You are on page 1of 4

No Judul Peneliti Diterbitkan Tujuan Penelitian

1 Pencegahan Terjadinya
Retak Panas pada Proses
Pengecoran
Squeeze Benda Tipis Al-Si
Elfendri Jurusan Teknik Mesin,
Universitas Pasir
Pengaraian, Riau

Menganalisa pengaruh kandungan silikon Al-Si,
temperatur tuang dan cetakan terhadap terjadinya retak
panas pada proses pengecoran squeeze benda tipis Al-
Si sehingga tindakan pencegahan bisa dilakukan pada
proses produksi.

Metode Penelitian Hasil Penelitian Kesimpulan
1. Bahan yang digunakan adalah
paduan Al-0.45%Si, Al-
3.22%Si dan Al-6.04%Si
2. Tekanan yang diberikan
adalah 135 MPa durasi
penekanan 30 detik
3. Cetakan yang digunakan
adalah cetakan permanen dari
bahan baja karbon tinggi
4. Retak panas produk cor Al-Si
diukur dengan jangka sorong
digital dalam bentuk data
panjang total retak panas
(mm) dan indeks retak panas
5. Kontrol kualitas produk cor
Al-Si ditampilkan dalam
bentuk data kontrol kualitas.

1. Cacat produk benda cor Al-Si hasil pengecoran
squeeze yang ditemukan adalah porositas dan
retak.
2. Cacat retak panas ditemukan dalam daerah
yang kaya porositas.
3. Temperatur tuang dan cetakan yang tinggi
akan mengakibatkan pembekuan lambat,
sehingga tersedia tegangan regangan
penyusutan dan kontraksi panas yang besar
untuk perkembangan retak panas. Temperatur
tuang dan cetakan yang tinggi akan
mengakibatkan muncul dan berkembangnya
retak panas intergranular
1. Peningkatan temperatur tuang dalam interval 665-
885
0
C dan temperatur cetakan dalam interval 220-
330
0
C pada proses pengecoran squeeze Al-(0,45-
6,04)%Si akan meningkatkan panjang retak dan
indeks retak panas benda cor tipis Al-Si.
2. Peningkatan komposisi silikon paduan Al-Si dalam
interval 0,45-6,04 % berat pada proses pengecoran
squeeze akan menurunkan panjang retak dan indeks
retak benda cor tipis.
3. Kombinasi kandungan silikon yang tinggi,
temperatur tuang dan cetakan yang rendah pada
proses pengecoran squeeze benda cor tipis Al-Si
akan mencegah terjadinya retak panas.



No Judul Peneliti Diterbitkan Tujuan Penelitian
2 Pengaruh Temperatur
Cetakan Pada Pengecoran
Squeeze Terhadap Sifat Fisis
Dan Mekanis Aluminium
Daur Ulang (Al6,4%Si
1,93% Fe)
Helmy Purwanto,
Suyitno dan Prio Tri
Iswanto

Prosiding Seminar
Nasional Sains dan
Teknologi ke-2 Tahun
2011
Fakultas Teknik
Universitas Wahid
Hasyim Semarang
Mempelajari pengaruh temperatur cetakan terhadap
struktur mikro dan kekerasan hasil pengecoran
squeeze (squeeze casting) pada paduan Al6,4%Si
1,93% Fe

Metode Penelitian Hasil Penelitian Kesimpulan
1. Paduan dilebur pada dapur
krusibel dan dituang pada
temperatur 700C pada
cetakan yang berbentuk die-
punch yang dipanaskan pada
temperatur 300, 400, 500C
dan dengan tekanan squeeze
0 (tuang) dan 100 MPa

1. Pengecoran tuang (tekanan 0) pada temperatur
cetakan 300C dan 400C menunjukkan semakin ke
tepi coran atau jarak 24 mm dari sumbu menunjukkan
struktur silikon semakin halus, ini juga disebabkan
daerah tepi mengalami laju pembekuan yang lebih
cepat dibandingkan dengan daerah sumbu karena
pengaruh gradien temperatur antar muka cetakan
dengan logam cair.
2. Pada temperatur cetakan 500C, dengan gradien
temperatur yang rendah mengakibatkan laju
pendinginan antara daerah tepi dan daerah sumbu
coran tidak terlalu berbeda. Laju pendinginan yang
lambat menyebabkan struktur silikon yang kasar baik
pada daerah sumbu atau tengah maupun daerah tepi.
3. Pada pengecoran dengan tekanan 100 MPa (squeeze)
struktur silikon relatif cenderung sama.
4. Pada tekanan konstan(0 Mpa dan 100 Mpa) kekerasan
menurun dengan semakin tingginya temperatur
cetakan
1. Pemberian tekanan ekternal pada
proses pengecoran squeeze (direct
squeeze casting) berpengaruh pada
produk coran, struktur mikro dan
kekerasan aluminium daur ulang
(Al-6,4%Si-1,93%Fe).
2. Struktur mikro pada pengecoran
tuang maupun squeeze berbentuk
serpih, dengan squeeze mampu
memperkecil ukuran SDAS dengan
distribusi ukuran yang merata antara
daerah tepi ke sumbu.
3. Semakin tinggi temperatur tuang maka
kekerasan akan semakin turun.
4. Kekerasan pada tiap-tiap bagian
spesimen (atas, tengah, bawah) pada
pengecoran squeeze lebih merata.
Kekerasan Brinell naik rata-rata
20.8% dari metode tuang ke metode
squeeze tetapi tidak signifikan.

No Judul Peneliti Diterbitkan Tujuan Penelitian
3. Analisa Pengaruh Variasi
Tekanan Pada Pengecoran
Squeeze Terhadap Kekerasan
Produk Sepatu Kampas Rem
Dengan Bahan Aluminium
(Al) Silikon (Si) Daur Ulang
Muhammad Syaiful
Nurkholiq, Helmy
Purwanto, Sri M. B.
Respati
Momentum, Vol. 9, No.
2, Oktober 2013, Hal.
34-37; ISSN 0216-7395
Mengetahui pengaruh tekanan terhadap struktur
mikro dan kekerasan pada proses pengecoran squeeze
pada paduan aluminium daur ulang pada produksi
kampas rem sepeda motor

Metode Penelitian Hasil Penelitian Kesimpulan
1. Paduan dilebur pada tungku
peleburan dan dituang pada
temperatur 700C pada
cetakan yang dipanaskan pada
temperatur 400C, kemudian
diberikan variasi tekanan
125,71 MPa, 188,57 MPa
dan 251,43 MPa
1. Jumlah porositas pada pengecoran squeeze tekanan
125,71 MPa rata-rata sebesar 2,04%, tekanan 188,57
MPa rata-rata sebesar 1,50%, dan tekanan 251,43
MPa rata-rata sebesar 1,12%
2. Untuk kekerasan pengecoran squeeze tekanan 125,71
MPa sebesar 67,67 BHN, tekanan 188,57 MPa
sebesar 69,13 BHN dan tekanan 251,43 MPa sebesar
79,87 BHN

1. Semakin tinggi tekanan yang diberikan
maka struktur mikro semakin halus,
jumlah porositas pada produk coran
semakin rendah dan produk yang
dihasilkan mendekati bentuk akhir cetakan.
2. Semakin tinggi tekanan maka nilai rata-
rata kekerasan akan semakin naik
sehingga produk sepatu kampas rem
tidak mudah patah dalam menerima
beban pada saat pengereman.








No Judul Peneliti Diterbitkan Tujuan Penelitian
4. Analisa Pengaruh
Temperatur Tuang Dan
Temperatur Cetakan
Terhadap Kemungkinan
Munculnya Cacat Retak
Makro Pada Pengecoran
Squeeze Benda Tipis
Aluminium Daur Ulang
Elfendri JURNAL APTEK Vol.
2 No. 1 Juli 2010
Analisa pengaruh dari kandungan silikon, temperatur
pengecoran dan cetakan terhadap terjadinya retak panas
benda tipis aluminium daur ulang.

Metode Penelitian Hasil Penelitian Kesimpulan
1. Bahan yang digunakan adalah paduan Al-0.45%Si
yang merupakan daur ulang dari sisa pemotongan
aluminium profil.
2. Tekanan yang diberikan adalah 135 MPa dengan
durasi penekanan 30 detik.
3. Temperatur tuang divariasikan 665
0
C, 775
0
C dan
885
0
C dan temperatur cetakan yang digunakan
adalah 220
0
C, 275
0
C dan 330
0
C dengan durasi
waktu penuangan 10-15 detik.
4. Cetakan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah cetakan permanen dari bahan baja karbon
tinggi
5. Retak panas produk cor Al-Si diukur dengan jangka
sorong digital dalam bentuk data panjang total retak
panas (mm) dan indeks retak panas
6. Kontrol kualitas produk cor Al-Si ditampilkan dalam
bentuk data kontrol kualitas.


1. Retak panas berkembang dengan arah tidak
beraturan dan membentuk cabang-cabang
mengikuti silikon eutektik pada batas butir
dendrit Al-Si.
2. Jika jumlah silikon dalam paduan Al-Si
semakin besar, maka panjang retak panas
intergranular dan indeks retak panas yang
dihasilkan akan semakin kecil (Gambar 8 dan
9).
3. Penerapan temperatur tuang dan cetakan yang
rendah pada bahan aluminium dengan
kandungan silikon tinggi akan melahirkan
produk benda tipis bebas retak panas
(Gambar 10)

1. Peningkatan temperatur
tuang dalam interval 665-
885
0
C dan temperatur
cetakan dalam interval 220-
330
0
C pada proses
pengecoran squeeze Al-
(0,45-6,04)%Si akan
meningkatkan panjang
retak dan indeks retak
panas benda cor tipis Al-Si.
2. Peningkatan komposisi
silikon paduan Al-Si daur
ulang dalam interval 0,45-
6,04% berat pada proses
pengecoran squeeze akan
menurunkan panjang retak
dan indeks retak benda
cor tipis

You might also like