Dunia saat ini telah berubah, berbeda jauh dengan dunia yang dikenal pada abad 20. Konstelasi sosial politik ekonomi dan teknologi telah mengubah menyeluruh pola kehidupan manusia. Dunia hari ini datar, padat, tak menentu, saling mempengaruhi, dan berubah terus menerus. Untuk menghadapi dunia yang berubah dan tak menentu, anak bangsa harus cakap sekaligus senang mempelajari pengetahuan dan keterampilan baru. Oleh karenanya, kemampuan belajar disertai hasrat dan budaya belajar merupakan syarat mutlak. Selama semua insan bangsa ini berhasrat dan cakap belajar maka perubahan apapun dapat diantisipasi dan diatasi. Malah lebih dari itu, melalui budaya belajar yang kuat, masa depan serta peluang-peluangnya dapat diciptakan oleh anak bangsa kita.
Namun, saat sekarang, masih ada penghalang untuk mengembangkan hasrat dan budaya belajar pada anak dan remaja kita. Pertama, hal-hal yang menyangkut standar pendidikan. Kedua, hal-hal yang menyangkut evaluasi pendidikan. Kedua halangan tersebut harus dirubuhkan agar memungkinkan terjadi transformasi pendidikan yang lebih relevan dengan tuntutan jaman dan sejalan dengan kehidupan masa depan. Guna meruntuhkan halangan itu, berikut ini adalah langkah-langkah yang perlu ditindaklanjuti segera.
Standar Pendi di kan Eval uasi Pendi di kan 1. Memberikan kebebasan pada sekolah untuk memilih kurikulum seperti KTSP, Kurikulum 2013, dll, asalkan sejalan dengan Standar BSNP. 2. Melakukan revisi menyeluruh terhadap Kurikulum 2013 dengan memperhatikan kaidah ilmiah, logika, dan bahasa yang tampaknya kurang diperhatikan dalam proses penyusunannya. 3. Menyusun panduan Standar Isi sebagai dasar pengembangan dan sertifikasi berbagai opsi kurikulum yang dapat digunakan sesuai kebutuhan daerah dan satuan pendidikan. 4. Mendorong institusi dan satuan pendidikan untuk mengembangkan perangkat kurikulum sesuai dengan keunggulannya dengan tujuan spesifik sepanjang sejalan dengan Standar BSNP. Selanjutnya, kurikulum yang baik perlu didorong untuk dijadikan kurikulum alternatif sekolah lain di Indonesia. 5. Memampukan pendidikan dan satuan pendidikan untuk melakukan interpretasi dan modifikasi kurikulum sesuai kebutuhan pendidikan yang langsung dihadapinya. 1. Guru harus diberdayakan dan dipercaya kembali atas kemampuannya mengevaluasi siswanya. 2. Moratorium Ujian Nasional sebagai syarat kelulusan selama 3 tahun. 3. Memastikan independensi BSNP dengan meletakkan di bawah presiden dan memperkuatnya dengan tim pakar evaluasi pendidikan yang kredibel dan bekerja penuh waktu. 4. Membentuk tim di bawah BSNP untuk merancang alternatif sistem evaluasi pendidikan nasional dengan berbagai format yang memenuhi tujuan pemetaan, tes diagnostik, tes kelulusan, dan tes masuk PTN dengan efektif dan tidak saling tumpang tindih. 5. Dalam waktu transisi menuju sistem evaluasi pendidikan nasional yang baru, maka penentuan kelulusan dari satuan pendidikan dikembalikan kepada sekolah sedangkan format seleksi masuk diserahkan kepada daerah. 6. Pemerintah, DPR, dan pihak terkait merancang sebuah ukuran keberhasilan program pendidikan nasional yang handal guna mengukur mutu layanan pendidikan oleh negara, dengan tidak menjadikan anak sebagai unsur penentu yang semu.
Setelah kedua hal tersebut dievaluasi dan diperbaiki, maka kita dapat melakukan transformasi pendidikan yang mendasar, strategis, dan sistemik. Transformasi pendidikan tersebut membutuhkan sebuah cetakbiru pendidikan yang penyusunannya melibatkan seluruh komponen pendidikan. Selanjutnya, pemimpin bangsa mempunyai tanggung jawab untuk memandu transformasi pendidikan dengan mengacu pada cetakbiru tersebut.
Akan ada banyak tantangan yang dihadapi selama proses transformasi itu. Dibutuhkan peran lembaga check and balance untuk menjamin transformasi pendidikan berjalan secara konsisten dan berkelanjutan. UU Sisdiknas telah mengamanatkan lembaga seperti ini, yaitu Dewan Pendidikan Nasional. Maka keberadaannya harus segera diwujudkan dengan mekanisme terbuka dan profesional.
Cara terbaik memperkirakan kehidupan masa depan adalah dengan menciptakannya. Pendidikan adalah jalan utama untuk merekacipta masa depan itu.
Indonesia, 10 Juni 2014 Koalisi Reformasi Pendidikan