You are on page 1of 15

i

LAPORAN FI ELD LAB



KOMUNIKASI, INFORMASI, EDUKASI (KIE)
KESEHATAN REPRODUKSI
DI PUSKESMAS WURYANTORO WONOGIRI



OLEH : KELOMPOK A IV
Aninda Dwi A. (G0011025)
Ardian Hidayat (G0011033)
Benazier Marcella B. (G0011051)
Dhia Ramadhani (G0011073)
Hermawan Andhika K. (G0011107)
I Kadek Ludi J. (G0011109)
Itqan Ghazali (G0011119)
Sanda Puspa R. (G0011189)
Umi Arifah (G0011203)
Aryanda Widya T. S. (G0011041)



FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
ii

HALAMAN PENGESAHAN

1. Topik kegiatan : KIE Kesehatan Reproduksi
2. Pelaksana Kegiatan :
a. Kelompok A IV semester IV :
Aninda Dwi A. (G0011025)
Ardian Hidayat (G0011033)
Benazier Marcella B. (G0011051)
Dhia Ramadhani (G0011073)
Hermawan Andhika K. (G0011107)
I Kadek Ludi J. (G0011109)
Itqan Ghazali (G0011119)
Sanda Puspa R. (G0011189)
Umi Arifah (G0011203)
Aryanda Widya T. S. (G0011041)

b. Jurusan : Pendidikan Dokter
c. Universitas : Universitas Sebelas Maret Surakarta
3. Tempat Pelaksanaan : Puskesmas Wuryantoro Wonogiri
4. Waktu Pelaksanaan : tanggal 6, 13, 20 April 2013



Wonogiri, 10Mei 2013

Mengetahui,
Kepala Puskesmas Wuryantoro


Titik Setyaningsih, dr., MM
NIP. 19701229 200112 2 001
iii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ..i
LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. .ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... .1
BAB II KEGIATAN YANG DILAKUKAN ........................................................ .3
BAB III PEMBAHASAN .................................................................................... .5
BAB IV PENUTUP ............................................................................................. .9
BAB V DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 10
LAMPIRAN . ........................................................................................................ 11

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sejak konferensi internasional tentang kependudukan atau
pembangunan International Conferences Population and Develompment
(ICPD) tahun 1994, masyarakat secara konsisten mengukuhkan hak-hak remaja
akan informasi kesehatan reproduksi remaja (KRR). Di Indonesia sejak tahun
2004-2009 pemerintah telah mengangkat KRR menjadi program nasional yang
tertuang dalam rencana pembangunan jangka menengah (RPJM) 2004-2009
(Muadz, 2008).
Tingkat pengetahuan remaja di Indonesia tentang kesehatan reproduksi
masih rendah, berdasarkan hasil Survey Kesehatan Reproduksi Remaja
Indonesia (SKKRI) tahun 2002-2003 yang dilakukan oleh Badan Pusat
Statistik memperlihatkan bahwa tingkat pengetahuan kesehatan reproduksi
remaja pada penduduk usia 15-24 tahun relatif masih rendah.
Menurut World Healt Organization (WHO), remaja adalah yang berusia
10-24 tahun. Hasil survey tahun 2007, di Indonesia terdapat sekitar 64 juta jiwa
remaja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perilaku remaja di Indonesia
sangat mengejutkan. Pada tahun 2005 terdapat 52% remaja melakukan
hubungan seks pranikah. Saat ini kekurangan informasi yang benar tentang
masalah seks akan memperkuat kemungkinan remaja mengambil informasi
yang salah dari media masa dan teman sebaya. Akibatnya kaum remaja
beresiko melakukan perilaku berbahaya untuk kesehatan reproduksinya (Acis,
2007).
Ramonasari (1994) dan Acis (2007) mengemukakan bahwa proses
perkembangan remaja dapat menimbulkan rasa cemas, takut, malu, merasa
lain, dan remaja menjadi bingung karena mereka tidak mempunyai pengetauan
yang cukup dan informasi yang jelas. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
oleh Suryono (2004) terhadap remaja menyatakan bahwa pengetahuan kaum
remaja tentang KRR sangat rendah, yaitu sekitar 75%.
2

Program KRR merupakan salah satu program pokok pembangunan
nasional yang tercantum dalam RPJM. Salah satu sasaran strateginya adalah
peningkatan komunikasi, informasi, dan edukasi kesehatan reproduksi remaja
(KIE-KRR). Program tersebut bertujuan untuk meningkatkan pemahaman,
pengetahuan, sikap, dan perilaku positif remaja tentang kesehatan dan hak-hak
reproduksi (Muadz, 2008). Berdasarkan penelitian Meliyandri terhadap remaja
SMU yang mengikuti penyuluhan KRR pada tahun 2008 di Yogyakarta,
menyatakan bahwa terdapat pengaruh program tersebut terhadap peningkatan
pengetahuan remaja tentang kesehatan reproduksi remaja.

B. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan kegiatan laboratorium lapangan diarapkan
maasiswa dapat memiliki kemampuan untuk:
1. Melakukan penyuluhan KIE Kesehatan reproduksi di tingkat Puskesmas
khususnya tentang ANC-5T
2. Melakukan KIE Keseatan Reproduksi di kalangan anak remaja pada
institusi sekola (SMP-SMA)
3. Melakukan penyuluhan KB secara terpadu dengan pelaksanaan upaya
kesehatan reproduksi di tingkat Puskesmas

3

BAB II
KEGIATAN YANG DILAKUKAN

Kegiatan field lab kelompok A IV dengan tema Komuikasi, Informasi,
Edukasi (KIE) Kesehatan Reproduksi dilaksanakan di Puskesmas Wuryantoro
Wonogiri. Kegiatan ini dilakukan sebanyak dua kali pertemuan, yaitu pada
tanggal 6 Mei 2013 dan tanggal 13 Mei 2013. Pada pertemuan pertama, kami
melakukan penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi dan ditambahkan materi
HIV/AIDS serta proses pembuahan di SMP 2 Wuryantoro dan SMP
Muhammadiyah 1 Wuryantoro dengan didampingi perwakilan dari pihak
Puskesmas Wuryantoro. Karena terdapat 2 lokasi, kami membagi kelompok
menjadi 2 tim. Setelah selesai penyuluan, dilanjutkan kegiatan ANC-7T di
Puskesmas.
Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan, kelompok kami memerlukan
menyiapkan media dan materi-materi yang akan disampaikan mengenai kesehatan
reproduksi. Media tersebut berupa slide presentasi, LCD, sound system, laptop,
kamera serta hadiah untuk penanya atau penjawab yang kami gunakan sebaik
mungkin, sehingga mampu menarik perhatian para siswa untuk mendengarkan
materi penyuluhan dengan baik dan terbentuk jalinan komunikasi dan interaksi
antara pemberi penyuluhan dengan sasaran. Pada penyuluhan ini, kami semua
berpartisipasi aktif dalam penyuluhan dengan menjadi penyuluh.
Dalam penyuluhan ini, kami memberi penjelasan tentang kesehatan
reproduksi dan ditambah materi HIV/AIDS serta proses pembuahan. Penyuluhan
kami lakukan dengan menggunakan metode penyampaian pesan secara langsung,
setiap anggota kelompok bertugas menyampaikan 1 materi dan setiap selesai
materi yang disampaikan langsung diberi kesempatan bertanya atau menjawab,
bayi yang bertanya atau menjawab akan diberikan hadiah. Disela-sela pemberian
materi, kami mengadakan games untuk memecah kekakuan. Upaya tersebut
bertujuan agar para siswa tidak bosan selama penyuluhan. Selain itu juga dapat
memicu antusiasme dari para siswa, sehingga materi yang disampaikan dapat
diterima dengan baik. Setelah semua materi selesai, kami juga memberi
4

kesempatan bagi siswa-siswa untuk bertanya tentang materi penyuluhan yang
masih membingungkan bagi mereka.
Kegiatan dilanjutkan dengan penyuluhan KIE ANC-5T yang sekarang
sudah berkembang dan yang digunakan di Puskesmas pada umumnya ANC-7T.
Pada pertemuan kedua, yang akan dilaksanakan pada tanggal 13 Mei 2013,
kami akan melakukan presentasi hasil kerja kami yang telah kami lakukan pada
tanggal 6 Mei 2013.

























5

BAB III
PEMBAHASAN

Pada Field Lab kali ini, kami memberikan materi mengenai kesehatan
reproduksi, HIV/AIDS, dan proses pembuahan. Materi HIV/AIDS dan proses
pembuahan karena permohonan dari kepala Puskemas Wuryantoro, dr Titik dan
melihat data yang semakin tingginya angka tertular dan kematian akibat
HIV/AIDS di Wonogiri. Hal ini mungkin terjadi karena pengaruh kebudayaan
saat ini, dimana kejadian free seks meningkat, atau bisa juga karena pengaruh
kemajuan teknologi, misalnya internet sebagai media penyebaran informasi yang
tidak ada batasannya.
Penyuluhan kesehatan reproduksi, HIV/AIDS, dan proses pembuahan
dibagi menjadi dua tempat:
1. SMP 2 Wuryantoro
Kami tiba di SMP 2 Wuryantoro pada pukul 09.00 WIB. Setibanya
di SMP 2 Wuryantoro, kami disambut oleh pihak sekolah dan
menunggu di ruang guru terlebih dahulu sembari berkoordinasi perihal
tekhnis dan alokasi waktu kepada Kepala Sekolah karena aula masih
digunakan untuk penyuluhan oleh SMK Gajah Mungkur. Pada pukul
09.30 WIB kami diberikan kesempatan untuk mempersiapkan
presentasi dan memulainya. Pada penyuluhan yang dilaksanakan di
SMP 2 Wuryantoro, diikuti oleh seluruh siswa kelas VIII. Kegiatan
dilaksanakan di aula SMP 2 Wuryantoro. Tim kami yang bertugas di
sini yaitu: Sanda, Umi, Ludi, Itqan, dan Aryanda dengan didampingi
oleh pihak Puskesma yaitu bapak Pur dan ibu Dewi. Penyampaian
materi dilaksanakan secara bergantian oleh tim kami yang bertugas di
sini. Setiap selesai materi, langsung diberikan kesempatan bertanya
dan kami berikan pertanyaan dengan tujuan mengetes pemahaman
pendengar. Tentunya agar pendengar bisa berpartisipasi lebih aktif,
kami berikan hadiah sebagai imbalan untuk yang bertanya atau berani
menjawab. Disela-sela materi, kami berikan ice-breaking agar
6

memecah kekakuan para pendengar supaya bisa berkonsentrasi
terhadap materi yang disampaikan.
Setelah kami selesai memberikan materi, ada tambahan materi
untuk pencegahan HIV/AIDS sejak dini oleh Bapak Pur selaku
perwakilan dari Puskesmas Wuryantoro.
Penyuluhan selesai kurang lebih pukul 11.00 WIB, setelah
berpamitan dan membrikan kenang-kenangan kepada pihak sekolah,
kami kembali ke Puskesmas.
2. SMP Muhammadiyah 1 Wuryantoro
Kami tiba di SMP Muhammadiyah 1 Wuryantoro pukul 09.00
WIB dengan didampingi oleh pihak dari Puskesmas, Ibu Lilis dan Ibu
Catur. Tim kami yang bertugas di sini yaitu: Ardian, Benazier, Aninda,
Hermawan, dan Dhia. Setelah bertemu dengan Kepala Sekolah SMP
Muhammadiyah I Wuryantoro, kami langsung menuju aula sekolah
untuk melakukan penyuluhan. Para siswa yang merupakan gabungan
dari siswa kelas VII, VIII, dan IX dengan jumlah sekitar 90 siswa
sudah berkumpul di aula sekolah. Selain itu, para wali kelas juga turut
hadir dalam kegiatan penyuluhan ini.
Sebelum melakukan kegiatan penyuluhan, kelompok kami
melakukan koordinasi dengan pihak sekolah terkait teknis pelaksanaan
dan alokasi waktu presentasi. Media yang kami gunakan dalam
presentasi yaitu LCD, slide presentasi, video, laptop, sound system,
kamera, dan hadiah yang kami gunakan sebaik mungkin, sehingga
mampu menarik perhatian para siswa untuk mendengarkan materi
penyuluhan dengan baik dan terbentuk jalinan komunikasi dan
interaksi antara pemberi penyuluhan dengan sasaran. Pada penyuluhan
ini, kelompok kami menyampaikan materi secara bergantian.
Sekitar 09.30 WIB, kami mulai persiapan untuk presentasi. Dalam
penyuluhan ini, kami memberi penjelasan tentang kesehatan
reproduksi, penyakit menular seksual dan proses fertilisasi/ pembuha .
Penyuluhan kami lakukan dengan menggunakan metode penyampaian
pesan secara langsung dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Disela-sela
7

pemberian materi, kami mengadakan games dengan memberikan
beberapa pertanyaan sekitar materi yang telah dijelaskan dan kami
memberi hadiah bagi siswa yang dapat menjawab pertanyaan tersebut.
Upaya tersebut bertujuan agar para siswa tidak bosan selama
penyuluhan. Selain itu juga dapat memicu antusiasme dari para siswa,
sehingga materi yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Kelompok kami juga memberi kesempatan bagi siswa-siswa untuk
bertanya tentang materi penyuluhan yang masih membingungkan bagi
mereka.
Kegiatan KIE Kespro tersebut berlangsung kurang lebih satu
setengah jam dan berakhir pada pukul 11.00 WIB. Setelah berpamitan
dengan pihak sekolah kami kembali menuju Puskesmas.

Setelah kami berkumpul di Puskesmas setelah penyuluhan kesehatan
reproduksi, HIV/AIDS, dan proses pembuahan, kami melanjutkan dengan
penyuluhan ANC di Puskesmas. Pada kesempatan ini, kami dibimbing oleh ibu
Dewi selaku yang mewakili dr Titik karena beliau sedang berhalangan hadir. Pada
pukul 12.00 WIB kami dibimbing oleh ibu Dewi terlebih dahulu di aula
Puskesmas tentang ANC. ANC sudah berkembang dan yang biasa digunakan di
Puskesmas yaitu ANC-7T yaitu: Timbang berat badan dan tinggi badan, Tensi,
Tinggi fundus uteri, Tablet tambah darah, TT, Temukan Penyakit Menular
Seksual (PMS) dan Temu wicara. Setelah mendapatkan penjelasan, pada pukul
12.15 WIB menuju ruang pemeriksaan. Kami langsung mulai praktik pemeriksaan
Leopold I-IV kepada ibu Lisa. Didapatkan hasil:
1. Tinggu fundus uteri: 3 jari dibawah processus xyphoideus
2. Atas: bokong
3. Kiri: punggung
4. Kanan: ekstremitas
5. Bawah: kepala
Dilanjutkan pemeriksaan denyut jantung janin menggunakan, fetal doppler yang
diletakkan di punggung atas janin, dan didapatkan hasil normal, tidak lebih dari
160. Kemudian mengukur LILA, didapatkan hasil 29 cm.
8

Setelah selesai dengan pemeriksaan, dilanjutkan dengan anamnesis dan
didapatkan hasil:
1. Nama lengkap : ibu Lisa Andriani
2. Nama suami : bapak Wahyu
3. Alamat : Jl. Sadewo 2 RT.02/RW.01 Wonokarto, Wonogiri
4. Pekerjaan : Bidan
5. Umur : 31 tahun
6. TB : 155 cm
7. BB : 72 kg
8. Tensi : 110/70
9. HPMT : 8 8 12
10. Perkiraan lahir : 15 5 13
11. TT : lengkap
12. Tablet Fe : >>90
13. Riwayat : G3P1A1, melahirkan pertama 3,4 kg
14. Riwayat KB : IUD + kondom
15. Riwayat Abortus : Pada Januari 2012 pada umur 14 minggu, karena
janin tidak terbentuk
16. Rencana KB : Spiral
17. No. HP : 085229905122
18. Tidak ada keluhan

Dilanjutkan penjelasan oleh ibu Dewi dan ibu Lisa mengenai pemakaian alat
kontrasepsi yaitu IUD, cara memasangnya maupun melepaskannya.








9

BAB IV
PENUTUP

A. SIMPULAN
1. Kegiatan penyuluhan KIE kesehatan reproduksi berlangsung dengan
baik.
2. Sasaran penyuluhan memiliki antusiasme yang tinggi terhadap
penyuluhan. Hal ini dibuktikan dengan adanya feedback yang positif dari
pendengar yang menanggapi setiap pertanyaan yang dilontarkan.
3. Kegiatan penyuluhan KIE kesehatan reproduksi bertujuan untuk
membantu individu atau kelompok dalam melaksanakan perilaku hidup
sehat dalam masalah reproduksi, khususnya pada kalangan remaja.
4. Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memilki informasi
yang benar mengenai proses reproduksi serta berbagai faktor yang ada di
sekitarnya.
5. Kegiatan penyuluhan bermanfaat bagi mahasiswa untuk mengembangkan
kemampuan mahasiswa dalam bersosialisasi dengan masyarakat.

B. SARAN
1. Penyuluhan mengenai kesehatan reproduksi sebaiknya dilakukan secara
berkala di berbagai sekolah, sehingga pelaksanaan perilaku hidup sehat
dalam masalah reproduksi dapat ditanamkan sedini mungkin.
2. Mahasiswa lebih sering melaksanakan program penyuluhan untuk
menambah pengalaman dan memberikan manfaat bagi masyarakat.

10

DAFTAR PUSTAKA

Acis. 2007. http://www.acisis.murdoch.edu.au/hi/field_topics/sceargh.pdf. diakses
tanggal 02 Mei 2012
Muads, Masri et al (2008). Kurikulum dan Modul Pelatihan PIK-KRR oleh
Pendidik Sebaya. Jakarta:BKKBN.
Suryono. 2008. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Press.
























11

LAMPIRAN




12

You might also like