Sistem Pengendalian Manajemen adalah Proses yang dilakukan oleh manajer di seluruh tingkatan untuk memastikan bahwa orang-orang yang mereka awasi mengimplementasikan strategi yang dimaksudkan oleh perusahaan atau organisasi untuk tercapainya tujuan. Elemen- Elemen Sistem Pengendalian Manajemen Menurut Anthony dan Govindarajan, setiap sistem pengendalian sedikitnya memiliki empat elemen yaitu : 1. Pelacak (detector) atau sensor, suatu perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses yang sedang dikendalikan. 2. Penilai (assessor), suatu perangkat yang menentukan signifikansi dari peristiwa aktual dengan cara membandingkannya dengan beberapa standar atau ekspektasi dari apa yang seharusnya terjadi. 3. Effector, suatu perangkat (umpan balik) yang mengubah perilaku jika assessor mengindikasikan kebutuhan untuk melakukan hal tersebut. 4. Jaringan komunikasi, perangkat yang meneruskan informasi antara detector dan assessor dan antara assessor dengan effector ---------------------------------------------------------------------------------------------------------
Perbedaan antara PM dan FS 1. Kesistematisan Pada dasarnya, FS tidaklah sistematis karena penilaian dan angka yang digunakan merupakan estimasi kasar. Selain itu, FS juga dipengaruhi oleh ancaman, kesempatan, dan gagasan baru yang waktunya tidak dapat ditentukan. Sedangkan PM lebih sistematis dibandingkan FS karena mempunyai serangkaian aktivitas yang merupakan langkah- langkah yang terjadi dalam urutan yang dapat diprediksikan sesuai dengan jadwal tetap dengan estimasi yang dapat diandalkan. 2. Partisipan Biasanya, proses FS melibatkan hanya sedikit orang yaitu manajemen senior, staf pusat, dan penggagas. Sedangkan proses PM melibatkan lmanajer dan stafnya pada HZI A1C 011 049 setiap tingkatan organisasi agar PM tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka.
Perbedaan antara PM dan PT 1. Kesistematisan Pada dasarnya, PT sangatlah sistematis karena proses yang dikendalikan sangatlah teknikal. Contohnya adalah mengkoordinasi pesanan yang masuk, memesan suatu material, dan menjadwalkan produksi. Dalam proses seperti ini, keterlibatan manusia sangatlah minim. Sedangkan, PM kurang sistematis dibandingkan PT karena prosesnya melibatkan perilaku para manajer. Hal ini menunjukkan adanya keterlibatan manusia yang banyak dalam proses PM. 2. Fokus Fokus PT terletak pada tugas-tugas spesisfik yang tidak memerlukan banyak pertimbangan untuk melaksanakannya. Sedangkan, fokus PM terletak pada pembuatan keputusan yang memerlukan banyak pertimbangan untuk melaksanakannya. --------------------------------------------------------------------------------------------------------- Teori Hierarki Kebutuhan Maslow Kebutuhan Fisiologis. Merupakan kebutuhan dasar yang harus dipenuhi oleh manusia,seperti rasa lapar,haus,seks,perumahan,tidur dan sebagainya. Kebutuhan Keamanan Merupakan kebutuhan akan keselamatan dan perlindungan dari bahaya,ancaman dan perampokan ataupun pemecatan dari pekerjaan. Kebutuhan Sosial Merupakan kebutuhan akan cinta dan kepuasan dalam menjalin hubungan dengan orang lain,kepuasan dan perasaan memiliki serta diterima dalam satu kelompok,rasa kekeluargaan,persahabatan dan kasih sayang. Kebutuhan Penghargaan Merupakan kebutuhan akan status dan kedudukan,kehormatan diri,reputasi dan prestasi. Kebutuhan Aktualisasi Diri Merupakan kebutuhan pemenuhan diri,untuk mempergunakan potensi diri pengembangan diri mungkin,kreativitas,ekspresi diri dan melakukan apa yang paling cocok,serta menyelesaikan pekerjaannya sendiri.
--------------------------------------------------------------------------------------------------------- Pengertian mindset, paradigma dan nilai dasar Mindset adalah Sikap mental mapan ( fixed mental attitude) yamg dibentuk melalui pendidikan, pengalaman, dan prasangka. Mindset merupakan peta mental yang dipakai sebagai dasar untuk bersikap dan bertindak. Paradigma adalah cara yang digunakan oleh seseorang didalam memandang sesuatu. Keyakinan dasar adalah kepercayaan yang dilekatkan oleh seseorang terhadap sesuatu. Nilai dasar adalah sikap, sifat, dan karakter yang dijunjung tinggi oleh seseorang, sehingga berdasarkan tersebut nilai-niali tersebut seseorang dibatasi. HZI A1C 011 049 Kerangka konseptual pendesainan spm yang sesuai dengan bisnis global Pemacu kemajuan lingkungan bisnis antara lain globalisasi ekonomi, teknologiinformasi,strategic quality management dan engkajian Manajemen. Lingkungan bisnis tersebut merupakan bagian lima paradigma manajemen, costumer value strategy, continous improvement,opportunity,cross functional dan employee empowerment. Struktur SPPM yang terdiri atas tiga komponen : struktur organisasi, jejarin informasi dan sistem penghargaan. Perlu didesain berdasarkan kelima paradigma manajemen.
Gambar diatas melukiskan rerangkan konseptual pendesainan SPPM yang sesuai dengan lingkungan bisnis global. Lingkungan bisnis baru menuntut lima paradima baru manajemen, yaitu a. Customer value strategy b. Continous improvement c. Opportunity d. Cross functional e. Employee empowerment Kelima paradigm manajemen inilah yang menjadi landasan pendesainan SPMM, agar sesuai dengan tuntutatn lingkungan bisnis baru.Struktur SPMM yang terdiri atas tiga komponen struktur organisasi, jejaring informasi dan system penghargaan, perlu didesain berdasarkan kelima paradigma manajemen tersebut. Begitu pila proses SPMM yang terdiri atas enam tahapan dari perumusan strategi, perencanaan strategic, penyusunan program, penyususnan anggaran, pengimplementasian, dan Pngelolaan bisnis & Proses organisasi, Peng.perubahan , Peng. Sisi bayangan Customer value strategy, Continuous improvement, Opportunity, Cross functional, Employee empowement
Globalisasi ekonomi, Strategic quality management, Revolusi manajemen System perencanaan dan pengendalian manajemen Struktur Managerial skills Proses Paradigma manajemen Pemacu perubahan Karakteristik lingkungan bisnis s. prumusan strategi, s.perencanaan strategi, s. peny program, s. peny anggran, s. pngimplementasi, s. pemantauan
Struktur orgnisasi, Jejaring informasi, S. penghargaan
Customer pemegang kendali bisnis, Kompetisi tajam, Perubahan menjadi konstan pesat radikal serentak pervasir HZI A1C 011 049 pemantauan, secara keseluruhan perlu didesain berdasarkan kelima paradigma manajemen tersebut. SPMM yang didesain berlandaskan kelima paradigma manajemen baru, memerlukan keterampilan manajer yang terdiri atas: keterampilam dalam pengelolaan bisnis dan proses organisasional, keterampilan dalam pengelolaan perubahan, dan keterampilan di dalam mengelola sisi bayangan organisasi. ---------------------------------------------------------------------------------------------------------------- Pengertian rasional, irrasional a. Rasional menurut kamus besar bahasa indonesia di definisikan sebagai sesuatu yang menurut pikiran dan pertimbangan yg logis atau menurut pikiran yg sehat atau cocok dengan akal. sehingga pendekatan dengan ukuran ini sering menganggap bahwa pikiran dan akal merupakan satu- satunya dasar untuk memecahkan problem (kebenaran) yg lepas dari jangkauan indra atau paham yg lebih mengutamakan (kemampuan) akal daripada batin dan rasa. secara mudah sering di sebut empiris, logika berdasarkan nalar yang dalam arti adanya sesuatu kejadian yang bisa di terima oleh akal dan mampu di pahami oleh bathin dan rasa. b. Irasional dalam definisinya di jabarkan sebagai sesuatu yang tidak berdasarkan akal (penalaran) yg sehat atau ukuran lain di luar ukuran akal. pendekatan ini sering di gunakan oleh mereka yang memang tidak memiliki kecenderung dan kemampuan secara akademis dan logis, namun dalam faktanya memang terjadi. tidak mampu di cerna akal tetapi dalam kejadian benar-benar terjadi dan dapat di pahami dan dimengerti secara bathin, artinya bathin yang membenarkan. sebagai contoh, beberapa kegiatan pengobatan alternatif adalah bentuk pendekatan kejadian ini. konyolnya, mereka yang telah mengerti dan memahami dengan mendekatan empiris dan logis kadang menggunakan pendekatan ini untuk mewujudkan hal-hal tertentu. c. supra irasional berbeda dengan kedua pendekatan tersebut diatas, pendekatan ini bahkan tidak menggunakan alat ukur yang ada pada diri kita. hal ini memang di karenakan oleh ketidak mampuannya kedua alat dalam diri kita untuk mencerna dan memahami nilai kebenarannya tetapi kejadiannya terakui nyata. dalam arti, akal, bathin dan rasa tidak sanggup menterjemahkan secara pengakuannya namun kejadian memang benar-benar ada. hanya quran nur karim dan hadist-lah yang mampu menjawab tentang tabir kebenaran yang terakui kejadiannya. jangan kan untuk menterjemahkan kejadiannya, kadang menterjemahkan makna yang telah tersurat dalam quran dan hadist-pun tentang kejadiannya kita sering terpeleset dalam suatu kebenaran, yang akhirnya sering terpicu dalam konflik.
Balanced scorecard Balanced scorecard adalah alternative metode pengukuran kinerja perusahaan yang perlu dipertimbangkan oleh para pimpinan perusahaan karena metode ini mengukur kinerja perusahaan secara komprehensif. Balanced scorecard salah satu sarana penilaian kinerja perusahaan yang ada yang akan optimal hasilnya apabila dipadukan dengan sistem penilaian manajemen yang telah ada seperti ISO, analisa SWOT, Six Sigma dan tolok ukur keuangan lainnya sepertiReturn on Investment (ROI), Earning per Share (EPS) dan Economic Value Added (EVA). Penggunaan penilaian kinerja secara terpadusangat perlu dilakukan agar HZI A1C 011 049 pimpinan mendapatkan informasi yang akurat sebelum membuat suatu keputusan dalam perusahaan. Manfaat dari Balanced Scorecard adalah : a. Mencoba menyeimbangkan alat ukur konvensional lama yang berdimensi keuangan dengan dimensi-dimensi baru yang mencakup aspek pelanggan, proses bisnis internal, dan proses belajar yang berkembang. b. Penggunaan BSC sebagai suatu strategic management system yang mampu mengatasi masalah defisiency dalam system tradisional, dengan membantu manajer menemukan keterkaitan (link) antara strategi jangka panjang perusahaan dengan aktifitas jangka pendeknya (Kaplan dan Norton 1996). c. Penggunaan BSC memenuhi kebutuhan manajer karena menyajikan secara bersama-sama dalam suatu laporan manajemen tunggal, banyak elemen yang berbeda dari agenda konpetitif perusahaan dengan lebih berorientasi pada pelangan, waktu respon yang lebih pendek, peningkatan kualitas, menekankan team work, memperpendek waktu peluncuran produk baru dan pengelolaan jangka panjang. d. BSC memungkinkan manajer memandang bisnis dalam empat perspektif, yaitu : perspektif keuangan, perspektif proses bisnis internal perspektif pelanggan, perspektif pembelajaran dan pertumbuhan (Kaplan dan Norton, 1992).