You are on page 1of 11

PENGARUH METODE LATIHAN ISOLASI (I SOLATI ON

TRAI NI NG) TERHADAP HASIL TEMBAKAN BEBAS


DALAM PERMAINAN BOLA BASKET



JURNAL

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas
Mata Kuliah Bahasa Indonesia







oleh :


NIM.






PRODI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS GALUH CIAMIS
2014
PENGARUH METODE LATIHAN ISOLASI (I SOLATI ON TRAI NI NG) TERHADAP
HASIL TEMBAKAN BEBAS DALAM PERMAINAN BOLA BASKET

Oleh :

NIM.

ABSTRAK

Perkembangan permainan bola basket dengan pencapaian prestasi gemilang dalam
setiap event pertandingan bola basket didasari oleh penguasaan teknik dasar yang baik
ditunjang dengan kekompakkan dan kerjasama tim yang sangat solid dan sikap mental yang
prima. Rancangan pola latihan yang efektif terutama untuk menumbuhkan motivasi,
kekompakan antar anggota tim, persepsi yang sama tentang permainan dan koordinasi dalam
tim membutuhkan metode latihan yang tepat dan efisien. Pengembangan metode pelatihan
mental dilakukan secara berkelanjutan dalam upaya meningkatkan kualitas mental dan
meminimalisir kecemasan serta mengelola strees terutama pada saat menghadapi
pertandingan. Salah satu teknik latihan mental yang sesuai untuk mengatasi permasalahan
kecemasan dan peningkatan kualitas mental adalah metode latihan isolasi atau sering juga
disebut "independence training". Metode latihan isolasi merupakan metode latihan yang
memberikan kebebasan atletatlet berlatih sendiri tanpa dihadiri langsung oleh pelatih. Pelatih
hanya memberikan program latihan dan pemahaman tentang tujuan, metode latihan, cara dan
hambatan serta keuntungan pelatihan selain itu memberikan motivasi kepada anggota tim.
Pengaruh Metode Latihan Isolasi (Isolation Training) Terhadap Hasil Tembakan Bebas dalam
Permainan Bola Basket. Penelitian ini mengambil populasi dari seluruh pemain basket SMP
Negeri 5 Banjar yang berjumlah 40 orang. Dari 40 orang tersebut dibagi menjadi dua
kelompok yang masing-masing terdiri dari 20 orang yaitu kelompok A sebagai kelompok
eksperimen dan kelompok B sebagai kelompok kontrol. Metode yang dipergunakan untuk
melakukan penelitian ini adalah metode eksperimen dengan menggunakan desain pre-test
post-test dengan menggunakan grup kontrol. Berdasarkan hasil analisis data dengan
menggunakan pengujian Wilcoxon diperoleh nilai hasil penghitungan sebesar 14.5, nilai yang
diperoleh tersebut berada dalam daerah penerimaan hipotesis. Dengan demikian hasil
pengujian tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang dikemukakan oleh penulis diterima
dalam arti bahwa latihan dengan menggunakan metode isolasi (isolation training) memiliki
pengaruh terhadap hasil tembakan bebas dalam permainan bola basket. Dari hasil pengolahan
dan analisis data menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1) Kelompok sampel yang dilatih
dengan menggunakan metode latihan isolasi (isolation training) memberikan peningkatan
terhadap hasil tembakan bebas dalam permainan bola basket. 2) Terdapat perbedaan
peningkatan hasil latihan yang berarti diantara kedua kelompok sampel tersebut. 3) Hasil
pengujian kesamaan dua nilai rata-rata menunjukan bahwa setelah eksperimen terjadi
peningkatan hasil latihan yang berarti pada kelompok yang dilatih dengan menggunakan
metode latihan isolasi (isolation training).

Kata Kunci : Metode Latihan Isolasi (Isolation Training), Tembakan Bebas, Bola Basket.




PENDAHULUAN
Permainan bola basket di Indonesia telah
berkembang sangat pesat. Event kejuaraan
olahraga bola basket yang diselenggarakan
seperti NBL (National Basketball League),
Kejuaraan Olahraga Bola Basket Tingkat
Utama (KOBATA-MA) atau kejuaraan yang
diselenggarakan oleh induk olahraga bola
basket yaitu PERBASI (Persatuan Bola
Basket Seluruh Indonesia). Permainan bola
basket adalah salah satu mata pelajaran
Penjas yang tercantum dalam kurikulum
pendidikan jasmani. Permainan bola basket
di beberapa sekolah telah menjadi salah satu
kegiatan ekstrakurikuler. Perkembangan
yang pesat timbul karena permainan bola
baket sangat menarik, digemari di berbagai
kalangan, terutama di kalangan anak-anak
serta remaja. Permainan bola basket
merupakan sarana untuk menanamkan nilai-
nilai pendidikan untuk membangun karakter
bangsa yang sesuai dengan nilai-nilai luhur
yang diterima dan pantas.
Perkembangan permainan bola basket
dengan pencapaian prestasi gemilang dalam
setiap event pertandingan bola basket
didasari oleh penguasaan teknik dasar yang
baik ditunjang dengan kekompakkan dan
kerjasama tim yang sangat solid dan sikap
mental yang prima.
Selain penguasaan teknik dasar yang
ditunjang dengan kekompakkan dan
kerjasama, terdapat beberpa aspek latihan
yang pelu diperhatikan. Menurut Harsono
(1988: 100) menyebutkan bahwa ada empat
aspek latihan yang perlu diperhatikan dan
dilatih secara seksama oleh atlet, yaitu: (1)
latihan fisik, (2) latihan teknik, (3) latihan
taktik, dan (4) latihan mental. Keempat aspek
saling terkaitan satu merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan. Tugas seorang
pelatih adalah mengembangkan faktor-faktor
tersebut secara maksimal.
Siregar (2004: 3) mengemukakan
bahwa: Berdasarkan pengalaman di lapangan,
faktor-faktor yang sangat mempengaruhi
keberhasilan seorang olahragawan adalah
sebagai berikut: (1) kondisi kesehatan, (2)
bentuk tubuh, (3) nilai-nilai physic, (4)
kesegaran jasmani keseluruhan (general
physical fitness), (5) efisiensi teknik, (6)
kapasitas khas dari alat-alat tubuh (specific
capacity of the orgarrfsm), (7) kecakapan
taktik, siasat, dan (8) pengalaman bertanding.
Langkah meningkatkan kualitas mental dan
fisik pemain dilakukan dibawah bimbingan
kepelatihan yang memiliki pengetahuan dan
pengalaman agar peningkatan dapat
dilakukan secara berkelanjutan.
Harsono (2006: 61) menjelaskan bahwa :
Para olahragawan, dalam suatu pertandingan
terutama atlet selalu berada dibawah stres,
baik stres fisik maupun mental. Beberapa
faktor yang menyebabkan stress antara lain
lawan, kawan, penonton, lingkungan sekitar,
serta tingginya intensitas gerakan-gerakan
pusat organisme yang mengatur koordinasi
akal dan otot (mind and body) dalam
pertandingan yang menimbulkan ketegangan.
Kondisi tertekan dan stres yang dialami akan
berpengaruh pada rendahnya kepercayaan
diri dalam bermain, motivasi yang menurun,
pesimis dan penggunaan emosi dalam
pertandingan lebih dominan. Pelatihan
mental penting dilakukan guna menghadapi
intensitas kerja dan mengurangi segala stress
yang timbul dalam pertandingan.
Rancangan pola latihan yang efektif
terutama untuk menumbuhkan motivasi,
kekompakan antar anggota tim, persepsi
yang sama tentang permainan dan koordinasi
dalam tim membutuhkan metode latihan
yang tepat dan efisien. Sikap toleransi dan
fleksibilitas pengajaran keterampilan sangat
dibutuhkan bagi pelatihan yang dilakukan
untuk regu karena karakter individu dalam
tim sangat bervariasi. Keanekaragaman gerak
dan mental individu yang dimiliki merupakan
potensi yang dapat dikembangkan dan
dikombinasikan dalam upaya meraih prestasi
maksimal. Bentuk pelatihan mental bagi atlet
individu dan beregu sangat berbeda.
Pengembangan metode pelatihan mental
dilakukan secara berkelanjutan dalam upaya
meningkatkan kualitas mental dan
meminimalisir kecemasan serta mengelola
strees terutama pada saat menghadapi
pertandingan. Motivasi yang tinggi,
kepercayaan diri yang kuat, sikap sportif
dapat dibangun melalui beberapa metode
pelatihan seperti meditasi, all out method,
teknik respon bebas anxiety, deep breathing
method, latihan isolasi (isolation training)
atau pelatihan dengan materi psikologis dan
pengembangan mental yang diberikan pada
waktu tertentu seperti istirahat dengan
suasana akrab dan santai.
Salah satu teknik latihan mental yang
sesuai untuk mengatasi permasalahan
kecemasan dan peningkatan kualitas mental
adalah metode latihan isolasi atau sering juga
disebut "independence training". Metode
latihan isolasi merupakan metode latihan
yang memberikan kebebasan atletatlet
berlatih sendiri tanpa dihadiri langsung oleh
pelatih. Pelatih hanya memberikan program
latihan dan pemahaman tentang tujuan,
metode latihan, cara dan hambatan serta
keuntungan pelatihan selain itu memberikan
motivasi kepada anggota tim.
Pemaparan dari pelatih yang jelas dan
menyeluruh tentang tujuan metode latihan
isolasi serta aspek-aspek yang berpengaruh
tentang keberhasilan metode latihan
merupakan hal yang sangat penting. Anxiety
akan mempengaruhi kemampuan dan prestasi
di lapangan dan diawali dengan kemampuan
meraih angka melalui tembakan bebas di
lapangan. Harsono (1996: 63)
mengemukakan bahwa Atlet harus dilatih
agar tingkat ketegangannya makin lama
makin rendah (tapi jangan hilang sama
sekali) dan ambisinya untuk menang semakin
ditingkatkan".
Pelatihan isolasi memberikan
kesempatan bagi seorang pelatih untuk
membangun mentalitas atlet dan
meningkatkan kesehatan mental melalui
kemandirian berlatih. Metode latihan mandiri
memberikan waktu dan ruang yang luas
kepada atlet sesuai keinginan dan
kemandirian yang ingin dicapai. Metode ini
efektif menumbuhkan kemandirian berlatih
dan secara teknis mudah dilakukan serta
efisien baik dilakukan oleh individu atau
beregu.
Sarana dan prasarana untuk permainan
bola basket sangat menunjang penggunaan
metode latihan isolasi (isolation training).
Waktu latihan pada metode latihan isolasi
dapat ditentukan berdasarkan instruksi
pelatih atau menambah jadwal latihan sesuai
keinginan, kebutuhan dan kesempatan yang
dimiliki. Ketidakhadiran seorang pelatih
dalam pertandingan pada waktu-waktu
tertentu adalah mungkin karena dinamika
kehidupan seorang pelatih. Harsono (1988:
291) mengungkapkan bahwa "Latihan isolasi
(dapat membantu mempersiapkan atlet untuk
lebih bersikap mandiri/berdikari".
Latihan isolasi (isolation training)
membantu mengurangi gangguan psikis yang
dialami oleh para atlet. Tingkat persaingan
antar tim yang tinggi, beban psikologis
sebelum pertandingan, materi latihan yang
berat dan suasana pertandingan yang berbeda
merupakan hambatan yang dialami para atlet
atau pemain bola basket. "Kekhawatiran atlet
adalah sampai batasan tertentu adalah sesuatu
yang wajar karena dapat meningkatkan
kewaspadaan atlet pada saat menghadapi
lawan" (Satriadarma dan Harjolukito, 1996:
40). Salah satu fungsi metode latihan isblasi
adalah untuk mengurangi cedera atlet akibat
gangguan psikis yang dialami.
Pengetahuan yang luas bagi-seorang
pelatih adalah sebuah keharusan dalam upaya
membangun mentalitas juara dan sportif
untuk mencapai prestasi puncak, namun di
sisi lain pelatihan tetap mengedepankan nilai
filosofi permainan sebagai alat pendidikan.
Studi lapangan menunjukan bahwa
pengembangan sebuah metode latihan
dipersepsikan sebagai tambahan waktu dan
ruang baik bagi pelatih atau pemain. Hal ini
menyulitkan terjadinya pengembangan teknik
dan peningkatan kualitas mental dalam
permainan bola basket. Pada akhirnya,
prestasi yang diraih dianggap tetap tanpa
mampu berbicara pada event-event
bergengsi.
Pelatih yang cerdik mampu menyikapi
ketatnya persaingan dan ragam dinamika
kehidupan individu yang kompleks.
Memperkenalkan metode pelatihan
peningkatan kualitas mental dan fisik secara
sederhana tanpa membebani para pemain
adalah langkah yang bijak. Seorang pelatih
diharapkan memberikan kebebasari berlatih
dengan tetap mengacu pada proses perbaikan
kualitas yang berkelanjutan untuk menggali
potensi dan bakat yang dimiliki.
Kualitas mental pemain yang kurang
sportif, kurang percaya diri, lemah dan
kurang kreatif dalam mengembangkan
metode yang mendukung proses peningkatan
mental secara mandiri adalah sebuah
ketertinggalan. Kondisi yang negatif seperti
diuraikan terebut akan berdampak pada
kondisi permainan yang ditampilkan para
atlet. Permainan bola basket yang
ditampilkan kurang memiliki nilai baik
dilihat sebagai sarana hiburan atau sarana
pendidikan nilai-nilai luhur pendidikan untuk
membangun pribadi-pribadi yang berkualitas.
Harsono (1998: 101) menjelaskan bahwa
Aspek psikologis sering diabaikan pelatih
atau kurang diperhatikan pada waktu
melatih. Ketidakpedulian pelatih terhadap
pengembangan aspek psikologis akan
berdampak negatif bagi pencapaian prestasi
atlet.

TINJAUAN TEORETIS
Isolasi (I solation Training)
Latihan isolasi (isolation training)
adalah metode latihan yang dikembangkan
untuk meningkatkan daya tahan mental
terutama pada saat bertanding atau sebelum
pertandingan. Metode latihan isolasi
(isolation training) adalah latihan dimana
atletatlet untuk beberapa waktu (bisa
beberapa hari atau sampai seminggu) harus
berlatih sendiri tanpa dihadiri secara
langsung oleh pelatihnya (Harsono, 1988:
291).
Tujuan metode latihan metode isolasi
(Isolation Training) yaitu untuk membangun
mental yang lebih siap dan mandiri terutama
menjelang pertandingan. Situasi tanpa
didampingi pelatih dalam suatu pertandingan
atau latihan memungkinkan terjadi.
Pengertian metode isolasi (isolation training)
seperti dijelaskan Ibrahim dan Komarudin
(2007: 221) bahwa Isolation training atau
dikenal dengan latihan isolasi yaitu latihan
dimana atlet-atlet untuk beberapa waktu
harus berlatih sendiri tanpa dihadiri secara
langsung oleh pelatihnya.
Latihan isolasi (isolation training)
memberikan kebebasan bagi atlet untuk
mengelola latihan secara mandiri baik waktu
maupun jadwal latihan serta bentuk latihan.
Seorang pelatih harus menjelaskan
pengertian metode isolasi (isolation training)
dan hal-hal lain yang terkait dengan latihan,
tanpa penjelasan yang rinci dan jelas maka
latihan akan berjalan kurang efisien dan
efektif. Secara psikologis tidak benar untuk
secara tiba-tiba tanpa penjelasan terlebih
dahulu kepada atlet, melepaskan untuk
berlatih sendiri terutama apabila atlet masih
muda dan masih membutuhkan bantuan
pelatih (Harsono, 1988: 291).
Metode latihan isolasi (isolation
training) yang dilakukan dengan konsep dan
metode latihan yang berdasarkan prinsip-
prinsip latihan akan meningkatkan daya
tahan mental para atlet.
Latihan isolasi (Isolation Training)
dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan.
Ketatnya pertandingan yang dihadapi dan
perkembangan ilmu dalam bidang
kepelatihan menuntut kepekaan seorang
pelatih dalam menerapkan model latihan
isolasi. Penggunaan teknik dan metode
latihan mutakhir untuk mengurangi
kecemasan. Gangguan psikis yang timbul
akibat pertandingan akan berdampak pada
kondisi mental atlet. Latihan isolasi
(isolation training) diharapkan mampu
mengurangi gangguan psikis yang dialami
atlet dalam sebuah pertandingan meskipun
tanpa diawasi atau ditunggui pelatih.
Melatih kemampuan dasar dapat
dilakukan melalui metode isolasi (isolation
training) secara rutin dan jadwal yang
fleksibel. Metode isolasi (isolation training)
dilakuan dengan cara serta teknik
pembelajaran yang jelas dan tepat terutama
pada atlet muda dan belum berpengalaman
oleh pelatih. Kesalahan teknik dan terutama
cara melempar bola akan menjadi kebiasaan
dan pola yang salah serta sulit dirubah.
Metode latihan isolasi (isolation
training) merupakan sebuah upaya
pembiasaan dan bagian dari proses belajar.
Pembiasaan atau habitulasi adalah proses
melemahnya atau menghilangnya pola
perilaku alami terhadap rangsangan tertentu
dan digantikan oleh pola perilaku hasil
belajar (Satiadarma, 1996 : 21).

Tembakan Bebas (Free Throw)
Tembakan bebas (Free throw) adalah
tembakan yang dilakukan di daerah lawan
sebagai hukuman atas terjadinya
pelanggaran. PERBASI (2004: 59)
menjelaskan bahwa Tembakan bebas adalah
kesempatan yang diberikan kepada seorang
pemain untuk mencetak satu angka dan tidak
dihalangi pemain lawan, dilakukan di
belakang garis tembakan bebas di dalam
setengah lingkaran. Teknik melakukan
tembakan bebas ke dalam ring tidak diawali
dengan lompatan seperti layaknya shooting
atau beberapa teknik defense.
Tembakan bebas (Free throw) yaitu jenis
tembakan yang dilakukan dengan cara
memegang bola, posisi siku, pergelangan
tangan, dan tubuh harus segaris dengan ring
dan berada dalam garis bersyarat
(Fundamental Basketball). PERBASI, (2004:
19) menjelaskan bahwa: Nilai angka
ditentukan oleh jarak atau teknik memasukan
bola basket ke dalam keranjang ada nilai satu
yaitu tembakan masuk dilakukan dari daerah
tembakan bebas, nilai dua yaitu lemparan
bola masuk yang dilakukan di daerah
tembakan dua angka, dan nilai tiga yaitu
tembakan masuk yang dilakukan di daerah
tembakan tiga angka.
Kemampuan melakukan tembakan bebas
merupakan hal yang sangat penting bagi
seorang atlet bola basket untuk meraih angka.
Ketepatan mengarahkan bola dan
memasukannya ke dalam ring membutuhkan
penguasaan mental dan teknik yang baik
serta kondisi yang dihadapi. Teknik terkait
dengan posisi tubuh dan gerak tangan pada
saat melempar bola dengan tepat. Mental
yang harus dimiliki seorang pelempar bebas
adalah percaya diri, memiliki keyakinan yang
tinggi serta tidak terlalu dipengaruhi oleh
suasana di lapangan terutama penonton.
Ketepatan dapat diartikan adanya
kesesuaian harapan pelempar dengan hasil
yang diperoleh. Ketepatan adalah kunci
untuk menghasilkan angka. Ketepatan dalam
kamus Bahasa Indonesi diartikan sebagai hal
(keadaan, sifat), tepat ketelitian dan kejituan.
Kecepatan memiliki perang penting yang
dapat menunjang kesuksesan sebuah
tembakan bebas (Free throw). Kecepatan
yang diartikan sebagai berapa lama waktu
yang dibutuhkan mulai terjadinya dorongan
tangan untuk melempar sampai dengan bola
masuk tepat ke dalam ring. Besarnya
kekuatan yang dimilik, gaya dorong bola,
dan massa bola menentukan kecepatan bola
bergerak.

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah metode eksperimen.
Dalam penelitian ini, terdapat dua variabel.
Metode latihan isolasi sebagai variabel bebas
yaitu variabel yang mempengaruhi variabel
secara positif atau negatif . Variabel terikat
atau variabel yang dipengaruhi oleh variabel
bebas yaitu hasil tembakan bebas (free
throw). Desain penelitian sangat diperlukan
untuk mencapai tujuan penelitian dan
menguji hipotesis untuk mencari kebenaran
jawaban atas hipotesa tersebut. Tes dilakukan
sebanyak dua kali dalam penelitian ini, yaitu
tes awal yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan awal siswa. Kemudian,
kelompok A diberikan kekeliruan dilakukan
langkah sampel homogen, informasi yang
paling akurat tentang variabel yang diteliti
dan menggunakan penelitian yang lebih
efisien.
Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah seluruh pemain basket
SMP Negeri 5 Banjar yang berjumlah 40
orang. Pengambilan sampel dilakukan
dengan cara purposive sampling yaitu sampel
dianggap memiliki kemampuan dan teknik
sama dalam melakukan tembakan bebas.
Pengambilan sampel pada purposive
sampling atau sampel bertujuan tidak
didasarkan pada strata, random atau daerah
tetapi berdasarkan tujuan tertentu.
Sampel dibagi dua kelompok yaitu
kelompok A = kelompok yang mendapatkan
latihan isolasi (kelompok eksperimen) dan B
adalah kelompok yang tidak melakukan
latihan isolasi (kelompok pengontrol).
Pengambilan sampel dilakukan untuk
mengatasi kendala dalam penelitian yaitu
biaya waktu dan jumlah populasi yang besar.
percobaan untuk melihat sesuatu hasil.
Sedangkan tujuan eksperimen itu sendiri
bukanlah pada pengumpulan dan deskripsi
data, melainkan pada penemuan faktorfaktor
penyebab dan akibat.
Pengumpulan data bertujuan untuk
memperoleh hasil yang bersifat nyata dan
dapat dipercaya. Data akan digunakan dalam
pengujian hipotesis tentang metode latihan
isolasi dan latihan biasa. Pengolahan data
hasil tes diperlukan untuk mengetahui
pengaruh dari kedua metode latihan.
Data diambil dengan mengadakan
pengukuran tes awal. Pada tes awal, peneliti
memberikan kesempatan kepada sampel
penelitian dalam melakukan tembakan bebas
atau free throw sebanyak lima kali tembakan
sesuai dengan peraturan yang ada dalam
permainan bola basket. Ketentuan nilai yang
diperoleh yaitu untuk tembakan masuk diberi
poin satu dan poin nol diberikan untuk
tembakan yang nihil atau tidak masuk.
Peneliti selanjutnya memberikan treatment
pelatihan kepada sampel penelitian
(kelompok A sebagai kelompok eksperimen)
disesuaikan dengan program latihan yang
sudah dibuat oleh peneliti.

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN
Hasil pengolahan data menunjukkan
bahwa terdapat perbedaan yang berarti.
Kelompok yang berlatih dengan
menggunakan metode latihan isolasi
(isolation training) memberikan peningkatan
hasil tembakan bebas dalam permainan bola
basket. Pengaruh yang diakibatkan dari
individu maupun dari lingkungan akan
mempengaruhi terhadap hasil tersebut.
Faktor yang mempengaruhi terhadap hasil
penelitian ini antara lain adalah; pengaruh
dari diri sendiri memberikan peran terutama
dari motivasi anak dalam keinginan
meningkatkan hasil tembakan bebas dalam
permainan bola basket. Selain itu juga faktor
lingkungan yang mendukung dalam arti
bahwa faktor pemberian hadiah dalam setiap
melakukan ulangan latihan memberikan
dampak yang baik dalam upaya memacu
meningkatkan motivasi anak untuk
melakukan latihan tanpa banyak komentar.
Kemampuan anak yang berbeda dari
setiap individu menyebabkan perbedaan
peningkatan hasil latihan; walaupun pada
saat pembagian kelompok untuk pelaksanaan
penelitian hal ini sudah diupayakan untuk
dihilangkan. Dengan demikian maka
diharapkan upaya-upaya yang dapat
membiaskan hasil penelitian sedapat
mungkin untuk dihilangkan dengan berbagai
macam cara.

KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian yang dilakukan mengambil
permasalahan mengenai pengaruh metode
latihan isolasi (isolation training) terhadap
hasil tembakan bebas dalam permainan bola
basket. Dari hasil pengolahan dan analisis
data menghasilkan kesimpulan sebagai
berikut :
1. Kelompok sampel yang dilatih dengan
menggunakan metode latihan isolasi
(isolation training) memberikan
peningkatan yang tidak berarti terhadap
hasil tembakan bebas dalam permainan
bola basket.
2. Hasil pengujian yang dilatih dengan
metode biasa menunjukan bahwa setelah
eksperimen terjadi peningkatan yang
tidak berarti terhadap hasil tembakan
bebas dalam permainan bola basket.
3. Terdapat perbedaan peningkatan hasil
latihan yang berarti diantara kedua
kelompok sampel tersebut.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan, maka saran yang dapat
dikemukakan oleh penulis adalah sebagai
berikut :
1. Untuk para pelatih, pengajar, pembina,
dan atlet diharapkan dapat menerapkan
metode latihan isolasi (isolation training)
untuk meningkatkan hasil tembakan
bebas dalam permainan bola basket
dalam upaya memperbaiki prestasi siswa
dalam permainan bola basket.
2. Metode-metode latihan yang lain
diharapkan dapat diterapkan dalam upaya
untuk meningkatkan motivasi siswa
dalam meningkatkan prestasi sehingga
siswa terhindar dari kejenuhan yang
berlebihan karena rasa bosan terhadap
suatu metode latihan.
3. Penelitian lebih lanjut diharapkan dapat
dilaksanakan dalam upaya meminimalkan
faktor-faktor luar yang dapat
mempengaruhi terhadap hasil penelitian.
Penelitian lain diharapkan dapat
dilakukan dengan menggunakan sampel
yang lebih besar dan dengan
menggunakan teknik pengolahan data
yang lebih akurat.

REFERENSI
Arikunto, Suharsimi. (1998). Manajemen
Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.
Arma dan Agus (1994:). Dasar-dasar
Pendidikan Jasmani dan Kesehatan.
Jakarta: Depdikbud Ditjen Dikti
P3MTK.
Chandra, Sodikin dan Sanoesi, Achmad
Esnoe. (2010). Pendidikan Jasmani
Olahraga dan Kesehatan. Jakarta:
Pusat Perbukuan Kementerian
Pendidikan Nasional
Giriwijoyo, Santoso. (2000). Jurnal
Kepelatihan Olahraga. Bandung:
FPOK-UPI Bandung
Harsono. (1988). Coaching dan Aspek-aspek
Psikologis dalam Coaching. Jakarta:
CV. Tambak Kusuma.
Hidayat, Imam. (1999). Biomekanika.
Bandung: FPOK IKIP
Mukholid, Agus. (2004). Pendidikan
Jasmani SMA. Bogor: Yudhistira
Nurhasan. (2007). Tes dan Pengukuran
Keolahragaan. FPOK-UPI : Bandung
Oxendine, Joseph B., (1968). Psychology of
Motor Leaning, Englewood Cliffs :
Prentice-Hall, Inc.
PBVSI. (1995). Metodologi Pelatihan.
Jakarta: Sekum PP. PBVSI.
Satriya. (2007). Metodologi Kepelatihan
Olahraga. Bandung: FPOK-UPI
Bandung
Sudjana, Nana. 2007. Dasar-dasar Proses
Belajar Mengajar. Bandung: Sinar
Baru Algensindo.
Sudjana. (2002). Metoda Statistik. Edisi ke-5.
Bandung : Tarsito
Surakhmad, Winarno. (1994). Penelitian
Ilmiah. Bandung : PT. Tarsito.
Wahyuni. (2009). Pembelajaran Cooperatif
Learning.Yogyakarta: Pustaka Pelajar

You might also like

  • Finishing Batu Alam
    Finishing Batu Alam
    Document14 pages
    Finishing Batu Alam
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Document28 pages
    Bab Iv
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Dedeh 1
    Dedeh 1
    Document24 pages
    Dedeh 1
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Cilacap
    Cilacap
    Document2 pages
    Cilacap
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Bab 1
    Bab 1
    Document15 pages
    Bab 1
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Dinding
    Dinding
    Document22 pages
    Dinding
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Document6 pages
    Bab Iii
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Tabel Bab 1
    Tabel Bab 1
    Document1 page
    Tabel Bab 1
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Document2 pages
    Daftar Pustaka
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Ren. Angket Rev
    Ren. Angket Rev
    Document4 pages
    Ren. Angket Rev
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Trans
    Trans
    Document4 pages
    Trans
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document77 pages
    Bab I
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Proposal Ta
    Proposal Ta
    Document12 pages
    Proposal Ta
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • BAB IV Edit
    BAB IV Edit
    Document34 pages
    BAB IV Edit
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Trans
    Trans
    Document4 pages
    Trans
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Proposal Ta
    Proposal Ta
    Document12 pages
    Proposal Ta
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Pemerintah Kabupaten Ciamis
    Pemerintah Kabupaten Ciamis
    Document3 pages
    Pemerintah Kabupaten Ciamis
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Rekayasa Genetika 22
    Rekayasa Genetika 22
    Document21 pages
    Rekayasa Genetika 22
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Bab V
    Bab V
    Document3 pages
    Bab V
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Cover, Lempeng, Katpeng, Dafis
    Cover, Lempeng, Katpeng, Dafis
    Document4 pages
    Cover, Lempeng, Katpeng, Dafis
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document39 pages
    Bab I
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Cover, Lempeng, Katpeng, Dafis
    Cover, Lempeng, Katpeng, Dafis
    Document5 pages
    Cover, Lempeng, Katpeng, Dafis
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Upaya Pemberdayaan Wanita Tuna Susila (WTS)
    Upaya Pemberdayaan Wanita Tuna Susila (WTS)
    Document25 pages
    Upaya Pemberdayaan Wanita Tuna Susila (WTS)
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Bab I
    Bab I
    Document39 pages
    Bab I
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Abstrak 2007
    Abstrak 2007
    Document1 page
    Abstrak 2007
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Adam Anggara Saputra
    Adam Anggara Saputra
    Document2 pages
    Adam Anggara Saputra
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Ketentuan Tgas
    Ketentuan Tgas
    Document1 page
    Ketentuan Tgas
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Abstrak 2007
    Abstrak 2007
    Document1 page
    Abstrak 2007
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet
  • Sofwan Hakim
    Sofwan Hakim
    Document7 pages
    Sofwan Hakim
    Onix Radempthus ObinaYonk
    No ratings yet