You are on page 1of 15

- PROBLEM BASED LEARNING

- MODEL EXPOSITORI
yang telah ada pada diri pebelajara. Belajar adalah pembentukan pengertian atas
pengalaman-pengalaman dalam hubungannya dengan pengetahuan sebelumnya
(prior knowledge). Belajar terjadi melalui kontruksi dan elaborasi skemata-
skemata atas dasar pengalaman (Sadia, dkk., 2006: ).
Sebagai implikasi dari konseptualisasi di atas, maka pikiran sis!a harus
dipandang sebagai jaringan ide yang kaya dan ber"ariasi, dan bukan sebagai
tabularasa. #enekanan belajar bukan pada korespodensi dengan suatu otoritas
eksternal, tetapi pada penyusunan skemata-skemata atau struktur kogniti$ yang
koheren dan berguna bagi pebelajar. %rientasi kita tentang belajar dan mengajar
seyogyanya digeser dari kebenaran sis!a dalam melakukan replikasi atas apa
yang dikerjakan guru menuju suksesnya sis!a dalam mengorganisasi pengalaman
mereka (&ri"er, '(( dalam Sadia, 200)b: ''). Sehubungan dengan hal itu, maka
dalam proses pembelajaran di kelas adalah sangat penting bagi sis!a untuk
mengemukakan gagasannya dalam rangka negoisasi makna. &i sisi lain, guru
harus memberi peluang kepada sis!a untuk mengemukakan gagasan atau
argumentasinya.
&alam hal e"aluasi hasil belajar, harus ditekankan pada masuk akal atau
tidaknya argumentasi yang dikemukakan sis!a, bukan pada benar salahnya
ja!aban sis!a (Sadia, 200)a: '2).
2.1.3 Model Pembelajaran
*odel pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan
prosedur yang sistematis dalam mengorganisasi pengalaman belajar untuk
men+apai tingkat belajar tertentu (,din S.-., '.). /oyee, dkk., (200))
mengemukakan bah!a suatu model pembelajaran adalah suatu peren+anaan atau
pola yang digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran di kelas. %emar
0amalik (200): 21) menjelaskan bah!a model pembelajaran merupakan suatu
ren+ana atau pola yang digunakan untuk membentuk kurikulum, meran+ang bahan
pengajaran dan membimbing pengajaran di kelas. &ari pendapat tersebut di atas,
dapat disimpulkan bah!a model pembelajaran merupakan kerangka konseptual
dalam !ujud suatu peren+anaan pembelajaran yang melukiskan prosedur yang
sistematis yang digunakan sebagai pedoman dalam pembelajaran di kelas.
2stilah model pembelajaran mempunyai empat +iri khusus yakni: ')
rasional teoretik yang logis yang disusun oleh para pen+ipta, 2) landasan
pemikiran tentang apa dan bagaimana sis!a belajar, )) tingkah laku mengajar
yang diperlukan agar model tersebut dapat berhasil, 1) lingkungan belajar yang
diperlukan agar tujuan pembelajaran itu dapat ter+apai (-ina Sanjaya, 2006: '2().
Sintaks suatu model pembelajaran menggambarkan keseluruhan urutan
alur langkah yang pada umumnya diikuti oleh serangkaian kegiatan pembelajaran
(3ana S., '(: 1)). Sintaks pembelajaran menunjukkan dengan jelas kegiatan-
kegiatan apa yang perlu dilakukan oleh guru atau sis!a dan tugas-tugas khusus
yang dilakukan oleh sis!a. Sintaks dari berma+am model pembelajaran
mempunyai komponen yang sama seperti dia!ali dengan menarik perhatian sis!a
dan memoti"asi sis!a agar terlibat dalam proses pembelajaran. &emikian pula
setiap model pembelajaran selalu mempunyai tahap mnutup pelajaran. 3amun
demikian ada perbedaan seperti perbedaan pengelolaan lingkungan belajar,
perbedaan peran sis!a, perbedaan peran guru, perbedaan ruang $isik dan
perbedaan sistem sosial kelas. #erbedaan-perbedaan tersebut harus dipahami oleh
para guru dalam menerapkan model pembelajaran agar dapat dilaksanakan dengan
baik.
2.1.4 Model Pembelajaran Problem Based Learning
*odel pembelajaran problem based learning (pembelajaran berbasis
masalah) a!alnya diran+ang untuk program graduate bidang kesehatan oleh
Barro!s, 0o!ard ('(6) yang kemudian diadaptasi dalam bidang pendidikan oleh
4allagher ('5). Problem based learning disetting dalam bentuk pembelajaran
yang dia!ali dengan sebuah masalah dengan menggunakan instruktur pelatih
metakogniti$ dan diakhiri dengan penyajian dan analisis kerja sis!a.
*odel pembelajaran problem based learning berlandaskan pada psikologi
kognitif. Sehingga $okus pengajaran tidak begitu banyak pada apa yang sedang
dilakukan sis!a, melainkan kepada apa yang sedang mereka pikirkan pada saat
mereka melakukan kegiatan itu. #ada problem based learning peran guru lebih
berperan sebagai pembimbing dan $asilitator sehingga sis!a belajar berpikir dan
meme+ahkan masalah mereka sendiri. Belajar berbasis masalah menemukan akar
intelektualnya pada penelitian /ohn &e!ey (2brahim, 2000). #edagogi /ohn
&e!ey menganjurkan guru untuk mendorong sis!a terlibat dalam proyek atau
tugas yang berorientasi masalah dan membantu mereka menyelidiki masalah-
masalah tersebut. #embelajaran yang berdayaguna atau berpusat pada masalah
digerakkan oleh keinginan ba!aan sis!a untuk menyelidiki se+ara pribadi situasi
yang bermakna merupakan hubungan problem based learning dengan psikologi
&e!ey. Selain &e!ey, ahli psikologi 6ropa /ean #iaget tokoh pengembang
konsep konstrukti"isme telah memberikan dukungannya. #andangan
konstrukti"is-kogniti$ yang didasari atas teori #iaget menyatakan bah!a sis!a
dalam segala usianya se+ara akti$ terlibat dalam proses pemerolehan in$ormasi
dan membangun pengetahuannya sendiri (2brahim, 2000).
7daptasi struktur problem based learning dalam kelas-kelas sains
dilakukan dengan menjamin penerapan beberapa komponen penting dari sains.
6mpat penerapan esensial dari problem based learning adalah seperti diurutkan
dalam 8allagher et al ('5) adalah:
1 Or!en"a#! #!#$a %ada ma#ala&
#ada saat mulai pembelajaran, guru menyampaikan tujuan pembelajaran
se+ara jelas, menumbuhkan sikap positi$ terhadap pelajaran. 4uru menyampaikan
bah!a perlu adanya elaborasi tentang hal-hal sebagai berikut:
- 9ujuan utama dari pembelajaran adalah tidak untuk mempelajari sejumlah
in$ormasi baru, namun lebih kepada bagaimana menyelidiki masalah-masalah
penting dan bagaimana menjadikan pebelajar yang mandiri.
- #ermasalahan yang diselidiki tidak memiliki ja!aban mutlak :benar:. Sebuah
penyelesaian yang kompleks memiliki banyak penyelesaian yang terkadang
bertentangan.
- Selama tahap penyelidikan dalam pembelajaran, sis!a didorong untuk
mengajukan pertanyaan dan men+ari in$ormasi dengan bimbingan guru.
- #ada tahap analisis dan penyelesaian masalah sis!a didorong untuk
menyampaikan idenya se+ara terbuka.
4uru perlu menyajikan masalah dengan hati-hati dengan prosedur yang
jelas untuk melibatkan sis!a dalam identi$ikasi. 0al penting di sini adalah
orientasi kepada situasi masalah menentukan tahap untuk penyelidikan
selanjutnya. %leh karena itu pada tahap ini presentasi harus menarik minat sis!a
dan menimbulkan rasa ingin tahu.
2 Men'or'an!#a#!(an S!#$a )n")( Belajar
Poblem based learning membutkan keterampilan kolaborasi diantara
sis!a menurut mereka untuk menyelidiki masalah se+ara bersama. %leh karena itu
mereka juga membutuhkan bantuan untuk meren+anakan penyelidikan dan tugas-
tugas belajarnya.
*engorganisasikan sis!a ke dalam kelompok-kelompok belajar
kooperati$ juga berlaku untuk mengorganisasikan sis!a ke dalam kelompok
problem based learning. 2ntinya di sini adalah guru membantu sis!a
mengidenti$ikasi dan mengorganisasi tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah yang akan dipe+ahkan.
3 Memban") Pen*el!d!(an S!#$a
#ada tahap ini guru mendorong sis!a untuk mengumpulkan data-data atau
melaksanakan eksperimen sampai mereka betul-betul memahami dimensi dari
masalah tersebut. 9ujuannya agar sis!a mengumpulkan +ukup in$ormasi untuk
membangun ide mereka sendiri. Sis!a akan membutuhkan untuk diajarkan
bagaimana menjadi penyelidik yang akti$ dan bagaimana menggunakan metode
yang sesuai untuk masalah yang sedang dipelajari.
Setelah sis!a mengumpulkan +ukup data mereka akan mulai mena!arkan
penjelasan dalam bentuk hipotesis, penjelasan dan peme+ahan. Selama tahap ini
guru mendorong semua ide dan menerima sepenuhnya ide tersebut.
4 Men'emban'(an dan Men*aj!(an +a#!l ,ar*a
#ada tahap ini guru membantu sis!a dalam meren+anakan dan
menyiapkan hasil karya yang akan disajikan. *asing-masing kelompok
menyajikan hasil peme+ahan masalah yang diperoleh dalam suatu diskusi.
#enyajian hasil karya ini dapat berupa laporan, poster maupun media-media yang
lain.
- Men'anal!#!# dan Men'e.al)a#! Pro#e# Peme/a&an Ma#ala&
9ahap akhir ini meliputi akti"itas yang dimaksudkan untuk membantu
sis!a menganalisis dan menge"aluasi proses berpikir mereka sendiri dan
disamping itu juga menge"aluasi keterampilan penyelidikan dan keterampilan
intelektual yang telah mereka gunakan.
Selanjutnya beberapa +iri penting problem based learning sebagai berikut
(Brook ; *artin, ')):
'. T)j)an Pembelajaran. 9ujuan pembelajaran diran+ang untuk dapat
merangsang dan melibatkan pebelajar dalam pola peme+ahan masalah.
<ondisi ini akan dapat mengembangkan keahlian belajar dalam bidangnya
se+ara langsung dalam mengidenti$ikasi permasalahan. &alam konteks belajar
kogniti$ sejumlah tujuan yang terkait adalah belajar langsung dan mandiri,
pengetahuan dan peme+ahan masalah. Sehingga untuk men+apai keberhasilan,
para pebelajar harus mengembangkan keahlian belajar dan mampu
mengembangkan strategi dalam mengidenti$ikasi dan menemukan
permasalahan belajar, e"aluasi dan juga belajar dari berbagai sumber yang
rele"an.
2. ,eber&a#!lan Ma#ala&. &alam hal ini ada dua hal yang harus dipenuhi.
#ertama, harus dapat memun+ulkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang
rele"an dengan content domain yang dibahas. <edua, permasalahan
hendaknya riil sehingga memungkinkan terjadinya kesamaan pandang antar
sis!a. 7da tiga alasan kenapa permasalahan harus nyata (realistik). (') Sis!a
terkadang terbuka untuk meneliti semua dimensi dari permasalahan sehingga
dapat mengalami kesulitan dalam men+iptakan suatu permasalahan yang luas
dengan in$ormasi yang sesuai. (2) #ermasalahan nyata +enderung untuk lebih
melibatkan sis!a terhadap suatu konteks tentang kesamaan dengan
permasalahan. ()) Sis!a segera ingin tahu hasil akhir dari penyelesaian
masalahnya.
). Adan*a Pre#en"a#! Perma#ala&an. #ebelajar dilibatkan dalam
mempresentasikan permasalahan sehingga mereka merasa memiliki
permasalahan tersebut. 7da dua hal pokok dalam mempresentasikan
permasalahan. #ertama, jika sis!a dilibatkan dalam peme+ahan masalah yang
autentik, maka mereka harus memiliki permasalahan tersebut. <edua, adalah
bah!a data yang ditampilkan dalam presentasi permasalahan tidak menyoroti
$aktor-$aktor utama dalam masalah tersebut, namun dapat ditampilkan sebagai
dasar pertanyaan sehingga tidak menampilkan in$ormasi kun+i.
1. Peran G)r) Seba'a! T)"or dan 0a#!l!"a"or. &alam hal ini peran guru
sebagai $asilitator adalah mengembangkan kreati"itas berpikir sis!a dalam
bentuk keahlian dalam peme+ahan masalah dan membantu sis!a untuk
menjadi mandiri. <emampuan dari tutor sebagai $asilitator keterampilan
mengajar kelompok ke+il dalam proses pembelajaran mengidenti$ikasi
permasalahan. &alam konteks belajar kogniti$ sejumlah tujuan yang terkait
adalah belajar langsung dan mandiri, pengetahuan dan peme+ahan masalah.
Sehingga untuk men+apai keberhasilan, para pebelajar harus mengembangkan
keahlian belajar dan mampu mengembangkan strategi dalam mengidenti$ikasi
dan menemukan permasalahan belajar, e"aluasi dan juga belajar dari berbagai
sumber yang rele"an.
5. ,eberlanj)"an Ma#ala&. &alam hal ini ada dua hal yang terpenuhi. #ertama,
harus dapat memun+ulkan konsep-konsep atau prinsip-prinsip yang rele"an
dengan content domain yang dibahas. <edua, permasalahan hendaknya riil
sehingga memungkinkan terjadinya kesamaan pandang antarsis!a. 7da tiga
alasan kenapa permasalahan harus nyata (realistik). (') Sis!a terkadang
terbuka untuk meneliti semua dimensi dari permasalahan sehingga dapat
mengalami kesulitan dalam men+iptakan suatu permasalahan yang luas
dengan in$ormasi yang sesuai. (2) #ermasalahan nyata +enderung untuk lebih
melibatkan sis!a terhadap suatu konteks tentang kesamaan dengan
permasalahan. ()) Sis!a segera ingin tahu hasil akhir dari penyelesaian
masalahnya.
6. Adan*a Pre#en"a#! Perma#ala&an. #ebelajar dilibatkan dalam
mempresentasikan permasalahan sehingga mereka merasa memiliki
permasalahan tersebut. 7da dua hal pokok dalam mempresentasikan
permasalahan. #ertama, jika sis!a dilibatkan dalam peme+ahan masalah yang
autentik, maka mereka harus memiliki permasalahan tersebut. <edua, adalah
bah!a data yang ditampilkan dalam presentasi permasalahan tidak menyoroti
$aktor-$aktor utama dalam masalah tersebut, namun dapat ditampilkan sebagai
dasar pertanyaan sehingga tidak menampilkan in$ormasi kun+i.
.. Peran G)r) #eba'a! T)"or dan 0a#!l!"a"or. &alam hal ini peran guru
sebagai $asilitator adalah mengembangkan kreati"itas berpikir sis!a dalam
bentuk keahlian dalam peme+ahan masalah dan membantu sis!a untuk
menjadi mandiri. <emampuan dari tutor sebagai $asilitator keterampilan
mengajar kelompok ke+il dan proses pembelajaran merupakan penentu utama
dari kualitas dan keberhasilan. Setiap metode pendidikan bertujuan: (')
*engembangkan kreati$itas berpikir pada sis!a dan keahlian berpendapat. (2)
*embantu mereka untuk menjadi mandiri. Sedangkan tutorial adalah sautu
penggunaan keahlian yang menitikberatkan masalah dasar belajar langsung
mandiri (Barro!s dalam Sa"ery ; &u$$y, '1).
Barro!s ('6) dalam tulisannya yang berjudul Problem Based Learning
in Medicine and Beyond juga mengemukakan beberapa karakteristik problem
based learning berikut:
') #roses pembelajaran bersi$at Student-Centered. *elalui bimbingan totur
(guru) sis!a harus bertanggungja!ab atas pembelajaran dirinya,
mengidenti$ikasi apa yang mereka perlu ketahui untuk memperoleh
pemahaman yang lebih baik, mengelola permasalahan dan menentukan
dimana mereka akan memperoleh in$ormasi (buku teks jurnanl, internet, dsb).
2) #roses pembelajaran berlangsung pada kelompok ke+il. Setiap kelompok
biasanya terdiri dari 5-( orang. 7nggota kelompok sebaiknya ditukar untuk
setiap unit kurikulum. <ondisi demikian akan memberikan kondisi praktis
kepada sis!a untuk bekerja dan belajar se+ara lebih intensi$ dan e$ekti$ dalam
"ariasi kelompok yang berbeda.
)) 4uru berperan sebagai $asilitator atau pembimbig. &alam hal ini guru tidak
berperan sebagai pen+eramah atau pemberi $aktual, namun berperan sebagai
$asilitator. 4uru tidak memberitahu sis!a apakah pemikiran sis!anya benar
atau salah, dan juga tidak memberitahu sis!a tentang apa yang mereka harus
pelajari atau ba+a. Sis!a itu sendirilah (se+ara berkelompok) yang
mengidenti$ikasi dan menentukan konsep-konsep atau prinsip-prinsip apa
yang harus mereka pelajari dan mereka pahami agar mampu meme+ahkan
masalah yang telah disajikan guru pada a!al setting pembelajaran.
1) #ermasalahan-permasalahan yang disajikan dalam setting pembelajaran
diorganisasi dalam bentuk $an $okus tertentu dan merupakan stimulus
pembelajaran. *isalnya, masalah pasien atau kesehatan masyarakat disajikan
dalam berbagai bentuk seperti kasus tertulis, simulasi pasien, simulasi
komputer, atau "ideo. <ondisi demikian akan manantang dan menghadapkan
sis!a dalam kondisi praktis serta akan memoti"asi sis!a untuk belajar. ,ntuk
meme+ahkan masalah tersebut, sis!a akan merealisasikan apa yang perlu
mereka pelajari dari ilmu-ilmu dasar serta akan mengarahkan mereka untuk
mengintegrasikan in$ormasi-in$ormasi dari berbagai disiplin ilmu.
5) 2n$ormasi baru diperoleh melalui belajar se+ara mandiri (self directed
learning). Sis!a diharapkan belajar dari dunia pengetahuan dan
mengakumulasikan keahaliannya melalui belajar mandiri, serta dapat berbuat
seperti praktisi yang sesungguhnya. Selama proses belajar se+ara mandiri,
sis!a bekerja bersama dalam kelompok, berdiskusi, melakukan komparasi,
meri"ie! serta berdebat tentang apa yang sudah mereka pelajari.
6) *asalah merupakan !ahana untuk mengembangkan keterampilan
permasalahan masalah klinik. #ermat permasalahan hendaknya
mempresentasikan permasalahan pasien sesuai dengan dunia realita. =ormat
permasalahan juga harus memberi kepada sis!a untuk mengajukan
pertanyaan-pertanyaan kepada pasisen, melakukan tes $isik, tes laboratorium
dan tutuntan lainnya.
>angkah-langkah yang perlu diperhatikan dalam meran+ang program
pengajaran yang berorientasi pada problem based learning sehingga proses
pembelajaran benar-benar berpusat pada sis!a (siswa centered) adalah sebagai
berikut (4allegher ; Stepien, '5):
') =okuskan permasalahan (problem) sekitar pembelajaran konsep-konsep
esensial yang strategis. 4unakan permasalahan dan konsep untuk membantu
sis!a melakukan in"estigasi substansi isi (content).
2) Berikan kesempatan kepada sis!a untuk menge"aluasi gagasannya melalui
eksperimen atau studi lapangan. Sis!a akan menggali data-data yang
diperlukan untuk meme+ahkan masalah yang dihadapinya.
)) Berikan kesempatan kepada sis!a untuk mengelola data yang mereka miliki
yang merupakan proses metakognisi.
1) Berikan kesempatan kepada sis!a untuk mempresentasikan solusi-solusi yang
mereka kemukakan. #enyajian dapat dilakukan dalam bentuk seminar atau
publikasi atau dalam bentuk penyajian poster.
#rosedur dan tahapan pelaksanaan proses pembelajaran problem based learning
adalah sebagai berikut (dimodi$ikasi dari Barro!s and *yers, ')).
4ambar 2.' 7lur #embelajaran Problem Based Learning
#63&70,>,73
'. #enyampaian 9ujuan #embelajaran
2. 7persepsi
S699234 #6?*7S7>7073
'. #enyampaian masalah
2. 2nternalisasi masalah oleh sis!a
). *enggambarkan hasil@per$orman yang diperlukan
1. #emberian tugas-tugas meliputi (pengajuan hipotesis, pengumpulan
$akta, mensintesa in$ormasi yang tersedia melalui kegiatan inkuiri,
membuat +atatan yang diperlukan, meran+ang kegiatan@penyelidikan
yang berkaitan dengan peme+ahan masalah)
5. #emberian alasan terhadap permasalahan
6. 2denti$ikasi sumber-sumber pembelajaran
.. #enjad!alan tindak lanjut
S9?79642 #6*687073 *7S7>70
'. *enggunakan berbagai sumber dan kemampuan berpikir kritis,
melaksanakan penyelidikan eksperimen.
2. #eme+ahan masalah (ja!aban hipotesis, menerapkan pengetahuan
baru, menemukan hal-hal baru jika perlu diteliti kembali dengan
meran+ang kegiatan baru)
#?6S6397S2
'. #enyajian peme+ahan masalah
2. &iskusi
7<02? <6427973
'. *emiliki pengetahuan
2. #enilaian diri melalui hasil diskusi
Sebagai model pembelajaran problem based learning disamping memiliki
keunggulan juga memiliki kelemahan. -ina Sanjaya (2006: 2'() menyatakan
keunggulan problem based learning adalah:
'. #eme+ahan masalah merupakan teknik yang +ukup bagus untuk lebih
memahami isi pelajaran.
2. #eme+ahan masalah dapat menantang kemampuan sis!a serta memberikan
kepuasan untuk menemukan pengetahuan baru bagi sis!a.
). #eme+ahan masalah dapat meningkatkan akti$itas pembelajaran sis!a.
1. #eme+ahan masalah dapat membantu sis!a bagaimana mentrans$er
pengetahuan untuk memahami masalah dalam kehidupan nyata.
5. #eme+ahan masalah dapat membantu sis!a untuk mengembangkan
pengetahuan barunya dan bertanggung ja!ab dalam pembelajaran yang
mereka lakukan. &isamping juga dapat mendorong untuk melakukan e"aluasi
sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya.
6. *elalui peme+ahan masalah bisa diperlihatkan bah!a setiap mata pelajaran
pada dasarnya merupakan +ara berpikir dan sesuatu yang dimengerti oleh
sis!a bukan hanya sekedar belajar dari guru atau dari buku saja.
.. #eme+ahan masalah dipandang lebih mengasikkan dan disukai sis!a.
(. #eme+ahan masalah dapat mengembangkan kemampuan sis!a untuk berpikir
kritis dan mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan
pengetahuan baru.
. #eme+ahan masalah dapat memberikan kesempatan kepada sis!a untuk
mengaplikasikan pengetahuan yang telah mereka miliki dalam dunia nyata.
'0. #eme+ahan masalah dapat mengembangkan minat sis!a untuk se+ara terus-
menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan $ormal telah berakhir.

You might also like