumian (Grounding)
Pembumian terdiri dari (diwajibkan pada):
1. Panel, transformator, generator dan elektromotor perlu pembumian;
2. Tahanan tanah (Grounding) tidak boleh lebih dari 5Ohm;
3. Persyaratan harus sesuai dengan SNI 04-0225- 2000, PUIL 2000.

9.4.4.8 Lemari Hubung Bagi (switchboard)
Secara umum, lemari hubung bagi harus memenuhi ketentuan umum sebagai berikut:
1. Semua peralatan dan komponen yang terhubung dengan lemari hubung bagi
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 77
diupayakan dari merek atau supplier yang sama untuk menjamin persediaan dan
keamanan pemasangan
2. Lemari hubung bagi harus menjamin insulasi antara bagian luar lemari dengan
komponen-komponen berarus listrik di bagian dalam lemari
3. Pintu lemari hubung bagi harus dilengkapi dengan system pengunci
4. Lemari hubung bagi adalah abu-abu muda metalik
5. Setiap kabel/saluran yang masuk dan keluar dari lemari hubung bagi harus diberi
tanda/kode identifikasi pada panel dan ditempatkan tepat di atas lubang/saluran
tersebut
6. Lemari hubung bagi harus dilengkapi dengan sasis yang dapat dilepas pasang
(removable) agar memudahkan pembongkaran dan pemasangan komponen-
komponen di bagian dalamnya
7. Perlindungan terhadap kerusakan akibat arus listrik kejutan (surge) dari sambaran
petir/kilat harus dilaksanakan. Setiap lemari hubung bagi harus dilindungi dengan
titik-titik penangkal petir yang dipasang dengan jarak tidak lebih dari 30m
8. Adanya fungsi yang tidak normal pada perlindungan arus listrik kejutan harus dapat
ditunjukkan melalui indicator pada panel
9. Setiap indicator posisi kontak harus ditunjukkan dengan jelas dan diberi tanda:
a. I (ON) untuk kontak tertutup/tersambung dan beraliran listrik
b. O (OFF) untuk kontak terbuka/tidak tersambung dan tidak beraliran listrik
10. Bagian-bagian yang sering digunakan/dioperasikan misalnya indicator dan alat
pengukuran, tombol, saklar darurat, dan stop kontak yang ada di lemari hubung
bagi diupayakan dipasang pada sisi yang sama dan mudah untuk dicapai dan
digunakan oleh operator. Setiap bagian tersebut harus diberi tanda/kode identifikasi
11. Setiap lemari hubung bagi harus diberi nama/kode identifikasi sesuai fungsi dan
lokasi serta disesuaikan pengkodeannya dengan kunci masing-masing lemari
hubung bagi
12. Pemasangan lemari hubung bagi harus memperhitungkan fungsional system,
kemudahan operasi dan pemeliharaan, serta memperhatikan estetika (kerapihan)
13. System kelistrikan di setiap unit yang melalui lemari hubung bagi harus diuji coba
oleh tenaga ahli yang berwenang. System dan peralatan yang telah lulus uji coba
harus disertifikasi oleh tenaga ahli yang berwenang dengan pemberian tanda
dengan stiker atau pelat yang menyatakan telah diuji dan layak untuk digunakan

Lemari hubung bagi juga memenuhi ketentuan khusus sebagai berikut:
1. Panel harus merupakan jenis indoor, dapat berdiri tegak tanpa penopang, dengan
penghantar bagi daya jenis penampang persegi empat (busbar);
2. Jumlah phase 3 (tiga) phase, 4 (empat) kabel;
3. Frekuensi kerja 50Hz;
4. Kapasitas isolasi untuk Voltage penghantar utama 600V AC; dan untuk Voltage
penghantar kontrol 250V AC;
5. Voltage kerja untuk penghantar utama 380V AC; dan untuk penghantar kontrol
220V AC dan 100V DC;
6. Pabrikasi dibuat oleh pabrik yang mempunyai sertifikat dari PLN dan/atau SNI;
7. Tebal pelat baja 1,2mm untuk dinding dan 2,0mm untuk pintu;
8. Pada sisi penghantar masuk minimal harus dipasang satu pengaman arus yang
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 78
tidak lebih dari arus nominal penghantar masuk tersebut dan minimal 10A;
9. Sakelar/pengaman masuk dari/pada MDP (Main Distribution Panel) harus diberi
tanda pengenal khusus, sehingga mudah dikenal dan dibedakan dari sakelar lain;
10. Pada sisi penghantar keluar harus dipasang sakelar keluar, bilamana mensuplai 3
buah atau lebih MDP: atau 3 atau lebih motor-motor yang dayanya lebih dari
1,5kW: atau dihubungkan ke tiga atau lebih kontak-kontak yang masing-masing
mempunyai arus nominal lebih dari 16A; atau mempunyai arus nominal 100A atau
lebih;
11. Pada sisi penghantar masuk dipasang pengaman lebur sebelum sakelar;
12. Pengaman lebur untuk penerangan harus di pasang secara terbuka;
13. Dalam pemasangan rel dan penghantar didalam MDP harus diperhitungkan agar
tidak terjadi panas yang berlebihan;
14. Pemasangan bagian telanjang yakni bagian yang bersifat penghantar, tetapi tidak
termasuk sirkuit arus atau bagian bertegangan lain dengan polaritas atau phase
berbeda atau sama, harus mempunyai jarak minimal 5cm;
15. MDP harus diberi penghantar pembumian tersendiri;
16. Alat ukur dan indikator yang dipasang pada MDP harus terlihat jelas dan harus ada
petunjuk tentang besaran apa yang dapat diukur dan gejala apa yang ditunjukan;
17. Penghantar rel harus terbuat dari tembaga yang memenuhi pesyaratan sebagai
penghantar listrik; sesuai ketentuan yang berlaku.
18. Besar arus yang mengalir diperhitungkan sesuai kemampuan rel dan tidak akan
menyebabkan suhu lebih dari 65C. Ukuran rel pada 35C menurut Tabel 6.6-1,
Tabel pembebanan penghantar yang diperbolehkan untuk tembaga, PUIL 2000,
SNI 04-0225-2000;
19. Komponen gawai kendali seperti tombol, sakelar, lampu sinyal, sakelar magnit dan
kawat penghubung harus mempunyai kemampuan yang sesuai dengan
penggunaannya dan harus mempunyai tanda atau warna yang memudahkan
operator untuk melayaninya.
a. Perangkat kendali
b. Setiap motor harus dilengkapi dengan kendali tersendiri;
c. Tiap kendali motor arus bolak-balik harus mampu memutuskan arus motor
macet;
d. Sarana pemutus arus harus dapat memutuskan hubungan antara motor
serta kendali dan semua penghantar suplai yang dibumikan, sehingga tidak
ada kutub yang dapat dioperasikan tersendiri;
e. Pemutus arus harus mempunyai kemampuan sekurang-kurangnya 115%
dari jumlah arus beban penuh;
20. Peralatan Laboratorium: minimal harus tersedia peralatan untuk pemeriksaan
kekeruhan, pH, sisa klor, electrical conductivity. Di samping itu, untuk mendukung
operasional IPA harus dilengkapi dengan pemeriksaan warna, jar test, tabung
imhoff, timbangan dan peralatan gelas, dengan jumlah yang cukup serta peralatan
dengan kualitas 1.

9.4.4.9 Transformator Daya Listrik, Panel TM dan Kabel TM
Transformator Daya Listrik diutamakan produksi dalam negeri yang terpercaya dan telah
memenuhi Standard National dan International, terdiri dari:
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 79
1. Transformator Daya TM/TR yaitu :
a. Kapasitas : 1250kVA;
b. Phase : 3;
c. Frekuensi : 50Hz;
d. Primary : 20 kVolt;
e. Secondary : 220/380 volt [Y];
f. Vector Group : Dyn5;
g. Standard : IEC76 / SPLN50;
h. Type Transformer : - Oil immersed;
- Distribution
- Hermatically Seal
- ONAN
2 Panel Tegangan Menengah dan kelengkapannya:
a) Satu buah panel/cubical Incoming TM dengan pengaman dan kelengkapannya.
b) Satu buah panel/cubical Outgoing TM dengan pengaman dan kelengkapannya
c) Grounding system dan kelengkapan lainnya sesuai dengan standard.
d) Pengaman-pengaman lainnya sesuai dengan Standard dan petunjuk Direksi.
3 Kabel Tegangan Menengah diutamakan dari produksi dalam negeri yang telah
memenuhi standar Nasional dan International:
a) Kabel TM dari Jaringan TM PLN ke Panel Incoming TM Power House IPA;
b) Kabel TM dari Panel Outgoing TM, ke Primary Transformer Power House IPA;
c) Sistem Proteksi/pengaman yang sesuai harus dipasangkan sesuai dengan
Standard/ketentuan yang berlaku;
d) Kabel TR yang menghubungkan antara Secondary Transformer, lengkap
dengan accessories-nya, dengan Incoming LVMDP;

9.4.5 Sistem Otomatisasi (Automation System)

Instalasi Pengolahan Air Petanu dilengkapi dengan system otomatisasi untuk proses
operasional dan monitoring pengolahan airnya. Spesifikasi Sistem Otomatisasi (Automation
System) yang harus diikuti adalah sebagai berikut:
1 Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan Tenaga Ahli Integrasi System yang
memiliki kualifikasi (Qualified System Integrator) untuk merancang, mengadakan,
memasang, dan menguji fungsionalisasi system otomatisasi IPA Petanu.
2 Keamanan dan keselamatan kerja baik pada waktu konstruksi, operasi maupun
pemeliharaan harus diutamakan dalam pemasangan sistem otomatisasi.
3 Resiko utama yang harus diatasi dan dikelola dalam system otomatisasi antara lain:
a) Kebakaran dan/atau ledakan
b) Sengatan listrik
c) Bekerjanya suatu system/ peralatan pada saat yang tidak diinginkan yang
dapat membahayakan operator, baik pada saat operasi maupun pada saat
pemeliharaan (pemasangan atau perbaikan).
4 Seluruh peralatan mekanikal dan elektrikal yang disediakan dan dipasang harus
telah lolos uji (QC Certified) dari supplier/ pabrikan.
5 System otomatisasi harus dilengkapi dengan system manual yang cepat dan
mudah untuk menghentikan seluruh system, mesin, peralatan, atau proses dan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 80
memutus aliran listrik pada saat kondisi darurat (emergency stop).
6 Setiap bagian/ unit/ peralatan harus disediakan system manual untuk isolasi
setempat dari system operasi yang lain.
7 Sistim otomatisasi harus dilengkapi dengan prosedur penghentian operasi secara
aman (orderly safe shutdown).
8 System otomatisasi harus dilengkapi pembumian (grounding) untuk mengurangi
resiko sengatan listrik, mengurangi radiasi elektronik dan gangguan (noise) pada
peralatan elektronik yang sensitif.
9 System otomatisasi harus dilengkapi dengan alat kendali distribusi daya (control
power distribution) dan setiap sirkuit dilindungi dengan sistem proteksi dari
kelebihan daya dan sambungan pendek dengan sekring, MCB, atau peralatan
lainnya.
10 Sistem otomatisasi, baik program, panel kendali, maupun peralatan lain harus
dilengkapi system keamanan untuk mencegah akses dari pihakpihak yang tidak
berwenang/ tidak berkepentingan.
11 Setiap tombol dan bagian permukaan dari panel/ lemari/ kemasan dari peralatan
system otomatisasi yang memungkinkan kontak dengan operator atau orang lain
harus dijamin aman dari resiko bahaya. Apabila tidak memungkinkan maka harus
diberikan pembatas dan tanda bahaya.
12 Penyedia barang atau jasa harus menyusun rencana system otomatisasi yang
meliputi (dan tidak terbatas pada) bagianbagian yang akan diintergrasikan dalam
system otomatisasi, daftar peralatan yang akan dipasang berikut lokasi
pemasangannya, system operasi dan program/ piranti lunak yang akan diinstall,
indicator dan mekanisme kendali operasi, system input dan output, peralatan antar
muka mesin dan manusia, system peralatan berbasis PLC (Programmable Logic
Control), dan sebagainya.
13 System otomatisasi harus dapat mencatat data operasional secara rutin dengan
internal waktu tertentu melalui system SCADA.
14 Sistem otomatisasi harus dilengkapi dengan program permulaan operasi yang
aman (safe start up).
15 Safe start up harus mempertimbangkan konsumsi tegangan/ arus awal yang
dibutuhkan setiap peralatan (inrush current) sehingga seluruh system dapat
beroperasi tanpa gangguan suplai satu daya listrik, baik dari PLN maupun genset.

Ketentuan yang harus diperhatikan terkait dengan penggunaan peralatan kendali dalam
system otomatisasi adalah:
1 Setiap perlatan yang digunakan dalam system operasi harus cocok untuk
penggunaan di lokasi pekerjaan (terutama daerah pesisir pantai) dan lokasi
penempatan peralatan tersebut di lokasi tertentu di instalasi, baik terkait dengan
suhu operasi, kelembaban udara, penggunaan di dalam/ di luar ruangan, paparan
dari sinar matahari atau hujan atau terendam, serta kondisikondisi lain yang dapat
mempengaruhi kinerja peralatan.
2 Secara umum, alat kendali system otomatisasi digolongkan dalam 3 kelompok,
yaitu:
a) Peralatan masukan (input device)
b) Peralatan keluar (output device)
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 81
c) Unit pengolah/pemroses (processing unit)
3 System otomatisasi dikembangkan dengan basis PLC atau system kendali berbasis
PC untuk kemudahan operasional dan pemuktahiran system (upgrade)
4 System otomatisasi harus dikembangkan dengan memhitungkan siklus
tugas/operasi (duty cycle) setiap peralatan, misalnya jam operasional pompa, jam
operasional filter, dan sebagainya.
5 Setiap peralatan harus dilindungi dengan peredam lonjakan tegangan (surge
suppression) untuk
6 Bilamana diperlukan, peralatan dilengkapi dengan pengatur suhu agar dapat
beroperasi secara potensial pada kisaran suhu yang sesuai dengan ketentuan
pabrikan / supplier, misalnya untuk computer server, peralatan computer, dan
sebagainya.
7 Bilamana diperlukan, khususnya pada kondisi kelembaban udara 30%, peralatan
dalam system otomatis harus dilengkapi dengan peralatan/ perlengkapan
penangkal listrik statis (anti-static electricity).
8 Ruang kendali system otomatisasi harus dilengkapi dengan penerangan yang
cukup, baik untuk operasional sehari-hari maupun untuk pemeliharaan peralatan.

Ketentuan-ketentuan dari disain dan instalasi system otomatisasi yang harus diperhatikan
adalah sebagai berikut:
1 Penyedia barang/ jasa dapat melaksanakan sendiri atau mensubkontrakan
pengadaan dan pemasangan system otomatisasi kepada Penyedia Spesialis
Sistem Otomatisasi dengan syarat utama bahwa segala ketentuan yang ada harus
disertakan dan system otomatisasi dapat berfungsi secara optimal dan aman.
Sebelum mensubkontrakkan pekerjaan system otomatisasi, Penyedia Barang/Jasa
harus mengusulkan kepada Pemilik Pekerjaan dan Direksi untuk dipertimbangkan
dan disetujui.
2 System otomatisasi harus dirancang, dibangun, diawasi, dan disertifikasi oleh
tenaga ahli/ penyedia system integrasi yang berkualifikasi (qualified system
integrator).
3 Penyedia barang/ jasa harus menyusun rancangan prosedur operasi system
otomatisasi untuk diperiksa disetujui oleh pengawas dan Direksi Pekerjaan.
4 Prosedur Operasi Sistem Otomatisasi meliputi (dan tidak terbatas pada) Bagan alir
system operasi di IPA secara keseluruhan, daftar langkah-langkah operasional
masing-masing unit / perlatan / komponen, urutan operasional, persyaratan kendali
operasional, lokasi kode penamaan, dan lainya yang diperlukan.
5 Prosedur operasi system otomatisasi harus dilengkapi dengan strategi pengkabelan
untuk isolasi system/ peralatan yang dapat berjalan secara otomatis atau manual
pada saat tertentu.
6 Strategi isolasi system/ peralatan yang dimaksud diatas meliputi isolasi fungsi
operasi maupun isolasi aliran arus listrik dari dan ke system/ peralatan tersebut.
7 Bagan alir prosedur operasi system otomatisasi harus dilengkapi dan dipadukan
dengan system pembumian (grounding), system distribusi daya listrik, dan system
proteksi hubungan pendek arus listrik dan tegangan arus listrik berlebih.
8 Penyedia barang/ jasa harus menyusun layout panel dan peralatan antar muka
mesin dan manusia (Human Interface Device) yang sesuai dengan kebutuhan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 82
fungsional, termasuk lokasi penempatan dan ukuran/dimensinya untuk diperiksa
dan disetujui oleh pengawas dan Direksi Pekerjaan.
9 Penyedia barang/ jasa harus menyusun diagram pengkabelan (wiring diagram/
interconnecting diagram) yang menghubungkan seluruh panel/ lemari kendali, kotak
penghubung, saluran kabel, jalur kabel, dan sebagainya. Diagram pengkabelan
memuat informasi ukuran saluran, jarak, jumlah konduktor antar peralatan, ukuran,
warna dan nomer kabel, serta yang lainya yang terkait.
10 Kabel-kabel dan peralatan-peralatan dengan arus listrik tinggi (240/480 VAC)
dirancang untuk ditempatkan di bagian atas panel untuk alasan keamanan,
sedangkan kabel-kabel dengan peralatan-peralatan dengan arus rendah (DC,
modul PLC, dan sebagainya) diletakkan di bawah.
11 Kabel-kabel dan peralatan-peralatan dengan arus tinggi diupayakan dikelompokkan
tersendiri dari kabel-kabel dan peralatan-peralatan berarus rendah untuk
memudahkan identifikasi dan pemeliharaan.
12 Pada kasus-kasus tertentu, bagian yang berarus tinggi harus diberi partisi
logam/metal sebagai penangkal gangguan elektromagnetik (Electromagnetic
Interference/EMI) terhadap peralatan elektronik yang sensitif.
13 Kabel-kabel harus diatur sedemikian rupa dalam saluran kabel agar rapih, mudah
diidentifikasi, dan mudah dipelihara.
14 Penyedia barang/jasa harus menyusun daftar material dan peralatan yang dipasang
dengan informasi kode penamaan, merek dan tipe, jumlah dan satuan, serta
deskripsi lain yang diperlukan untuk diperiksa dan disetujui oleh Pengawas/Direksi
Pekerjaan. Daftar material dan peralatan harus sesuai dengan diagram dan sesuai
dengan yang terpasang di lokasi IPA untuk memudahkan identifikasi dan referensi
dalam pengolahan asset.
15 Semua diagram dan gambar-gambar lain dibuat dengan program CAD dan
diserahkan dalam bentu file (softcopy) dan cetak (plot).

Pelaksanaan pekerjaan system otomatisasi mengikuti ketentuan-ketentuan di bawah ini:
1 Subpanel (komponen-komponen yang dipasang di dalam lemari panel) dipilih dari
jenis yang mudah dilepas pasang (removable) untuk kemudahan pemasangan dan
pemeliharaan.
2 Panel dirancang dan dipasang untuk memungkinkan pemasangan subpanel dari
bagian depan agar memudahkan pemasangan dan pemeliharaan.
3 Pemasangan kabel harus mengikuti dan menyesuaikan dengan ketentuan yang
dipersyaratkan untuk setiap peralatan yang dipasang.
4 Kabel yang dipasang dari satu titik ke titik lainnya harus merupakan kabel utuh
menerus tanpa sambungan.
5 Jalur kabel antar titik harus diupayakan sependek mungkin dengan tetap
memperhatikan fungsional sistem, keamanan dan kerapihan pemasangan.
6 Penempatan alat kendali dan alat antarmuka mesin dan manusia (HID) harus cukup
jauh dan aman dari saluran bertegangan tinggi.
7 Penempatan kabel menuju peralatan masukan (input device) diupayakan cukup
jauh dan aman dari peralatan keluaran (output device).
8 Penempatan kabel berarus bolak-balik (AC) diupayakan terpisah dari kabel berarus
searah (DC).
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 83
9 Pemasangan kabel diupayakan menghindari belokan/ tikungan yang tajam.
10 Pekerjaan pemasangan system otomatisasi harus memperhatikan keselamatan
kerja personel. Pekerjaan dilaksanakan pada keadaan system dan peralaran tanpa
aliran arus listrik. Pekerjaan yang memerlukan aliran listrik pada saat pemasangan
harus direncanakan dan dilaksanakan oleh personel yang terlatih/ terampil dengan
pengawasan dari tenaga ahli K3 yang kompeten.

Spesifikasi kabel berpelindung (shielded cables) yang digunakan untuk system otomatisasi
mengikuti beberapa ketentuan sebagai berikut:
1 Peralatan dan instrumentasi tertentu mensyaratkan penggunaan kabel
berpelindung untuk mengurangi gangguan listrik (Interference of Electrical Noise).
Kabel berpelindung harus dipasang mengikuti ketentuan setiap
peralatan/instrumentasi terkait.
2 Jenis kabel berpelindung antara lain foil shield cable, braided shield cable, Spiral
shield cable, dan combination shield cable. Jenis kabel berpelindung harus
dipasang sesuai dengan kebutuhan dan persyaratan yang ditentukan.

Ketentuan yang harus diikuti dalam hal pengujian system otomatisasi adalah sebabagi
berikut:
1 Penyedia Barang/Jasa harus menyusun daftar periksa (checklist) untuk setiap
peralatan dan saluran/kabel yang akan diuji dan memuat informasi mengenai jenis
dan kriteria pengujian
2 Pengujian dari titik-ke titik antar peralatan harus dilaksanakan untuk memastikan
bahwa peralatan dan saluran/kabel telah terpasang dengan baik, benar, dan rapi
serta telah berfungsi sebagaimana seharusnya
3 Pengujian system otomatisasi secara keseluruhan harus dilakukan untuk
memastikan bahwa semua peralatan dan prosedur operasional telah tersambung,
terkoordinasi, dan berfungsi dengan baik, benar, dan rapi
4 Pengujian terhadap system otomatisasi juga meliputi pengujian terhadap ruang
pusat kendali, pengujian operasi system manual, pengujian system isolasi setempat
baik terhadap fungsi operasional maupun terhadap aliran listrik, serta pengujian
terhadap penghentian operasi untuk kondisi darurat (emergency stop)
5 Pada setiap peralatan dan system yang telah diuji dan telah berfungsi dengan baik
harus diberi tanda lulus uji dengan penempelan stiker/label/etiket. Tanda lulus uji
harus memuat informasi logo perusahaan (baik penyedia utama maupun
subkontrak jika ada), kode nama/nomor alat, tanggal pengujian, dan pernyataan
lulus uji.

Panel kendali (dashboard panel control) di stasiun pusat kendali:
1 Panel kendali dikembangkan dan dapat dijalankan dengan system computer dalam
program dengan system operasi berbasis Windows
2 Sistem kendali dapat mencatat dan menyimpan histori data operasional (data
logging and data storing) secara periodic yang ditentukan per masing-masing
indikator
3 Panel kendali unit intake dan pompa air baku harus dapat menunjukkan dan
mengendalikan indicator-indikator sebagai berikut:
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 84
a) Kapasitas/debit operasional pompa intake dalam satuan Liter per detik (L/s),
dicatat dan disimpan per 6 jam.
b) Tekanan operasional pompa air baku (bar), dicatat dan disimpan setiap 6 jam.
c) Unit pompa intake yang sedang beroperasi dan jam/durasi operasi masing-
masing unit (jam). Penghitungan durasi operasi pompa dihitung mulai saat
pompa dinyalakan dan berhenti pada saat pompa dimatikan. Histori data durasi
pompa dicatat dan disimpan. Penghitungan durasi pompa dimulai kembali dari
0 (nol) atau direset apabila pompa dimatikan.
d) Kualitas air baku di bak/sumur pengumpul meliputi kekeruhan (NTU), pH, dan
kandungan oksigen terlarut/DO (mg/L), dicatat dan disimpan setiap 6 jam.
4 Panel kendali unit aerasi dan prasedimentasi harus dapat menunjukkan dan
mengendalikan indicator-indikator sebagai berikut:
a) Kapasitas/debit operasional pompa efluen prasedimentasi dalam satuan Liter
per detik (L/s), dicatat dan disimpan setiap 6 jam.
b) Tekanan operasional pompa efluen prasedimentasi (bar), dicatat dan disimpan
setiap 6 jam.
c) Unit pompa prasedimentasi yang sedang beroperasi dan jam/durasi operasi
masing-masing unit (jam). Penghitungan durasi operasi pompa dihitung mulai
saat pompa dinyalakan dan berhenti pada saat pompa dimatikan. Histori data
durasi pompa dicatat dan disimpan. Penghitungan durasi pompa dimulai
kembali dari 0 (nol) atau direset apabila pompa dimatikan.
d) Kualitas efluen prasedimentasi di bak/sumur pengumpul meliputi kekeruhan
(NTU), pH, dan kandungan oksigen terlarut/DO (mg/L), dicatat dan disimpan
setiap 6 jam.
5 Panel kendali unit koagulasi-filtrasi harus dapat menunjukkan dan mengendalikan
indikator-indikator sebagai berikut:
a) Kapasitas/debit operasional pompa dosing koagulan dalam satuan Liter per jam
(L/h), dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
b) Tekanan operasional pompa dosing (bar), dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
c) Pompa dosing koagulan yang sedang bekerja dan durasi operasi pompa
dosing (jam). Penghitungan durasi operasi pompa dihitung mulai saat pompa
dinyalakan dan berhenti pada saat pompa dimatikan. Histori data durasi pompa
dicatat dan disimpan. Penghitungan durasi pompa dimulai kembali dari 0 (nol)
atau direset apabila pompa dimatikan.
d) Filter yang sedang beroperasi dan level/ketinggian muka air di unit filter (m).
e) Kualitas air di bak penampung filtrate (clear water tank) meliputi kekeruhan
(NTU) dan pH, dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
6 Panel kendali unit reservoir dan pompa distribusi harus dapat menunjukkan dan
mengendalikan indikator-indikator sebagai berikut:
a) Level/ketinggian muka air di reservoir (m) dan volume air di reservoir (m
3
),
dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
b) Kualitas air di reservoir meliputi kekeruhan (NTU), pH, dan sisa klor (mg/L),
dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
c) Kapasitas/debit operasional pompa distribusi dalam satuan Liter per detik (L/s),
dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
d) Tekanan operasional pompa distribusi (bar), dicatat dan disimpan setiap 6 jam.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 85
e) Unit pompa distribusi yang sedang beroperasi dan jam/durasi operasi masing-
masing unit (jam). Penghitungan durasi operasi pompa dihitung mulai saat
pompa dinyalakan dan berhenti pada saat pompa dimatikan. Histori data durasi
pompa dicatat dan disimpan. Penghitungan durasi pompa dimulai kembali dari
0 (nol) atau direset apabila pompa dimatikan.
7 Panel kendali titik pengambilan air (tapping point) harus dapat menunjukkan dan
mengendalikan indikator-indikator sebagai berikut:
a) Kualitas air di setiap titik pengambilan meliputi kekeruhan (NTU), pH, dan sisa
klor (mg/L), dicatat dan disimpan setiap 1 jam.
b) Kapasitas/debit pengambilan air di setiap titik pengambilan (L/s), dicatat dan
disimpan setiap 1 jam.
c) Volume pengambilan air per hari (m
3
/d), dicatat dan disimpan per hari serta
total volume yang diambil per bulan (m
3
/d), dicatat dan disimpan per bulan.

9.4.6 Struktur
Struktur unit instalasi pengolahan air harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Pondasi sesuai dengan daya dukung tanah setempat dimana IPA akan dibangun;
2. Sambungan pipa baja sistem las sesuai dengan SNI 07-6405-2000 tentang Tata
Cara Pengelasan Pipa Baja untuk Air di Lapangan;
3. Sambungan pipa PVC sesuai dengan SNI 06-0135-1987 tentang Sambungan
pipa PVC untuk saluran air minum.
4. Sambungan Pipa HDPE sesuai dengan SNI 06-4829-2005 tentang Pipa
Polietilena untuk Air Minum atau standar nasional/internasional lainnya yang
berlaku.

9.4.7 Kinerja
Unit IPA harus mempunyai kinerja sesuai dengan kualitas, kuantitas air baku yang
tersedia, dan air yang diolah/dihasilkan memenuhi ketentuan dan syarat yang berlaku.

9.4.8 Lain Lain
9.4.7.1 Trial Run dan Commisioning
Penyedia barang/jasa diharuskan untuk memasukkan dalam penawaran biaya untuk uji
coba (trial&running) masing-masing bangunan dan peralatan serta komisioning akhir
sebelum penyerahan pertama. Penawaran biaya untuk pelaksanaan komisioning termasuk
daya listrik, bahan bakar, bahan kimia, dan lainnya yang diperlukan dan digunakan untuk
masa komisioning selama 120 jam (5 hari) operasi, dengan hasil sesuai
standar/mutu/kuantias yang telah ditentukan.

Catatan, koreksi, dan rekomendasi hasil pelaksanaan komisioning harus ditindaklanjuti
oleh Penyedia Barang/Jasa dengan segera selama masa pemeliharaan atas biaya
Penyedia Barang/Jasa.

9.4.7.2 Masa Pemeliharaan
Masa pemeliharaan dihitung untuk masa 180 hari kalender setelah penyerahan pertama, di
mana Penyedia Barang/Jasa diharuskan untuk memperbaiki kerusakan-kerusakan yang
terjadi pada waktu masa pemeliharaan atas beban Penyedia Barang/Jasa. Selama masa
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 86
pemeliharaan, Penyedia Barang/Jasa bertanggungjawab untuk menyediakan personil
apabila diperlukan untuk mendampingi operator IPA yang ditunjuk dalam pengoperasian
IPA, khususnya dalam hal penanganan masalah operasional (troubleshooting) selama
masa pemeliharaan.

9.4.7.3 Garansi (Jaminan)
Penawaran harus dapat memberikan jaminan tertulis dengan dukungan pabrikan/supplier
sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun kepada Pengguna barang/jasa bahwa unit IPA yang
ditawarkan mampu mengolah air baku menjadi air minum seperti syarat yang dikeluarkan
oleh Kementerian Kesehatan Rl, dengan kapasitas produksi dibuktikan dengan
performance test pada trial run, serta pemeriksaan hasilnya di laboratorium independen.

Selain itu harus dilakukan pengujian kualitas air minum yang dihasilkan oleh pihak ketiga
yang ditunjuk atas nama bersama. Pada Performance test trial run, semua hasil harus
disaksikan oleh Pengguna barang/jasa dan harus ada persetujuan tertulis atas
performance test tersebut.

9.4.7.4 Data Instalasi dan Petunjuk Operasi dan Pemeliharaan IPA
Data instalasi asli (original) harus diserahkan oleh Penyedia Barang/Jasa kepada Pemilik
Pekerjaan dalam bentuk tercetak (hardcopy), file (softcopy), dan/atau program (software)
yang meliputi sebagai berikut:
1. Desain dan diagram system kabel dan kelistrikan serta perpipaan berikut daftar
material dan peralatan
2. Desain dan diagram system instrumentasi dan control berikut daftar material dan
peralatan
3. Desain dan diagram/gambar struktur, baik baja/besi, beton, kayu, dan/atau material
lainnya
4. Buku Manual dan Data masing-masing peralatan (dari pabrikan/supplier)
5. Buku Petunjuk Mengatasi Masalah untuk semua peralatan (Troubleshooting)
6. Sertifikat, hasil pengujian, jaminan, izin-izin yang terkait dengan pelaksanaan dan
setiap material dan peralatan yang digunakan di IPA
7. System operasi, piranti lunak program, dan lainnya yang digunakan dan dipasang di
IPA

Petunjuk operasional untuk menjalankan instalasi pengolahan air ini harus dibuat dengan
rinci, jelas dan dilengkapi dengan skematik/ gambar-gambar yang mudah dipahami, dalam
bahasa Indonesia. Buku-buku tersebut terdiri dari:
1. Buku referensi nama, kode, dan lokasi setiap peralatan dan perlengkapan di IPA yang
dilengkapi dengan gambar lokasi
2. Buku Manual Sistem operasi IPA secara keseluruhan (Operation Manual)
3. Buku Manual Keselamatan dan Kesehatan Kerja di lokasi IPA (Health and Safety Work
and Environment)
4. Buku Petunjuk Pemeliharaan dan Perawatan untuk semua Peralatan (Maintenance)

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 87
Penyedia Barang/Jasa dapat memegang salinan dari data/dokumen tersebut di atas untuk
memenuhi kelengkapan administrasi. Penggunaan data/dokumen tersebut di atas untuk
keperluan lain harus dengan seizin Pemilik Pekerjaan.

9.1 PENGADAAN PIPA DAN PERLENGKAPANNYA

9.5.1 Pengadaan Pipa PVC
9.5.1.1 Umum

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan menyertakan semua pipa dan fitting, valve,
coupling, meter, mur, baut, gasket, material penyambung dan bahan pelengkap
sebagaimana diperlukan dalam Daftar Kualitas dan Bahan atau dalam gambar/drawing.

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan perpipaan dari semua material sebagaimana
diperlukan dan ditunjukkan dalam daftar kuantitas bahan. Semua pipa, fitting, valve dan
perlengkapan lainnya harus sesuai dengan untuk pemakaian di daerah tropis, beriklim
lembab dan bersuhu udara sekitar 30C.

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan suatu affidavit (Sertifikat Jaminan Barang) dari
pabrik pembuat yang menyatakan bahwa barang tersebut sesuai dengan kebutuhan yang
dirinci dalam spesifikasi teknis. Pipa dan fitting PVC yang disediakan harus memiliki
penandaan yang sesuai dengan SNI 03-6419-2000 tentang Spesifikasi Pipa PVC
Bertekanan Diamater 110-315 mm untuk Air Minum. Penyedia Jasa Pengadaan juga harus
menyampaikan tentang laporan hasil uji kimiawi dan fisik yang telah dilakukan di pabrik
dan berlaku untuk semua jenis barang.

REFERENSI STANDAR

Referensi pada standar dalam dokumen lelang ini dimaksudkan untuk memberikan
gambaran mengenai jenis dan kualitas material yang diminta.

Semua material yang ditawarkan diupayakan menggunakan produksi dalam negeri dengan
Standar Nasional Indonesia (SNI). Bila ternyata belum ada SNI untuk produk tertentu atau
belum dibuat di dalam negeri, maka yang ditawarkan dapat menggunakan standard lain
seperti dalam daftar di bawah, atau setidaknya sesuai dengan standar negara
produsennya, dengan syarat bahwa kualitas keseluruhan sekurang-kurangnya sama
dengan apa yang ditetapkan dalam dokumen lelang ini.

Semua material yang dikirim harus seratus persen baru/brand new (bukan material bekas,
bukan barang rekondisi), dalam keadaan baik dan memenuhi syarat spesifikasi teknis yang
ditentukan, serta dilengkapi dengan Certificate of Origine (COO). Barang atau peralatan
yang di produksi di dalam negeri atau berasal dari luar negeri dan sudah diatur dalam SNI
maka barang/peralatan tersebut wajib memiliki Standar Nasional Indonesia (SNI).

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 88
Bilamana jenis barang atau peralatan tersebut belum diatur dalam Standar Nasional
Indonesia, maka barang atau peralatan tersebut harus memenuhi minimal satu dari
standar-standar sebagai berikut:
ISO - International for Standardization Organization
JIS - Japanesse Industrial Standard
BS - British Standard
DIN - Deutsche Industrie Norm
AWWA - American Water Works Association
ASTM - American Society for Testing and Materials
ANSI - American National Standard Institute.

BAHAN PIPA DAN FITTING

Untuk pipa dan fitting yang telah dapat dibuat di dalam negeri maka Penyedia Barang/Jasa
harus melampirkan surat dari pabrikan untuk izin penggunaan dengan sertifikat SII/SNI dan
dapat menunjukkan bahwa produk tersebut telah digunakan selama minimal 3 (tiga) tahun.

Bahan pipa yang ditawarkan dapat berlainan dengan bahan pipa yang tercantum dalam
dokumen lelang ini, dengan syarat bahwa pipa yang ditawarkan mempunyai spesifikasi dan
kualitas secara keseluruhan sekurang-kurangnya sama dengan apa yang tercantum dalam
dokumen lelang ini atau yang lebih baik. Bahan pipa lain di luar yang tercantum dalam
dokumen lelang ini penggunaannya harus disetujui oleh Direksi.

Dalam hal bahan pipa yang ditawarkan berbeda dengan apa yang tercantum dalam
dokumen lelang ini, peserta pelelangan harus menyertakan gambar-gambar detail fitting
(gambar detail sambungan pipa) disertai dengan jumlah dan spesifikasi dari tiap material
yang ditawarkan.

Seluruh pipa dan fitting yang ditawarkan harus dapat digunakan di daerah tropis dengan
temperatur air yang mengalir antara 15-35Cs dan pH antara 5 sampai dengan 9. Seluruh
pipa dan fitting pipa dari bahan PVC akan ditanam di dalam tanah; kecuali untuk hal-hal
khusus yang disebutkan lain.

TEKANAN KERJA / WORKING PRESSURE

Tekanan kerja dari pipa minimal 100m kolom air atau 10 kgf/cm
2
atau setara Pipa PVC seri
S-10 (sesuai SNI 06-0084-1987 dan SNI 03-6419-2000) dan tekanan pengujian minimal 2
(dua) kali tekanan kerja pipa. Penyedia Barang/Jasa Pengadaan harus menyertakan tanda
bukti hasil pemeriksaan tekanan kerja dari pipa/fitting pipa yang ditawarkan.

Bila dianggap perlu, atas permintaan Direksi harus dilakukan pengujian kekuatan tekanan
kerja pada pipa/fitting pipa yang dikirim ke lapangan atas biaya Penyedia Barang/Jasa.
Jumlah pipa/fitting pipa yang akan diuji di lapangan akan ditentukan kemudian oleh Direksi.
Apabila ternyata hasil pengujian tersebut tidak sesuai/tidak memenuhi spesifikasi yang
telah ditentukan, maka Penyedia Barang/Jasa wajib mengganti dengan pipa dan/atau
fitting yang baru sampai memenuhi persyaratan spesifikasi yang ditentukan.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 89

9.5.1.2 Pipa PVC dan Fitting

a. Standard
Material yang digunakan adalah yang memenuhi standard dengan panjang efektif tidak
lebih dari 6 meter. Pipa yang ditawarkan harus buatan pabrik yang telah mendapat izin
untuk penggunaan di Indonesia, serta memenuhi SNI.

Setiap pipa dan fitting harus mempunyai tanda/cap pada bagian luar yang
menunjukkan diameter nominal, kelas, nama pabrik pembuat dan merek dagang
(sesuai SNI 03-6419-2000 tentang Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan Diamater 110-315
mm untuk Air Minum).

Standar lain yang digunakan sesuai peruntukannya adalah:
SNI 06-2548-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC
untuk Air Minum dengan Jangka Sorong.
SNI 06-2549-1991 Metode Pengujian Kekuatan Pipa PVC untuk Air
Minum terhadap Hidrostatik.
SNI 06-2550-1991 Metode Pengujian Ketebalan Dinding Pipa PVC
untuk Air Minum.
SNI 06-2551-1991 Metode Pengujian Bentuk dan Sifat Tampak
Pipa PVC untuk Air Minum
SNI 06-2552-1991 Metode Pengambilan Contoh Uji Pipa PVC
untuk Air Minum
SNI 06-2553-1991 Metode Pengujian Perubahan Panjang Pipa
PVC untuk Air Minum dengan Uji Tungku
SNI 06-2554-1991 Metode Pengujian Ketahanan Pipa PVC untuk
Air Minum terhadap Metilen Khlorida
SNI 06-2555-1991 Metode Pengujian Kadar PVC pada Pipa PVC
Air Minum dengan THF
SNI 06-2556-1991 Metode Pengujian Diameter Luar Pipa PVC
untuk Air Minum dengan Pita Meter
SNI 06-2558-1991 Spesifikasi Simbol Gambar Sistem Penyediaan
Air dan Sistem Drainase di dalam tanah.
SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC bertekanan berdiameter
110-315 mm untuk Air Bersih.
SK SNI S-20-1990-03 Spesifikasi Pipa PVC untuk Air Minum
SNI 03-6419-2000 Spesifikasi Pipa PVC Bertekanan Diamater 110-
315 mm untuk Air Minum
RSNI T-17-2004 Tata Cara Pengadaan, Pemasangan dan
Pengujian Pipa PVC untuk Penyediaan Air
Minum.

9.5.1.3 Kelas
Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), kelas pipa yang digunakan
adalah jenis pipa PVC dengan tekanan nominal minimal 100 kgf/cm
2
(setara seri S-10)
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 90
menurut standard SNI yang berlaku dan mempunyai panjang efektif 6 meter. Ketebalan
minimum dinding pipa dan diameter luar mengikuti tabel berikut:

Tabel 6.12
Diameter luar dan ketebalan dinding pipa polyvinyl chloride (pvc) seri S-10
Rata-rata Diameter Luar
( mm )
Tebal dinding nominal
(mm)
63 2,4
75 3,6
90 4,3
110 5,3
140 6,0
160 7,7
200 9,6
250 11,9
315 15,0
355 16,9
400 19,1
450 21,5
500 23,9
560 26,7
630 30,0

9.5.1.4 Sambungan

a) Push On Rubber Ring J oint
Kecuali ditentukan lain maka sambungan harus dari jenis push-on rubber ring. Pipa
tersebut harus mempunyai bell pada satu ujungnya dan polos pada ujung yang lain
dibavel dengan sudut kurang lebih 15. Pipa harus diberi tanda garis petunjuk
pemasangan pada permukaan luarnya.
Fitting harus dari jenis yang dispesifikasikan dan mempunyai ujung jenis beil.

b) Sleeve Coupling
Sleeve coupling dan adaptor harus didesain khusus untuk penyambungan pipa PVC
dan cocok dengan diameter luar pipa PVC.

c) Ring Karet dan Gasket
Ring karet yang digunakan untuk sambungan push-on dan gasket untuk
penyambungan mekanikal fitting dari ductile iron atau besi tuang dan untuk sambungan
flange harus dari styrene butadiene rubber atau karet sintetis lain yang tepat untuk pipa
air minum.

d) Sambungan Solvent Cement
Kecuali ditentukan lain, pipa PVC dengan diameter nominal 40mm dan lebih kecil dapat
disambung dengan menggunakan pelarut sebagai perekat sesuai dengan standar
pabrik.

Bila digunakan sambungan solvent cement ini, Penyedia Jasa Pengadaan harus
menyediakan solvent cement sesuai dengan rekomendasi pabrik ditambah dengan
imbuhan 10%. Sambungan tersebut harus mampu menahan resultante pergerakan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 91
memanjang akibat dari perubahan suhu pipa sebesar 50
o
C tanpa mengganggu
kekedapan pipa terhadap air.

e) Adaptor
Adaptor harus terbuat dari ductile iron atau dari besi tuang dan terdiri atas flange pada
satu ujungnya dan socket (atau bell) pada sambungan fleksibel baik dengan mekanikal
maupun push-on.

f) Fitting
Fitting sambungan harus sesuai dengan standar SNI-0084-1987 dan bila tidak
disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka sistem sambungan
menggunakan sistem rubber ring joint. Semua fitting direncanakan mempunyai tekanan
kerja 1,23MPa (12.5kg/cm
2
). Kecuali ditentukan lain, semua fitting harus dari jenis
injection molded atau heat process (pencetakan atau proses panas) dan didesain
dengan karakteristik dan kekuatan yang sama dengan pipa yang disambung.

Bila fitting yang dispesifikasikan bukan terbuat dari PVC maka harus dari besi tuang
ductile (Ductile Cast Iron). Bell and Flange yang dispesifikasikan harus mempunyai
flange pada satu ujungnya dan push-on bell satu sambungan jenis mekanikal pad
ujung yang lain. Tee dengan cabang flange, jika dispesifikasikan, harus berupa ujung-
ujung dengan push-on dan ujung pipa cabang dengan flange.

Permukaan luar fitting tersebut harus dilapisi lapisan pelindung dari bahan bitumen,
yaitu coal tar atau aspheltic base, yang mempunyai ketebalan kering tidak kurang dari
0,3mm. Permukaan dalam dari fitting tersebut harus dilapisi epoxy atau coal tar epoxy
yang dipakai untuk lining harus dari bahan yang tepat untuk pipa air minum dan
dilengkapi sertifikasi dari instansi yang berwenang (public health authorities).

Baut dan mur yang akan dipakai untuk flange dan sambungan mekanikal harus dari
baja yang digalvanis.

9.5.1.5 Pengujian Quality Assurance (Jaminan Kualitas)
Pengujian quality assurance sesuai dengan persyaratan berikut harus cukup mewakili unit
yang disuplai sesuai kontrak. Pengguna harus diizinkan untuk mengunjungi tempat
pembuatan untuk menyaksikan test/pengujian tersebut atas biaya Penyedia Barang/Jasa.

9.5.1.6 Pengujian Tekanan Hidrostatis
Pengujian tekanan harus dilakukan pada semua pipa dan fitting dan memenuhi standar
SNI 06-2549-1991.
Setiap pipa harus diuji untuk dapat menahan tekanan pengujian hidrostatis pada tekanan
paling sedikit 42 N/mm
1


9.5.1.7 Pengujian Lain



Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 92
Pengujian lainnya seperti flattering test, toksisitas, tekanan terus menerus dan lain-lain
harus dilakukan sesuai dengan standar yang berlaku.

9.5.1.8 Valve
A. Umum
1. Penyedia Jasa Pengadaan harus melengkapi valve sesuai dengan yang dibutuhkan
dan menurut standar yang disetujui.
2. Seluruh valve pada badan bagian luar harus tercetak asli dari pabrik dan dicor
dengan huruf timbul yang dapat menunjukkan:
a. Nama proyek/paket kegiatan/nama instalasi (IPA Petanu)
b. Nama atau Merk Dagang Pembuatnya
c. Tahun pembuatan (97 berarti 1997)
d. Tekanan kerja
e. Diameter nominal
f. Arah panah aliran bila valve tersebut digunakan satu aliran
3. Valve dengan diameter lebih kecil 50 mm tersebut dari brass/kuningan, bila tidak
disebutkan lain, kecuali untuk handwheel tersebut dari besi tuang atau besi tempa
atau jenis sambungan dari sambungan ulir.
4. Ulir valve harus sesuai dengan ISO 7/1 Pipe threads where pressure tight joint are
made in the thread
5. Valve dengan diameter 50 mm keatas menggunakan sambungan sistem dengan
flange dan terbuat dari cast iron/besi tuang.
6. Ketebalan flange harus ditentukan berdasarkan tekanan kerja seperti yang
dispesifikasikan dan sesuai dengan standard internasional yang diakui. Penyedia
Jasa Pengadaan harus menyerahkan perhitungan desain atas permintaan
Pengguna Barang.
7. Bila tidak disebutkan dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) maka seluruh Valve
harus dibuat khusus untuk menerima tekanan kerja minimal 10 bar dan untuk flange
harus mempunyai dimensi sesuai dengan standard ISO 2531.
8. Seluruh unit yang beroperasi harus didesain untuk pembukaan berlawanan arah
jarum jam dan searah jarum jam untuk penutupan. Tanda panah harus tertera untuk
menunjukkan arah rotasi untuk membuka atau menutup valve.
9. Semua lubang/bukaan sambungan pipa harus ditutup untuk mencegah masuknya
benda-benda asing.
10. Harga penawaran valve sudah termasuk perlengkapan untuk penyambungan
seperti gasket, mur, baut dan ringuntuk satu sisi flange dengan imbuhan 10%.
11. Besar dan ukuran perlengkapan tersebut disesuaikan dengan spesifikasi teknis dari
flange valve, mur, baut dan ring dikirim dalam keadaan bukan material bekas dan
sudah tergalvanis dengan merata dan baik. Ketebalan gasket minimal 3 mm terbuat
dari karet sintetis.
12. Petunjuk pengoperasian valve harus disertakan seperti maksimum force pada
hardwheel, engkol (crank), T-bar dan perlengkapan lain sehingga tidak
menimbulkan kesulitan pada operator. Penyedia Jasa Pengadaanharus
menyertakan besarnya maksimum torque yang dibutuhkan untuk setiap valve yang
dikirim.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 93
13. Coating seluruh permukaan logam seperti badan valve, flange, surface box dan
lain-lain yang terkontak dengan air bersih atau tanah harus dilapisi dengan non
toxic coalter epoxy, enamel, bitumen atau bahan lain yang sama dan disetujui oleh
Direktur Pengawas.
14. Permukaan harus bersih, kering dan bebas dari kotoran sebelum digunakan.
Coating dengan cara penyemprotan harus dilakukan di pabrik. Ketebalan minimum
coating setelah kering + 400 microns (16 mils). Material yang berkontak dengan air
harus harus dari jenis non toxic sedangkan bahan yang dapat larut tidak boleh
digunakan.
15. Petunjuk operasi (operating manual) harus disediakan sebanyak 6 (enam) set untuk
setiap jenis valve dan perlengkapannya dan dalam bahasa Indonesia.
16. Penyedia Jasa Pengadaan harus menyertakan sertifikat dari pabrik yang
menerangkan bahwa setiap valve telah memenuhi persyaratan yang diminta dalam
spesifikasi ini.

B. Gate Valve
1. Bila tidak disebut dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity), maka gate valve yang
ditawarkan adalah gate valve dari jenis Non Rising Stem.
2. Valve harus memenuhi standar Gate Valve for Water and Other Liquids (AWWA C
500) atau standar internasional lain yang sama atau yang lebih tinggi kualitasnya
dan didesain khusus untuk tekanan kerja.
3. Penawaran gate valve adalah berikut hand wheel harus dilengkapi dengan kunci T
(Tee Key) minimal satu buah dan maksimum saw untuk sebap 20 buah yang
seukuran.
4. Tee key tersebut diengkapi dengan pendongkel tutup surface box/street cover dan
terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
5. Bila dalam Volume Pekerjaan (Bill of Quantity) diperlukan extension spindle maka
material tersebut terbuat dari baja ST 40 yang telah digalvanis.
6. Harga penawaran extension spindle sudah termasuk potongan pipa PVC untuk
melindungi extension spindle tersebut dari urugan tanah.
7. Badan dari gate valve, hand wheel/cap terbuat dari besi tuang kelabu atau bahan
dengan kualitas lebih tinggi.
8. Badan gate valve harus terbuat dari besi (iron body) dengan dudukan dari logam
perunggu, tangkai valve jenis non-rising dan dengan katup yang solid (solid wedge
gate). Valve harus cocok untuk pemasangan dengan posisi tegak (vertikal
mounting). Valve harus dirancang unluk saluran air yang bebas hambatan yang
mempunyai diameter fidak kurang dari diameter nominal valve apabila dalam posisi
terbuka.
9. Stuffing box harus terbuat dari bahan yang sama dengan badan valve seperti telah
dispesifikasikan diatas dan harus dalam posisi terbuka. Tinggi dari stuffing box tidak
boleh kurang dari diameter valve. Packing pada stuffing box harus terbuat dari
asbes atau bahan lain yang sesuai dan disetujui Pengguna Barang. Packing dari
hemp atau jute (rami) tidak boleh digunakan. O-ring stem seal dapat digunakan
atas persetujuan Pengguna Barang dan seal ini harus terdiri dari 2 (dua) buah O-
ring seal dan paling sedikil 1 (satu) buah ditempatkan di atas stem-collar dan dapat
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 94
dilakukan penggantian dalam keadaan tekanan kerja penuh dimana valvenya
dalam posisi terbuka penuh.
10. Stem terbuat dari perunggu alau stainless steel.
11. Body seat ring dan disk seat ring terbuat dari kuningan atau perunggu.
12. Surface box untuk valve yang ditanam terbuat dari grey cast iron, rata dan tahan
terhadap kerusakan yang diakibatkan oleh beban lalu lintas yang padat. Tutup
harus disertakan pada surface box tersebut dan diberi tanda tercetak pada bagian
atasnya dengan informasi penamaan dan kode valve. Tanda yang tercetak harus
permanen, tahan terhadap cuaca dan pengaruh lainnya serta mudah
diidentifikasikan.
13. Joint antara tutup dengan badan tidak berupa engsel melainkan dihubungkan
dengan baut. Ukuran surface box disesuaikan dengan masing-masing dimensi
valve dan sudah dicoating dengan anti karat.
14. Semua valve, kecuali ditentukan lain, harus dilengkapi dengan mur (wrench nuts).

C. Katup Udara (Air Release Valve)
1. Katup udara harus dapat beroperasi secara otomatis dan mengikuti hal-hal sebagai
berikut :
Dapat melepaskan udara selama pengaliran air dalam pipa.
Dapat memasukkan udara selama penggelontoran.
Dapat melepaskan udara bila ada udara yang terjebak dalam pipa.
Dapat mencegah penutupan yang dini bila udara sedang dilepaskan.
Aman terhadap vakum
2. Seluruh air valve dengan standard flange JIS-B2213. Setiap valve lengkap dengan
mur, baut, ring dan dudukan (stool). Ukuran sesuai dengan yang diberikan pada
uraian pekerjaan.
3. Badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dan pelampung dari ebonit,
stainlees steel atau Acrynolitrie Butediene Steel.
4. Seluruh bagian yang bergerak terbuat dari stainlees steel, bronze atau ABS.
5. Valve harus diuji dengan tekanan sebesar 1 bar diatas tekanan kerja dan tidak
menunjukkan gejala kebocoran.
6. Juga tidak terjadi kebocoran bila tekanan minimum 0,1 bar.
7. Penyedia barang harus menyediakan katup penutup (isolating valve) secara
terpisah untuk setiap katup udara dengan jenis kupu-kupu (butterfly valve) dengan
spesifikasi sbb:
Setiap badan valve terbuat dari cast iron atau ductile iron dengan rubber seal,
disc, valve shaft dan peralatan mekanisme operasional yang mengikuti
'Standards for Rubber Seated Butterfly Valves' (AWWA Designation C 504) atau
standard Internasional lain yang disetujui yang sama atau leblh tinggi
kualitasnya dari yang disebutkan.
Setiap piringan (valve disc) harus dapat berputar dengan sudut 90o dari posisi
terbuka penuh sampai tertutup. Sumbu perputaran valve harus horizontal.
Mekanisme operasional harus terkait pada badan valve dan sesuai dengan
standard AWWA C 504,
Setiap mekanisme operasional harus dapat dilepas untuk pengawasan dan
perbaikan,
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 95
Mekanisme operasional untuk pengoperasian valve secara manual harus dapat
mengunci sendiri sehingga tangga aliran air atau vibrasi tidak mengakibatkan
piringan berpindah dari tempatnya semula.
Setiap valve didesain untuk tekanan melintang pada piringan (bila tertutup
rapat) sama dengan rate tekanan pada pipa.
Seluruh valve harus mengikuti Spesifikasi ini dan harus dapat membuka atau
menutup bila tidak dioperasikan dalam periode yang lama.
Badan valve dan flange terbuat dari cast iron dan mengikuti "Specification for
Grey Iron Casting for Valves, Flanges and Pipe Fittings kelas B(ASTM
Designation A 126) alau ductile iron (ASTM 536). Flange harus mengikuti
standard JIS-8 2213.
Dudukan valve harus dapat menjaga valve pada posisi yang seharusnya.
Tipe air valve harus sesuai dengan spesifikasi di bawah ini yang tergantung pada
ukuran pipa yang dipasang.
Tabel 6.14
Tipe Air Valve
Ukuran Pipa
(mm)
Tipe Air Valve
Diameter Nominal Air Valve
(mm)

300 dan lebih kecil
350 dan lebih besar

Tipe dengan orifice
kecil / tunggal
Tipe dengan dua
Orifice atau kombinasi

25 mm dan lebih kecil
75 mm dan lebih besar

Tipe air valve adalah sebagai berikut:
1. Tipe air valve dengan lubang/orifice kecil
Air valve dengan lubang kecil didesain untuk pengoperasian secara otomatis
yang akan mengeluarkan udara yang terakumulasi bertekanan pada saat
aliran air dalam penuh.
2. Tipe air valve dengan dua lubang atau kombinasi
Air valve dengan dua lubang atau kombinasi didesain untuk dioperasikan
secara otomatis, sehingga akan:
a) Terbuka pada kondisi bertekanan kurang dari tekanan atmosfer, dan
menampung banyak udara selama operasi pengurasan saluran pipa.
b) Mengeluarkan banyak udara dan menutup, pada saat air dalam kondisi
tekanan rendah, mengisi badan valve selama operasi pengisian.
c) Tidak menutup aliran pada kondisi kecepatan pembuangan udara tinggi,
dan
d) Mengeluarkan akumulasi udara bertekanan pada kondisi aliran air penuh
dalam pipa.

D. Ball Valve
Auxiliary valve yang untuk tipe air valve dengan lubang tunggal kecil disebut ball
valve. Ball valve memiliki dua lubang atau tipe kombinasi. Valve ini dikondisikan
unluk tekanan kerja sebesar 0.98Mpa (10.0 kg/cm
2
) dan memiliki ujung flange. Ball
valve harus merupakan tipe non-lubricated dan terbuat dari bahan cast iron untuk
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 96
badan valve dan bola, stainless steel dengan dudukan/bantalan. Dudukan/bantalan
harus diberi penguat dari teflon dan mudah diganti dilapangan tanpa menggunakan
alat khusus. Tangkai/stem harus dibuat dari stainless steel. Teflon penguat digunakan untuk
packing stem yang mudah diatur dan mudah diganti tanpa memindahkan valve dari
jalur pipa pada saat kondisi normal. Setiap valve harus dilengkapi dengan kunci dari ductile cast
iron pada tiap operasi.

E. Plug Valve
Plug valve harus non-lubricated, plug dengan tipe resilient faced eccentric dengan
badan valve yang terbuat dari cast iron. Plug cast iron berpegas harus dilapisi
dengan chloroprene (neoprene) agar dapat kedap dari gelembung air. Valve juga
dilengkapi dengan heavy duty prelubricated bearing dari stainless steel atau
perunggu.
Tutup stem/tangkai terbuat dari karet cincin "O" atau multiple Buna - N Packing Rings.
Pada saat packing ring digunakan, packing gland harus dapat dipasang tanpa harus
melepaskan bagian valve.

F. Check Valve
1. Penyedia barang harus menyediakan check valve jenis Swing Check VaIve / KIep
Tabok dengan sambungan flange.
2. Bagian atasnya tertutup dengan flange buta (blank-flange) yang dapat dibuka
sewaktu-waktu bila diperlukan.
3. Pada bagian luar badan check valve harus terdapat cap (tercetak) yang dapat
menunjukkan merk, atau dari pabrik mana yang membuatnya, besamya diameter,
tekanan kerja, dan arah aliran air.
4. Badan tutup atas dan cakram dari badan check valve terbuat dari besi tuang.
5. Kedudukan untuk cakram terbuat dari Neophrene Synthetic Rubber yang
berkualitas baik.
6. Tekanan kerja dari check valve mampu menahan 10 kg/cm2.
7. Check valve harus didesain sedemikian rupa sehingga piringan, dudukan, dudukan
cincin dan bagian-bagian dalam lainnya yang mungkin perlu untuk perbaikan harus
mudah diambil, mudah dipindahkan dan mudah diganti tanpa menggunakan
peralatan khusus atau harus memindahkan valve dari jalumya.
8. Valve harus cocok untuk pengoperasian dalam posisi horizontal atau vertikal
dengan aliran keatas dan ketika terbuka penuh valve harus mempunyai daerah
aliran bersih (a net-flow area) tidak kurang dari luas diameter nominal pipa dan
ujung flange.

G. Gate Valve Perunggu (Bronze)
1. Gate valve perunggu harus didesain dan dibuat sesuai dengan JIS B 2011 atau
ketentuan lain yang disetujui. Tekanan kerja besarya 0.98Mpa (10.0kg/cm
2
). Valve
harus dilengkapi dengan roda pemutar dan ujung berulir (sekrup).
2. Valve dengan ukuran 80mm atau lebih kecil mempunyai badan yang terbuat dari
perunggu, skrup bonnet (topi sekrup), gate valve memiliki solid wedge (baji), skrup
dalam dan tangkai pengungkit.
3. Badan valve harus merupakan cetakan perunggu yang mengacu pada JIS H 5111,
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 97
kelas 6 atau cetakan perunggu dengan daya rentang tidak kurang dari 196 N/mm
2

(20 kg/m
2
). Piringan terbuat dari perunggu cetakan sesuai spesifikasi di atas atau
dari kuningan yang mengacu pada AS H 3250, kelas C 3711 atau dari tembaga
yang mempunyai daya rentang tidak kurang dari 314 N/mm
2
(32 kg/m
2
).
Stem/tangkai harus terbuat dari tembaga sesuai spesiflkasi di atas.

9.5.2 Pengadaan Pipa Baja Dan Perlengkapannya

9.5.2.1 Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja minimum
sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg/cm
2
) kecuali ditentukan lain.

Referensi
Standar lain yang digunakan adalah :
SNI 07-0068-1987 Pipa Baja untuk konstruksi umum, mutu dan cara uji.
SNI 0039-1987 Pipa Baja Bergalvanis
SNI 07-0242-1989 Pipa Baja tanpa kambuh, mutu dan cara uji.
SNI 07-0822-1989 Baja Karbon strip canai panas untuk pipa.
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
SNI 07-0949-1991 Pipa Baja coal-tar enamel lapis lindung bagian luar
SNI 07-1769-1990 Penyambung pipa air minum bertekanan dari besi
yang kelabu.
SNI 07-1969-1991 Pipa air minum bertekanan besi tuang kelabu,
penyambung.
SNI 07-2255-1991 Pipa Baja saluran air.
SNI 07-2195-1991 Permukaan pipa flens, dimensi.
SNI 07-2196-1991 Flensa pipa, toleransi dimensi.
SNI 07-3080-1991 Pipa spigot dan socket dari besi tuang modular untuk
jaringan pipa bertekanan, bagian 2.
SNI 07-3025-1992 Persyaratan las- Ketentuan Umum, Persyaratan
servis untuk sambungan las.
SNI 07-3026-1992 Las, untuk pertimbangan untuk menjamin mutu
struktur las.
SNI 07-3027-1992 Faktor-faktor yang harus di pertimbangkan dalam
penilaian perusahaan yang menggunakan las sebagai
cara utama pabrikasi.
SNI 19-3993-1995 Pedoman keselamatan dan kesehatan kerja las busur
listrik
SNI 07- 3078-1992 Flensa logamflensa besi tuang.
SNI 07-3073-1992 Penyambung pipa baja tanpa pasuan berulir.
SNI 07-6398-2000 Tatacara pelapisan epoksi cair untuk bagian dalam
dan luar pada pelapisan air dari baja
SNI 07-3360-1994 Penyambung pipa baja & baja paduan dengan las
tumpu.
SII 2527-90 Water Supply Steel Pipe
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 98
ISO 7/1 Pipe Threads Where Pressuretight Joins are Made on The
Threads
ISO 1459 Metalic croating Protection Against Corrosion by Hot
Dip Galvanzing Guilding Principles
ISO 1461 Metalic Coating Hot-Dip Galvanized Coating on
Fabricated Ferrous Products Requirments
ASTM A 283F Flow and Intermediate tensile Strenght Carbon Steel
Plates, Shapes and Bars
ASTM A 570 Steel, Sheet and Strip, Carbon, Hot Rolled Structural
Quality
AWWA C 200 Steel Water Pipi 6 Inches and Larger
AWWA C 203 Coal-Tar Protective Coatings and Linings for Steel
Water Pipelines Enamel and Tape Hot Applied
AWWA C 205 Cement Mortar Protective Lining and Coating for Steel
Water Pipe 4 Inches and Larger Shop Applied.
AWWA C 208 Dimensions for Steel Water Pipe Fittings.
AWWA Manual M11 Stell Pipe Design and Installation.
AWWA C 210 Liquid Epoxy Coating System for he Interior and
Exterior Steel Water Pipe.
JIS G 3101 Rolled Steel for General Structure.
JIS G 3452 Carbon Steel Pipes for Ordinary Piping.
JIS G 3457 Arc Welded Carbon Steel Pipe.
JIS B 2311 Steel Butt-Welding Pipe Fitting for Ordinary Use.
JIS G 3451 Fitting of Coating Steel Pipes for Water Service.
JIS G 550 Spheroidal Graphite Iron Castings
JIS G 5702 Blackheart Malleable Iron Castings
JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structures Purposes
JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
JIS K 6353 Rubber Goods Pipes for Water Works.

9.5.2.2 Pipa Baja dan Fitting
A. Material dan Fabrikasi
Pipa baja/steel harus dibuat dari pelat atau lembaran baja dan sambungannya
menggunakan pengelasan tumpul (arc-welded) atau pengelasan listrik, dikerjakan di
pabrik, dites dan dibersihkan.
Lembaran atau pelat-pelat baja harus mempunyai batas keruntuhan minimum tidak
kurang dari 226 N/mmz (2300 kg/cm
2
) dan harus memenuhi standard berikut :
SNI 07-0949-1989 Pelat baja carbon untuk uap dan bejana tekan.
SNI 07-0822-1989 Baja karbon strip canai panas untuk pipa.
SNI 07-1338-1989 Baja karbon tempa.
ASTM A 283, Grade D
ASTM A 570, Grade 33
JIS G 3101, Class 2
JIS G 3452, SGP
JIS G 3457, STPY
Fabrikasi pipa baja harus sesuai dengan AWWA C 200 atau SNI-07-0822-1989 atau
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 99
SII 2527-90 atau JIS G 3452 dan JIS G 3457. Ketebalan dan lebar pengelasan
harus cukup merata pada seluruh panjang pipa dan dibuat secara otomatis, kecuali
atas persetujuan Pengguna Barang boleh dilakukan pengelasan manual dengan prosedur
yang sesuai oleh tukang yang berpengalaman.
Semua sambungan memanjang atau spiral dan sambungan las keliling yang dibuat
dipabrik harus dengan pengelasan sudut (butt welded). Banyaknya pengelasan
pabrik maksimum yang diizinkan adalah satu pengelasan memanjang dan tiga
pengelasan keliling untuk setiap batang pipa. Panjang setiap batang pipa adalah 6
(enam) meter atau kurang, kecuali ditentukan lain.
Pengelasan memanjang harus dipasang berselang-seling pada sisi yang berlawanan
untuk bagian yang berurutan. Tidak diizinkan adanya ring, pelat ataupun pelana
(saddle) penguat baik pada bagian luar maupun pada bagian dalam pipa.

B. Dimensi Pipa
Kecuali ditentukan lain, pipa dengan ukuran diameter nominal berikut ini harus mempunyai
ukuran diameter luar dan ketebalan dinding mminimum sebelum dilapisi pelindung dalam
dan luar sebagai berikut :
Tabel 6.15
Diameter Luar Dan Ketebalan Dinding Pipa Baja
Diameter Nominal
(mm)
Diameter Luar
(mm)
Ketebalan Dinding
Minimum (mm)
100 114.3 4.5
150 168.3 5.0
200 219.1 5.8
250 273.0 6.6
300 323.8 6.9
350 355.6 6,0
400 406.4 6.0

C. Fitting
Semua fitting baja/steel harus dari bahan yang sama dan difabrikasi sesuai dengan
spesifikasi yang ditentukan pada Bagian 3.2 dan harus didisain dengan kekuatan
yang sama dengan pipanya. Ring penguat atau saddle penguat dapat dipasang
pada bagian luar bilamana perlu, sesuai dengan AWWA Manual M11 atau standar
pembuatan yang dapat disetujui. Ketebalan dinding minimum dan diameter luar
dinding fitting harus sesuai dengan persyaratan yang dispesifikasikan dalam Bagian 3.2
dan standar berikut ini :
Fitting dengan diameter 125 mm atau lebih kecil : JIS B 2311
Fitting dengan diameter 150 mm atau lebih besar : JIS B 2311 (sampai
dengan 500 mm) dan JIS G 3451. atau AWWA C 208.

"Bend" yang mempunyai sudut defleksi sebesar 22.5 derajat dan lebih kecil harus
terdiri dari dua potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar
dari 22.5 derajat sampai dengan 45 derajat harus difabrikasi dengan menggunakan
tiga potongan bend. Bend yang mempunyai sudut defleksi lebih besar dari 45 derajat
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 100
harus terdiri dari empat potongan bend.

9.5.2.3 Coating dan Linning (Lapisan Pelindung Luar dan Dalam)

A. Proteksi Bagian Luar
1. Pemasangan Bawah Tanah
Permukaan luar pipa dan fitting untuk pemasangan di bawah tanah harus dilapisi
coal tar enamel dan dibalut dengan bonded double asbestos felt sebagaimana
dispesifikasikan pada Appendix A, Sec.A1.2 dalam AWWA C 203. Lapisan primer
dan coal tar enamel adalah sebagai berikut ;
Primer : Type B sesuai dengan bagian A.2.4 dari AWWA C.203
Coal Tar Enamel : Type I sesuai dengan bagian A.25. Table 1 dari AWWA
C203.
Konstruksi dari proteksi luar sepertidiuraikan di atas harus terdiri dari berikut ini :
a) Primer, type B yang dispesifikasikan di atas
b) Coal Tar enamel, Type I yang dispesifikasikan di atas, ketebalan lapisan
kering 2,4 mm +/- 0,8 mm.
c) Bonded asbestos felt
d) Coal tar enamel, Type I sama seperti di atas, tebal kering lapisan 0,8
mm minimum.
e) Bonded asbestos felt; dan
f) Satu lapisan water resistant whitewash

2. Pemasangan di atas tanah
Semua pipa dan fitting yang akan digunakan sebagai jembatan dan terpapar di
luar/dapat terlihat langsung, harus dicat di pabrik dengan lapisan primer dan lapisan
pertama (first coat) yang sesuai dengan susunan berikut ini :
Persiapan permukaan : SSPC-SP-6 atau SP-3
Primer : Etchin primer, ketebalan minimum lapisan kering 20mikron.
Lapisan pertama : Read lead atau lead suboxide primer, ketebalan lapisan
kering 35 mikron.
Persiapan permukaan harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan oleh
Steel Structure Painting Council, USA dan kelas yang disebutkan di atas, Primer dan
Etching Primer, Class 2.
Lapisan pertama harus sesuai dengan JIS K 5622, Read Lead Anticorrosive
Paint, Class 1 atau JIS K 5623, Lead-Suboxide Anticorrosive Paint, Class 1 atau
sesuai dengan persetujuan Pengguna Barang.

9.5.2.4 Lapisan Pelindung Dalam
A. Umum
Semua pipa dan fitting untuk pemasangan dibawah tanah harus diberi lapisan dalam
dari adukan semen (cement mortar) atau epoxy atau coal tar epoxy sesuai dengan
AWWA C.210. Semua jalur pipa diatas tanah harus menggunakan epoxy atau coal tar
epoxy sebagai lapisan dalam sesuai dengan AWWA C.210.
Semua bahan lapisan pelindung luar dan dalam yang kontak langsung dengan air
bersih harus dilengkapi lengan sertifikat yang dikeluarkan oleh lembaga kesehatan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 101
masyarakat yang berwenang untuk penggunaan pada air minum. Penyedia Jasa
Pengadaan harus menyerahkan sertifikat cat yang menjamin persyaratan untuk saluran
air minum.

B. Lapisan Adukan Semen (Coment Mortair Lining)
Lapisan adukan semen harus sesuai dengan AWWA C.205 atau standar
internasional lainnya yang disetujui dengan kualitas yang sama atau lebih tinggi dari pada
standar yang telah disebutkan diatas.
Lapisan adukan semen tersebut harus mempunyai ketebalan yang sama kecuali
pada sambungan atau pada bagian dinding pipa yang terputus. Ujung dari lapisan
harus dibiarkan menyudut dan lurus kearah sumbu memanjang pipa. Ketebalan
lapisan harus mengikuti tabel dibawah ini.

Tabel 6.16
Ketebalan Cement Mortar Lining
( mm )
Ketebalan Lining
( mm)
Toleransi untuk
Ujung Pipa
100 sampai 250
300 sampai 600
6
8
-1.6 to +3.2
-1.6 to +3.2

C. Sistem Lapisan Epoxy atau Coal Tar Epoxy
Sistem pelapisan dengan epoxy dan coal tar epoxy harus sesuai dengan AWWA
C.210 dan dilaksanakan di pabrik. Sistem tersebut terdiri dari sebagai berikut :
1. Sistem pelapisan dengan epoxy
a. Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
b. Satu lapisan atau lebih liquid two part epoxy finish coat yang tidak mengandung coal
tar.
2. Sistem pelapisan dengan coal tar epoxy
a. Satu lapisan liquid two part chemically cured rust inhibitive epoxy primer
b. Dua lapisan dari two part coal tar epoxy finish coat.

Primer dan finish coat harus berasal dari pabrik yang sama.
Sistem pelapisan epoxy ini dapat juga terdiri dari dua atau lebih lapisan dengan
epoxy yang sama tanpa menggunakan primer tersendiri. Sistem altematif ini harus
memenuhi persyaratan AWWA C.210 dan lapisan pertama dan sistem altematif ini
dianggap sebagai lapisan primer.
Ketebalan lapisan kering total dari kedua sistem pelapisan tidak boleh kurang dari
400 mikron dan lebih kecil dari 600 mikron.

9.5.2.5 Pelapisan Coating dan Lining Pada Ujung Pipa
A. Ujung Rata / Datar
Spesifikasi pelapisan/coating harus dikupas/cutback sebesar 370 mm, Lining yang
sesuai spesifikasi diperpanjang sampai ujung pipa. Ujung pipa dan permukaan luar,
lebih dari 370 mm dari ujung pipa harus di cat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 102
yang dispesifikasikan pada bagian 7.3.1. Proteksi Bagian Luar.
Plat baja ringan (mild steel) dari sambungan ikatan (bonding terminal) pada ujung
datar harus dibuat pada seperti digambarkan. Untuk proteksi katodik yang dipasang
pada perpipaan air bersih dari baja yang ditanam dalam tanah. Ukuran dari plat
adalah panjang 50 mm, lebar 30 mm dan ketebalan 5 mm.

B. Ujung Bevel
Lining dan coating harus dikupas/cutback seperti dispesifikasikan di bawah ini :
Tabel 6.17
Lining dan coating
Nominal Cutback
Coating
Cutback
Tar Epoxy
Lining
Mortar
(mm) (mm) (mm)
80 - 350 100 80 3 1
400 - 700 150 80 3 1

Bagian yang dikupas harus dicat dengan primer seperti dispesifikasikan pada sub
bagian sebelumnya. Detail dari coating dan lining pada ujung bevel.

C. Ujung Flange
Untuk ujung flange tidak perlu pengupasan lining atau coating. Seluruh permukaan dari
flens harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada
7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2 Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan
Dalam.

D. Coating dan Lining Untuk Pipa Pipa Khusus dan Fitting
Semua bagian luar dan bagian dalam permukaan dari pipa dan fitting khusus berikut
ini harus dicat dengan epoxy atau coal tar epoxy seperti dispesifikasikan pada bagian
7.3.1 Proteksi Bagian Luar, Bagian 7.3.2 Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Dalam
(Coating dan Lining) ;
Double Flange Short Piece digunakan untuk air valve assembly
Short Piece digunakan untuk valve assembly
Flange dan spigot digunakan untuk valve assembly
Blank Flange

E. Lapisan Pelindung Sambungan
1. Umum
Lapisan pelindung luar pada sambungan digunakan sebagai proteksi terhadap
korosi pada semua sambungan pipa dengan pengelasan di lapangan dan tertanam
di dalam tanah dan harus diselubungi oleh lembaran yang tahan panas-susut (heat
shrinkable sleeve or sheet).
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan lapisan sambungan (coal) sesuai
deengan spesifikasi dan memasukkannya ke dalam Bill of Quantity. Bahan lapisan
sambungan kulit ini harus mencukupi untuk menutup permukaan yang harus
dilindungi dan memasukkan tambahan (allowance) 20 %. Penyedia Jasa
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 103
Pengadaan harus menyerahkan perincian dari volume bahan tersebut.

2. Selubung atau Lembaran Tahan Panas Susut (Heat Shrinkable Sleeve or Sheet)
Selubung atau lembaran bahan tahan panas-susut harus terdiri dari lapisan luar
dan dalam. Lapisan luar menggunakan cross linked polyethylene dan lapisan dalam
butyl rubber based adhesive.
Panjang selubung tersebut tidak boleh kurang dari 600 mm dan ketebalan lapisan
minimum luar dan lapisan dalam sebelum susut adalah sebagai berikut :

Diameter Pipa
(mm)
Ketebalan Minimum
Lapisan Luar
(mm)
Ketebalan Minimum dan
Lapisan Dalam
(mm)
< = 350 0.6 0.6
400 0.9 0.6
450 1.2 0.6
Karakteristik fisik lapisan luar dan lapisandalam adalah sebagai berikut :
Karakteristik Fisik Lapisan Luar
Spesific gravity (min) : 0.91 (JIS K 112)
Kekuatan Tarik :
- circumferential (Min., N/mm
2
) : 17.7 (JIS K 6760)
- axial (Min., N/mm
2
) : 14.7 (JIS K 6760)
Elongasi :
- circumferential (Min.,N/mm
2
) : 250 (JIS K 6760)
- axial (Min.,N/mm
2
) : 500 (JIS K 6760)
Identification hardness
(Min.,Shore D) : 43 (JIS K 72150)
Dielectric Strenght
(Min., kV/mm) : 30 (JIS K 6911)
Volume Resistivity
(Min., Ohm-cm) : 1x10^14 (JISK6911)
Shrinkage*
- circumferential (Min.,N/mm
2
) : 40
- circumferential (Min.,N/mm
2
) : 8

Catatan : (.,) menunjukkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan
* Pada 200 derajat celcius untuk 20 menit.

Kriteria Fisik Lapisan Dalam
Spesific Grafity (Min) : 1.0 (JIS K 7112)
Consistency (Max) : 80 (JIS K 2220)
Softening Point (Min degrees C) : 60 (JIS K 2207)
Penetration (Max) : 90 (JIS K 2207)
Catatan : (.,) memperlihatkan standard dari metoda pengetesan yang diterapkan.

Penyedia barang harus menyediakan 6 (enam) set perlengkapan heat-shrink
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 104
flame. Setiap set perlengkapan ini terdiri dari pembakar dengan nozzle, bak
sebelum pembakaran dan stop valve, three-layer heavy duty hose, pengatur
tekanan gas dengan pengukur tekanan dan lain sebagainya. Tiga (3) set tambahan
dari pembakar dan pengatur tekanan gas harus juga disediakan.

F. Pengecatan Tanda (Working)
Semua pipa baja/steel dan fitting harus diberi tanda (marking) dengan jelas pada
bagian tengahnya. Bahan cat tersebut harus memenuhi standar nasional/internasional
yang berlaku dan sudah disetujui oleh Direksi untuk dipergunakan.

G. Pita Perlindungan Korosi Petrolatum (Petrolatum Corrotion Protection Tape)
Perlindungan Korosi petrolatum harus dari Denso tape untuk perlindungan korosi dan
harus terbuat dari kain tidak beranyam dari fiber sintetis yang menyerap dengan
kandungan petrolatum, anorgenik tak aktif dan pengisi organik, serta pengawet organik.
Bahan ini harus didesain untuk perlindungan korosi tinggi dan tahan lama dengan
mengikat adhesif, insulasi elektris, insulasi air, tahan cuaca, tahan kimia, anti
mikroorganisme,dan lain-lain.

Setelah petrolatum pelindung korosi digunakan, permukaannya harus dilindungi
dengan pita pembungkus kecuali ditentukan lain. Pita pembungkus harus berupa
PVC adhesif atau material lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Pita
pembungkus harus dari pabrik yang sama dengan pelindung korosi petrolatum.

H. Sambungan Fleksible dan Kopling
1. Umum
Semua sambungan fleksibel dan kopling didesain untuk tekanan kerja
maksimum sebesar 0.98 Mpa (10.0 kg /cm
2
) kecuali ditentukan lain.
2. Referensi
Yang dipakai sebagai referensi adalah standar-standar berikut :
AWWA C 219 Bolted, Sleeve-Type Coupling for Plain-End Pipe
JIS G 3101 Rolled Steel Pipes for Water Service
JIS G 3443 Coating Steel Pipes for Water Service
JIS G 3445 Carbon Steel Tubes for Machine Structure Purpose
JIS G 3454 Carbon Steel Pipes for Pressure Service
JIS G 5502 Spheroidal Graphite Iron Castings
JIS G 5402 Blackheart Malleable Iron Castings
JIS K 6353 Rubber Goods for Water Works Service

9.5.2.6 Sambungan Fleksible Mekanikal
Sambungan mekanikal fleksibel didesain untuk menerima gaya atau kombinasi gaya-gaya
yang terjadi akibat pemuaian dan penyusutan, shear deflection, distorsi dan gaya-gaya lain
pada jalur pipa. Sambungan mekanikal fleksibel yang akan dipasang harus diusulkan untuk
disetujui oleh Direksi.

A. Persyaratan Desain
Sambungan mekanikal fleksibel harus didesain dan dibuat untuk memenuhi kondisi operasi
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 105
sebagai berikut :
1. Pembebanan dari 2 (dua) meter ketebalan tanah (earth cover) dengan berat
jenis 2.0 ton/m
3
ditambah sebuah truk berat 20ton.
2. Lendutan geser minimum sebesar 100mm.
3. Persyaratan-persyaratan lain seperti di bawah ini :

Diameter
Nominal
(mm)
Panjang Maksimum
Peletakan
(mm)
Minimum Ekspansi
yang diizinkan
(mm)
Minimum Kontraksi
Yang diizinkan
(mm)
300 to 400
500 & 600
1600
1700
230
270
80
80

B. Bahan Bahan dan Konstruksinya
Sambungan fleksibel mekanikal terdiri dari slip pipes, pipa selubung, 2 (dua) ring
karet dan housing (blok) dll, dan mempunyai flange pada kedua ujungnya.
Setiap slip pipe merupakan tipe ring yang menerus dengan rangka penguat serta
ujung flange. Slip pipes dan pipa selubung harus difabrikasikan dari lembaran atau
pelat baja yang mempunyai batas keruntuhan sebesar 216 N/mm
2
(2200 kg/cm2),
sesuai dengan JIS G 3101 Class, JIS G 3454 STPG 370, atau yang setara.

Rubber ring housing harus dibuat dari besi cor ductile sesuai dengan JIS G 5502
class 2 FCD 450, JIS G 5702 class 2 FCMB 310 atau setara. Ring karet harus dari
styrene butadiene rubber (SBR). Karet bekas tidak boleh digunakan.

C. Coating
Semua permukaan luar sambungan mekanikal, kecuali ditentukan lain, harus dilapisi
primer seperti ditentukan dalam 3.5 kecuali permukaan slip pipe yang kontak langsung
dengan air pengecatannya harus dilakukan sesuai dengan yang dispesifikasikan disini.
Semua permukaan luar dan dalam mechanical flexible joint harus dilapisi sistem
epoxy atau sistem coal tar epoxy sesuai dengan spesifikasi dalam 7.3.2.3

9.5.2.7 Sleeve Coupling
A. Umum
Sleeve coupling harus menggunakan sleeve-type coupling yang dibaut untuk ujung
pipa pol)s dan terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah gasket, 2 (dua) end ring, dan
mur baut untuk pemasangan coupling. Semuanya harus didesain dan diproduksi
sesuai dengan AWWA C.219 dan sesuai dengan standar pabrik serta mendapat
persetujuan Pengguna Barang.

B. Bahan Bahan dan Konstruksinya
1. Center Sleeve
Center sleeve ini harus berukuran sesuai dengan ukuran pipa dan fitting yang
digunakan dan terbuat dari carbon steel atau besi ductile atau malleable cast
iron (besi tuang) yang sesuai dengan atau lebih tinggi dari persyaratan di
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 106
bawah ini.
Carbon Steel
ASTM A 283 Grade C
JIS G 3101 Class 2
BS 4360 Grade 43 A
DIN 17100 RST 36
Ductile Iron
ASTM A 536 Grade 65-45-12
JIS G 5502 Class 2 FCD 45
BS 2789 Grade 420/12
Melleable Cast Iron
ASTM A 47 Grade 32510 or 35018 .
JIS G 5702 Class 3 FCMB 340
BS 6681 Grade B32-10 or W34-04
DIN 1692 GTS 35 or GTS 4t
Panjang Center Sleeve harus memenuhi persyaratan berikut ini :
Tabel 6.18
Panjang Center Sleeve
Diameter Nominal
(mm)
Panjang Minimum Center Sleeve
(mm)
12.5 - 50 89
65 - 250 102
300 - 450 127

2. Gasket
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang
divulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan stndar JIS K 6353 atau nitrile butadiene
rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet bekas tidak
diperkenankan untuk digunakan.

3. End Rings / Ring Ujung
End rings harus dibuat dari carbon steel atau besi ductile atau besi tuang
(malleable cast iron) yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar berikut :
Carbon Steel
ASTM A 576 Grade 1020
JIS G 3101 Class 2
BS 6681 Grade 43 A .
DIN 17100 RST 36
Ductile Iron dan Malleable Cast Iron
Sama dengan standard yang telah dispesifikasikan pada bagian sebelumnya
7.5.2.a. Center Sleeve.
4. Mur dan Baut
Mur dan baut harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari
persyaratan dari JIS G B101 Class 2.

9.5.2.8 Lapisan Coating
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 107
A. Sarana di bawah tanah
Permukaan luar dan dalam sleeve coupling harus dilapisi dengan special hot fusion
bonded nylon coating yang memiliki ketebalan lapisan kering sebesar 150 mikron.
Baut dan mur harus di galvanisir dan ditambah lapisan special nylon coating tersebut,
sehingga ketebalan kering lapisan mencapai 75 mikron.

B. Sarana di atas tanah
Semua permukaan center sleeve harus dilapisi lapisan primer pada bagian luarnya
dan sistem epoxy atau coal tar epoxy untuk pelapisan bagian dalamnya sesuai dengan
yang ditentukan pada bagian 7.3.2.3. Semua permukaan end rings yang terlihat / terpapar
harus dicat dengan lapisan primer seperti yang dispesifikasikan pada bagian 7.3.7.
Semua mur dan baut harus dilapisi dengan lapisan galvanis.

9.5.2.9 Special Sleeve Couplings
A. Umum
Special sleeve coupling harus didisain untuk penyambungan pipa berujung polos dari
berbagai ukuran diameter luar dengan ukuran diameter nominalnya seperti diberikan
dibawah ini, dan harus terdiri dari center sleeve, 2 (dua) buah end ring, 2 (dua) gasket
serta mur dan baut untuk pemasangan coupling.
Diameter luar yang diizinkan adalah sebagai berikut :

Diameter Nominal
(mm)
Range Diameter Luar (mm)
Dan Toleransinya (I)
Min - max
50
80
100
150
200
250
60. 21. 0 - 63. 0+0. 6
88.9 1.0 - 98.0 + 2,2
110.00.6 - 118. 0+1.7
160. 00. 6 - 170. 0+1. 2
200.0 0.6 - 222.0 + 0.9
250.0 0.6 - 273.0 + 0.7

B. Konstruksi dan Bahan
Center sleeve dan end ringharus dibuat dari malleable cast iron (besi tuang yang bisa
ditempa) yang mengikuti standar JIS G 5702 Class 3 FCMB 340 atau BS 6681
Grade B32-10 atau bahan lain yang disetujui oleh Pengguna Barang. Mur dan baut
harus dibuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih tinggi dari standar JIS G 3101
Class 2.
Gasket harus terbuat dari karet sintetis, styrene butadiene rubber (SBR) yang di
vulkanisir dicetak (molded) sesuai dengan standar JIS K 6353 atau nitrile
butadiene rubber (NBR) atau ethylene propylene diene monometer (EPDM). Karet
bekas tidak diperkenankan untuk digunakan.
Mur dan baut harus terbuat dari carbon steel yang memenuhi atau lebih dari persyaratan
JIS G 3101 class 2.
Permukaan luar dan dalam dari special sleeve coupling harus dilapisi dengan special
hotfusion bonded nylon coating yang mempunyai ketebalan kering lapisan minimum
sebesar 150 mikron. Mur dan baut harus diberi pengerjaan akhir (finish) dengan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 108
lapisan galvanis ditambah special nylon coating tersebut yang mempunyai ketebalan
kering lapisan minimum sebesar 70 mikron.

9.5.2.10 Flange Insulasi
Flange insulasi harus dipasang pada jalur pipa pada bagian dari jalur pipa yang
bersebelahan dan terisolasi secara elektris, dan atau menyediakan alat untuk menjaga
agar bagian yang bersebelahan pada potensial yang berbeda.
Flange insulasi berkaitan dengan pengetesan tekanan hidrostatis yang dispesifikasikan
untuk pipa. Ketahanan elektris diseberang sambungan insulasi tidak boleh kurang dari 50
megohms sebelum dan sesudah pekerjaan pengetesan hidrostatis.
Flange insulasi harus terdiri dari gasket dengan insulasi penuh baut serta mur yang diinsulasi
oleh lapisan teflon dengan jumlah yang cukup, pembersih insulasi dan pencuci logam.
Penyedia Jasa Pengadaan harus menyediakan pelindung korosi petrolatum dengan
kuantitas yang cukup untuk digunakan pada semua Flange insulasi

9.5.3 Pengadaan Pipa Polietilena dan Perlengkapannya
9.5.3.1 Umum
Semua pipa dan alat penyambung harus didisain untuk menerima tekanan kerja minimum
sebesar 0.98Mpa (10.0 kg/cm
2
) kecuali ditentukan lain. Standar lain yang digunakan
adalah:
SNI 06-4829-2005 Pipa polietilena untuk air minum
SNI 19-6779-2002 Metoda pengujian perubahan panjang pipa Polietilena
SNI 06-4821-1998 Metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum
ISO 4427 :1996 Polyethylene pipes for water supply specifications
ISO 6964-1986 Polyolefin pipes and fittingsDetermination of carbon black
content by calcinations pyrolysisTest method and basic
specification
ISO / TR 10837 1991 Determination of the thermal stability of polyetilene for us in gas
pipes and fittings
ISO 11420 : 1996 Method for the assesment of the degree of carbon black
dispersion in polyolefin pipes, fittings and compounds
ISO 6259 / 1985 Pipe for polyethylene Part 1: Determination of tensile
properties
ISO 3126 : 1974 Plastic pipe measurement of dimension
ISO 1167 : 1996 Thermoplastic pipes for the conveyance of fluids resistance to
internal pressure Test Method
ISO 1133 : 1991 Plastic Determination of the melt mass flow rate (MFR) and
melt volume flow rate (MVR) of thermoplastics
ISO 2505 -1-1994 Thermoplastics pipe Longitudinal reversion part 1 :
determination methods
ISO 3607 : 19977/E Tolerances on outside diameters and wall thickenesses
AS / NZS 4130 : 97 Polyethylene pipes for pressure application
ASTM D 3350 1999 Standard spesification polyethylene plastics pipe and fittings
material
JIS 6762 1998 Double wall polyethylene pipes for water supply

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 109
9.5.3.2 Spesifikasi Teknis
A. Ovalitas
Ovalitas pipa di pabrik setelah ekstrusi namun sebelum digulung harus sesuai dengan
kelas N. Kelas N :
1. Untuk diameter luar nominal 75, toleransi sama dengan (0,008dn+1)mm,
dibulatkan menjadi 0,1mm, dengan angka minimum 1,2mm
2. Untuk diameter luar nominal >75 tetapi 250, toleransi sama dengan 0,02dn,
dibulatkan menjadi 0,1mm
3. Untuk diameter luar nominal >250, toleransi sama dengan 0,035dn, dibulatkan
menjadi 0,1mm
Garis tengah minimum sebuah drum bagi pipa yang digulung harus 18dn dan pipa
jangan sampai menjadi kaku. Bagi pipa yang digulung, diperlukan peralatan untuk
penggulungan ulang

B. Panjang Pipa
Panjang pipa bentuk batangan lurus atau gulungan tidak boleh kurang dari persetujuan
antara pemasok dan pengguna barang dengan toleransi 0,05 m. Diameter drum
gulungan minimum harus 18 x dn.

9.5.3.3 Sifat Mekanik
A. Ketahanan Hidrostatik
Pipa harus memenuhi persyaratan uji hidrostatik yang diberikan sebagaimana tabel
dibawah ini
Tabel 6.19
Ketahanan Hidrostatik Pipa
JENIS BAHAN
TEGANGAN UJI (Mpa)
100 jam pada 20
0
C 165 jam
1)
pada 80
0
C
1000 jam pada
80
0
C
PE 100 12.4 5.5 5.0
PE 80 9.0 4.6 4.0
Catatan :
1)
Hanya kegagalan rapuh yang diperhitungkan
Pecah karena rapuh (britle failure) pada kurang dari 165 jam adalah merupakan
kegagalan. Jika pengujian dalaksanakan pada 165 jam ternyata gagal dalam bentuk
kenyal (ductile), uji ulang supaya dilaksanakan pada tegangan yang lebih rendah.
Tegangan uji yang baru, dan waktu kegagalan minimum yang baru supaya dipilih
sebagaimana tabel dibawah.

Tabel 6.20
Ketahanan hidrostatik pada kekuatan suhu 80
o
c
Kebutuhan uji ulang
PE 80 PE 100
Tegangan
MPa
Waktu Kegagalan
Minumum (jam)
Tegangan
MPa
Waktu Kegagalan
Minumum (jam)
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 110
4.6 165 5.5 165
4.5 219 5.4 233
4.4 283 5.3 332
4.3 394 5.2 476
4.2 533 5.1 688
4.1 727 5.0 1000
4.0 1000

B. Kuat Tarik
Nilai kuat tarik minimu harus 20 Mpa dan perpanjangan minimum harus 400 %, bila
diuji pada suhu 20
0
C

9.5.3.4 Sifat Fisik
A. Stabilitas Panas
Waktu induksi untuk pengujian contoh yang diambil dari pipa PE minimum harus 20
menit jika diuji pada suhu 200
0
C. Contoh yang diuji supaya diambil dari permukaan
sebelah dalam pipa

B. Nilai Perubahan Panjang
Nilai perubahan arah panjang maksimum 3 %

9.5.3.5 Dimensi Pipa
A. Ketebalan Pipa
Ketebalan diameter luar pipa harus mengacu kepada SNI 06-4829-2005 tentang pipa
polietilena untuk air minum

B. Bahan Baku
Bahan baku yang digunakan untuk membuat pipa polietilena harus memenuhi
persyaratan sesuai dengan SNI 7593:2010 tentang Polietilena Massa Jenis Tinggi
(High Density Polyetilene/HDPE) untuk Bahan Baku Pipa Air Minum atau standar
internasional lainnya yang diakui. Pemenuhan standar tersebut harus dinyatakan
dalam sertifikat dari pabrikan.

9.5.3.6 Sambungan
Penyambungan pipa dapat dilakukan dengan cara pemanasan yaitu dengan
menggunakan Butt Fusion dan sambungan Elektrofusion, atau dengan Mechanical
Joint.

Penyambungan dengan menggunakan Butt Fusion dilakukan untuk pipa dengan
diameter mulai dari 63 mm dengan ketebalan minimum 4,7 mm dengan SDR 13,6.
Penyambungan dengan Mechanical Joint direkomendasikan untuk pipa dengan
diameter 20 110 mm. Sedangkan dengan penyambungan dengan elektrofusion dapat
digunakan untuk semua ukuran pipa.

9.5.3.7 Pengujian Pipa
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 111
Acuan normatif untuk pengujian pipa polietilena adalah SNI 06-2552-1991 tentang
metoda pengambilan contoh uji pipa PVC untuk air minum dan SNI 06-4821-1998 tentang
metode pengujian dimensi pipa polietilena untuk air minum.

9.5.3.8 Penandaan Pipa
Penandaan pada batang pipa, sekurang-kurangnya mencantumkan :
Nama pabrik pembuat atau merek dagang
Dimensi luar pipa
Tekanan kerja nominal
Jenis material yang digunakan
Seri pipa
Tanggal produksi

9.5.4 Pengadaan Pipa Ductile dan Perlengkapannya
9.5.4.1 Umum
Referensi
Standar yang digunakan adalah :
ISO 2531
BS 4772

9.5.4.2 Spesifikasi Teknis
A. Ketebalan Dinding

NOMINAL DIAMETER
KETEBALAN DINDING PIPA (mm)
K = 9 K = 12 K = 14
80 6.0 7.0 8.1
100 6.1 7.2 8.4
150 6.3 7.8 9.1
200 6.4 8.4 9.8
250 6.8 9.0 10.5
300 7.2 9.6 11.2
350 7.7 10.2 11.9
400 8.1 10.8 12.6
450 8.6 11.4 13.3
500 9.0 12.0 14.0
600 9.9 13.2 15.4
700 10.8 14.4 16.8
800 M, 15.6 18.2
900 12.6 16.8 19.6
1000 13.5 18.0 21.0
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 112
1200 15.3 20.4 23.8
1400 17.1 22.8 26.6
1600 18.9 25.2 29.4
1800 20.7 27.6 32.2
2000 22.5 30.0 35.0

Catatan :
K = 9, untuk pipa
K = 12, untuk elbows
K = 14, untuk tes

B. Panjang Pipa
NOMINAL DIAMETER PANJANG PIPA (m)
80 4 - 6
100 4 - 6
150 4 - 6
200 4 - 6
250 4 - 6
300 4 - 6
350 4 - 6
400 4 - 6
450 4 - 6
500 4 - 6
600 4 - 6
700 4 - 6
800 4 - 6
900 4 - 6
1000 4 - 6
1200 4 - 6
1400 4 - 6
1600 4 - 6
1800 4 - 6
2000 4 - 6

9.5.4.3 Tekanan Hidrostatic
DIAMETER PIPA FITTING
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 113
DN 80 - DN 300 50 bar 25 bar
DN 350 - DN 600 40 bar 16 bar
DN 700 - DN 1000 32 bar 10 bar
DN 1100 - DN 2000 25 bar 10 bar

9.5.4.4 Sistem Penyambungan
Sistem penyambungan pipa ductile, dapat dilakukan dengan cara-cara, sebagai berikut :
a. Push on joint
b. Mechanical joint
c. Locking joint

9.5.5 Persiapan Pekerjaan Pemasangan Pipa
9.5.5.1 Lingkup Pekerjaan
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan pekerjaan sementara, tenaga kerja,
dan bahan serta memobilisasikan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan
dengan cara yang baik, termasuk sambungan ke pipa induk yang ada, pengujian,
penggelontoran (flushing), desinfeksi jalur pipa dan semua pekerjaan yang diperlukan
untuk penyelesaian pemasangan pipa sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam
spesifikasi teknis ini.

Jika ada pekerjaan yang tidak tercakup dalam spesifikasi teknis ini akan dilakukan sesuai
dengan cara yang telah digunakan untuk bidang teknis yang besangkutan di Indonesia dan
menurut perintah direksi.

Data hasil penyelidikan tanah yang telah dilakukan untuk lokasi jembatan pipa atau daerah
sekitarnya disimpan oleh pemilik dan Penyedia Barang/Jasa akan diizinkan dan
menelitinya di kantor proyek.

Semua penjelasan dalam persayaratan teknis ini khususnya yang bersifat teknis selalu
berpedoman pada standar yang umum dipakai di indonesia. Semua standar yang
digunakan, menggunakan Standar Nasioanal Indonesia (SNI). Dalam hal belum diatur
dalam SNI, standar yang digunakan merujuk kepada:
AISI : American Iron and Steel Institute
ANSI : American National Standards Institute
API : American Petrolium Institute
ASTM : American Society of Testing Material
AWWA : American Water Works Association
DIN : Deutsche Institut fur Norming
IEC : International Electrotecnical Commision
ISO : International for Standardization Organization
JIS : Japanese Industrial Standard
KIWA : Dutch Institute for the Testing of water supply Material
NEMA : National Electrical Manufacturess Assosiation
PBI 71 : Peraturan Beton Indonesia tahun 1971
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 114
SNI : Standar Nasional Indonesia

9.5.5.2 Trase dan Elevasi Pipa
A. Umum
Dalam hal jalan sementara harus dibuat sepanjang jalur pipa sesuai dengan kontrak,
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan tindakan sebagaimana penjelasan di bawah
ini. Penyedia Barang/Jasa harus menyelidiki keadaan tanah sepanjang jalur,
pekerasan, jalan sementara dan mengumpulkan data atau informasi tentang kondisi
daerah tersebut pada musim kemarau dan musim penghujan. Dengan dasar informasi
yang diperoleh tersebut, Penyedia Barang/Jasa harus memulai pengukuran topografi
berdasarkan gambar perencanaan dan berada di bawah pengarahan direksi.

Pekerjaan pembuatan jalan sementara harus mencakup pekerjaan sebagai berikut:
1. Pengukuran topografi sepanjang bentang trase pipa yang melalui pipa tersebut.
Survey ditujukan untuk menetapkan lokasi tepat trase jalur pipa. Penyedia
Barang/Jasa harus memperhatikan saran dan arahan dari instansi yang berwenang
atau direksi, karena trase mungkin telah ditetapkan berdasarkan Rencana Tata
Kota.
2. Pekerjaan persiapan seperti pelebaran jalan lokal yang ada, pembongkaran
dinding, pengamanan, kompensasi dan pekerjaan lain yang diperlukan harus
dilaksanakan sebelum dimulainya pekerjaan pemasangan pipa.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja yang diperlukan, peralatan
dan bahan untuk membuat jalan sementara sebagaimana telah ditentukan.

B. Biaya Pemeriksaan Pekerjaan Pemasangan Pipa
Instansi yang berwenang atau direksi, akan memeriksa trase dan elevasi (ketinggian)
jalur pipa pada gambar dan akan mematok (stake out) trase tersebut dilapangan.
Penyedia Barang/Jasa harus membayar sejumlah biaya untuk pemeriksaan dan
pematokan tersebut kepada instansi yang berwenang.

C. Tanggung Jawab
Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab agar persyaratan dasar untuk pipa
induk diletakkan dan dipasang pada jalur dan ketinggian yang ditetapkan dan dengan
fitting, valve dan saluran pembuang pada lokasi yang ditentukan. Untuk maksud ini,
Penyedia Barang/Jasa harus diminta membuat patok pekerjaan atau titik referensi atas
biaya Penyedia Barang/Jasa sendiri.

D. Penyimpangan Akibat Bangunan Lain
Apabila ditemukan hambatan yang tidak terlihat dalam rencana dan mempengaruhi
pekerjaan sedemikian rupa, sehingga diperlukan perubahan rencana, maka pemilik
berhak untuk merubah rencana tersebut.

Jika menurut direksi terjadi perubahan dalam rencana, yang menyebabkan perubahan
volume pekerjaan yang dikerjakan oleh Penyedia Barang/Jasa, maka perubahan
volume pekerjaan tersebut akan dikerjakan sesuai dengan pasal yang berkaitan
dengan hal tersebut dalam persyaratan umum.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 115
E. Kedalaman Pipa
Semua pipa harus dipasang pada kedalaman tanah sebagaimana yang telah
ditentukan dalam gambar dan spesifikasi.

9.5.6 Pekerjaan Tanah dan Perbaikan Kembali Permukaan
9.5.6.1 Umum
Dalam bagian ini, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan, tenaga kerja,
peralatan dan bahan yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh pekerjaan dengan cara
yang baik untuk bangunan dan jalur pipa, yang mencakup kegiatan atau hal seperti
pembongkaran; penggalian; penimbunan; pembongkaran bahan pengurugan kembali;
pemilihan bahan untuk pengurugan dan pelapisan dasar; penurapan dan penopangan;
peralatan, pemindahan pagar dan perbaikan kembali; cara perlindungan lokasi; perbaikan
permukaan; lubang pengujian (test pit); akomodasi lalu lintas dan pemeliharaan
perkerasan; perlindungan harta benda; bangunan yang ada dan lansekap dan semua
peralatan kerja sesuai dengan dokumen kontrak dan memungkinkan diperintahkan oleh
direksi

9.5.6.2 Pembersihan dan Pengupasan
Jalur pipa harus dibersihkan dan dikupas sebelum melakukan penggalian atau melakukan
pengurugan.

Pembersihan dan pengupasan berupa memberihkan akar-akar, tonggak, tumbuhan,
perkerasan, jalur pejalan kaki dan hambatan apapun di permukaan yang perlu disingkirkan
secara permanen atau untuk sementara waktu dan semua itu terdapat di area yang akan
digali.

Tidak boleh ada pohon yang ditebang, dirusak, atau diganggu oleh Penyedia Barang/Jasa
tanpa persetujuan direksi.

Semua kotoran, buangan, tumbuhan, dan bahan bongkaran seluruhnya harus disingkirkan
dari lokasi pekerjaan dan dibuang oleh Penyedia Barang/Jasa dengan cara yang baik,
kecuali bagi bahan atau bangunan yang akan disingkirkan untuk sementara waktu dan
nantinya akan dipasang dan diperbaiki kembali seperti semula.

Bahan maupun bangunan yang disingkirkan untuk sementara waktu dan nantinya akan
dipasang dan diperbaiki kembali harus dijaga dan disimpan dengan baik.

9.5.6.3 Pengeringan (Dewatering)
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara cara dan peralatan
pengeringan serta membuang air yang masuk ke lubang galian maupun pada bagian
pekerjaan lainnya dengan cara yang baik.

Semua galian harus tetap dalam keadaan kering dan tidak ada bahan pondasi, pipa atau
beton yang diletakan dalam air kecuali dengan persetujuan direksi.
Air harus dibuang sedemikian rupa sehingga terhindar kerusakan harta benda dan
gangguan terhadap masyarakat luas dan lingkungan sekitarnya.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 116

Jika Penyedia Barang/Jasa memilih membuat saluran bawah pembuang, hal ini harus
mendapat persetujuan direksi terlebih dahulu.

Pemasangan rambu-rambu pengaman pada galian atau lokasi yang membahayakan atau
yang lalu lintasnya padat harus dipasang rambu-rambu pengaman yang mudah dilihat dan
terbaca dengan jelas.

9.5.6.4 Penggalian Lapisan Bawah Permukaan (Sub Surface) dan Lubang Pengujian
(Test Pit)
Penyedia Barang/Jasa harus memberi tanda pada galian dan parit persiapan sehingga
lokasi tepat bangunan bawah tanah dapat ditentukan.

Penyedia Barang/Jasa harus bertanggung jawab bagi perbaikan bangunan tersebut bila
pecah atau rusak karena kelalainnya.
Apabila, menurut pemikiran direksi perlu mencari dan menggali untuk menetapkan
bangunan bawah tanah yang ada, Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pencarian
tersebut atas biayanya sendiri dan menurut petunjuk direksi.

Bila diperintahkan oleh direksi untuk tujuan penyelidikan keadaan tanah, Penyedia
Barang/Jasa harus menggali lubang pengujian setiap 50 m sepanjang jalur pipa, kecuali
jika ditentukan lain oleh direksi. Di samping itu, Penyedia Barang/Jasa harus menggali
lubang pengujian yang cukup untuk menetapkan tempat utilitas bawah tanah bila hal itu
memang diperlukan untuk membuat konstruksi khusus dalam melintasi utilitas tersebut.

Lubang pengujian ini akan digali dengan tangan (manual) dan dalam jarak yang cukup di
depan jalur pipa sehingga kemajuan pemasangan pipa tidak terhambat.

9.5.6.5 Penggalian Permukaan dan Perbaikan
A. Umum
Sebelum penggalian, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan semua benda
permukaan, menyimpan, menjaga mencadangkan bahan tersebut dengan baik yang
nantinya mungkin diperlukan untuk perbaikan kembali daerah yang terkena pekerjaan.

Dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender atau segera setelah pengujian pipa
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi, semua permukaan yang terkena
pekerjaan Penyedia Barang/Jasa pada alur penggalian dan pada daerah kerja lainnya
harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula, atau dalam keadaan yang lebih baik.
Setelah perbaikan kembali, Penyedia Barang/Jasa harus memeriksa secara bulanan
cekungan yang terjadi sepanjang jalur penggalian akibat penurunan, dan hal ini harus
diperbaiki sampai pada ketinggian semula.

B. Daerah Lansekap / Pertamanan
Pada daerah lansekap yang ada, Penyedia Barang/Jasa harus menyingkirkan semua
benda pemukaan, menyimpan, menjaga dengan baik pohon kecil, pagar tanaman,
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 117
semak belukar atau bagian lansekap yang mungkin dapat rusak selama pemasangan
jalur pipa, untuk perbaikan kembali daerah tersebut nantinya.

Pohon besar sebaiknya jangan ditebang selama pemasangan pipa. Bila keadaan
menuntut penebangan pohon untuk pemasangan pipa, Penyedia Barang/Jasanya
sebelumnya harus mendapatkan izin pohon dari pemilik atau instansi terkait yang
memeliharanya dan melaporkannya pada direksi.
Semua biaya yang diperlukan untuk penebangan pohon termasuk biaya kompensasi
ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa sendiri.

C. Daerah Berumput
Lapisan atas atau lempung, bilamana ditemukan harus ditimbun secara terpisah dari
bahan galiannya, dan nantinya dikembalikan ke tempat semula pada kedalaman
terpadatkan yang sama dengan kondisi semula.

Lempeng rumput di daerah berumput yang akan terkena galian, atau yang akan rusak
karena terkena peralatan, harus disingkirkan, dijaga/dipelihara selama berlangsungnya
pekerjaan konstruksi dan diletakan kembali setelah penyelesaian urugan.

Bilamana karena pekerjaan Penyedia Barang/Jasa, tenah berumput menjadi rusak
untuk diletakan kembali seperti semula, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan
menempatkan tanah berumput baru atau dengan cara lain, memupuk, menyiangi, dan
memelihara area tersebut sampai didapatkan tunas baru.

D. Daerah Berbatu
Pada daerah yang berbatu, Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan yang
sesuai untuk menggalinya. Bila tidak mungkin untuk dilakukan penggalian, sedangkan
bila dalam gambar rencana ada pipa yang ditanam dibawah batu, maka apabila direksi
mengizinkan dapat dilakukan pemasangan pipa baja yang diletakkan diatas tanah
berbatu tersebut.

E. Daerah Persawahan / Perkebunan
Untuk pemasangan di daerah persawahan/perkebunan, Penyedia Barang/Jasa
sebelumnya harus mendapatkan izin dari pemilik. Biaya kompensasi yang diperlukan
ditanggung oleh Penyedia Barang/Jasa sendiri. Bila melewati saluran-saluran air
(irigasi), harus diusahakan tidak mengganggu pengairan sawah dan tidak merusak
saluran irigasi tersebut.

F. Jalan Batu dan Bahu Jalan
Perbaikan kembali permukaan jalan batu ataupun bahu jalan yang diperkeras harus
diganti dengan batu sebaimana telah ditentukan.

G. Jalan Yang Diperkeras
Perbaikan kembali jalan yang diperkeras harus sebagaimana yang diperlihatkan dalam
gambar atau sesuai dengan ketentuan dinas pekerjaan umum setempat.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 118
H. Jalur Pejalan Kaki
Jalur pejalan kaki harus diganti sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar.

I. Bingkai Trotoar dan Saluran Tepi Jalan
Bingkai trotoar dan saluran tepi jalan harus diganti dengan bahan yang sama
sedemikian pula permukaannya harus kembali seperti keadaan semula. Semua
pemotongan beton harus pada garis potongan yang terdekat bila tidak maka perlu
digunakan alat pemotong.

9.5.6.6 Penggalian
Bagian berikut yaitu PENGGALIAN harus digunakan bagi pekerjaan semua pemasangan
dan penyambungan semua jenis pipa.

A. Umum
Penggalian mencakup penyingkiran semua bahan apapun yang ditemui termasuk pula
semua hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan dan penyelesasian
pekerjaan. Penyingkiran bahan tersebut harus sesuai jalur dan kemiringan yang
diperlihatkan dalam gambar rencana ataupun yang diminta oleh direksi.

Batu dan bahan galian lainnya yang diklasifikasikan oleh direksi sebagai yang tidak
sesuai untuk pengurugan harus disingkirkan dari lokasi pekerjaan.

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan memelihara semua
pendukung dan penopang yang mungkin diperlukan untuk dinding sisi galian dan
semua pemompaan, pengeringan atau cara lain yang disetujui untuk penyingkiran atau
pengeringan air, termasuk penanganan terhadap air hujan dan air limbah yang berasal
dari berbagai sumber yang mencapai lokasi guna mencegah terjadinya kerusakan pada
pekerjaan maupun kepemilikan yang berada didekatnya.

Dinding dan permukaan seluruh galian dimana pekerja kemungkinan mengalami
bahaya dari tanah yang tidak stabil harus distabilkan terlebih dahulu dengan
penurapan/penopangan, membuat sudut galian yang aman atau cara lainnya.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan, memasang dan menjaga turap, penopang
dan lain-lain, yang perlu untuk melindungi pekerja, mencegah pergerakan tanah yang
dapat menyebabkan musibah, tertundanya pekerjaan ataupun membahayakan
bangunan yang ada disekitarnya.

B. Perlindungan Terhadap Bangunan Yang Ada
Bilamana perlu dapat dipakai cara penggalian yang sesuai guna melindungi bangunan,
utilitas, tiang listrik, pepohonan, perkerasan ataupun hambatan yang ada. Di daerah di
dekat fasilitas atau jalur pipa gas dan bahan bakar, Penyedia Barang/Jasa harus
melakukan tindakan pencegahan guna menghindari kemungkinan pecah, gangguan,
atau menyebabkan kerusakan pada fasilitas dan jalur tersebut.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 119
Lebih lanjut Penyedia Barang/Jasa harus menjaga dan memperhatikan pada
kemungkinan adanya uap bahan bakar dan gas yang mungkin merembes ke tanah
atau telah terganggu selama penggalian dan pemasangan jalur pipa.

C. Penggalian Tanpa Izin
Penyedia Barang/Jasa tidak diperkenankan menggali di luar jalur dan ketinggian yang
ditujukan dalam gambar, kecuali diperintahkan oleh direksi. Penggalian tanpa izin
harus diurug kembali dengan bahan yang sesuai sebagaimana yang diperintahkan oleh
direksi.

Bilamana menurut keputusan direksi, penggalian yang tidak diizinkan tersebut
memerlukan penggunaan beton tumbuk atau batu pecah, Penyedia Barang/Jasa harus
menyediakan dan menempatkan bahan tersebut dengan baik.

D. Galian Terbuka
1. Umum
Galian terbuka harus digali sehingga pipa dapat diletakan pada trase dan
kedalaman yang diminta, dan galian tersebut dilakukan sampai didepan perletakan
pipa sebagaimana yang diizinkan oleh direksi dan/atau persyaratan yang ditetapkan
oleh Departemen Pekerjaan Umum. Galian terbuka tersebut harus dikeringkan dan
dipelihara selama pekerjaan agar pekerja dapat bekerja secara aman dan efisien.
2. Lebar Galian Terbuka
Lebar galian harus cukup agar memungkinkan pipa dapat diletakan dan disambung
dengan baik, dan pengurugan serta pemadatan dapat dilakukan sebagaimana yang
telah ditentukan.
Bilamana diperlukan, lebar galian harus sedimikian rupa sehingga dapat
memberikan kemudahan dalam penempatan penopang kayu, turap dan penopang
lainnya, maupun penanganan khusus lainnya.
3. Lubang galian untuk penyambungan
Lubang galian untuk penyambungan harus dibuat disetiap lokasi sambungan agar
penyambungan dapat dilakukan dengan baik.
4. Panjang Galian
Galian terbuka bagi suatu pemasangan pipa tidak boleh melebihi panjang yang
diizinkan direksi. Galian harus diselesaikan paling sedikit 10 (sepuluh) meter
didepan perletakan pipa terakhir.
Bilamana diperlukan oleh direksi, penggalian dan pengurugan harus dilakukan
dalam 24 jam, atau galian harus diurug penuh di akhir hari kerja setiap hari atau
ditutupi dengan pelat baja yang ditopang dengan cukup aman serta mampu
menahan beban arus lalu lintas kendaraan.
5. Galian Terbuka dan Jarak Pipa
Galian harus digali sampai kedalaman yang telah ditentukan sebagaimana yang
diperlihatkan dalam gambar standar agar memberikan dukungan yang menerus
dan seragam dan menopang pipa pada tanah yang padat dan tak terganggu pada
setiap titik diantara lubang galian sambungan.
Bagian dasar tanah yang digali melampaui kedalaman yang ditentukan harus
diurug kembali secara merata sebagaimana diperintahkan oleh direksi sampai pada
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 120
kedalaman yang ditetapkan dengan pasir atau bahan lain yang telah disetujui serta
dipadatkan.
Muka akhir lapisan ini harus dilakukan dengan tepat dengan memakai peralatan
tangan (manual).
Bongkahan batu dan batu besar, bilamana ditemukan harus disingkirkan agar
memberikan jarak bebas paling sedikit 15 cm dibawah dari setiap sisi pipa dan
fitting untuk pipa dengan diameter 600 mm atau lebih kecil; dan 20 cm untuk pipa
dan fitting dengan diameter lebih besar 600 mm.
6. Penggalian Tanah Yang Kondisinya Buruk
Bilamana muka akhir dasar galian tidak stabil atau terdiri dari bahan yang kurang
baik seperti abu, bahan sampah dan lain-lain, dan atas keputusan direksi bahan
tersebut harus disingkirkan, Penyedia Barang/Jasa harus menggali dan
menyingkirkan bahan tersebut.
7. Penopangan dan Penurapan
Galian tanah lebih dari 1 meter harus ditopang dan diturap sehingga galian tidak
gugur/runtuh, agar pekerja dapat bekerja secara aman dan menjaga permukaan
jalan dan bangunan lainnya sebagaimana ditunjukan dalam gambar kondisi tanah,
lalu lintas atau yang diperintahkan oleh direksi.
Perhatian perlu diberikan untuk mencegah terjadinya rongga di luar turap, tetapi jika
terjadi rongga; rongga tersebut harus segera diisi dan dipadatkan. Sebelum
memasang penopang dan turap, Penyedia Barang/Jasa harus memberi tahu lokasi
galian dengan turap dan penopang beserta dengan jadwal pelaksanaannya untuk
mendapat persetujuan dari direksi.

Kecuali ditentukan lain atau diperintahkan direksi, galian terbuka diperkerasan
sepanjang jalan utama dan atau jalan strategis harus dilakukan dengan penurapan
dan penopangan.
Semua penopang dan turap yang tidak digunakan harus dipindahkan dengan hati-
hati tanpa membahayakan pemasangan yang baru dilakukan utilitas yang ada,
atau kepemilikan yang berada didekatnya.
Semua rongga yang timbul akibat dicabutnya turap harus segera diisi kembali
dengan pasir dan dipadatkan dengan cara penumbukan menggunakan alat yang
sesuai dengan membasahinya atau cara lain yang diperintahkan.
Direksi dapat memerintahkan Penyedia Barang/Jasa secara tertulis setiap saat
selama pekerjaan berlangsung untuk tidak mencabut semua turap, penopang dan
lain-lain, untuk ditimbun pada saat pengurugan dengan tujuan mencegah
kerusakan bangunan, utilitas dan kepemilikan.
Hak direksi memerintahkan semua turap dan penopang serta bahan lain
ditinggalkan/dibiarkan di tempatnya tidak boleh ditafsirkan sebagai kewajiban di
fihak direksi untuk mengeluarkan perintah seperti itu, dan kegagalan melaksanakan
hak seperti itu tidak mengurangi tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa terhadap
kerusakan yang terjadi pada pihak ketiga yang diakibatkan oleh kepemilikan oleh
kelalaian dalam pekejaan sebagai akibat tidak ditinggalkannya penopang atau turap
untuk mencegah longsor atau bergeraknya tanah.
8. Penimbunan Bahan Galian
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 121
Penyedia Barang/Jasa harus menyusun jadwal penggalian dan pemasangan pipa
sehingga tidak terjadi penimbunan bahan galian di jalan utama maupun jalan
nasional. Bahan hasil galian dapat ditimbun di bagian jalan lain dengan syarat
menggunakan kotak penampung tanah galian agar tidak menghambat arus lalu
lintas.

Bahan galian yang tidak dapat dipakai untuk urugan harus ditimbun atau dibuang
dengan cara yang disetujui direksi dan jauh dari jalan.

Bilamana diperlukan dan diperintahkan oleh direksi, Penyedia Barang/Jasa harus
mengangkut bahan galian untuk dibuang atas beban biaya sendiri.

9.5.6.7 Urugan
Bagian berikut mengenai URUGAN harus diterapkan untuk semua jenis pekerjaan
pemasangan dan penyambungan pipa.

A. Umum
Urugan mencakup menyediakan, menempatkan dan memadatkan semua bahan untuk
mengisi/mengurug galian pemasangan pipa dan galian untuk bangunan lainnya.
Urugan tidak boleh dijatuhkan secara langsung pada pipa atau bangunan lainnya.

Kecuali ditentukan lain, bahan yang digunakan untuk pengurugan harus berupa bahan
yang terpilih. Jika urugan pasir atau kerikil tidak ditentukan dalam gambar, tetapi
menurut pendapat direksi harus digunakan di beberapa bagian pekerjaan, Penyedia
Barang/Jasa harus menyediakan dan mengurug dengan pasir atau kerikil sebagaimana
ditentukan dan diperintahkan oleh direksi. Urugan harus dikerjakan setelah semua pipa
terpasang, diperiksa dan disetujui direksi.

B. Bahan Urugan
Bilamana tidak disebutkan lain dalam spesifikasi dan gambar rencana, bahan untuk
urugan ditentukan sebagai berikut :

C. Bahan Terpilih
Bahan terpilih adalah bahan yang telah diambil dengan penggalian atau diangkat yang
tidak mengandung batu atau benda padat yang ukurannya tidak lebih besar 5 cm
dalam bentuk apapun dan juga tidak mengandung bahan organik seperti rumput, akar,
semak atau tumbuhan lainnya, dan tidak bersifat mengembang (non exrisive nature).

D. Urugan Pasir
Semua pasir yang digunakan untuk urugan harus pasir alam berbutir halus hingga
sedang, tidak bergumpal, dan bebas dari kotoran, arang, abu, sampah, atau bahan
lainnya yang menurut pendapat direksi dapat ditolak.

Bahan tersebut tidak boleh mengandung lempung dan tanah liat lebih dari 10 berat
bahan keseluruhan.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 122
E. Urugan Kerikil
Kerikil yang dipakai untuk urugan harus berupa kerikil alam, memiliki partikel yang kuat
berbutir halus sampai sedang dalam bentuk yang cukup seragam dan tidak
mengandung batu besar atau batu dengan ukuran lebih besar dari 5 cm.

Bahan tersebut harus bebas dari kotoran, abu, arang, bahan tak terpakai/buangan atau
bahan yang tidak boleh ada atau bahan buangan lainnya. Bahan tersebut tidak boleh
mengandung tanah liat, lempung dan tidak boleh bergumpal.

F. Urugan Pada Galian
Lapisan Atas
Pipa harus didasari dan dialasi hingga kedalaman minimum sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar.

Bahan bagi lapisan alas ini harus pasir, ditempatkan dalam bentuk lapisan dengan
ketebalan tidak lebih dari 15 cm dan dipadatkan dengan tongkat pemadat atau cara lain
yang disetujui direksi pada kepadatan kering maksimum 95 %.
Pemberian lapisan alas pipa dengan memakai kerikil diperlukan sebagai pengganti
pasir pada tempat yang dianggap perlu dan yang diperintahkan untuk dilakukan oleh
direksi.

Urugan di Bawah Pipa
Semua galian diurug kembali dengan pasir atau bahan lain yang disetujui, dengan
tenaga manusia mulai dari lapisan pasir alas hingga garis tengah pipa, diletakan secara
berlapis dengan ketebalan tidak lebih dari 15cm dan dipadatkan dengan tongkat
pemadat pada ketebalan kering maksimum 95%.

Bahan urugan ditempatkan dalam galian secara penuh selebar galian di masing-
masing sisi pipa, dan perlengkapan lainnya secara menerus.

Dalam hal pipa Ductile Cast Iron, dari garis tengah pipa ke permukaan, dalam Urugan
Sampai Permukaan harus diterapkan bagi pengurugannya.

Urugan di Atas Pipa
Pada garis tengah pipa dan perlengkapannya sampai pada kedalaman 10cm diatas
pipa baja (steel), galian harus diurug dengan peralatan tangan (manual) atau cara
mekanis lainnya yang telah disetujuinya.
Bahan dan cara pengurugan harus sebagaimana yang ditunjukan dalam gambar
rencana, dan ditempatkan secara berlapis dengan ketebalan tidak melebihi 20 cm dan
dipadatkan dengan tongkat pemadat dengan ketebalan kering maksimum 95%.

Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan cara konvensional atau cara
mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30 cm diatas puncak pipa PVC dan tidak
merusak pipa.

Urugan Sampai Permukaan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 123
Dari kedalaman 10 cm diatas pipa baja sampai permukaan, galian harus diurug dengan
peralatan tangan (manual) atau yang disetujui, ditempatkan berlapis dengan ketebalan
tidak melebihi 20 cm, dan dipadatkan dengan tongkat pemadat untuk mencegah
amblasnya permukaan tanah setelah penyelesaian pekerjaan pengurugan.

Dalam pipa Polyvinyl Chloride, galian harus diurug dengan tangan (manual) atau cara
mekanis yang telah disetujui, pada kedalaman 30cm diatas pipa PVC dan tidak
merusak pipa

9.5.6.8 Pengujian Kepadatan di Lapangan
Dimana urugan perlu dipadatkan sampai pada kepadatan tertentu, pengujian pemadatan
dapat dilakukan oleh direksi, menggunakan prosedur pengujian yang ditetapkan dalam
ASTM D-1556.

Referensi kepadatan tanah maksimum harus ditentukan menggunakan standard
compaction test. ASTM D-698. Pengujian dapat dilakukan dalam zona pipa, dan diatas
zona pipa.

9.5.6.9 Perlindungan Terhadap Lereng Sungai, Saluran dan Selokan
Dimana pipa menyeberang sungai, saluran atau selokan, dan juga pada titik buang katup
penguras (blow offs), pada bangunan ini harus diberikan perlindungan terhadap lereng
dengan menggunakan batu lapis lindung (riprap) atau cara lain yang telah disetujui guna
mencegah runtuhnya kemiringan tersebut.

Batu lapis lindung yang ada atau perlindungan kemiringan harus diperbaiki kembali
sebagaimana yang ditetapkan dalam bagian GALIAN PERMUKAAN DAN PERBAIKAN.

Pemasangan lapisan lindung secara umum harus dimulai dari bahu hingga ke dasar
kemiringan dan memenuhi sudut kemiringan yang ada dan bentuk topografi daerah
sekitarnya. Sebagaimana diputuskan direksi, pemasangan lapis lindung dilakukan dari
bahu hingga kedalaman tertentu untuk mencegah keruntuhan.

Bahan yang digunakan untuk pemasangan batu harus batu alam yang keras dan
berbentuk bundar, batu berbentuk pipih dan panjang tidak boleh digunakan.

Ketebalan pasangan batu harus sekitar 35 cm, kecuali ditetapkan dan diperintahkan lain
oleh direksi. Ketebalan yang disebutkan diatas, mungkin berbeda sesuai dengan lokasi
pekerjaan, yaitu sudut kemiringan, kedalaman atau bentuk topografis sungai, saluran dan
selokan.

Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan gambar kerja sebelum memasang pasangan
batu untuk persetujuan direksi.

Rongga diantara batu harus diisi dengan beton tumbuk dan dipadatkan dengan baik atau
dengan semen bila disetujui. Area dibawah lapisan batu harus diisi dengan kerikil yang
dipadatkan dengan ketebalan 20 cm.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 124

Pipa pengering harus dipasang bilamana menurut anggapan direksi memang diperlukan.
Pipa pengering ini harus berdiameter 50 mm dipasang setiap (2 3) m2 pasangan batu.
Dasar sungai, saluran atau selokan mungkin perlu dilindungi sesuai dengan keadaan
lapangan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

9.5.7 Konstruksi Bangunan Khusus
9.5.7.1 Konstruksi Jembatan Pipa
A. Umum
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga, bahan, perkakas, peralatan lainnya
yang diperlukan, di luar yang disediakan atau dipinjamkan oleh pemilik untuk pekerjaan
konstruksi jembatan pipa sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar dan/atau
ditentukan di dalam dokumen ini.

Batas konstruksi setiap jembatan pipa adalah pada kedua ujung sambungan flexible
dan/atau fitting yang digunakan untuk hubungan flexible sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar. Dikarenakan perbedaan dan ketinggian alinyamen jembatan dan jal ur
pipa, diperlukan bentang transisi guna menghubungkannya sebagaimana diperlihatkan
dalam gambar dan harus dilaksanakan sesuai dengan perintah direksi sesuai dengan
kondisi lapangan.

Penyambungan jalur pipa pada jembatan dengan jalur pipa biasa harus dilakukan
setelah penyelesaian pekerjaan pipa dan setelah persetujuan direksi.

Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan konstruksi jembatan pipa
dengan benar sesuai dengan ketentuan butir-butir yang dapat diterapkan dalam
spesifikasi teknik ini.

Penyedia Barang/Jasa atas biayanya sendiri memeriksa semua ukuran jembatan pipa
yang diperlihatkan dalam gambar dengan melakukan survey sendiri di lokasi pekerjaan.

Penyedia Barang/Jasa harus melakukan, mengkoordinasikan dengan instansi terkait,
dan membantu Pemilik mendapatkan izin dari Instansi Pemerintah yang terkait dalam
pelaksanaan pekerjaan perlintasan ini.

B. Gambar Kerja dan Jadwal Pelaksanaan
Penyedia Barang/Jasa berdasarkan pemeriksaan lapangan dan peta geologi tersebut,
harus menyusun jadwal pelaksanaan dan gambar kerja jembatan pipa yang
memperlihatkan semua ukuran, rincian pipa, bangunan bawah (abutment), pilar,
pancang, pekerjaan sementara termasuk penurapan, perancah dan lain-lain, perbaikan
kembali atau, membuat lapis lindung (revetment) pada sungai atau saluran dimana
diperlukan, termasuk perhitungan yang diperlukan serta menyerahkannya kepada
Direksi untuk persetujuannya, sebelum memulai pekerjan pembangunannya.
Setelah itu, dengan aliran air tetap dipertahankan tetapi pada kecepatan yang lebih
rendah, air ditambah dengan cairan desinfektan yang sudah disediakan oleh
Penyedia Barang/Jasa dengan cara dipompakan melalui lubang berdiameter kecil di
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 125
ujung pipa di bor.

Volume air dan jangka waktunya sekurang-kurangnya 24 jam harus sedemikian
sehingga air yang dikeluarkan mengandung sekurangnya 20 mg sisa Khlorin per
liter.

Jika air ini masih mengandung Khlorin bebas setelah periode kontak ini, maka harus
dicuci dengan air sampai air yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorida yang
berlebihan.
Jika ternyata cairan yang dikeluarkan tidak mengandung Khlorin setelah periode kontak
selama 24 jam dalam pemberian desinfektan, maka proses harus diulangi. Sebelum
pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dengan cairan yang mengandung klorin di
atas, Penyedia Barang/Jasa harus mendapat persetujuan tertulis dari Direksi Tenaga Ahli
untuk menggunakannya.

DESINFEKSI PIPA
Sebelum jaringan pipa dipakai untuk mengalirkan air minum maka terlebih dahulu harus
dilakukan pembersihan pipa dari kotoran/endapan yang ada dalam pipa dan
mensterilkan pipa dari kuman-kuman patogen dengan larutan desinfektan.

C. Perancah
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan perancah yang memadai untuk melintas
sungai atau saluran dengan lebar yang cukup agar dapat meletakkan, menyambung,
mengelas dan mengecat pipa dan melaksanakan pekerjaan pemasangan pipa dengan
aman dan efisien.

Tindakan khusus harus dilakukan dalam merencanakan dan membangun perancah di
lokasi jembatan di mana pendirian pilar termasuk ke dalam pekerjaan, sehingga dapat
menopang dengan baik atau mendukung berat peralatan pancang dan tekanan atau
kejutan dari pelaksanaan pancang.

D. Konstruksi Bangunan Bawah
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan turap atau perlengkapan kedap air untuk
pembuatan bangunan bawah, sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dalam kondisi
kering dan aman.
1. Pondasi
Penyedia Barang/Jasa harus membuat pondasi sesuai dengan kebutuhan yang
ditentukan atau yang diperlihatkan dalam gambar.
a. Pondasi langsung
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pengujian kapasitas daya dukung
tanah di lapangan sebagaimana diminta oleh Direksi, sesuai dengan standar
yang disetujui, bilamana penggalian dilakukan hingga gradien yang
direncanakan sebagaimana terlihat dalam gambar.
Pembuatan lantai kerja dengan beton K 100 tidak boleh dilakukan sebelum
diperoleh persetujuan dari Direksi.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 126
Tanah yang tidak sesuai untuk pondasi harus disingkirkan dan diganti dengan
pasir atau batu pecah sampai kedalaman tertentu dan ditempatkan sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi.
Setiap lapisan bahan tersebut harus disebar dengan ketebalan maksimum 15 cm
dan dipadatkan dengan alat pemadat tangan, minimum empat kali sebagaimana
disetujui oleh direksi.
Pengujian lapangan harus dilakukan setelah pengisian mencapai ketinggian
yang direncanakan sebagaimana dijelaskan di atas untuk memenuhi kapasitas
daya dukung.
Ketebalan akhir 10 cm tanah asli, harus disingkirkan dengan tangan sehingga akan
diperoleh tanah dasar rata tak terganggu.
Jika tanah pada gradien galian yang direncanakan dan yang diperintahkan
Direksi tidak sesuai untuk pondasi, Penyedia Barang/Jasa harus menggali
lebih dalam lagi di bawah gradien tersebut sampai kedalaman tertentu
sebagaimana diperintahkan Direksi.
b. Pondasi Pancang
Semua pancang harus disediakan dan dipasang pada lokasi yang tepat yang
diperlihatkan dalam gambar dan sebagaimana ditentukan dalam bab
selanjutnya.
Pancang tidak boleh dipancang sebelum diperiksa dan disetujui oleh Direksi.
Kepala pancang direncanakan sebagai sendi dan harus disisipkan ke dalam
bangunan bawah sedalam 10 cm.
2. Pekerjaan Beton
Setelah mengecor lantai kerja, dan setelah diperiksa dan disetujui Direksi,
Penyedia Barang/Jasa harus menyelesaikan pekerjaan sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar dan sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan
dalam bagian selanjutnya, yaitu "Pekerjaan Beton".

Harus digunakan beton dengan kuat tekan karakteristik minimum 175 kg/cm'
)
.
Pipa yang ditanam dalam bangunan bawah harus dimantapkan ke besi tulangan
dengan cara yang disetujui serta menghindari pergeseran dari lokasi semula
selama pengecoran beton.

E. Konstruksi Pilar
Pilar terdiri dari sepasang pancang dan dihubungkan dengan bantalan beton.
Berkaitan dengan pancang yang dipancang di sungai atau saluran, Penyedia
Barang/Jasa harus memilih secara teliti cara dan peralatan yang sesuai agar tetap
pada jalur dan ketinggian yang benar sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Puncak pancang harus digabungkan ke dalam bantalan beton dengan kedalaman
yang cukup sebagaimana diperlihatkan dalam gambar. Setelah penyelesaian
pekerjaan, semua bahan yang digunakan bagi pekerjaan konstruksi, seperti
perancah, pelantar kerja sementara dan lain-lain, harus disingkirkan semuanya
agar tidak mengganggu aliran sungai atau saluran.

F. Konstruksi Bangunan Atas
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan bekisting yang kualitasnya untuk beton
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 127
expose dan peralatan water stop untuk penyambungan antar dinding beton untuk
bangunan air.

G. Pemasangan Pipa
Penyedia Barang/Jasa harus memasang dan menyambung semua pipa fitting" dan
"coupling" sesuai dengan jalur dan ketinggian yang diperlihatkan dalam gambar.
1. Anti Lendutan (cambering)
Pada setiap bentang jembatan pipa, pipa harus dipasang dalam bentuk bekisting
lengkung. Besarnya anti lendutan ini harus 1/1250 persatuan pancang bentang
di bagian garis tengah bentang sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Penyedia Barang/Jasa harus menyiapkan gambar kerja yang memperlihatkan
susunan rinci bahan pipa dan juga garis pemotongan dan sudut masing-masing
pipa untuk anti lendutan dan harus menyerahkannya ke Direksi untuk
persetujuannya setelah pekerjaan pemasangan pipa.

2. Pendukung Berbentuk Cincin (ring support)
"Fixed Type Ring Support" yang ditunjukkan dalam gambar harus dianggap
pendukung berbentuk cincin yang dipasang di bantalan pilar.

"Sliding Type Ring Support" harus dianggap sebagai pendukung berbentuk cincin
yang dapat digeser secara horizontal di bantalan pilar ke sumbu dalam pipa.
Pendukung harus terbuat dan baja yang memenuhi standar yang ditentukan
Direksi atau yang dianggap setara, dan dibuat sebagaimana diperlihatkan dalam
gambar.
Demikian pula dengan baut, angker dan sekrup harus terbuat dari baja yang
memenuhi standard yang sesuai seperti tersebut di atas. Pendukung berbentuk
cincin harus dilas merata melingkari pipa baja.
3. Pengujian Pengecatan
a. Umum
Semua sambungan yang dilas pada jembatan pipa harus diuji secara radiografi
sebagaimana dinyatakan di bawah ini.
Setelah disetujui oleh Direksi, semua permukaan bagian dalam (interior),
sambungan las, dan permukaan bagian luar (exterior) harus dicat.
b. Pengujian Radiografi untuk Hasil Pengelasan
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan
untuk pengujian radiografi hasil pengelasan. Pengujian radiografi harus
dilakukan oleh penguji yang mampu, memiliki pengalaman dan kualifikasi yang
cukup untuk pekerjaan penguijian.
Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan pengalaman dan kualifikasi yang
dimilikinya untuk persetujuan Direksi. Semua pelaksanaan pengujian harus
dikerjakan dengan dihadiri oleh Direksi atau Wakilnya.
Pengujian hasil pengelasan harus dilakukan sesuai dengan JIS Z 3104
"Method of Radiografic Test and Classification of (Radiographs)" cara
pengujian radiografi dan klasifikasi radiograf untuk pengelasan baja, atau
standar lain yang dapat diterima oleh Direksi.
Hasil pengujian radiografi diklasifikasikan dalam standar sebagai berikut :
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 128

Kelas 1 2 3
Ti ngkatan 1 sampai 4 1 sampai 4 tidak ada tingkatan

Kelas dan tingkatan yang diterima harus kelas 1, tingkat 1, sampai tingkat 3
dan kelas 2, tingkat 1 sampai 3. Jika hasil pengujian memperlihatkan kelas dan
tingkat lain dari pada yang disebutkan di atas, Penyedia Barang/Jasa harus
mengelas dan menguji Ulang atas beban biayanya sendiri sampai hasil yang
diperoleh diterima oleh Direksi.

c. Lapisan Pelindung Luar dan Lapisan Pelindung Dalam
Semua pipa baja yang terekpos, "Fitting", sambungan dan pipa yang akan
dipendam dalam tanah harus dilindungi sesuai dengan yang dicantumkan
dalam bagian LAPISAN PELINDUNG LUAR DAN LAPISAN PELINDUNG
DALAM.

9.5.7.2 Pekerjaan Penembusan Pipa (Pipe Driving Work)
A. Umum
Bahan pipa untuk pekerjaan penembus pipa disediakan oleh Pemilik bila pipa induk
berdiameter 700 mm atau lebih besar, tetapi bila diameternya 600 mm atau lebih
kecil, bahan pipa unluk penembusan harus digunakan sebagai selubung (casing)
dan harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa.

Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja, bahan, perkakas dam
peralatan, kecuali yang ditetapkan dalam BAGIAN SYARAT KHUSUS dan
keperluan lain guna melaksanakan pekerjaan penembusan pipa sebagaimana di-
perlihatkan dalam gambar dan/atau ditetapkan di sini.

Sebelum pekerjaan konstruksi, Penyedia Barang/Jasa harus menyelidiki struktur
lapisan bawah yang ada, utilitas dan sumur yang berada di sekitar lokasi pekerjaan
supaya tidak merusak fasilitas tersebut selama tahap pembangunan.

Sebelum, selama dan setelah berjalannya penembusan, Penyedia Barang/Jasa
harus membuat pengukuran secara mekanis dan mendata ketinggian tanah,
permukaan jalan yang ada dan muka air sumur, jika ada, dan harus melakukan
penanggulangan yang memadai terhadap penurunan ketinggian tersebut.
Bilamana diketahui adanya penurunan ketinggian, Penyedia Barang/Jasa harus
segera menghentikan pekerjaan penembusan dan hal tersebut segera pula
dilaporkan ke Direksi.

Kerusakan terhadap perkerasan permukaan jalan, struktur lapisan bawah,
peralatan dan lainnya yang diakibatkan pekerjaan penembusan harus diperbaiki
dan/atau diperbarui oleh Penyedia Barang/Jasa atas beban biayanya sendiri hingga
memuaskan Direksi .
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pekerjaan penembusan pipa dengan benar
sesuai dengan butir penerapan yang dicantumkan dalam spesifikasi teknik.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 129

Penyedia Barang/Jasa atas biayanya sendiri harus mengecek semua ukuran
yang diperlihatkan dalam gambar dengan mensurvei sendiri lokasi pekerjaan.

B. Penyelidikan Tanah
Dalam memeriksa sifat tanah lokasi pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa diizinkan
untuk melihat dan memeriksa data penyelidikan tanah di Kantor Pemilik yang
memperlihatkan keadaan tanah pada lokasi strategis sepanjang jalur pipa.

Penyedia Barang/Jasa harus, bila diminta oleh Direksi, melakukan pemboran
mencakup pengujian penetrasi standar (standard - penetration test) di lubang bor.
Konsolidasi dan pengujian lain yang diperlukan pada contoh tanah yang didapat
dari pengeboran tersebut untuk mengetahui sifat tanah seperti daya dukung, kuat
geser, permeabilitas, nilai banding rongga (void ratio) dan kandungan air.

Tambahan penggantian dalam hal ini akan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

C. Gambar Kerja, Perhitungan dan Data Yang Berkaitan Lainnya
Penyedia Barang/Jasa berdasarkan pemeriksaan dan pengujian tanah tersebut, harus
menghitung tenaga penembusan (driving power) yang diperlukan. Bila memang
diperlukan sekali, untuk membelokkan pipa dengan sambungan "sol vent cement "
agar membentuk lengkungan dengan jari-jari panjang besarnya belokan harus sesuai
dengan petunjuk dari pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

D. Tanah Penutup Kedalaman Pipa
Ketebalan tanah penutup kedalaman pipa yang ditembus harus mengikuti peraturan
setempat.

E. Ruang Penembus (driving pit)
Ruang penembus harus dibuat sedemikian guna memberikan ruang yang cukup
bagi pekerja untuk menurunkan, menembuskan dan menyambung pipa secara
aman dan efisien dalam ruang
,
tersebut.
Keperluan untuk pengamanan dan pemeliharaan, terhadap umum dan lalu lintas harus
benar-benar dipenuhi oleh Penyedia Barang/Jasa.
Di dasar setiap ruang penembus harus dilengkapi dengan ruang pengering dan
pompa yang menjaga agar ruang tetap kering sepanjang waktu pekerjaan
penembusan. Setiap ruang penembusan juga harus memiliki peralatan yang
memadai untuk menaruh pipa dan peralatan penembus dan untuk menyingkirkan
tanah hasil galian:
1. Penurapan dan Penopangan
Sebelum penggalian ruang penembus, turap tiang baja (Steel seet pi le) harus
dipancangkan sepanjang dinding ruang sebagaimana diperlihatkan dalarn
gambar dan sebagaimana ditentukan di sini.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 130
Tiang turap harus dipancang sepanjang permukaan luar penopang. Yang
dipasang sebelum pemancangan tiang turap, dan memanfaatkan penopang sebagai
pedoman pemancangan guna mencegah turap melintir atau melengkung selama
pemancangan

Seluruh tiang turap harus dipancangkan ke tanah sampai kedalaman tidak kurang
dari 8 (delapan) meter. Ukuran dan dimensi penopang baja harus direncanakan
sedemikian agar mampu mendukung tiang turap yang dipancang di sisi luarnya.

Penyusunan kerangka penopang baja harus dibuat sama dengan ukuran yang
diperlihatkan dengan pengelasan atau pembautan, dan kerangka setelah tiang
turap dipancang harus dikencangkan sesuai dengan perintah Direksi. Walau
demikian kerangka tersebut tidak boteh dilaskan ke tiang turap.

2. Pondasi dan Beton Penahan Desakan
Setelah dilakukan perataan maka dilakukan pemasangan pondasi batuan pada
permukaan dasar ruang penembus dengan ketebalan 15 cm pada seluruh
permukaannya.
Kemudian pada pondasi batuan terpasang diberi lantai kerja dengan mutu kelas E
dengan ketebalan 15 cm dan disediakan pula tempat, pengeringan serta
penyambungan pipa dengan ukuran sebagaimana diperlihatkan dalam gambar
dengan lebar 2 meter.
Beton penahan desakan harus sanggup menahan desakan tenaga dorong tanpa
mengalami pergeseran atau kerusakan, maka agar memungkinkan semua gaya
dorong secara efisien bekerja pada pipa penembus, harus disusun seperti
ditunjukkan pada gambar.
Sebagai langkah utama pembuatan beton penahan desakan, berdasarkan pada
kebutuhan daya dorong, Penyedia Barang/Jasa harus, menghitung kekuatan
tulangan beton yang diperlukan sehingga mampu mencegah kerusakan atau
pecahnya beton dan harus menyerahkan kepada Direksi hasil perhitungan
kekuatan dan tata-letak tulangannya.

F. Ruang Penerima Tembusan (arriving pit)
Ruang penerima tembusan dipasangi turap dan penopang oleh Penyedia Barang/Jasa
sedemikian rupa sehingga dapat menerima pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang tepat. Selain itu, di dalam ruang penerima tembusan juga
harus dapat dilakukan penyambungan dengan pipa biasa seperti ditunjukkan pada
gambar setelah ujung pipa penembus diangkat.

G. Penembusan Pipa Pipa
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan penembusan pipa sesuai dengan Instruksi
Pabrik pembuatnya serta persyaratan berikut ini:
1. Persiapan
Setelah melakukan penyetelan ujung pipa penembus pada posisi dan
ketinggian/elevasi yang benar, sebagian dari dinding turap di depan alat penembus
tersebut dipotong dengan pengelasan atau cara lain sehingga memungkinkan pipa
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 131
ditembuskan pada bukaan yang dibuat.
Ukuran dari bukaan harus kira-kira 20 cm lebih besar daripada diameter pipa
tembus yang akan didorong. Bentuk pemotongan bukaan harus dikerjakan
sedemikian rupa rapinya dan menunjukkan hasil kerja berketerampilan tinggi.
Setelah pendorongan pipa pertama, ruangan antara pipa dan bukaan turap harus
diisi dengan karung pasir atau material lainnya yang disetului oleh Direksi untuk
mencegah masuknya gumpalan tanah ke dalam ruangan penembus.

2. Pemasangan Ujung Pipa Penembusan dan Bantalan Pendorong (leading pipe)
Dalam usaha mengurangi hambatan geser tanah, ujung pipa penembus harus
dipasangkan pada ujung spigot pipa tembus pertama sebagaimana ditunjukkan
pada gambar.
Bantalan pendorong harus dipasangkan pada pipa penembus sebagai usaha
meneruskan gaya dorong secara tersebar dan merata pada seluruh permukaan
dari ujung pipa tembus yang didorong.

3. Penembusan
Kecuali diminta oleh Direksi, pelaksanaan penembusan pipa harus dilakukan
secara terus menerus hingga selesai untuk menghindari peningkatan lekatan
geser antara pipa dengan tanah.

Namun, pada keadaan daya dorong penembusan melampaui batas taksiran
kekuatan untuk kondisi tertentu, Penyedia Barang/Jasa harus dengan segera
menghentikan pekerjaan penembusan pipa dan memberitahukan keadaan ini
tanpa menunda, kepada Direksi yang akan memberikan petunjuk/pengarahan
yang sesuai.
Dalam hal lebih dari dua buah kaki pendorong digunakan untuk penembusan,
perlu diperhatikan untuk mengupayakan semua kaki-kaki pendorong tersebut
bekerja secara serempak.

4. Penyambungan Pipa Pipa Penembus
Setelah pipa didorong masuk sampai panjang tertera hingga perlu
penyambungan, penyambungan dengan pipa berikutnya dilakukan di dalam
ruang penembus.
Penyambungan harus dilakukan sesuai dengan persyaratan dari bab-bab yang
telah disebutkan terlebih dahulu sesuai dengan instruksi pabrik pembuatnya
dengan cara yang memuaskan Direksi.

5. Pembuangan Tanah dari Dalam Pipa
Tanah yang berada di dalam ujung kepala pipa penembus sepanjang kurang
lebih satu meter diukur dari ujung terdepan tidak perlu dibuang. Selama
pembuangan tanah, perlu diperhatikan jangan sampai menimbulkan kerusakan
pada lapisan lindung dalam pipa.

6. Survey
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 132
Sepanjang waktu pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa melakukan
pengukuran datar, titik henti dan survai lainnya diperlukan untuk penembusan pipa
sehingga berlangsung dengan tepat sesuai jalur dan ketinggian yang diminta.

H. Pengujian Sambungan
Segera dan sedapat mungkin setelah panjang jalur pipa yang diminta telah tembus
tertanam sesuai dengan rencana, Penyedia Barang/Jasa harus segera melakukan
uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada spesifikasi ini.
Bila kebocoran terjadi atau terdapat cacat lain yang ditemukan pada pengujian,
Penyedia Barang/Jasa harus memperbaharui dengan biaya menjadi
tanggungannya hingga memuaskan Direksi.

I. Pemasangan Pipa Pipa
Setelah menyelesaikan pekerjaan penembusan dan telah disetujui oleh Direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan tahapan-tahapan sebagai berikut,
sebagaimana ditunjukkan pada gambar :
Dalam hal diameter pipa 700 mm atau lebih, pipa tembus dipergunakan langsung
sebagai bagian dari jalur pipa utama
Dalam hal pipa tembus berdiameter 800 mm dan dari pipa baja, pipa tembus
dipergunakan sebagai selubung untuk jalur pipa utama, dan pipa-pipa lain seperti
Ductile Cast Iron Pipe, pipa baja dan PVC yang lebih kecil dipasang ke dalam
selubung tersebut.
1. Pemasangan Pipa Ductile Cast Iron
Pipa harus disambungkan dengan penyambung ditunjukkan pada gambar.
Semua bagian pipa yang menanjak termasuk bend atau "fitting" harus
dilindungi dengan selimut beton bertulang dengan cara yang sama seperti blok-
blok penahan tekanan untuk "bend vertikal.
Penyambungan dari pipa-pipa harus dilaksanakan sebagaimana diatur pada butir
sebelumnya.
2. Pemasangan Pipa Baja dan PVC
a. Penyambungan
Pipa yang dimasukkan dalam selubung harus dikerjakan penyambungannya
di dalam ruang penembus seperti yang diatur pada bab sebelumnya dan di
dorong masuk ke dalam selubung dengan peralatan dan cara yang memadai
serta hati-hati.
b. Pengujian Sambungan
Setelah memasang pipa ke dalam selubung, Penyedia Barang/Jasa harus
melaksanakan uji tekanan air sesuai dengan persyaratan yang diminta pada
spesifikasi.
Bilamana kebocoran teijadi atau cacat lain ditemukan pada waktu pengujian,
Penyedia Barang/Jasa harus memperbaiki atau mengganti atas tanggungan
biaya sendiri hingga memenuhi syarat.
c. Perlindungan dengan beton
Setiap bagian yang menanjak dari pipa yang dipasang termasuk "bend"
atau `fitting" harus dilindungi dengan selimut beton bertulang sebagaimana
layaknya pembuatan blok beton penahan tekanan untuk "bend" vertikal.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 133
Sambungan pipa harus dipasang seperti yang dijelaskan pada bab
sebelumnya.
d. Penyelubungan dengan beton
Rongga-rongga yang terbentuk antara pipa selubung dengan pipa-pipa yang
dimasukkan ke dalamnya harus diiisi dengan beton tumbuk (kelas E) memakai
pompa beton. Ukuran maksimum batuan untuk beton kelas E sebesar 25 mm.

J. Pengurugan Ruang Penembus
Sebelum memulai pengurugan ruang penembus dan ruang penerima, beton
penahan desakan, bila diminta oleh Direksi, harus dibuang dari ruang-ruang
tersebut.

Setelah pekerjaan penembusan dan penyambungan pipa sebagaimana
dimaksudkan telah selesai dilapisi dengan lapisan pelindung luar dan lapisan
pelindung dalam pada setiap sambungan pipa baja seperti dijelaskan di muka, serta
Direksi menyetujui untuk keperluan tersebut, Penyedia Barang/Jasa harus mengurug
ruang-ruang yang dimaksud.
Ruang-ruang tersebut harus ditimbun dengan pasir atau batu pecah dari dasar hingga
ke dasar selubung beton.

Material timbunan harus dipadatkan setiap ketebalan 15 cm dengan menggunakan
pemadat tangan atau peralatan yang disetujui. Bagian selanjutnya, di atas timbunan
pasir atau batu pecah hingga sampai pada permukaan awal harus diurug dengan
material terpilih sesuai dengan persyaratan pada butir yang sesuai dengan
spesifikasi ini.

9.5.7.3 Perletakan Pipa di Bawah Air
A. Penyelam
Setiap saat selama pelaksanaan pekerjaan dalam air, Penyedia Barang/Jasa harus
menyediakan biaya bagi penyelam-penyelam bilamana diperlukan berdasarkan
instruksi Penyedia Barang/Jasa atau Direksi.

Penyelam harus dilengkapi dengan peralatan kerja pada maksimum kedalaman dan
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan peralatan keamanan, dan bila perlu
termasuk pipe locator (magneto meter) yang sesuai untuk pekerjaan bawah air.
Penyedia Barang/Jasa harus mengikuti peraturan yang berlaku dalam mempekerjakan
penyelam.

B. Survey dan Penyelidikan
Sebelum melaksanakan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa harus melakukan survey
antara lain :
1. Kedalaman sungai rata-rata.
2. Perbedaan muka air pada saat pasang.
3. Kecepatan arus sungai.
4. Penyelidikan tanah di sungai.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 134
C. Persiapan Pekerjaan Bawah Air
Sebelum mulai melaksanakan pekerjaan bawah air. Penyedia Barang/Jasa harus
mempersiapkan antara lain:
1. mengajukan usulan metoda kerja.
2. mengatur dan merangkai perpipaan yang akan dipasang.
3. Mengatur lalu lintas sungai bila ada.
4. Mengurus perizinan untuk memulai kerja kepada Direksi.

D. Tegangan Tarik (Tensile Stress)
Dalam mengajukan usulan metoda kerja, Penyedia Barang/Jasa harus
memperhitungkan tegangan tarik maksimum yang diizinkan pada setiap tempat di
dinding pipa, pada setiap saat selama pekerjaan penempatan pipa sehubungan
dengan pembelokan, penarikan, beban tanah, beban luar (eksternal) lainnya, tekanan
internal dan lain-lain tidak lebih dari 20 kg/mm
2
.

E. Penempatan Pipa
Urutan pelaksanaan pekeijaan perpipaan bawah air yang harus dilakukan oleh
Penyedia Barang/Jasa adalah sebagai berikut :
Melaksanakan survey pra pengerukan sebelum pelaksanaan pengerukan dimulai.
Memonitor progres pekerjaan selama pengerukan
Melaksanakan survey setelah pengerukan untuk memastikan bahwa profile parit
yang diinginkan telah dicapai.
Sebaiknya melaksanakan survey pra penempatan, sebelum penempatan pipa pada
parit yang telah dibuat. Bila perpipaan langsung ditempatkan setelah pengerukan
selesai, survey setelah pengerukan bersamaan dengan survey pra penarikan pipa.
Memonitor pekerjaan penempatan pipa untuk memastikan posisi perpipaan dan
penempatan head.
Melaksanakan survey setelah penempatan (as built survey 1) untuk memastikan
posisi perpipaan.
Bila penimbunan diperlukan, memonitor penimbunan parit kembali terutama bila
terjadi sesuatu.
Melaksanakan survey setelah penimbunan (as built survey 2), untuk memastikan
penimbunan parit dengan kerikil dan lempung telah dilaksanakan dengan baik.
Bila perlu dapat dilakukan survey-survey lain atas permintaan Direksi

F. Pengujian Setelah Penempatan Pipa
Setelah penempatan pipa, perlu dilakukan pengujian sebagai berikut:
1. Pengujian Tekanan Hidrolis, sesuai dengan pemasangan pipa biasa.
2. Pengujian Kalibrasi, yaitu untuk memastikan internal diameter di sepanjang pipa,
tidak lebih dari 5 persen kurang lebihnya daripada nominal internal diameter di
setiap tempat.

9.5.8 Pekerjaan Pemasangan Pipa
9.5.8.1 Umum
A. Lingkup Pekerjaan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 135
Penyedia Barang/Jasa harus mengerjakan pekerjaan pemasangan pipa berupa
perletakan pipa dan penyambungan dengan cara yang memuaskan direksi sesuai
dengan spesifikasi ini dan sebagaimana yang diperlihatkan dalam gambar kerja.

B. Penanganan Bahan Pipa, Perkakas dan Peralatannya
Perhatian perlu diberikan dalam menangani semua bahan pipa yang disediakan oleh
pemilik untuk menghindari kerusakan pada bahan tersebut selama pengangkutan,
penurunan, pemasangan dan penyambungan sampai pada penyelesaian pekerjaan.
Kerusakan pada bahan pipa yang akibat ketidaksesuaian penanganan pada hal-hal
disebutkan di atas harus diperbaiki/diganti hingga memuaskan direksi atas beban biaya
Penyedia Barang/Jasa.

Penyedia Barang/Jasa juga harus menangani perkakas dan peralatan yang disediakan
oleh pemilik sedemikian rupa guna menghindari kerusakan pada peralatan tersebut.

Semua perkakas dan peralatan harus dijaga kebersihannya dan dipelihara dengan baik
sehingga selalu siap digunakan dalam kondisi yang baik.
Kerusakan yang terjadi pada perkakas dan peralatan tersebut harus diperbaiki hingga
memuaskan direksi atas biaya beban Penyedia Barang/Jasa. Dalam hal perkakas dan
peralatan tidak dapat diperbaiki atau hilang, Penyedia Barang/Jasa harus memberi
kompensasi kepada pemilik.

9.5.8.2 Pekerjaan Pemasangan Pipa Baja (Steel)
A. Umum
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik
perkakas dan peralatan untuk menangani dan memasang pipa dan valve. Cara
pemasangan pipa dan penggunaan perkakas dan peralatan juga harus sesuai dengan
rekomendasi pabrik.

Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.

Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang harus dijaga tetap bersih dan
bebas dari benda asing dan kotoran di sepanjang waktu. Langkah pencegahan
mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut
petunjuk direksi selama pemasangan pipa dan penyumbatan yang rapat semua
lubang/celah yang ada pada setiap akhir hari kerja.

Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian sebagaimana
diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara pemasangan yang
ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada posisinya, ketinggian dan
alinyemen akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan menggunakan peralatan survei.

Pipa, valve, dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan pada saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama, atau setelah dipasang
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 136
harus diberi tanda secara permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti
dengan yang baik.

Secara umum, setiap 3 batang pipa disambung di atas tanah agar pelaksanaan
penyambungan lebih mudah dan pada kondisi yang stabil.

Pipa-pipa yang disambung menjadi satu diangkat dan diletakkan kedalam galian dan di
dalam galian pipa tersebut disambung dengan pipa lainnya dengan menggunakan
coupling.

Jika Penyedia Barang/Jasa mengusulkan menggunakan Heat shinkable sleeves
untuk lapisan pelindung sambungan daripada Heat shinkable sleeves, sleeves
tersebut perlu dipasang pada pipa sebelum diletakkan.
Galian sekitar daerah yang diperkirakan tempat sambungan dan tempat untuk Heat
shinkable sleeves atau Sleeves, harus digali lebar untuk kemudahan pelaksanaan
pekerjaan yang diperlukan.

B. Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa ke Dalam Galian
Peralatan perkakas dan fasilitas direksi yang memuaskan direksi harus disediakan
dan digunakan oleh Penyedia Barang/Jasa untuk keamanan dan kenyamanan
pekerjaan. Semua pipa, fitting, dan valve harus diturunkan secara hati-hati ke
dalam galian satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali,
atau dengan mesin, perkakas, atau peralatan, lainnya yang sesuai dan dengan cara
sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan, lapisan pelindung luar
(protective coating) serta lapisan pelindung dalam (Lining). Barang-barang tersebut
sama sekali tidak diperkenankan dijatuhkan dan/atau dilemparkan ke dalam galian.
Jika kerusakan terjadi pada pipa, valve dan/atau perlengkapan lainnya pada saat
penanganannya, harus segera dilaporkan kepada direksi. Direksi akan menentukan
perbaikan yang diperlukan atau menolak bahan yang rusak tersebut.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan
pada saat di atas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus karena daerah ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya.
Pipa atau fitting yang rusak/cacat harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan oleh
direksi yang akan menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya
untuk diganti dengan yang baik.
3. Pembersihan Pipa dan Fitting
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak dan lemak sebelum pipa dipasang.
Bila ada profil pengaku bahan (stiffeners) guna melindungi ujung pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing
lainnya dalam pipa.
4. Perletakan Pipa
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 137
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk ke
dalam pipa pada saat pipa diletakkan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain,
ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Setiap ujung pipa harus dipasang berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa
dipasang dan ditempatkan pada jalur dengan ketinggian yang benar. Pipa
dimantapkan dan ditempatkan dengan bahan urugan yang telah disetujui dan
dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali pada ujung pipa. Tindakan
pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke
sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh
direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau untuk tujuan
lainnya harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai serta dengan cara yang
rapih dan baik tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung
dalamnya. Ujung pipa harus halus pada sudut yang tepat terhadap sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong tersebut
harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana yang
ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot yang dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan
kepada Penyedia Barang/Jasa dari Direksi.

C. Penyambungan Dengan Pengelasan di Lapangan
1. Umum
Pengelasan pipa baja di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan yang
ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini, mengacu
pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini:
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures Association (WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan

Bila pengelasan dilakukan di dalam galian maka galian harus dilebarkan dan dibuat
lebih dalam agar memungkinkan pengelasan dengan benar sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
di atas permukaan tanah, serta cara peletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Pengelasan yang diminta oleh Direksi harus diuji dengan cara pengujian yang
dicantumkan dalam Bagian 4: PENGUJIAN TANPA MERUSAK PADA
PENGELASAN DI LAPANGAN dalam 9.2.4 atau dengan cara yang diterima oleh
Direksi.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 138
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (single-welded butt joint) atau las-tumpul ganda (double-
welded butt joint) sesuai yang ditentukan.
2. Juru Las
Penyedia Barang/Jasa harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las
yang diusulkan untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan serta memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
badan berwenang.
3. Batang Las dan Mesin Las
Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212
atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan
pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5% untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod)
dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod).
Mesin las harus menggunakan mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding
Machine) dengan arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang
ditentukan dalam JIS C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.
4. Penyiapan Ujung Pipa
Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bevel) yang sesuai
sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur
tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan
diameter 700 mm dan yang lebih kecil dari pada permukaan dalam (interior) untuk
pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus ada alur dikedua
sisi pipa agar dapat dilakukan sambungan las tumpul ganda (double welded butt
joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus
sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.
5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu,
tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Penyedia Barang/Jasa harus
memperhatikan keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin.
Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan
tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 139

D. Pengujian Tanpa Merusak Pada Pengelasan di Lapangan
1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan
pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua
pengelasan dilapangan harus diuji dengan cara uji cairan pemnembus dengan
perwarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang independen yang
memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.
Penyedia Barang/Jasa harus memberikan keterangan mengenai perusahaan
pemeriksa yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi
kepala pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan
bahan untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di
lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali
disetujui lain oleh Direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang
bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan
pengelasan.
Penyedia Barang/Jasa harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil
pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada
Direksi. Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan
sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5 (lima)
copy kepada Direksi.
2. Pemeriksaan Secara Amatan (Visual Inspection)
Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan
berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Penyedia
Barang/Jasa harus mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.
Adanya lubang (pit) dipermukaan
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm dan
kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
Adanya tumpang tindih (overlap)
Adanya penguatan berlebihan
Ketebalan Dinding
(mm)
Maximum Reinforcement
(mm)
12,1 atau lebih kecil 3,2
Lebih besar dari 12,7 4,8

Butiran yang tidak merata (uneven beads), dan
Adanya kerusakan akibat nyala (flare strike)
3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna
Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan
harus memenuhi rekomendasi pabrik.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 140
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya
Penyedia Barang/Jasa sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan Penyedia Barang/Jasa dapat diterima atas dasar pengujian yang
diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang independen

9.5.8.3 Pekerjaan Pemasangan Pipa Poly Vinyl Chloride
A. Umum
Singkatan PVC yang digunakan dalam spesifikasi dalam dokumen ataupun gambar
berarti poly vinil cloride.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik
perkakas dan peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa, valve
dan Fitting
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.

B. Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa Kedalaman Galian
Perkakas, peralatan yang baik, dan fasilitas yang memenuhi syarat harus
disediakan dan digunakan oleh Penyedia Barang/Jasa bagi keamanan dan
kelancaran pekerjaan.
Semua pipa, Fitting, dan Valve harus diturunkan kedalam galian satu persatu
dengan menggunakan derek, tali/tambang, atau dengan perkakas atau peralatan
lainnya yang sesuai, sedemikian rupa untuk mencegah kerusakan pada bahan
tersebut maupun lapisan pelindung luar dan dalamnya.
Bahan tersebut dengan alasan apapun tidak boleh dijatuhkan atau dilemparkan
kedalam galian.
Jika terjadi kerusakan pada pipa, fitting, valve, atau perlengkapan lain dalam
penanganannya, kerusakan tersebut harus segera diberitahukan kepada Direksi.
Direksi harus menetapkan perbaikan atau penolakan bahan yang rusak tersebut.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada saat
pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau
sesudah pemasangan pada kedudukan akhir, pipa harus diperiksa secara seksama
dari retakan dan kerusakan.
Ujung Spigot harus diperiksa secara teliti karena bagian ini paling mudah rusak
selama penanganannya. Pipa atau Fitting rusak harus diletakkan terpisah untuk
pemeriksaan oleh Direksi.
3. Pembersihan Pipa dan Fitting
Semua lepuhan, gumpalan dan bahan lain yang tak berguna harus dsingkirkan dari
bell, ujung spigot setiap pipa dan bagian luar ujung spigot, dan sebelum pipa
dipasang bagian dalam bell harus diseka sampai bersih, kering dan bebas dari
lemak
Semua bagian dalam semua pipa yang terpasang, valve dan fitting yang telah
terpasang harus dijaga agar tetap bersih dan bebas dari benda asing dan kotoran.
Tindakan pencegahan harus berupa penggunaan kain pembersih selama
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 141
pemasangan dan penyumbatan kedap air semua bukaan/celah di setiap akhir
pekerjaan setiap hari.
4. Pemasangan Pipa
Pipa harus diletakkan agar diperoleh perletakan/tumpuan yang seragam dan
menerus sesuai jalur dan gradien yang diperlihatkan dalam gambar dan sesuai
dengan jadual perletakan yang ditentukan bagi pemasangan. Sebelum
menempatkan pipa ke posisinya alinyemen dan gradien akhir harus dicek dengan
peralatan survey.
Setiap tindakan pencegahan harus diambil untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat ditempatkan pada jalur pemasangannya. Selama pemasangan,
tidak boleh ada sampah, perkakas, kain, atau benda lainnya yang
diletakkan/ditinggalkan kedalam pipa.
Setiap batang pipa yang diletakkan dalam bagian ujung spirogt harus diletakkan
ditengah bell, pipa didorong masuk dan ditempatkan pada jalur dan gradien yang
benar.
Pipa harus dimantapkan di tempatya dengan bahan urugan yang dipadatkan
merata, kecuali pada bagian bellnya. Tindakan pencegahan harus diambil untuk
mencegah tanah atau kotoran lainnya masuk ke dalam sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pekerjaan penyambungan ujung terbuka pipa harus
ditutup dengan cara yang memadai yang disetujui oleh Direksi.
Khususnya pada musim hujan, Penyedia Barang/Jasa harus melakukan tindakan
untuk mencegah air hujan/atau sampah dan benda lainnya yang tidak perlu masuk
ke pipa yang telah dipasang, dan jangan sampai pipa tersebut terapung
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa diusahakan seminimum mungkin. Bila perlu pemotongan harus
dilakukan tegak lurus terhadap sumbu pipa dan rata. Pemotongan harus dilakukan
dengan peralatan yang sesuai dengan rekomendasi pabrik.
Ujung potongan dan tepian yang kasar harus diperhalus dan dipotong serong
(Beviled) dengan alat yang khusus dibuat untuk keperluan tersebut. Ujung
potongan serong harus sama dengan yang dibuat dipabrik. Perkakas bagi
keperluan pemotongan pipa dan membuat ujung potongan serong harus sesuai
denga rekomendasi pabrik. Tanda kedalaman (garis melingkar yang jelas) harus
dibuat diujung spigot pipa yang dipotong dilapangan untuk menandakan kedalaman
penetrasi spigot yang benar kedalam sambungan pipa.

C. Jenis Sambungan Pipa Poly Vinil Chloride
Jenis sambungan pipa yang dipakai dalam proyek adalah sebagai berikut :
1. Push-On Rubbering yang dipakai untuk pipa diameter 50 mm 300 mm
2. Sambungan Solvencement, yang dipakai untuk pipa diameter 20 mm 40 mm
3. Semua bahan pelicin (lubrican) untuk sambungan Push-On Raubbering dan
solvencement untuk sambungan Solvencement untuk PVC harus disediakan
oleh Penyedia Barang/Jasa. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan data teknis
dan contoh untuk persetujuan untuk Direksi

9.5.8.4 Pekerjaan Pemasangan Pipa Poyethyline
A. Umum
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 142
Dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar, pipa POLYETHYLINE disingkat
dengan nama PE termasuk jenis thermoplastik. Untuk air minum spesifikasi pipanya
adalah PE 50 yang diproduksi dari jenis HDPE atau MDPE.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik
perkakas dan peralatan yang sesuai bagi penanganan dan pemasangan pipa Valve
dan Fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan dari Direksi.

B. Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa Kedalam Galian
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Pipa, Valve dan Fitting harus diperiksa dengan seksama dari kerusakan pada
saat pemasangannya. Bahan yang rusak yang ditemukan sebelum, selama atau
sesudah pemasangan pada kedududkan akhir, pipa harus diperiksa secara
seksama dari retakan dan kerusakan.
Pipa atau Fitting yang rusak harus diletakkan terpisah untuk pemeriksaan Direksi.

C. Penyambungan Pipa
Jenis sambungan pipa Polyetheline adalah sebagai berikut :
1. Sambungan Mekanis
a. Mechanical-join : sambungan plastik, injection (20 mm - 63 mm) imulded, tipe
push-in dengan O-ring dan ulir
b. Sambungan dari metal
2. Welding (heat fusion)
a. Butt welding ( 63 mm 250 mm)
b. Socket welding (20 mm 125 m)
c. Saddle welding
3. Elektro welding
Las otomatis dari fitting PE yang sudah ada kumparan pemanas.
Cairan pembersih serta peralatan penyambungan harus disediakan oleh Penyedia
Barang/Jasa. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan data teknis dan contoh
untuk persetujuan Direksi.

Penyambungan Dengan Sambungan Mekanis
Pipa dimasukkan kedalam sambungan lalu mur penekannya dikencangkan.
Penyambungan sistem mekanik lainnya juga sama seperti halnya penyambungan-
penyambungan yang biasa dilakukan.

Penyambungan Pipa Dengan Welding (Heat Fusion)
a. Butt Welding
Pipa diklem pada alat penekan. Kedua permukaan pipa harus dibersihkan dan
diratakan dengan pengetap.
Setelah alat pengetap dilepaskan, plat pemanas dijepit diantara kedua permukaan
pipa dengan sedikit tekanan untuk beberapa detik.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 143
Kemudia plat pemanas dilepaskan. Tekan kedua pipa dengan tekanan tertentu
sampai mendapatkan lebar yang dikehendaki dari bagian yang menyatu. Hilangkan
tekanan untuk beberapa saat, setelah dingin klem dapat dibuka.
b. Socket Welding
Pipa dipotong tegak lurus dengan sumbunya. Permukaan luar pipa dan bagian
dalam socket harus dibersihkan dengan cairan pembersih khusus. Jepit bagian
ujung pipa yang sebelumnya telah diukur dengan mall yang sudah ditentukan.
Masukkan ujung pipa dalam socket pemanas dan socket sambungan ke dalam
spigot pemanas untuk beberapa detik. Keluarkan alat pemanas dan bagian pipa
harus segera dimasukkan kedalam socket sambungan. Biarkan beberapa saat
sampai dingin.
c. Saddle Welding
Mula-mula kedua permukaan yang akan di las harus dibersihkan dengan cairan
pembersih. Taruh piringan pemanas diantara pipa sudle dengan tekanan tertentu
untuk beberapa saat. Lepaskan piringan pemanas dan sambung segera pipa
dengan sudle tersebut dengan tekanan tertentu untuk beberapa saat. Setelah
sambungan dingin baru pipa dilubangi dengan alat yang biasanya sudah ada pada
sambungannya.

Penyambungan dengan Elektro Welding
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan KONTROL BOX khusus dengan
tegangan yang harus sama dengan tegangan dari spesifikasi sambungan yang
ditentukan oleh produsen sambungan tersebut. Mula-mula kedua permukaan yang
akan disambung harus dibersihkan dengan cairan pembersih.Sambung pipa
dengan sambungan yang akan dilas. Kemudian kabel dari kontrol box disambung
kedalam sambungan yang tersedia. Hidupkan kontrol box dan secara otomatis
akan berhenti sendiri bila proses penyambungan selesai. Sebagai kontrol, material
dari dalam akan keluar dari lubang indikator pada sambungan.

D. Pekerjaan Pemasangan Pipa Ductile Cast Iron
1. Umum
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara dalam kondisi baik
pekakas dan peralatan untuk menangani dan memasang pipa dan valve. Cara
pemasangan pipa dan penggunaan perkakas dan juga peralatan harus sesuai
dengan rekomendasi pabrik.
Penopang pipa yang memadai harus disediakan bagi pemasangan pipa walaupun
bahan penopang tidak diperlihatkan dalam gambar kerja.
Bagian dalam semua pipa dan valve yang dipasang, harus dijaga tetap bersih dan
bebas dari benda asing dan kotoran sepanjang waktu. Langkah pencegahan
mencakup penggunaan kain pembersih dan alat bantu lain yang memadai menurut
petunjuk direksi selama pemasangan pipa, dan penyumbatan yang rapat semua
celah/lubang yang ada pada setiap akhir hari kerja.
Pipa dipasang secara seragam dan menerus pada jalur dan ketinggian
sebagaimana diperlihatkan dalam gambar kerja dan sesuai dengan cara
pemasangan yang ditetapkan terlebih dahulu. Sebelum menempatkan pipa pada
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 144
posisinya, ketinggian dan alinyamen akhir harus diperiksa terlebih dahulu dengan
menggunakan peralatan survey.
Pipa, valve dan fitting harus diperiksa secara teliti dari kerusakan saat
pemasangan. Bahan yang didapati rusak sebelum, selama dan setelah dipasang
harus diberi tanda secara permanen, disingkirkan dari lokasi pekerjaan, dan diganti
dengan yang baik.

E. Pemasangan Pipa
1. Penurunan Pipa ke dalam Galian
Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus disediakan dan
digunakan oleh Penyedia Barang/Jasa untuk keamanan dan kenyamanan
pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam
galian, satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau
dengan mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara
sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung luar
(protective coating) serta lapisan pelindung dalam (lining). Bahan tersebut sama
sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
2. Pemeriksaan Sebelum Sambungan
Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara teliti dari retak dan kerusakan lainnya
pada saat benda berada diatas galian sebelum saat pemasangan dalam posisi
akhir.
Ujung spigot harus diperiksa dengan teliti karena daerah ini merupakan yang paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganan.
Pipa atau fitting yang rusak harus diletakan terpisah untuk diperiksa oleh direksi
yang akan menetapkan perbaikan yang diperlukan atau menoaknya.
3. Pembersihan Pipa dan Fitting
Semua gumpalam, gelembung udara, dan kelebihan lapisan pelindung harus
disingkirkan dari bell dan ujung spigot setiap pipa dan sebelum pipa dipasang
bagian luar ujung spigot dan bagian dalam bell harus diseka bersih, kering dan
bebas minyak atau lemak.
4. Pemasangan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa saat dipasang dalam jalurnya. Selama pemasangan berlangsung,
benda, perkakas, kain atau bahan lainnya tidak boleh diletakan dalam pipa
Pada saat batangan pipa diletakan kedalam galian, ujung spigot harus ditempatkan
pada lingkaran bell dan ditekan masuk serta diatur pada jalur yang benar. Pipa
dimantapkan pada tempatnya dengan bahan urugan yang telah disetujui yang
kemudian dipadatkan kecuali pada bagian bell. Langkah pencegahan harus
dilakukan guna mencegah tanah atau bahan lainnya masuk kedalam ruang
sambungan.
Pada saat tidak dilakukan pemasangan pipa, bukaan pada ujung pipa harus ditutup
dengan cara yang memadai yang disetujui oleh direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa guna menyisipkan tee, bend atau valve ataupun untuk tujuan lain
harus dilakukan dengan mesin pemotong yang sesuai dengan cara yang rapi dan
tenaga terlatih tanpa menimbulkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 145
dalamnya serta menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang sesuai terhadap
sumbu pipa.

F. Penyambungan Pipa Jenis
Penyambungan pipa yang ditentukan berikut ini hanya memperlihatkan penerapannya
secara umum. Untuk rincian pekerjaan penyambungan, Penyedia Barang/Jasa harus
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti perintah direksi.
Semua pipa yang ditentukan dalam bagian ini, mencakup pula fitting dari jenis
sambungan yang sama/sejenis.
1. Pemasangan Perlengkapan
Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell jenis pipa dengan sambungan
mekanik (mechanical joint) ini harus dibersihkan dengan kain yang bersih agar
bebas dari kotoran.
Bis tekan (gland) dan cincin karet ductile iron selanjutnya disisipkan diujung spigot
dengan bibir bis-tekan menghadap kearah ujung bell atau socket.

2. Pembautan Sambungan
Seluruh bagian pipa harus ditekan/didorong masuk guna menempatkan ujung
spigot pada bell. Cincin karet sedemikian harus ditekan keposisinya dalam bell,
perhatian perlu diberikan untuk menempatkan cincin karet secara merata
disekeliling sambungan.
Bis-tekan ductile iron harus digeser sepanjang pipa sampai pada posisi untuk
pembautan, semua baut dimasukan dan sekrup diputar dengan tangan. Semua
sekrup dikencangkan dengan kunci puntir (wrench) yang sesuai.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat harus dikencangkan bergantian agar
diperoleh tekanan yang seimbang diseluruh bis-tekan.
Akhirnya semua sekrup harus dikencangkan dengan kunci puntir dan pastikan
bahwa semua sekrup telah dikencangkan dengan puntiran (torque) yang telah
ditentukan. Puntiran baut bagi setiap ukuran baut harus sesuai dengan standar
pabriknya tetapi secara umum adalah sebagai berikut :
Ukuran Sekrup (mm) Diameter Nominal Pipa (mm) Standar Momen Puntir (kg-m)

16 75 6
20 100 600 10
24 700 800 14
30 900 atau lebih besar 20

3. Sudut belokan yang diperbolehkan untuk pipa dengan sambungan mekanik
Bilamana diperlukan untuk membelokkan pipa dengan sambungan mekanik agar
supaya membentuk lengkungan berjari-jari panjang, besarnya penyimpangan harus
sesuai dengan petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.

G. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Push On
1. Pemasangan
Jenis sambungan push on diterapkan untuk pipa diameter 300 mm dan yang lebih
kecil dan dengan memakai jenis sambungan mekanik dimana pipa lurus dan fitting
atau fittingnya itu sendiri disambungkan.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 146
Pemasangan dan penyambungan pipa sambungan push on dengan fitting harus
dilakukan dengan bahan pelicin (lubricant) yang disetujui oleh direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan katalog dan data teknis serta contoh
kepada direksi sebelum menggunakan bahan pelicin tersebut dalam pekerjaannya
dalam waktu yang cukup bagi direksi untuk memeriksanya terlebih dahulu.
Bagi semua sambungan antara fitting dan pipa lurus, atau fittingnya sendiri harus
digunakan sambungan mekanik kecuali untuk sambungan lainnya dimana direksi
menerima dan menyetujuinya.
Ujung spigot yang terpotong dari suatu pipa lurus tidak boleh dicoba disambungkan
dengan socket jenis sambungan push on.
Dibagian luar spigot dan dibagian dalam bell pipa jenis push on harus dibersihkan
dengan kain bersih agar bebas dari kotoran.
Setelah melumuri zat pelicin yang telah disetujui disekeliling spigot, cincin karet
harus dilepas dari ujung spigot pipa dan memasangnya ditempat yang telah
ditunjukkan oleh pabrik.
Penyisipan socket kedalam spigot harus dilakukan dengan cara yang disetujui oleh
direksi. Setelah penyisipan tersebut, kedalaman antara socket dan cincin karet
sekelilingnya harus diperiksa dengan alat yang sesuai.
Jika kedalaman yang diperiksa tidak sesuai dengan rekomendasi pabrik, dan jika
cincin karet terpelintir dalam socket, pipa yang telah tersambung harus dilepas dan
pemasangan pipa harus diulangi lagi.
Cincin karet yang mengalami kerusakan atau deformasi/transformasi tidak boleh
digunakan untuk pekerjaan penyambungan dan harus dikembalikan kepada pemilik
dengan diberi tanda yang jelas dan catatan yang memberitahukan keadaan
kerusakan tersebut.
Pipa yang telah tersambung harus dipisahkan/dilepas dengan hati-hati dengan alat
yang telah disetujui oleh direksi serta tidak dilakukan dengan kasar.
2. Sudut Belokan Yang diperbolehkan Untuk Pipa Dengan Sambungan Push On
Bilamana diperlukan membelokan pipa sambungan push on agar membentuk
belokan dengan jari-jari yang panjang, besarnya belokan harus sesuai dengan
petunjuk pabrik dan sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi.

H. Penyambungan Pipa Jenis Sambungan Flens (Flanged)
Setelah membersihkan seluruh permukaan flens bahan sambungan harus
dikencangkan dengan kunci puntir yang sesuai.
Sekrup yang terpisah dalam sudut 180 derajat satu sama lain harus dikencangkan
bergantian agar diperoleh tekanan yang merata diseluruh permukaan flens.
Semua baut dan mur untuk flens harus dilumuri gemuk (grease) dengan merata.
Semua mur benar-benar dikencangkan dengan puntiran yang telah ditentukan
menggunakan kunci puntir sebagaimana yang diperlihatkan berikut ini :

Ukuran Baut (mm) Diameter Nominal Pipa (mm) Standar Momen Puntir (kg-m)
16 75 - 200 6
20 200 - 300 9
22 350 - 400 12
24 450 - 600 18
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 147
Ukuran Baut (mm) Diameter Nominal Pipa (mm) Standar Momen Puntir (kg-m)
30 700 - 1200 33
36 1350 - 1800 50
42 2000 - 2400 58
48 2600 70

I. Penyambungan Dengan Sambungan Penahan (Restraint J oint)
1. Umum
Penyedia Barang/Jasa harus memasang sambungan penahan untuk pipa jenis
sambungan mekanik dan fitting sebagaimana ditentukan atau diperlihatkan dalam
gambar untuk mencegah kemungkinan pipa dan fitting lepas dari sambungan akibat
dorongan (thrust) atau pergerakan (movements)
2. Pemasangan
Pemasangan sambungan penahan, kecuali diperintahkan oleh direksi harus sesuai
dengan petunjuk pabrik.
Pipa yang berdekatan dikedua ujung fitting seperti tee, cross, bend dan reducer
pada umumnya harus disambung tanpa pemotongan sehingga tidak mengurangi
pengarah sambungan penahan. Penyedia Barang/Jasa harus mengukur
sambungan dengan pipa guna memastikan kebutuhan diatas.

Tambahan sambungan penahan harus dipasang pada sambungan dengan fitting
tersebut bila pipa dipotong untuk penyesuaiannya atau untuk menjaga alinyamen
pada fitting tersebut sesuai perintah direksi.

Jumlah set sambungan penahan untuk berbagai macam fitting yang akan dipasang,
kecuali diperlihatkan lain dalam gambar harus sebagai berikut tetapi tidak terbatas
pada:
Tee : 3 set untuk semua ukuran Tee pada socket dan ujung spigot dan branchs
socket end.
Reducer :2 set untuk semua ukuran reducer pada socket dan ujung spigot
Bend : 2 set untuk ukuran berikut ini dan sudut belokan pada socket dan
ujung spigot.
- Semua ukuran bend dengan sudut belokan 90 derajat dan 45 derajat
- Bend dengan diameter 200 mm dan yang lebih besar mempunyai sudut
belokan 22 derajat
- Bend dengan diameter 300 mm dan yang lebih besar mempunyai sudut
belokan 11 derajat.
Blow off ...1 set untuk semua ukuran blow off branch pada ujung cabang socket
Sambungan penahan pada collar, bell dan flanges dan flange dan spigot harus
dipasang hanya bila memang diperintahkan direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus memasang semua tambahan sambungan penahan
sebagaimana yang diperintahkan oleh direksi atas biaya Penyedia Barang/Jasa
sendiri.

J. Pemasangan Sambungan Flexible dan Coupling
1. Umum
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 148
Semua sambungan flexible dan coupling harus dipasang dengan benar pada jalur
dan ketinggian sebagaimana diperlihatkan dalam gambar.
Ujung flange atau coupling sambungan tersebut harus dibersihkan sebelum
pemasangan. Semua ujung flange harus dipasang dan dikencangkan sebagaimana
telah ditentukan. Penyambungan coupling harus sesuai dengan petunjuk pabrik.
2. Sambungan Flexible
Semua sambungan flexible harus dipasang dibawah tanah untuk penyambungan
pipa yang terpendam dan pipa yang terbungkus dalam bangunan beton.
Tekukan, kontraksi, ekspansi ataupun transformasi lainnya pada sambungan
tersebut harus dihindari sebelum pemasangan.
Perhatian perlu diperhatikan selama transportasi, penurunan dan pemasangan
guna menghindari kemungkinan terjadinya transformasi yang disebutkan tadi pada
sambungan flexible. Oleh karenanya, Penyedia Barang/Jasa tidak boleh melepas
rusuk (ribs), pelindung atau perlengkapan lain yang disertakan pada sambungan
sebebelum pekerjaan penyambungan selesai.
3. Sleeve Coupling
Semua sleeve coupling harus dipasang dan memberi jarak bersih 3,0 cm atau
sesuai standar pabrik antara dua ujung pipa yang akan dipasangkan oleh
sambungan tersebut.

9.5.8.5 Pemasangan Galvanized Iron Pipe
A. Umum
Singkatan GIP yang digunakan dalam spesifikasi dan dokumen ataupun gambar berarti
Galvanized Iron Pipe.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan dan memelihara dalam keadaan baik
perkakas peralatan yang sesuai bagi pengamanan dan pemasangan pipa, valve dan
fitting.
Cara pemasangan pipa dan penggunaan perkakas serta peralatan harus sesuai dan
memahami petunjuk dari pabrik atau mengikuti pengarahan direksi.

B. Pemasangan Pipa
1. Penuruna Pipa ke Dalam Galian
Peralatan, perkakas, dan fasilitas yang memuaskan direksi harus disediakan dan
digunakan oleh Penyedia Barang/Jasa untuk keamanan dan kenyamanan
pekerjaan. Semua pipa, fitting dan valve harus diturunkan secara hati-hati kedalam
galian, satu persatu dengan batasan diameter memakai crane, derek, tali atau
dengan mesin perkakas atau peralatan lainnya yang sesuai dengan cara
sedemikian rupa agar mencegah kerusakan terhadap bahan lapisan pelindung luar
(protective coating) serta lapisan pelindung dalam (lining). Bahan tersebut sama
sekali tidak diperkenankan dijatuhkan atau dilemparkan kedalam galian.
2. Pemeriksaan Sebelum Pemasangan
Semua pipa dan fitting harus diperiksa secara hati-hati dari kemungkinan kerusakan
pada saat berada diatas galian sesaat sebelum dipasang pada posisi akhir.
Setiap ujung pipa harus diperiksa dengan secara khusus, karena daerah ini paling
mudah mengalami kerusakan dalam penanganannya. Pipa atau fitting yang
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 149
rusak/cacat harus diletakan terpisah untuk pemeriksaan oleh direksi yang
menentukan perbaikan yang diperlukan ataupun menolaknya.
3. Pembersihan Pipa dan Fitting
Bagian luar dan dalam ujung pipa harus dibersihkan dengan kain kering dan bersih,
dikeringkan dan bebas dari minyak, lemak sebelum dipasang.
Bila ada profil pengaku badan (stiffeners) guna melindungi pipa, semua profil
pengaku tersebut harus disingkirkan sampai bersih demikian pula benda asing
lainnya dalam pipa.
4. Perletakan Pipa
Tindakan pencegahan harus dilakukan untuk mencegah benda asing masuk
kedalam pipa pada saat pipa diletakan pada jalur.
Selama berlangsungnya peletakan, tidak boleh ada kotoran, perkakas, kain,
ataupun benda-benda lainnya ditempatkan dalam pipa.
Saat satuan panjang pipa dalam galian, setiap ujung pipa harus dipasang
berhadapan dengan pipa yang sebelumnya, pipa dipasang dan ditempatkan pada
jalur dan ketinggian yang benar. Pipa dimantapkan ditempatkan dengan bahan
urugan yang telah disetujui dan dipadatkan dengan ketinggian yang sama kecuali
pada ujung pipa. Tindakan pencegahan perlu dilakukan untuk mencegah tanah
atau kotoran lainnya masuk ke sambungan.
Setiap saat bila pemasangan pipa sedang berlangsung, ujung pipa harus
ditutup/disumbat dengan bahan yang memadai dan dengan cara yang disetujui oleh
direksi.
5. Pemotongan Pipa
Pemotongan pipa untuk menyisipkan Tee, Bend atau Valve atau tujuan
lainnya, harus dilakukan dengan mesin potong yang sesuai dengan cara yang rapih
dan baik, tanpa menyebabkan kerusakan pada pipa maupun lapisan pelindung
dalamnya dan menghasilkan ujung yang halus pada sudut yang tepat terhadap
sumbu pipa.
Pemotongan pipa baja harus dikerjakan dengan mesin pemotong yang sesuai
menghasilkan potongan yang halus pada sudut yang benar atau sudut yang diminta
terhadap sumbu pipa.
Pemotongan perlu dijaga agar jangan sampai merusak lapisan pelindung luar
maupun lapisan pelindung pipa dalam. Ujung potongan pipa yang dipotong
tersebut, harus dipotong serong (Beveled) dengan ukuran yang sama sebagaimana
yang ditentukan dalam spesifikasi.
Tidak boleh ada fitting seperti Bend, Tee, dan flange dan spigot dipotong
untuk pekerjaan pemasangan pipa, sejauh tidak ada instruksi tertulis yang diberikan
kepada Penyedia Barang/Jasa dari direksi.

C. Penyambungan Pipa Galvanized
Penyambungan pipa galvanized dilakukan dengan memakai sok seperti yang
ditentukan sebelum pipa disambung, maka bagian ulir dari sok atau ujung-ujung pipa
harus dibersihkan dari kotoran-kotoran. Setelah itu pada ulir pipa dipasang serat nanas
dan baru dimasukan secara hati-hati pada sok dan diputar sampai kencang betul.

D. Penyambungan Dengan Pengelasan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 150
1. Umum
Pengelasan pipa galvanized di lapangan harus disesuaikan dengan persyaratan
yang ditentukan berikut ini. Hal-hal yang tidak dijelaskan dalam spesifikasi ini,
mengacu pada standar ataupun pedoman (code) berikut ini.
a. Codes of Japanese Waterworks Steel Pipes Manufactures Association
(WSP)
b. Codes of Welding Engineering Standard (WES), Japan

Bila pengelasan dilakukan dalam galian, galian harus dilebarkan dan dibuat lebih
dalam agar memungkinkan pengelasan sebagaimana diminta.
Jumlah pipa yang akan menjadi satu, dengan panjang yang sesuai yang dilakukan
diatas permukaan tanah, serta cara perletakannya ke posisi yang sesuai, harus
disetujui terlebih dahulu oleh Direksi.
Untuk jembatan pipa, harus diuji sepanjang seluruh pinggiran setiap sambungan,
dengan cara pengujian radiografi kecuali ditentukan lain.
Penyambungan dengan pengelasan harus dilakukan baik dengan sambungan
dengan las tumpul tunggal (singgle-welded butt joint) atau las-tumpul ganda
(double-welded butt joint) sesuai yang ditentukan

2. Juru Las (Welder)
Penyedia Barang/Jasa harus memasukkan pengalaman dan kualifikasi juru las
yang diusulkan untuk persetujuan Direksi.
Juru las tersebut harus memiliki pengalaman dan kualifikasi yang cukup bagi
pekerjaan pengelasan, dan memegang sertifikat atau ijazah yang dikeluarkan oleh
bada berwenang.

3. Batang Las dan Mesin Las
Batang las harus sesuai persyaratan yang ditentukan dalam JIS Z 3211 dan 3212
atau yang memiliki kuat tarik yang setara atau lebih baik dari logam dasar bahan
pipa.
Batang las yang menyerap lengas (moisture) tidak boleh digunakan dan tingkat
lengas harus lebih kecil dari 2,5 % untuk batang yang diiluminasi (illuminated rod)
dan 0,5 % untuk batang yang hydrogennya rendah (low hydrogenous rod)
Mesin las, harus mesin pengelasan busur nyala (Arc Welding Machine) dengan
arus AC atau pengelasan busur nyala DC, sebagaimana yang ditentukan dalam JIS
C 9301 atau pada standar yang telah diterima oleh Direksi.

4. Penyiapan Ujung Pipa
Ujung pipa seluruhnya harus mempunyai alur menyudut/serong (bewel) yang
sesuai sebelum pengelasan. Kecuali ditentukan lain atau disetujui oleh Direksi, alur
tersebut harus dibuat pada bagian permukaan luar (exterior) untuk pipa dengan
diameter 700 mm dan yang lebih kecil dan pada permukaan dalam (interior) untuk
pipa dengan diameter 800 mm dan yang lebih besar.
Pipa yang mempunyai ketebalan dinding 16 mm atau lebih, harus ada alur dikedua
sisi pipa agar dapat dilakkan sambungan las tumpul ganda (double welded butt
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 151
joint). Bentuk dan ukuran celah yang terbentuk oleh alur menyudut tersebut, harus
sesuai dengan JIS G-3443 atau sebagaimana yang disetujui oleh Direksi.

5. Pengelasan
Sebelum pengerjaan pengelasan, permukaan alur harus dibersihkan dari debu,
tanah dan karat dengan menyikat dan mengasah (grinding).
Bila pipa akan dipotong di lapangan, lapisan pelindung dalam maupun lapisan
pelindung luar pada kedua ujung pipa, harus dikupas minimum 10 cm, kemudian
ujung pipa dibuat alur sebagaimana yang ditentukan.
Fitting tidak boleh dipotong di lapangan.
Atas pengelasan dan kecepatan harus dijaga selama pekerjaan pengelasan, harus
terus menerus (berlanjut) dari bagian dasar ke bagian atas pinggiran pipa.
Bila pengelasan dilakukan di lapangan, Penyedia Barang/Jasa harus
memperhatikan keadaan cuaca seperti hujan, temperatur, kelembaban dan angin.
Pekerjaan tidak boleh dilakukan dalam kondisi cuaca seperti yang telah disebutkan
tanpa perlindungan atau persetujuan dari Direksi.
Permukaan hasil pengelasan harus seragam tanpa ada sempalan yang berlebihan,
tumpang tindih dan ketidak rataan.

E. Pengujian Tanpa Merusak Pada Pengelasan di Lapangan
1. Umum
Bagian ini dipakai untuk Pengujian Tanpa Merusak Sambungan dengan
pengelasan setelah pemasangan pipa. Bagian pipa baja bawah tanah, semua
pengelasan dilapangan harus diuji dengan cara uji cairan penembus dengan
perwarna (dye penetrant test).
Pengujian harus dilakukan oleh perusahaan pemeriksa yang independen yang
memiliki sertifikat dari badan yang berwenang.
Penyedia Barang/Jasa harus memberikan keterangan mengenai perusahaan
pemeriksa yang diusulkan beserta pengalamannya, bersama dengan kualifikasi
kepala pengawas yang disebutkan untuk persetujuan Direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan semua tenaga kerja, peralatan dan
bahan untuk pengujian tanpa merusak pada sambungan dengan pengelasan di
lapangan.
Semua pengujian harus dilakukan dengan dihadiri Direksi atau wakilnya, kecuali
disetujui lain oleh Direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus menunjuk kepala pengawas yang mampu, yang
bertanggung jawab dalam mengawasi prosedur pengujian sambungan dengan
pengelasan.
Penyedia Barang/Jasa harus menyusun dan menyerahkan laporan mengenai hasil
pengujian sambungan dengan pengelasan yang dilakukan dilapangan kepada
Direksi. Laporan harus berisi analisa dari pengujian, film, rekaman fotografi dan
sebagainya; yang ditandatangani oleh pengawas dan diserahkan sebanyak 5 (lima)
copy kepada Direksi.
2. Pemeriksaan Secara Amatan (Visual Inspection)
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 152
Pengelasan alur dan pengelasan kedua harus diperiksa secara amatan. Kerusakan
berikut ini dapat menyebabkan ditolaknya hasil pengelasan dan Penyedia
Barang/Jasa harus mengelas dan menguji kembali atas biayanya sendiri.
Adanya lubang (pit) di permukaan
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman 1 mm atau lebih
Adanya potongan berlebih (undercut) dengan kedalaman lebih dari 0,5 mm
dan kurang dari 1,0 mm dan lebih dari ketebalan dinding.
Adanya tumpang tindih (overlap)
Adanya penguatan berlebihan
Ketebalan Dinding
(mm)
Maximum Reinforcement
(mm)
12,1 atau lebih kecil 3,2
Lebih besar dari 12,7 4,8
Butiran yang tidak merata (unven beads), dan
Adanya kerusakan akibat nyala (are strike)
3. Uji Cairan Penembus Dengan Warna
Penetrasi warna harus dipakai pada pengelasan terakhir dan prosedur pelaksanaan
harus memenuhi rekomendasi pabrik.
Adanya retakan dan/atau lubang harus diperbaiki dan diuji ulang atas biaya
Penyedia Barang/Jasa sendiri.
Direksi dapat meniadakan uji cairan penembus dengan warna, bila kemampuan
pengelasan Penyedia Barang/Jasa dapat diterima atas dasar pengujian yang
diserahkan oleh perusahaan pemeriksa yang independen

9.5.8.6 Lapisan Pelindung Luar (Protective Coating) dan Lapisan Pelindung Dalam
(Lining)
A. Umum
Bilamana perlu atau ditetapkan semua sambungan pipa baja dan "fitting" termasuk
"coupling"; sambungan "flexible" harus dilindungi sesuai dengan persyaratan yang
dicantumkan dalam spesifikasi ini.
Bahan pelindung yang dipakai untuk pekerjaan, harus produk pabrik yang
menghasilkan produksi bahan tersebut dalam jumlah besar.
Pengarahan petunjuk dan penjelasan teknis dari pabrik, yang diperlukan oleh Pemilik,
harus disediakan/diberikan terlebih dahulu. Warna dan lainnya, bila tidak ditentukan
akan dipilih oleh Direksi.

B. Pelapisan Pipa Baja dan Fitting
1. Pipa Baja yang terekpos
Seluruh permukaan pipa baja dan "fitting" yang terekspos udara, harus diberi tiga
lapisan cair sebagai tambahan pada lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik,
dan dilakukan setelah pembersihan dan pengeringan permukaan lapisan tersebut.
Jika ditemui kerusakan sebelum pelapisan di lapangan, kerusakan tersebut harus
diperbaiki sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi. Pelapisan tersebut harus
dilakukan sesuai dengan urutan sebagai berikut :
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 153
Lapisan Pertama Meni besi, total minimum ketebalan lapisan keying, 35
microns.
Lapisan Kedua Cat dasar, total minimum ketebalan lapisan kerin, 25
microns.
Lapisan Ketiga Dua lapis cat akhir, masing-masing 20 microns.
Lapisan pertama harus memenuhi "JIS K5622, Red-Lead Anticorrosive Paint. Class
2" atau "JIS K5523 Lead Suboxide Anticorrosive Paint. Class 2" atau yang setara.
Lapisan pertama, kedua dan ketiga, jika mungkin haruslah produk dari pabrik yang
sama sebagaimana pula lapisan primer dan lapisan pertama dari pabrik. Produk
tersebut haruslah produk terdaftar.
Semua penopang, angker dan perlengkapan lainnya harus dicat sebagaimana
ditentukan untuk pipa dan "fitting", yang mana mereka terpisah
2. Pipa baja yang terendam
Lapisan pelindung digunakan ada pipa baja yang akan dipendam, dalam proyek
terdiri dari :
"Head-Shrinkable Sleeve" atau "Sheet System" (untuk sambungan dengan
pengelasan)
"Epoxy Lining" atau "Coal Tar Epoxy Lining System" (untuk "Sleeve Coupling

),
dan
Petrolatum Corrosin Protective Tape S
'
Nsteni" (untuk sambungan expansi)
(expansion joints).
Spesifikasi ini mencakup hanya hal-hal yang bersifat dasar dan hal-hal yang tak
dapat dihindarkan. Semua rincian cara pemasangan sebagaimana yang
ditunjukkan/direkomendasikan oleh pabrik.
a. Head Shrinkable Sleeve atau Sheet
Semua sambungan yang dilas yang dipendam di bawah tanah harus dilindungi
dengan "Head-shrinkable sleeve" atau "sheet".
Bahan tersebut akan disediakan oleh Pemilik.
Penyedia Barang/Jasa harus melakukan pekerjaan pemasangan, di bawah
petunjuk instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan tersebut. Nama
pemasok bahan akan diberitahukan kepada Penyedia Barang/Jasa oleh
Pemilik, dan semua biaya bagi penugasan Instruktur tersebut menjadi beban
Penyedia Barang/Jasa.

Head Shrinkable Sleeve

Pemasangan "Sleeve"
Panjang tumpang tindih (overlapping) antara lapisan dari pabrik dan lapisan
yang dipasang di lapangan harus lebih dari 50 mm pada kedua sisinya.
Sebelum pekerjaan pengelasan sambungan, sejumlah sleeve yang diperlukan
harus dipotong dengan panjang yang sesuai, dan disisipkan ke pipa sebelum
ditempatkan dalam galian. "Sleeve" tersebut harus berada di tempat yang tidak
terpengaruh oleh panas pengelasan.

Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Semua percikan, butiran dan lain sebagainya yang timbul di daerah pengelasan
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 154
harus disingkirkan dengan alat pembersih yang memadai, dan setiap
permukaan pipa akan ditutup dengan "sleeve" harus dihaluskan terlebih dahulu.

Pemanasan Pendahuluan Pada Pipa
Area yang akan ditutupi dengan "wrapping", harus dipanasi dahulu dengan
pembakar (burner) sampai kurang lebih 60 derajat, dan "wrapping" harus
diletakkan ditempatnya untuk menutupi daerah sambungan, setelah
menyingkirkan lapisan pemisah dari "wrapping".
Panjang tumpang tindih antara lapisan dari pabrik dan lapisan yang dipasang di
lapangan harus lebih besar dari 50 mm.

Pemanasan dan Pengerutan "Sleeve"
Pemanasan "sleeve" harus dilakukan dengan pembakar

yang disetujui oleh
Direksi. mulai dari bagian tengah "sleeve". Udara yang berada di antara
"sleeve" dan pipa, harus disingkirkan seluruh secara perlahan dan pastil.
Pengerutan akan berlanjut secara merata, sampai sifat adhesive "sleeve"
timbul.

Head Shrinkable Sheet

Penanganan Pendahuluan Permukaan Pipa
Penanganan komponen terdahulu (a) dan i) "Head-Shrinkable Sleeve". Kata
"Sleeve" harus dibaca "sheet",

Pemanasan Pendahuluan Pipa
Bagian yang akan ditutup dengan "sheet", harus dipanaskan dahulu dengan
pembakar sampai kurang lebih 60 derajat.
Panjang tumpang tindih antara pelapisan dari pabrik dan pelapisan di lapangan
harus lebih darl 50 mm, dan tumpang tindih untuk "sheet" itu sendiri harus lebih
dari 100 mm.

Pemanasan dan Pengerutan "Sheet"
Setelah melakukan 'sheet" pada pipa, "sheet" tersebut harus dikerutkan dengan
pembakar, secara merata, dan udara yang berada diantara
-
sheet" dan pipa
harus disingkirkan seluruhnya secara perlahan tapi pasti.
Pengerutan harus dilanjutkan sampai bahan perekatnya timbul dari "sheet".

b. Pelapisan Epoxy atau Pelapisan Coat Tar Epoxy
"Sleeve coupling" yang disediakan oleh Pemilik dilindungi dengan bahan
khusus. Penyedia Barang/Jasa harus menangani bahan tersebut dengan
sangat hati-hati jangan sampai merusak ataupun menggores permukaan bahan
pelapis.
Semua bagian yang rusak atau tergores dan bagian sekitarnya pada
permukaan lapisan pelindung "sleeve coupliiig" harus diberi lapisan kembali
sebagaimana berikut ini.
Semua biaya bagi bahan pelapisan "epoxy' atau pelapisan "coal tar epoxy'',
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 155
tenaga kerja, peralatan dan perkakas harus ditanggung oleh Penyedia
Barang/Jasa.
Penyedia Barang/Jasa harus memasukan data teknis dan contoh (sample)
bahan pelapisan tersebut untuk persetujuan Direksi.
Pelapisan Epoxy
- Satu (1) lapisan dari cairan epoxy primer
- Satu (I) atau lebih lapisan cairan finish coat.
Pelapisan Coal Tar Epoxy
- Satu (1) lapisan "epoxy primer',
- Dua (2) lapisan "epoxy finish coat"
c. Pipa Pelindung Korosi Petrolatum
Semua sambungan "expansion" harus dilindungi dengan pelindung korosi
"petrolatum" Bahan harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
Penyedia Barang/Jasa harus melaksanakan pekerjaan pemasangan di
bawah pengawasan instruktur yang ditugaskan oleh pemasok bahan.
Penyedia Barang/Jasa harus memasukan data teknis dan contoh (sample)
bahan tersebut besarnya dengan data pengalaman instruktur yang akan
ditugaskan oleh pabrik, untuk persetujuan Direksi.
Pembungkusan pita pelindung oleh bahan tersebui, harus dilanjutkan ke
bagian beton tidak kurang dari 15 cm sesuai dengan petunjuk dari pabrik.
Permukaan yang akan dilapisi dengan pelindung korosi "petrolatum" harus
dibersihkan. Karat, kotoran dan debu, air, minyak dan lemak harus disingkirkan
seluruhnya dari permukaan yang akan dilapisi.
Setelah membersihkan permukaan, permukaan tersebut harus ditutup
dengan pasta. Cekungan harus diisi dengan bahan pengisi (filler) sampai
permukaan rata dan halus. Pasta tersebut dan bahan pengisi harus produk
yang disuplai oleh pabrik, pita pelindung korosi "petrolatum".
Pita pelindung korosi "petrolatum" harus ditarik dengan tegangan yang cukup
agar cukup merenggangkan pita tersebut. Paling sedikit 150 mm permukaan
pita harus ditekan dengan tangan agar dapat mengikatnya dengan baik dan
mantap.
Dalam hal pita yang disediakan pemilik habis, Penyedia Barang/Jasa harus
menyediakan pita yang sama atau setara yang disetujui Direksi atas biaya
Penyedia Barang/Jasa sendiri.

9.5.8.7 Pembuatan Perlintasan Pipa
A. Jembatan Pipa
1. Bahan yang digunakan
Pipa dan accesories
Beton

2. Spesifikasi Teknis
Pipa dan accesories, sesuai standar yang berlaku
Beton, sesuai standar spesifikasi beton bertulang kedap air Nomor : SK SNI S
36 1990 - 03
B. Syphon3
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 156
1. Bahan yang digunakan
Pipa dan accesories
Beton selubung

2. Spesifikasi Teknis
Pipa dan accesories, sesuai standar yang berlaku
Beton selubung, sesuai standar spesifikasi beton bertulang kedap air Nomor :
SK SNI S 36 1990 - 03
9.5.9 Pengujian Hidrostatis dan Desinfeksi
9.5.9.1 Umum

Setelah pemasangan jalur pipa, termasuk pipa induk, "valve", bangunan khusus jembatan
pipa, penembusan pipa (pipe driving), perlintasan pipa dan perlengkapan lainnya, harus
dilakukan pengujian pada jalur pipa tersebut sesuai dengan spesifikasi ini.
Pengujian tekanan air (hydrostatic-pressure test) pada jalur pipa dilakukan dengan tujuan
untuk meyakinkan/menjamin bahwa sambungan pipa dan perlengkapannya dalam
keadaan balk, kuat dan tidak bocor serta biok-blok penahan (thrus block permanen)
sanggup menahan tekanan sesuai dengan tekanan kerja pipa.
Penyedia Barang/Jasa harus menyediakan tenaga kerja, peralatan dan bahan untuk
pengulian tekanan air dan pengujian kebocoran. Peralatan meter yang diperlukan untuk
penguatan tekanan dan kebocoran harus disediakan oleh Penyedia Barang/Jasa.
Bagian jaringan pipa yang akan diuji diisi penuh dengan air. Penyedia Barang/Jasa dapat
menggunakan sumber air yang ada tanpa biaya atau menyediakan sumber air tersendiri
dengan biaya sendiri. Pengisian air ini dilakukan dengan pemompaan (an electric piston
type test pump) yang dilengkapi meteran air, harus dicegah terjadinya gelombang-
gelombang tekanan, semua udara di dalam pipa harus dilepas, dan sebuah manometer
dengan kran penutupnya harus dihubungkan pada cabang jaringan pipa yang diuji.
Apabila bagian pipa yang diuji ini tidak terdapat katup udara maka cara pengeluaran udara
akan ditentukan oleh Tenaga Ahli.
1) Air untuk penguatan akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya Penyedia
Barang/Jasa.
2) Seluruh pekerjaan pengujian harus dilakukan dengan disaksikan oleh Direksi atau
wakilnya.

9.5.9.2 Uji Tekan
Setelah pipa dipasang, semua pipa baru yang dipasang atau setiap bagian pipa baru yang
dipasang katup harus bertekanan hidrostatis minimal 1,5 kali tekanan kerja pada saat
pengujian.

A. Batasan Tekanan
Pengujian tekanan harus sebagai berikut :
1. Tidak boleh lebih kecil dari 1,25 kali tekanan kerja pada tekanan tertinggi selama
pengujian
2. Tidak melebihi tekanan yang direncanakan
3. Paling sedikit dilaksanakan selama 2 jam
4. Tidak bervariasi > 5 psi (0,35 bar) untuk selama pengujian
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 157
5. Tekanan yang diberikan tidak boleh melebihi 2 kali tekanan yang diizinkan untuk
katup atau hidran bila batas tekanan pengujian termasuk pada gate valves atau
hidran.
Catatan :
Katup tidak boleh dioperasikan pada saat tekanan menyebar ke semua arah
melebihi tekanan yang diizinkan
6. Tidak boleh melebihi tekanan katup yang diizinkan bila batas tekanan bagian
yang diuji dari bagian uji termasuk pada saat katup tertutup, baik untuk gate
valves atau katup buterfly.
B. Tekanan Udara
Setiap bagian pipa yabg dipasang katup harus diisi dengan air perlahan-lahan dan
ditentukan uji tekan, berdasarkan evaluasi dari titik terendah dari jalur pipa atau bagian
yang diuji dan dikoreksi terhadap evaluasi alat ukur pengujian, harus dilakukan dengan
cara menyambungkan pompa ke pipa. Katup-katup tidak boleh dioperasikan baik dalam
keadaan tertutup pada tekanan differensial melebihi tekanan yang diizinkan. Cara ini
berguna untuk menstabilkan uji tekan sebelum uji kebocoran.

C. Pelepasan Udara
Sebelum pelaksanaan uji tekan ditentukan, udara harus dibuang seluruhnya dari katup
dan hidran. Apabila ventilasi udara tidak dipasang pada semua titik tertinggi, Penyedia
Barang/Jasa harus memasang katup cock pada titik tersebut diatas sehingga udara
dapat dikeluarkan bersamaan pada saat pipa diisi air. Setelah semua udara dikeluarkan,
katup cock harus ditutup dan uji tekan dilaksanakan. Pada akhir uji tekan cock harus
dilepas dan disumbat atau tinggalkan ditempat sesuai dengan permintaan pemilik.

D. Pemeriksaan
Setiap pipa, fitting, hidran dan sambungan-sambungan yang terlihat harus diperiksa
secara cermat selama pengujian. Setiap pipa, fitting, hidran yang rusak atau cacat
ditemukan pada saat uji tekan harus diperbaiki atau diganti dengan bahan yang baik, dan
pengujian akan diulangi sampai memuaskan pemilik.

9.5.9.3 Uji Kebocoran
Uji kebocoran harus dilakukan segera setelah uji tekan

A. Definisi Kebocoran
Kebocoran harus diartikan sebagai sejumlah air yang harus disuply kedalam pipa yang
baru dipasang atau setiap bagian yang baru dipasang katup, untuk menjaga tekanan
pada 5 psi (0,35 bar) sebagai tekanan uji yang ditentukan sesudah udara pada jalur pipa
sudah dihilangkan dan pipa telah diisi dengan air. Kebocoran tidak boleh diukur dalam
keadaan tekanan turun pada saat pengujian melebihi periode waktu pengujian yang
ditentukan.

B. Kebocoran Yang Diizinkan
Pemasangan pipa dianggap gagal apabila tingkat kebocoran melebihi dari yang
ditentukan dalam persamaan berikut :
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 158
133200
P SD
L

Dimana :
L : Kebocoran yang diizinkan, dalam gallon/jam
S : Panjang pipa uji, dalam feet
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam pound/inch atau
gauge

Dalam satuan metrik :
2816
P SD
Lm
Dimana :
Lm : Kebocoran yang diizinkan, dalam liter/jam
S : Panjang pipa uji, dalam meter
D : Diameter pipa nominal, dalam inch
P : Tekanan uji rata-rata selama uji kebocoran, dalam bar
Formula berdasar pada kebocoran yang diizinkan dari 11,65 gpd per mil, dengan diameter
nominal D = 1 inch dan tekanan P = 150 psi

2. Kebocoran yang diizinkan dengan variasi tekanan ditunjukkan pada tabel di bawah
ini.

Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 159
Tabel 6.21
Bocoran yang diizinkan untuk setiap 1000 ft (305 m) panjang pipa * gph
Tekanan uji rata-rata
psi (bar)
Diameter Normal Pipa (inch)
3 4 6 8 10 12 14 16 18 20 24 30 36 42 48 54

450 (31) 0,48 0,64 0,95 1,27 1.59 1.91 2.23 2.55 2.87 3.18 3.82 4.78 5.73 6.69 7.64 8.00
400 (28) 0,45 0.64 0.90 1.20 1.50 1.80 2.10 2.40 2.70 3.00 3.60 4.50 5.41 6.31 7.21 8.11
350 (24) 0.42 0.60 0.84 1.12 1.40 1.69 1.97 2.22 2.53 2.81 3.37 4.21 5.06 5.90 6.74 7.58
300 (21) 0.39 0.56 0.78 1.04 1.30 1.56 1.82 2.08 2.34 2.60 3.12 3.90 4.68 4.46 6.24 7.02
275 (19) 0.37 0.52 0.75 1.00 1.24 1.49 1.74 1.99 2.24 2.49 2.99 3.73 4.48 5.23 5.98 6.72
250 (17) 0.36 0.50 0.71 1.95 1.19 1.42 1.66 1.90 2.14 2.37 2.85 3.56 4.27 4.99 5.70 6.41
225 (16) 0.34 0.47 0.68 1.90 1.13 1.35 1.58 1.80 2.03 2.25 2.70 3.38 4.05 4.73 5.41 6.03
200 (14) 0.32 0.45 0.64 1.85 1.06 1.28 1.48 1.70 1.91 2.12 2.55 3.19 3.82 4.46 5.09 5.73
275 (12) 0.30 0.59 0.59 1.80 0.99 1.19 1.39 1.59 1.79 1.98 2.38 2.98 3.58 4.17 4.77 5.36
150 (10) 0.28 0.55 0.55 1.74 0.92 1.10 1.29 1.47 1.66 1.84 2.21 2.76 3.31 3.86 4.41 4.97
125 (9) 0.25 0.50 0.50 1.67 0.84 1.01 1.18 1.34 1.51 1.68 2.01 2.52 3.02 3.53 4.03 4.53
100 (7) 0.23 0.45 0.45 1.60 0.75 1.90 1.05 1.20 1.35 1.50 1.80 2.25 2.70 3.15 3.60 4.05

Semua bagian jaringan yang diuji, dengan berbagai diameter,
` kebocoran yang diizinkan akan
merupakan jumlah kebocoran dari setiap pipa
Untuk memperoleh kebocoran dalam liter/jam. Kalikan dengan 3,785
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 160
3. Pada pengujian terhadap dudukan katup tertutup, penambahan kebocoran sebesar 0,0012
lt/jam dari ukuran katup nominal dapat diizinkan.
4. Bila hidran pada bagian uji pengujian harus dilakukan pada hidran tertutup.

C. Penerimaan Hasil Pemasangan
Penerimaan harus ditentukan sesuai dengan tingkat kebocoran yang diizinkan. Bila pada suatu
uji pipa ternyata mengeluarkan bocoran yang lebih besar dari pada yang disyaratkan pada butir
10.3.3., Penyedia Barang/Jasa akan menentukan lokasi kebocoran dan melakukan perbaikan
seperlunya sampai kebocoran sesuai persyaratan yang diizinkan, dan atas biaya sendiri.

9.5.9.4 Penggelontoran Pipa

Air untuk penggelontoran akan disediakan oleh Pemilik atas beban biava Penyedia Barang/Jasa
dan Penyedia Barang/Jasa harus membersihkan semua pipa yang terpasang dengan
Penggelontoran memakai air bersih sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
Penggelontoran dilakukan dengan membuka / menguras cabang pembuang (drainase branch),
mulai dari hulu dan secara bertahap ke arah hilir. Jangka waktu pengurasan cabang pembuang
akan diperintahkan oleh Direksi.
Penyedia Barang/Jasa harus dengan segera menentukan lokasi dan memperbaiki apabila
ditemukan kebocoran selama penggelontoran, sebagaimana diperintahkan Direksi, walaupun
hasil pengujian yang disebutkan di atas disetujui oleh Direksi.

9.5.9.5 Desinfeksi

Sebelum berfungsi dalam sistem layanan. dan sebelum dinyatakan selesai oleh Direksi, semua
pipa induk baru, perluasan atau sambungan ke sistem yang ada, atau "valve" yana ada dalam
jaringan perluasan harus didesinfeksi dengan Chlorine sesuai dengan prosedur berikut ini, atau
sebagaimana yang diperintahkan oleh Direksi.
1) Desinfeksi harus dilakukan dengan mengisi jalur pipa dengan air bersih yang
telah diolah yang mengandung paling sedikit 10 mg/liter sisa Chlorine.
2) Setelah 24 jam, sisa Chlorine harus diperiksa dan jika lebih dari 5 mg/lt hal
tersebut dapat dianggap desinfeksi telah dicapai dengan memuaskan.
3) Walaupun demikian, jika sisa Chlorine memperlihatkan kurang dari 5 mg/liter,
harus ditambah Chlorine, diikuti dengan tambahan periode kontak selama 24
jam.
Desinfeksi termasuk pengukuran sisa Chlorine merupakan tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa, tetapi air dan bahan kimia akan disediakan oleh Pemilik atas beban biaya
Penyedia Barang/Jasa.
Pekerjaan akan mencakup pemasangan pipa sementara atau pengambilan sesuai kebutuhan
bagi injeksi air Chlorine dan pengambilan contoh air untuk pengujian di bawah pengarahan
Direksi.
Pekerjaan yang dilakukan di atas harus dilakukan setelah penyelesaian dan diterimanya
pengujian kebocoran dan tekanan yang disyaratkan.
Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 161







Review Disain SPAM Sistem Petanu

IX - 162


Denpasar, MEI 2012

Pejabat Pembuat Komitmen
Pengembangan SPAM Wilayah II,

Didik Wahyudi, ST
NIP. 19811018 200604 1 005

You might also like