(Studi Analisis Semiotika pada Cover Majalah Mens Health
No.09/XIII Edisi Septemer !0"#$ %leh& '.Ik.( Nindri Nurjanah ""("!0!0""""0)( *ikka +ustiarti ""("!0!0""""0(# Ramadhani ,urnia P. ""("!0!0-"""00( Stanie Ma.litasari ""("!0!0-"""0## /itha Arianti M. ""("!0!0""""0)( llmu ,omunikasi 0akultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 1ni2ersitas 'ra3ija.a Malan4 No2emer !0"# 'A' I PEN/A5161AN "." 6atar 'elakan4 Perkembangan teknologi memudahkan masyarakat dalam memperoleh informasi. Media massa membantu proses penyebaran berita, baik media lisan maupun tulis dan majalah adalah salah satu media massa tulis. Majalah dewasa di Indonesia telah marak keberadaanya baik majalah bergender wanita maupunlaki- laki. Berbeda dengan majalah wanita yang terlebih dahulu marak dan memproduksi nilai tanda untuk mengekspresikan konsep cantik, majalah laki- laki dewasa nampaknya tidak hanya menyajikan konsep tampan, karena selain kodratnya yang memang tidak hanya untuk memoles wajah meskipun sekarang ini ada laki-laki metropolitan berdandan klimis. !al ini dapat dilihat dari majalah laki-laki dewasa seperti Mens Health yang menyajikan tema mengenai olahraga, makanan, dan seks yang digunakan untuk menunujukkan citra laki-laki yang identik dengan kejantanan, macho, serba bisa, dan citra lain yang melekat pada maskulinitas. "ubuh pria kini semakin banyak dijumpai dalam berbagai iklan serta sampul majalah, begitupula majalah Mens Health. Mereka tentu menciptakan cover dengan model yang sangat merepresentasikan isi majalah, yaitu dengan pria sehat melalui gambaran pria berotot dan berbadan atletis seimbang #tidak terlalu seperti binaragawan$. "erpaan media yang menciptakan mitos tentang pria maskulin, ketampanan pria, serta tubuh ideal pria dapat dikatakan semakin besar. Majalah-majalah melahirkan atmosfer perilaku maskulin yang tepat bagi pria, sehingga mendorong pria untuk memikirkan penampilan dirinya sendiri. Mens Health sendiri adalah majalah lisensi yang aslinya terbitan %merika, sehingga seringkali cover dan konten mengadopsi budaya pop %merika tentang konsep maskulinitas laki-laki. %dopsi itu tentu melahirkan pertanyaan apakah konten dan gambaran pria ideal pada majalah ini sesuai dengan konteks budaya Indonesia dalam memandang sosok pria ideal dan maskulin.&aki-laki secara sosial budaya dikonstruksikan sebagai kaum yang kuat. !al itu akan 2 berpengaruh pada cara pandang masyarakat yang membentuk opini publik tentang bagaimana sebenarnya sosok pria yang ideal. Berdasarkan latar belakang di atas, penulis mengambil judul '(epresentasi Pria Ideal )alam Media Massa #*tudi %nalisis *emiotika Pada Cover Majalah Mens Health +disi *eptember ,-./$0. Penelitian ini difokuskan pada bagaimana sosok pria ideal dan maskulin yang ditampilkan oleh media massa. Pada analisis ini penulis memilih Mens Health dengan melakukan analisis semiotik gambar, simbol, yang ada pada cover Mens Health edisi *eptember ,-./. ".! Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diambil rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu1 .. Bagaimana majalah Mens Health merepresentasikan laki-laki ideal di dalam sebuah media massa melalui cover depan #edisi *eptember ,-./$ dengan analisis semiotik2 ,. 3esesuaian representasi pria ideal dan maskulin pada cover Mens Health dengan pria Indonesia4yang tidak semua pria memiliki fisik dan kepribadian sesuai majalah Mens Health. ".# *ujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan sebelumnya, tujuan penelitian ini yaitu1 .. 5ntuk memahami, mendeskripsikan, dan menganalisis representasi pria ideal dalam media massa melalui kajian semiotik ,. 5ntuk memahami, mendeskripsikan, dan menganalisis maskulinitas dan representasi pria ideal yang tergambar pada cover majalah Mens Health 6ersus pria Indonesia pada umunya. ".) Man7aat Penelitian Penulisan ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik manfaat akademis maupun praktis. .. Manfaat akademis1 3 %gar penulis tidak hanya mengetahui secara teori mengenai metode penelitian, namun penulis juga dapat mendalami lebih jauh implementasi dalam penerapan penelitian. ,. Manfaat Praktis1 Menambah pengetahuan, pengalaman dan wawasan, serta bahan dalam penerapan ilmu metode penelitian, khususnya metode kualitatif yang dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya. 4 'A' II *IN8A1AN P1S*A,A !." Maskulinitas di mata media Media massa merupakan 'kependekan0 dari media komunikasi massa. Media pasti mengkonstruksi sesuatu yang ada di masyarakat dan hal itu erat kaitannya dengan representasi. (epresentasi merupakan cara media menampilkan seseorang, kelompok atau gagasan atau pendapat tertentu. +riyanto #,--,$ menyatakan bahwa ada dua hal yang berkaitan dengan representasi, yaitu apakah seseorang atau kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan sebagaimana mestinya, apa adanya ataukah diburukkan. Bagaimana representasi tersebut ditampilkan, dengan kata, kalimat, eksentuasi dan bantuan foto macam apa seseorang atau kelompok atau gagasan tersebut ditampilkan dalam program. +riyanto lebih lanjut menambahkan bahwa persoalan utama dalam representasi adalah bagaimana realitas atau obyek ditampilkan. !anke #dalam 3urnia, ,--7$ hubungan antara maskulinitas dan media muncul pertama kali tahun .89--an dan baru mendapatkan perhatian akhir tahun .8:--an. 3arya awal maskulinitas dan media dilakukan oleh ;ejes pada tahun .88, yang terkenal dengan konsep <masculinity as fact<. 3arya ini diikuti ilmuwan lain dengan melihat representasi maskulinitas dalam berbagai media, genre, teks, ikon dalam hubungannya dengan gender, tatanan #order$, perbedaan budaya, identitas, identifikasi, subyek, dan pengalaman dalam kapitalisme akhir- akhir ini. )alam kajian media, maskulinitas kemudian dipahami sebagai <both as product and process of representation<. Melalui pendekatan kontruksionis yang notabene mengedepankan representasi dan makna, beberapa ilmuwan mengadopsi orientasi feminis pos-strukturalis yang menganggap maskulinitas sebagai tanda saiah satu subyekti6itas yang memperbaiki identitas sosial. *ecara seksual, maskulinitas sendiri dapat dikategorikan dalam beberapa tipe kontinum maskulinitas. Pertama, tipe <gladiator-retro man0 atau pria yang secara seksual aktif dan memegang kontrol. 3edua, 'tipe protector0 atau pria pelindung dan penjaga. 3etiga, tipe 'clown of buffoon0 atau pria yang mengutamakan persamaan dalam menjalin hubungan dan menghormati wanita 5 serta bersikap gentleman. 3eempat, tipe 'gay man0 atau pria yang mempunyai orientasi seksual homoseksual. 3elima, tipe 'wimp0 atau jenis pria yang=lain= yang lemah dan pasif=. 3ategori inilah yang sering digunakan media untuk mengkonstruksi maskulinitas meskipun yang paling sering muncul adalah karakter gladiator sebagai pemegang kekuasaan atau dominasi. *elain itu, *ean >i?on membagi representasi maskulinintas dalam media massa4terutama dalam majalah gaya hidup untuk laki-laki4menjadi tiga bagian yaitu1 @ersistreet style, @ersi Italian-American, @ersi conservative Englishness #dalam %ri, ,-.., h.7 $. )alam pandangan yang kurang lebih sama, Media %wareness >etAork mengidentifikasi lima karakteristik maskulinitas. Pertama, sikap yang berperilaku baik atau sportif. *ikap ini dimasukkan dalam pesan yang berkaitan dengan sikap laki-Iaki yang menggunakan wewenang dalam melakukan dominasi yang ia punya. 3alaupun muncul kekerasan dalam penggunaan wewenang tersebut, kekerasan itu dianggap sebagai strategi laki-laki untuk mengatasi masalah dan mengatasi hidup. 3edua, mentalitas care man. !al ini terlihat dari penggunaan ikon pahlawan dari sejarah populer yang mendemonstrasikan maskulinitas dalam iklan melalui simbol-simbol pahlawan seperti1 pejuang romawi, bajak laut, pejuang dan bahkan cowboy. 3eagresifan dan kekerasan laki-laki di sini dikesankan wajar karena dianggap sesuai dengan sifat alami mereka. Imaji maskulinitas yang terletak pada sikap jantan dan mandiri serta akti6itas yang dikaitkan dengan akti6itas fisik yang menantang dan mendekati bahaya, figur laki-laki dikonstruksikan sebagai lonely hero. &aki-laki dibayangkan bisa menyelesaikan semua pennasalahan sendirian dengan selalu menjadi pemain tunggal. 3etiga, pejuang baru. !al ini dilambangkan dengan kemunculan pejuang baru yang biasanya dikaitkan dengan kemiliteran maupun olahraga yang dianggap menjadi nilai maskulinitas karena memberikan imaji ikut petualangan dan kekuatan laki-laki. 3eempat, otot dan =laki-laki ideal= dengan tubuh berotot yang mencitrakan tubuh ideal laki-laki. *ebuah bentuk fisik yang hanya bisa didapatkan dengan latihan olahraga yang memadai. 6 3elima, maskulinitas pahlawan. !al ini dipengaruhi oleh film aksi !ollywood. Maskulinitas lakilaki dikaitkan dengan kekuatan teknologi sebagai alat bantu aksi laki-laki perkasa yang pandai olah tubuh membela diri menangkal dan membasmi musuh. &aki-laki tidak dilahiran begitu saja dengan sifat maskulinnya secara alami, maskulinitas dibentuk oleh kebudayaan. Menurut 5>+*BC ada dua jenis maskulinitas yaitu maskulinitas alami dan maskulinitas sosial #5>+*BC, ,--D, h.7$. Maskulinitas alami adalah maskulinitas yang didapatkan oleh seorang laki- laki ketika ia lahir. Maskulinitas sosial dapat digambarkan sebagai status menjadi seorang laki-laki secara sosial. *ayangnya, tuntutan maskulinitas sosial seringkali berbenturan dengan maakulinitas alami. (epresentasi maskulinitas yang ada dalam media massa dapat menjadi 'simulasi0 maskulinitas dalam kehidupan kita sehari-hari. Media menampilkan bentuk maskulinitas yang ideal menurut mereka. Eean Baudrillad menyatakan keberadaan simulasi dapat mengikis perbedaan antara yang nyata dan yang imajiner, yang benar dan yang palsu #(itFer dalam %ri ,-..$. &ama kelamaan maskulinitas dominan yang terus ditampilkan media dapat menjadi sebuah ideologi bagi masyarakat. !.! Maskulinitas Sea4ai 6aman4 Pria Ideal Paparan mengenai maskulinitas dan media sebelumnya telah menggambarkan bagaimana media menggambarkan atau mengkonstruksi apa yang disebut dengan maskulinitas, secara garis besar akan digambarkan melalui tabel di bawah ini. 7 Maskulinitas *trength-physical and intellectual Power *e?ual attracti6eness PhysiGue Independence #of thought, action$ Being isolated as not needingto rerly on others #hero$ *ael "& ,onotasi Maskulinitas Sumer& Mediakno3all (dalam ,urnia9 !00)9 h.!0$ 3onsep maskulinitas digunakan untuk memahami kontruksi maskulinitas yang selama ini melekat dalam cara pandang masyarakat beserta perkembangannya. Maskulin merupakan sebuah bentuk konstruksi kelelakian terhadap laki-laki. "abel di atas menyebutkan strength (physical and intellectal! yang berarti kekuatan baik dalam hal fisik dan intelektual. "o#er yang berarti kekuasaan, bukan sesuatu yang lemah. $e%al attractiveness yang berarti pria maskulin mempunyai daya tarik seksual lebih besar. "hysi&e, di mana maskulinitas dipandang dari fisik. !arry Brod dan 3atF #dalam %nita, ,-.,, h.D$ menggambarkan maskulinitas sebagai 'persisting images of masculinity hold that <real man< are physically strong, aggressi6e, and in control of their work.0 Pendapat !arry Brod dan 3atF ini sesuai dengan maskulinitas tradisional, hal ini membuat pria biasanya jarang digambarkan melakukan kegiatan mengurus rumah atau merawat anak. %lan 3lein dan 3atF seorang antropologis menambahkan bahwa otot adalah penanda yang membedakan pria dengan yang lain, sebagai berikut 1 Mscles are a'ot more than (st the )nctions a'ility to men to de)end home and hearth o) per)orm heavy la'or. Mscles are mar*ers that separate men )rom each other and, most important perhaps, )rom #omen. And #hile he may not reali+e it, every man,every accontant, science nerd, clergyman,or cop,is engaged in a dialoge #ith mscles #3lein dan 3atF dalam %nita, ,-.,, h.D$0 ;enomena itu menggambarkan budaya di mana mesin telah menggantikan otot dan peran tradisional pria sebagai pencari nafkah dan pelindung telah menurun, oleh karena itu mengejar pembentukan otot-otot menjadi salah satu cara 8 bagi kaum pria untuk menunjukkan diri maskulin mereka. Independence o) thoght and action yang berarti kebebasan berpikir, tidak terkekang oleh sesuatu dan lebih mengarah kepada kemandirian seseorang. "erakhir adalah hero yang berarti pria dengan maskulinitas itu adalah pria yang kebanyakan disimbolkan dengan sportifitas-olahraga, bisnis, politik atau layanan militer dan hal itu disimpulkan bahwa pria maskulin adalah sosok kuat yang melindungi. Berdasarkan beberapa paparan di atas tentang konotasi maskulinitas kita dapat melihat dan menilai bahwa maskulinitas yang dibentuk oleh media saat ini adalah lambang dari sesosok pria ideal di masyarakat. !.# Semiotik dan Pria *ebagai makhluk yang hidup di dalam masyarakat dan selalu melakukan interaksi dengan masyarakat lainnya tentu membutuhkan suatu alat komunikasi agar bisa saling memahami tentang suatu hal. Banyak hal salah satunya adalah tanda. *upaya tanda itu bisa dipahami secara benar dan sama membutuhkan konsep yang sama supaya tidak terjadi missnderstanding atau salah pengertian. *etiap orang memiliki interpretasi makna tersendiri dan tentu saja dengan berbagai alasan yang melatarbelakanginya. Ilmu yang membahas tentang tanda disebut semiotik # the stdy o) signs!. *emiotik meliputi studi seluruh tanda -tanda tersebut sehingga masyarakat berasumsi bahwa semiotik hanya meliputi tanda- tanda 6isual #visal sign$. *emiotik atau ada yang menyebut dengan semiotika berasal dari kata Hunani semeion yang berarti 'tanda0. "anda pada masa itu masih bermakna sesuatu hal yang menunjuk pada adanya hal lain. *ecara terminologis, semiotik adalah cabang ilmu yang berurusan dengan dengan pengkajian tanda dan segala sesuatu yang berhubungan dengan tanda, seperti sistem tanda dan proses yang berlaku bagi tanda #@an Ioest dalam *artini, ,-..$. Para ahli semiotik modern mengatakan bahwa analisis semiotik modern telah diwarnai dengan dua nama yaitu seorang linguis yang berasal dari *wiss bernama ;erdinand de *aussure #.:J9-.8./$ yang pemikirannya diteruskan oleh (oland Barthes dan seorang filsuf %merika yang bernama Bharles *anders Peirce #.:/8-.8.7$ dengan fokus analisis tanda yang berbeda pula. 9 Berbicara semiotik yang berarti ilmu tanda, interpretasi tanda, penulis ingin mengaitkan hal tersebut dengan pria. Pria sebagai sebuah tanda dan simbol. Pria adalah sebutan yang digunakan untuk spesies manusia berjenis kelamin jantan. &awan jenis dari pria adalah wanita. Pria adalah kata yang umum digunakan untuk menggambarkan laki-laki dewasa #Aikipedia, ,-./$. *ecara fisik, laki-laki memiliki struktur fisiologi yang tangguh, seperti masa otot yang jauh lebih banyak daripada perempuan, tubuh wanita memiliki kekuatan hanya .K/ dari tubuh laki-laki, pengaruh hormon pria seperti testosreron memengaruhi tubuh pria sehinngga pria dengan mudahnya membangun otot #Aikipedia, ,-./$. Beberapa stereotipe di atas tidak dilihat dari segi yang sama dengan masa kini #yaitu, penggunaannya dalam aspek dan lingkungan penghidupan yang tertentu, seperti kerja luar rumah$ hingga abad ke-.8, bermula dengan industri. )ari segi rupa dan perawakan, tidak banyak lelaki menggunakan kosmetik atau pakaian yang secara umum terkait kepada perempuan. &aki-laki sifatnya Pemberani, tidak boleh cengeng, tidak boleh menangis, tidak boleh bersifat pengecut, adalah nilai-nilai dan kode-kode sifat kejantanan yang identik dengan laki-laki. )alam pergaulan remaja laki-laki, maskulinitas menjadi sesuatu yang harus dipenuhi oleh indi6idu agar dapat diterima dalam kelompoknya. *ebelumnya, penulis memaparkan dua hal yaitu maskulinitas di mata media dan maskulin sebagi lambang pria ideal. !al-hal tersebut muncul tidak lepas juga dari pengertian ilmu semiotik sebagi ilmu tanda, interpretasi tanda. Bagaimana sosok pria ideal dengan maskulinitasnya digambarkan, dimaknai, dan diserap oleh masyarakat. !.( Penulisan *erdahulu Eudul 1Pemaknaan (emaja "erhadap 3onstruksi Maskulinitas dalam Majalah !%I Penulis 1 %drianus %ri ".> Majalah Hai yang merupakan satu-satunya majalah remaja laki-laki di Indonesia memiliki peran yang besar dalam merumuskan bentuk 'laki-laki sejati0 tersebut. )engan konstruksinya, majalah Hai menawarkan makna dominan 10 #preferred reading$ bahwa laki-laki sejati adalah laki-laki yang kuat, tidak cengeng dan menyukai hal-hal yang menantang. Penulisan ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana pemaknaan khalayak terhadap konstruksi maskulinitas yang dilakukan majalah Hai. "ipe penulisan ini adalah kualitatif dengan menggunakan pendekatan analisis resepsi. )alam analisis resepsi, khalayak dipandang sebagi produser makna, tidak hanya menjadi konsumen isi media. !asil penulisan menunjukkan bahwa khalayak aktif memaknai konstruksi maskulinitas dalam majalah Hai. Pemaknaan khalayak penulisan ini terbagi dalam dua kode pemaknaan yaituL kode dominan hegemonik dan kode negosiasi. 3halayak yang masuk dalam kode dominan hegemonic menyatakan bahwa laki- laki yang jantan adalah laki-laki yang kuat, tidak cengeng dan menyukai hal-hal yang menantang. 3halayak tersebut memaknai sesuai dengan makna dominan yang ditawarkan majalah Hai. *ementara khalayak dengan kode negosiasi memaknai konstruksi tersebut dengan pemaknaannya sendiri. 3halayak dalam kode ini berpendapat bahwa semua laki-laki dikatakan jantan tidak tergantung pada kegemaran, fisik yang kuat dan menyukai tantangan dan lain-lain. Bagi mereka yang terpenting adalah sesorang mampu untuk hidup mandiri dan bebas mengekspresikan jiwanya dengan cara apapun selama masih positif. )engan penulisan ini diharapkan khalayak dapat lebih cerdas dan aktif dalam memaknai isi media agar tidak terjebak dalam 'kebenaran palsu0 hasil konstruksi media. !.: Alur Pemikiran 11 (epresentasi Pria Ideal dalam Media Massa *umber1 )ata )iolah Cleh Penulis 'a4an ". Alur Pemikiran Penelitian 'A' III ME*%/%6%+I PENE6I*IAN 12 Maskulinitas di mata media "eori *emiotik ;erdinand de *aussure Maskulinitas sebagai lambang pria ideal Cover Majalah Mens Health no. -8K MIII edisi *eptember ,-./ #." Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah kualitatif, karena penulisan ini lebih mengumpulkan data yang berupa kata atau dokumentasi #misal gambar$ daripada angka. Menurut 3riyanto #,--:, h. .87$, riset kualitatif adalah riset yang menggunakan cara berpikir induktif, yaitu cara berpikir yang berangkat dari hal-hal uang khusus #fakta empiris$ menuju hal-hal yang umum #tataran konsep$. Penelitian kualitatif bertujuan untuk memahami gejala-gejala yang tidak memerlukan kuantifikasi atau gejala-gejala yang tidak memungkinkan untuk diukur secara kuantitatif. Penulisan ini sesuai dengan beberapa asumsi dalam jenis peneltian kualitatif menurut Brasswell #Bungin, ,--D, h./-/$, yaitu penulis lebih memperhatikan proses bukan hasil, penulis lebih memperhatikan interpretasi, penulis merupakan alat utama dalam mengumpulkan dan menganalisis data serta penulis harus terjun langsung ke lapangan untuk melakukan penulisan di lapangan, penulis terlibat dalam proses penulisan, interpretasi data, pencapaian pemahaman melalui kata atau gambar sehingga hasil-hasil penulisan diperoleh berhubungan dengan pemaknaan dari sebuah proses komunikasi yang terjadi. #.! 0okus Penelitian ;okus penelitian adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan, menganalisis tanda atau simbol yang ada pada cover majalah Mens Health mengenai bagaimana mereka merepresentasikan sosok pria ideal melalui analisis semiotik. *emiotik yang digunakan adalah semiotik milik ;erdinand de *aussure yaitu denonatif dan konotatifnya. #.# *eknik Pen4umpulan /ata Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan teknik obses6asi. Cbser6asi adalah metode yang sangat dipengaruhi oleh interest nya dari penulis. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data obser6asi sebagai pengamat sempurna #complete o'serve! karena penulis hanya menjadi pengamat tanpa partisipan. Cbser6asi yang dilakukan oleh penulis pada bulan *eptember 13 ,-./ tentang tanda atau simbol pria ideal yang digambarkan pada cover majalah Mens Health. %dapun sumber data yang digunakan oleh penulis yaitu data primer dan data sekunder sebagai berikut1 .. )ata Primer )ata primer dalam penelitian ini adalah hasil dari obser6asi. Penulis menggunakan obser6asi karena fokus pengamatan adalah cover majalah Mens Health. ,. )ata *ekunder )ata sekunder merupakan data yang meliputi bahan-bahan tertulis dari buku-buku yang memiliki rele6ansi dengan masalah yang akan diteliti. Penulis mendapatkan data sekunder dari skripsi, buku referensi serta sumber internet, serta website pendukung dari Mens Health yaitu www.menshealth.co.id. #.) 1nit Analisis /ata 5nit analisis adalah pada le6el mana data ingin dikumpulkan. Penentuan unit analisis ini penting agar penulis tidak salah dalam pengumpulan data dan pengambilan simpulan nantinya. %nalisis data yang penulis kelola ini untuk mengetahui bagaimana pria ideal ditampilkan dalam media massa, dalam hal ini adalah majalah Mens Health. Menggunakan teori-teori yang mendukung, adapun teori yang penulis gunakan adalah teori semiotika ;erdinand de *aussure dan definisi maskulitas. /.J *eknik Analisis /ata "eknik analisis data yang digunakan yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau 6erifikasi. %nalisis data terdiri dari / kegiatan sebagai berikut. .. (eduksi )ata1 Milles dan Michael !ubberman #dalam >o6arisky ,-..$ memaknai bahwa reduksi data merupakan bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara tertentu sehingga simpulan akhir dapat ditarik. Pada tahap reduksi data ini, data 14 yang telah diklasifikasikan kemudian diseleksi untuk memilih data yang berlimpah kemudian dipilah dalam rangka menemukan fokus penelitian. ,. Penyajian )ata Penyajian adalah menampilkan informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. )ata-data yang telah tersusun kemudian disajikan dalam bentuk analisis sehingga akan tergambar permasalahan yang menjadi objek kajian. /. Penarikan *impulan Milles dan Michael !ubberman #dalam >o6arisky, ,-..$ menjelaskan bahwa teknik penarikan simpulan adalah langkah yang esensial dalam proses penulisan. Penarikan simpulan ini didasarkan atas pengorganisasian informasi yang diperoleh dalam analisis data. Penarikan simpulan dalam penulisan ini menggunakan teknik induktif, yaitu teknik penarikan simpulan dari data-data yang bersifat khusus menuju simpulan yang bersifat umum. 15