You are on page 1of 62

Analisis Dimensi

Dr. Eng Ahmad Tawfiequrrahman Y.


Depart. of Chemical Engineering
Gadjah Mada University (UGM)
Analisis Dimensi/unit
Manfaat analisis dimensi:
dapat digunakan untuk membuktikan dua besaran
sama atau tidak. Dua besaran sama jika keduanya
memiliki dimensi yang sama
dapat digunakan untuk menentukan persamaan yang
pasti salah atau mungkin benar
dapat digunakan untuk menurunkan persamaan suatu
besaran fisis
Dimensi Fundamental/Primer
-Terdapat 3 sistem: MLt, FLt, and FMLt
-Dimensi fundametal/primer dalam satuan SI:
- Dimensi turunan/sekunder harus dinyatakan dalam
dimensi primer
Conversion
dst.
Physical constant
Mass Balance
Neraca Massa
(Mass Balance)
Dasar dari neraca material (neraca massa) adalah hukum
kekekalan massa (law of conservation of mass). Konsep
ini sangat diperlukan oleh seorang chemical engineer untuk
melakukan evaluasi suatu proses dalam pabrik kimia.
Berapa banyak bahan baku yang dibutuhkan?
Berapa banyak produk yang terbentuk?
Berapa banyak emisi gas, limbah cair, dan
limbah padat yang terbentuk?
Apa yang dilakukan seorang chemical engineer dalam
perhitungan neraca massa, secara prinsipiil sama dengan
perhitungan akuntansi yang dilakukan oleh seorang
akuntan.
Dalam akuntansi, seorang akuntan melakukan perhitungan
neraca untuk mengetahui apa yang terjadi dengan uang
perusahaan.
Sementara seorang chemical engineer melakukan
perhitungan neraca massa untuk mengetahui apa yang
terjadi pada setiap bahan yang ada dalam suatu proses.
Klasifikasi Proses
I. Berdasarkan bagaimana suatu proses bervariasi
terhadap waktu.

a. Steady-state process (proses ajeg) adalah suatu
proses yg tidak berubah dengan berubahnya waktu.
Setiap kali kita melakukan tinjauan, semua variabel
mempunyai harga yg sama seperti ketika pertama kali
kita tinjau.

b. Unsteady-state (Transient) process adalah suatu
proses yg berubah dengan berubahnya waktu. Setiap
kali kita melakukan tinjauan, variabel-variabel tersebut
mempunyai harga yg berbeda dengan ketika pertama
kali kita tinjau.
II. Berdasarkan bagaimana suatu proses dirancang untuk
beroperasi.

a. Continuous process adalah suatu proses yang
mempunyai arus umpan (yang membawa bahan masuk
kedalam sistem proses ) dan arus produk (yang
membawa bahan keluar dari sistem proses) untuk
setiap saat.

b. Batch process adalah suatu proses dimana arus
umpan diumpankan ke sistem proses untuk memulai
proses. Material umpan kemudian diproses melalui
berbagai tahapan proses dan produk akhir dibentuk
selama satu atau lebih tahapan proses. Umpan
diumpankan pada waktu tertentu begitu juga produk
yang dihasilkan.
c. Semi-batch process (also called semi-
continuous) suatu proses yang mempunyai
karakteristik proses kontinyu dan proses batch.
Beberapa bahan dalam proses dihandel secara batch
dan bahan yang lain diproses secara kontinyu.
Kondisi Steady vs. Kondisi Unsteady
Kondisi Unsteady: kondisi dalam sistem berubah dengan berubahnya waktu
(transient)
Kondisi Steady: kondisi dalam sistem tidak berubah dengan berubahnya waktu
(ajeg)
Pada kondisi steady, laju akumulasi = 0 sehingga:
INPUT - OUTPUT = ACCUMULATION
F
input sistem

F
output
INPUT - OUTPUT = 0
ember diisi air
bocor
input- output= akumulasi
input = output
akumulasi=0
unsteady
steady
Proses Batch vs. Proses Kontinyu
t
proses
batch
F
input
F
output
kontinyu
t
pengeluaran
t
pemasukan
t
batch
t= V/F
v
V
V
NERACA MASSA
INPUT - OUTPUT = ACCUMULATION
F
input sistem

Persamaan Neraca Massa
F
output
Sistem:
Pabrik
Unit
Alat
[laju massa masuk sistem] [laju massa keluar sistem] = [laju akumulasi
massa di dalam sistem]
Laju massa: massa/waktu
INPUT - OUTPUT = ACCUMULATION
sistem

[laju massa total masuk sistem] [laju massa total keluar sistem] = [laju
akumulasi massa di dalam sistem]
separation reactor
feed
preparation
purification
PABRIK KIMIA
recycle
sistem
F
input
F
input
F
output
F
output
F
output
F
output
F
input
F
input
F
output
F
output
ALAT
sistem
sistem
F
input
F
output
sistem
F
input
hanya 1 arus tetapi dapat berupa campuran yg terdiri
dari beberapa komponen
F
output
hanya 1 arus tetapi dapat berupa campuran terdiri
dari beberapa komponen
Neraca Massa Total:
F
input sistem

F
output
[laju massa total masuk sistem] [laju massa total keluar sistem] = [laju
akumulasi massa total dalam sistem]
laju massa komponen i = [ fraksi massa komponen i ] x [laju massa total]= [X
i
]x[ F
t
]
Neraca Massa Komponen i:
[laju massa komponen i masuk sistem] [laju massa komponen i keluar
sistem] = [laju akumulasi massa komponen i dalam sistem]
Perhitungan Neraca Massa:
evaporator
air tebu (38% gula)
larutan gula pekat
(74% gula)
uap air
125 ton/hari
berapa air yang teruapkan dalam evaporator?
(proses kontinyu, kondisi: steady state)
evaporator
Produk, P kg/jam
X
GP
=0,74

Uap Air,W kg/jam
X
GW
=0
Umpan, F=125 ton/hari
X
GF
=0,38
Neraca massa total:
F = W + P (1)

Neraca massa komponen gula:
F.X
GF
= W. X
GW
+ P.X
GP
(2)
Berapakah W ?
Evaporators (a) basket type (b) long tube (c) forced circulation
Double effect evaporator forward feed
evaporator
susu segar
Sweetened-
Condensed Milk,
P kg/jam
uap air, W kg/jam
F=100 kg/jam
Berapa air yang
teruapkan dalam
evaporator?
Berapa gula yg
ditambahkan?
Gula, G kg/jam
Data hasil analisa laboratorium
Komposisi (% berat) Susu segar Sweetened-
Condensed Milk
Protein 3,6 8,1
Fat 3,8 8,4
Sugar 4,9 54,8
Calcium 0,1 0,3
Phosphorous 0,1 0,2
water 87,5 28,2
proses kontinyu, kondisi: steady state)

evaporator
condenser
Air Irigasi
Air Minum
Air Garam
Kandungan
garam: 24000
ppm)

Air Payau
bypass
uap air
100 kg/jam
Kandungan garam:
12000 ppm
A1
A9
A8
A7
A6
A4
A5
A3
A2
(kandungan
garam:1000 ppm)
Berapa air payau yang harus di-bypass (A3) jika diinginkan jumlah air
minum yang diproduksi 1/10 jumlah air irigasi (proses kontinyu, kondisi
steady state)berat jenis di semua arus sama yaitu 1 g/cm3
(kandungan
garam: 0 ppm)
evaporator
condenser
Air Irigasi
Air Minum
Air Garam
Kandungan
garam: 24000
ppm)

Air Payau
bypass
uap air
100 kg/jam
Kandungan garam:
12000 ppm
A1
A9
A8
A7
A6
A4
A5
A3
A2
(kandungan
garam:1000 ppm)
(kandungan
garam: 0 ppm)
I
evaporator
condenser
Air Irigasi
Air Minum
Air Garam
Kandungan
garam:
24000 ppm

Air Payau
bypass
uap air
100 kg/jam
Kandungan garam:
12000 ppm
1
9
8
7
6
4
5
3
2
(garam:1000 ppm)
(garam: 0 ppm)
II
I
Neraca massa yang melibatkan arus purge:
press extractor separator
ampas (serat + protein + 3% n-hexana)
n-hexana
2,3 kg/menit,
biji kedelai
7,4 kg/menit n-hexana
produk minyak
kedelai
n-hexana+
minyak
kedelai
Biji kedelai sebanyak 2,3 kg/menit dihancurkan dengan cara ditekan dalam alat
pres, kemudian dicampur dengan solven n-hexan dalam ekstraktor untuk diambil
minyaknya. Minyak kedelai yang ter-ektraksi bersama dengan solven n-hexan
dimasukkan dalam separator untuk dipisahkan n-hexannya agar dapat dipergunakan
lagi di ekstraktor bersama dengan solven segar yg ditambahkan sebagai pengganti
solven yg hilang karena terikut limbah ampas hasil dari ekstraktor. Jika kandungan
biji kedelai adalah 37% minyak, 45% protein, dan 18% serat, hitunglah besarnya
limbah ampas (kg/menit) pada proses pengambilan minyak tersebut.
n-hexana segar
A1
A2 A3
A4
A5
A6
A7
A8
Neraca massa suatu sistem
yg di dalamnya terjadi
reaksi kimia
Suatu pabrik membakar batubara sebanyak 1000 kg/hari untuk memenuhi
kebutuhan energinya. Batu bara yang dibakar mempunyai komposisi:
97,5% C; 0,5 % S; 2% impuritas lain-lain (persen berat).
Agar supaya pembakarannya sempurna, untuk membakar batubara tersebut
digunakan udara sebanyak 1,3 kali kebutuhan stoikhiometrinya.
Jika reaksi pembakaran dianggap sempurna,
-Hitunglah berapa besarnya emisi CO2 dan SO2 jika udara dianggap hanya
terdiri atas: 79% N2 dan 21% O2.
-Hitunglah komposisi gas hasil pembakaran
Batubara
1000 kg/hari
Udara
Gas Hasil Pembakaran
cerobong
CO
2
= % ?

SO
2
= % ?

N
2
= % ?

O
2
= % ?

Batubara
Udara
Reaksi pembakaran:
C + O
2
CO
2
S + O
2
SO
2
I
C + O
2
CO
2
S + O
2
SO
2
Batubara
Udara
Gas Hasil Pembakaran
C, S, I
N
2
, O
2
CO
2
= ? % mol

SO
2
= ? %

N
2
= ? %

O
2
= ? %

I
C + O
2
CO
2
S + O
2
SO
2
total= ?
Biasanya, tidak semua reaktan yang kita reaksikan dalam
reaktor akan bereaksi semuanya. Jumlah reaktan yang
bereaksi, biasanya dinyatakan dengan konversi:
Konversi
Batch Flow
N
A0
= Mol A mula-mula
N
A
= mol A setelah reaksi
F
A0
= laju mol A mula-mula
F
A
= laju mol A setelah reaksi

0
0
A A
A
A
N N
x
N


0
0
A A
A
A
F F
x
F

Untuk reaksi tak-dapat balik (ireversible), harga maksimum


X adalah harga konversi reaksi komplit yaitu X=1

Untuk reaksi dapat balik (reversible), harga maksimum X
adalah harga konversi kesetimbangannya yaitu X=Xe
Proses Batch vs. Proses Kontinyu
t
proses
batch
F
A0
F
A
kontinyu
t
pengeluaran
t
batch
V
V
N
A0
N
A
Kita tinjau persamaan reaksi umum

JIka kita pilih A sebagai basis perhitungan
Yang dipilih sbg basis perhitungan selalu reaktan yang jumlahnya terbatas.
Konversi zat A dalam reaksi sama dengan jumlah mol A yang bereaksi per
mol umpan.
aA bB cC dD
b c d
A B C D
a a a

produk
REACTOR
umpan reactant
aA bB cC dD
0 0 0 0 0
; ; ; ;
A B C D I
F F F F F
; ; ; ,
A B C D I
F F F F F

0
0
A A
A
A
F F
x
F

konversi A:
REAKTOR ALIR TANGKI BERPENGADUK (RATB)
CONTINUOUS STIRRED TANK REACTOR (CSTR)
atau
REACTOR
Bagian atas reaktor ada di lantai yg berbeda dg bagian body
(untuk memudahkan pengisian)
Klasifikasi Reaktor :
1. Reaktor Batch
Digunakan apabila :
Kapasitas produksi kecil
Waktu tinggal lama
Suatu reaktor dimana bahan baku dimasukan
dahulu, kemudian terjadi proses rekasi, dan hasil
diambil
2. Reaktor kontinyu
Reaktor kontinyu digunakan apabila :
Kapasitas produksi besar
Waktu tinggal singkat
Terdiri dari :
Contininous Stirred Tank Reactor (CSTR)/Reaktor
Alir Tangki Berpengaduk (RATB)
Plug Flow Reactor (PFR)/Reaktor Alir Pipa (RAP)
Packed Bed Reactor (PBR)
Agar padatan dalam cairan tersebut
larut(bereaksi) semuanya dibutuhkan
suatu tempat, yaitu Reaktor.
Untuk menentukan ukuran reaktor, kita perlu
mengetahui seberapa cepat padatan tersebut larut.
Sehingga dibutuhkan data Rate Process ( Kecepatan
reaksi/Laju Reaksi )
Kecepatan Reaksi
Gambaran umum
:
Kecepatan Reaksi :
Laju/kecepatan suatu zat kimia mengalami reaksi
untuk menghasilkan suatu produk baru.
A B
-rA : Kecepatan lenyapnya/berkurangnya zat A persatuan volum
rB : Kecepatan munculnya/pembentukan zat B persatuan volum
Untuk reaksi katalitik(misal reaksi fase gas dengan katalis padat) :
-rA : Kecepatan lenyapnya/berkurangnya zat A persatuan satuan massa
katalis
Konsentrasi zat dalam
reaktor berubah
terhadap waktu,
sehingga :
Konsentrasi zat
dalam reaktor tetap
terhadap waktu,
sehingga :
dt
dC
r
A
A

dt
dC
r
A
A

Sehingga secara umum apabila kita tinjau zat j,
maka :
rj adalah laju pembentukan zat j persatuan volum
rj fungsi konsentrasi, suhu, tekanan, dan jenis katalis
rj tidak tergantung tipe sistem reaksi (batch, plug flow,
dsb.)
rj adalah persamaan aljabar, BUKAN persamaan
differensial
A A
kC r
2
A A
kC r
A 2
A 1
A
C k 1
C k
r


Persamaan yang mana yang benar harus
ditentukan dari data percobaan.
Contoh:
komponen mol mula-mula mol yang
bereaksi/terbentuk
mol yang tersisa
A F
Ao
F
Ao
.X


F
A
=F
Ao
- F
Ao
.X
B F
Bo
(b/a).F
Ao
.X


F
B
=F
Bo
- (b/a).F
Ao
.X
C F
Co
(c/a).F
Ao
.X


F
C
=F
Co
+ (c/a).F
Ao
.X
D F
Do
(d/a).F
Ao
.X


F
D
=F
Do
+ (d/a).F
Ao
.X
I (Inert) F
Io
F
I
=F
Io

TOTAL F
To
F
T
=F
To
+[d/a+c/a-b/a-1]F
Ao
X
tabel stoikhiometri
b c d
A B C D
a a a

Reaksi oksidasi SO
2
:
Dilakukan dalam reaktor fixed bed dengan menggunakan katalis Pt/Al
2
O
3



Gas SO
2
dimasukkan bersama dengan udara pada suhu 227
o
C dan
tekanan 15 atm dengan komposisi 28% SO
2
dan 72% udara (persen mol).
Jika reaktor beroperasi secara isothermal (suhu tetap) dan tekanan
konstan, berapa konsentrasi masing-masing gas keluar reaktor pada
konversi 75%.
2 2 3
1
SO + O SO
2

Reaktor Fixed Bed
Tumpukan katalis
(bed of catalyst)
umpan reactant
0 0 0 0 0
; ; ; ;
A B C D I
F F F F F
produk
; ; ; ,
A B C D I
F F F F F
Contoh:
Pabrik vinyl chloride dengan pirolysis dichloroethane
kapasitas 40 000 ton per tahun
Reaktor
Reaksi pembuatan monomer vinyl chloride:
C
2
H
4
Cl
2
->

C
2
H
3
Cl + HCl
Berapa kebutuhan bahan baku DCE (dalam kg/jam), jika
pabrik dianggap beroperasi 8000 jam/tahun
BM: DCE=99; VC=62,5
Konversi: 55%
komponen mol mula-mula
(mol/waktu)
mol yang bereaksi
atau terbentuk
(mol/waktu)
mol yang tersisa
(mol/waktu)
A
F
Ao
F
Ao
.X


F
A
=F
Ao
- F
Ao
.X
B
F
Bo
(b/a) F
Ao
.X


F
B
=F
Bo
+ (b/a).F
Ao
.X
C
F
Co
(c/a).F
Ao
.X


F
C
=F
Co
+ (c/a).F
Ao
.X
Reaksi pembuatan monomer vinyl chloride:
a A

->

b B + c C
komponen mol mula-mula
(mol/waktu)
mol yang
bereaksi/terbentuk
(mol/waktu)
mol yang tersisa
(mol/waktu)
A
F
Ao
F
Ao
.X


F
A
=F
Ao
- F
Ao
.X
B
0

F
Ao
.X


F
B
=0+F
Ao
.X
C
0

F
Ao
.X


F
C
=0+F
Ao
.X
Reaksi pembuatan monomer vinyl chloride:
A

->

B + C
Vinyl chloride yang terbentuk: F
Ao
.X
= 40 000 000 kg/tahun
= 40 000 000/8000 kg/jam
= 5000 kg/jam=5000/62,5 kgmol/jam=80 kmol/jam
F
Ao
X = 80 kmol/jam
F
Ao
(0,55) = 80 kmol/jam
FAo = 80/0,55 kmol/jam = 145.5 kmol/jam
= 145,5 (99) kg/jam
= 14 400 kg/jam
Reaktor Batch
Reaksi fase cair endotermis order satu:
A B
Dijalankan pada reaktor tangki berpengaduk yang bekerja secara batch.
Konsentrasi mula-mula: CA0. Panas reaksi endotermis besarnya cal/gmol
A. Rapat massa campuran dan kapasitas panas dianggap tetap masing-
masing, dan Cp. Suhu campuran mula-mula: To. Untuk menjaga agar suhu
reaktor tetap tinggi, reaktor dilengkapi dengan koil pemanas yang dialiri
steam jenuh dengan suhu Ts dan keluar sebagai embunan dengan suhu Ts
juga.

Berapakah konversi dari reaksi tersebut jika waktu reaksi 10 menit??
Contoh:
Pabrik monomer vinyl chloride dengan pirolysis dichloroethane
kapasitas 40 000 ton per tahun
Konversi: 55%
Reaksi pembuatan monomer vinyl chloride:
C
2
H
4
Cl
2
C
2
H
4
Cl + HCl
Berapa banyak panas yang harus di-supply ke reaktor tsb?
Jika sebagai pemanas dipakai BBG dg nilai kalor 33,5 MJ/m
3
gas,
perkirakan kebutuhan BBG untuk reaktor tersebut (efisiensi
pembakaran 70%) !
H
R,25
o
C
=70224 kJ/kmol
Q
T=500
o
C P=2 atm
DCE
cair
DCE
VC
HCl
T=20
o
C
a b c d
VC 5,94 20,16x10
-2
-15,34x10
-5
47,65x10
-9

HCl 30,28 -0,761x10
-2
1,325x10
-5
-4,305x10
-9

DCE 20,45 23,07x10
-2
-14,36x10
-5
33,83x10
-9

2 3
Cp a bT cT dT
Data C
p
gas fungsi temperatur:
C
p
DCE cair dianggap tidak fungsi suhu= 116 kJ/kmol K
Panas latent penguapan DCE pada 25
o
C=34,3 MJ/kmol
kJ/kmol K
Example
100,000 liters of wastewater containing 0.5% insoluble solids and 0.1%
soluble solids from a small town is treated utilizing a primary solids
separation facility and a secondary kilometer square wetland. Assume
that all the insoluble solids are removed in the primary separation and
that none of the soluble solids are removed by either system. The
average energy input from the sun per day on the wetland is 26 kJ/m
2
.
The water enters at 15 C and exits at 18 C.



Determine the concentration of the soluble solids in the outflow water
from the wetland.

You might also like