KOREKSI RUMUS MATEMATIKA : TEMAN BESAR DAN TEMAN KECIL.
Dalam operasi aritmatika, matematika hanya mengenal bilangan basis 10.
Begitulah yang diajarkan di sekolah dasar dari dulu hingga sekarang. Karena itu aritmatika tidak mengenal rumus "teman besar' dan rumus "teman kecil' atau rumus "gabungan". Rumus ini muncul ketika aritmatika dihitung dengan bilangan basis 5 seperti pada "alat sempoa" dan "metode Jari yang mengadopsi sempoa". Rumus ini mengacaukan konsep logika anak yang belajar matematika dengan bilangan basis 10. Contoh :
6 + 7 = .... Pada bilangan basis 5, soal diatas dapat kami jelaskan sbb : Bilangan 6 ditulis sebagai 11, artinya 1 LIMAAN dan 1 SATUAN. Pada alat SEMPOA ditunjukan oleh 1 butir LIMAAN dan 1 butir SATUAN. Sedangkan pada JARI ditunjukan oleh 1 jari LIMAAN (jempol) dan 1 jari SATUAN (telunjuk).
Sedangkan bilangan 7 ditulis sebagai 12, artinya 1 LIMAAN dan 2 SATUAN. Pada alat SEMPOA ditunjukan oleh 1 butir LIMAAN dan 2 butir SATUAN. Sedangkan pada JARI ditunjukan oleh 1 jari LIMAAN (jempol) dan 2 jari SATUAN (telunjuk dan jari tengah).
sehingga 6 + 7 = ... jika ditulis dalam basis 5 menjadi 11 + 12 =....., hasilnya adalah 23, artinya 2 limaan dan 3 satuan --> Jika dibaca dalam basis 10 menjadi ; 2 limaan = 10 (sepuluh) dan 3 satuan, maka hasilnya 13 (tiga belas).
Hal ini dapat jelas terlihat pada sempoa versi China (2 baris dan 5 baris), sedangkan pada sempoa versi jepang (1 baris dan 4 baris). 2 limaan menjadi 1 puluhan. Sehingga pada "SEMPOA VERSI JEPANG" atau "METODE JARI ADOPSI SEMPOA" muncul rumus "TEMAN BESAR DAN TEMAN KECILl"
Berikut penyelesaiannya ; 6 + 7 6 + (10 - 3) =......... ---> ( - 3 Rumus teman besar dari 7) 6 + (10 - 5 + 2) = ...... ---> ( + 2 Rumus teman kecil dari -3).
Kalu demikian caranya, maka tidak tepat Siswa TK dan SD dijarkan matematika dengan bilangan basis 5 kemudian hasilnya dibaca dengan basis 10. Ini akan mengacaukan konsep belajar matematika anak. Betapa tidak, bagaimana jika soal tersebut adalah penjumlahan benda nyata, misal 6 kelereng + 7 kelereng.
Maka penyelesaian soal tersebut menjadi ; 6 kelereng ditambahkan dulu dengan 10 kelereng, kemudian dikurang 5 kelereng dan selanjutnya ditambah 2 kelereng.
Kami menilai bahwa cara seperti itu harus dikoreksi karena dapat mengacaukan logika matematika siswa yang sedang belajar konsep. Dan Kami juga sangat prihatin, mengapa cara belajar yang salah seperti itu sampai sekarang masih terus berlangsung dan diajarkan disekolah-sekolah TK dan SD. Tidak ada satu pihakpun yang berani mengoreksi termasuk lembaga2 pendidikan baik pemerintah maupun swasta. Apakah karena tidak paham atau karena tidak peduli. Wallahualam.
Tapi Insya Allah, karena kami paham, maka kami akan bertanggung jawab untuk menyampaikan koreksi ini secara terus menerus, baik melalui tulisan ataupun melalui pelatihan-pelatihan, seminar dan workshop tentang matematika, walaupun kami pernah mendapat teror dari pihak-pihak yang merasa kepentingannya terganggu. Bagi Kami kebenaran harus terus disampaikan walaupun terasa pahit, apalagi hal ini berkaitan dengan pendidikan masa depan anak bangsa secara keseluruhan.
Bagi kami, masalah penerapan rumus "teman besar" dan rumus "teman kecil" serta "rumus gabungan" bukanlah perbedaan dalam suatu pendapat, tetapi KESALAHAN DALAM SUATU PENERAPAN. Mungkin, kalau Sempoa dan metode turunannya diajarkan disekolah tingkat menengah sebagai ilmu pengetahuan, bisa saja dimengerti. tetapi tetap tidak untuk diterapkan dalam berhitung matematika, karena matematika basis 10 sedangkan sempoa dan turunannya adalah basis 5.