You are on page 1of 28

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ambliopia merupakan suatu keadaan mata dimana tajam penglihatan tidak
mencapai optimal sesuai dengan usia dan intelegensinya walaupun sudah
dikoreksi kelainan refraksinya. Pada ambliopia terjadi penurunan tajam
penglihatan unilateral atau bilateral disebabkan karena kehilangan pengenalan
bentuk, interaksi binokular abnormal, atau keduanya, dimana tidak ditemukan
kausa organik pada pemeriksaan fisik mata dan pada keadaan baik, dapat
dikembalikan fungsinya dengan pengobatan.
Ambiopia dikenal juga dengan istilah mata malas (lazy eyes, adalah
masalah dalam penglihatan yang memang hanya mengenai ! " # $ populasi,
tetapi bila dibiarkan akan sangat merugikan nantinya bagi kehidupan si penderita.
Ambliopia tidak dapat sembuh dengan sendirinya dan ambliopia yang tidak
diterapi dapat menyebabkan gangguan penglihatan permanen. %ika nantinya pada
mata yang baik itu timbul suatu penyakit ataupun trauma, maka penderita akan
bergantung pada penglihatan buruk mata yang ambliopia, oleh karena itu
ambliopia harus di terapi secepat mungkin.
Ambliopia telah diakui sebagai gangguan klinis selama lebih dari #&&
tahun. 'stilah ini telah digunakan untuk menggambarkan monokuler yang
berpotensi re(ersibel atau kehilangan penglihatan binokular yang berhubungan
dengan oklusi dari sumbu (isual (bentuk kekurangan, strabismus, atau
anisometropia ) ametropia. *klusi mata tidak terkena dampak tetap bentuk utama
terapi sejak tahun +,-&.an.
/ampir seluruh ambliopia dapat dicegah dan bersifat re(ersibel dengan
deteksi dini dan inter(ensi yang tepat. Anak dengan ambliopia atau yang beresiko
ambliopia hendaknya dapat diindentifikasi pada umur dini, dimana prognosis
keberhasilan terapi akan lebih baik.
1.2 Jaras Penglihatan Sensorik
0er(us kranialis '' merupakan indera khusus untuk penglihatan. 1ahaya dideteksi
oleh sel.sel batang dan sel kerucut diretina, ( dapat dianggap sebagai end.organ sensoris
khusus penglihatan. 2adan sel dari reseptor.reseptor ini mengeluarkan tonjolan (prosesus
yang bersinap dengan selbipolar (neuron kedua dijaras penglihatan. 3el " sel bipolar
kemudian bersinap dengan sel.selganglion retina.akson.akson sel ganglion membentuk
lapisan serat syaraf pada retina dan menyatu membentuk ner(us optikus.
4i dalam tengkorak ! ner(us optikus menyatu membentuk kiasma optikus.
4ikiasma lebih dari separuh serabut (yang berasal dari separuh retina mengalami dekusasi
dan menyatu dengan serabut.serabut temporal yang tidak menyilang dari ner(us optikus
kontralateral untuk membentuk traktus optikus. 5asing.masing traktus optikus berjalan
mengelilingi pedunkulus cerebri menuju ke nukleus genikulatus lateralis, tempat traktus
tersebut akan bersinaps. 3emua serabut yang menerima impuls dari separuh kanan lapangan
pandang tiap.tiap mata membentuk traktus optikus kiri dan berproyeksi pada hemisfer
serebrum kiri. 4emikian juga, separuh kiri lapangan pandang berproyeksi pada hemisfer
serebrum kanan. !& $ serabut ditraktus menjalankan fungsi pupil. 3erabut.serabut ini
meninggalkan traktus tepat di sebelah anteriornucleus dan melewati brachium coliculli
superioris menuju ke nukleus pretectalis otak tengah. 3erat.serat lainnya bersinaps dinukleus
genikulatus lateralis. 2adan.badan sel struktur ini membentuk traktus genikulokalkarina.
6raktus genikulokalkarina berjalan melalui crus posteriuscapsula interna dan kemudian
menyebar seperti kipas dalam radiation optica yang melintasilobus temporalis dan parietalis
dalam perjalanan ke korteks oksipitalis (korteks kalkarina, striata, atau korteks penglihatan
primer.
1. 3 Refraksi
Pembelokkan suatu berkas cahaya terjadi ketika berkas berpindah dari suatu
medium dengan kepadatan (densitas tertentu ke medium dengan kepadatan tertentu.
1ahaya lebih bergerak cepat melalui udara daripada melalui transparan lain (air)kaca.
1ahaya masauk ke medium dengan densitas lebih tinggi menimbulkan cahaya lambat.
! 7aktor yang berperan dalam derajat refraksi 8
+. 4ensitas komparatif antara ! media (semakin besar perbedaan densitas, semakin besar
pula derajat pembelokkan.
!. 3udut jatuhnya berkas cahaya di medium ke.! (semakin besar sudut, semakin besar
pembiasan.
! 3truktur yang penting dalam kemampuan refraktif mata adalah 8
+. 9ornea, permukaan kornea, struktur pertama yang dilalui cahaya sewaktu mata
masuk mata, yang melengkung berperan paling besar dalam kemampuan refraktif total
mata karena perbedaan densitas pertemuan udara)kornea jauh lebih besar daripada
perbedaan densitas antara lensa dan cairan yang mengelilinginya.
!. :ensa, kemampuan refraksi lensa dapat disesuaikan dengan mengubah
kelengkungannya sesuai keperluan untuk melihat dekat atau jauh. 3truktur.struktur
mata refraksi pada mata harus membawa bayangan sudah terfokus sebelum mencapai
retina atau belum terfokus sewaktu mencapai retina, bayangan tersebut tampak kabur.
;efraksi :ensa 8
+. :ensa dengan permukaan kon(eks(cembung menyebabkan kon(ergensi atau
penyatuan, berkas.berkas cahaya, yaitu persyaratan untuk membawa suatu bayangan
ke titik fokus, dengan demikian permukaan refraktif mata bersifat kon(eks.
!. :ensa dengan permukaan konkaf (cekung menyebabkan di(ergensi atau penyebaran
berkas cahaya, suatu lensa konkaf berguna untuk memperbaiki kesalahan refraktif
matatertentu, misalnya 8 berpenglihatan dekat.
1.4 aha! Perke"#angan Penglihatan
+. Perkembangan Penglihatan 5onokular
Pada saat lahir, tajam penglihatan berkisar antara gerakan tangan sampai hitung jari.
/al ini karena pusat penglihatan di otak yang meliputi nukleus genikulatum lateral dan
korteks striata belum matang. 3etelah umur -.< minggu, fiksasi bintik kuning atau
fo(easentral timbul dengan pursuit halus yang akurat. Pada umur < bulan respon terhadap
stimulus optokinetik timbul. Perkembangan penglihatan yang cepat terjadi pada !.# bulan
pertama yang dikenal sebagai periode kritis perkembangan penglihatan.
!. Perkembangan Penglihatan 2inokular
Perkembangan penglihatan binokular terjadi bersamaan dengan meningkatnya
penglihatan monocular. 9edua saraf dari mata kanan dan kiri akan bergabung memberikan
penglihatan binokular (penglihatan tunggal dua mata. 4i korteks striata jalur aferen kanan
dan kiri berhubungan dengan sel.sel korteks monocular yang berekasi terhadap
rangasangan hanya satu mata. 9ira.kira ,&$ sel.sel di korteks striata adalah sel.sel
binokular. 3el.sel tersebut berhubungan dengan saraf di otak yang menghasilkan
penglihatan tunggal binokular dan stereopsis (penglihatan tiga dimensi. 7usi penglihatan
binokular berkembang pada usia +,= hingga ! bulan, sementara stereopsis berkembang
kemudian pada usia # hingga < bulan.
#. Penglihatan 2inokular 6unggal dan 3tereopsis
Penglihatan binokular normal adalah proses penyatuan bayangan do retina dari dua
matake dalam persepsi penglihatan tunggal tiga dimensi. 3yarat penglihatan binokular
tunggal adalah memiliki sumbu mata jatuh pada titik di retina yang sefaal, yang akan
diteruskan ke sel.sel binokular korteks yang sama. *byek di depan atau belakang horopter
akan merangsang titik retina nonkorespondensi. 6itik di belakang horopter empiris
merangsang retina binasal, dan titik di depan horopter merangsang retina bitemporal. Ada
daerah yang terbatas di depan dan di belakang garis horopter tempat obyek merangsang
titik.titik retina non korespondensi sehingga masih dapat terjadi fusi menjadi bayangan
binokular tunggal. Area ini disebut area panum. *byek dalam area ini akan menghasilkan
penglihatan binokular tunggal dengan penglihatan stereopsis atau tiga dimensi. 7o(ea atau
bintik kuning mempunyai resolusi atau daya pisah ruang yang tinggi, sehingga perpindahan
kecil pada garis horopter pada lapang pandang sentral dapat terdeteksi, menghasilkan
stereopsis derajat tinggi.
-. Adaptasi 3ensoris pada >angguan ;angsangan Penglihatan
/al ini terjadi karena keduamata kita terpisah dan masing.masing mata mempunyai
perbedaan penglihatan menyesuaikan dengan kekacauan bayangan retina yang tidak sama
dengan menghambat akti(itas korteks dari satu mata. /ambatan korteks ini biasanya
melibatkan bagian sentral lapag pandang dan disebut supresi kortikal. 2ayangan yang
jatuh dalam lapang supresi kortikal tidak akan dirasakan di area ini disebut skoto
masupresi. 3upresi tergantung pada adanya penglihatan binokular, dengan satu mata
berfiksasi, sedang mata satunya supresi. 9etika mata fiksasi ditutup, skotoma supresi hilang.
3upresi korteks mengganggu perkembangan sel.sel kortikal bilateral dan akan
menghasilkan penglihatan binokular abnormal tapa stereopsis atau stereopsis yang buruk.
%ika supresi bergantian antara kedua mata, tajam penglihatan akan berkembang sama
meskipun terpisah tanpa fungsi binokular normal sehingga terjadi penglihatan bergantian
atau alternating. 3upresi terus menerus terhadap akti(itas korteks pada satu mata akan
mengakibatkan gangguan perkembangan penglihatan binokularitas dan tajam penglihatan
buruk.
1.$ %angg&an Pa'a aha! Perke"#angan Penglihatan (ang Berh&#&ngan
Dengan A"#lio!ia
A. 3trabismus
3trabismus adalah gangguan (isual di mana mata tidak sinkron dan titik fokus
menuju ke arah yang berbeda.
%enis 9lasifikasi strabismus dibagi menjadi -8
? @sotropia. 9eadaan strabismus, yakni juling ke dalam atau strabismus kon(ergen
manifest di mana sumbu penglihatan mengarah ke arah nasal.
? @ksotropia. 9eadaan strabismus, yakni juling ke luar atau strabismus di(ergen manifest
di mana sumbu penglihatan ke arah temporal.
? /ipertropia. 9eadan strabismus, dimana salah satu bola mata normal, sedangkan bola
mata yang lain bergulir kearah atas, atau seakan akan salah satu mata melihat kearah alis
atau rambut.
? /ipotropia. 9eadan strabismus, dimana salah satu bola mata normal, sedangkan bola
mata yang lain bergulir ke arah bawah, atau seakan akan melihat kearah mulut.
2. >angguan ;efraksi
4alam keadaan normal, cahaya sejajar yang masuk ke mata dalam keadaan istirahat
atau tidak berakomodasi akan difokuskan pada satu titik di retina. 9ondisi ini disebut
emetropia. 9etika mata dalam keadaan tidak berakomodasi dengan baik, mata tidak dapat
memfokuskan cahaya ke retina. 9eadaan ini disebut ametropia. 0amun, ada suatu keadaan
dimana mata mempunyai kelainan refraksi yang tidak sama pada mata kanan dan
mata mata kiri. Ada tiga keadaan yang dapat menyebabkan ametropia, yaitu8
+. 5iopia
!. /ipermetropia (disebut juga hiperopia
#. Astigmat
5iopia disebut sebagai rabun jauh akibat berkurangnya kemampuan untuk melihat
jauh akan tetapi dapat melihat dekat dengan lebih baik. /ipermetropia dikenal juga dengan
istilah hiperopia atau rabun dekat. Pasien dengan hipermetrop mendapat kesukaran untuk
melihat dekat akibat sukarnya berakomodasi. 9eluhan akan bertambah dengan
bertambahnya umur yang diakibatkan melemahnya otot siliar untuk akomodasi dan
berkurangnya kekenyalan lensa. Pada astigmat atau silinder, sinar.sinar yang masuk ke mata
tidak dapat difokuskan pada satu titik di retina akibat perbedaan kelengkungan kornea atau
lensa. Presbiopia adalah perkembangan normal yang berhubungan dengan usia, dimana
akomodasi yang diperlukan untuk melihat dekat perlahan.lahan berkurang. Pada usia di atas
-& tahun umumnya seseorang akan membutuhkan kacamata baca. 9eadaan ini akibat telah
terjadinya presbiopia.
Pada keadaan tidak terfokusnya sinar pada retina, hal yang dapat dilakukan adalah
memperlemah pembiasaan sinar seperti pada myopia dipergunakan lensa negatif
untuk memindahkan focus sinar ke belakang. 2ila sinar dibiaskan di belakang retina seperti
pada hipermetropia maka diperlukan lensa positif untuk menggeser sinar ke depan sehingga
melihat jelas. :ensa positif atau lensa negatif dapat dipergunakan dalam bentuk kacamata
ataupun dalam bentuk lensa kontak. Penggeseran bayangan sinar dapat pula dilakukan
dengan tindakan bedah yang dinamakan bedah refraktif.
1. >angguan Penglihatan 7ungsional
Penurunan ketajaman (isual bilateral pada anak yang disebabkan karena anak
mengalami stres, seperti kelahiran saudara baru, perceraian, atau kehilangan orang yang
dicintai. 3eorang anak dengan gangguan penglihatan fungsional tidak akan menunjukkan
factor risiko amblyogenic seperti strabismus, kesalahan bias yang signifikan, dan kekeruhan
media.
BAB. 2 )NJAUAN PUSA*A
2.1 Definisi
Ambilopia berasal dari bahasa Aunani yaitu amblyos (tumpul dan opia
(penglihatan. 4ikenal juga dengan lazy eye atau mata malas.
Ambliopia merupakan suatu keadaan mata dimana tajam penglihatan tidak
mencapai optimal sesuai dengan usia dan intelegensinya walaupun sudah
dikoreksi kelainan refraksinya. Pada ambliopia terjadi penurunan tajam
penglihatan unilateral atau bilateral disebabkan karena kehilangan pengenalan
bentuk, interaksi binokular abnormal, atau keduanya, dimana tidak ditemukan
kausa organik pada pemeriksaan fisik mata dan pada keadaan baik, dapat
dikembalikan fungsinya dengan pengobatan.
2.2 E!i'e"iologi
%umlah ambliopia di Amerika 3erikat sulit untuk ditaksir dan berbeda pada
tiap literatur, berkisar antara + " #,= $ pada anak yang sehat sampai - " =,# $
pada anak dengan masalah mata. /ampir seluruh data mengatakan sekitar ! $
dari keseluruhan populasi menderita ambliopia. 4i cina, menurut data bulan
4esember tahun !&&= yang lalu, sekitar # " = $ atau B hingga = juta anak
menderita ambliopia.
%enis kelamin dan ras tampaknya tidak ada perbedaan. Csia terjadinya
ambliopia yaitu periode kritis dari perkembangan mata. ;esiko meningkat pada
anak yang perkembangannya terlambat, prematur dan atau dijumpai adanya
riwayat keluarga ambliopia.
2.3 Etiologi
Penyebab ambliopia adalah 8
+. 3trabismus adalah penyebab tersering ambliopia dimana satu mata digunakan
terusmenerus untuk fiksasi, sedangakan mata yang lain tidak digunakan. Pada
strabismus yangalternating, biasanya tidak ditemukan ambliopia.
!. >angguan refraksi (anisometropia tinggi, adalah penyebab tersering kedua,
apabilagangguan refraksi ini tidak dikoreksi dengan lensa kaca mata.
#. 9elainan fiksasi juga menjadi penyebab ambliopia misalnya nistagmus
pada usia dini.9etiga kelompok tersebut diatas disebut ambliopia fungsional
yaitu secara anatomis tidak terlihat kelainan pada msing.masing mata tetapi
didapati gangguan fungsi penglihatan binocular.
-. 9ekeruahan pada media lintasan (isual, misalnya kataka pada bayi adalah
penyebabambliopia yang sering tidak terlihat sampai timbulnya strabismus.
/al yang sama dapat terjadi bila kita melakukan oklusi total pada slah satu
mata misalnya karena ada ulkus kornea pada anak usia dibawah < tahun.
9elompok ini digolongklan padaambliopia eD.anopsia yaitu adanya gangguan
penusuran sinar pada media lintasan (isual, baik gangguan organic maupun
gangguan karena penutupan total terlalu lam pada anak usia dini.
Pada kelompok ambliopia fungsional dan eD.anopsia keduanya dapat
dicegah dan ataudiobati, misalnya dilakukan koreksi strabismus pada usia dini,
koreksi kacamata pada anak usiadibawah < tahun, operasi katarak pada usia sedini
mungkin, serta tidak melakukan oklusi totalmata pada anak usia kurang dari <
tahun.
=. 9elompok lain ambliopia adalah ambliopia toksik, oleh 9arena obat.obatan
ataumeminum minuman keras yang mengandung metal alcohol. Ambliopia
pada keadaan iniadalah permanent hingga timbul kebutaan
2.4 Patofisiologi
3eperti yang dijelaskan sebelumnya, bahwa terdapat suatu periode kritis penglihatan.
4alam studi eksperimental pada binatang serta studi klinis pada bayi dan balita,
mendukungkonsep adanya suatu periode tersebut yang peka dalam berkembangnya keadaan
ambliopia. Periode kritis ini sesuai dengan perkembangan sistem penglihatan anak yang peka
terhadapmasukan abnormal yang diakibatkan rangsanga depri(asi, strabismus, atau kelainan
refraksi yang signifikan.
Periode kritis tersebut adalah 8
+. Perkembangan tajam penglihatan dari !&)!&& (<)<& hingga !&)!& (<)<, yaitu pada saat
lahir sampai usia #.= tahun.
!. Periode yang berisko (sangat tinggi untuk terjadinya ambliopia depri(asi, yaitu diusia
beberapa bulan hingga usia ,.E tahun.
#. Periode dimana kesembuhan ambliopia mash dapat dicapai, yaitu sejak terjadinya
depri(asi sampai usia remaja atau bahkan terkadang usia dewasa.
Falaupun meknisme neurofisiologi penyebab ambliopia masih sangat belum jelas,
studi eksprimental modifikasi pengalaman dalam melihat pada binatang dan percobaan
laboratorium pada manusia dengan ambliopia telah memberi beberapa masukkan, pada
binatang percobaan menunjukkan gangguan sistem penglihatan fungsi neuron yang
dalam)besar yang diakibatkan pengalaman melihat abnormal dini. 3el pada korteks (isual
primer dapat kehilangan kemampuan dalam menanggapi rangsangan pada satu atau kedua
mata, dan sel yang masih responsif fungsinya akhirnya dapat menurun. 9elainan juga terjadi
pada neuron badan genikulatum lateral.
Ambliopia seharusnya tidak dilihat hanya dari masalah di mata saja, tetapi juga
kelainan di otak akibat rangsangan (isual abnormal selama periode kritis perkembangan
penglihatan. Penelitian pada hewan, bila ada pola distorsi pada retina dan strabismus pada
perkembangan penglihatan awal, bisa mengakibatkan kerusakan structural dan fungsional
nukleus genikulatumlateral dan korteks striata. Ambang sistem penglihatan pada bayi baru
lahir adalah di bawah orang dewasa meskipun sistem optik mata memiliki kejernihan !&)!&.
3istem penglihatan membutuhkan pengalaman melihat dan khususnyainteraksi kompetisi
antara kedua jalur lintasan mata kanan dan kiri di korteks penglihatan untuk berkembang
menjadi penglihatan seperti orang dewasa, yaitu (isus menjadi !&)!&. Pada Ambliopia
terdapat defek pada (isus sentral, sedangkan medan penglihatan perifer tetap normal.
3istem penglihatan membutuhkan pengalaman melihat dan terutama interaksi
kompetitif antar jalur penglihatan di kedua mata pada (isual korteks untuk berkembang
hingga dewasa. 2ayi sudah dapat melihat sewaktu lahir, tetapi mereka harus belajar
bagaimana untuk fokus, dan bagaimana cara menggunakan kedua mata bersamaan.
Penglihatan yang baik harus jernih, bayangan terfokus sama pada kedua mata. 2ila bayangan
kabur pada satu mata, atau bayangan tersebut tidak sama pada kedua mata, maka jaras
penglihatan tidak dapat berkembang dengan baik, bahkan dapat memburuk. 2ila hal ini
terjadi, otak akan mematikan mata yang tidak fokus dan orang tersebut akan bergantung pada
satu mata untuk melihat.
2.$ an'a 'an %e+ala
6anda ambliopia dapat dilihat dari kebiasaan sehari.hari penderita dalam melihat
sebuahobjek. 6anda.tanda tersebut meliputi 8
+. 5emicing.micingkan mata
!. 5emiringkan kepala untuk melihat objek
#. 4uduk terlalu dekat dengan objek
-. 5enutup sebelah mata saat membaca
=. 5ata terasa lelah
<. 5emanfaatkan telunjuk saat membaca
,. Peka terhadap cahaya
E. 3ering mengeluh sakit kepala
>ejala ambliopia meliputi semua kegiatan yang dilakukan penderita untuk melihat
sebuah objek yang dapat ditinjau dan dinilai secara medis. 2erikut adalah gejala.gejala dari
ambliopia 8

+. /ilangnya sensiti(itas kontras
!. 5enurunnya tajam penglihatan, terutama pada fenomena crowding
#. /ilangnya sensiti(itas kontras
-. 5ata mudah mengalami fiksasi eksentrik
=. Anisokoria
<. 6idak mempengaruhi penglihatan mata
,. 4aya akomodasi menurun
2., Jenis A"#lio!ia
+.3trabismic amblyopia
3trabismus, kadang.kadang keliru juga disebutGGmata malasGG, adalah suatu
kondisi di mana mata sejajar. 3trabismus biasanya menghasilkan penglihatan
normal dalam penampakan pilihan (atau HsesamaH mata, tetapi dapat
menyebabkan penglihatan abnormal pada mata menyimpang atau strabismic
karena perbedaan antara gambar proyeksi ke otak dari kedua mata. 3trabismus
onset dewasa biasanya menyebabkan penglihatan ganda (diplopia, karena kedua
mata tidak terpaku pada obyek yang sama. *tak anak.anak, bagaimanapun, adalah
lebih neuroplastic, dan karena itu dapat lebih mudah beradaptasi dengan menekan
gambar dari salah satu mata, menghilangkan penglihatan ganda. 'ni respon plastis
otak, bagaimanapun, mengganggu perkembangan normal otak, mengakibatkan
amblyopia itu.
3trabismic amblyopia diperlakukan dengan memperjelas gambar (isual
dengan gelas, dan ) atau menggunakan mendorong mata amblyopic dengan
bertampal mata atas mata dominan atau hukuman farmakologis dari itu. /ukuman
biasanya terdiri dari menerapkan tetes atropin untuk sementara melebarkan pupil,
yang menyebabkan kabur penglihatan di mata yang baik. 'ni membantu untuk
mencegah bullying dan menggoda terkait dengan mengenakan patch, meskipun
penerapan obat tetes mata yang lebih menantang. Penyesuaian mata itu sendiri
dapat diobati dengan metode bedah atau non.bedah, tergantung pada jenis dan
tingkat keparahan yang strabismus.
!. 2ias atau anisometropic amblyopia
Amblyopia bias dapat hasil dari anisometropia (kesalahan bias yang tidak
sama antara dua mata. Anisometropia ada ketika ada perbedaan dalam pembiasan
antara dua mata. 5ata yang menyediakan otak dengan gambar yang lebih jelas
(lebih dekat ke !&)!& biasanya menjadi mata dominan. >ambar di mata lain
adalah kabur, yang menghasilkan perkembangan abnormal dari satu setengah dari
sistem (isual. Amblyopia bias biasanya kurang parah dari amblyopia strabismic
dan umumnya terjawab oleh dokter perawatan primer karena penampilannya
kurang dramatis dan kurangnya manifestasi fisik yang jelas, seperti dengan
strabismus. 3ering, amblyopia dikaitkan dengan kombinasi anisometropia dan
strabismus.
Amblyopia pada mereka yang mempertahankan fungsi teropong dapat
diobati berhasil sampai usia lanjut dibandingkan dengan amblyopia strabismic.
Amblyopia bias 5urni diperlakukan dengan mengoreksi kesalahan bias dini
dengan resep lensa dan patching atau menghukum mata yang baik. Amblyopia
meridional adalah suatu kondisi ringan di mana garis.garis yang terlihat kurang
jelas di beberapa orientasi dari orang lain setelah koreksi bias penuh. 3eorang
indi(idu yang telah 3ilindris di sebuah usia muda yang tidak dikoreksi oleh
kacamata nantinya akan telah 3ilindris yang tidak dapat dikoreksi optik.
#. 7ormulir.kekurangan dan amblyopia oklusi
7ormulir.kekurangan amblyopia (GGAmbliopia mantan anopsiaGG hasil
ketika media okular menjadi buram, seperti halnya dengan katarak atau jaringan
parut kornea dari cedera forsep selama kelahiran. 9ekeruhan ini mencegah
masukan (isual yang memadai dari mencapai mata, dan karenanya mengganggu
pembangunan. %ika tidak ditangani secara tepat waktu, amblyopia dapat bertahan
bahkan setelah penyebab opacity akan dihapus. 9adang.kadang, melorot dari
kelopak mata (ptosis atau beberapa masalah lain yang menyebabkan kelopak
mata atas secara fisik menutup jalan (isi anak, yang dapat menyebabkan
amblyopia cepat. Amblyopia oklusi mungkin komplikasi dari hemangioma yang
menghalangi sebagian atau seluruh mata.
-. Ambliopia 'sometropi
Ambliopia isometropi terjadi akibat kelainan refraksi tinggi ynag tidak
dikoreksi, yang ukurannya hampir sama pada mata kanan dan kiri. 4imana
walaupun telah dikoreksi dengan baik, tidak langsung memberi hasil penglihatan
normal. 6ajam penglihatan membaik sesudah koreksi lensa dipakai pada suatu
periode waktu (beberapa bulan. 9has untuk ambliopia tipe ini yaitu, hilangnya
penglihatan ringan dapat diatasi dengan terapi penglihatan, karena interaksi
abnormal binokular bukan merupakan faktor penyebab. 5ekanismenya hanya
karena akibat bayangan retina yang kabur saja. Pada ambliopia isometropi,
bayangan retina (dengan atau tanpa koreksi lensa sama dalam hal
kejelasan)kejernihan dan ukuran. /iperopia leih dari = 4 dan miopia lebih dari +&
4 beresiko menyebabkan bilateral ambliopia dan harus dikoreksi sedini mungkin
agar tidak terjadi ambliopia.
!., Diagnosis 'an Pe"eriksaan
Ambliopia didiagnosis bila terdapat penurunan tajam penglihatan yang tidak dapat
dijelaskan, dimana hal tersebut ada kaitan dengan riwayat atau kondisi yang dapat
menyebabkan ambliopia.
Ana"nesis
Pada anamnesis ditanyakan riwayat keluarga yang menderitastrabismus atau
kelainan mata lainnya, karena hal tersebut merupakan predisposisi seorang anak menderita
ambliopia. 3trabismus dijumpai sekitar -$ dari keseluruhan populasi. 7rekuensi
strabismus yang diwariskan berkisar antara !!$ . <<$. 7rekuensi esotropia
diantara saudara sekandung, dimana pada orang tua tidak dijumpai kelainan tersebut, adalah
+=$. %ika salah satu orangtuanya esotropia, frekuensi meningkat hingga -&$ ('nformasi ini
tidak mempengaruhi prognosis, tapi penting untuk keturunannya. Pemeriksaan dan
mengetahui perkembangan tajam penglihatan sejak bayi sampai usia B tahun adalah perlu
untuk mencegah keadaan terlambat untuk memberikan perawatan.

Pe"eriksaan
+. Cji 1rowding Phenomena
Penderita ambliopia kurang mampu untuk membaca bentuk ) huruf yang rapat dan
mengenali pola apa yang dibentuk oleh gambar atau huruf tersebut. 6ajam penglihatan yang
dinilai dengan cara kon(ensional, yang berdasar kepada kedua fungsi tadi, selalu subnormal.
6elah diketahui bahwa penderita ambliopia sulit untuk mengidentifikasi huruf yang
tersusun linear (sebaris dibandingkan dengan huruf yang terisolasi, maka dapat kita lakukan
dengan penderita di minta membaca kartu snellen sampai huruf terkecil yang dibuka satu
persatu atau yang diisolasi, kemudian isolasi huruf dibuka dan pasien disuruh melihat sebaris
huruf yang sama. 2ila terjadi penurunan tajam penglihatan dari huruf isolasi ke huruf dalam
baris maka ini disebut adanya fenomena crowding pada mata tersebut. 5ata ini menderita
ambliopia. /al ini disebut 1rowding Phenomenon. 6erkadang mata Ambliopia dengan
tajam penglihatan !&)!& (<)< pada huruf isolasidapat turun hingga !&)+&& (<)#& bila ada
interaksi bentuk (countour interaction.
!. Cji 4ensity 7ilter 0etral
4asar uji adalah diketahui pada mata yang ambliopia secara fisiologik berada
dalamkeadaan beradaptasi gelap, sehingga bila pada mata ambliopia dilakukan uji
penglihatandengan intensitas sinar yang direndahkan (memakai filter density tidak akan
terjadipenurunan tajam penglihatan.
4ilakukan dengan mmemakai filter yang perlahan.lahan di gelakan sehingga
penglihatanpada mata normal turun =&$ pada mata ambliopia fungsional tidak akan atau
hanyasedikit menurunkan tajam penglihatan pada pemeriksaan sebelumnya.
4ibuat terlebih dahulu gabungan filter sehingga tajam penglihatan pada mata yangnormal
turun dari !&)!& menjadi !&)-& atau turun ! baris pada kartu pemeriksaan gabungan filter
tersebut di taruh pada mata di duga ambliopia.
2ila ambliopia adalah fungsional maka paling banyak tajam penglihatan berkurang
satubaris atau tidak terganggu sama seali. 2ila mata tersebut ambliopia organic maka tajam
penglihatan akan sangat menurun dengan peakaian filter tersebut.
#. Cji ForthIs 7our 4ot
Cji unutk melihat penglihatan binokular, adanya fusi, korespondensi retina
abnormal, supresi pada satu mata dan juling. Penderita memakai kaca mata dengan filter
merah pada mata kanan dan filter biru matakiri dan melihat pada objek - titik dimana +
berwarna merah, ! hijau + putih. :ampu ataupada titik putih akan terlihat merah oleh
mata kanan dan hijau oleh mata kiri. :ampumerah hanya dapat dilihat oleh ata kanan dan
lampu hijau hanya dapat dilihat oleh matakiri. 2ila fusi baik maka akan terlihat - titik
dan sedang lampu putih terlihat sebagaiwarna capuran hijau dan merah. - titik juga akan
dilihat oleh mata juling akan tetapi telahterjadi korespondensi retina yang tidak normal. 2ila
dominan atau # hijau bila mata kiriyang dominan. 2ila terlihat = titik # merah dan ! hijau
yang bersilangan berarti maka berkedudukan esotropia.
2.- Penatalaksanaan
+.5enghilangkan (bila mungkin semua penghalang penglihatan seperti katarak.
!.9oreksi kelainan refraksi.
#.Paksakan penggunaan mata yang lebih lemah dengan membatasi penggunaan mata yang
lebih baik.
1. Pengangkatan *atarak
9atarak yang dapat menyebabkan ambliopia harus segera dioperasi, tidak perlu
ditunda . tunda. Pengangkatan katarak kongenital pada usia !.# bulan pertama kehidupan,
sangat penting dilakukan agar penglihatan kembali pulih dengan optimal. Pada kasus
katarak bilateral, inter(al operasi pada mata yang pertama dan kedua sebaiknya tidak lebih
dari +. ! minggu. 6erbentuknya katarak traumatika berat dan akut pada anak dibawah umur
< tahun harus diangkat dalam beberapa minggu setelah kejadian trauma, bila
memungkinkan. 9atarak traumatika itu sangat bersifat amblyopiogenik.
9egagalan dalam menjernihkan media, memperbaiki optikal, dan
penggunaan reguler mata yang terluka, akan mengakibatkan ambliopia berat dalam
beberapa bulan, selambat " lambatnya pada usia < hingga E tahun.
!.*oreksi Refraksi
2ila ambliopia disebabkan kelainan refraksi atau anisometropia, maka dapat
diterapidengan kacamata atau lensa kontak. Ckuran kaca mata untuk mata ambliopia diberi
dengankoreksi penuh dengan penggunaan sikloplegia. 2ila dijumpai myopia tinggi
unilateral, lensa kontak merupakan pilihan, karena bila memakai kacamata akan terasa berat
dan penampilannya (estetika buruk.
9arena kemampuan mata ambliopia untuk mengatur akomodasi cenderung
menurun, maka ia tidak dapat mengkompensasi hyperopia yang tidak dikoreksi seperti pada
mata anak normal. 9oreksi aphakia pada anak dilakukan segera mungkin untuk
menghindarkan terjadinya depri(asi penglihatan akibat keruhnya lensa menjadi defisit
optikal berat. Ambliopia anisometropik dan ambliopia isometropik akan sangat membaik
walau hanya dengan koreksi kacamata selama beberapa bulan.
3. .kl&si 'an Degra'asi .!tikal
A. .kl&si
6erapi oklusi sudah dilakukan sejak abad ke.+E dan merupakan terapi pilihan,
yangkeberhasilannya baik dan cepat, dapat dilakukan oklusi penuh waktu (full time atau
paruh waktu (part.time.
A.1 .kl&si Full Time
Pengertian oklusi full. time pada mata yang lebih baik adalah oklusi untuk
semuaatau setiap saat kecuali + jam waktu berjaga (occlusion for all or all but one
wakinghour. Arti ini sangat penting dalam penatalaksanaan ambliopia dengan
cara penggunaan mata yang rusak. 2iasanya penutup mata yang digunakan
adalahpenutup adesif (adhesi(e patches yang tersedia secara komersial.
Penutup (patch dapat dibiarkan terpasang pada malam hari atau dibuka
sewaktutidur. 9acamata okluder (spectacle mounted ocluder atau lensa kontak, atau
Annisas Fun Patches dapat juga menjadi alternatif full.time patching bila terjadi
iritasi kulit atau perekat patch.nya kurang lengket. 7ull.time patching 2aru dilaksanakan
hanya bila strabismus konstan menghambat penglihatan binokular, karena full.
time patching mempunyai sedikit resiko, yaitu bingung dalam hal penglihatan binokular.
Ada suatu aturan ) standar mengatakan full.time patching diberi selama + minggu
untuk setiap tahun usia misalnya penderita ambliopia pada mata kanan berusia # tahun harus
memakai full.time patch selama # minggu, lalu die(aluasi kembali.
/al ini untuk menghindarkan terjadinya ambliopia pada mata yang baik.
A.2. .kl&si Part.time
*klusi part.timeadalah oklusi selama +.< jam per hari, akan memberi hasil
samadengan oklusi full.time. 4urasi inter(al buka dan tutup patch.nya tergantung dari
derajat ambliopia. Ambliopia 6reatment 3tudies (A63 telah membantu dalam
penjelasan peranan full.time patching dibanding part.time. 3tudi tersebut menunjukkan,
pasien usia #. ,tahun dengan ambliopia berat (tajam penglihatan antara !&)+&& J <)#& dan
!&)-&& J<)+!& , full.time patching memberi efek sama dengan penutupan selama < jam
per hari.4alam studi lain, patching ! jam)hari menunjukkan kemajuan tajam penglihatan
hampir sama dengan patching < jam)hari pada ambliopia sedang ) moderate (tajam
penglihatan lebih baik dari !&)+&& pasien usia # " , tahun. 4alam studi ini, patching
dikombinasi dengan akti(itas melihat dekat selama + jam) hari.
'dealnya, terapi ambliopia diteruskan hingga terjadi fiksasi alternat atau
tajampenglihatan dengan 3nellen linear !&)!& (<)< pada masing " masing mata. /asil
initidak selalu dapat dicapai. 3epanjang terapi terus menunjukkan kemajuan, maka
penatalaksanaan harus tetap diteruskan.
B. Degra'asi .!tikal
5etode lain untuk penatalaksanaan ambliopia adalah dengan menurunkan
kualitasbayangan (degradasi optikal pada mata yang lebih baik hingga menjadi lebih
buruk dari mata yang ambliopia, sering juga disebut penalisasi (penalization.
3ikloplegik (biasanya atropine tetes +$ atau homatropine tetes =$ diberi satu kali dalam
seharipada mata yang lebih baik sehingga tidak dapat berakomodasi dan kabur bila melihat
dekat. Pendekatan ini mempunyai beberapa keuntungan dibanding dengan oklusi, yaitu
tidak mengiritasi kulit dan lebih baik dilihat dari segi kosmetis. 4engan atropinisasi, anak
sulit untuk menggagalkan metode ini. @(aluasinya juga tidak perlu sesering
oklusi.
5etode pilihan lain yang prinsipnya sama adalah dengan memberikan lensapositif
dengan ukuran tinggi (fogging atau filter. 5etode ini mencegah terjadinya efek samping
farmakologik atropine.
9euntungan lain dari metode atropinisasi dan metode non.oklusi pada
pasiendengan mata yang lurus (tidak strabismus adalah kedua mata dapat bekerjasama, jadi
memungkinkan penglihatan binokular.
2./ *o"!likasi
3emua bentuk penatalaksanaan ambliopia memungkinkan untuk terjadinya
ambliopia pada mata yang baik. *klusi full.time adalah yang paling beresiko tinggi dan
harus dipantau dengan ketat, terutama pada anak balita. 7ollow.up pertama setelah
pemberian oklusi dilakukan setelah + minggu pada bayi dan + minggu per tahun usia pada
anak (misalnya 8 - minggu untuk anak usia - tahun. *klusi part.time dan degradasi
optikal, obser(asinya tidak perlu sesering oklusi full.time, tapi follow.up reguler tetap
penting. /asil akhir terapi ambliopia unilateral adalah terbentuknya kembali fiksasi alternat,
tajam penglihatan dengan 3nellen linear tidak berbeda lebih dari satu baris antara kedua
mata. Faktu yang diperlukan untuk lamanya terapi tergantung pada hal berikut 8
? 4erajat ambliopia
? Pilihan terapeutik yang digunakan
? 9epatuhan pasien terhadap terapi yang dipilih
? Csia pasien
3emakin berat ambliopia, dan usia lebih tua membutuhkan penatalaksanaan yang
lebih lama. *klusi full.time pada bayi dan balita dapat memberi perbaikan ambliopia
strabismik berat dalam + minggu atau kurang. 3ebaliknya, anak yang lebih berumur yang
memakai penutup hanyaseusai sekolah dan pada akhir minggu saja, membutuhkan waktu +
tahun atau lebih untuk dapat berhasil.
2.10 Prognosis
3etelah + tahun, sekitar ,#$ pasien menunjukkan keberhasilan setelah terapi oklusipertama.
2ila penatalaksanaan dimulai sebelum usia = tahun, (isus normal dapat tercapai. /al ini
semakin berkurang seiring dengan pertambahan usia. 5asa sensitif dimana amblyopia bisa
disembuhkan s)d E tahun pada strabismus dan s)d +! tahun pada anisometropi.
7aktor resiko gagalnya penatalaksanaan amblyopia adalah sebagai berikut 8
? %enis Amblyopia 8 Pasien dengan anisometropia tinggi dan pasien dengan
kelainanorganik, prognosisnya paling buruk. Pasien dengan amblyopia strabismik
prognosisnyapaling baik.
? Csia dimana penatalaksanaan dimulai 8 3emakin muda pasien maka prognosis
semakinbaik.
? 4alamnya amblyopia pada saat terapi dimulai 8 3emakin bagus tajam penglihatan awal
pada mata amblyopia, maka prognosisnya juga semakin baik.
BAB. 3 *ES)1PULAN
Ambilopia adalah suatu keadaan mata dimana tajam penglihatan tidak mencapai
optimalsesuai dengan usia dan intelegensinya walaupun sudah dikoreksi kelainan
refraksinya. Pada ambliopia terjadi penurunan tajam penglihatan unilateral atau bilateral
disebabkan karena kehilangan pengenalan bentuk, interaksi binokular abnormal, atau
keduanya, dimana tidak ditemukan kausa organik pada pemeriksaan fisik mata dan pada
kasus yang keadaan baik, dapat dikembalikan fungsinya dengan pengobatan.
Ambliopia tidak dapat sembuh dengan sendirinya, dan ambliopia yang tidak
diterapidapat menyebabkan gangguan penglihatan permanen. %ika nantinya pada mata yag
baik itu timbul suatu penyakit ataupun trauma, maka penderita akan bergantung pada
penglihatan buruk mata yang ambliopia. /ampir seluruh ambliopia itu dapat dicegah dan
bersifat re(ersibel dengan deteksi dinidan inter(ensi yang tepat. Anak dengan ambliopia
atau yang berisko ambliopia hendaknya dapat diidentifikasi pada umur dini, dimana
prognosis keberhasilan terapi akan lebih baik.
DA2AR PUSA*A
+. Prof. dr. /. 3idarta 'lyas, 3p.5K Ambilopia. 'lmu Penyakit 5ata. !&&=. %akarta 8
7akultas 9edokteran Cni(ersitas 'ndonesia.
!. Prof. dr. Fasisdi >unawan, 3p.5 (9K Gangguan Penglihatan Pada Anak
karena Ambliopia dan Penanganannya. Pidato Pengukuhan %abatan >uru 2esar
7akultas 9edokteran Cni(ersitas >ajah 5ada. !&&,. Aogyakarta8 7akultas 9edokteran
Cni(erstas >ajah 5ada.
#. American Academy of *phthalmologyK Pediatric *phthalmologyK 1hapter =
8AmblyopiaK 3ection <K 2asic and 1linical 3cience 1ourseK !&&- " !&&=K p.<# " ,&.
-. :ee,%K 2ailey,>K 6hompson, LK Amblyopia (:azy @ye. A(ailable at8
http8))www.allabout(ision.com)conditions)amblyopia.htm
,. Aen, 9.> K Amblyopia. A(ailable at 8 http8))www.emedicine.com)*P/)topic#+<.htm
E. 1iufrfreda, 9.%K :e(i,4.5 K 3elenow, A K Amblyopia 2asic and 1linical Aspects,
2utterworth /einemannK +BB+.
B. >reenwald, 5.%K Parks, 5.5K in 4uaneIs 1linical *phthalmologyK Lolume +K
;e(ised @ditionK :ippincott Filliams M FilkinsK !&&-K 1hapter +& " p.+.+BK 1hapter ++ p+.
E.
+&. 0oorden,>.9.LK Atlas 3trabismusK @disi -K @>1K %akartaK +BEEK p,E.B#.
++. :angston, 4.PK 5anual of *cular 4iagnosis and 6herapyK =th @ditionK
:ippincottFlliams M FilkinsK PhiladelphiaK p #--.#-<.
+!. Amblyopia. A(ailable at 8 http8))www.eyemdlink.com)condition.aspNcondition'4J<-
+#.5edical@ncyclpedia8Amblyopia.A(ailableat8http8))www.nlm.nih.go()medlineplus)ency)a
rticle)&&+&+-.htm
+-.

4;. 5ed. 4r. %annes 7ritz 6an 3p.5K 4r. @lisabet 3urjani FidjajaK 5odul 3kill :ab2agian
'P. 5ata 79 C9'. !&&=. %akarta8 7akultas 9edokteran Cni(ersitas 9risten'ndonesia.+=.

;iordan @(a, PaulK Fhitcher, %ohn PLaighan M Asbury *ftalmologi Cmum. @disi +,.!&&B.
%akarta8 @>1.+<.

3herwood, :auralee. 3istem 'ndera. 7isiologi 5anusia8 4ari 3el ke 3istem. @disi !.
!&&+.%akarta8 @>1.+,.

3treopsis. A(ailable at8 www.strabismus.org)allOaboutOstrabismus.html +E.

'lyas 3. 9elainan refraksi dan kacamata. !nd ed. %akarta8 2alai Penerbit 79C'. !&&<. +.+-,
#=.-E+B.

Prof. dr. /. 3idarta 'lyas, 3p.5K
3trabismus
. 'lmu Penyakit 5ata. !&&=. %akarta 87akultas 9edokteran Cni(ersitas 'ndonesia.!&.

4ifferential 4iagnosis of Amblyopia. A(ailable at8http8))bestpractice.bmj.com)best.
practice)monograph)++<!)diagnosis)differential.html

#&
!+.

7lynn %6. Amblyopia8 its treatment today and its portent for the future.
2inocul Lis3trabismus P
. 3ummer !&&&K+=(!8+&B.!!.

3igns and 3ymptomps of Amblyopia. A(ailable at 8
http8))www.sne c.com.sg)about)international)menuutama)kondisimataandperawata
n)common. problems)Pages):azy.@ye
.
.

You might also like