Professional Documents
Culture Documents
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Penelitian Terdahulu
Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan
penelitian ini dapat diambil sebagai bahan acuan utama dan pembanding dari
penelitianyangdilakukansebagaiberikut:
1. Penelitian yang dilakukan oleh A. Zaenuddin (2001), dengan judul tesis:
Pengaruh Motivasi Dan Iklim Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai
Lingkungan Sekretariat Pemerintah Kota Semarang. Penelitian A.
Zaenuddin merupakan tipe penelitian penjelasan (eksplanatory) karena
penelitian bermaksud menjelaskan variabel-variabel melalui pengujian
hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya. Hasil penelitan ini
menjelaskan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara iklim
organisasi, motivasi terhadap kinerja pegawai sekretariat Pemerintah Kota
Semarang. Persamaan dari penelitian ini yaitu pada variabel motivasi dan
kinerja, sedangkan perbedaan dengan penelitian ini yaitu terletak pada
variabel kompensasi, analisis data yang digunakan pada penelitian A.
Zaenuddin yaitu regreasi berganda sementara dalam penelitian ini
menggunakan alat analisis SEM (structural equation modeling), selain itu
perbedaan lain dengan penelitian ini terletak pada objek dan lokasi
penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Endah Sri Poerwati (2003), dengan judul
tesisPengaruhkompensasiterhadapkepuasankerjadandampaknyapada
10
15
Tujuan Riset :
Menjelaskanvariabel-variabelmelalui
pengujian hipotesis yang telah
dirumuskansebelumnya.
Variabel penelitian:
1.Motivasi
2.Iklimorganisasi
3.Kinerjapegawai
Alatanalysis:
Regresiberganda
Terdapat pengaruh
yang signifikan antara
iklim organisasi dan
motivasi terhadap
kinerja pegawai
lingkungan sekretariat
Pemerintah Kota
Semarang.
Endah Sri Poerwati
(2003)
Pengaruh kompensasi terhadap
kepuasan kerja dan dan dampaknya
padakomitmenkaryawan(studypada
PT. Telekominikasi Tbk. Kandatel
Malang
Tujuan Riset :
1.Mengetahui gambaran tentang
kompensasi finansial, kompensasi
non finansial, kepuasan kerja dan
komitmenkaryawan.
2.Untuk mengetahui hubungan
kompensasi finansial terhadap
kompensasinonfinansial
3.Untuk mengetahui pengaruh
langsung kompensasi finansial
dan kompensasi non finansial
terhadap kepuasan kerja
karyawan.
4 Untuk mengetahui pengaruh
langsung dan tidak langsung
kompensasi finansial, non
finansial, dan kepuasan kerja
karyawan terhadap komitmen
karyawan.
Variabel penelitian :
1. Kompensasi
2. Kepuasankerja
3. Komitmen
karyawan
Alat Analysis :
AnalysisJalur
(Path
Analysis)
1. Kompensasi
finansial
mempunyai
hubungan yang
signifikan terhadap
kompensasi non
finansial
2. Kompensasi
finansial dan
kompensasi nono
finansial
mempunyai
pengaruh langsung
terhadap kepuasan
kerjakaryawan
3. Kompensasi
finansial,
kompensasi non
finansial dan
kepuasan kerja
karyawan
mempunyai
pengaruh langsung
dan tidak langsung
terhadapkomitmen
karyawan
TM. Murniati
(2005)
Pengaruh variabel-variabel
kompensasi finansial (gaji, insentif,
tunjangan) dan non finansial
(promosi, tanggung jawab,
lingkungan kerja) terhadap kinerja
karyawan (studi padaperwakilan PO.
AkasIINNRMedaengSidoarjo.
Tujuan Riset :
1. Mengetahui dan
menganalisis pengaruh signifikan
antara kompensasi finansial dan
kompenssasi non finansial secara
simultan dan parsial terhadap kinerja
karyawan PO Akas II NNRMedaeng
sidoarjo.
2. Untuk mengetahui dan
menganalisis variabel yang dominan
diantaravariabelkompensasifinansial
dan kompensasi non finansial yang
berpengaruh terhadap kinerja
karyawan PO Akas II NNRMedaeng
sidoarjo.
Variabel penelitian :
1. Kompensasi
finansial
2. Kompensasinon
finansial
3. Kinerja
Alat analysis :
Analysis regresi
berganda (Multiple
regression analysis)
1. Secara simultan
kompensasi
finansial dan non
finansial
berpengaruh
terhadap kinerja
karyawan
2. Variabel non
finansial(tanggung
jawab)
berpengaruh
dominan terhadap
kinerja.
Sri Rahmayanti
(2007)
Pengaruh kepuasan kompensasi
terhadap komitmen organisasi dan
prestasi kerja pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero, Tbk Cabang
Kendari)
Variabel penelitian :
1. Kepuasan
kompensasi
2. Komitmen
organisasi
3. Prestasikerja
1. Terdapat pengaruh
langsung yang
positif dan
signifikan antara
kepuasan
kompensasi
terhadap prestasi
kerja karyawan
16
Tujuan Riset ;
Mengetahui dan menganalisis
Pengaruh kepuasan kompensasi
terhadap komitmen organisasi dan
prestasi kerja pada PT. Bank Rakyat
Indonesia (Persero, Tbk Cabang
Kendari)
.
Alat analysis :
SEM(AMOS5.0)
BRI Cabang
Kendari.
2. Terdapat pengaruh
langsung yang
positif dan
signifikan antara
kepuasan
kompensasi
terhadapkomitmen
organisasi
karyawan BRI
CabangKendari.
Sam Arisal
(2007)
Pengaruh potensi diri dan motivasi
terhadap kinerja dan karir Pegawai
Negeri Sipil administrasi
dilingkungan Pemerintahdaerah Kab.
Konawe.
Tujuan Riset :
Untuk mengetahui dan mengkaji
pengaruhvariabelpotensiterhadap
kinerjadankarirpegawai
Untuk mengetahui dan mengkaji
pengaruh motivasi terhadap
kinerjadankarirpegawai.
Untuk mengetahui dan mengkaji
pengaruhkinerjaterhadappegawai
Variabel penelitian :
Potensidiri
Motivasi
Kinerja
Karirpegawai
Alat analysis :
SEM
- Potensi diri
mempengaruhi
kinerja secara
langsung
- Potensi diri tidak
mempengaruhi
karir secara
langsung
- Motivasi
mempengaruhi
kinerja secara
langsung.
- Motivasi tidak
dapat
mempengaruhi
karir secara
langsung, motivasi
hanya dapat
mempengaruhi
karir secara tidak
langsung melalui
variabelkerja.
- Kinerja
mempengaruhi
karir secara
langsung
Indriati Ritadewi
(2004)
Pengaruh kompensasi terhadap
motivasi dan prestasi kerja karyawan
pada PT. (persero) pelabuhan
IndonesiaIIISurabaya.
Tujuan Riset :
Mengetahui dan menganalisis
pengaruh signifikan antara
kompensasi terhadap motivasi dan
prestasi kerja karyawan pada PT.
(persero) pelabuhan Indonesia III
Surabaya.
Variabel penelitian :
Kompensasi
Motivasi
Prestasikerja
Alat analysis :
SEM
Kompensasi
(finansial dan
non finansial)
berpengaruh
signifikan
terhadap
motivasi dan
kinerja
karyawan.
Sumber: Zainuddin (2003), , Poerwati (2003), Murniati (200)5,Rahmayanti (2007), Arisal (2007, Indriati
Ritadewi (2004).
Adapun kegunaan mengadakan penelitian terdahulu menurut Winarno (2006)
ialah:
1. Mengetahuidenganpastiapayangakanditeliti
2. Tahudimanaataukepadasiapainformasidapatdiperoleh
3. Tahubagaimanacaramemperolehdataatauinformasi
17
4. Dapatmenemukancarayangtepatuntukmenganalisisdata
5. Tahubagaimanaharusmengambilkesimpulansertamemanfaatkanhasil.
C. Kompensasi
1. Pengertian kompensasi
Pengelolaan Kompensasi adalah fungsi penting didalam organisasi dan
merupakanbagiandaritanggungjawabDepartemenSumberDayaManusia.Salah
satu segi paling penting dari pekerjaan dimata sebagian besar karyawan adalah
tingkat bayarannya. Karyawan umumnya dibayar setara dengan kualifikasi-
kualifikasi yang relevan dengan pekerjaan dan jumlah orang dalam angkatan
tenaga kerja yang memiliki kualifikasi-kualifikasi ini. Bayaran juga ditentukan
oleh keahlian dan upaya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan
danpenilaianterhadapnyaditentukanolehorganisasidanmasyarakat.Kompensasi
20
adalah segala sesuatu yang diterima karyawan sebagai balas jasa atas kerja
mereka, dan merupakan salah satu cara meningkatkan prestasi kerja mereka,
motivasi serta kepuasan karyawan. Nitisemito (2000 : 90), menyatakan
kompensasi adalah balas jasa yang di berikan Perusahaan kepada karyawannya,
yang dapat dinilai dengan uang dan cenderung diberikan secara tetap. Sedangkan
Dessler (1997 : 85), berpendapat bahwa kompensasi karyawan adalah setiap
bentukpembayaranatauimbalanyangdiberikankepadakaryawandantimbuldari
dipekerjakannya karyawan itu. Kompensasi menurut Simamora (1999 :540),
meliputi kembaliankembalian finansial, jasa-jasa terwujud dan tunjangan-
tunjangan yang diterima oleh para karyawan sebagai bagian dari hubungan
kekaryawan. Kompensasi merupakan apa yang diterima oleh para karyawan
sebagaigantikontribusimerekakepadaorganisasi.Daripernyataantersebutdiatas
maka dapat disimpulkan bahwa kompensasi merupakan imbalan jasa yang
diberikan perusahaan kepada karyawannya atas kemampuan, kemampuan dan
keahlian yang diberikan untuk organisasi demi kemajuan perusahaan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Hal ini tertuang dalam Peraturan
Pemerintahno101Tahun2000tentangpendidikandanpelatihanPNS.Pendidikan
danPelatihanJabatanPegawaiNegeriSipilyangselanjutnyadisebutDiklatadalah
prosespenyelenggaraanbelajarmengajardalamrangkameningkatkankemampuan
PegawaiNegeriSipil.
2. Tujuan kompensasi
Adapun tujuan secara umumnya perusahaan memberikan kompensasi
kepada karyawan yaitu untuk menghargai dan memberikan imbalan atas segala
21
sesuatu yang diberikan karyawan baik berupa waktu, tenaga maupun pikiran.
Simamora (1999:412-413),menyatakanadabeberapatujuankompensasi,yaitu:
a. Memikatkaryawan
Tingkat kompensasi yang baik dan tepat dapat digunakan untuk
memikatkaryawan-karyawanyangbekerjapadaperusahaan.Halini
juga di gunakan oleh perusahaan untuk tetap dapat kompetitif di
pasartenagakerja.
b. Menahankaryawanyangkompoten
Perusahaan perlu menahan karyawan-karyawan yang berkualitas
agar tetap bekerja, sehingga tidak perlu mengalami kehilangan
tenaga kerja yang disebabkan oleh kompensasi yang lebih baik dari
perusahaanlain.
c. Motivasidankompensasi.
Karena kompensasi merupakan alasan utama seseorang untuk
bekerja, maka pihak perusahaan perlu memperhatikan pemberian
kompensasi yang baik, dimana hal ini dapat dijadikan sebagai
motivasi bagi para karyawan untuk bekerja dengan baik. Sehingga
targetkinerjayangdiharapkantercapai.
d. Mematuhiperaturanhukum
Kompensasimerupakan salahsatu yangwajibdiberikanolehpihak
perusahaan kepada para pekerja, yang diatur dan dilindungi oleh
Undang-undang.
Sedangkan Handoko, (2000:156-158), menyatakan ada beberapa tujuan
yanghendakdicapaimelaluiadministrasikompensasi,yaitu:
22
a. MemperolehPersonaliayangberkualitas
Misalnya, dengan tingkat upah yang relatifl tinggi diperlukan untuk
menarikparapelamaryangcakapdansudahberpengalaman.
b. Mempertahankanparakaryawanyangadasekarang
Dalam hal ini kompensasi atau upah harus kompentitif dengan
perusahaan lain, jika tidak niscaya banyak karyawan yang baik
(berkualitas)akankeluar.
c. MenjaminKeadilan
Administrasipengupahandanpenggajianberusaha untukmemenuhi
prinsipkeadilan.
d. Menghargaiperilakuyangdiinginkan
Pengupahan yang dimaksudkan untuk mendorong perilaku-perilaku
yang diinginkan, misalnya prestasi, pengalaman, kesetiaan, dan
tanggungjawabyangbaik.
e. Mengendalikanbiaya-biaya
Dengan upah yang rasional membantu organisasi untuk
mendapatkan dan mempertahankan sumberdaya manusia pada
tingkatbiayayanglayak
f. MematuhiPeraturan-peraturanlegal
Programkompensasiyangbaikadalahyangmemperhatikanbatasan-
batasanlegalyangditetapkanPemerintah.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan kompensasi
Teori Kompensasi tidak selalu dapat memberikan pemecahan yang
memuaskan dalam menilai rewords atau imbalan atas kinerja individu, namun
23
d. Produktifitas.
Upah dan gaji sebenarnya merupakan imbalan atas prestasi
karyawan. Semakin tinggi prestasi karyawan seharusnya semakin
besarupahyangakanditerima.
e. BiayaHidup.
Faktor ini sulit diabaikan karena menyentuh harkat dan martabat
pekerja untuk hidup layak, sesuai posisinya diperusahaan dan
dimasyarakat. Kriteria ini berhubungan dengan minimum budget
( anggaran minimal ) yang dibutuhkan karyawan dalam
menggunakanupahataugajiuntukkebutuhanhidupnya.
f. PeraturanPemerintah.
Faktor ini merupakan usaha Pemerintah yang berhubungan dengan
faktor biaya kehidupan seperti disebutkan diatas, agar para pekerja
memperolehpenghasilanyangmemungkinkannyahiduplayaksesuai
denganharkatdanmartabatnyasebagaimanusia.
4. Persyaratan dalam Menentukan Kompensasi.
Nitisemito (2000 : 90), menguraikan beberapa persyaratan yang harus
dipenuhidalammenetapkansistemkompensasi,yaitu:
a. Kompensasiharusdapatmemenuhikebutuhanminimal.
Dengan kompensasi yang diterima karyawan berkeinginan dapat
memenuhi kebutuhan secara minimal, seperti kebutuhan makanan,
pakaian dan perumahan. Oleh karena itu setiap perusahaan harus
menetapkan standar kompensasi terendah sedemikian rupa sehingga
dapatmemenuhikebutuhanminimumkaryawan.
25
b. Kompensasiharusmengikat.
Besarnya kompensasi diusahakan sedemikian rupasehinggamampu
mengikat karyawan. Untuk dapat menetapkan besarnya kompensasi
yang mampu mengikat karyawan, kita harus mampu meneliti
besarnya kompensasi yang diberikan oleh perusahaan lain pada
umumnyauntuktugasyangsejenisatauhampirsama.
c. Kompensasi harus dapat menimbulkan semangat dan kegairahan
kerja.
Jika Kompensasi yang diberikansudah dapatmemberikankepuasan
bagikaryawan,makaberartikepuasanmendapatkanduakeuntungan
sekaligus, yaitu akan mampu mengikat sekaligus menimbulkan
semangatkerjabagiparakaryawan.Haldapatdilakukandengancara
menaikan jumlah kompensasi yang dibayarkan, karena jumlah
kompensasi yang diberikan berpengaruh besar terhadap semangat
dangairahkerjakaryawan.Akantetapiuntukmemutuskankenaikan
kompensasi, perusahaan harus yakin bahwa tambahan biaya yang
akan dikeluarkan lebih kecil dari tambahan yang akan dikeluarkan
lebihkecildaritambahankeuntunganyangdiperoleh.
d. Kompensasiharusadil.
Kompensasi yang tepat tidak semata-mata karena jumlahnya, tetapi
harus juga mengandung unsur-unsur keadilan. Pemberian
kompensasi harus disesuaikan dengan jenis tugas dan tanggung
jawabyangdipikulolehkaryawan
26
e. Kompensasitidakbolehbersifatstatis
Kompensasiyangdiberikankepadakaryawanharusbersifatdinamis,
yaituberubah-ubahsesuaidengankondisiekonomisaatitu.
f. Kompensasidarikompensasiyangdiberikankharusdiperhatikan.
Kompensasi yang diberikan perusahaan tidak harus dalam bentuk
uang,dapatjugaberbentukfasilitas.
5. Komponen-komponen kompensasi
Dessler (1997: 85), menjelaskan kompensasi karyawan merujuk pada
semua bentuk upah atau imbalan yang berlaku bagi pekerjaan, dan mempunyai
dua komponen. Ada pembayaran keuangan langsung dalam bentuk upah, gaji,
insentif, komisi dan bonus, serta ada pembayaran tidak langsung dalam bentuk
tunjangan keuangan seperti asuransi dan uang liburan yang dibayarkan majikan.
Menurut Simamora(1999:541),komponenkompensasidapatdibagimenjadi:
a. KomponenFinansial(Finansial Compensation)
Kompensasifinansialdapatdidefinisikansebagaiberikut:
1) Kompensasi finansial langsung (direct finansial compensation)
terdiri dari bayaran yang diperoleh dalam bentuk gaji, upah,
bonusdankomisi.
2) Kompensasi finasial tidak langsung (Indirect finansial
compensation) Kompensasi ini biasa disebut sebagai tunjangan
yang meliptui semua imbalan finansial yang tidak tercakup
dalam kompensasi langsung seperti, asuransi, bantuan
pendidikan,jaminankesehatandansebagainya.
27
penerimaankompensasididasarkanpadafaktorunikyangdimaksud
misalnyalevelkinerjadansenioritas.
d. Keadilantim(Team equity)
Keadilantimdapatdicapaiketikatim yanglebihproduktifmemberi
kompensasi atau penghargaan yang lebih besar dibandingkan tim
yang kurang produktif. Program kompensasi yang adil dan layak
merupakan daya penggerak yang merangsang terciptanya
pemeliharaan karyawan. Karena dengan pemberian kompensasi,
karyawan merasa mendapat perhatian dan pengakuan terhadap
prestasi yang dicapainya, sehingga sikap loyal karyawan semakin
baik, gairah kerja meningkat, absensi dan turn over karyawan
menurun. Apabila ketidak adilan terjadi pada poin-poin diatas, hal
tersebut akan menimbulkan masalah moral yang serius bagi
organisasi. Apabila karyawan merasa diberi kompensasi dengan
tidak adil, maka hal itu mempengaruhi kinerjanya atau bahkan
mungkinsajameninggalkanperusahaandanmencaripekerjaanbaru.
7. Kepuasan kompensasi
Meskipun kompensasi bukan merupakan satu-satunya faktor yang
berpengaruh terhadap kepuasan karyawan, akan tetapi bahwa Kompensasi
merupakan salah satu faktor penentu dalam menimbulkan kepuasan karyawan
yangtentusajaakanmemotivasikaryawan.
Untuk meningkatkan produktivitas kerja mereka. Jika karyawan merasa
bahwa usahanya akan dihargai dan jika perusahaan menerapkan sistem
kompensasi yang dikaitkan dengan evaluasi pekerjaan, maka perusahaan telah
32
memperlakukanbawahansertamemberikanwewenangyangberbeda
untukkaryawandenganleveljabatanyangsama.
c. Karyawan sering salah persepsi terhadap sistem kompensasi yang
diterapkan perusahaan. Hal ini terjadi karena perusahaan tidak
mengkomunikasikan informasi yang akurat mengenai kompensasi
dan tidak mengetahui jenis kompensasi yang dibutuhkan oleh
karyawan.
d. Kepuasandanketidakpuasanakankompensasijugatergantungpada
variasidarikompensasiitusendiri.Kompensasitersebutmempunyai
fungsi yang berbeda sehingga kombinasi variasi kompensasi yang
baikakanmemenuhikebutuhandankepuasankaryawan.
Selanjutnya yang dimaksud kepuasan kompensasi dalam penelitian ini
adalah kepuasan karyawan terhadap kompensasi yang diterima dari perusahaan
sebagai balas jasa atas kerja mereka. Penjabaran dari konsep ini diadaptasi dari
pendapat Michael dan Harold (1993:443), yaitu meliputi kompensasi material,
kompensasisosialdankompensasiaktifitas.
Hal yang memotivasi semangat kerja seorang adalah untuk memenuhi
kebutuhan serta kepuasan baik materil maupun non materil yang diperolehnya
sebagaiimbalan ataubalasjasaatasjasa yangdiberikankepadaperusahaan.Bila
kompensasimaterildannonmaterilyangditerimanyasemakinmemuaskan,maka
semangat bekerja seseorang, komitmen dan prestasi kerja karyawan semakin
meningkatClierrington, (1994:402).
34
D Motivasi
1. Pengertian Motivasi
Motivasi berasal dari kata latin "movere" yang berarti "dorongan" atau
"dayapenggerak"(Hasibuan,1999:92).Motivasihanyadiberikankepadamanusia,
khususnya kepada para bawahan atau pengikut. Motivasi mempersoalkan
bagaimanacaramendoronggairahkerjabawahan,agarmerekamaubekerjakeras
dengan memberikan semua kemampuan dan keterampilannya untuk mewujudkan
tujuanperusahaanatauoraganisasi.
Motivasi merupakan suatu proses psikologi yang mencerminkan interaksi
antara sikap, kebutuhan, dan kepentingan yang terjadi pada diri seseorang, dan
motivasi sebagai proses psikologi timbul sebagai akibat oleh efek di dalam diri
seseorang itu sendiri yang disebut intrinsik atau faktor di luar diri (Faktor
ekstrinsik). Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan (energi) seseorang yang
dapat menimbulkan tingkat persistensi dan entusiasmenya dalam melaksanakan
suatukegiatan,baik yangbersumberdaridalamdiriindividuitusendiri(motivasi
intrinsik)maupundariluarindividu (motivasiekstrinsik).Seberapakuat motivasi
yang dimiliki individu akan banyak menentukan terhadap kualitas perilaku yang
ditampilkannya, baik dalam konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan
lainnya. Kajian tentang motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri
bagi kalangan pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan
kepentinganupayapencapaiankinerja(prestasi)seseorang.
Motivasi merupakan salah satu pekerjaan yang sederhana dan rumit,
Gibson (1996:185) mengemukakan bahwa motivasi adalah kekuatan yang
35
sistemupahinsentif,semakinbanyakmerekamenghasilkansemakin
besarpenghasilanmereka.
Alat motivasi ini didasarkan atas anggapan bahwa para pekerja
sebenarnyaadalahpemalasdanbisadidoronghanyadenganimbalan
keuangan. Dalam berbagai situasi, insentif tersebut cukup efektif.
Meskipun demikian, lama kelamaan manajer akan mengurangi
tingkatinsentifupah yangdiberikan.Dengansemakinmeningkatnya
prestasikerja,akibatnyaadalahmakinberkurangnyakebutuhanakan
tenaga kerja. Dengan demikian timbul pengurangan tenaga kerja,
pemecatan sementara dan sebagainya. Timbul kemudian kebutuhan
akan job security (pekerjaan yang ajeg) dan bukan hanya kenaikan
gajidalamwaktusementarasaja.
b. ModelHubunganManusiawi(Human Relations Model)
Ketika nampak bahwa pendekatan tradisional tidak lagi tepat, para
ahli manajemen mulai mencari berbagai penjelasan tentang perilaku
karyawan. Mayo (1996:206) tentang hubungan manusiawi lainnya
menemukan bahwa kontak sosial yang dialami karyawan dalam
bekerja merupakan hal yang sangat penting bagi mereka, dan
kebosanan serta kerutinan pekerjaan merupakan hal-hal yang
mengurangi motivasi mereka dalam bekerja. Para peneliti tersebut
menganjurkan bahwa para manager bisa memotivisir para karyawan
dengan mengakui kebutuhan sosial mereka dan dengan membuat
merekamerasapentingdanberguna.
37
jugakebutuhanuntukberprestasidanmempunyaiartidalamkerja.
Mereka berpendapat bahwa sebagian besar individu sudah
mempunyai dorongan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan baik
dan tidak selalu para karyawan memandang pekerjaan sebagai
sesuatu hal yang tidak menyenangkan. Bahkan umumnya para
pekerjaakanmemperolehkepuasankarenaprestasiyangtinggi.Jadi,
para karyawan bisa diberikan tanggung jawab yang lebih luas untuk
mengambilkeputusandan melaksanakan tugas-tugasmereka,karena
mereka sudah mempunyai dorongan untuk bekerja dengan baik dan
kemungkinan besar bisa mencapai tujuan organisasi dengan cara
mereka.
Tugas manajer, sesuai dengan model ini, bukanlah menyuap para
karyawan dengan upah yang tinggi untuk mau melakukan apa yang
diinginkan oleh manajer, seperti dalam model tradisional; ataupun
memanipulasi mereka dengan cara yang lebih manusiawi. Tetapi
adalah untuk mengembangkan tanggung jawab bersama untuk
mencapaitujuanorganisasidananggota-anggota organisasi,dimana
setiap karyawan menyumbangkan sesuai dengan kepentingan dan
kemampuanmereka.
Secara skematis urutan-urutan perkembangan pandangan tentang motivasi
beserta penekanan motivasi masing-masing model tersebut bisa dilihat pada
Gambar2.1.berikutini
39
Sumber:Husnan(1981:201).
Selanjutnya Bernard dalam Sinungan (1992:134) menjelaskan bahwa
motivasi adalah keadaan kejiwaan dan sikap mental manusia yang memberikan
energi, mendorong kegiatan atau gerakan dan mengarahkan atau menyalurkan
perilaku kearah untuk mencapai kebutuhan yang memberi kepuasan atau
mengurangiketidak-seimbangan.
Reksohadiprodjo dan Handoko (1996:256) menguraikan bahwa motivasi
merupakan keadaandalam pribadi seseorang yang mendorongkeinginan individu
untukmelakukankegiatan-kegiatantertentugunamencapaitujuan.Motivasipada
hakekatnya merupakan kekuatan yang dapat memberikan rangsangan atau
dorongansertasemangatkerjakepadakaryawansehinggadapatmerubahperilaku
pribadi orang tersebut dan digunakan sebagai tujuan untuk meningkatkan kinerja
merekasehinggasesuaidenganyangdiharapkanorganisasi.
Model Tradisional
Model Hubungan Manusia
Model Sumber Daya Manusia
Memberi insentif dalam
bentuk uang
Melayani kebutuhan sosial
karyawan
Memberikan tanggung jawab yang
lebih besar
40
PlowmandalamManulang(1984:156)berpendapatbahwakebutuhanatau
keinginanadaempatmacam:
a. The desire to live
Keinginan untuk hidup adalah keinginan utama dari setiap manusia.
Manusiabekerjauntukdapatmakandanmanusiamakanuntukdapat
melanjutkan hidupnya. Sehubungan dengan keinginan untuk dapat
melanjutkan hidupnya, maka pada umumnya manusia berkeinginan
untuk berkeluarga untuk mendapatkan keturunan dan untuk hidup
memelihara keluarganya, memang merupakan keinginan kodrat
manusia.
b. The desire for posesion
Keinginan untuk memiliki sesuatu merupakan jenis keinginan yang
kedua yang dihayati oleh setiap manusia pada umumnya. Semua
orangberhajat untuk memiliki sesuatu, apakah iturumah,mobil dan
lain sebagainya. Inilah sebab mengapa manusia mau bekerja, jadi
manusia bekerja agar dapat memuaskan keinginan untuk memiliki
sesuatu.
c. The desire for power
Keinginan akan kekuasan merupakan jenis yang ketiga daripada
keinginan untuk memiliki. Pada umumnya oarng yang memiliki
sesuatu lebih berkuasa daripada orang yang tidak punya apa-apa
samasekali.
42
Sumber:Gitosudarmo(1997:29)
Proses motivasi pada gambar tersebut di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a. Munculnya suatu kebutuhan yang belum terpenuhi menyebabkan
adanya ketidakseimbangan dalam diri seseorang dan berusaha untuk
menguranginyadenganberperilakutertentu.
b. Seseorangmencaricara-carauntukmemuaskankeinginantersebut.
Kebutuhanyangbelumterpenuhi
(1)
Mencaridanmemilihcara-carauntukmemuaskan
kebutuhan
(2)
Perilaku yang diarahkan pada
tujuan
(3)
Kemampuan
Ketrampilan
Pengalaman
Imbalan atau Hukuman
(5)
Evaluasi Prestasi
(4)
Menilaikembalikebutuhan
yangbelumterpenuhi
(7)
Kepuasan
(6)
49
4) Power motivation,adalahdoronganuntukdapatmengendalikansuatu
keadaaan dan adanya kecenderungan mengambil resiko dalam
menghancurkanrintangan-rintanganyangterjadi.
Wahjosumidjo (1994:197) mengemukakan bahwa teknik motivasi itu ada
limamacam,yaitu:
a. Dengan kekerasan dimana pemimpin lebih menekankan wewenang
yangdimilikinya
b. Bersikap baik dimana pemimpin berusaha meningkatkan semangat
bawahan yang memberikan kondisi kerja yang baik, berbagai
tunjangan,servis,gajiyangtinggidansebagainya
c. Melalui perundingansecara implisit. Prakteknya melalui persetujuan
antaraatasandanbawahanterhadaphasilkerjadenganimbalanyang
akandiberikanolehatasan
d. Melalui kompetisi. Kompetisi merupakan sumber motivasi yang
cukup, setiap orang akan bertanggungjawab kepada dirinya sendiri
untuk melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin, gaji, promosi yang
diberikan kepada mereka yang bekerja sangat baik sehingga
persainganmemenuhipemuasanbeberapabentukkebutuhan
e. Internalisasi.Halyangperludiperhatikanadalah:
1) Kepuasan kerja yang internalisasi dapat ditingkatkan dengan
perluasanpekerjaan
2) Pentingnya kepuasan sosial dalam pekerjaan seperti
pengembanganpersahabatan,rasakebersamaan
3) Gayakepemimpinanyangdiperhatikanolehatasan.
51
Sarwoto(1996:158-159)menyatakanbahwa,setiaporangberbedainternal
motives-nya, tetapi secara garis besarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
incentive material,danincentive non material.
a. Incentive materialdapatdiberikandalambentuk:
1) Uangyangdapatdiberikandalambentuk:
(a) Bonus
(b) Komisi
(c) Profitsharing
(d) Kompensasiyangditangguhkan
2) Jaminan sosial yang diberikan secara kolektif dan
memperolehnyasecarasamaratadanotomatisdalambentuk:
(a) Pemberianrumahdinas
(b) Pengobatansecaracuma-cuma
(c) Berlangganansuratkabar/majalahsecaragratis
(d) Cutisakitdengantetapmendapatgaji
(e) Pemberianpiagampenghargaandanlain-lain
b. Incentive non materialdapatdiberikandalamberbagaimacam:
1) Pemberiangelar
2) Pemberiantandajasa/medali
3) Pemberianpujiansecaralisan/tertulis
4) Ucapanterimakasihsecaraformalmaupuninformal
5) Pemberianpromosi
6) Pemberianhaksesuaidenganatributjabatan
7) Pemberianperlengkapankhususpadaruangankerja
52
55
Dengandemikian,makajelaslahbahwakebutuhanmerupakanpemicudari
respon perilaku dimana implikasinya adalah bila kebutuhan itu timbul dalam diri
seseorang, maka akan lebih mudah terpengaruh kepada upaya memotivasi dari
para pimpinan. Setiap orang akan berusaha untuk mengurangi kebutuhan yang
belum terpenuhi, yang akibatnya akan memicu suatu proses pencarian cara untuk
mengurangitekanankebutuhanyangbelumterpenuhitersebut.Jadiperilakuyang
timbul pada diri sendiri atau bawahan dalam kerangka motivasi sebagai konsep
manajemendidorongadanyakebutuhan.Kebutuhanyangadapadaseseorangakan
mendorong seseorang berperilaku. Akhirnya apapun yang dilakukan oleh
pemimpin untuk menggerakan bawahan guna tercapainya tujuan, tetap kepuasan
kerja merupakan hal yang sangat penting. Tujuan pemberian motivasi menurut
Hasibuan(1999:97),adalah:
a. Mendoronggairahdansemangatkerjapegawai.
b. Meningkatkanmoraldankepuasankerjapegawai.
c. Meningkatkanproduktivitaspegawai.
d. Mempertahankanloyalitaspegawai.
e. Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat ketidak hadiran
pegawai.
f. Mengefektifkanpengadaanpegawai.
g. Menciptakansuasanadanhubungankerjayangbaik.
h. Meningkatkankreativitasdanpartisipasipegawai.
i. Meningkatkankesejahteraanpegawai.
j. Meningkatkanrasatanggungjawabpegawaiterhadaptugas-tugasnya.
k. Meningkatkanefisiensipenggunaanalat-alatdanbaku.
57
2. Teori Motivasi
Menurut Gibson (1996:186), teori motivasi pada dasarnya dibedakan
menjadiduateoriyaituteorikepuasan(content theories)danteoriproses(process
theories):
a. Teori kepuasan, memusatkan perhatian kepada faktor-faktor dalam
diri orang, yang menggerakkan, mengarahkan, mendukung, dan
menghentikan perilaku. Mereka mencoba menentukan kebutuhan
khususyangmemotivasiorang.
b. Teori proses, menguraikan dan menganalisis bagaimana perilaku itu
digerakkan,diarahkan,didukung,dandihentikan.
Kedua klasifikasi itu mempunyai arti penting bagi manajer yang
pekerjaannya berhubungan dengan proses motivasi. Pengklasifikasian kedua teori
motivasitersebutdisajikandalamTabel2.1.berikut.
Tabel 2.1. Jenis-jenis Teori Motivasi
Jenis Karakteristik Teori
Teori
Kepuasan
Berkaitandenganfaktor-faktoryang
membangunkanataumemulaiperilaku
1. TeoriHirarkhi
Kebutuhan
2. TeoriERG
3. TeoriDuaFaktor
4. TeoriKebutuhan
akanPrestasi
Teori
Proses
Berkaitandenganbagaimanaperilaku
digerakkan,diarahkan,didukungatau
dihentikan
1. TeoriPengharapan
2. TeoriKeadilan
3. TeoriPenguatan
4. TeoriPenetapan
Tujuan
Sumber :Gitosudarmo(1997:30)
58
3. Teori Kepuasan
a. Teori Hirarkhi Kebutuhan
Teori Hirarkhi kebutuhan dari Maslow mengemukakan bahwa manusia
ditempat kerjanya dimotivasi oleh sesuatu keinginan untuk memuaskan
sejumlahkebutuhanyangadadalamdiriseseorang.
Teoriinididasarkanpadatigaasumsidasarsebagaiberikut:
1) Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hirarkhi, mulai dari
hirarkhi kebutuhan yang paling dasar sampai ke kebutuhan yang
komplekataupalingtinggitingkatannya.
2) Keinginanuntukmemenuhikebutuhandapatmempengaruhiperilaku
seseorang, dimana hanya kebutuhan yang belum terpuaskan yang
dapatmenggerakkanperilaku.Kebutuhanyangtelahterpuaskantidak
dapatberfungsisebagaimotivator.
3) Kebutuhan yang lebih tinggi berfungsi sebagai motivator apabila
kebutuhan yang hirarkhinya lebih rendah paling tidak telah
terpuaskansecaramaksimal.
Inti teori Maslow ini adalah bahwa kebutuhan manusia tersusun dalam
suatu hierarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah ialah kebutuhan fisiologi,
dan tingkat kebutuhan yang tertinggi ialah kebutuhan akan perwujudan diri (self-
actualization needs). Teoriinimengasumsikanbahwaorangberusaha memenuhi
kebutuhan yang paling pokok (fisiologis) sebelum mengarahkan perilaku
memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi (perwujudan diri). Danorangmempunyai
keinginanuntukberkembangdanmaju.
59
60
f. KebutuhanAktualisasiDiri(Self-Actualization Needs)
Aktualisasi diri merupakan hirarkhi kebutuhan dari Maslow yang
paling tinggi. Aktualisasi diri berkait dengan proses pengembangan
akan potensi yang sesungguhnya dari seseorang. Kebutuhan untuk
menunjukkan kemampuan, keahlian dan potensi yang dimiliki
seseorang.Aktualisasidirimerupakanprosesyangberlangsungterus
menerus dan tidak pernah terpuaskan. Malahan kebutuhan akan
aktualisasi diri ada kecenderungan potensinya meningkat karena
orang mengaktualisasikan perilakunya. Seseorang yang didominasi
oleh kebutuhan akan aktualisasi diri senang akan tugas-tugas yang
menantangkeahliandankemampuannya.
Hal yangpalingpentingdariteoriiniadalahbahwakebutuhan yangtelah
terpenuhi mereda daya motivasinya. Apabila seseorang memutuskan bahwa
menerimagajiyangcukupuntukpekerjaannyadariorganisasitempatiabekerja,
makauangtidakmempunyaidayamotivasilagi. HalinisesuaidenganPeraturan
Pemerintah tentang Wewenang Pengangkatan, Pemindahan dan Pemberhentian
PNS yaitu pasal Pasal 1, Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah Pegawai Negeri
Sipil Daerah Propinsi/Kabupaten/Kota yang gajinya dibebankan pada Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah dan bekerja pada Pemerintah Daerah, atau
dipekerjakandiluarinstansiinduknyadanGolonganruangadalahgolonganruang
gajipokoksebagaimanadiaturdalamperaturanperundang-undanganyangberlaku
tentanggajiPegawaiNegeriSipil.
61
Selanjutnya, kebutuhan yang belum terpenuhi sama sekali adalah suatu potensi
bahayabagipara manajer.Karena, kebutuhanyangtidakterpenuhi dapat menyebabkan
frustasi,konflik,danketeganganmental.
Tabel 2.3. Penerapan Teori Hirarkhi Kebutuhan dari Maslow
Hirarkhi Kebutuhan Faktor-faktor Umum Faktor-faktor Organisasi
1.KebutuhanFisiologis a.Makanan a.Gaji
b.Minuman b.Kondisikerjayangmenyenangkan
c.Perumahan c.Kafetaria
d.Sex
2.KebutuhanRasaAman a.Keamanan a.Kondisikerjayangaman
b.Stabilitas b.JaminanSosial
c.Perlindungan c.KeamananKerja
d.Jaminan d.Pensiun
3.KebutuhanSosial a.Persahabatan a.Mutusupervisi
b.Kasihsayang b.Kelompokkerjayangerat
c.Rasasalingmemiliki c.Perkumpulan
4.KebutuhanPengharapan a.Penghargaan a.Bonus
b.Status b.Piagampenghargaan
c.Pengakuan c.Jabatan
d.Dihormati d.Tanggungjawab
e.Pekerjaanitusendiri
5.KebutuhanAktualisasiDiri a.Perkembangan a.Prestasidalampekerjaan
b.Prestasi b.Kesempatanuntukberkreasi
c.Kemajuan c.Tantangantugas
d.Kemajuandalamorganisasi
Sumber :Gitosudarmo(1997:33).
Kelima kebutuhan dasar tersebut secara hierarki digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 2.5. Hierarki Kebutuhan menurut Maslow
KebutuhanAktualisasiDiri
KebutuhanPenghargaan
KebutuhanSosial
KebutuhanKeamanan
KebutuhanFisiologi
Sumber :ReksohadiprodjodanHandoko(1996:264).
Dari Gambar 2.5. tampak bahwa, kebutuhan utama manusia berada pada
tingkatan pertama, yaitu kebutuhan fisiologi. Setelah kebutuhan utama ini
terpenuhi, barulah menginjak pada kebutuhan kedua (yang lebih tinggi), yaitu
kebutuhanakankeamanan.Kebutuhanketigabarudilaksanakansetelahkebutuhan
62
kedua terpenuhi. Proses seperti ini berjalan terus sampai akhirnya terpenuhi
kebutuhankelima,yaitukebutuhanaktualisasidiri.
4. Teori ERG
Alderferberargumenbahwaadatigakelompokkebutuhanteras(existence),
keterhubungan (relatedness) dan pertumbuhan (growth) jadi disebut ERG,
(Robbins1996:204).Intidariteoriiniadalahhierarkikebutuhanseseoranghanya
meliputitigaperangkatkebutuhan,yaitu:
a. Kebutuhan eksistensi (Existence=E), adalah kebutuhan yang
dipuaskan oleh faktor-faktor seperti: makanan, air, udara, upah, dan
kondisikerja.
b. Kebutuhan keterkaitan (Relatedness=R), adalah kebutuhan yang
dipuaskan oleh hubungan sosial dan hubungan antar pribadi yang
bermanfaat.
c. Kebutuhan pertumbuhan (Growth=G), adalah kebutuhan di mana
individu merasa puas dengan membuat suatu kontribusi yang kreatif
danproduktif.
Kelompok eksistensi mempedulikan pemberian persyaratan eksistensi
meteriil dasar. Itu mencakup butir-butir yang oleh Maslow dianggap sebagai
kebutuhanyangfaalidankeamanan.Kelompokkebutuhankeduaadalahkelompok
keterhubungan-hasrat yang dimiliki untuk memelihara hubungan antar pribadi
yang penting. Hasrat sosial dan status menurut interaksi dengan orang lain agar
dipuaskan, dan hasrat-hasrat ini segaris dengan kebutuhan sosial Maslow.
Akhirnya Alderfer memencilkan kebutuhan pertumbuhan suatu hasrat intrinsik
untukperkembanganpribadi.
63
Sumber :Gitosudarmo(1997:37).
Pekerjaan yang menawarkan sedikit
tantangan, prestasi dan kemajuan.
Pekerjaan yang menawarkan
tantangan, prestasi dan kemajuan.
Kontinum Motivator
0
+
(tidak memuaskan) (memuaskan)
Pekerjaan yang kurang baik dalam hal
pemberian upah, kondisi kerja dan
jaminan sosial
Pekerjaan yang memberikan upah,
keselamatan, kondisi kerja dan
jaminansosial.
Kontinum Hygiene
-
0
(tidak memuaskan) (bukan tidak memuaska)
64
65
66
f. KebutuhanakanKekuasaan(nPow)
Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan untuk mempengaruhi
danmengendalikanoranglainsertabertanggungjawabkepadanya.
7. Teori Proses
Kalau dalam teori kepuasan dari motivasi, pembahasan dipusatkan pada
apayangmemotivasiseseorang,makadalamteori prosesdifokuskanpada
bagaimanamotivasiituterjadi.
a. Teori Keadilan
Menurut J. Stacy Adam dalam teori keadilan tentang motivasi
mengemukakan bahwa manusia ditempat kerja menilai tentang
inputnya dalam hubungannya dengan pekerjaan dibanding dengan
hasilyangiaperoleh.Merekamembandingkannyadenganoranglain
dalam kelompoknya, dengan kelompok yang lain atau dengan orang
laindiluarorganisasinya.
b. Teori Pengharapan (Expectancy Theory)
Teori pengharapan disebut juga teori valensi, teori instrumentalitas.
Ide dasar dari teori ini adalah bahwa motivasi ditentukan oleh hasil
yangdiharapkandiperolehseseorangsebagaiakibatdaritindakannya.
Gambar 2.7. Proses Motivasi: Pola Awal
Sumber:Gibsondkk.(1996:95)
KEBUTUHANYANG
TIDAKTERPENUHI
PENCARIAN JALAN UNTUK
MEMENUHI KEBUTUHAN
PERILAKU YANG DIARAHKAN
PADA TUJUAN
KARYAWAN MENILAI KEMBALI
KEBUTUHAN YANG TAK
TERPENUHI
IMBALAN ATAU
HUKUMAN
PRESTASI (EVALUASI ATAS TUJUAN
YANG DICAPAI)
KARYAWAN
67
8. Jenis-Jenis Motivasi
Seorang pimpinan merupakan orang yang bekerja dengan bantuan orang
lain. Ia tidak menjalankan semua pekerjaan sendirian saja, tetapi minta bantuan
orang lain untuk menjalankannya, memberikan tugas-tugas kepada bawahannya.
Karena itulahpengetahuantentangmotivasiperludiketahuiolehsetiappimpinan,
setiaporangyangbekerjadenganbantuanoranglain.
Heidjrachman dan Husnan (1993:245) mengemukakan yaitu bahwa, pada
dasarnyamotivasiyangdiberikanbisadibagimenjadidua,yaitu:
a. Motivasi Positif
Motivasi positif adalah proses untuk mencoba mempengaruhi orang
lain agar menjalankan sesuatu yang diinginkan dengan cara
memberikankemungkinan untuk mendapatkan hadiah. Bukti yang
palingdasarterhadapkeberhasilansuatubentukmotivasiadalahhasil
yangdiperolehdaripelaksanaansuatupekerjaan.Padaumumnyabisa
dikatakan bahwa pemberian motivasi yang positif akan dapat
memberikan/menimbulkan suatu peningkatan semangat, mengurangi
keluhan,danmengurangikesulitan.Prosesmotivasipositipinidapat
dilihatpadagambar28.berikut.
68
Sumber:HeidjrachmandanHusnan(1993:211)
DariGambar2.8.dapatdijelaskansebagaiberikut.
1) Tahapsatu,bahwadalamsetiapprosesmotivasiadalahmotiveuntuk
bertindak, yang berupa sebab, keinginan ataupun kebutuhan yang
belum terpenuhi. Tanpa motive tidak akan ada proses motivasi.
Motive membuat para individu bertindak, mencari pemuasan
kebutuhandanmemulaisesuatu.
2) Tahapdua,bahwainsentifmerupakandayatarik yangmenyebabkan
seseorangmelakukansesuatukarenabisamendapatkanimbalanyang
akan memuaskan kebutuhannya. Apabila insentif tersebut sesuai
dengan motive yang ada, maka individu akan tertarik untuk
memanfaatkaninsentiftersebut,dansebaliknya.
3) Tahaptiga,pertimbanganutamadalamtahapiniterpusatpadatingkat
kepuasan yang akan diperoleh apabila usaha ditingkatkan menjadi
1
MOTIVASI
2
INSENTIF
3 EVALUASI ATAU
ESTIMASI DARI
PADA NILAI INSENTIF
4 MENENTUKAN KEMUNGKINAN
KEBERHASILAN
Mengatasi
kegagalan
7. EVALUASI TERHADAP
PEMBERIAN KELAYAKAN HADIAH
6
PILIHAN A
HADIAH KARENA
6
PILIHAN B
MEMBATALKAN
TAKUT DENGAN KEGAGALAN
6
PILIHAN C DIBANTU
UNTUKMENGATASI KESULITAN
9PROSES
DIMULAI LAGI
5 TINDAKAN
69
usahayangbertambahmungkiniabisamengatasikegagalandiwaktu
lalunya.Karenaituprosesbisadimulailagi.
9) Tahap tujuh, apabila pilihan A, pada tahap enam yang terjadi,
kepuasan belum tentu segera terealisir. Untuk itu individu tersebut
akan melakukan evaluasi terhadap kelayakan hadiah. Ia akan
membandingkan dengan hadiah dari usaha-usaha yang lain, akan
membandingkan dengan usaha yang telah dikeluarkan untuk
mendapatkanhadiahitu.
10) Tahap delapan, apabila ia merasa cukup, maka ia akan memperoleh
kepuasan.Sebaliknyaapabilatidak,iaakanmenjadilebihkritisuntuk
masa yang akan datang. Dan apabila ia merasa puas, maka proses
akandimulailagi(tahapsembilan).
b. Motivasi Negatif
Motivasi negatif adalah proses untuk mempengaruhi seseorang agar
mau melakukan sesuatu yang diinginkan, tetapi teknik dasar yang
digunakan adalah lewat kekuatan ketakutan/ancaman/hukuman.
Model motivasi negatif, pada hakekatnya menggunakan unsur
ancaman untuk memaksa seseorang melakukan sesuatu. Proses
motivasinegatifdapatdilihatpadaGambar2.9.berikut:
71
Sumber:HeidjrachmandanHusnan(1993:215)
DariGambar2.13.dapatdijelaskansebagaiberikut.
a. Tahap satu, motive yang ada di sini adalah untuk melindungi agar
kenikmatan yang telah diperoleh tidak berkurang. Kenikmatan ini
bisaberupagajiyangtelahtinggi.
b. Tahap dua, karena ia tidak ingin kehilangan kenikmatan ini, maka
ketakutan untuk kehilangan ini menjadi insentif (perangsang)
baginya.
c. Tahap tiga, ancaman hukuman ini dianalisis dalam hal potensi
ketidakenakan yang mungkin ditimbulkan. Semakin berat
hukumannya,semakinkuatpuladoronganuntukmenghindarinya.
d. Tahap lima, tindakan dilakukan. Dengan maksud untuk
menghindarkandiridariancamanterhadapapayangtelahianikmati.
1
MOTIF(UNTUK
MELINDUNGIDAN
MENGAMANKANN
2
KETAKUTAN SEBAGAI
INSENTIF
3
ESTIMASI DARI KEMUNGKINAN
HUKUMAN
4
MENENTUKANKEMUNGKINAN
PENGHINDARANHUKUMAN
5
TINDAKAN
8
PROSES MUlAI LAGI
6
PILIHAN A PRESTASI CUKUP,
MENGHASILKAN HUKUMAN TIDAK
JADI DIKENAKAN
7
PILIHAN A
LEGA MELANJUTKAN PROSES UNTUK
MELINDUNGI DARI KETAKUTAN
6
PILIHAN B PRESTASI KURANG
DIHUKUM
7
PILIHAN B TIDAK PUAS, KECEWA
KETAKUTAN BERLANGSUNG TERUS
72
individuterhadappekerjaantertentudalamorganisasi.Greenberg&Baron(1993)
mengemukakan bahwa komitmen kerja merefleksikan tingkat identifikasi dan
keterlibatan individu dalam pekerjaannya dan ketidaksediaannya untuk
meninggalkan pekerjaan tersebut. Secara garis besar, Meyer, Allen & Smith
(1993) menganggap komitmen sebagai sebuah keadaan psikologis yang
mengkarakteristikkan hubungan karyawan dengan organisasi, dan memiliki
implikasi terhadap keputusan untuk melanjutkan atau menghentikan keanggotaan
dalamorganisasi.
Mowday, Steers dan Porter (dalam Spector, 2000) mengemukakan bahwa
komitmen organisasi terdiri dari tiga komponen, yaitu penerimaan dan keyakinan
yang kuat terhadap nilai-nilai dan tujuan-tujuan organisasi, kesediaan individu
untuk berusaha dengan sungguh-sungguh demi kepentingan organisasi serta
keinginan yang kuat untuk mempertahankan keanggotaannya di dalam organisasi
tersebut.
Secara konseptual komitmen didefinisikan sebagai kekuatan yang bersifat
relatif dari individu dalam mengidentifikasikan keterlibatan dirinya ke dalam
bagian organisasi, Mowday, et al (1982). Stoff (1995), mengatakan bahwa
komitmenterhadapsuatu tujuanberartiseseorangmenemukankesesuaian dengan
tujuan khususnya, sehingga ia berniat menginvestasikan waktu, tenaga dan
kemampuan yang dimiliki untuk mencapai tujuan tersebut. Komitmen cenderung
terjadi bila anggota kelompok mengambil bagian dalam proses penentuan tujuan
yang akan dicapai. Menurut Vikram (1999), komitmen terhadap organisasi
(Organizational commitment) dapat dilihat dari dua aspek yaitu attitudinal atau
affective commitment dan behavioral atau continuance commitment. Affective
76
untuk dipakai dengan cara-cara yang bermakna. Prestasi organisasi adalah hasil
darisuksesindividudankelompokdalammencapaisasaranyangrelevan.
Hasibuan (2003:94) menyatakan bahwa Prestasi kerja adalah suatu hasil
kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta
waktu. Prestasi kerja merupakan gabungan dari tiga faktor penting yaitu
kemampuan dan minat seorang pekerja, kemampuan dan penerimaan atas
penjelasan delegasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pekerja.
Semakintinggiketigafaktordiatas,semakinbesarpulaprestasikerjakaryawan.
Lopes dalam Swasto, (1996) mengemukakan bahwa prestasi kerja
merupakantindakan-tindakanataupelaksanaantugasyangtelahdiselesaikanoleh
seseorangdalam kurun waktutertentudandapatdiukur.Haliniberkaitan dengan
kuantitas pekerjaan yang dapat diselesaikan oleh individu dalam kurun waktu
tertentu.
Lower dan Porter (1968) dalam Indra Wijaya (1989) menyebutkan bahwa
prestasi kerja merupakan perpaduan antara motivasi dan kemampuan dalam
menyelesaikan pekerjaan atau prestasi seseorang tergantung kepada keinginan
untuk berprestasi dan kemampuan yang bersangkutan untuk melakukannya.
Dharma (1986 : 32).Prestasi kerja merupakan hasil kerja yang dilakukan oleh
karyawanmaupunorganisasiyangmerupakandasarpenilaiandariataskaryawan
tersebut dalam suatu organisasi. Batasan tentang yang dimaksudkan dengan
prestasi kerja adalah proses pengerjaan atas produk maupun jasa yang dihasilkan
seseorangdalamunitmaupunwaktutertentu.
82
Prestasi kerja adalah sesuatu yang dikerjakan atau produk atau jasa yang
dihasilkanolehseseorangataukelompok,bagaimanakualitaskerja,ketelitiandan
kerapian kerja, penugasan dan bidang kerja, penggunaan dan pemeliharaan
peralatan, inisiatif dan kreativitas, disiplin, dan semangat kerja (kejujuran,
loyalitas,rasakesatuandantanggungjawabsertahubunganantarpribadi).
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prestasi kerja merupakan
sejumlah output dari outcomes yang dihasilkan suatu kelompok atau organisasi
tertentu baik yang berbentuk materi (kuantitatif) maupun yang berbentuk non
materi (kualitatif). Pada organisasi atau unit kerja di mana input dapat
teridentifikasi secara individu dalam bentuk kuantitas misalnya pabrik jamu,
indikator kinerja pekerjaannya dapat diukur dengan mudah, yaitu banyaknya
output yang dicapai dalam kurun waktu tertentu. Namun untuk unit kerja
kelompok atau tim, kinerja tersebut agak sulit, dalam hubungan ini Simamora
mengemukakan bahwa kinerja dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai
berikut:
1. Keputusanterhadapsegalaaturanyangtelahditetapkanorganisasi,
2. Dapat melaksanakan pekerjaan atau tugasnya tanpa kesalahan (atau
dengantingkatkesalahanyangpalingrendah),
3. Ketepatan dalam menjalankan tugas Ukuran kinerja secara umum
yang kemudian diterjemahkan ke dalam penilaian perilaku secara
mendasar meliputi: (1) kualitas kerja; (2) kuantitas kerja; (3)
pengetahuan tentang pekerjaan; (4) pendapat atau pemyataan yang
disampaikan;(5)keputusan yangdiambil; (6)perencanaankerja;(7)
daerahorganisasikerja.
83
Pokok-pokok atau hal-hal yang perlu diperhatikan dalam suatu sistem penilaian
prestasikerjamenurutRao(1992:8)adalahsebagaiberikut:
1. Efektifitasdanefisiensipelaksanaantugas.
2. Kualitasdankuantitaskerja.
3. Tingkatkecakapanpenguasaanpekerjaan.
4. Tingkatketerampilandalammelaksanakantugas.
5. Tingkatpengalamandalambidangtugas.
Penilain prestasi kerja pada dasarnya merupakan salah satu faktor kunci
guna mengembangkan organisasi secara efektif dan efisien. Dengan mengadakan
penilaian prestasi kerja berarti suatu organisasi telah memanfaatkan sumber daya
manusia yang ada dalam organisasi tersebut dengan baik. Prestasi kerja seorang
karyawan pada dasarnya adalah hasil kerja seorang karyawan selama periode
tertentudibandingkandenganberbagaikemungkinan,misalnyastandar,targetatau
sasaranyangtelahditentukanterlebihdahuludandisepakatibersama.
Berdasarkanpengertiantersebut,makaprestasikerjadapatdilihatdaridua
sisi, yakni dari individu maupun dari sisi kelompok atau sub unit dari organisasi.
Relevansi dari pengertian tersebut terhadap penelitian ini lebih ditekankan pada
prestasikerjaindividumaupunpegawaisebagaiindividu.
Terdapattigafaktorpentingyangmempengaruhiprestasikerja,yaitu:
1. Kemampuan,kepribadiandanminatkerja
Kemampuan merupakan kecakapan seseorang, seperti kecerdasan
dan ketrampilan kemampuan pekerja dapat mempengaruhi prestasi
kerja dalam berbagai cara, misalnya dalam pengambilan keputusan,
cara menginterprestasikan tugas dan cara penyelesaian tugas
85
dipenuhiolehfaktor-faktortuntutanorganisasi,kebutuhandantujuan
karyawan. Adanya keselarasan antara faktor-faktor tersebut
menyebabkan tugas organisasi dapat diterima dengan baik oleh
pekerja.
3. Mengembangkanrencanaperilaku
Setelah redefinisi tugas, individu harus memilih strategi atau cara
untuk menyelesaikan tugas-tugasnya. Di dalamnya ada unsur nilai
dan harapan individu. Nilai merupakan preferensi hasil sebagaimana
yang dilihat oleh individu. Sedangkan harapan adalah kemungkinan
atau probabilitas subyektif bahwa perilaku tertentu akan diikuti oleh
hasiltertentupula.
4. Perilakukerja
Rencana tindakan individu akan menyebabkan perilaku kerja. Ini
dipengaruhi oleh kemampuan dan ketrampilan individu serta
kejelasan peran. Jadi, bila individu menetapkan rencana tindakan
yangbaikbagidirinyadanberprestasi,makaiaakanberprestasilebih
baikdaripadamerekayangrencananyatidakbaik.
1. Penilaian Prestasi Kerja
Masalah kinerja selalu mendapat perhatian dalam manajemen karena
sangat berkaitan dengan produktivitas lembaga atau organisasi. Sehubungan
dengan itu maka upaya untuk mengadakan penilaian kinerja merupakan hal yang
sangat penting. Kinerja mempunyai hubungan yang erat dengan masalah
produktivitas, karena merupakan indikator dalam menentukan bagaimana usaha
untukmencapaitingkatproduktivitasyangtinggidalamsuatuorganisi.
89
penilaianprestasiiniditujukanuntukmemahamiprestasikerjaseseorang, dimana
kegiatan ini terdiri dari identifikasi, observasi, pengukuran dan pengembangan
hasilkerjakaryawandalamsebuahorganisasi(Panggabean:2002).Tahapanpada
prosespenilaianmeliputi:
1. Identifikasi
Identifikasi merupakan tahap awal dari proses yang terdiri atas
penentuan unsur-unsur yang akan diamati. Kegiatan ini diawali
dengan melakukan analisis pekerjaan agar dapat mengenali unsur-
unsuryangakandinilaidandapatmengembangkanskalapenilaian.
2. Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara seksama
danperiodik.Semuaunsuryangdinilaiharusdiamatisecaraseksama
agar dapat dibuat penilaian yang wajar dan tepat. Observasi yang
jarang dilakukan dan tidak berkaitan dengan prestasi kerja akan
menghasilkanhasilpenilaiansesaatdantidakakurat.
3. Pengukuran
Dalampengukuran,parapenilaiakanmemberikanpenilaianterhadap
tingkat prestasi karyawan yang didasarkan pada hasil pengamatan
padatahapobservasi.
4. Pengembangan
Pihak penilai selain memberikan penilaian terhadap prestasi kerja
karyawan juga melakukan pengembangan apabila ternyata terdapat
perbedaan antara yang diharapkan oleh pimpinan dengan hasil kerja
karyawan.
96
Menurut Tiffin dan Mc. Cormick (dalam Srimulyo, 1999:40) ada dua
variabelyangdapatmempengaruhikinerja,yaitu:
a. Variabel individual, meliputi: sikap, karakteristik, sifat-sifat fisik,
minat dan motivasi, pengalaman, umur, jenis kelamin, pcndidikan,
sertafaktorindividuallainnya.
b. Variabel situasional: a. Faktor fisik dan pekerjaan, terdiri dari;
metodekerja,kondisidandesainperlengkapankerja,penataanruang
dan lingkungan fisik (penyinaran, temperatur, dan fentilasi),
b. Faktor sosial dan organisasi, meliputi: peraturan-peraturan
organisasi, sifat organisasi, jenis latihan dan pengawasan, sistem
upahdanlingkungansosial.
Namun perlu diingat bahwa dalam organisasi terdapat faktor-faktor yang
dapat menimbulkan ketidak efektifan kinerja. Castetter dalam Sedarmayanti
(2001:54), menyatakan bahwa beberapa organisasi untuk mengetahui tingkat
kinerja (personil yang tidak efektif dan sumber utama kinerja yang tidak efektif
adalah dengan memperhatikan/menilai beberapa faktor, diantaranya seperti Tabel
2.5berikut:
99
Penaruh
Keluarga
Pengaruh
Psikologis
Kekurangan dalam hal
kualitaspelayanpendidikan
100
menggunakan sistem yang ada dan usulan terhadap sistem yang ada
tidakdiperhitungkan.
b. Adanya keterlibatan secara pribadi. Pimpinan enggan memberikan
nilai yang buruk kepada karyawan khususnya orang yang disukai
secarapribadi.
c. Penilaian yangburuk cenderungmenimbulkanreaksiuntukbertahan
atau bermusuhan daripada untuk mendorong meningkatkan kinerja
karyawan.
d. Pimpinan maupun bawahan menyadari bahwa penilaian yang buruk
akanmempengaruhikarirseseorang.
e. Dalam kenyataannya proses penilaian prestasi kerja tidak
dimanfaatkan untuk menentukan kebijaksanaan dalam pemberian
penghargaan.
f. Adanya keraguan dari pimpinan untuk memberikan penilaian yang
burukkarenatakuttidakmampuuntukmemilihdanmengembangkan
karyawan.
Bagi karyawan, penilaian prestasikerjadapatmenimbulkan perasaan puas
dalam diri mereka, karena dengan cara ini hasil kerja mereka dinilai oleh
organisasidengansewajarnyadankelemahan-kelemahanyangadadalamindividu
karyawan dapat diketahui. Kelemahan-kelemahan tersebut harus diterima secara
sadar oleh karyawan sebagai suatu kenyataan dan pada akhirnya akan
menimbulkandoronganuntukmemperbaikidiri.
103
Prestasikerjasebagaihasilkerja(output)yangberasaldariadanyaperilaku
kerja serta lingkungan kerja tertentu yang kondusif. Dalam menentukan faktor
penilaian individu pegawai, maka lingkungan kerja sebagai kesempatan untuk
berprestasiyangdapatdipengaruhiolehadanyaperalatankerja,bahan,lingkungan
fiskal kerja, perilaku kerja pegawai yang lain, pola kepemimpinan, kebijakan
organisasi,informasisertapenghasilansecarakeseluruhanakandianggapkonstan
karena bersifat pemberian, berasal dari luar diri pegawai dan bukan merupakan
perilakupegawai.
Maka hal-hal pokok yang harus dinilai dalam kegiatan penilaian individu
pegawai meliputi faktor performance, ability, motivation dan potency pegawai
denganpolaketerkaitansebagaimanadalamGambar2.11.
Gambar 2.11 faktor performance, ability, motivation dan potency
pegawai dengan pola keterkaitan
g. Initiative,semangatuntukmelaksanakantugas-tugasbarudandalam
memperbesartanggungjawabnya.
h. Personal qualities, menyangkut kepribadian, kepemimpinan,
keramah-tamahandanintegritaspribadi.
G. Hubungan antara Kompensasi, Motivasi, Komitmen dan Prestasi
Kerja.
Salah satu tujuan pengelolan sistem kompensasi di dalam organisasi yaitu
mempertahankansumberdayamanusianya,menjagadanmembangkitkanmotivasi
kerja,meningkatkankomitmensertaprestasikaryawanterhadaporganisasi.Agar
hal itu bisa terjadi, maka karyawan harus merasa terpuaskan dengan kompensasi
yang mereka terima dalam hal ini dipandang pantas dan adil sesuai dengan
kontribusimerekapadaorganisasi.
Kompensasi adalah faktor penting yang mempengaruhi bagaimana dan
mengapa orang-orang bekerja pada suatu organisasi dan bukan pada organisasi
lainnya. Sistem kompensasi dalam organisasi harus dihubungkan dengan tujuan
dan strategi organisasi. Sistem kompensasi sama dengan sistem balas jasa yang
merupakan perancangan sutau sistim formal dan terstruktur untuk memberikan
imbalan kepada SDM atas apa yang mereka lakukan demi keberhasilan
perusahaan.
Pemberiankompensasi yang cukupbaikdantinggimengandungimplikasi
terhadap organisai berupa kehati-hatian dalam penggunaan tenaga kerja supaya
dapat seefisien dan seefektif mungkin. Sebab dengan cara demikian organisasi
akan memperoleh manfaat/keuntungan yang maksimal. Selain itu, pemberian
kompensasi yang efektif dan efisien secara langsung dapat membantu stabilitas
107
organisasi.Dalamkompensasi,teorikeadilanharusdiciptakankarenapentingbagi
karyawan, ketidakadilan tidak menjadikan kepuasan karyawan. Pemberian
compensation dapat berdampak negatif apabila dalam pelaksanaannya tidak adil
dantidaklayakyangpadaakhirnyamenimbulkanketidakpuasan.
Hal ini sesuai dengan pendapat Davis dan Newstrom dalam Sri Poerwanti
(2003: 42), yang mengatakan bahwa imbalan yang dirasakan pantas akan
menimbulkan kepuasan, sebaliknya jika imbalan dipandang tidak sesuai akan
mengurangi kepuasan karyawan. Tingkat kepuasan yang mereka dapatkan pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap besar kecilnya komitmen mereka pada
organisasi.
Robbins (1996: 147), menyebutkan kompensasi dapat berperan
meningkatkan prestasi kerja dan kepuasan karyawan jika kompensasi dirasakan
layak dengan kemampuan dan produktifitas karyawan, berkaitan dengan prestasi
kerja dan menyesuaikan kebutuhan individu. Kondisi-kondisi tersebut akan
meminimalkan ketidakpuasan diantara karyawan, mengurangi penundaan
pekerjaandanmeningkatkanmotivasisertakomitmenorganisasi.
Organisasi tidak hanya harus memiliki sistem yang wajar dan adil, sistem
ini juga harus dijelaskan kepada para karyawannya. Sistem kompensasi yang
paling adil dan wajar adalah apabila karyawan merasakan bahwa sistem tersebut
memang benar-benar adil. Besar kecilnya compensation yang diberikan kepada
karyawanseharusnyatergantungkepadabesarkecilnyapower of contribution and
thinking yang disampaikan oleh pekerja kepada perusahaan. Sehubungan dengan
hal tersebut mengingat pemberian compensation harus adil tentunya harus ada
108
ukuran yang jelas dan transparan misalnya berdasarkan outputnya (prestasi yang
dicapai).
Dapat diambil kesimpulan bahwa sebagai essential-nya dalam pemberian
compensation adalahfair and suitable,sebabbilakompensasiyangmerekaterima
tidak sesuai dengan yang mereka harapkan maka akan memberi dampak yang
negatifbagiorganisasisepertiadanyaabsensi,meningkatnyakeluhansertaprestasi
kerja mereka akan menurun, dan juga karyawan akan keluar masuk yang pada
akhirnya akan terjadi pemborosan atau pembengkakkan biaya karena selalu
merekrutkaryawanbaru.
Kompensasisangaterathubungannyadengankomitmenorganisasi,seperti
yang dikemukakan Poter dan Steers (1983) mengungkapkan adanya suatu
hubungan negatif antara pergantian karyawan dengan kepuasan terhadap
pembayaran. Melalui penelitiannya Drago et al. (1992) menemukan bahwa
pembayaran dapatmeningkatkan kepuasan dan komitmen organisasi. Pernyataan-
pernyataan di atas menunjukkan bahwa pembayaran menentukan komitmen
seseorangdalambekerjadanbertahandalamorganisasi.Hubungannegatifseperti
dinyatakanPoterdanSteersmemperlihatkansebagaiindikasikomitmenorganisasi
akan tinggi jika karyawan tidak dipenuhi haknya dalam pembayaran. Sebaliknya
komitmen akan tinggi dan keingginan untuk keluar (turnover intention) menjadi
rendahpadasaatperusahaantelahmemberikankecukupanpembayaranfinansial.
Selanjutnya, organisasi menggunakan kompensasi untuk memotivasi
karyawannya. Hughes et al. (1999: 388); Motivation, satisfaction and
performance seem clearly related.Padaumumnyadalamdiriseorangpekerjaada
dua hal yang penting dan dapat memberikan motivation atau dorongan yaitu
109
diwujudkantidakpeduliterhadappekerjaandantidakbertanggungjawabterhadap
kemajuan perusahaan atau dengan kata lain mempunyai komitmen serta job
involment yang rendah terhadap perusahaan yang selanjutnya akan menghasilkan
prestasikerjadanproduktivitasyangrendahpula.Olehkarenaitusikapkaryawan
ataskepuasankerja,Job involvement,dankomitmenpadaorganisasitelahmenjadi
kepentingan yang mendesak bagi kepentingan ahli-ahli psikologis industri dan
manajemen sumber daya manusia karena hal itu membawa dampak bagi perilaku
karyawanpadaperusahaandanprestasikerjanya.(Robins,1996).
Hal senada dikemukakan oleh Spector dalam Robins (1996), bahwa dari
penelitianditemukanorang-orangyangmemilikinilaitinggidalamlokuseksternal
umumnya memiliki kepuasan kerja rendah dibanding dengan kaum internal.
Rendahnya kepuasan kerja ini mendorong karyawan untuk tidak komit kepada
organisasi,sehingga merugikanorganisasi itu sendiri seperti menurunnya prestasi
kerja,rendahnyasemangatkerja,menurunnyatingkatdisiplin.
Motivasi dan komitmen organisasi dianggap memiliki peran yang cukup
besar. Motivasi merupakan salah satu faktor penentu prestasi kerja, karena pada
dasarnyamotivasimerupakansalahsatufaktorpenentuprestasikerja,karenapada
dasarnyamotivasiadalahdorongan,baikdaridalammaupundariluardirimanusia
untuk menggerakkan dan mendorong sikap dan tingkah lakunya dalam bekerja.
Semakin tinggi motivasi seseorang, akan semakin kuat dorongan yang timbul
untuk bekerja lebih giat dan semakin tinggi komitmen terhadap organisasi
sehingga semakin besar produktivitas kerja yang dicapai karyawan sehingga
prestasikerjanyasemakinmeningkat.
112