You are on page 1of 2

Anatomi, Histologi, dan Fisiologi Payudara

1. Anatomi Payudara
Payudara adalah kelenjar penghasil ASI, terletak di bagian anterior superior
thorax wanita. Payudara terletak diatas lapisan fasia otot pektoralis mayor pada dua
pertiga supermedial dan sepertiga lateral bawah otot seratus anterior. Payudara terdiri
dari jaringan kelenjar, fibrosa dan lemak. Jaringan ikat memisahkan payudara dari
otot-otot dinding dada, dan otot pektoralis. Sedikit di bawah pusat payudara dewasa
terdapat papila mamaria (puting) yang dikelilingi oleh areola (Price and Wilson,2006).
2. Histologi Payudara
Payudara terdiri atas 15-25 lobi. Setiap lobus dipisahkan oleh stroma interlobar
dan masing-masing memiliki duktus laktiferus yang bermuara pada permukaan papila
mammae. Lobulus mengandung kelompok tubuli kecil yang dilapisi epitel kuboid atau
silindris rendah, diantara tubuli-tubuli kecil ini ada yang dinamakan tubuli ekskretorius
yang dikelilingi jaringan ikat intralobular longgar dan halus yang mengandung
fibroblas, limfosit, sel plasma, dan eosinofil (Eroschenkov, 2003).









Gambar anatomi dan histologi payudara
Fisiologi Payudara
Mammae mulai berkembang saat pubertas, yang distimulasi oleh estrogen yang
berasal dari siklus seksual wanita bulanan; estrogen merangsang pertumbuhan kelenjar
mammaria payudara ditambah dengan deposit lemak untuk memberi massa payudara.
Pertumbuhan yang lebih besar terjadi selama kehamilan. Selama kehamilan,
sejumlah besar estrogen disekresikan oleh plasenta sehingga sistem duktus payudara
tumbuh dan bercabang. Secara bersamaan, stroma payudara juga bertambah besar dan
sejumlah besar lemak terdapat di dalam stroma. Empat hormon lain yang juga penting
untuk pertumbuhan sistem duktus: hormon pertumbuhan, prolaktin, glukokortikoid
adrenal, dan insulin. Perkembangan akhir mammae menjadi organ yang menyekresi air
susu juga memerlukan progesteron. Sekali sistem duktus telah berkembang,
progesteron bekerja secara sinergistik dengan estrogen, juga dengan semua hormon-
hormon lain yang beru disebutkan di atas menyebabkan pertumbuhan lobulus
payudara, dengan pertunasan alveolus, dan perkembangan sifat-sifat sekresi dari sel-sel
alveoli (Guyton dan Hall, 2007).
Penurunan mendadak estrogen dan progesteron yang terjadi seiring dengan
keluarnya plasenta pada persalinan memicu laktasi. Setelah persalinan, laktasi
dipertahankan oleh dua hormon penting:
(1) prolaktin, yang bekerja pada epitel alveolus untuk meningkatkan sekresi susu, dan
(2) oksitosin, yang menyebabkan penyemprotan susu (Sheerwood, 2001).

You might also like