Dokumen tersebut membahas tentang aktivitas yang harus dilakukan ayah pada pagi, siang, dan malam hari untuk membantu mengatur kegiatan anak-anak. Beberapa hal penting yang disebutkan meliputi membuat peraturan tentang waktu bangun tidur, cara membangunkan anak, mengatur giliran mandi, serta mendistribusikan tugas-tugas kecil kepada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang aktivitas yang harus dilakukan ayah pada pagi, siang, dan malam hari untuk membantu mengatur kegiatan anak-anak. Beberapa hal penting yang disebutkan meliputi membuat peraturan tentang waktu bangun tidur, cara membangunkan anak, mengatur giliran mandi, serta mendistribusikan tugas-tugas kecil kepada anak.
Dokumen tersebut membahas tentang aktivitas yang harus dilakukan ayah pada pagi, siang, dan malam hari untuk membantu mengatur kegiatan anak-anak. Beberapa hal penting yang disebutkan meliputi membuat peraturan tentang waktu bangun tidur, cara membangunkan anak, mengatur giliran mandi, serta mendistribusikan tugas-tugas kecil kepada anak.
Penulis : Irwan Rinaldi Cetakan Pertama, November 2012 44; 148x105 mm Desain Sampul & Tata Letak : Mumtaz Mumpuni Penerbit Ayah untuk Semua 2012 ISBN : Barang siapa ingin dan berkenan menggandakan seluruh atau sebagian isi buku ini, dengan ikhlas kami persilakan, dalam rangka sosialisasi pentingnya peran ayah. untuk: Semua anak dimana saja. Semoga kami, ayah-ayahmu, mampu memberikan hak-hak pengasuhan dan pendidikanmu secara patut. - Irwan Rinaldi Terima kasih kepada para sahabat yang telah membantu terbitnya buku ini. 4 DAFTAR ISI YANG HARUS AYAH LAKUKAN pagi hari I. sekedar MENGANTAR 6 II. kesepakatan JELANG TIDUR 7 III. kegiatan PAGI HARI 9 IV. persiapan SEKOLAH 15 V. proses PERPISAHAN 17 VI. sekedar MENUTUP 19 YANG HARUS AYAH LAKUKAN selama bekerja (siang hari) I. sekedar MENGANTAR 21 II. ketika PERPISAHAN 22 III. doa DHUHA 25 IV. telpon MAKAN SIANG 26 V. proses JELANG PULANG 28 VI. pertemuan DINAMIS 30 VII. sekedar MENUTUP 32 YANG HARUS AYAH LAKUKAN malam hari I. sekedar MENGANTAR 34 II. kegiatan MAKAN MALAM BERSAMA 35 III. santai yuk SANTAI 37 IV. pekerjaan rumah (PR) 39 V. persiapan untuk BESOK 40 VI. proses JELANG TIDUR 41 VII. sekedar MENUTUP 43 5 Y A N G
H A R U S A Y A H
L A K U K A N p a g i
h a r i 6 PAGI HARI. Sebagian ayah mungkin segera menarik nafas dalam-dalam ketika mendengar kata-kata ini. Ada sekian fragmen yang bermunculan tiba-tiba. Mulai dari anak-anak yang susah dibangunkan. Adegan antri menggunakan kamar mandi yang menegangkan. Persiapan peralatan sekolah yang sangat rumit dan ruwet. Adegan sarapan yang kadang-kadang membetot adrenalin. Sampai proses perpisahan dengan anak-anak yang sering terasa hambar dan rutin sifatnya. Hebatnya kegiatan ini berjalan tidak hanya sekali dua kali. Tiap hari dari pekan ke pekan, bulan ke bulan bahkan tahun ke tahun. Saking terbiasanya, maka banyak para ayah pada akhirnya menikmatinya sebagai sebuah kebiasaan saja yang memang harus dijalankan. Harus dijalankan meski adegan perang, kecaman, bahkan sedikit kekerasan terus mewarnai prosesi pagi hari di rumah. Meski anak-anak berangkat ke sekolah dengan muka asem, pikiran galau, emosi bertumpuk. Sama seperti ayah dan bundanya juga. Sesungguhnya, pasti ada suasana yang lebih baik dari itu di pagi hari di rumah kita. Pasti ada sumringahnya senyuman, tawa canda, semangat bersama untuk menjalani dan mengisi hidup lebih hebat lagi. Caranya bagaimana? Darimana harus kita mulai? Untuk itulah bahan sederhana ini hadir. Memberikan inspirasi untuk membuat pagi hari ceria mulai dari diri ayah sendiri. Mudah- mudahan berguna. Semoga bermanfaat. sekedar MENGANTAR 7 kesepakatan JELANG TIDUR Kegiatan pagi hari yang utama dan pangkal dari semuanya adalah saat bangun pagi. Maksudnya, seperti apa dan bagaimana terjadinya bangun pagi itu amat menentukan untuk kelanjutan kegiatan berikutnya di pagi itu bahkan kadangkala kegiatan sehari penuh. Sebagian orangtua terutama ayah menganggap bahwa urusan bangun pagi itu diurusnya di saat bangun pagi itu. Maka memang dapat diperkirakan akan terjadi banyak masalah. Masalah antara ayah dengan anak. Masalah ayah itu sendiri, dan masalah anaknya sendiri. Sesungguhnya bangun pagi sebaiknya dipersiapkan jauh lebih awal, yaitu sewaktu jelang tidur. Ada beberapa hal yang sebaiknya ayah lakukan : 1. Diskusikan Cara Bangun Sebelum tidur sebaiknya ayah mengajak anak berdiskusi ringan dan informal tentang seperti apa anak maunya dibangunkan. Bicaralah dengan kalimat yang enak dan suasana yang nyaman. Biarkan anak memilih cara yang dia sukai. Atau boleh juga ayah menawarkan cara-cara lain. Setelah itu ambil kesepakatan berdua seperti apa cara membangunkan anak. 8 Ingatkan lagi kepada anak seperti apa isi kesepakatan dan konsekuensinya kalau kesepakatan ini dilanggar. 2. Pilih Kalimat yang Enak dan Nyaman Pilihlah kalimat yang membangkitkan rasa anak-anak untuk nyaman dalam keikutsertaannya membuat aturan. Hindari mendominasi, mendikte apalagi memaksakan kehendak. Untuk anak-anak tertentu biasanya ayah memerlukan untuk menuliskan semua kesepakatan. Terutama bagi anak-anak yang cenderung sering mencari-cari alasan untuk menghindari dari kesepakatan yang sudah dibuat bersama. 9 Setelah ayah melakukan deal politik cara membangun anak pagi hari, itu berarti ayah sudah merambah jalan agar lebih mudah membangunkan anak serta membuat suasana pagi lebih ceria. Kegiatan pagi hari kita bagi menjadi beberapa bagian kegiatan. PERTAMA, BANGUN PAGI Untuk bangun pagi ada beberapa hal yang sebaiknya ayah lakukan : 1. Buatkan Aturan Baku Suatu saat di waktu yang pas (mungkin tidak harus di pagi hari), sebaiknya antara ayah, ibu dan anak duduklah berdua/ bersama bicarakan sebuah peraturan baku tentang bangun pagi hari. Aturan itu berisi tentang : Waktu bangun standar yang berlaku di rumah. Misalnya, semua anak sudah harus bangun sebelum azan subuh berbunyi kecuali dalam keadaan darurat dan tindakan ketidaksengajaan. Siapa yang berhak membangunkan. Di samping ayah dan bunda, adakalanya kakak tertua bertugas membangunkan adik kecilnya. Nah, ini sebaiknya disosialisasikan ke seantero penghuni rumah agar tidak terjadi kesalahpahaman. kegiatan PAGI HARI 10 Cara membangunkan. Ayah sebaiknya berusaha fair/ terbuka tentang apa-apa saja yang tidak boleh dilakukan dalam rangka membangunkan anak-anak. Anak-anak harus tahu ini. 2. Tenangkan Hati Khusus untuk ayah atau ibu yang bertugas membangunkan anak-anak sebaiknya berusaha menenangkan hati. Ada beberapa hal yang bisa ayah lakukan: Wudhu. Sejarah dan kajian ilmiah telah membuktikan bahwa berwudhu dengan ikhlas merupakan jalan terbaik untuk menenangkan keadaan emosi seseorang. Yakinkan diri bahwa ayah dalam kondisi hati yang enak. Andai ayah dalam kondisi labil sebaiknya pekerjaan membangunkan anak diwakilkan saja kepada pasangan. Awalilah semuanya itu dengan membacakan kalimat- kalimat Asmaul husna dan shalawat kepada Rasulullah SAW. Kalimat-kalimat ini diyakini akan lebih memudahkan cara kerja otak anak lebih cepat dan lebih tanggap. Bangunkanlah anak sesuai dengan kesepakatan jelang tidur. Meski ini kadang berlangsung agak sulit karena anak- anak sering lupa dengan kesepakatannya. 3. Siapkan Minum Anak-anak membutuhkan asupan fsik berupa makanan dan minuman ketika bangun. Setidak-tidaknya semua anak membutuhkan minum air putih ketika mereka bangun di pagi hari. Anak-anak di usia bawah kadang membutuhkan segelas susu sebagai pembuka hari. 11 4. Berikan Waktu untuk Menenangkan Diri Bukan saja anak-anak bahkan kita orang dewasa membutuhkan sedikit waktu untuk menenangkan diri sebelum bangun sempurna. Terimalah kenyataan ini wahai ayah, dan perlakukanlah ini kepada anak- anak. Cuma ayah perlu menambahkan sedikit batas waktu bagi anak-anak dalam menenagkan dirinya. Karena sebagian anak-anak memanfaatkan waktu ini untuk kembali tidur apalagi tanpa ada pengawasan. 5. Distribusi Tugas Karena waktu dan kesempatan ayah yang amat terbatas, maka melakukan distribusi tugas adalah pilihan yang tepat. Sebaiknya ayah mengajak anak-anak sesuai dengan kemampuannya masing-masing melakukan membereskan kamar tidur bersama-sama. Untuk anak yang sudah kelas tinggi SD membereskan tempat tidur tentu tidak dirasakan berat jika dibandingkan dengan adiknya yang masih di taman kanak-kanak. Untuk adiknya bisa dilatih membereskan tempat tidur nanti setelah tidur siang dimana waktunya lebih santai dan anak juga rileks mengerjakannya. Hindari memberikan pekerjaan-pekerjaan berat yang dibebankan kepada anak setiap pagi karena akan membuat anak membuang- buang waktu dan malas. 6. Tegas dalam Menegakkan Aturan Andai anak-anak tidak menepati aturan maka perlu melakukan tindakan ini bukan keras tapi tegas. Ayah harus menunjukkan bagaimana cara mematuhi dan menghormati sebuah aturan yang sudah disepakati dengan damai oleh kedua belah pihak. Anak-anak akan belajar dari ayah mengenai sikap ini sejak dari dini, asalkan ayah jangan terjebak kepada tindakan keras bukan tegas. 12 KEDUA, MANDI Kegiatan mandi bukannya tidak bermasalah. Terlalu banyak tricky yang dapat dimainkan anak-anak dalam memperpanjang masa tidurnya dengan menggunakan kesempatan waktunya mandi. Ada beberapa hal yang sebaiknya ayah lakukan : 1. Aturan penggunaan kamar mandi Berselisih paham soal siapa yang duluan ke kamar mandi adalah pandangan jamak setiap pagi. Ayah sebaiknya membuatkan peraturan secara keseluruhan secara bersama-sama. Isi aturan tersebut antara lain: Siapa yang dapat menggunakan kamar mandi. Sepakatilah apa kriteria orang yang dapat menggunakan kamar mandi pertama kali. Sepakati juga berapa lama di kamar mandi. Khusus anak-anak yang sudah mulai pra remaja dan remaja sebaiknya ayah melakukan pendekatan pribadi dengan mereka. Ada hal-hal pribadi yang membuat anak remaja menyukai suasana kamar mandi. Sebaiknya tempelkanlah aturan tersebut di depan kamar mandi. Lakukanlah semuanya ini dengan kesepakatan bersama. Gunakan timer untuk menghentikan kegiatan anak saat mandi, dimana anak senang berlama-lama (penggunaan timer ini tentunya setelah ada kesepakatan terlebih dahulu dengan anak). 2. Pada waktu tertentu (terutama sewaktu family meeting), sebaiknya ayah melakukan evaluasi tentang bab ini. Ada banyak perubahan yang terjadi pada masing-masing anggota keluarga. Ada anggota keluarga yang terus berkembang dewasa dan merasa dia tak butuh lagi aturan tertulis. 13 KETIGA, BERPAKAIAN SEKOLAH Urusan berpakaian adalah urusan yang cukup meminta waktu juga. Anak-anak sebagian besar tidak terlalu terlatih berpakaian sendiri. Atau bisa berpakaian namun selalu banyak masalah yang timbul karena soal pakaian. Berikut ini ada beberapa hal yang sebaiknya ayah lakukan. 1. Sebaiknya berpakaian sebelum sarapan. Sarapan biasanya bisa menjadi hadiah bagi anak-anak yang telah siap berpakaian. 2. Gunakan timer. Diskusikan dengan anak berapa lama masing-masing butuh waktu untuk berpakaian. 3. Untuk anak-anak kecil, mungkin akan menyenangkan untuk meletakkan pakaian pada boneka beruang atau boneka. Intinya, buatlah proses berpakaian menjadi sesuatu yang menarik bagi anak- anak. 4. Buatlah perlombaan. Anak-anak membutuhkan tantangan dan hiburan. Membuat perlombaan siapa yang berpakaian lebih cepat dan rapi adalah pilihan yang patut dicoba. Jangan lupa, jadilah ayah sebagai penyemangat yang handal untuk semua anak-anak dalam perlombaan ini. 5. Tempatkan pakaian sekolah pada tempat tertentu sesuai hari. Langkah ini akan memudahkan anak-anak kalau saja kondisi ayah tidak memungkinkan untuk melakukan langkah ini. 6. Ayah sebaiknya adalah teladan. Sulit bagi anak apabila melihat ayahnya belum berpakaian rapi. 7. Buatlah mudah. Banyak anak mengalami kesulitan dengan tugas- tugas motorik halus, menekan tombol, membuat bentuk, me- ritsleting, dll benar-benar membuat frustrasi atau tampaknya mustahil. Bantu mereka merasa lebih percaya diri tentang pengelolaan pakaian mereka sendiri. 14 KEEMPAT, SARAPAN PAGI Sebagian besar kita berharap waktu sarapan pagi adalah waktu yang penuh dengan keceriaan. Tapi pada kenyataannya yang terjadi adalah sebaliknya. Ini bisa jadi karena ayah mempunyai keterbatasan waktu dan wawasan pengasuhan. Demikian juga ibu. Ada beberapa saran untuk ayah lakukan : 1. Gunakanlah waktu sarapan pagi untuk berkomunikasi ringan dengan anak-anak. 2. Hindarilah berkomunikasi yang menyangkut hal-hal yang tidak anak-anak sukai. Misalnya terlalu berlebihan menanyakan soal PR dan sejenisnya. 3. Gunakan waktu sarapan untuk banyak belajar karakter bersama anak, seperti karakter bersyukur. Anak-anak amat menyukainya kalau ayah melakukannya dengan bercerita sesuatu yang menarik, ringan dan tidak usah panjang-panjang. 15 Persiapan ke sekolah adalah sebuah pekerjaan yang meminta banyak pengorbanan. Bagi sebagian besar anak-anak, karena persiapan ke sekolah inilah yang menyebabkan terburainya air mata, kekesalan luar biasa hanya karena kaos kaki sebelah kiri hilang. Sementara ayah dengan keterbatasan waktu ingin buru-buru menyelesaikan persoalan ini. Ada beberapa hal yang kami sarankan kepada para ayah : 1. Persiapkan di malam hari. Sebaiknya ayah membantu mempersiapkan segala hal di malam hari semaksimal mungkin. Seperti menyiapkan buku pelajaran sekolah, menyiapkan pakaian seragam, sepatu dan kaos kaki, pakaian olah raga, botol minum dan kue atau makan siang yang akan dibawa sudah siap. Makanan untuk besok pagi hanya perlu dipanaskan dan tidak perlu mengolah dari bahan mentah (terutama untuk ibu yang punya kegiatan lain selain sebagai ibu rumah tangga). 2. Kerjasama dengan guru. Ayah dan ibu dapat bekerja sama dengan guru di sekolah tentang apa-apa saja yang harus dibawa ke sekolah. Biasanya sekolah menggunakan buku penghubung. persiapan SEKOLAH 16 3. Daftar kebutuhan. Sebaiknya ayah membuat sebuah papan daftar kebutuhan bagi semua anggota keluarga. Papan itu adalah semacam papan info dan komunikasi antar anggota keluarga. Biasakan anak-anak untuk menulis segala kebutuhan sekolah atau di luar sekolah. 4. Terlibat membantu. Meski dalam durasi waktu yang amat terbatas, biasanya anak- anak membutuhkan keterlibatan ayah dalam menyiapkan peralatan sekolah. Ayah memang tidak harus ikut mencari ke sana kemari kaus kaki. Tapi ayah cukup terlibat secara emosi dalam bentuk menunjukkan kepeduliannya. 17 Dalam sebuah penelitian, didapatkan bahwa sebagian besar anak-anak kehilangan ayahnya secara fsik dan psikologis lebih dari 20 jam setiap hari. Delapan jamnya adalah ketika ayah mereka pergi bekerja. Melihat keadaan tersebut ada sebuah momen yang sangat berharga bagi anak-anak baik secara fsik maupun secara psikologis. Sayangnya, bagi sebagian kecil para ayah momen ini dijalankan secara rutin saja. Momennya adalah ketika perpisahan antara ayah dengan anak. Ayah berangkat kerja dan anak berangkat sekolah. Ada beberapa hal yang harus ayah lakukan : 1. Lakukanlah perpisahan dengan total. Biasanya anak-anak meminta ayahnya bersalam-salaman. Beberapa poin penting yang harus ayah perhatikan : Nikmatilah proses salam-salaman tersebut. Ketika anak menggenggam tangan ayah, balaslah dengan menggenggam hangat tangan sang anak. Samakanlah level mata ayah dengan anak. Sesuaikanlah tinggi ayah dengan tinggi sang anak (eye leveling). Pandangi matanya dengan penuh cinta dan rasa. Ucapkan terima kasih karena anak telah mencium tangan ayah. Berikan balasan hadiah kepada anak dengan memeluk atau mencium anak juga. proses PERPISAHAN 18 Lebih baik lagi kalau hadiah itu berupa sebuah penggalan cerita untuk anak. Tidak usah lama-lama. Cukup hanya 1 atau 2 menit saja. Maksudnya bercerita ini adalah ayah membuatkan fondasi karakter pada anak. 2. Saling berpesan Anak-anak pada dasarnya menyenangi tugas dan tantangan. Sewaktu perpisahan ada baiknya antara ayah dan anak saling berpesan. Misalnya ayah berpesan agar anak berbuat baik kepada sesama teman di sekolah. Mintalah anak juga berpesan kepada ayahnya. 19 Kata orang, hidup seharian tergantung bagaimana kita mengawalinya di pagi hari. Baik dan enak di pagi hari maka Insya Allah akan baik juga sampai ujung hari nanti. Berat dan ruwet di pagi hari, alamat seharian akan ruwet juga kehidupan. Salah satu aktor penting yang bisa menjadikan suasana pagi hari menjadi enak dan nyaman adalah ayah. Ayahlah yang berperan sebagai sutradaranya. Piawai sang sutradara mengatur semua pelakon maka akan sukseslah pertunjukkan pagi hari. Maka pastilah pagi hari akan menstimulasi pertunjukan siang dan malam hari menjadi sukses juga. sekedar MENUTUP 20 Y A N G
H A R U S
A Y A H
L A K U K A N
s e l a m a
b e k e r j a ( s i a n g
h a r i ) 21 Tidak bisa dimungkiri lagi memang bahwa lebih dari delapan jam sebagian besar ayah telah menjadikan anak-anaknya yatim piatu. Tak berayah secara fsik, tak berayah secara psikologis. Ayah pergi bekerja dari pagi hingga petang. Itu terjadi setiap hari. Setiap hari dan berhari-hari, berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. Lebih malang lagi, ada ayah yang sepanjang dia bekerja dari pagi sampai sore tidak pernah menghubungi anak-anaknya. Baik lewat telpon atau pesan singkat, atau bahkan ada para ayah yang lupa mendoakan anak-anaknya. Jadi intinya, berjam-jam anak tidak bertemu secara fsik dengan ayahnya serta tidak juga secara psikologis. Kita sepakat keadaan seperti ini tak boleh berlangsung lama. Anak-anak kita mempunyai hak untuk ditumbuhkembangkan secara patut. Anak-anak tak boleh kita jadikan ber-ayah ada ber-ayah tiada sepanjang harinya. Anak-anak tak boleh tak mendapatkan pengasuhan dan pendidikan meskipun ayahnya tidak berada di sampingnya. Pertanyaannya adalah, bagaimana caranya? Apa yang harus ayah lakukan agar pengasuhan dan pendidikan tidak terputus berjam-jam lamanya? Buku saku sederhana ini berusaha membantu para ayah untuk tetap menjadi ayah meski terbatas waktu. Mudah-mudahan Allah mudahkan kita dalam mengasuh dan mendidik anak-anak dalam guncangan globalisasi ini. Amin!
sekedar MENGANTAR 22 Setelah melewati bermacam-macam kegiatan yang kadang heboh di pagi hari, maka tibalah saatnya waktu perpisahan. Perpisahan antara ayah yang akan pergi bekerja (bekerja di rumah atau di kantor) dengan anak-anak yang akan menuju sekolah masing-masing. Ini adalah momen yang amat luar biasa bagi anak secara psikologis. Bayangkan mereka akan kehilangan tokoh dan peran ayahnya selama lebih dari delapan jam. Atau bahkan banyak ayah-ayah mereka yang menghabiskan waktu bekerja mereka lebih dari delapan jam. Maka perhatikanlah betapa proses perpisahan ini ditunggu- tunggu dengan hati deg-degan oleh anak-anak. Tidaklah asing bagi kita kalau terdengar kalimat-kalimat seperti ini: Yah... nanti ayah pulangnya lama nggak? atau Ayah hari ini pulang jam berapa? atau Ayah nggak lama-lama kan?... dan juga tidaklah asing bagi kita melihat pemandangan betapa anak-anak ketika bersalaman mereka mencengkram erat tangan ayahnya. Ketika berpelukan mereka memeluk dengan erat seperti tak mau dilepaskan. Alangkah kurang beruntungnya anak-anak yang mendapatkan ayah-ayah yang tidak merespon dengan baik proses perpisahan ini. Kita bisa saksikan betapa banyak para ayah yang amat cuek ketika merespon salam dari anaknya. Betapa banyak ayah yang matanya entah kemana hatinya kemana sementara anaknya dengan penuh takzim menciumi tangannya. Kenapa ini bisa terjadi? Apa yang sebenarnya yang harus ayah lakukan? Beberapa hal berikut ini mudah- mudahan bisa membantu para ayah. ketika PERPISAHAN 23 1. Ayah Proaktif Sebaiknya para ayah lebih proaktif memberitahu bahwa ayah akan segera berangkat ke kantor kepada anak-anak. Ini dimaksudkan agar anak-anak merasa dihargai dan mereka akan bersiap-siap melakukan proses perpisahan yang bermakna untuk ayahnya. Proaktif ini dapat ayah lakukan ketika, sarapan bersama, membantu menyiapkan baju seragam atau momen-momen lain di pagi hari. Apa yang ayah katakan? Ayah bisa menginformasikan : Bahwa ayah beberapa menit lagi akan berangkat kerja. Bahwa ayah akan berangkat kerja menggunakan mobil, motor atau kendaraan umum. Kira-kira apa hadiah buat ayah ketika perpisahan nanti. Anak- anak sangat senang berbagi. Anak-anak akan menyiapkan hal- hal yang sederhana bagi kita tapi sangat berarti bagi mereka. 2. Pahami lagi Makna Salam-salaman Salam-salaman adalah simbol besar ikatan hati dan raga antara manusia. Di dalamnya terkandung ribuan kata kasih sayang, kesejahteraan, doa dan keselamatan. Itulah sebabnya prosesi salam-salaman di waktu perpisahan dengan anak tak bisa kita lakukan hanya sambil lalu saja. Ada beberapa hal yang sebaiknya kita lakukan : Eye Leveling Dengan kata lain, ketika anak menyalami kita, sebaiknya ayah menyamakan tinggi mata ayah dengan mata anak atau setara dengan mata anak. 24 Berikan respon sungguh-sungguh Anak-anak adalah cermin yang tak pernah bohong. Seperti apa ayah merespon seperti itulah yang masuk ke dalam jiwanya. Kalau ayah merespon proses salam-salaman dengan penuh kasih sayang maka itulah yang tertanam ke dalam dirinya. 3. Ungkapkan perasaan Jangan segan-segan mengungkapkan rasa terima kasih ayah atas rasa hormat yang telah diberikan anak. Ungkapkan secara verbal dan jelas kepada anak-anak. 4. Berikan hadiah Setelah anak mencium atau menyalami kita, sebaiknya ayah segera membalasnya dengan mengatakan akan memberikan hadiah juga buat anak. Hadiahnya bukanlah hadiah berupa benda tapi bisa berupa : Pelukan dan ciuman. Pesan atau janji yang lebih baik diungkap dengan cara berbisik kepada sang anak. Untuk anak pra premaja dan remaja mungkin mereka lebih membutuhkan pesan dan janji saja dari ayahnya. 5. Proses akhir Biarkan anak-anak mengakhiri proses perpisahan dengan ayahnya melalui cara mereka sendiri. Misalkan anak akan mengantarkan ayah sampai ke dalam mobil atau motor. Atau anak mengantar sampai ke pintu pagar. 25 Ada sebuah waktu yang tampaknya harus ayah manfaatkan ketika berjam-jam tidak bertemu dan berinteraksi dengan anak. Waktu itu adalah saat shalat dhuha. Waktu dimana ternyata banyak keajaiban yang terkandung di dalamnya. Allah janjikan banyak kemudahan dan kelapangan bagi hambaNya yang senang melakukan shalat dhuha. Bagi para ayah tak terkecuali. Manfaatkanlah waktu dhuha ini untuk semakin menguatkan hubungan antara ayah dengan anak. Setelah sholat dhuha berdoalah dengan membayangkan wajah-wajah anak kita. Mintalah kepada Allah berbagai permintaan termasuk agar Allah selalu menjaga hubungan ayah dengan anak meski lebih dari delapan jam tidak bertemu dengan mereka. doa DHUHA 26 Pada hakikatnya anak membutuhkan ayahnya 24 jam tak kurang sedetikpun. Anak inginnya sang ayah ada ketika mereka membutuhkan ayahnya kapanpun. Anak menginginkan ayahnya seratus persen, tak boleh kurang meski sedikit juga. Tapi keadaan yang belum kondusif menyebabkan para ayah pergi meninggalkan anak-anaknya keluar rumah berjam-jam lamanya. Setelah memanfaatkan waktu dhuha, sebaiknya ayah menyambangi anaknya dengan memanfaatkan waktu istirahat makan siang. Apa yang harus ayah lakukan?
1. Menelpon Ayah menelpon anak sewaktu istirahat makan siang dengan menanyakan keadaan, perasaan anak, dan ungkapkan perasaan ayah. Andaikan anak tidak di rumah mungkin ayah bisa menitipkan pesan kepada orang yang ada di rumah waktu itu. Berikut ini beberapa contoh kalimat : No Pesan Singkat 01 Mbak, apa kabar? Ayah kangen nih... 02 Mas lagi ngapain? 03 Hari ini mas/mbak lagi ngapain? 04 Ada yang seru nggak di sekolahan? Nanti cerita ama ayah ya? 05 Nanti pulang sekolah mbak/mas mau ngapain? # Kalimatnya seperti SMS tapi ayah bisa lebih panjang dan bervariasi telpon MAKAN SIANG 27 2. Kirim Pesan Singkat ( SMS) Pada hakekatnya ketika ayah melakukan hubungan komunikasi dengan anak selama ayah bekerja, anak akan merasakan bahwa mereka tidak akan kehilangan ayahnya terutama secara psikologis. Mengirim pesan singkat atau Short Message Service (SMS) adalah salah satu usaha untuk tetap berhubungan dengan anak-anak di rumah. Kirimkanlah pesan ayah kalau tidak bisa langsung ke anak, ayah bisa titip ke pesawat telpon ibunya atau mbaknya. Berikut ini beberapa contoh pesan : No Pesan Singkat 01 Mbak, apa kabar? Ayah kangen nih... 02 Mas lagi ngapain? 03 Hari ini mas/mbak lagi ngapain? 04 Ada yang seru nggak di sekolahan? Nanti cerita ama ayah ya? 05 Nanti pulang sekolah mbak/mas mau ngapain? 28 Di lapangan kami bertanya kepada banyak anak, momen apakah yang paling ditunggu sepanjang hari? Sebagian menjawab momen menunggu ayah pulang dari kerja. Ini tidak terbatas pada bagian anak-anak usia dini saja, juga termasuk anak pra remaja dan remaja. Kenapa mereka menunggu momen ini? Tak ada jawaban lain adalah kekangenan mereka akan tokoh dan peran ayah. Kerinduan yang tertahankan lebih berjam-jam karena ayah mereka tak ada di samping mereka. Tapi, keadaan ini ternyata bukanlah mayoritas. Artinya, banyak anak-anak yang tidak bersemangat menyambut ayahnya pulang kerja. Kenapa? Jawabannya adalah standar: ada atau nggak ada ayah sama saja! Banyak ayah mereka pulang dari kantor tidak memberikan kesan apa-apa. Intinya, ayah bukanlah tokoh yang patut untuk dikangeni. Berkaca dari fakta tersebut, ada baiknya para ayah segera membenahi diri agar kembali menjadi tokoh yang dikangeni anak- anak kepulangannya. Berikut ini ada beberapa saran untuk para ayah : 1. Persiapan Pulang Sebelum ayah memutuskan untuk pulang ke rumah, ada baiknya ayah melakukan beberapa hal berikut ini : proses JELANG PULANG 29 Memberitahukannya kepada anak-anak. Anak-anak memerlukan sebuah proses persiapan untuk menyambut ayahnya pulang. Berikan kesempatan kepada anak-anak untuk berbuat sesuatu menyambut ayahnya. Anak-anak akan merasa sangat berharga apabila mereka bisa mempersembahkan sesuatu yang istimewa (menurut mereka). Menanyakan keadaan mereka. Anak-anak sangat senang apabila dijadikan pusat perhatian. Menanyakan keadaan psikologis mereka adalah hal paling berharga dalam hidup mereka. Katakan ayah akan memberikan kejutan. Tidak usah ayah panik. Kejutan bukanlah berarti hadiah yang mahal. Anak-anak pada ftrahnya membutuhkan kejutan terutama kejutan berupa perhatian, kepedulian dan sejenisnya. 2. Lihat Diri Sebagian besar ayah yang pulang kerja tak dapat dipungkiri pasti dalam keadaan lelah pikiran, jasad dan hati. Ribuan persoalan mungkin masih belum terselesaikan sampai tangga pertama masuk rumah. Sementara anak-anak tidak mau tahu soal ini. Mereka selalu mengharapkan ayahnya pulang seratus persen segar. Apa yang harus ayah lakukan? Praktekkan relaksasi diri sederhana yang ayah ketahui. Ini berguna untuk menolong kebugaran ayah meski tidak optimal. Sebelum pulang mohon ayah memilah-milah persoalan- persoalan yang ada. Kalaulah ayah belum selesai sebaiknya ayah terus terang dan minta bantuan pasangan di rumah untuk menerangkan soal tersebut kepada anak-anak. Sehingga anak- anak sudah siap dengan keadaan ayahnya. 30 Seperti sudah tidak bertemu tahunan, menyambut ayah pulang kerja bagi semua anak adalah peristiwa besar. Padahal tiap hari ayahnya pulang kerja. Memang begitulah hebatnya dunia anak-anak. Penuh rahasia penuh keajaiban luar biasa. Nah, untuk itulah sebaiknya ayah juga menyiapkan diri dengan beberapa hal berikut ini: 1. Berikanlah Kejutan Anak-anak membutuhkan kejutan seberapapun kecilnya kejutan tersebut. Ayah bisa melakukan proses kejutan ini dengan : Mengubah tata cara masuk rumah. Maksudnya, hindarilah cara masuk rumah dengan cara-cara yang sudah dihapal oleh anak- anak. Mengubah intonasi salam. Mengubah tata cara ayah berjalan dan sejenisnya 2. Respon Penyambutan Sekecil apapun penyambutan dari anak-anak, seharusnya ayah memberikan respon seratus persen. Berikan respon verbal dan non verbal. Maksudnya, ayah wajib mengucapkan sesuatu atas sambutan yang anak-anak berikan. Ayah juga wajib hukumnya melakukan reaksi secara fsik terhadap sambutan anak-anak. pertemuan DINAMIS 31 3. Sharing atau Curhat Setelah prosesi penyambutan, mohon maaf ayah masih ada tugas lainnya. Yaitu memberikan waktu (tidak usah lama-lama, ini hanya menunjukkan kepedulian ayah kepada anak serta cara ayah membantu menyelesaikan emosi anak yang bertumpuk-tumpuk selama delapan jam lebih tidak bertemu dengan ayahnya) saling berbagi perasaan dengan anak-anak. Lakukanlah hal-hal berikut ini : Pancinglah anak-anak agar mereka mengungkapkan masalahnya. Jadilah pendengar aktif. Berikan kuping lebih banyak dari memberikan mulut. Berikan jalan keluar sederhana untuk masalah yang memang bisa dipecahkan secara cepat dan mudah. Katakan secara jujur kepada anak-anak batas waktu untuk curhat karena ayah lelah atau kecapean. 32 Sebenarnya taklah akan terjadi kalimat anak-anak berayah ada berayah tiada itu, andaikan para ayah mau sedikit berlelah-lelah mengenal dan memahami anak-anaknya. Anak-anak sebenarnya tidak membutuhkan hal-hal yang berlebihan. Yang mereka butuhkan hanyalah perhatian, ketotalan dan kepedulian secara seratus persen dari sosok yang bernama sang ayah. Setelah ini ayah lakukan, percayalah anak-anak akan memberikan ribuan keajaiban kepada ayahnya. Anak-anak akan memberikan obat pelipur lara sehabis bekerja. Mudah-mudahan tulisan ini mampu memberikan inspirasi untuk para ayah. Dan Allah mudahkan kita untuk mempu terus memberikan pengasuhan dan pendidikan yang patut untuk anak-anak kita. Amin. sekedar MENUTUP 33 Y A N G
H A R U S
A Y A H
L A K U K A N
d i
m a l a m
h a r i 34 Kegiatan malam bersama anak? Hah? Apa masih penting? Bukankah kami terlalu lelah? Ini adalah sebagian kecil pernyataan sekaligus pertanyaan dari para ayah yang kami jumpai di lapangan ketika kami berdiskusi soal keterlibatan ayah dalam kegiatan malam hari anak. Tak ada yang salah memang. Semuanya dapat dipahami. Kejenuhan dan kelelahan dalam bekerja seharian bahkan lebih dari sehari telah menjadikan para ayah mengalami tingkat ketidakberdayaan ketika sampai di rumah malam harinya. Bahkan kami menjumpai banyak ayah yang amat jarang berhubungan dengan anak-anaknya di malam hari. Ada juga yang menghindari, karena tak bisa melakukan apa-apa lagi. Tapi dari semua ini ternyata yang banyak kami temukan kenapa ayah tidak terlibat dengan anak di malam hari adalah karena ayah tidak terlalu mengetahui apa yang harus mereka lakukan. Nah, kita berangkat dari sini. Dari titik kesadaran ini. Anak-anak sungguh tidak mau tahu dengan kondisi ayahnya. Mungkin ini dikarenakan komunikasi atau memang cakrawala berpikir anak belum menyentuh titik informasi itu. Anak-anak membutuhkan ayahnya total terlibat dan terikat dengan semua kegiatan malamnya. Tak boleh kurang sedikitpun. Lalu apa yang harus kita lakukan? Marilah kita ambil jalan tengahnya. Komunikasi dengan anak kita lancarkan serta yang paling penting kita sepakat untuk menambah repertoar ketrampilan fathering skill kita. Bahan sederhana ini berusaha membantu para ayah untuk itu. Semoga bermanfaat ayah. Amin. sekedar MENGANTAR 35 Setelah seharian cenderung tidak bertemu secara fsik apalagi psikologis antara ayah dan anak, maka pilihan untuk makan bersama sebagai tempat menyatukan kembali keluarga adalah pilihan yang tepat. Sebagian ayah malah menjadikan makan malam bersama tersebut sebagai agenda wajib keluarga. Alasannya adalah, di dalam makan bersama banyak hal yang bisa dilakukan dalam mempereratkan kembali tali cinta antar isi keluarga. Terutama ayah dan anak. Beberapa saran berikut ini mungkin bisa membantu para ayah : 1. Saling Membantu Menyiapkan Makanan Pekerjaan ini mungkin hanya bisa dilakukan oleh sebagian kecil ayah. Apalagi bagi para ayah yang tinggal di kota besar. Waktu kerja ayah-ayah ini sangat panjang. Bukan karena telat keluar kantornya, tapi waktunya tersedot di jalanan karena macet. Tapi, bagi para ayah yang memang pulang lebih awal, sempatkanlah terlibat menyiapkan makanan meski dalam keadaan lelah. Ajak anak bersama ibunya menyiapkan makanan malam. 2. Buat suasana Hangat Ayah memang tokoh sentra dimana-mana, termasuk saat makan malam bersama. Anak-anak mengharapkan ayah serba bisa. Maka lakukanlah dialog, bercanda dan sejenisnya bersama anak. Jagalah suasana karena semua kendali ada di tangan ayah. kegiatan MAKAN MALAM BERSAMA 36 3. Ayah Ringan Tangan Satu lagi yang diharapkan anak kepada ayahnya adalah perhatian khusus. Maka sebaiknya ayah ringan tangan dan kaki. Maksudnya, ayahlah yang dengan sigap membantu anak-anak mengambilkan beberapa kebutuhan mereka akan makanan. Misalnya, saat anak membutuhkan tambahan nasi dan lauk maka ayah menawarkan dirinya untuk membantu. Yakinlah ini tidak akan membuat anak-anak manja, karena ini dilakukan hanya pada waktu tertentu saja. 37 santai yuk, SANTAI.. Selepas makan malam bersama, ada baiknya ayah mengajak anak-anak untuk santai sejenak. Hindari untuk menanyakan hal-hal yang membuat anak-anak tertekan. Misalnya ayah bertanya soal- soal menarik selama sepanjang hari. Biarkan anak-anak cerita ngalor ngidul. Ada beberapa hal yang sebaiknya ayah lakukan dalam memanfaatkan momen ini : 1. Berikan Perhatian secara Fisik Inilah saat-saat dimana anak-anak mendapatkan ayah mereka baik secara fsik maupun psikologis. Anak-anak mendambakan rengkuhan, pelukan, ciuman dari ayahnya secara total (perhatian ini sudah barang tentu disesuaikan dengan tahap perkembangan anak). 2. Mainkan Bermacam-macam Peran Menurut banyak ahli, seorang ayah seharusnya memainkan beberapa peran. Diantaranya adalah : Peran sebagai Fasilitator Ayah berfungsi sebagai seorang yang memfasilitasi kebutuhan anak-anak selagi santai bersama. Peran sebagai Problemsolver Ayah menyediakan dirinya sebagai sosok yang senang mencarikan jalan keluar bagi sekian banyak persoalan anak- 38 anaknya. Mungkin tidak menjadi penting bagi anak apakah jalan keluar yang ayah tawarkan merupakan yang terbaik. Tapi lebih dari itu adalah mereka amat senang ayah sangat terikat dan terlibat dalam persoalan mereka. Peran sebagai Entertainer Inilah puncak peran yang paling ditunggu-tunggu anak-anak. Inilah yang paling dibanggakan anak-anak karena ayah mereka sangat menarik, perlu dan menyenangkan. Waktu bersantai memang tak harus lama. Yang paling penting adalah ayah sangat terlibat dan terikat di dalamnya. 39 Kadang mengerjakan Pekerjaan Rumah (PR) membuat anak- anak mengalami kejenuhan. Ayah diharapkan dapat menemaninya. Ada beberapa hal yang dapat ayah lakukan : 1. Minta Izin Lakukanlah dialog yang enak dengan anak. Tanyalah seperti apa maunya anak diperlakukan. Apakah mereka butuh bantuan atau tidak? Kalau iya seperti apa bantuan yang diinginkan. 2. Pahami Gaya Belajar Anak Ini amat penting karena dapat mengurangi kesalahpahaman dalam bekerjasama. Dengan pengenalan dan pemahaman yang baik dari ayah tentulah anak akan merasa aman dan nyaman. 3. Jadilah Entertainer Sejati Karena PR kadang seriung membuat anak-anak pusing maka anak-anak membutuhkan kehadiran ayah sebagai entertainer sejati. Anak-anak membutuhkan suasana pengerjaan PR yang menarik, damai dan tidak penuh ketegangan. pekerjaan rumah ( PR ) 40 Malam mungkin sudah mulai berjalan dengan cepat. Anak-anak mempunyai keterbatasan fsik. Mereka butuh istirahat yang cukup. Tapi persiapan untuk sekolah besok wajib disiapkan. Ayah mengingatkan anak-anak dan menghindari beberapa hal berikut ini : 1. Melabel anak. Andaikan anak-anak mengalami kesulitan dalam persiapan, hindarilah melabel anak entah dengan sebutan apapun. 2. Hindari membuat anak merasa bersalah. 3. Carikan jalan keluar, bukan membuat anak merasa bersalah. 4. Bicarakan konsekuensi. persiapan UNTUK BESOK 41 proses JELANG TIDUR Inilah rangkaian terakhir kegiatan anak sepanjang malam. Kehadiran ayah sangat berharga, karena memang sebaiknya mengawali dan mengakhiri hari anak sebaiknya dilakukan oleh ayah atau bundanya. Ada beberapa hal yang sebaiknya ayah lakukan : 1. Mengajak Bebersih Karena ngantuk banyak anak-anak yang tidak terbiasa bebersih- bersih menjelang tidur. Ayah sebaiknya membantu dengan memudahkan semua peralatannya. Atau, ayah sebelumnya sudah mengajak anak untuk membuat kesepakatan bagaimana sesi bebersih menjelang tidur. 2. Sharing atau Curhat (curahan hati) Sebagian pakar parenting mengatakan bahwa anak-anak seharian menumpuk banyak emosi di dalam dirinya. Menjelang tidur adalah momen yang pas untuk tumpukan emosi tersebut diurai satu per satu, agar tidak memasuki dan bertahan di dalam tidur dalam anak-anak. Dalam sesi curhat dan sharing ini lakukanlah: Duduklah atau beradalah di sekitar tempat tidur anak-anak. Anak-anak membutuhkan kedekatan fsik secara nyata dari ayah. 42 Ajukan pertanyaan tentang apa-apa yang dirasakan anak selama sepanjang hari ini. Biasanya anak-anak akan memberikan dua jawaban yang paling ekstrim. Yang dia suka atau yang tidak dia suka. Biarkan anak bercerita. Jadilah ayah mendengar aktif sambil bersiap menangkap golden moment (momen emas). Tangkaplah momen emas. Lakukanlah perbaikan kalau ada yang tidak baik yang dilakukan anak. Dan apresiasilah kalau anak melakukan sesuatu yang baik. Tutuplah hari anak dengan memperbanyak menyebut Asmaul Husna dan shalawat kepada Rasul SAW. Khusus untuk anak pra remaja dan remaja mungkin tidak harus dilakukan di tempat tidur, namun sesi curhat dan sharing sebaiknya wajib dilakukan agar emosi anak-anak tidak bertumpuk-tumpuk. 43 Tidur dalam anak-anak harus dijalani dengan suasana yang aman dan nyaman. Bahkan tidak saja itu, anak-anak harus masuk ke dalam tidur dalam dengan terlebih dahulu meninggalkan berbagai karakter yang tidak baik di siang hari. Dan sebaliknya mereka memasuki tidur dalam dengan telah menyelesaikan tumpukan emosi, serta mendapatkan apresiasi tentang kebaikan yang telah mereka perbuat. Semua itu tentunya membutuhkan orangtua yang peduli dan memahami anak secara baik dan benar. Semua kepedulian tersebut mau tidak mau didapatkan dari pengetahuan dan keberanian untuk mencoba. Semoga buku sederhana ini dapat menjadi inspirasi para ayah agar dapat menemani anak-anaknya melalui ribuan momen yang Allah sediakan dalam keseharian anak-anak kita. Amin! sekedar MENUTUP 44 e : ayahuntuksemua@yahoo.co m Ayah untuk Semua @ayahuntuksemu a ayahuntuksemua.worpress.co m 0812 9138 001 1 45