NAMA ASISTEN: CITRA WIDIANINGSIH DANANG GALIH PRAKOSO FITRIANA SARI NURANI SITI MAEMUNAH
JURUSAN PERIKANAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA 2014 Jl. Raya Jakarta Km. 4. Pakupatan, kota Serang, Provinsi Banten 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Ikan nila (Oreochromis niloticus) merupakan jenis ikan yang diintroduksi dari luar negeri. Bibit ikan nila didatangkan ke Indonesia secara resmi oleh Balai Penelitian Budidaya Air Tawar pada tahun 1969. Setelah mulai masa penelitian dan adaptasi, barulah ikan ini disebarluaskan kepada petani di seluruh Indonesia. Sesuai denagan nama latinnya O. niloticus berasal dari sungai Nil dan danau- danau yang berhubungan dengan sungai itu. Bibit ikan nila telah beberapa kali didatangkan ke Indonesia, yang pertama berasal dari Taiwan. Ini berwarna gelap dengan garis vertikal sebanyak 6-8 buah di bagian ekornya. Kemudian didatangkan bibit dari Filipina yang berwarna merah (Suyanto 1995). Ikan nila pada awalnya bernama Tilapia nilotica, kemudian diganti dengan Sarotrherodon niloticus, dan sekarang ini dikenal dengan nama Oreochromis niloticus (Deptan, 2000). Program seleksi di Filipina pada tahun 1987 telah berhasil membuat ikan nila unggul yang kini dikenal sebagai ikan nila Gift. Ikan nila Gift diintroduksikan ke Indonesia pada tahun 1994 dan 1996. Menurut Mulyanto dan Habib (1999), ikan nila Gift merupakan strain baru ikan nila yang dikembangkan di negara Filipina sejak tahun 1987 melalui proyekGenetic Improvementof Farm Tilapia (GIFT), sehingga dinamakan nila GIFT. Strain ini merupakan hasil persilangan dan seleksi antara ikan Nila strain dari Negara Taiwan, Mesir, Thailand, Ghana, Singapura, Israel, Senegal, dan Kenya.Ikan nila gift adalah ikan nila unggul dari hasil perbaikan genetik yang dilakukan oleh ICLARM (International Centre for Living Aquatic Resources Management) dari hasil uji caba dilapangan pertumbuhan nila gift lebih cepat dari pada nila lokal (lokal 69) maupun Black Chitralada. Secara umum bentuk tubuh ikan nila panjang dan ramping, dengan sisik yang berukuran besar. Mata besar, menonjol, dan bagian tepi berwarna putih. Gurat sisi (linea literalis) terputus di bagian tengah badan kemudian berlanjut, tapi letaknya lebih ke bawah dari pada letak garis yang memanjang di atas sirip dada. Jumlah sisik pada gurat sisi jumlahnya 34 buah. Sirip pungung, sirip perut dan sirip dubur mempunyai jari-jari lemah tapi mengeras dan tajam seperti duri. Sirip pungung berwarna hitam dan sirip dada juga tampak berwarna hitam (Amri dan Khairuman, 2003).
Gambar 1. Ikan nila (Orechromis niloticus) Tabel 1. Ciri-ciri jantan dan betina pada ikan nila Ciri-ciri Jantan Betina Bentuk tubuh Lebih tinggi dan membulat Lebih rendah dan memanjang Warna tubuh Lebih cerah Lebih gelap Jumlah lubang kelamin Satu lubang (untuk mengeluarkan sperma sekaligus air seni) Dua lubang Untuk mengeluarkan telur Untuk mengeluarkan air seni Bentuk kelamin Tonjolan agak meruncing Tidak menonjol dan berbentuk bulat. Sumber : Amri dan Khairuman, 2003.
1.2 Tujuan Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pemberian pakan yang diberikan pada pemeliharaan pembesaran ikan nila. Dan mengetahui cara pemeliharaan ikan nila.
2 METODOLOGI
2.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan dari praktikum kali ini yaitu dilaksanakan selama 35 hari, dimana dua hari pertama dilakukan untuk persiapan kolam dan penebaran benih ikan, hari selanjutnya dilakukan untuk pemberian pakan dan pengukuran suhu dan ph yang dilakukan pada jam 07.15 WIB, 11.45 WIB, dan 17.00 WIB. Yang bertempat dilaboratorium basah jurusan perikanan, fakultas pertanian, universitas sultan ageng tirtayasa.
2.2 Alat dan Bahan Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu, benih ikan nila, pellet sebagai pakan yang diberikan, kolam beton wadah selama pemeliharaan berlangsung, thermometer untuk mengukur suhu perairan kolam, dan pH meter untuk mengukur ph perairan kolam.
2.3 Prosedur kerja Prosedur kerja yang dilakukan dalam praktikum ini yaitu kolam yang sudah di isi denggan air di beri pupuk alami, kemudian ditebar benih nila yang telah dihitung padat tebarnya. Setelah benih ikan ditebar, dilakukan pemberian pakan 3 kali sehari, rutin setiap hari. Pada saat pemberian pakan ukur suhu dan Ph, Timbang berapa berat pakan yang diberikan.lalu lakukan 3 kali sampling untuk mengetahui berapa jumlah ikan yang mati.
3 HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil No Hari/Tanggal Waktu
pakan Suhu pH ikan yang mati (ekor) Keterangan 1. Rabu, 21 Mei 2014 13.00 - - - - Pemberian pupuk 2. Jumat, 23 Mei 2014 08.00 - - - - Penebaran benih (150 ekor) 3. Senin, 26 Mei 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 1
11.45 10 gr 17.00 10 gr 4. Selasa, 27 Mei 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 1
11.45 10 gr 17.00 10 gr 5. Rabu, 28 Mei 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 3
11.45 10 gr 17.00 10 gr 6. Kamis, 29 Mei 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 2
11.45 10 gr 17.00 10 gr 7. Jumat, 30 Mei 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 4
11.45 10 gr 17.00 10 gr 8. Sabtu, 31 Mei 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 1
11.45 10 gr 17.00 10 gr 9. Minggu, 1 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 5
11.45 10 gr 17.00 10 gr 10. Senin, 2 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 0
11.45 10 gr 17.00 10 gr 11. Selasa, 3 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 8
11.45 10 gr 17.00 10 gr 12. Rabu, 4 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 2 Sampling pertama jumlah ikan yang disampling sebanyak 36 11.45 10 gr 17.00 10 gr ekor beratnya 202 gr 13. Kamis, 5 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 3
11.45 10 gr 17.00 10 gr 14. Jumat, 6 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 9
11.45 10 gr 17.00 10 gr 15. Sabtu, 7 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 5
11.45 10 gr 17.00 10 gr 16. Minggu, 8 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 3
11.45 10 gr 17.00 10 gr 17. Senin, 9 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 5
11.45 10 gr 17.00 10 gr 18. Selasa, 10 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 4
11.45 10 gr 17.00 10 gr 19. Rabu, 11 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 3
11.45 10 gr 17.00 10 gr 20. Kamis, 12 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 9
11.45 10 gr 17.00 10 gr 21. Jumat, 13 Juni 2014 07.15 10 gr 28 0 C 6 11
11.45 10 gr 17.00 10 gr 22. Sabtu, 14 Juni 2014 07.15 28 0 C 6 61 Terjadi kematian massal karena Upwelling 11.45 17.00
3.2 Pembahasan Dari hasil tabel di atas dapat di liat bahwa kegiatan dilakukan selama 22 hari, seharusnya kegiatan dilakukan selama 35 hari karena terjadi up welling pada hari ke 22 ikan yang ada di kolam mati semua. Dimana pada 2 hari awal dilakukan persiapan kolam dan penebaran ikan. Selanjutnya setiap harinya rutin dilakukan pemberian pakan yang dilakukan 3 kali sehari pada jam 07.15 WIB, 1.45 WIB, dan 17.00 WIB. Dengan rata-rata berat pakan yang diberikan yaitu 10 gr. Dan dilakukan pengukuran suhu dan pH yang setiap pengukurannya memiliki nilai, pda suhu 28 0 C dan pH 6. Pada sampling pertama Rabu, 4 Juni 2014 jumlah ikan yang disampling sebanyak 36 ekor beratnya 202 gr. Dari keseluruhan pakan yang digunakan untuk pemeliharaan ikan nila ini digunakan pakan sebanyak 200 gr, dan jumlah keseluruhan ikan yang mati sebanyak 150 ekor.
4 KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan Dapat disimpulkan bahwa pada kegiatan budidaya ini praktikan dapat mengetahui cara pemberian pakan yang benar meliputi frekuensi pakan, teknik pemberian pakan dan praktikan dapat mengetahui pemeliharaan ikan mulai dari persiapan sampai pemeliharaan.
4.2 Saran Saran yang dapat saya berikan adalah kepada praktikan harus lebih teliti dalam pemeliharaan ikan dan mengontrol kualitas air agar tidak terjadi up welling. 5 DAFTAR PUSTAKA
Amri, K dan Khairuman. 2003. Budidaya Ikan Nila Secara Intensif. Agro Media Pustaka, Jakarta. Deptan. 2000. Petunjuk Teknis Pembenihan Dan Pembesaran Ikan Nila Gift. Balai Kajian Teknologi Pertanian Lembang, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Mulyanto dan T. Habib. 1999. Pengembangan Agribisnis Nila GIFT dalam Jurnal STP Vol. 2 No. 1 Tahun 1999. STP Jakarta, Jakarta. Rukyani dan Subagyo, 2000. Badan Riset Kelautan dan Perikanan 2004. Warta Penelitian Perikanan (Edisi Akuakultur). ISSN No. 0853/894. Suyanto, R .1995. Nila. Hal : 41-62. Penebar Swadaya, Jakarta.