Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Bahasa Indonesia
oleh :
NIM.
PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS GALUH CIAMIS 2014 PENGARUH METODE LATIHAN ISOLASI (I SOLATI ON TRAI NI NG) TERHADAP HASIL TEMBAKAN BEBAS DALAM PERMAINAN BOLA BASKET
Oleh :
NIM.
ABSTRAK
Perkembangan permainan bola basket dengan pencapaian prestasi gemilang dalam setiap event pertandingan bola basket didasari oleh penguasaan teknik dasar yang baik ditunjang dengan kekompakkan dan kerjasama tim yang sangat solid dan sikap mental yang prima. Rancangan pola latihan yang efektif terutama untuk menumbuhkan motivasi, kekompakan antar anggota tim, persepsi yang sama tentang permainan dan koordinasi dalam tim membutuhkan metode latihan yang tepat dan efisien. Pengembangan metode pelatihan mental dilakukan secara berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kualitas mental dan meminimalisir kecemasan serta mengelola strees terutama pada saat menghadapi pertandingan. Salah satu teknik latihan mental yang sesuai untuk mengatasi permasalahan kecemasan dan peningkatan kualitas mental adalah metode latihan isolasi atau sering juga disebut "independence training". Metode latihan isolasi merupakan metode latihan yang memberikan kebebasan atletatlet berlatih sendiri tanpa dihadiri langsung oleh pelatih. Pelatih hanya memberikan program latihan dan pemahaman tentang tujuan, metode latihan, cara dan hambatan serta keuntungan pelatihan selain itu memberikan motivasi kepada anggota tim. Pengaruh Metode Latihan Isolasi (Isolation Training) Terhadap Hasil Tembakan Bebas dalam Permainan Bola Basket. Penelitian ini mengambil populasi dari seluruh pemain basket SMP Negeri 5 Banjar yang berjumlah 40 orang. Dari 40 orang tersebut dibagi menjadi dua kelompok yang masing-masing terdiri dari 20 orang yaitu kelompok A sebagai kelompok eksperimen dan kelompok B sebagai kelompok kontrol. Metode yang dipergunakan untuk melakukan penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain pre-test post-test dengan menggunakan grup kontrol. Berdasarkan hasil analisis data dengan menggunakan pengujian Wilcoxon diperoleh nilai hasil penghitungan sebesar 14.5, nilai yang diperoleh tersebut berada dalam daerah penerimaan hipotesis. Dengan demikian hasil pengujian tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang dikemukakan oleh penulis diterima dalam arti bahwa latihan dengan menggunakan metode isolasi (isolation training) memiliki pengaruh terhadap hasil tembakan bebas dalam permainan bola basket. Dari hasil pengolahan dan analisis data menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1) Kelompok sampel yang dilatih dengan menggunakan metode latihan isolasi (isolation training) memberikan peningkatan terhadap hasil tembakan bebas dalam permainan bola basket. 2) Terdapat perbedaan peningkatan hasil latihan yang berarti diantara kedua kelompok sampel tersebut. 3) Hasil pengujian kesamaan dua nilai rata-rata menunjukan bahwa setelah eksperimen terjadi peningkatan hasil latihan yang berarti pada kelompok yang dilatih dengan menggunakan metode latihan isolasi (isolation training).
Kata Kunci : Metode Latihan Isolasi (Isolation Training), Tembakan Bebas, Bola Basket.
PENDAHULUAN Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga bola basket yang diselenggarakan seperti NBL (National Basketball League), Kejuaraan Olahraga Bola Basket Tingkat Utama (KOBATA-MA) atau kejuaraan yang diselenggarakan oleh induk olahraga bola basket yaitu PERBASI (Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia). Permainan bola basket adalah salah satu mata pelajaran Penjas yang tercantum dalam kurikulum pendidikan jasmani. Permainan bola basket di beberapa sekolah telah menjadi salah satu kegiatan ekstrakurikuler. Perkembangan yang pesat timbul karena permainan bola baket sangat menarik, digemari di berbagai kalangan, terutama di kalangan anak-anak serta remaja. Permainan bola basket merupakan sarana untuk menanamkan nilai- nilai pendidikan untuk membangun karakter bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai luhur yang diterima dan pantas. Perkembangan permainan bola basket dengan pencapaian prestasi gemilang dalam setiap event pertandingan bola basket didasari oleh penguasaan teknik dasar yang baik ditunjang dengan kekompakkan dan kerjasama tim yang sangat solid dan sikap mental yang prima. Selain penguasaan teknik dasar yang ditunjang dengan kekompakkan dan kerjasama, terdapat beberpa aspek latihan yang pelu diperhatikan. Menurut Harsono (1988: 100) menyebutkan bahwa ada empat aspek latihan yang perlu diperhatikan dan dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: (1) latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan taktik, dan (4) latihan mental. Keempat aspek saling terkaitan satu merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Tugas seorang pelatih adalah mengembangkan faktor-faktor tersebut secara maksimal. Siregar (2004: 3) mengemukakan bahwa: Berdasarkan pengalaman di lapangan, faktor-faktor yang sangat mempengaruhi keberhasilan seorang olahragawan adalah sebagai berikut: (1) kondisi kesehatan, (2) bentuk tubuh, (3) nilai-nilai physic, (4) kesegaran jasmani keseluruhan (general physical fitness), (5) efisiensi teknik, (6) kapasitas khas dari alat-alat tubuh (specific capacity of the orgarrfsm), (7) kecakapan taktik, siasat, dan (8) pengalaman bertanding. Langkah meningkatkan kualitas mental dan fisik pemain dilakukan dibawah bimbingan kepelatihan yang memiliki pengetahuan dan pengalaman agar peningkatan dapat dilakukan secara berkelanjutan. Harsono (2006: 61) menjelaskan bahwa : Para olahragawan, dalam suatu pertandingan terutama atlet selalu berada dibawah stres, baik stres fisik maupun mental. Beberapa faktor yang menyebabkan stress antara lain lawan, kawan, penonton, lingkungan sekitar, serta tingginya intensitas gerakan-gerakan pusat organisme yang mengatur koordinasi akal dan otot (mind and body) dalam pertandingan yang menimbulkan ketegangan. Kondisi tertekan dan stres yang dialami akan berpengaruh pada rendahnya kepercayaan diri dalam bermain, motivasi yang menurun, pesimis dan penggunaan emosi dalam pertandingan lebih dominan. Pelatihan mental penting dilakukan guna menghadapi intensitas kerja dan mengurangi segala stress yang timbul dalam pertandingan. Rancangan pola latihan yang efektif terutama untuk menumbuhkan motivasi, kekompakan antar anggota tim, persepsi yang sama tentang permainan dan koordinasi dalam tim membutuhkan metode latihan yang tepat dan efisien. Sikap toleransi dan fleksibilitas pengajaran keterampilan sangat dibutuhkan bagi pelatihan yang dilakukan untuk regu karena karakter individu dalam tim sangat bervariasi. Keanekaragaman gerak dan mental individu yang dimiliki merupakan potensi yang dapat dikembangkan dan dikombinasikan dalam upaya meraih prestasi maksimal. Bentuk pelatihan mental bagi atlet individu dan beregu sangat berbeda. Pengembangan metode pelatihan mental dilakukan secara berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kualitas mental dan meminimalisir kecemasan serta mengelola strees terutama pada saat menghadapi pertandingan. Motivasi yang tinggi, kepercayaan diri yang kuat, sikap sportif dapat dibangun melalui beberapa metode pelatihan seperti meditasi, all out method, teknik respon bebas anxiety, deep breathing method, latihan isolasi (isolation training) atau pelatihan dengan materi psikologis dan pengembangan mental yang diberikan pada waktu tertentu seperti istirahat dengan suasana akrab dan santai. Salah satu teknik latihan mental yang sesuai untuk mengatasi permasalahan kecemasan dan peningkatan kualitas mental adalah metode latihan isolasi atau sering juga disebut "independence training". Metode latihan isolasi merupakan metode latihan yang memberikan kebebasan atletatlet berlatih sendiri tanpa dihadiri langsung oleh pelatih. Pelatih hanya memberikan program latihan dan pemahaman tentang tujuan, metode latihan, cara dan hambatan serta keuntungan pelatihan selain itu memberikan motivasi kepada anggota tim. Pemaparan dari pelatih yang jelas dan menyeluruh tentang tujuan metode latihan isolasi serta aspek-aspek yang berpengaruh tentang keberhasilan metode latihan merupakan hal yang sangat penting. Anxiety akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi di lapangan dan diawali dengan kemampuan meraih angka melalui tembakan bebas di lapangan. Harsono (1996: 63) mengemukakan bahwa Atlet harus dilatih agar tingkat ketegangannya makin lama makin rendah (tapi jangan hilang sama sekali) dan ambisinya untuk menang semakin ditingkatkan". Pelatihan isolasi memberikan kesempatan bagi seorang pelatih untuk membangun mentalitas atlet dan meningkatkan kesehatan mental melalui kemandirian berlatih. Metode latihan mandiri memberikan waktu dan ruang yang luas kepada atlet sesuai keinginan dan kemandirian yang ingin dicapai. Metode ini efektif menumbuhkan kemandirian berlatih dan secara teknis mudah dilakukan serta efisien baik dilakukan oleh individu atau beregu. Sarana dan prasarana untuk permainan bola basket sangat menunjang penggunaan metode latihan isolasi (isolation training). Waktu latihan pada metode latihan isolasi dapat ditentukan berdasarkan instruksi pelatih atau menambah jadwal latihan sesuai keinginan, kebutuhan dan kesempatan yang dimiliki. Ketidakhadiran seorang pelatih dalam pertandingan pada waktu-waktu tertentu adalah mungkin karena dinamika kehidupan seorang pelatih. Harsono (1988: 291) mengungkapkan bahwa "Latihan isolasi (dapat membantu mempersiapkan atlet untuk lebih bersikap mandiri/berdikari". Latihan isolasi (isolation training) membantu mengurangi gangguan psikis yang dialami oleh para atlet. Tingkat persaingan antar tim yang tinggi, beban psikologis sebelum pertandingan, materi latihan yang berat dan suasana pertandingan yang berbeda merupakan hambatan yang dialami para atlet atau pemain bola basket. "Kekhawatiran atlet adalah sampai batasan tertentu adalah sesuatu yang wajar karena dapat meningkatkan kewaspadaan atlet pada saat menghadapi lawan" (Satriadarma dan Harjolukito, 1996: 40). Salah satu fungsi metode latihan isblasi adalah untuk mengurangi cedera atlet akibat gangguan psikis yang dialami. Pengetahuan yang luas bagi-seorang pelatih adalah sebuah keharusan dalam upaya membangun mentalitas juara dan sportif untuk mencapai prestasi puncak, namun di sisi lain pelatihan tetap mengedepankan nilai filosofi permainan sebagai alat pendidikan. Studi lapangan menunjukan bahwa pengembangan sebuah metode latihan dipersepsikan sebagai tambahan waktu dan ruang baik bagi pelatih atau pemain. Hal ini menyulitkan terjadinya pengembangan teknik dan peningkatan kualitas mental dalam permainan bola basket. Pada akhirnya, prestasi yang diraih dianggap tetap tanpa mampu berbicara pada event-event bergengsi. Pelatih yang cerdik mampu menyikapi ketatnya persaingan dan ragam dinamika kehidupan individu yang kompleks. Memperkenalkan metode pelatihan peningkatan kualitas mental dan fisik secara sederhana tanpa membebani para pemain adalah langkah yang bijak. Seorang pelatih diharapkan memberikan kebebasari berlatih dengan tetap mengacu pada proses perbaikan kualitas yang berkelanjutan untuk menggali potensi dan bakat yang dimiliki. Kualitas mental pemain yang kurang sportif, kurang percaya diri, lemah dan kurang kreatif dalam mengembangkan metode yang mendukung proses peningkatan mental secara mandiri adalah sebuah ketertinggalan. Kondisi yang negatif seperti diuraikan terebut akan berdampak pada kondisi permainan yang ditampilkan para atlet. Permainan bola basket yang ditampilkan kurang memiliki nilai baik dilihat sebagai sarana hiburan atau sarana pendidikan nilai-nilai luhur pendidikan untuk membangun pribadi-pribadi yang berkualitas. Harsono (1998: 101) menjelaskan bahwa Aspek psikologis sering diabaikan pelatih atau kurang diperhatikan pada waktu melatih. Ketidakpedulian pelatih terhadap pengembangan aspek psikologis akan berdampak negatif bagi pencapaian prestasi atlet.
TINJAUAN TEORETIS Isolasi (I solation Training) Latihan isolasi (isolation training) adalah metode latihan yang dikembangkan untuk meningkatkan daya tahan mental terutama pada saat bertanding atau sebelum pertandingan. Metode latihan isolasi (isolation training) adalah latihan dimana atletatlet untuk beberapa waktu (bisa beberapa hari atau sampai seminggu) harus berlatih sendiri tanpa dihadiri secara langsung oleh pelatihnya (Harsono, 1988: 291). Tujuan metode latihan metode isolasi (Isolation Training) yaitu untuk membangun mental yang lebih siap dan mandiri terutama menjelang pertandingan. Situasi tanpa didampingi pelatih dalam suatu pertandingan atau latihan memungkinkan terjadi. Pengertian metode isolasi (isolation training) seperti dijelaskan Ibrahim dan Komarudin (2007: 221) bahwa Isolation training atau dikenal dengan latihan isolasi yaitu latihan dimana atlet-atlet untuk beberapa waktu harus berlatih sendiri tanpa dihadiri secara langsung oleh pelatihnya. Latihan isolasi (isolation training) memberikan kebebasan bagi atlet untuk mengelola latihan secara mandiri baik waktu maupun jadwal latihan serta bentuk latihan. Seorang pelatih harus menjelaskan pengertian metode isolasi (isolation training) dan hal-hal lain yang terkait dengan latihan, tanpa penjelasan yang rinci dan jelas maka latihan akan berjalan kurang efisien dan efektif. Secara psikologis tidak benar untuk secara tiba-tiba tanpa penjelasan terlebih dahulu kepada atlet, melepaskan untuk berlatih sendiri terutama apabila atlet masih muda dan masih membutuhkan bantuan pelatih (Harsono, 1988: 291). Metode latihan isolasi (isolation training) yang dilakukan dengan konsep dan metode latihan yang berdasarkan prinsip- prinsip latihan akan meningkatkan daya tahan mental para atlet. Latihan isolasi (Isolation Training) dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan. Ketatnya pertandingan yang dihadapi dan perkembangan ilmu dalam bidang kepelatihan menuntut kepekaan seorang pelatih dalam menerapkan model latihan isolasi. Penggunaan teknik dan metode latihan mutakhir untuk mengurangi kecemasan. Gangguan psikis yang timbul akibat pertandingan akan berdampak pada kondisi mental atlet. Latihan isolasi (isolation training) diharapkan mampu mengurangi gangguan psikis yang dialami atlet dalam sebuah pertandingan meskipun tanpa diawasi atau ditunggui pelatih. Melatih kemampuan dasar dapat dilakukan melalui metode isolasi (isolation training) secara rutin dan jadwal yang fleksibel. Metode isolasi (isolation training) dilakuan dengan cara serta teknik pembelajaran yang jelas dan tepat terutama pada atlet muda dan belum berpengalaman oleh pelatih. Kesalahan teknik dan terutama cara melempar bola akan menjadi kebiasaan dan pola yang salah serta sulit dirubah. Metode latihan isolasi (isolation training) merupakan sebuah upaya pembiasaan dan bagian dari proses belajar. Pembiasaan atau habitulasi adalah proses melemahnya atau menghilangnya pola perilaku alami terhadap rangsangan tertentu dan digantikan oleh pola perilaku hasil belajar (Satiadarma, 1996 : 21).
Tembakan Bebas (Free Throw) Tembakan bebas (Free throw) adalah tembakan yang dilakukan di daerah lawan sebagai hukuman atas terjadinya pelanggaran. PERBASI (2004: 59) menjelaskan bahwa Tembakan bebas adalah kesempatan yang diberikan kepada seorang pemain untuk mencetak satu angka dan tidak dihalangi pemain lawan, dilakukan di belakang garis tembakan bebas di dalam setengah lingkaran. Teknik melakukan tembakan bebas ke dalam ring tidak diawali dengan lompatan seperti layaknya shooting atau beberapa teknik defense. Tembakan bebas (Free throw) yaitu jenis tembakan yang dilakukan dengan cara memegang bola, posisi siku, pergelangan tangan, dan tubuh harus segaris dengan ring dan berada dalam garis bersyarat (Fundamental Basketball). PERBASI, (2004: 19) menjelaskan bahwa: Nilai angka ditentukan oleh jarak atau teknik memasukan bola basket ke dalam keranjang ada nilai satu yaitu tembakan masuk dilakukan dari daerah tembakan bebas, nilai dua yaitu lemparan bola masuk yang dilakukan di daerah tembakan dua angka, dan nilai tiga yaitu tembakan masuk yang dilakukan di daerah tembakan tiga angka. Kemampuan melakukan tembakan bebas merupakan hal yang sangat penting bagi seorang atlet bola basket untuk meraih angka. Ketepatan mengarahkan bola dan memasukannya ke dalam ring membutuhkan penguasaan mental dan teknik yang baik serta kondisi yang dihadapi. Teknik terkait dengan posisi tubuh dan gerak tangan pada saat melempar bola dengan tepat. Mental yang harus dimiliki seorang pelempar bebas adalah percaya diri, memiliki keyakinan yang tinggi serta tidak terlalu dipengaruhi oleh suasana di lapangan terutama penonton. Ketepatan dapat diartikan adanya kesesuaian harapan pelempar dengan hasil yang diperoleh. Ketepatan adalah kunci untuk menghasilkan angka. Ketepatan dalam kamus Bahasa Indonesi diartikan sebagai hal (keadaan, sifat), tepat ketelitian dan kejituan. Kecepatan memiliki perang penting yang dapat menunjang kesuksesan sebuah tembakan bebas (Free throw). Kecepatan yang diartikan sebagai berapa lama waktu yang dibutuhkan mulai terjadinya dorongan tangan untuk melempar sampai dengan bola masuk tepat ke dalam ring. Besarnya kekuatan yang dimilik, gaya dorong bola, dan massa bola menentukan kecepatan bola bergerak.
METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen. Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel. Metode latihan isolasi sebagai variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi variabel secara positif atau negatif . Variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yaitu hasil tembakan bebas (free throw). Desain penelitian sangat diperlukan untuk mencapai tujuan penelitian dan menguji hipotesis untuk mencari kebenaran jawaban atas hipotesa tersebut. Tes dilakukan sebanyak dua kali dalam penelitian ini, yaitu tes awal yang bertujuan untuk mengetahui kemampuan awal siswa. Kemudian, kelompok A diberikan kekeliruan dilakukan langkah sampel homogen, informasi yang paling akurat tentang variabel yang diteliti dan menggunakan penelitian yang lebih efisien. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh pemain basket SMP Negeri 5 Banjar yang berjumlah 40 orang. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara purposive sampling yaitu sampel dianggap memiliki kemampuan dan teknik sama dalam melakukan tembakan bebas. Pengambilan sampel pada purposive sampling atau sampel bertujuan tidak didasarkan pada strata, random atau daerah tetapi berdasarkan tujuan tertentu. Sampel dibagi dua kelompok yaitu kelompok A = kelompok yang mendapatkan latihan isolasi (kelompok eksperimen) dan B adalah kelompok yang tidak melakukan latihan isolasi (kelompok pengontrol). Pengambilan sampel dilakukan untuk mengatasi kendala dalam penelitian yaitu biaya waktu dan jumlah populasi yang besar. percobaan untuk melihat sesuatu hasil. Sedangkan tujuan eksperimen itu sendiri bukanlah pada pengumpulan dan deskripsi data, melainkan pada penemuan faktorfaktor penyebab dan akibat. Pengumpulan data bertujuan untuk memperoleh hasil yang bersifat nyata dan dapat dipercaya. Data akan digunakan dalam pengujian hipotesis tentang metode latihan isolasi dan latihan biasa. Pengolahan data hasil tes diperlukan untuk mengetahui pengaruh dari kedua metode latihan. Data diambil dengan mengadakan pengukuran tes awal. Pada tes awal, peneliti memberikan kesempatan kepada sampel penelitian dalam melakukan tembakan bebas atau free throw sebanyak lima kali tembakan sesuai dengan peraturan yang ada dalam permainan bola basket. Ketentuan nilai yang diperoleh yaitu untuk tembakan masuk diberi poin satu dan poin nol diberikan untuk tembakan yang nihil atau tidak masuk. Peneliti selanjutnya memberikan treatment pelatihan kepada sampel penelitian (kelompok A sebagai kelompok eksperimen) disesuaikan dengan program latihan yang sudah dibuat oleh peneliti.
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN Hasil pengolahan data menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang berarti. Kelompok yang berlatih dengan menggunakan metode latihan isolasi (isolation training) memberikan peningkatan hasil tembakan bebas dalam permainan bola basket. Pengaruh yang diakibatkan dari individu maupun dari lingkungan akan mempengaruhi terhadap hasil tersebut. Faktor yang mempengaruhi terhadap hasil penelitian ini antara lain adalah; pengaruh dari diri sendiri memberikan peran terutama dari motivasi anak dalam keinginan meningkatkan hasil tembakan bebas dalam permainan bola basket. Selain itu juga faktor lingkungan yang mendukung dalam arti bahwa faktor pemberian hadiah dalam setiap melakukan ulangan latihan memberikan dampak yang baik dalam upaya memacu meningkatkan motivasi anak untuk melakukan latihan tanpa banyak komentar. Kemampuan anak yang berbeda dari setiap individu menyebabkan perbedaan peningkatan hasil latihan; walaupun pada saat pembagian kelompok untuk pelaksanaan penelitian hal ini sudah diupayakan untuk dihilangkan. Dengan demikian maka diharapkan upaya-upaya yang dapat membiaskan hasil penelitian sedapat mungkin untuk dihilangkan dengan berbagai macam cara.
KESIMPULAN DAN SARAN Penelitian yang dilakukan mengambil permasalahan mengenai pengaruh metode latihan isolasi (isolation training) terhadap hasil tembakan bebas dalam permainan bola basket. Dari hasil pengolahan dan analisis data menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Kelompok sampel yang dilatih dengan menggunakan metode latihan isolasi (isolation training) memberikan peningkatan yang tidak berarti terhadap hasil tembakan bebas dalam permainan bola basket. 2. Hasil pengujian yang dilatih dengan metode biasa menunjukan bahwa setelah eksperimen terjadi peningkatan yang tidak berarti terhadap hasil tembakan bebas dalam permainan bola basket. 3. Terdapat perbedaan peningkatan hasil latihan yang berarti diantara kedua kelompok sampel tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka saran yang dapat dikemukakan oleh penulis adalah sebagai berikut : 1. Untuk para pelatih, pengajar, pembina, dan atlet diharapkan dapat menerapkan metode latihan isolasi (isolation training) untuk meningkatkan hasil tembakan bebas dalam permainan bola basket dalam upaya memperbaiki prestasi siswa dalam permainan bola basket. 2. Metode-metode latihan yang lain diharapkan dapat diterapkan dalam upaya untuk meningkatkan motivasi siswa dalam meningkatkan prestasi sehingga siswa terhindar dari kejenuhan yang berlebihan karena rasa bosan terhadap suatu metode latihan. 3. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat dilaksanakan dalam upaya meminimalkan faktor-faktor luar yang dapat mempengaruhi terhadap hasil penelitian. Penelitian lain diharapkan dapat dilakukan dengan menggunakan sampel yang lebih besar dan dengan menggunakan teknik pengolahan data yang lebih akurat.
REFERENSI Arikunto, Suharsimi. (1998). Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta. Arma dan Agus (1994:). Dasar-dasar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti P3MTK. Chandra, Sodikin dan Sanoesi, Achmad Esnoe. (2010). Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Jakarta: Pusat Perbukuan Kementerian Pendidikan Nasional Giriwijoyo, Santoso. (2000). Jurnal Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK-UPI Bandung Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek Psikologis dalam Coaching. Jakarta: CV. Tambak Kusuma. Hidayat, Imam. (1999). Biomekanika. Bandung: FPOK IKIP Mukholid, Agus. (2004). Pendidikan Jasmani SMA. Bogor: Yudhistira Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran Keolahragaan. FPOK-UPI : Bandung Oxendine, Joseph B., (1968). Psychology of Motor Leaning, Englewood Cliffs : Prentice-Hall, Inc. PBVSI. (1995). Metodologi Pelatihan. Jakarta: Sekum PP. PBVSI. Satriya. (2007). Metodologi Kepelatihan Olahraga. Bandung: FPOK-UPI Bandung Sudjana, Nana. 2007. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sudjana. (2002). Metoda Statistik. Edisi ke-5. Bandung : Tarsito Surakhmad, Winarno. (1994). Penelitian Ilmiah. Bandung : PT. Tarsito. Wahyuni. (2009). Pembelajaran Cooperatif Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar